Anda di halaman 1dari 42

Rp50.

000
ISSN 2807 4308

ISSN 2807 4378


Pengantar Kata
Dr. H. Ajiep Padindang, SE., MM.
Anggota DPD RI / MPR RI,
Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan

Kurusumange’

A
Salam sehat selalu.
lhamdulillah, kita sewajarnya selalu bersyukur pada Allah,
Tuhan yang Maha Kuasa, sebab rahmat kesehatan senantiasa
dicurahkan, khususnya dalam menerbitkan Majalah Seni
Budaya MACCA ini. Saya kedepankan kata bersyukur dan kesehatan, sebab
saat majalah ini dipersiapkan, suasana Pandemi Covid-19 beserta varian
barunya, masih mengganas diberbagai kota dan daerah, termasuk di
Makassar yang memasuki PPKM Level-4.
Keberanian sahabat Goenawan Monoharto, M. Kiblat Said, Ahmadi
Haruna berserta kawan-kawan yang lain, untuk menerbitkan Majalah
Literasi, Seni, Budaya dan Pendidikan di tengah-tengah kondisi Seni
Budaya mengalami adaptasi baru seiring perubahan sosial karena Pandemi
Covid-19, saya sambut baik. Saya berikan dukungan sepenuhnya, sebab
penyajian berita, artikel dan berbagai bentuk materi muatan lainnya, akan
menjadi penyemangat bagi pemerhati hingga seniman dan budayawan

Dr. H. Ajiep Padindang, SE., MM.


dalam menjalani tata kehidupan sosial baru yang mungkin akan
Anggota DPD RI / MPR RI, membentuk peradaban baru pasca Pandemi Covid-19, nantinya.
Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan.
Keberanian adalah salah satu prinsip dan karakter Orang Bugis
Makassar, menjadi ciri dan tekad para pengelola Majalah Seni Budaya
MACCA. Berani didasari atas kecerdasaan Macca, tentu akan menjadi
bagian dari visi dan misi dalam mengelola majalah ini. Sebab, diakui atau
tidak, saat ini kebanyakan kita diterpa semacam virus kemalasan membaca
media cetak. Dunia digital dengan informasi yang lebih cepat, lebih mudah
dicerna, bahkan cepat tertelan dan akibatnya pula biasa hilang dalam
ingatan. Terlebih media Seni Budaya, selama ini menunjukkan kurangnya
peminatnya, sehingga sulit hidup dengan mengandalkan pelanggannya.
Saya percaya dengan berbekal keberanian yang cerdas, sembari berharap
kesetiaan pembaca, maka pengelola dapat hidup dan menghidupkan
Majalah Seni Budaya MACCA ini. Hiduplah selamanya. Merdeka !!!!
Salamakki Topada Salamak.

Macca No. 1/September 2021 | 1


Apa Kareba dan budaya dimasing-masing daerah kehabisan akal

D
untuk merangkul sumber daya.
Di tengah kondisi inilah sekelompok seniman,
ari kota Wuhan, Tiongkok, Coronavirus
budayawan dan jurnalis di Sulawesi Selatan (Sulsel)
disease 2019 atau disebut juga COVID-19
menggagas lahirnya sebuah Majalah Seni, Budaya
muncul, menyebar ke berbagai
dan Literasi yang diberi nama MACCA (bahasa Bugis
belahan dunia, merenggut jutaan korban jiwa.
berarti pandai). MACCA adalah milik masyarakat yang
Sejak 11 Maret 2010, World Health Organization
berbudaya, media komunikasi, apresiasi, wadah berbagi
(WHO) menetapkannya sebagai pandemi karena
ilmu dan pengalaman, media dokumentatif serta media
penyebarannya cepat meluas.
untuk memenuhi kebutuhan pelaku seni, budaya dan
Begitu populernya kata Pandemi dalam
literasi dalam bentuk luring.
kehidupan masyarakat sehingga Badan Pengembangan
Majalan MACCA terbit setiap awal bulan, dulu
dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian
sejenisnya pernah terbit di era 1970-an dimotori Dewan
Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia menetapkan
Kesenian Makassar (DKM), bernama ESENSI. Majalah
‘pandemi’ sebagai Kata Tahun Ini (KTI) pada 2020 dan
kebudayaan ini hanya bisa terbit tiga edisi kemudian
menambah perbendaharaan kata dalam kamus.
mangkat. Sekitar 20 tahun kemudian terbit BKKNI
Pandemi bak hantu, pemerintah pusat dan
News yang diterbitkan oleh sejumlah seniman dibawah
daerah pun awalnya dibuat bingung, pohon, rumah,
lembaga BKKI Sulsel, sayang hanya bisa bertahan
kendaraan, jalanan disemprot cairan disinfektan
setahun dan juga ikut mati seiiring berhentinya dana
sterilisasi dan disinfeksi, seolah di situ ada mahluk yang
dari APBD Sulsel yang setop mengalir pada lembaga
melekat dan dikhawatirkan bertebaran kemana-mana.
kesenian tersebut.
Pandemi seolah mengubah peradaban,
Majalah MACCA diharapkan dapat tumbuh
kehidupan sosial bergeser, ekonomi krisis, kehidupan
mengikuti zaman, terbit rutin per awal bulan berjalan.
makin sulit, pekerja di rumahkan, bangku pendidikan
Mungkin dianggap mustahil disaat media online
ditinggal berdebu karena siswa belajar daring, protokol
menggempur. Hasil penelitian menyebutkan bahwa
kesehatan bentukan pemerintah mengharuskan umat
sekitar 400 ribu media online di Indonesia, terdaftar
Islam shalat berjarak seperti sedang bermusuhan,
sekitar 40 ribu, jika dipresentasekan berarti hanya
aktifitas umat di gereja dan tempat ibadah lainnya
sekitar 10 persen. Luar biasa memang, semoga ini
pun dibatasi. Tempat makan dan pusat keramaian
bukan hoaks.
dirazia, masyarakat diminta rajin mencuci tangan,
Seorang seniman penggagas majalah ini
hingga ada warga yang menggerutu, ini pemerintah
mengIbaratkan Majalah MACCA seperti seekor nener,
kerjanya hanya menyuruh cuci tangan dan tidak pernah
dalam bahasa lokal disebut ikan Beseng-beseng kecil
mengajak makan.
dengan tubuh transparan dan penuh warna-warni
Ironisnya, pasangan yang mau menikah dan
di sebuah kolam atau danau besar yang kaya pakan,
terdeteksi positif covid-19 terpaksa harus akad nikah
berenang sendiri tanpa ada saingan. Di danau itu tentu
secara daring. Tak kalah aneh model salaman berubah
juga ada ikan besar, namun tak mau mengganggu
menggunakan siku atau kepalan tinju, jelas sangat
Beseng-beseng tersebut, dimakan pun tak asyik dan tak
bertolakbelakang dengan budaya. Tak sedikit orang
mengenyangkan, dia biarkan Beseng-beseng ini hidup
juga dicap angkuh lantaran tak saling mengenal akibat
dan tumbuh di habitatnya.
sebagian wajah tertutup masker, tak bermasker justru
Begitulah Majalah MACCA, diharap dapat
bermasalah.
berumur panjang sesuai dengan takdir dan kodratnya.
Lebih spesifik lagi, pandemi telah menyulap
Tentu saja tak lepas dari kemitraan dan kerja sama
panggung para seniman menjadi sepi, aktifitas tak
semua pihak, khususnya para simpatisan yang peduli
boleh berlangsung dengan kumpulan manusia,
atas kehadiran Majalah MACCA.
kreativitas yang sebelumnya menggebu-gebu
Selamat membaca. •
bak sudah dininabobokan keadaan, komunikasi
antarseniman pun berjarak, regenerasi tak menemukan
M. Kiblat Said
wadah, sementara pemerintah sebagai pembina seni

Macca No. 1/September 2021 | 2


Daftar Isi Macca
Majalah Seni. Budaya. Literasi. Pendidikan.
Pengantar Kata ISSN: 2807 - 4308
Dr. H. Ajiep Padindang, SE., MM.
Pembina / Pengarah
Anggota DPD RI / MPR RI,
1
Dr. H. A. Ajiep Padindang, MM.
Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan.
Apa Kareba 2 Pemimpin Umum / Penanggung Jawab
Goenawan Monoharto
Utama Pemimpin Usaha
KESENIAN TRADISIONAL SULAWESI SELATAN Festa MF. Goenawan, S.Kom.
Kreativitas atau Apatis. Berinovasi atau Mati?
Ajiep Padindang 5 Pemimpin Redaksi
M. Kiblat Said
PANDEMI: MENCARI VISI TRADISI
Halim HD 8 Wakil Pemimpin Redaksi
Goenawan Monoharto
SENI TRADISI, BUDAYA DALAM KRISIS PANDEMI
Tini Suraningsi 9 Redaktur Pelaksana
Drs. Ahmadi Haruna
Kematian Seni Tradisi di Masa Pandemi?
Baghawan Kinayungan 10 Redaktur Senior
Melintasi Generasi, Memaknai Perubahan Yudhistira Sukatanya
Arya Pandhu 11 Arya Pandhu
Dr. Nurlina Syahrir, M.Hum.
Proses Rusdin Tompo
Idwar Anwar
Membaca Sastra Lisan Lewat Layar Sinema
Literature on Screen “Sawerigading na Pindakati” Redaksi
Ancoe Amar 14 Maysir Yulanwar
Bahgawan Ciptoning, M.Sn.
Merawat Sumanga’na Pakarena
26
Dr. Asis Nojeng, M.Pd.
Dr. Nurlina Syahrir, M.Hum. Muh. Idris
Faisa, S.Pd.
Lego-Lego
Patung-Patung di Kota Makassar Redaktur Grafis
SENI KOTA TAK GETAR Ahmad Fausi
Goenawan Monoharto 23 Achmad Anzul

Pameran Seni Rupa L PROJECT di Makassar Artistik


TIGA BATU & THE DANCE OF LIVE 27 Faisal Syarif

Sastra Sekretaris
SASTRA SABTU SORE RUANG PUBLIK SASTRA Voniasti Uba Ina Kleden
Yudhistira Sukatanya 29 Iklan dan Sirkulasi
Cerpen Dewi Ritayana
Kaki-Kaki Telanjang Tata Usaha
M. Amir Jaya 32 Yehezkiel Timpan

Sajak-sajak Srie Astuty Asdi Penerbit


Ombak Camar dan Kerinduan CV De La macca
AJARI HATI - Terlanjur Padam akte No. 06, 19 Juni 2020
KISAH ITU AKU PINJAM - Kesumat Rindu 34 Notaris Hj. Nidya Harun Irham, SH., M.Kn.

Sekolah - Sekolah Alamat Redaksi/Tata Usaha


Jl. Borong Raya No. 75 A Makassar
Kepsek Sma 4. H. Syafruddin
BEKERJA DENGAN HATI 36 Sulawesi Selatan - Indonesia 90233
Hotline: 0811 4124 721 - 081 144 25 721
Drs. Baharuddin, M.Pd. Pos el: Macca38@yahoo.com
SMK 7 Daring Bukan Halangan Raih Prestasi 36 Rekening:
Teropong La Macca Bank Mandiri KCP Makassar Pettarani
Dirgahayu ke 76. Pekik Merdeka di Rumah Saja 37 No, Rek. 174 000 352 7744

Esai
Redaksi menerima bantuan/hibah tulisan
Majalah Bobo dan Covid
ahmadi Haruna 38 dari penulis, kritikus seni dan siapa saja
yang berminat pada seni budaya, Literasi
dan Pendidikan. maksimal 1100 karakter,
Sastra Lisan
ditambah foto-foto penunjang.
Tafsir Kelong (Bagian 1)
Chaeruddin Hakim 39

Macca No. 1/September 2021 | 3


UTAMA

KESENIAN TRADISIONAL
SULAWESI SELATAN
Kreativitas atau Apatis.
Berinovasi atau Mati?

Pandemi:
Mencari Visi Tradisi

SENI TRADISI, BUDAYA


DALAM KRISIS PANDEMI

Kematian Seni Tradisi


di Masa Pandemi?

Melintasi Generasi,
Memaknai Perubahan

Tari Pakarena
Model Nurlina Syahrir
Lokasi Stasiun Ikan Beba - Galesong - Takalar
Fotografer Goenawan Monoharto
Tahun 2021 (masa pandemi)

Macca No. 1/September 2021 | 4


KESENIAN TRADISIONAL
SULAWESI SELATAN
Kreativitas atau Apatis. Berinovasi atau Mati?

Ajiep Padindang
Pembina Sekolah Budaya Sulawesi Selatan, Pendiri
dan Pembina LAPAKKSS. Sedang menggagas
MUSEUM BUDAYA BUGIS. Mantan Anggota DPRD
Sulsel dan Kini Anggota DPD RI/MPR RI, periode
kedua, 2019 – 2024. Tinggal di Jakarta-Makassar.

