Anda di halaman 1dari 4

DAMPAK KORUPSI TERHADAP LINGKUNGAN

Pengertian korupsi

Pengertian korupsi beserta penyebabnya parlu diketahui dan dipahami agar


terhindar dari perbuatan yang melanggar hukum ini.
Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar memenuhi
unsur-unsur seperti perbuatan melawan hukum, penyalahgunaan kewenangan,
kesempatan, atau sarana, memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi,
dan merugikan keuangan negara.
Korupsi dilakukan oleh beberapa oknum pejabat di Indonesia. Banyak pejabat
pemerintahan dari segala lini melakukan korupsi dan tertangkap tangan oleh
pihak penyidik KPK.
Meski demikian, kebiasaan korupsi dianggap telah mendarah daging dan masih
belum bisa dibasmi sepenuhnya.
Itulah mengapa, bahaya korupsi harus diajarkan kepada seluruh masyarakat
sejak dini agar tidak terjadi terus, terutama di Indonesia.
Berikut pengertian korupsi menurut para ahli dan penyebabnya, disadur
dari Liputan6, Selasa (23/8/2022).
Pengertian korupsi bisa terjadi dari segi kehidupan mana pun, tidak hanya pada
pemerintahan. Akibatnya, korupsi juga berkembang degan begitu banyak
definisi.
Secara internasional belum ada satu definisi yang menjadi satu-satunya acuan di
seluruh dunia tentang apa yang dimaksud dengan korupsi.
Korupsi adalah istilah yang berasal dari bahasa Latin, "corruptio" dari kata kerja
"corrumpere", yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik,
menyogok, mencuri, maling.
Menurut kamus Oxford, pengertian korupsi adalah perilaku tidak jujur atau
ilegal, terutama dilakukan orang yang berwenang.
Kemudian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian korupsi
adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan,
organisasi, yayasan, dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain.
Sementara itu, menurut hukum di Indonesia, korupsi adalah perbuatan melawan
hukum dengan maksud memperkaya diri sendiri/orang lain, baik perorangan
maupun korporasi, yang dapat merugikan keuangan negara/perekonomian
negara.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2001, ada 30 delik tindak pidana korupsi yang dikategorikan
menjadi tujuh jenis, yakni kerugian keuangan negara, penyuapan, pemerasan,
penggelapan dalam jabatan, kecurangan, benturan kepentingan dalam
pengadaan barang dan jasa, serta gratifikasi.
Dalam arti yang luas, pengertian korupsi adalah penyalahgunaan jabatan resmi
untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintah/pemerintahan rentan
korupsi dalam praktiknya.
Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk
penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima
pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. 

Korupsi tak asing lagi di telinga masyarakat, banyak sekali isu yang diberitakan
mengenai korupsi yang terjadi di kalangan pemerintah, pejabat maupun bukan
pejabat. Korupsi merupakan suatu tindakan yang tidak bertanggung jawab, ini
dilakukan serta-merta hanya untuk memenuhi kebutuhan mereka yang dirasa
kurang tanpa memikirkan dampak buruk yang telah mereka lakukan.

Korupsi tidak hanya merugikan keuangan negara namun korupsi juga


menyebabkan berbagai persoalan sosial dan lingkungan hidup. Korupsi telah
menyebabkan kemiskinan karena hilangnnya akses rakyat terhadap sumber-
sumber kehidupan mereka. Korupsi telah menyebabkan hilangnnya jaminan
hak-hak dasar hidup warga. Bahkan korupsi berperan besar dalam hal terjadinya
kerusakan lingkungan hidup yang berujung pada bencana ekologis yaitu sosial
dan lingkungan kehidupan masyarakat.
Dampak Korupsi terhadap Kerusakan Lingkungan
Dampak korupsi terhadap lingkungan salah satunya menurunkan kualitas
lingkungan. Penurunan kualitas lingkungan dapat kita lihat dari banyaknya
kasus ilegal loging. Kasus ilegal loging memberikan kerugian negara yang
terjadi sampai 30 - 42 Triliyun rupiah per tahun. Akibat perusakan alam
inilah yang menyebabkan kualitas lingkungan menurun dan melahirkan
masalah lingkungan lainnya. 

Korupsi juga memiliki dampak, salah satunya adalah berdampak terhadap


lingkungan. Indonesia merupakan negara terbesar yang memiliki hutan alam,
akan tetapi hutan-hutan di indonesia makin hari makin berkurang ini terjadi
karena kita sebagai masyarakat dan pihak-pihak yang bertugas sebagai
perlindungan hutan kurang bersikap tegas kepada oknum yang tidak
bertanggung jawab yang telah merusak lingkungan. Kerusakan lingkunan hidup
juga disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kepentingan ekonomi. Eksploitasi
dianggap paling mudah dan murah untuk mendapatkan keuntungan, akan tetapi
hal ini dilakukan tanpa dibarengi dengan penanaman kembali atau reboisasi
yang baik, dan ini meninggalkan jejak kerusakan lingkungan yang parah bahkan
di beberapa tempat sudah sangat melebihi ambang batas sehingga menyebabkan
terjadinya bencana ekologis yang berdampak pada melemahnya kemampuan
warga dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka. Berbagai perizinan
eksploitasi tambang, hutan, pesisir dan laut mengalir tanpa prosedur dan proses
yang benar, banyak ijin diberikan tanpa sebelumnya melakukan Amdal dan
persyaratan standar lainnya. Semua ini dimungkinkan karena ada uang sogok
dan suap bagi pemberi ijin alias praktek korupsi. Hasilnya juga banyak yang
tidak masuk ke kas negara karena digunakan untuk membayar "jatah" oknum-
oknum pejabat. Penegakan hukum dibidang lingkungan hidup juga cenderung
tidak seimbang karena adanya praktek korupsi. Illegal logging terus terjadi
tanpa mampu dikendalikan, sekali lagi negara dirugikan dan rakyat yang
menanggung dampak buruknya berupa hilangnnya sumber mata pencaharian
mereka, banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran lahan dan hutan, ketiadaan
air bersih, gagal tanam dan gagal panen.

Kerusakan juga disebabkan oleh lemahnya penegakan hukum. Penegakan


hukum hanya melihat pelaku yang terlibat dilingkungan saja, tanpa melihat
pelaku dibalik perusakan tersebut yang merupakan pejabat tinggi, penegak
hukum bahkan pengusaha besar nasional. Pembalakan liar atau illegal loging
diyakini sebagai faktor utama kerusakan hutan dan mengakibatkan kerusakan
hutan yang parah. Pemerintah yang mengetaui hal itu menutup mata seolah-olah
tidak mau tau dan membiarkannya.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.bola.com/ragam/read/5048181/pengertian-korupsi-menurut-para-
ahli-ketahui-penyebabnya

http://digilib.unimed.ac.id/18526/2/8.%20NIM.
%2031113311004%20CHAPTER%201.pdf

https://www.merdeka.com/jabar/7-dampak-polusi-industri-bagi-lingkungan-
sebabkan-pencemaran-hingga-pemanasan-global-kln.html

Anda mungkin juga menyukai