Anda di halaman 1dari 4

“TUGAS KELOMPOK MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA BIDANG

KEBIDANAN”

DISUSUN OLEH:

1. Delvi Fitrah Irawan


2. Fretty Urwati Wuska
3. Mulia Rahma
4. Nely Suhaini
5. Sarmila Wati
6. Selli Herayati Pane
7. Syahara Lajina Dwi Sipa
8. Yessy Karmila Saputri

DOSEN PEMBIMBING :

Ibu Lailiyana, SKM,M.KM

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES RIAU

2020/2021
Soal :Jika anda sebagai koordinator PPAM, anda mengalami kesulitan dalam menangani bencana
yang terjadi di daerah anda baik dalam hal tenaga dan logistik, kemana anda melakukan
koordinasi agar kebutuhan tenaga dan logistik terpenuhi? jelaskan mekanisme koordinasinya.

Pedoman Operasional Pelaksanaan PPAM disusun sebagai panduan teknis bagi subklaster
kesehatan reproduksi dalam mengkoordinasikan ketersediaan pelayanan kesehatan reproduksi di
lapangan pada krisis kesehatan.

1. Pemenuhan tenaga dan logistik pada PPAM :


 Penanggung jawab kekerasan berbasis gender Penanggung jawab komponen
kekerasan berbasis gender dapat berasal organisasi atau lembaga penggiat isu
kekerasan terhadap perempuan dan anak, seperti Pusat Pelayanan Terpadu
Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Yayasan Pulih, dll.
 Penanggung jawab pencegahan penularan HIV Penanggung jawab pencegahan
penularan HIV dapat berasal dari institusi yang bergerak di bidang pencegahan
penularan IMS dan HIV, seperti PMI, PKBI, dll.
 Penanggung jawab maternal dan neonatal Penanggung jawab komponen maternal
dan neonatal dapat berasal dari institusi yang berkonsentrasi pada pelayanan
kesehatan ibu dan anak, seperti organisasi profesi (IBI, POGI,IDI).
 Penanggung jawab kesehatan reproduksi remaja Penanggung jawab komponen
kesehatan reproduksi remaja dapat berasal dari penanggung jawab dan pengelola
program kesehatan remaja (KIA) di dinas kesehatan setempat, atau lintas sektor
atau organisasi masyarakat seperti PKBI, Aliansi Remaja Independen (ARI),
Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR),
BKKBN, dll.
 Penanggung jawab logistik PPAM Penanggung jawab komponen logistik PPAM
berasal dari dinas kesehatan setempat

2. Mekanisme koordinasi kebutuhan tenaga dan logistik terpenuhi


1) Melalui Tim Siaga Kesehatan Reproduksi:
Ketua: Direktur Bina Kesehatan Ibu
Sekretaris: Kasubdit Bina Perkespro
Anggota: Lembaga PBB, Lintas program, Lintas sektor (BKKKBN, Biro PP dll),
organisasi profesi (POGI, PDUI, PPNI dan IBI), PMI, ABRI, NGO dll
Pertemuan rutin, dan insidentil jika diperlukan
2) Melalui Dit. Bina Kes Ibu bekerjasama dg UNFPA: untuk mendapatkan bantuan
dana, maupun alat dan bahan Kesehatan Reproduksi dalam kondisi darurat 
melampirkan permintaan resmi baik melalui surat/fax ke humanitarian unit, tembusan
ke PPKK dan Direktorat Bina Kesehatan Ibu
3) Mengusulkan kebutuhan kit kesehatan reproduksi melalui dinas kesehatan
provinsi/kabupaten/kota.
 Dinas kesehatan provinsi/kabupaten/kota dapat mengadakan sendiri
kebutuhan kit kesehatan reproduksi dengan mengacu pada buku pedoman
Dukungan Logistik untuk Pelaksanaan PPAM.
 Dinas kesehatan setempat dapat mengajukan permohonan penyediaan kit
kesehatan reproduksi melalui surat kepada Kementerian Kesehatan Direktur
Kesehatan Keluarga.
 Kementerian Kesehatan akan meneruskan permohonan tersebut kepada
UNFPA Indonesia untuk mendukung penyediaan kit kesehatan reproduksi
dari gudang logistik internasional untuk bencana di Copenhagen.
 Dinas kesehatan provinsi atau kabupaten/kota dapat berkoordinasi dengan
lembaga/institusi/pihak lain yang bergerak dalam bidang kemanusiaan untuk
pengadaan kit kesehatan reproduksi.
DAFTAR PUSTAKA

https://indonesia.unfpa.org/sites/default/files/pub-pdf/FINAL%20Pedoman%20PPAM%20-
%20Bahasa.pdf

https://pkbi.or.id/darurat-bencana-darurat-hak-kesehatan-reproduksi/#:~:text=PPAM%20untuk
%20Kesehatan%20Reproduksi%20merupakan,permulaan%20suatu%20keadaan%20darurat
%2Fbencana.

Power Point Mekanisme Koordinasi PPAM

Anda mungkin juga menyukai