Corona Virus Disease – 2019, atau Covid-19, sudah


18 bulan berlalu sejak mengganasnya diakhir Maret,
hingga tulisan ini dibuat masih berlaku Pengendalain
dan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4,
3 hingga 2, dihampir seluruh penjuru nusantara. Dunia
kesenian, khususnya kesenian tradisional, termasuk kena
dampak yang dahsyat. Kreativitas atau apatis. Berinovasi

K
atau mati?

esenian tradisioanal, adalah ekspressi jiwa


masyarakat. Seni tradisi, adalah salah satu
perwujudan dari nilai-nilai yang menjadi ciri
individu, komunitas, bahkan suatu rumpun
etnis suku bangsa. Merupakan perwujudan dari keluhuran
budaya suatu suku bangsa, sebutlah yang menjadi focus Seniman tradisional Tana Toraja memainkan alat tiup
penulis adalah Suku Bangsa Bugis dan Makassar, secara Toraja. (foto: Goenawan Monoharto)
khusus dan secara umum Kesenian Tradisional Sulawesi
Selatan, sebagai bagian dari Kebudayaan Indonesia. Arsitektur dengan ukiran yang tidak hanya khas
Pengingat saja, bahwa Kesenian Tradisional Toraja seperti dikenal secara luas, namun di wilayah
Sulawesi Selatan, meliputi seluruh cabang-cabang Budaya Bugis dan Makassar, juga demikian banyak.
Kesenian Indonesia. Seni bertutur, dijumpai melalui Seni pertunjukan/atraksi, juga demikian banyak masih
‘’massurek dan osong’’ misalnya. Seni tari, sudah jelas dijumpai dipedalaman Sulawesi. Tradisi permainan
cukup beragam, sebutlah “Pakarena”di Makassar, rakyat, sebagai bagian dari tradisi Masyarakat
“Pajaga” di Bugis, “ Pagellu “di Tana Toraja. Bahkan ada Sulawesi Selatan, tetap pula tumbuh dan berkembang
tarian perang yang disebut ‘’Kaliao” dalam Catatan Harian dengan berbagai aktivitas rutinnya, seperti saat pesta
Raja Bone, La Temmassonge’ dan sudah diperkenalkan panen. Kesenian Tradisional Sulawesi Selatan bagai
penataan geraknya oleh seorang penata tari tradisional mengikuti siklus kehidupan sosiol masyarakat dan
Bone, Fitri Pabentengi (Abd. Hamid, almarhum). yang paling penting adalah semua mengandung
Banyak jenis nyanyian dengan alat musik unsur relegius, kecerdasan, ketrampilan dan nilai
pengiringnya berupa gendang dan kecapi, gambus, sosial.
suling, dllnya. Seni rupa (seni lukis), tentu Sulawesi Kesenian Tradisional Sulawesi Selatan, pada
Selatan dikenal dengan kekayaan corak dan motifnya. dasarnya saya selalu membagi dengan dua fase

Macca No. 1/September 2021 | 5


Kelompok seni tradisional etnis Makassar (foto: Goenawan Monoharto)

utama, yakni sebelum masuknya agama-agama, tradisional sekitar abad XV - XVI, khususnya dan
terutama Agama Islam di Sulawesi Selatan yang dimulai sesungguhnya Kesenian Indonesia pada umumnya.
sekitar abad XVI atau XVII. Fase sebelum agama itu, Kesenian tradisional Bugis dan Makassar, sangat
Kesenian tradisional Sulawesi Selatan, bukan berarti dipengaruhi oleh Agama Islam, sebab memang ada
tidak mengandung nilai-nilai releigus sebab selalu bagian-bagian yang wajib menyesuaikan dengan syariat
dilandaskan kepada “Dewata Sewwae” (Tuhan yang Islam. Penyesuaian yang menyatu menjadi tradisi baru
Esa) atau pada kekuatan roh-roh leluhurnya. Dalam itu, secara awam sulit dikenali karena terjadi sinkritisme
pandangan animisme, Manusia Sulawesi Selatan itu secara mendalam.
tidak mati, melainkan hanya pindah alam dari alam
nyata ( dunia tengah) kealam tidak nyata ( dunia atas Bagaimana dengan Covid-19 di Sulsel?
atau bawa). Sebab dalam pandangan Budaya Sulawesi
Covid-19 beserta varian terbarunya, menyerang
Selatan, tatanan kehidupan terbagi tiga, yakni dunia
jiwa. Menusuk jantung. Hingga mempengaruhi prilaku
atas bagi dewa-dewa, roh-roh suci yang penolong,
dan sikap dalam kehidupan keseharian, hingga harus
sedang dunia tengah adalah wilayah kehidupan
dihadapi dengan Protokol Kesehatan yang populer
manusia (ale bola) dan dunia bawa, disebut sebagai
dengan 3 M kemudian menjadi 5 M, namun kunci
dunianya para binatang dan roh-roh jahat.
akhirnya pada peningkatan daya tahan tubuh (imun)
Tatanan sosial ketiga wilayah kehidupan dalam
menuju pembentukan ‘hard immunity’ yakni ketahanan
pandangan Budaya Sulawesi Selatan itu, berubah ketika
diri secara bersama dalam suatu komunitas hingga
agama-agama, khususnya Islam, diterima sebagai
lapisan masyarakat.
keyakinan bagi mayorita orang- orang Sulawesi
Kesenian tradisional seperti yang saya
Selatan. Masuknya agama di Bum,I Sulawesi Selatan,
gambarkan diatas, tentu ikut terkontaminasi,
sekaligus melahirkan fase kedua dalam dunia kesenian
terkooptasi bahkan menjadi ‘lok down’ karena

Macca No. 1/September 2021 | 6


Memang salah satu masalah mendasar bagi
Kesenian Tradisional adalah soal nilai-nilai dan
karakteristiknya yang hanya bisa ditangkap secara
baik, jika dilakonkan dan ditonton secara langsung.
Maestro Tari Dr. Nurlina Syahrir yang menjadikan
‘Pakarena’ sebagai basis disertasinya, juga mengakui
betapa sulitnya mengekspresikan nilai-nilai yang
fundamental jika wajah harus ditutup sebagian
dengan masker, bergerak dengan sosial distancing,
dllnya. “Memang kita harus membuat penyajian
sedemikian rupa sehingga pesan luhur dari Tari
Pakarena, bisa sampai pada penontonnya,” ujar Lina
Pengalungan sutra dari murid Sekolah Budaya Bugis dengan mencontohkan pada gerak tangan, langkah
Latemmamala Kab. Soppeng pada Pembina Dr. H. Ajiep
kaki, permainan mata dan gerak badan dengan
Padindang, SE., MM. (foto dokumentasi)
tarikan nafas sesuai irama musik pengiringnya.
pertunjukan umum dibatasi hingga dihentikan pada Kesenian Tradisional dengan segala
waktu dan tempat-tempat tertentu. Namun demikian, kreativitasnya, ternyata bisa diadaptasi oleh para
seperti yang menjadi kesepahaman dan cenderung senimannya secara kreatif tanpa mengorbankan
kesepakatan para seniman dan budayawan yang nilai-nilai dasar yang menjadi pesan luhur Budayanya.
terhimpun dalam Lembaga Kajian dan Pengembangan Kreativitasnya dapat dilakukan melalu inovasi penyajian
Budaya dan Kesenian Sulawesi Selatan (LAPAKKSS), secara daring dan luring dalam satu kolaborasi
bahwa berkesenian harus tetap hidup. “ Kesenian tidak yang harmonis. Persoalannya pada nilai balik untuk
boleh mati karena Pandemi Covid-19,” ujar Dr. Nurlina menghidupkan kesenian itu sendiri, masih butuh pula
Syahrir, M.Hum, dosen dan koreografer tari. inovasi pemasaran. Salah satunya memproduksi melalui
Yudhistira Sukatanya, seniman dan budayawan kanal You Tube, bahkan pertunjukan berbayar secara
dalam buku, ‘ Membaca Perubahan Sosial dan Peradaban firtual dengan menjual ruang melalui ID dan Passcode.
Baru, 2021: ”Corona tak membunuh kreativitas.” Maka seperti yang disepahamai para seniman, bahwa
Menurutnya, ‘inovasi disruptif (disruptive innovation), Covid-19 tidak boleh mematikan kreativitas. Justru
yaitu inovasi yang menciptakan produk baru, pasar baru Covid-19, harus menjadi pemicu untuk para pelaku
dan jaringan baru, menggantikan aktivitas yang sudah kesenian, memasuki suatu dunia baru, yakni dunia
mapan. Memang kenyataannya, berbagai kegiatan digital.
kesenian tetap berjalan di era pandemic Covid-19 dengan Digitalisasi kesenian tradisional, perlu
berbagai kreativitasnya. Ada pertunjukan secara virtual. untuk terus bertahan, tumbuh berkembang dalam
Ada pertunjukan yang memadukan daring dan luring, lingkungan sosial baru, membentuk suatu peradaban
bahkan yang sedikit berani tetap saja melaksanakan baru dalam dunia kesenian secara khusus dan
pembacaan karya-karya sastra dipanggung terbuka Dinas kebudayaan secara umum. Namun tidak cukup hanya
Perpustakaan dan Arrsip Provinsi Sulsel, tentu dengan dengan tekad dan semangat para pelaku di dunia
Protokol Kesehatan yang sangat ketat. kesenian terutama kesenian tradisional yang penuh
Jamal Andi, M.Si, Ketua Yayasan Sulapa Eppae’ keterbatasan penghetahuan dan ketrampilan IPTEK,
menyebutkan, gerakan pembelajaran Budaya Bugis, tetapi kehadiran pemerintah, sangat diperlukan.
tetap jalan dengan salah satu puncak kegiatannya Sayang memang sebab terutama pada pemerintah
adalah penamatan yang disebut ‘Panre Temme’ dengan daerah, masih terlalu fokus pada aspek sosial,
mempergelarkan karya-karya pesertanya seperti di kesehatan dan ekonomi. Mari bersama memajukan
Sekolah Budaya La Temmamala Soppeng, Sekolah Budaya Kesenian Tradisional kita dalam prilaku dan sikap
La Mellong Bone dan Sekolah Budaya La Tiringeng To yang modern, adaptif terhadap perubahan dan cerdas
Taba, Wajo. “ Kami harus melaksanakan pagelaran secara dengan teknologi informasi dan komunikasi. Hanya
langsung karena kesenian tradisional berkaitan dengan orang cerdas yang tangguh bertahan dalam badai
karakter budaya, sulit divirtualkan penyajiannya, walau Covid-19. Percayalah. •
penontonnya bisa saja dengan zoom meeting, “ ujarnya.

Macca No. 1/September 2021 | 7


Pandemi:

Mencari
Visi Tradisi
Halim HD
Net working. Tinggal di Solo.

K
epungan pandemi covid 19 selama dua Tindakan praxis bukan sekedar PPKM atau
tahun terakhir ini bukan hanya memberikan lock down dalam berbagai rentang waktu. Seperti
isyarat dan sinyal kepada kapasitas saya nyatakan bahwa memiliki ruang batin sebagai
kemanusian kita. Tapi lebih dari itu isyarat dan akar potensial dan aktual yang sangat kuat kaitannya
sinyal itu harus dibuktikan melalui tindakan praxis dengan sejarah tradisi dan religi.
yang menuju kepada wujud dari sikap kita dalam Berkaitan dengan akar tradisi dan religi ini kita
kehidupan sehari hari. akan menemukan ruang dan bahkan secara konkrit
Pandemi covid 19 yang mengepung diri kita dan tentang fakta kebijaksanaan yang memiliki kaitan kuat
telah menciptakan keterputusan relasi sosial secara dengan rasa hormat, respek, kepada ekosistem tradisi:
tatap muka membuat kita kian tergantung kepada lingkungan hidup.
media sosial. Resiko dari dampak media sosial ini Diakui atau tidak moderenis-me dalam satu abad
menciptakan eforia kondisi chaos, bermunculannya terakhir ini punya dampak yang sangat besar terhadap
silang sengkarut informasi tentang asal muasal covid kerusakan ekologis, dan pada sisi lain sistem produksi
19 dan cara mengatasinya. pangan juga berdampak kepada daya tahan tubuh, kita
Situasi dan kondisi chaos ini makin menciptakan makin tergantung kepada obat obatan kimiawi, dan
dampak yang luas secara sosial dan personal. Dampak industri medis sudah makin menjajah kehidupan kita
Permainan api rakyat Bone. (foto Goenawan Monoharto)

personal itulah yang makin terasa, hilangnya daya atas nama konsep kesehatan moderen.
meditatif dan reflektif, permenungan kian surut bahkan Mungkin kita harus kembali berpikir ulang
sirna dari percakapan di media sosial. Yang ada hanya secara lebih radikal tentang makna kehidupan tradisi
berupa informasi yang tergesa gesa dibaca tanpa ada dan religi, menapis dan menyingkirkan sikap dan
pertimbangan reflektif dan mendalam. praktek nostalgis yang cenderung escapism yang
Setiap masyarakat dan setiap orang pada bisa mengarah kepada arogansi dan megalomanian
dasarnya memiliki ruang terdalam, yang mempunyai yang berujung pada etnosentrisme yang menggusur
akar di dalam rentang kehidupannya: ruang batin, kapasitas kemanusiaan.
inner space. Dalam konteks itulah semestinya kita Mempertimbangkan dan memikirkan kembali
menggali kekedalaman pemikiran dan kapasitas tentang makna tradisi dan religi berarti kita harus
merasakan, bahwa pandemi covid 19 sebagai dampak menciptakan daya ulang kapasitas puasa: menolak
dari moderenisme dan dampak mobilitas sosial menjadi hewan pelahap apa saja. •
membutuhkan tindakan praxis.

