Anda di halaman 1dari 7

Assalamualaikum,wr.

wb
Kelompok 8 :
1. Ade Puput NIMP07124114121
2. Nita Prahar Sini NIMP07124114158
3. Siti Fahriyanti NIMP07124114170
4. Mutiara NIMP07124114154
Pengertian Korupsi

Korupsi berasal dari kata latin Corrumpere,


Corruptio, atau Corruptus. Arti harfiah dari kata tersebut
adalah penyimpangan dari kesucian (Profanity), tindakan tak
bermoral, kebejatan, kebusukan, kerusakan, ketidakjujuran
atau kecurangan.
Dengan demikian, korupsi merupakan tindakan yang
merugikan Negara baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Dampak korupsi terhadap kerusakan lingkungan
Lingkungan hidup merupakan salah satu elemen kehidupan
yang paling penting bagi kehidupan manusia. Tidak bisa dipungkiri
bahwa manusia sangatlah bergantung pada lingkungan hidup
sekitarnya, bahkan dari satu pohon saja bisa mempunyai banyak arti
bagi kehidupan manusia.
Pembabatan hutan secara semena-mena , alih fungsi hutan
lindung tanpa mempertimbangkan dampak negatif bagi lingkungan ,
masuknya barang limbah berbahaya beracun (b3) secara illegal,
terjadinya bencana banjir karena pembangunan yang didasarkan
pada dokumen AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan)
hasil rekayasa, mewabahnya ragam penyakit karena pembuangan
limbah yang sembrono dan sebagainya, bila ditelusuri didalamnya
pasti terdapat aroma korupsi, kolusi dan nepotisme.
Korupsi bukan saja merugikan keuangan negara namun lebih jauh
korupsi telah menyebabkan berbagai persoalan sosial dan lingkungan
hidup. Korupsi telah menyebabkan kemiskinan karena hilangnnya akses
rakyat terhadap sumber-sumber kehidupan mereka. Korupsi telah
menyebabkan hilangnnya jaminan hak-hak dasar hidup warga. Bahkan
korupsi berperan besar dalam hal terjadinya kerusakan dan kehancuran
lingkungan hidup yang berujung pada bencana ekologis yaitu kolapsnya
pranata (sosial dan lingkungan) kehidupan masyarakat.
Korupsi di sektor lingkungan hidup akan menyebabkan kerugian
ekologis yang bersifat jangka panjang. Kerugian ini mungkin tidak terasa
sekarang, namun bisa dibayangkan apabila lingkungan hidup di bumi ini
terutama di negara kita semakin rusak, tentu saja akan banyak kerugian
yang diderita oleh manusia secara keseluruhan, bisa saja alam rusak,
bencana alam terjadi, manusia kehabisan sumber daya alam, efek rumah
kaca dan kerugian-kerugian itu akan berdampak jauh lebih besar
dibandingkan kerugian ekonomis yang diderita.
Praktek korupsi telah memuluskan berbagai undang-undang dan
kebijakan yang tidak berpihak kepada kepentingan keselamatan hidup
warga dan lingkungan hidup.
Sebagai contoh lahirnya berbagai undang-undang sektoral yang
berhubungan dengan pengurusan alam seperti :
1. UU No. 22 tahun 2001 tentang Migas;
2. UU No. 7 tahun 2004 tentang Sumberdaya Air;
3. UU No. 18 tahun 2004 tentang Perkebunan;
4. UU No. 19 tahun 2004 tentang Kehutanan;
5. UU No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan;
6. UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal;
7. UU No. 26 tahun 2007 tentang Tata Ruang;
8. UU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil; dan
9. UU No. 4 tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara.
Kendala Bagi pelestarian Lingkungan

Kuatnya jejaring pelaku korupsi yang membelit disemua ini,


pada akhirnya mengurangi efektivitas upaya pemebrantasan korupsi,
baik dilakukan pemerintah maupun oleh masyarakat. Upaya
Kementerian Negara Lingkungan Hidup yang di dukung oleh banyak
lembaga swadaya masyarakat dalam menolak masuknya limbah B3
(Barang Berbahaya Beracun). Misalnya, tentu akan sia-sia belaka, bila
oknum aparat yang melakukan pengawasan dan penindakan masih
gampang disogok oleh pebisnis hitam untuk meloloskan dagangan
haramnya itu.
Demikian pula, bencana banjir yang menyengsarakan
masyarakat banyak niscaya akan terus terjadi, bila instansi perencana
dan pengawas pembangunan kota, masih dihuni oleh oknum petugas
korup yang dengan semena-mena mengubah rencana pembangunan
yang sudah ditata demi mengejar sedikit uang sogokan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai