Anda di halaman 1dari 2

Realita Hukum di Indonesia

 Pernyataan Pendapat

Hukum di Indonesia sebenarnya telah mengatur bagaimana para pelaku tindak kriminal
dihukum berdasarkan undang-undang.
Tetapi, kenyataannya sering terjadi ketidakadilan hukum yang sangat merugikan berbagai
pihak. Bisa dikatakan hukum tajam ke bawah, tapi tumpul di hadapan para koruptor.

 Argumentasi

Sudah menjadi rahasia umum bahwa para pelaku korupsi mendapatkan hukuman yang lebih
rendah dibandingkan para pelaku kejahatan lainnya. Bahkan ada beberapa koruptor yang
menerima fasilitas sekelas hotel mewah di penjara.
Kita sering sekali mendengar berita maling yang dihajar massa sampai tewas. Namun,
rasanya kita belum pernah dengar ada koruptor yang dihajar sampai mati. Di layar-layar
televisi mereka malah bisa berbangga diri dengan menunjukkan senyumnya.

 Penegasan Ulang Pendapat

Hukum di Indonesia hanya tegas ketika berhadapan dengan rakyat kecil saja. Sebagai contoh,
kita bisa mengingat kasus nenek Asyani.
Hanya karena dugaan pencurian kayu, beliau terancam hukuman penjara sampai lima tahun.
Jelas-jelas tidak adil apabila dibandingkan dengan hukuman yang diterima para koruptor
 Parahnya Masalah Sampah di Indonesia

 Pernyataan Pendapat

Indonesia kembali menjadi sorotan dunia terkait masalah sampah yang terus berkembang dan
belum dapat teratasi. Melihat perkembangan masalah sampah plastik, agaknya pemerintah
memang sudah harus mempercepat perbaikan sistem pengelolaannya.
Indonesia memiliki populasi pesisir sebesar 187,2 juta yang setiap tahunnya menghasilkan
3,22 juta ton sampah plastik, yang tak terkelola dengan baik. Sekitar 0,48-1,29 juta ton dari
sampah plastik tersebut diduga mencemari lautan.
Data tersebut juga menunjukkan bahwa negara Indonesia merupakan negara dengan jumlah
pencemaran sampah plastik ke laut terbesar kedua di dunia. China memimpin dengan tingkat
pencemaran sampah plastik ke laut sekitar 1,23-3,53 juta ton/tahun.

 Argumentasi

Dampak untuk Indonesia, tentu saja polusi akan makin meningkat. Kualitas lingkungan hidup
sudah tentu akan terancam.
Sudah bukan rahasia lagi Indonesia adalah satu di antara pusat dari ekosistem laut dunia.
Perairan Indonesia merupakan rumah dari 76 persen spesies karang, hutan bakau, dan padang
lamun. Berbagai spesies perikanan, tentu akan terganggu dengan adanya sampah plastik.
Selain dampak lingkungan, sampah plastik juga berisiko menekan kegiatan perekonomian
Indonesia. Sebab, berdasarkan buku saku Kementerian Pariwisata, sektor pariwisata RI
menyumbang sembilan persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2014.
Adanya polusi perairan tentu saja akan berdampak pada penurunan kinerja pariwisata RI.
Apalagi dunia Internasional menilai daya tarik utama pariwisata Indonesia adalah di wilayah
pesisir. Hal itu dibuktikan dari jumlah wisatawan asing yang mendarat di Bali mencapai 2,29
juta sepanjang Januari-Mei 2019 atau 62 persen dari total wisatawan yang datang melalui
pintu udara.
Ketika potensi pariwisata tidak bisa digarap akibat hambatan faktor polusi, laju pertumbuhan
ekonomi semakin sulit untuk diangkat dari kisaran lima persen seperti sekarang ini.

 Penegasan Ulang Pendapat

Masalah sampah plastik di Indonesia tidak bisa dibiarkan untuk terus bertumbuh. Pemerintah
diharapkan untuk lebih tegas dalam membuat kebijakan untuk mengatasi masalah sampah
plastik yang tersebut bekembang di Indonesia. Selain itu, diperlukan adanya kerja cerdas dan
kerja keras yang tersinergi antara pemerintah dalam mengatasi masalah sampah ini.

Anda mungkin juga menyukai