Macca No. 1/September 2021 | 8


SENI TRADISI,
BUDAYA DALAM KRISIS PANDEMI
Tini Suryaningsi
Peneliti BPNB Prov. Sulsel. maka dianggap tidak sah atau tidak sempurna. Maka
Tinggal di Makassar hal itu menimbulkan kecemasan di masyarakat.
Untuk menghadapi hal tersebut, dibutuhkan upaya
sosialisasi kemasyarakatakan tentang kondisi saat
ini. Jika salah satu sarana yang harusnya ada menjadi
hilang, maka peran masyarakat mencoba melunakkan
tradisi-tradisi yang sudah ada menjadi lebih fleksibel
dengan keadaan. Namun yang penting adalah seni
tradisi itu tidak melenceng jauh dari akar budaya yang
sudah terbentuk, serta fungsinya di masyarakat tetap
sama.
Krisis pandemi harus memiliki strategi
menghadapi situasi yang terjadi dan mencoba untuk
mengkreasikan atau membuat inovasi yang sesuai
dengan keadaan yang ada. Bukankah budaya itu
bersifat dinamis, tidak statis. Demikian pula seni tradisi
Adegan pertunjukan teater I Tolok karya Rahman Arge, Sutradara di masyarakat. Namun hal itu tidaklah mudah untuk
Goenawan Monoharto (foto dokumentasi) dapat diterima di masyarakat.

S
Seni tradisi dalam bentuk hiburan di masyarakat
eni tradisi adalah nilai-nilai budaya yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan media sosial
terkandung di dalamnya. Secara budaya, setiap yang ada. Di zaman modernisasi saat ini, dan di masa
unsur seni tradisi itu memiliki makna yang pandemi yang mengharuskan kegiatan dilakukan
mendalam mengenai identitas budaya masyarakat yang dari rumah, maka budaya pun dapat dibawa ke
bernilai positif, menjadi norma, dan memberikan rasa media yang lebih luas, dan jangkauan penikmat lebih
tenang. Hal ini berkaitan dengan seni tradisi merupakan besar dan beragam. Hal ini juga dapat memberikan
bagian dari rangkaian kegiatan budaya yang menjadi dampak positif di masyarakat. Dunia dapat dengan
tradisi turun-temurun. mudah melihat seni tradisi yang ada di masyarakat
Mencermati kondisi pandemi covid-19 saat ini, dan mendapatkan informasi tentang budaya tersebut.
apakah budaya masyarakat berkenaan dengan seni tradisi Dengan demikian, informasi budaya akan cepat
masih tetap eksis ditengah-tengah aturan social distancing tersebar, dan dikenal oleh orang lain. Selain itu, dengan
dan larangan berkumpul. Seni tradisi berkenaan dengan persebaran informasi budaya, maka dengan sendirinya
adat-istiadat menunjukkan sebuah tradisi itu hadir sebagai menjaga budaya itu tetap eksis di masyarakat dan
bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat patut untuk dilestarikan. Demikian strategi budaya
pendukungnya karena merupakan bagian dari sebuah untuk menyebarkan nilai-nilai seni budaya kepada
ritual, bagian dari aktivitas budaya masyarakat, dan masyarakat umum.
sebagai sarana hiburan. Ketika hal tersebut dibatasi, maka Krisis dapat diubah menjadi optimis, panik
dapat mempengaruhi kondisi masyarakat pendukung dapat diubah menjadi ketenangan, pandemi dapat
tradisi yang ada. diubah menjadi kreativitas tanpa batas. Dengan
Seni tradisi berkenaan dengan seni pertunjukan demikian, ketahanan budaya dalam berbagai
tradisional misalnya, memiliki fungsi menghibur terpaan dapat diatasi dengan daya dan upaya
masyarakat dari serangkaian ritual yang sudah bersama sehingga identitas masyarakat pendukung
dilaksanakan. Ketika salah satu rangkaian tidak selesai kebudayaan tersebut tetap dapat eksis dari waktu ke
waktu, dari generasi ke generasi. •

Macca No. 1/September 2021 | 9


J Kematian Seni Tradisi
umlah suku di Indonesia mencapai 300

di Masa Pandemi?
kelompok etnik dikutip dari Indonesia.go.id,
berdasarkan sensus BPS tahun 2010. Adapun,
tepatnya ada 1.340 suku bangsa. Rata-
rata setiap suku memiliki seni tradisi lebih dari satu,
sehingga dapat dibayangkan berapa ribu seni tradisi Baghawan Kinayungan
yang meliputi seni tari, musik, drama dan ragam hias / Pengamat Seni. Tinggal di Makassar
seni rupa di Indonesia ini, dari Sabang sampau Merauke,
dari Miangas sampai Rote. Dari ribu-an seni tradisi
tersebut, dalam perjalanan kehidupannya mengalami
perubahan baik perkembangan maupun kepunahan dapat melestarikan bahkan mengembangkan seni
sesuai kondisi dan situasi masyarakat pendukungnya. tradisi baik dalam konsep maupun pola penyajiannya.
Perubahan pola pikir (mindset) sepertinya memang
Harus diingat bahwa seni tradisi (kebudayaan)
harus dilakukan agar dapat survive, karena perubahan
itu tidak bersifat statis, ia selalu berubah. Tanpa adanya
pola pikir tersebut seseorang dapat menentukan suatu
pengaruh dari kebudayaan lain atau asing pun seni
sikap, pandangan hingga masa depannya. Seperti halnya
tradisi akan berubah dengan berjalannya waktu. Bila
ivent-ivent dan pola garap seni tradisi saat pandemi
tidak dari luar, akan ada pendukung / pemilik seni
dikarenakan harus mengikut protokol kesehatan,
budaya itu sendiri yang akan mencipta variasi-variasi
maka terjadi perubahan besar yaitu dari panggung
baru baik dalam bentuk maupun fungsinya, yang
konvensional (penonton hadir secara langsung di
akhirnya akan menjadi milik bersama dan dikemudian
tempat) menjadi panggung media sosial (reality maya).
hari akan menjadi bagian dari seni budayanya (proses
transformasi). Dapat juga terjadi karena beberapa aspek Sistem presentasi dalam jaringan (daring) seakan
dalam lingkungan tersebut mengalami perubahan secara menjadi keharusan dalam segala acara, demikian
alami dan pada akhirnya akan membuat seni tradisi pula acara-acara seni tradisi. Banyak festival maupun
tersebut secara lambat laun menyesuaikan diri dengan pementasan yang diselenggarakan secara virtual baik
perubahan yang terjadi (Proses Evolusi). Jauh sebelum tingkat regional, nasional bahkan internasional. Pola
pandemi Covid-19 mewabah di Indonesia (Dunia) seni pergelaran secara virtual justru dapat digelar dan
tradisi sudah banyak mengalami kepunahan (“kematian”) dinikmati dari berbagai daerah atau negara dimana
atau tetap hidup tetapi berubah pola penyajiannya. penyaji dan penonton seni berasal selama ada fasilitas
Sebagai contoh seni tobong atau panggung Kethoprak computer dan internet. Penyajian seni tradisi secara
dan Wayang Wong (Jawa Tengah), ludruk (Jawa Timur), virtual tentu saja sangat berbeda dibandingkan dengan
Pelipur Lara (Melayu), Sinrilik (Sulawesi Selatan), Tari seni tersebut digelar dan dihadiri penonton secara
pergaulan, maupun seni tradisi di Kerajaan yang langsung (live). Efuoria maupun emosi penyaji dan
berfungsi sebagai upacara banyak yang telah berubah penonton juga sangat berbeda. Komunikasi timbal
menjadi seni hiburan dan komersial. balik antar penonton, pertunjukan dengan penonton
maupun pemain dengan pemain di area pertunjukan itu
Mensikapi perubahan jaman yang terbilang
adalah romantika seni massa yang kemungkinan besar
amat sangat cepat, masyarakat dari berbagai lapisan
tidak didapatkan untuk penyajian seni secara virtual.
profesi, demikian pula para pendukung dan kreator seni
Wabah penyakit Covid-19 dan perkembangan teknologi
tradisi dituntut dan harus menyesuaikan diri dengan
memang tidak dapat dibendung, sehingga diperlukan
kondisi yang terjadi. Perubahan kehidupan dari pola pikir
kearifan bagi para pendukung, pemilik seni tradisi dan
agraris menjadi industrial dengan tekhnologi (internet)
pemangku kebijakan (pemerintah dan lembaga seni
membuat gamang sebagian masyarakat (biasa disebut
tradisi), karena pola pelestarian dan penyajian seni tradisi
gaptek). Selagi sebagian masyarakat modern sedang
harus bersinergi dengan teknologi.
menyesuaikan dengan keadaan, dunia dikejutkan
dengan wabah Covid-19 yang meluluh lantakan Mengatasi wabah penyakit memang harus
kehidupan manusia abad ini. Di balik kehancuran sendi- menjadi prioritas tetapi tidak boleh lengah, karena
sendi kehidupan masyarakat karena penyakit menular kelengahan akan berdampak pada kematian yang lebih
yang merajalela justru tumbuh kembang inovasi dengan besar yaitu kematian sendi-sendi kehidupan sosial
memanfaatkan tekhnologi media informasi untuk tetap budaya. •

Macca No. 1/September 2021 | 10


Melintas Generasi
Memaknai Perubahan
Arya Pandhu Seni Virtual Hari ini
Pengelola Rumah Budaya
Royal House Cultural Activities. Saat ini, Transformasi Digital atau Trans Digital
Tinggal di Yogyakarta. di era New Normal ini tak mungkin untuk kita
hindari. Agar tidak tertindas atau tergilas oleh jaman.
Mengingat, dunia seni kita juga sudah mulai berbenah.

A
Apalagi kebutuhan akselerasinya sudah semakin
pa kabar Seniman Tradisi hari ini? berubah dengan kehadiran teknologi informasi dalam
Pertanyaan sederhana yang terkadang peta dunia hiburan dan menjadi trend melalui sosial
sekaligus acap menjadi judul dalam media (sosmed).
berbagai kesempatan agenda diskusi online daring Harapannya, Trans Digital yang kian tak
itu. Tentunya, perlu kita cermati dan sikapi kembali di terbendung, juga harus berjalan bersama menuju ke
tengah situasi dan kondisi pandemi hari ini. Transformasi Generation atau Trans Generation sebagai
Tak terasa, jika sudah lebih dari setahun cara untuk semakin menyiapkan generasi muda seni
pandemi ini kita lewati bersama. Satu-persatu, para yang lebih siap dalam beradaptasi mengikuti era
seniman-seniwati kita dengar mulai berguguran jaman-nya. Persiapan Transmisi dan Transformasi ini,
sebagai imbas dari pandemi ini. Meski, berbagai upaya hendaknya juga harus kita dikawal sesuai dengan
dan usaha juga tak kurang untuk dilakukan demi kearifan lokal yang kita miliki. Agar para Pelaku Seni
menjaga eksistensi dan juga semangat agar tetap bisa Tradisi sebagai garda depan kebudayaan kita bisa terus
berkesenian dengan gaya dan cara kita masing-masing. hidup lestari dan berkembang bersama.
Jagat Seni Pertunjukan Tradisi, kini tak lagi Hal ini, tak hanya berlaku bagi para pelaku
bersinar. Dampak pandemi yang kian meluas, dan penggiat seni tradisi semata. Jagat seni kreasi
membuat berbagai aturan mulai diperketat disana- bahkan seni kontemporer juga mau tak mau harus
sini oleh pemerintah. Sebagai imbasnya, ruang atau mampu beradaptasi untuk bisa berkolaborasi bahkan
kantong-kantong budaya pun mulai surut dan dunia berelaborasi bersama untuk dapat memberi arti dan
panggung sebagai arena atau gelanggang tempat makna baru. Itu bila mau tetap eksis dan tidak tergilas
berekspresi sekaligus media apresiasi itu pun ikut oleh tuntunan jaman yang serba online.
redup dan akhirnya tenggelam. Sejauh ini, latar belakang Seni Pertunjukan
Ada pandangan yang mengatakan, Seni itu Tradisi yang umumnya lebih Komunal - Kolektif itu
adalah sebuah karya yang harus bisa dilihat dan sangat memungkinkan untuk menciptakan apa yang
dirasakan secara langsung menggunakan Raga, hari ini, akrab disebut Seni Kolaborasi - Kolektif yang
Rasa dan Pikir kita sebagai manusia. Lantas, apa dan juga melibatkan keterlibatan lintas seni - multidisipliner
bagaimana tantangannya hari ini bagi para pelaku dan dalam membangun ruang jejaring baru melalui jagat
penggiat seni di era Pandemi Covid-19? Seni Pertunjukan Virtual. Meski untuk mencapai ke titik

Macca No. 1/September 2021 | 11


ini memang masih butuh proses, waktu, integritas dan dilakukan saat ini. Beberapa platform media sosial
daya vitalitas. tersebut memang telah menyediakan fitur untuk
Boleh jadi, pandemi adalah sebuah Kawah menyelenggarakan siaran langsung dengan cara yang
Candradimuka agar bisa tetap bertahan di era mudah untuk bisa diaplikasikan secara bersama. Semua
Normalitas Baru. Tak pelak, membangun kembali itu, kini menjadi cara baru bagaimana mengartikan dan
kesadaran, keterlibatan, kepemilikan untuk mengusung memaknai sebuah peristiwa seni budaya.
isu, wacana dan narasi dalam berkesenian tetap Pandemi yang telah menjadi wabah baru yang
menjadi landasan utama. Sekaligus cara untuk menjaga mengancam semua sendi kehidupan kita. Hendaknya,
spirit dan roh yang harus berjalan selaras dalam jangan dijadikan alasan pelaku dan penggiat seni tradisi
keberlangsungannya. harus berkonfrontasi melawan keadaan. Justru, di masa
Lantas, bagaimana cara agar kegiatan Seni pandemi ini seni tradisi harus beradaptasi dengan
Tradisi bisa tetap bertahan di masa pandemi? Inovasi, pengetahuan baru yang mungkin sebelumnya belum
kreasi dan kolaborasi menjadi kunci bagi pelaku seni tersentuh bahkan terpikirkan sama-sekali.
tradisi untuk bertahan dalam masa pandemi ini. Berani Meski, pihak pemerintah dan swasta sudah
melakukan terobosan melalui perubahan pola pikir banyak yang ikut menfasilitasi penguatan tradisi pada
dengan menguatkan pengembangan potensi diri era pandemi.
secara personal dan kolektif menjadi sesuatu yang Dengan beragam kegiatan yang dirancang khusus
harus dicoba dan dipelajari lebih lanjut. untuk menyediakan ruang baru bagi pekerja seni atau
Kini, keterbatasan dalam bergerak dan berekspresi masyarakat penikmatnya untuk tetap dapat berkegiatan
dapat tersalurkan melalui media dokumentasi sebagai dan beraktivitas lewat jalur daring - dalam jaringan
alat (tools) penyampai pesan audio - visual yang bisa yang bisa disiarkan secara live - langsung. Baik melalui,
di produksi mandiri atau kolektif melalui format virtual. agenda Seni Pertunjukan, Lokakarya, Pelatihan - Edukasi
Dan dengan seketika pula dapat dibagikan dalam - Tutorial, Webinar melalui aplikasi Zoom, dllnya.
hitungan detik ke semua platform sosial media yang ada Agar bisa tetap eksis, di ranah seni hari ini adalah
secara live maupun tapping - siaran tunda, lebih bebas bertahan dengan aksi kolaborasi untuk membantu
tanpa batasan ruang dan waktu. sesama, khususnya di bidang seni. Gerakan-gerakan
Media rekaman audio - visual ini, tentunya tak itu, banyak berangkat dari individu sesama pekerja seni
sekedar hanya berfungsi menjadi alat perekam peristiwa yang terus bergaung serentak dimana-mana secara
dokumentari (fungsi dokumenter) seni pertunjukan dinamis. Agenda kerja kolaboratif dengan tujuan
semata dari luring ke daring semata. Namun, banyak hal membantu sesama digagas kemudian oleh bermacam-
yang bisa di olah secara sederhana, murah dan mudah macam institusi - komunitas seni di tanah air.
sebagai kesatuan paket produk dokumentari melalui Hikmah adanya pandemi, keberlanjutan seni
pendekatan audio - visual dan narasi yang memikat menjadi teruji dan relevan untuk diperbincangkan.
melalui konsep desain produksi yang minimalis. Karena, kita semua berada di situasi yang sulit dan
Ulasan tentang kostum, rias, ubo rampe - sesaji, serba tidak pasti untuk membicarakan rencana-
profil para pelaku dan penggiat seni tradisi, dllnya. rencana besar yang sudah tersusun rapi sebelumnya.
Semua itu sangat mungkin untuk bisa di ulas lebih Tak terhitung, berapa banyak pentas yang terpaksa
jauh hanya dengan bermodalkan alat yang ringkas - dibatalkan dari awal PSBB hingga saat PPKM. Tak
praktis dalam teknis operasionalnya. Saat ini, hanya heran, langkah konkrit untuk bisa bersatu-padu
menggunakan telepon pintar android, jejaring sosial membangun jejaring lintas seni - multidisipliner dengan
media dan jaringan akses data internet. Semua bisa kita berkolaborasi untuk saling membantu menjadi sesuatu
lakukan dengan cepat dalam satu genggaman dengan yang harus terus dikondisikan dan diciptakan.
sekali klik. Dan medium online, menjadi salah satu kanal
yang bisa menjadi andalan di situasi dan kondisi seperti
Revolusi Pemikiran ini. Dengan mulai membiasakan diri menggunakan
berbagai aplikasi online dengan membuat program
Berkreasi dengan seni melalui sosial media,
solidaritas di bidang seni. Bisa ikut terlibat dan
seperti di Facebook, Instagram, Youtube, dll yang
menikmati dinamika baru ini. Menjadi semacam
telah menjadi trendsetter jagat media online. Tak
gairah baru dari para pelaku seni dalam menyikapinya.
lagi menjadi sesuatu tak mungkin untuk tidak

Macca No. 1/September 2021 | 12


Serentak bergerak, saling bantu bersama, saling menginspirasi dan menciptakan alternatif yang kreatif
dukung membangun jejaring - networking secara luas. dalam mencari solusi permasalahan. Karenanya,
Pada masa pandemi, seni bisa jadi bukan salah satu bagian utama dari seni adalah mendukung
menjadi prioritas bagi orang-orang yang tidak bekerja kehidupan.
di ranah seni. Namun, bagi mereka yang berkecimpung Sesuatu yang pasti adalah saatnya kita untuk
dan menggantungkan hidupnya di dunia ini sudah terus bergerak menciptakan daya-cipta-kreasi baru
pasti memiliki pendapatnya sendiri. Seni itu stimulus dalam ketukan-ketukan kecil jika memungkinkan.
bagi kehidupan masyarakat. Memperkaya kita dalam Sembari menunggu keajaiban menuju ke ketukan-
menjaga kewarasan dalam harmoni kehidupan. Agar ketukan besar selanjutnya yang mengacu pada
bisa tetap berdiri sebagai pilihan dalam hidup di perubahan pola pikir, gaya hidup dan kesenangan
tengah pandemi. dalam berkesenian. Agar kita semua menjadi lebih siap
Hendaknya, kita harus yakin bahwa praktik dan tetap merdeka dengan semua ide, gagasan dan
berkesenian bisa membantu mengatasi permasalahan konsep yang lebih bisa terkondisikan memasuki era
yang saat ini tengah dihadapi. Seni adalah medium New Normal hari ini. •
kreatif yang sangat fleksibel dan mampu merespons
berbagai permasalahan dan situasi. Seni bisa

SELAMAT PELUNCURAN PERDANA


Majalah MACCA
Seni.Budaya. Literasi. Pendidikan
Sukses di Tengah Pandemik COVID-19
Makassar 1 September 2021

Pengurus MKKS SLTP, SD, TK. Guru dan Staf UPT SMA Negeri 4
Makassar Makassar

Hj. Hijriah Enang, S.Pd., M.Pd. H. Syafruddin, S.Pd., M.Pd.


Ketua Kepala Sekolah

Ketua beserta Pengurus IKAPI Daerah Sulsel Ketua beserta Pengurus IKAPI Kota
Makassar
Goenawan Monoharto
Ketua Drs. H. M. Jurlan Saho As
Ketua

Penerbit Garis Khatulistiwa Dinas Arsip Kota Makassar

Mono Goenawan
Direktur A.Tenri Ampa
Kepala Dinas

Guru dan Staf UPT SMK Negeri 7 Dinas Perpustakaan


Makassar Kota Makassar

Drs. Baharuddin, M.Pd. H.Fathur Rahim


Kepala Sekolah Kepala Dinas

Macca No. 1/September 2021 | 13


Pra Pernikahan
Proses

Asis Nojeng
Pengajar di Unismuh Makassar.
Suku Makassar
Tinggal di Makassar

M
elangsungkan pernikahan merupakan hal yang teramat perempuan belum mengetahui
penting bagi masyarakat. hal ini dianjurkan oleh agama maksud kedatangan tamunya. Salah
juga dipertegas oleh aturan adat. Namun, acap kali, dalam satu cara untuk mengungkapkan
pelaksanaannya, terkadang sering terjadi pembauran antara aturan agama maksudnya ialah dengan
dan adat istiadat. Bahkan, prosesi adat acapkali dituding menyimpang dari menggunakan paruntukkana sebuah
ajaran agama. Namun, dalam tulisan ini belum menjabarkan hal-hal yang ungkapan yang mengandung
dianggap menyimpang dari sudut pandang agama. Pada kesempatan lain unsur sastra di dalamnya, seperti
akan dibahas. ungkapan yang disampaikan oleh
pihak laki-laki. Misalnya; Lompona
anne rappona untia, erokku
Di Sulawesi Selatan, dan dihimpun dari berbagai
ampalessoki anakna (Sungguh
khususnya masyarakat suku sumber, berikut ini akan dipaparkan
besar buah pohong pisang ini, saya
Makassar, sebelum melangsungkan tahap-tahap sebelum pernikahan
hendak memindahkan anaknya),
pernikahan ada beberapa beserta ungkapan yang digunakan
pohon pisang bermakna rumah,
rangkaian yang harus dilewati. dalam bahasa Makassar.
sehingga isi atau anak dari pohon
Bukan hanya sekadar prosesi atau Tahapan sebelum pernikahan;
pisang tersebut ingin dipindahkan.
ritual adat, ungkapan-ungkapan
Ungkapan yang dilontarkan oleh
yang penuh dengan makna juga Accinik Rorong
pihak laki-laki juga akan dibalas
akan kita jumpai pada rangkaian (Penjajakan)
oleh pihak perempuan. Berikut
prosesi sebelum melangsungkan
Pada tahap ini pihak laki- contoh ungkapan balasan dari
pernikahan.
laki melakukan penjajakan dengan pihak perempuan; “Iye, sallomintu
Dikutip dari halaman
penuh rahasia sehingga pihak erok nipalessok, mingka tenanaji
Facebook Makassar Internasional
nakke paklamungangku (iya betul,
sudah lama pisang tersebut ingin
dipindahkan hanya saja saya belum
punya lahan).
Makna dari jawaban tersebut
merupakan lampu hijau bagi
perwakilan laki-laki yang datang
ke pihak perempuan. Tahap ini
merupakan langkah yang paling
awal sebelum mengutarakan
maksud yang sesungguhnya.

Appabattu Kana
(Melamar)

Setelah mengetahui jawaban


dari pihak perempuan, maka
perwakilan dari pihak laki-laki akan
kembali dan melaporkan respon
dari tahap penjajakan tersebut.
Pengantin Makassar. (foto: dok)

Macca No. 1/September 2021 | 14


Setelah melakukan musyawarah, Tahap ini menunjukkan bahwa maksud untuk mengetahui apakah
maka ditempuhlah tahapan ini. dalam mengambil sebuah keputusan lamarannya diterima atau ditolak.
Tahap ini merupakan hendaknya dilakukan musyawarah Setelah mendapatkan
lanjutan dari tahap ‘accinik rorong’ terlebih dahulu. Melibatkan orang- jawa-ban, dan ternyata lamaran
(penjajakan). Seperti tahapan orang terdekat sebelum mengambil dari pihak laki-laki diterima,
sebelumnya, pembicaraanpun sebuah keputusan merupakan maka pihaklaki-laki akan datang
dimulai dengan paruntuk sebuah tindakan sipakatau (saling kembali untuk memenuhi tahapan
kana sebuah ungkapan yang menghargai), meskipun juru berikut dari proses sebelum
mengandung nilai sastra yang bicara dari pihak perempuan bisa melangsungkan pernikahan.
tinggi. Contoh ungkapan yang mengambil keputusan saat itu juga.
digunakan Pihak laki-laki: Niak Namun, hal tersebut tidak dilakukan Appakajarrek/Annyikkok
annae nasuropakkutaknanngang agar tidak ada penyesalan terhadapp (Mengikat/Menyunting)
Daeng…(menyebutkan nama keputusan yang telah diambil.
Appakajarrek merupakan
bapak/ibu dari calon mempelai
langkah menyepakati atau
pria) Anjo mange bunga sibolloa Ammolik Kana
menyatukan pendapat untuk
apa niakmo angkalliki? Na punna (Menyimpan Kata)
melaksanakan pesta perkawinan.
tenapa, niak illak takasimbanganna Sebelum meninggalkan Pada tahap ini sudah dibicarakan
Daeng Nganu…erok ampakabani rumah pihak perempuan, perwa- ‘sunrang’ (mahar) dan doek panaik
bellaya, ampaka jarreki takrokaya kilan dari pihak laki-laki biasanya (uang belanja) dan perlengkapan
(ada hal yang ingin dipertanyakan perwakilan tersebut akan menyam- lainnya. Juga tidak terlupakan
oleh Daeng… Apakah bunga itu paikan waktu untuk kembali untuk dibahas yakni erang-erang
sudah ada yang memagarinya? mempertegas yang dianggap atau seserahan yang dibawa serta
Kalau memang belum ada, ada belum menemukan titik terang. oleh keluarga mempelai laki-laki
maksud dari keluarga Daeng…
Ammolik Kana (Menyimpan saat datang ke rumah mempelai
hendak mendekatkan yang jauh
kata) merupakan tolok ukur perempuan untk melakukan
dan mempererat simpul yang masih
keseriusan pihak laki-laki untuk pernikahan.
renggang).
mempersunting perempuan yang Hal utama yang juga tidak
Setelah mengetahui maksud dimaksud. Jika dalam waktu yang kalah pentingnya yakni cincing
dari kedatangan pihak laki-laki, ditentukan pihak laki-laki tidak passikkok yang akan dibawa serta
maka pihak perempuan juga akan kembali untuk mempertegas saat proses Appakajarrek/Annyikkok
menjawab dengan ungkapan yang maka pihak laki-laki dianggap (mengikat/menyunting) telah
tidak kalah indahnya dari ungkapan mundur atau tidak serius dalam hal berlangsung. Cincin tersebut akan
pihak laki-laki. Berikut jawaban dari peminangan. menjadi pagar bagi calon mempelai
pihak perempuan; Alhamdulillah,
wanita agar menjaga pandangan
rannu dudumak antu allanngereki ri Appakkuling dan hatinya kepada lelaki lain.
kabattuanta, mingka takuassengapi (Mengulangi untuk Cincin ini juga menjadi tanra
anne ri niakna ri tenana angkalliki. Mempertegas) (tanda) kalau perempuan tersebut
Lanri kammanami anjo na
Setelah tahap sebelumnya telah dipinang oleh lelaki yang
kupauang aseng todok rodok toana
terpenuhi, maka keduanya akan telah disepakati oleh kedua belah
siagang purinanna. (Alhamdulillah,
menyepakati waktu untuk datang pihak keluarga. Cincing pasikkok
saya sangat berbahagia setelah
kembali memperjelas dan meminta ini belum merupakan cincin kawin
mengetahui maksud dari
ketegasan atas jawaban dari yang biasanya dipasang pada
kedatangan Anda, tapi saya
pertanyaan yang telah dilontarkan jari mempelai wanita di kamar
belum mengetahui apakah bunga
dari paruntuk kana tersebut. pengantin saat appabattu nikka.
yang kami miliki sudah ada yang
Appakkuling merupakan Biasanya, cincin kawin dipasangkan
memagari atau belum. Olehnya
taha-pan untuk mempertegas setelah proses appabattu nikka
itu, saya akan menanyakan kepada
kembali apa yang telah telah dilangsungkan oleh anrong
orang tua dan keluarga terdekat.[5]
dipertanyakan sebelumnya dengan bunting yang ditunjuk oleh pihak
mempelai wanita. •

Macca No. 1/September 2021 | 15


Proses

Membaca Sastra Lisan Lewat Layar


Sinema

Literature on Screen
“Sawerigading
na Pindakati”
Ancoe Amar
Pengajar tetap di IKJ. Tinggal di Depok

“Cerita Sawerigading na Pindakati adalah cerita yang


luar biasa, melebihi kisah Romeo dan Juliet. Bisa
dibayangkan seorang Sawerigading sampai di dunia
arwah (Puya) untuk menemui kecintaannya. Cinta yang
luar biasa melebihi kisah cinta yang pernah ada.”
Victor Senabua, Budayawan.

K
isah ini tentang Saweri-gading dalam tradisi Saat Pindakati hamil, ia menderita sakit yang
Toraja. Sebuah kisah “perkawinan historis sangat parah dan tidak dapat diobati, dan berujung pada
dan genealogis” antara tradisi Toraja dan wafatnya Pindakati. Sawerigading yang sangat berduka
tradisi Luwu (baca: Bugis). Di sekitar bukit Kandora – tetap memeluk isterinya itu di dalam pangkuannya
Mengkendek, yang masih memegang teguh tradisi sambil meratap dan menyumpahi orang-orang yang
dan adat-istiadat, masih dirawat sebuah kisah turun tak sanggup mengobati kekasihnya itu. Tujuh hari tujuh
temurun, yang dalam bahasa setempat disebut: malam Sawerigading tenggelam dalam dukanya yang
“Tomaqadaq Sawerigading”. Kisah tentang pertemuan dalam. Hingga datanglah seorang ahli adat (Tominaa)
Sawerigading dengan permaisuri pertamanya: Pindakati. memberinya nasehat agar Sawerigading rela melepaskan
Diawali dengan dipisahkannya Sawerigading kecintaannya. Tominaa memberi keyakinan bahwa bila
dengan saudari “kem-bar emas”-nya bernama seseorang yang kita cintai menemui ajal, sesungguhnya
Tandiabeng. Adat istiadat menetapkan bagi mereka yang pergi tidaklah jauh. Jaraknya, ibarat sehelai daun yang
dilahirkan kembar lelaki dan perempuan, tabu untuk menjadi dinding penyekat antara alam dunia dan alam
tinggal serumah. Sawerigading kemudian menetap di arwah.
dalam istana bersama kedua orang tuanya. Sedang, “Bila kita merasa rindu kepadanya, kitab boleh
Tandiabeng dibawa pergi dan menjalani hidup dengan pergi bertemu dengan mereka di alam Puya,” ujar
ibu surinya. sang Tominaa. Itu membuat Sawerigading akhirnya
Sawerigading yang kemudian tumbuh mengupacarakan dan melepas jenazah Pindakati
dewasa dan memiliki kebiasaan bepergian. Ia gemar menuju alam selanjutnya: Puya.
bertualang. Hal inilah yang membuat orang tuanya Kisah folklore legenda Saweri-gading di Kandora
mengawinkannya dengan sepupu- sekalinya bernama ini kemudian berlanjut pada kembalinya Sawerigading
Pindakati. Setelah memperisitri Pindakati, Sawerigading ke Tanah Luwu. Jejalin kisah mempertemukannya
tinggal bersama isterinya di Biduk, sebuah kawasan dengan Tandiabeng, sang saudari kembar yang
lereng di sebelah timur gunung Latimojong. paras wajah dan serta perawakannya mengingatkan

Macca No. 1/September 2021 | 16


Sawerigading pada mendiang isterinya Pindakati.
Itu membuat Sawerigading berkeras mengawini
saudari kembarnya itu. Namun, jangankan alih-alih
mengawininya, bahkan hidup bersama dalam satu
naungan istana atau rumah pun, adalah pantang dalam
aturan adat dan nubuat.
Tandiabeng, yang sangat patuh pada norma
adat-istiadatnya, menasehati Sawerigading untuk pergi
ke tanah Cina. Katanya, di sana ada perempuan yang
paras dan perawakannya sama dengan dirinya. Maka
berangkatlah Sawerigading menemui perempuan yang
dimaksud. Lisudaiq, namanya. Anak dari seorang datu
di Cina. Sawerigading menikahi Lisudaiq dan tinggal
menetap dalam istana datu Cina itu. Keduanya saling
mencintai, kasih mengasihi dan pada kelanjutan kisah,
rahim Lisudaiq mengandung benih cinta-kasih mereka.
Dalam masa-masa hidup di istana Datu Cina itu,
Sawerigading masih sering teringat pada ayah-bundanya
di Tanah Luwu, pada saudara kembarnya Tandiabeng
dan juga pada almarhumah Pindakati. Kemudian terbetik
pesan perempuan kecintaannya itu, “Janganlah bersusah
hati, pantang berulang duka nestapa. Hanya kuncup
rerumputan yang memisahkan kita dan sehelai daun
semata yang menjadi dinding penyekat antara kita”.
Sontak Sawerigading teringat pesan Tominaa bahwa ia
dapat menemui Pindakati di alam Puya kapan saja ia Disain Dramaturgi “Sawerigading na Pindakati”
menginginkannya. Usai mementaskan pertunjukan “Jejak
Sawerigading lalu pamit pada isteri dan mertuanya. Sawerigading” yang disutradarai Sabilul Razak di
Ia akan berangkat menuju alam Puya. Namun perjalanan Taman Ismail Marzuki Jakarta pada tahun 2016,
menuju Puya tidak semudah yang dibayangkan muncul gagasan untuk kembali mengusung episode
Sawerigading. Sejumlah hambatan dan kesulitan ditemui lain dalam menggambarkan kekayaan kandungan
Sawerigading, termasuk menghadapi penguasa Puya, epos La Galigo. Tidak hanya epik kisah “mainstream”
Puang Lalondong. Pada akhirnya Sawerigading bisa tentang Sawerigading, We Tenriabeng, dan We Cudai
bertemu Pindakati dan menetap sejenak di Puya. Bahkan dalam tradisi tutur Bugis. Hal itu yang memantik
Sawerigading ingin membawa kembali isterinya ke alam gagasan untuk mengangkat mitologi tersebut dalam
dunia. Namun ia diingatkan oleh Pindakati bahwa orang versi Toraja, sebagaimana yang terdapat dalam tradisi
yang masih hidup dapat tinggal di alam Puya, tetapi tutur tentang Sawerigading dan Pindakati, yang
tidak sebaliknya: bagi yang telah wafat dan menempati dinukil dari “Tomaqadaq Sawerigading” tersebut.
alam arwah, tidak dapat kembali ke dunia. Sawerigading Penting dicatat bahwa dalam versi Toraja, episode
tak menghiraukan peringatan itu. Ia tetap memaksakan “Sawerigading na Pindakati” memiliki bentuk naratif
kehendaknya. yang lebih kompleks dibandingkan versi Bugis
Setiba Sawerigading dan Pindakati di perba-tasan susunan R. A. Kern.
alam Puya dan alam dunia, Pindakati melahir-kan seorang Maka dimulailah serangkaian proses: riset,
bayi perempuan yang diberi nama: Jamallomo, yang observasi, dan wawancara melibatkan tokoh- tokoh
berarti “yang lahir dari kandungan wanita yang telah adat Luwu hingga Toraja yang bermukim di Jakarta
meninggal dunia”. Agar bisa melewati Puya bersama dan sekitarnya. Para tokoh yang ditemui antara lain:
kedua orang kecintaanya, untuk kembali ke dunia, Andi Maradang Machkulau Opu To Bau (Datu Luwu
Pindakati berubah menjadi batu. Ke-40), Andi Arus Victor (Ketua Umum Kerukunan

Macca No. 1/September 2021 | 17


Salah satu adegan yang ada di film Sawerigading na Pindakati. (Foto: Agus Linting)

Keluarga Tana Luwu), Adrial Rumengan (Ketua Tallu Dihantar dengan hymne “Passomba Tedong”.
Lembangna: Makale, Sangalla’ Mengkendek), dan Pada bagian kedua, berisi riwayat singkat lahirnya
Victor Senabua (Ketua Masyarakat Adat Kesu’). Puang Sawerigading, yang harus dijauhkan dengan
Termasuk upaya “berdialog” –dengan tujuan saudara kandungnya Tandiabeng karena adat leluhur
memperoleh pemerkayaan-- dengan referensi prosa sebagai pedoman. Bagian ini menceritakan bagaimana
lirik terkait folklore tersebut, karya Prof. Cornelis Puang Sawerigading menikah dengan Puang Pindakati,
Salombe. yang kemudian hamil lalu sakit hingga meninggal.
Dramaturgi sebagai teknik penyusunan karya Bagian kedua ini ditutup dengan upacara kematian
dramatik digunakan dalam meramu sastra lisan Puang Pindakati untuk melepasnya ke alam Puya.
“Sawerigading na Pindakati”. Referensi utama pada kisah Bagian ketiga berisi kepulangan Sawerigading
lisan yang diceritakan pada gelaran “Merok Sawerigading” ke tanah Luwu, dan pertemuannya dengan saudari
oleh seorang Tominaa bernama Nek Sando, termasuk kembarnya yang belum pernah dijumpainya sejak
–sekali lagi—, prosa lirik karya almarhum Prof. Cornelis lahir, Tandiabeng. Puang Sawerigading yang melihat
Salombe yang berjumlah 470 bait, yang dirumuskan paras dan sosok dalam diri Tandiabeng, membuat
terlebih dulu dalam penyusunan elemen maupun seluruh duka citanya atas kehilangan Pindakati seolah
struktur yang terbagi atas lima bagian/babak kisah tutur. menguap. Lalu berlanjut pada jalinan kisah pertemuan
Bagian pertama, berupa ucapan doa memohon Puang Sawerigading dengan Lisudaiq putri Datu
berkat, rasa syukur, tentang cerita masa lampau yang Cina. Bagian ini ditutup dengan perkawinan Puang
menjadi teladan, pegangan hidup turun-temurun, yaitu Sawerigading dan Lisudaiq hingga ia mengandung.
riwayat Puang Sawerigading. Persembahan seekor Dalam bagian keempat yang inti kisahnya
kerbau hitam (tedong Samarra) yang putih pada ujung tentang keberangkatan Puang Sawerigading ke dunia
ekor dan kuku kaki belakangnya. Terdapat tari “Maq- Puya menjumpai Puang Pindakati. Setelah sekian lama
gelluq”, “Maq-dandan”, “Manimbong”, dan “Maq-bugiq”. bermukim di alam arwah, kisah tiba pada saat Puang

Macca No. 1/September 2021 | 18


Sawerigading bersikeras mengajak Puang Pindakati menautkan emosi antar karakter dalam cerita, sekaligus
untuk kembali ke dunia yang tak sanggup ditolak oleh upaya pentautan emosional antara karakter/tokoh
arwah istrinya. Puang Pindakati melahirkan Jamallomo dalam kisah dengan khalayak.
di gerbang Puya. Lalu Puang Pindakati berubah menjadi Bagian kedua (middle) digunakan untuk
batu mustika “Baloq Peossoran” yang kemudian diberi menunjukkan kualitas tokoh protagonis Sawerigading
gelar “Puang Par-ranan”, yang bermakna “Pelindung dalam mengatasi “ketergangguan”-nya pada
Sepanjang Masa”. rangkaian konflik-konflik krusial, antara lain:
Pada bagian kelima dikisahkan usai kembalinya kehilangan Pindakati, pertemuannya dengan
Puang Sawerigading ke dunia, ketika ia menyerahkan Tandiabeng, perjalanan menuju tana Cina menemui
puterinya Jamallomo dan batu mustika “Baloq Peossoran” Lisudaiq, perjalanan menuju Puya menemui arwah
kepada Marigallang. Kemudian kisah berlanjut pada Pindakati, dan seterusnya. Plot yang menggabungkan
perkawinan Puang Jamallomo sang cucu Manurung dua, tiga, dan empat babak pada prosa lirik yang
di Langiq dengan Puang Samang, cucu dari Puang menjadi bagian klimaks saat tokoh utama kembali
Tamboro Langiq. Perkawinan ini kemudian melahirkan ke dunia, setelah menjemput isterinya yang telah
anak-anak yang menjadi leluhur pemimpin-pemimpin menjelma menjadi mustika (batu).
adat di daerah Tallu Lembangna (Makale, Sanggallaq, Dalam bagian penutup (epilog), tokoh
Mengkendek) dan di daerah Tallu Batupapan (Allaq utama (Saweriga-ding) menitipkan anaknya kepada
Maluaq dan Buntu Batu di Enrekang). Marigallang dan kembali ke Luwu. Lalu pengkisahan
Menjadikan prosa lirik menjadi karya dramatik beralih ke Jamallomo yang menikah dengan Puang
adalah dengan menempatkan lima pembabakan di atas ke Samang.
dalam struktur dramatik alur (plot), yang terbagi dalam tiga Struktur dramatik tersebut menjadi mekanisme
babak: awal (prolog), tengah (middle), penutup (epilog). kerja dramaturgi dalam upaya pengalih- wahanaan
Pada bagian prolog, menggabungkan bagian satu karya seni. Dari dimensi sastra tutur yang cenderung
dan bagian dua yang menceritakan pengenalan para abstrak, menjadi pertunjukan yang lebih konkrit.
tokoh/karakter di dalam cerita (eksposisi), terutama tokoh
protagonis Sawerigading yang memiliki tujuan (objective)
“Sawerigading na Pindakati”: Dari Konsep
berbahagia dengan isterinya Pindakati. Agar nilai dramatik
Karya Panggung menuju Karya “Layar Literatur”
hadir secara naratif, maka hambatan kemudian hadir untuk
(Literature on Screen)
menghalangi tujuan tokoh protagonis, yaitu kematian
Pindakati. Hambatan ini yang membuat tokoh protagonis Cerita yang secara konseptual sesungguhnya
menghadapi konflik dalam menghadapi perjalanan telah tertuang dalam teks naskah drama ini, awalnya
hidupnya. Konflik adalah bagian penting dalam manifestasi akan dipertunjukkan di Graha Bakti Budaya Taman Ismail
karya-karya dramatik. Hadirnya konflik yang akan Marzuki Jakarta pada tahun 2020. Persiapan yang telah
mencapai sekira 50 persen pada tahap pengembangan

Sutradara Sawerigading na Pindakati Ancoe Amar Staff produksi Sawerigading na Pindakati di desa Rongkong Luwu Utara,
memberi pengarahan pada Sabilul dramaturgist, salah satu lokasi pengambilan gambar. (Foto: Agus Linting)
sebelum shoting. (Foto: Agus Linting)

Macca No. 1/September 2021 | 19


(development). Namun implementasi gagasan La Galigo membuat Tim Produksi sepakat untuk
pertunjukan secara lebih lanjut terkendala oleh datangnya menamakan bentuk penyajian karya dengan pendekatan
wabah COVID-19, yang membatasi aktivitas untuk tidak konsep literature on screen. Konsep yang tetap mengacu
melakukan kegiatan di luar rumah yang berpotensi pada prosesi upacara Merok Sawerigading dan prosa lirik
melibatkan kerumunan orang/publik secara fisik. karya Prof. Cornelis Salombe memungkinkan pertemuan
Tetapi, di tengah gelombang wabah, jalan bagi unsur literature sebagai bentuk dan sinematik sebagai
gagasan dan upaya mengaktualisasikan gagasan gaya (style) penuturan.
tersebut ke hadapan khalayak kemudian membentang Literature on screen mengacu pada genre doku-
ketika pada tahun 2020, Kementerian Pendidikan dan drama. Karya film jenis ini merupakan penafsiran ulang
Kebudayaan (Kemendikbud) RI, melalui Direktorat terhadap kejadian. Selain pada “peristiwa”, hampir
Jenderal Kebudayaan, membuka peluang dan fasilitasi seluruh aspeknya (tokoh, ruang dan waktu) cenderung
bagi kreator dan pelaku seni-budaya menunjukkan melalui proses rekonstruksi. Ruang (tempat) diupayakan
semangat berkarya di tengah tantangan era normal baru sedemikian rupa mirip dengan tempat aslinya secara
(new normal), yang tak pelak menuntut pelaku seni- imaninatif. Bahkan bila dimungkinkan direka secara
budaya dan para pemangku kepentingan (stakeholders) sacara khusus untuk keperluan film tersebut. Demikian
melakukan siasat agar denyut dan ekspresi berkesenian pula dengan tokoh, dimainkan oleh aktor yang sebisa
tetap dapat bergulir. mungkin dibuat semirip mungkin dengan tokoh aslinya
Karakteristik ataupun stereotype cerita tradisi dengan tafsir imaji-subjektif kreator.
epik untuk diwujudkan dalam karya sinematik tentu Selain menemukan genre yang kecenderungan-
membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tim produksi nya lebih aplikatif dengan persoalan atau tema
“Sawerigading na Pindakati” kemudian mendiskusikan penceritaan. Hal penting lainnya adalah menentukan
ulang dan menimbang barbagai hal terkait bentuk tipe film agar cenderung lebih dekat pada wujud/rupa
penyajian, serta hadirnya “kompleksitas baru” untuk (look) yang dapat terlihat secara kasat mata dan dapat
memproduksi karya di tengah “era normal baru” dalam dirasakan dampaknya oleh penonton. Dampak atau
situasi bergolaknya pandemi. buah identifikasi penonton ditautkan lebih dekat dengan
“Sawerigading na Pindakati” dalam konsep gaya film seperti unsur mise en scene (yang tampak kasat
pertunjukan (stage performance) lalu diramu dan mata pada frame), sinematografi, penyuntingan (editing)
dialiwahanakan ke konsep pertunjukan layar (screen dan penataan suara. Tipe expository dijadikan sebagai
performance) dan di-propose kepada Kemendikbud pendekatan dalam menyampaikan paparan yang berupa
untuk “berkompetisi” dengan konsep pertunjukan penjelasan (explanation) bersamaan dengan rangkaian
non-konvensional lainnya untuk memperoleh fasilitasi gambar dalam film.
pembiyaan produksi. Pendekatan “genre” dan “tipe” tersebut
Keputusan ini, meski membuka celah peluang menjadi cara untuk tetap mempertahankan kekuatan
menjangkau publik yang lebih luas, namun bukan pada upacara tradisi sastra lisan maupun prosa lirik
tanpa tantangan. Karya sinematik memiliki keterbatasan “Sawerigading na Pindakati”. Proses produksi dengan
dibandingkan karya sastra, termasuk siasat agar imaji pemilihan lokasi yang hampir seluruhnya di Kandora,
film dapat lebih mengakomodasi luasnya imajinasi yang Mengkendek – Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi
dapat dilahirkan oleh sebuah karya sastra, apalagi karya Selatan. Lokasi ini mempunyai kedudukan khas/
sastra lisan/tutur. Medium bersifat dua dimensional pada khusus dalam sejarah budaya suku Toraja. Tradisi yang
film (screen) di hadapan penonton, menjadikan karya masih memegang teguh adat istiadat legenda “Puang
sinematik mendapat tantangan untuk merepresentasi Sawerigading” (“Tomaqadaq Sawerigading”) serta
realitas sastra. Tantangan keterbatasan lain yang harus memusatkan tindak tanduk dan penghormatan mereka
disiasati adalah menyangkut ketersediaan durasi, kepada Puang Parranan yang disematkan kepada
sehingga tak bisa mengabaikan untuk memikirkan Puang Pindakati, sang “Penguasa Pelindung Sepanjang
realitas secara selektif dan terukur, sehingga karya film Masa”. Puang Parranan adalah permaisuri pertama
mampu mengucapkan berbagai premis dan rangkaian Puang Sawerigading. Tampuk pimpinan desa Kandora
kausalitas dalam plot dramatiknya. sejak dahulu berada dalam genggaman keturunan
anak cucu Puang Jamallomo, buah cinta-kasih Puang
Upaya untuk mempertahan-kan esensi epos
Sawerigading dan Puang Pindakati. Hingga saat ini. •

Macca No. 1/September 2021 | 20


Proses

Nurlina Syahrir menari Pakarena di hutan kars - Rammang-Rammang Maros. (Foto: Goenawan Monoharto)

Merawat
Sumanga’na Pakarena
Satu
Benarkah Pakarena menjadi entitas yang begitu fleksibel
ketika dirujuk sebagai landasan konsep karya-karya baru pada
saat ini juga masa datang?
Apa yang menarik dalam ketubuhan Pakarena?
Seperti apa sesungguhnya gerak ketubuhan dalam
Pakarena?
Nurlina Syahrir
Anrong Guru (Maestro) Pakarena Benarkah ketubuhan dalam Pakarena merefleksikan
Dosen Jurusan Seni Tari Fakultas Seni semangat dari dua karakter pembentuknya (laut-gunung),
dan Design, di Pasca Sarjana UNM.
nampak kokoh mengakar ke tanah, membumi dan terus
Tinggal di Makassar.
memberi kehidupan, sekaligus bergelora dengan berbagai
macam halangan dan rintangan yang mesti dijinakkan dengan
pengalaman, pengetahuan, sikap dan keterampilan seperti itukah
roh dan nafas geraknya?

Macca No. 1/September 2021 | 21


Tari Pakarena di Hutan Kars Rammang-Ramang
- Maros. (foto-foto Goenawan Monoharto)

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu terus mendesak sikap kesabaran, kesetiaan, kejujuran, ketangguhan,
dalam benak saya ketika setuju untuk berkolaborasi keluwesan sekaligus kedamaian.
dengan seniman foto berpengalaman Goenawan Pemahaman saya atas Pakarena tidak lagi
Monoharto menampilkan karya Refocusing Pakarena merujuk pada sekadar tataran pengenalan bentuk dan
Choreography in Collaboration. penguasan teknik, tetapi bagaimana saya bisa bergerak,
berkreasi, berinovasi guna menjelajah ke dimensi lain
Dua dalam berbagai penciptaan karya. Itu menjadi upaya
Memanfaatkan bertahun-tahun pengalaman utama saya dalam membangun penguatan pada nilai-
saya mengelaborasi Pakarena, belajar dan berdiskusi nilai sosial, kultural hingga ranah kesehatan phisik dan
secara formal dan informal dari sejumlah empu yang mental dalam diri dan ketubuhan saya berdasarkan
mumpuni seperti Mak Coppong, Mak Cida, Munasih entitas Pakarena yang telah saya serap. Dengan
Nadjamuddin, Daeng Manda, Elis Patasik, Andi Ummu demikian dapat dikatakan bahwa saya coba merekatkan
Tunru, Sirajudin Daeng Bantang, Andi Abubakar spirit Pakarena dalam diri dan ketubuhan saya agar
Hamid, pemusik Daeng Mile, dan Daeng Serang pantang menyerah, kokoh tak bergeming hanya karena
Dakko, Basri Baharuddin Sila, Hamrin Samad, juga gempuran tantangan dan kritik sambil menyikapi
kolaborasi saya bersama seniman Indonesia; Suprapto semuanya dengan keluwesan sambil menampilkan
Suryo Darmo, BRA Gusti Murtiyah, Rusinih (Solo), wajah manis humanis.
Nungki Kusumastuty, Wiwiek Sipala (Jakarta), Ni Sekar
Riani (Bali), Diana Buttler (US), begitu pula dengan Tiga
Chaeruddin Hakim- sang ahli kelong (Makassar) Proses-proses penjelajahan untuk pembentukan
ditambah upaya saya menyelesaikan studi di bidang atmosfir baru dalam ketubuhan saya itu tentu belum
terkait, itu menjadi modal utama saya untuk coba cukup selesai sampai di sini, pada karya ini. Tubuh
menjawab pertanyaan di atas. saya sendiri masih perlu menunjukkan adanya totalitas
Bagi saya dalam tubuh Pakarena terjadi untuk berkembang dan menyatu ke dalam jiwa dan
pertemuan dan sinergitas antara ruang domestik raga Pakarena. Masih banyak yang perlu saya endapkan
dan ruang publik. Inilah yang merupakan bentuk lagi dari kontemplasi hidup dan berkreasi saya yang
interaksi yang kemudian menghasilkan suatu konsep diupayakan tanpa henti mengelaborasi Pakarena
keseimbangan nan harmonis dalam tubuh Pakarena hingga kini.
sehingga ia menjadi nampak sangat humanis, artistik, Pesan saya kepada diri sendiri juga pada semua,
eksotis tanpa harus cerewet bercerita dalam setiap tetaplah berkarya tanpa meninggalkan sumanga’na ~
geraknya. Tubuh Pakarena yang memiliki pancaran spirit ~ taksu “Tari Pakarena”. •

Macca No. 1/September 2021 | 22


Lego-Lego

Begini Nasibnya. Patung Pahlawan Sultan Hasanuddin dibuat masa


Walikota Abustam, Karya seniman M.N.Syam. (Foto: Goenawan Monoharto).

P
Patung - Patung di Kota Makassar

SENI KOTA
agi-pagi benar, udara
sejuk di anjungan Losari.
Masih sepi. Angin laut

TAK GETAR
hampir tidak bertiup namun
terasa sangat segar. Dari anjungan
bagian Selatan hanya dua orang
perempuan setengah baya, petugas
kebersihan menyapu halamannya.
Tiga atau empat orang gadis sedikit Goenawan Monoharto
“genit” ber-tiktok di depan patung Jurnalis. Seniman. Tinggal di Makassar.
dada warna putih lecet. beberapa
pahlawan di Sulawesi Selatan.
Hampir tiga puluh patung pada masa Walikota Makassar berapa pembuatannya dan siapa
dada berjejer, tak heran bila ketika masih Walikota Ilham Arief yang membuat tidak diketahui.
pendapat bijak mengatakan, Sirajuddin, kemudian dilanjutkan Sehingga banyak masyarakat
bangsa yang besar adalah oleh Walikota Makassar Danny bertanya-tanya apakah pembuatan
bangsa yang menghargai. Yakni Pomanto terpilih yang seorang patung dada itu cetakan atau
mengenang para pahlawan dengan arsitek, ahli tata ruang . bukan? Apakah dibuat oleh
membuatkan patung dada-bukan Melihat satu persatu patung seniman patung yang di ada
dadaisme. Apakah wajahnya secara pahlawan tersebut, tandanya Makassar atau hanya tukang. Tak
anatomi katakanlah mirip atau hanya nama pahlawan misalnya jelas, tidak terdeteksi datanya.
tidak, itu bukan soal. Andi Pangerang Petta Rani dengan Di antara patung dada di
Menurut cerita, Anjungan tahun kelahiran dan wafatnya. Data anjugan Loasari ada patung tiga
Losari digagas dan dikerjakan bersambung tidak ada lagi, tahun sosok tokoh dunia, masing-masing

Macca No. 1/September 2021 | 23


Mathama Gandhi, Syeh Jusuf dan Hasanuddin dibuat sebelum tahun
Nelson Mandela. 1965 karya Ali Walangadi patung
Patung ini diketahui di depan Markas KODIM 1408/BS
pembuatnya Amirullah Syam KotaMakassar di jalan Lanto Dg.
dan timnya (Ahmad Fausi dan Pasewang (Jl. Banteng) makassar.
Achmad Anzul) konsultan Iwan Patung tersebut masih ada dan
Adjaradji pada masa Walikota sangat terawat.
Danny Pomanto periode pertama. “Setiap kali ada suara
Pembuatannya tahun 2016, setelah tembakan, patung tersebut
kegiatan seni F8 di Losari. menoleh, itu mitos yang
Kemudian ada patung Gadis dikembangkan anak-anak muda
Toraja menari Panggellu, Patung kala itu,” kata Amirullah Syam
Becak, Patung seorang wanita mengenang. Demikian patung dada
menenun. Sekitar itu juga ada Gajahmada warna hitam di depan
prasasti Arsitektur, pada bagian markas POM di jalan Monginsidi
depannya sejumlah nama tertulis. Makassar
Beberapa bongkahan seperti Kemudian yang cukup
tembok runtuh ada di sekitarnya. tua patung itu, Patung Sultan
Apakah ini karya arsitek yang Hasanuddin naik kuda menunjuk
sengaja dipasang? Entah. Hanya ke laut di depan Benteng Panjua
Walikota Danny yang tahu. (Fort Rotterdam). Patung ini
Dalam kota Makassar, dibuat pada masa Walikota
Patung dada Sulthan Hasanuddin
beberapa patung yang “pantas” Abustam oleh seniman yang
di anjungan Losari. (foto: Goenawan
disebut patung dada Sultan pernah mengecap pendidikan di Monoharto)
Itali, M. N. Syam.

Seonggok batu
seperti bongkahan
tembok runtuhan.
yang digolek di
anjungan Losari,
apakah ini juga seni
kota, memperindah
lingkungan??
(foto: Goenawan
Monoharto)

Macca No. 1/September 2021 | 24


dimanajemen dan pengetahuan
tentang hukum, sehingga terkesan
hanya menjadi tukang saja bagi
kontraktor. Ini fakta seperti yang
saya alami, ” sebut Jendri. pemilik
studio seni rupa Artmosphere di
Makassar.
“Nilainya tidak sebanding
yang diterima oleh kontraktor,
pengerjaan patung proyek
pemerintah “ngeri ngeri sedap”,
sama peristiwanya yang menjerat
seorang kawan yang harus
menghabiskan beberapa tahun di
Lembaga Pemasyarakatan yang
Merdeka. Patung uang tak diterima seperti tuntutan
Pejuang karya seniman Jaksa”, ungkap Jendri
Ali Walangadi tak
terurus. ilalang, grafitti Ada Patung Pajoga Dg.
menghias, (foto: Ngalle di taman segitiga Jl. Kakatua
Goenawan Monoharto) dengan Ujung Jalan Ratulangi
Makassar, Patung pejuang Wolter
Monginsidi, dan patung Harimau
Monumen Mandala didirikan Yatimayu juga sudah tak ada dan Indonesia (karena tidak tahuan
sebagai petanda Pembebasan dihancurkan ketika Karebosi diganti masyarakat menyebuitkan patung
Irian Jaya, ketika akhir -akhir modelnya sebagailahan bisnis. macan) yang dibiayai Yayasan
jabatan Presiden Soeharto. Dengan Patung tersebut dibuat pada masa 45 dibuat oleh Edi Suharso dari
memakai lahan yang cukup luas Walikota Malik B. Masri. Jogjakarta.
monumen Mandala yang dilengkapi “Kalau melihat kota Sedang patung dan relief
biorama tentang perjalanan Makassar, H. M. Dg, Patompo di Monumen Korban 40.000 di
Pembebasan Irian Jaya kala itu. adalah seorang visioner dalam Sulsel di jalan korban 40.000 di
Kemudian di depan monumen memperhatikan perkembangan dan bikin oleh anak-anak Akademi Seni
tersebut dijadikan titik unjuk rasa keindahan Kota di Makassar,” kata Makassar yang langsung dipimpin
oleh berkepentingan. Jendri Pasassang. oleh Seniman M.N.Syam pada masa
“Ada cerita, patung Sulthan Setelah era itu, lokasi patung Walikota H.M.Patompo, tahun 1970
Hasanuddin naik kuda itu mirip keberadaannya menggusur atau an.
dengan wajah Walikota Makassar patung dihancurkan oleh karena Patung Ayam di pasar Daya
Abustam,” cerita Mahaji Nusa, pengembangan kota disebabkan dibuat Yakob Pangorai. Konon,
wartawan senior, yang hadir pada lokasi patung terlalu dipaksakan patung tersebut mendatangkan
peresmian patung itu. atau karena kepentingan konflik bahwa patung tersebut
Sebuah patung semasanya pendapatan daerah seperti patung dibuat dengan menggusur para
ada di gerbang lapangan Karebosi, yang ada di gerbang Karebosi pedagang. Patung-Patung tersebut
beberapa laki-laki memikul balok, jaman dulu. cukup baik keadaannya dibuat
namun patung itu sudah tak ada, Satu hal yang juga perlu oleh Yakob Pagorai, murid M. N.
menurut Jendri Pasassang seorang disoroti pengerjaan patung kelak, Syam ketika di Akademi Kesenian
seniman pematung, kemungkinan bisa jadi jebakan bagi seniman Makassar, seorang seniman patung
patung tersebut sudah dihancurkan. patung, terkait dengan hukum. di Makassar.
“Mungkin senasib dengan ”Sepanjang saya tahu Hampir dilupakan, sebab
patung Ramang karya Sakka Ali seniman patung lemah patung “Tentara Pelajar” yang

Macca No. 1/September 2021 | 25


ukurannya 1 X 1 terletak di sebuah patung Kerbau, Kanguru dan Buaya. patung-patung di kota Makassar
taman di pengkolan jl. Slamet “Patung itu dibuat Amirullah Syam. sebagai SENI KOTA, murni
Riyadi Makassar. Patung dibuat “Patung-Patung di Taman gagasannya pembuatan patung-
oleh Seniman Ali Walangadi. Safari ketika itu disponsori patung tersebut, seperti di kota-
Hanya sayang nasibnya kurang pembuatannya oleh perusahaan kota besar lainnya. atau hanya
menguntungkan. Baterei Evereadi untuk tempat sebatas politik ruang publik pada
Ketika pembuatan patung bermain anak-anak masa itu,” setiap walikota yang membangun
tersebut, perancang dan pemilik kenang Amirullah Syam meyakinkan kota Makassar.
proyek tidak memperhitungkan bahwa karya itu sangat kuat dan 17 Agustus 2021, hari
kemajuan kota Makassar baik bagus kualitasnya. kemerdekaan Bangsa Indonesia ke
pertumbuhan pohon maupun Apakah masih cocok 76 sudah berlalu, namun patung-
gedung-gedung di sekitarnya. tempatnya dan dipertahankan patung yang berkaitan dengan
Sehingga patung tersebut kelihatan tempatnya sekarang, atau dicarikan kebangsaan – hampir semuanya
“imut” sangat kecil sekarang. tempat yang pas misalnya lapangan patung-patung di Makassar
Apalagi tidak terpelihara, ditumbuhi segitiga bertetangga dengan berkaitan dengan Kebangsaan, tak
rumput. Nasibmu. Kodong. patung Harimau Indonesia. juga digubris nasibnya, baik dicat
Ada patung torso “Sultan ulang atau direstorasi kembali.
Patung Sultan Hasanuddin
Hasanuddin” ukuran tidak besar, di depan Bandara Internasional “Bila nantinya mau dicat,
sehingga nyaris diabaikan untuk Sultan Hasanuddin dikerjakan sebaiknya satu warna saja,
dipandang. Bahkan patung oleh pematung Nasional Nyoman jangan dicat warna warni seperti
tersebut berbahan fiber dibuat Nuarte dari Bandung pernah badut,” tegas Amirullah Syam dan
di Yogyakarta oleh Pematung/ menuai kritik dari berbagai dibenarnya, Ahmad Anzul dan
perupa Dicky Tjandra, mantan kalangan ketika didirikan. Jendri Pasassang.
dosen UNM. Lulusan S 1 sampai “Semuanya patung yang
Patung tersebut tubuhnya
S 3 di ISI Yogyakarta, dikritisi ada tidak terurus dimakan usia.
pendek sehingga tampat tidak
bahwa patung tersebut tidak Tentu diperlukan pemeliharan dan
porposional. Kemudian ada
cocok penempatannya, sebab perbaikan jika ada yang diperbaiki.
penjelasan bahwa sebagian
bisa mendatangkan kecelakaan Merestorasi patung memerlukan
tubuhnya ketinggalan di Bandung,
lalulintas. Memang benar sudah biaya besar. Tetapi apa boleh buat
kemudian dilengkapi patung
ada korban. demikian adanya, memelihara
Sultan Hasanuddin beberapa waktu
Selain patung torso Sultan kemudian. Jadilah patung Sultan SENI KOTA memang mahal.
Hasanuddin dibuat Pematung Hasanuddin di depan Bandara Jangan hanya bisa dibuat, tetapi
Dicky Tjandra, sebuah patung Internasional Sultan hasanuddin. mengabaikan pemeliharaannya.
cukup menarik perhatian patung Miris jadinya”.
Siapakah penguasa patung-
“Selamat Datang” di ujung jl. Di masa pendemi ini,
patung sekarang di Pemda
Riburane, Patung ini disponsori Walikota Danny Pomanto dapat
kota Makassar arti kata siapa
oleh Bank Mandiri. “Patung memikirkan membuat patung
yang bertanggungjawab akan
itu bahannya hanya sebagian yang bagus, untuk menjadi
kemasalahatannya? Apakah masih
perunggu juga disinyalir tipis penanda bahwa Makassar pernah
Dinas Pertamanan kota Makassar
karena anggarannya sangat minim terkena Pandemi yang memakan
atau Dinas Kebudayaan kota
dibuat fisiknya di Yogyakarta,” kata cukup banyak korban dan dapat
Makassar?
Amrullah Syam. dibendung dengan program
Sebaiknya instansi yang
Tak pelak ketika melihat Danny Pomanto yakni recovery
bertanggungjawab tentang
patung Gajah eks Taman Safari COVID- 19.
taman dan isinya dipikirkan
di ujung jl. Penghibur, sekarang Jangan tanggung-tanggung
kembali penempatan patung-
jalan masuk ke jl. Tanjung Bunga deh. •
patung tersebut, sebab ada yang
Makassar, tersisa dari kumpulannya,
mempertanyakan seperti apa

Macca No. 1/September 2021 | 26


K
Lego-Lego ali ini, sebuah mobil
pengantar jenazah (oto
joli) milik Yayasan Sosial
Tionghoa Budi Luhur melintas
dengan sirene yang meraung
dengan sebuah keranda kayu jati di
atasnya. Anehnya di atas mobil itu
hanya sopir dan keranda jenasah.
Biasanya di atas mobil jenasah itu
ada sekelompok keluarga dari yang
meninggal, tapi kali ini kosong dan
keluarga ada di mobil pribadi yang
lain.
Saya membuka tulisan ini
sebagai prolog suasana hari yang
mencekam itu, pada hari kamis
setelah hampir sebulan Pameran
Seni Rupa yang diprakarsai Pam
L Project mengusung beberapa
perupa di Sulawesi Selatan
masing masing Jendri Pasassang,
Faisal Syarif (Ical) memamerkan
karyanya di Studio Atmosphare
“Kebun Cinta”, Rimba Kasumba
Raja karya Achmad Anzul. Akrilik di Kanvas 80 X 80 cm. (Foto: Goenawan Monoharto).
di studionya (Rumah Rupa

Pameran Seni Rupa L PROJECT di Makassar

TIGA BATU & THE DANCE OF LIVE


KASUMBA), dan Ahmad Fausi (UCI) dan Achmad Anzul Demikian pula dengan lukisan lukisan
(Anzul) memamerkan karya terbarunya di Galeri De La dari perupa instalasi Anzul yang dikenal sebagai
Macca di jalan Borong Raya no. 75a Makassar. Pameran perupa Kampung Garam, dari lima karya ada satu
berlangsung mulai tanggal 5 Juli 2021 sampai awal karya lukisnya yang juga tidak lolos dari Kurator.
September 2021. Pamernggiat seni Namun bila melihat pajangan karya lukis perupa
Kedua perupa tersebut menanyangkan lima karya Anzul merupakan karya baru yang rentang waktu
dari Ahmad Fausi dan 17 karya dari Achmad Anzul. penciptaannya tak lepas dari dua minggu. Apa salah
Secara keseluruhan lukisan UCI bertema “THE SPIRIT bunda mengandung sehingga tak lolos dari tangan
CARRIES ON” Menikmati lima karya lukis perupa UCI sang kurator?
berjudul The Dance of Live - Pakarena m# 1 s/d 5, Pameran Seni Rupa L Project yang dilaksanakan
merupakan satu kesatuan. Bila ditarik benang merah pembukaannya secara serentak di beberapa kota di
dari Pakarena menjadi satu irama melodi yang bila Indonesia diikuti puluhan perupa handal nasional
dihilangkan satu karya maka menjadi “cacat”. Hanya saja yang sudah bernama. Informasi yang diterima
menurut perupa UCI dari lima karya tersebut terdapat belakangan Mike Turusy juga diikutkan dalam
dua karyanya yang tak lolos dari “tangan panas” sang pameran tersebut. Bocoran yang saya terima karya
kurator. Sangat menarik. Wow. lukis perupa UCI dibandrol Rp. 50 juta dan lukisan

Macca No. 1/September 2021 | 27


ANZUL Rp. 30 juta, diaminkan oleh Anzul. semoga Demikian pula dengan lukisan lukisan dari
karya-karya perupa tersebut dibeli oleh kolektor baik perupa instalasi Anzul yang dikenal sebagai perupa
kolektor dalam dan luar negeri. Kampung Garam, dari lima karya ada satu karya
AHMAD FAUZI, lahir di Makassar 26 MEI 1970, lukisnya yang juga tidak lolos dari Kurator. Namun bila
pemilik FINDART SPACE Makassar di Jl. Perumnas melihat pajangan karya lukis perupa Anzul merupakan
Antang Raya No. 116D, Kec. MANGGALA, Makassar- karya baru yang rentang waktu penciptaannya tak
Sulsel. Mengajar Seni Budaya, di SMP Negeri 20 lepas dari dua minggu. Apa salah bunda mengandung
Makassar 1998-Sekarang. Banyak mengikuti pameran sehingga tak lolos dari tangan sang kurator?
sejak 2014 sampai saat ini. Salah satunya, Binne Pameran Seni Rupa L Project yang dilaksanakan
Solo Art Exhibition (2014), Makassar Biennale 201” pembukaannya secara serentak di beberapa kota di
di Gedung Menara Phinisi UNM, Makassar (2017). Indonesia diikuti puluhan perupa handal nasional yang
Bergabung dalam MAIM, (2018 – Sekarang). Kurator sudah bernama. Informasi yang diterima belakangan
senior di Galeri de La Macca. Mike Turusy juga diikutkan dalam pameran tersebut.
Achmad Anzul. Lahir di Makassar 11 Bocoran yang saya terima karya lukis perupa UCI
September 1967. Seniman instalasi seni rupa. Pernah dibandrol Rp. 50 juta dan lukisan ANZUL Rp. 30 juta,
mengajar di Lembaga Pemasyarakatan Khusus Imigran diaminkan oleh Anzul . semoga karya-karya perupa
di Gowa 2016, dan keliling kabupaten mengajar kan tersebut dibeli oleh kolektor baik kolektor dalam dan
membatik pada tahun 2017. Ikut Makassar Binnale luar negeri.
2017 dengan karya Kampung Garam #107. Pada Karya yang di pamerkan di Galeri De La Macca:
Binnalle 2019 ia terlibat secara tim FindArt Space . Ia Dance of Life Pakarena #1 sampai dengan #5. karya
juga aktif mengerjakan karya artistic baik di rupa teater Tahun: 2021: Acrylic on Canvas Dimensi : 80 x 80 x 4 cm.
dan sastra. Jjuni 2021 ikut mendisplay karya kolaborasi Karya yang di pamerkan di Galeri De La Macca:
Forografi dan tari yang berjudul: Refocosing Pakarena “Energy Balance #2 “Tiga Batu”, “Bayang, Garis, Dan
/ Sekarang mempersiapkan 999 karya lukis yang akan Saya “Energy Balance #3 “Tiga Batu” Spirit Carries on
di pamerkan dalam waktu singkat. Ia juga adalah co. #2 “Hope” Raja: karya Tahun: 2021 Medium : Acrylic on
Kurator Galeri De La Macca. Canvas Dimensi : 80 x 80 x 4 cm. (mono). •

Pakarena The Dance of Live #4,


karya Ahmad Fausi . Akrilik di Kan-
vas 80 X 80 cm. (foto: Goenawan
Monoharto).

Macca No. 1/September 2021 | 28


Dr. Hj. Kembong Daeng, M.Hum, Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Daerah Fakultas Bahasa Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar
(UNM), di acara “Sastra Sabtu Sore”, Sabtu, 5 September 2020. (kiri) Penyerahan buku puisi “Sepucuk Surat dan Kisah Masa Kecil”
karya Agus K Saputra kepada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Prop Sulsel, Sabtu 12 Juni 2021., (kanan) (foto dok.)

SASTRA SABTU SORE


RUANG PUBLIK SASTRA
Yudhistira Sukatanya
Sastrawan. Tinggal di Makassar. Capek mendiskursuskan wacana itu di kota
yang mengimpikan sebagai kota dunia.

A
Karenanya tak heran jika para seniman dan
pegiat kesenian mencari ruang-ruang baru, ruang
pa yang sedang terjadi di ruang berkesenian
alternatif untuk menyiasati agar kreativitas mereka
kota Makassar? Pertanyaan itu seperti
tidak mati hanya karena pemerintahnya salah urus
berjendela dan akan membuka cakrawala
fasilitas yang tersedia untuk layanan masyarakat.
sejumlah kenyataan dan impian.
Nyaris dua tahun di keliling gempuran pandemi
Bagaimana kabar keberadaan Gedung kesenian
Covid-19 dan sulitnya memanfaatkan fasilitas
Gedung Kesenian Societeit de Harmoni yang dulu pernah
kesenian milik pemerintah, ternyata daya hidup
sangat ramai berfungsi sebagai ruang publik kegiatan
berkesenian para seniman tak mati-mati, kreativitas
kesenian, masihkah membanggakan masyarakat Sulawesi
para pegiat kesenian tetap nyala dan bernyali. Salah
Selatan?
satu siasat mereka yakni dengan memanfaatkan ruang
Bagaimana pula dengan fungsi panggung terbuka
publik Taman Baca Lontaraq di plaza Masjid Ashabul
dan area plaza Fort Rotterdam- Benteng Ujungpandang
Jannah Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulawesi
yang pernah menjadi ajang pertunjukan karya berkualitas
Selatan (DPK ) Jalan Sultan Alauddin Kilometer
dunia I Lagaligo dengan sutradara Robert Wilson,
7 Makassar. Di taman nan asri ini ada panggung
beberapa kali menghadirkan pegiat sastra dalam dan
berlevel seluas 7 X 5 meter yang secara berkala mulai
luar negeri saat penyelenggaraan kegiatan Makassar
dimanfaatkan untuk pelaksanaan obrolan santai
International Writers Festival (MIWF), berkali-kali menjadi
sambil baca sastra dengan label Sastra Sabtu Sore (S
venue Festival Teater antar Grup se Sulawesi Selatan,
3)
Parade budaya?
Acara yang dijadwalkan menjadi agenda rutin
Banyak lagi rentetan pertanyaan senada tentang
ini, terlaksana berkat kerja sama DPK Sulsel, Lembaga
ruang-ruang publik sarana pertunjukan kesenian milik
Pengembangan Kesenian dan Kebudayaan Sulsel
pemerintah provinsi di kota Makassar, kini sepi, hanya
(LAPAKKSS), dan Komunitas Puisi (KoPi) Makassar.
menyisakan setumpuk kegundahan. Ditinggalkan para
Rusdin Tompo salah seorang penggagas dari
seniman dan pegiatnya karena ruang-ruang publik itu
KoPi Makassar, mengatakan ide mengadakan Sastra
diketahui salah urus. Jadi ruang-ruang yang mati dari
Sabtu Sore ini tercetus di sela-sela peringatan 75
aktivitas berkesenian.

Macca No. 1/September 2021 | 29


Tahun Indonesia Merdeka, 18 Agustus 2020 lalu. Saat lainnya. Ketika proses berinteraksi itu terjadi tentu saja
itu, sejumlah penyair dan pegiat literasi bersepakat menggunakan bahasa lisan, tertulis, gerak, simbol atau
mengadakan acara Malam Ramah Tamah yang dikemas media. Jadi keberadaan ruang publik sangatlah penting
dalam bentuk pembacaan puisi bertema kemerdekaan dalam mendukung keberhasilan proses komunikasi dan
“Puisi Merdeka, Merdeka Berpuisi”, tampil sejumlah interaksi warga.
penyair membacakan karya sendiri atau sastrawan lain. Acara perdana Sastra Sabtu Sore berlangsung,
Acara dipandu oleh Andika Mappasomba-penggiat Sabtu (5/9/2020) dengan agenda pembacaan dan
literasi Sulawesi Selatan. Tampil pula anak-anak Sekolah diskusi puisi-puisi berbahasa Makassar karya Kembong
Dasar Binaan Dewan Kesenian Gowa dalam puisi dan Daeng yang terhimpun dalam buku Antologi Puisi
gerak tari diiringi kesok-kesok oleh Ancu Batara. Basri Perempuan Makassar.
B. Sila pun menampilkan pertunjukan musik dan sastra
Prof. Dr. Kembong Daeng, M.Hum. adalah Ketua
liris bersama anak-anak.
Prodi Pendidikan Bahasa Daerah FBS UNM, yang
Mohammad Hasan Sijaya-Kepala DPK Sulsel, dikenal sebagai sosok yang tekun menulis buku ajar
menyambut gembira terselenggaranya acara tersebut. Basa Mangkasarak. Buku Puisi Perempuan Makassar
Dalam sambutannya, Moh. Hasan mengatakan, dirinya dibahas oleh Yudhistira Sukatanya, penulis, sutradara
rindu akan hadirnya sebuah tempat berkumpul dan teater, pegiat literasi ketua Harian LAPAKKSS.
berkreasi. Tempat untuk mengekspresikan potensi
Ternyata kegiatan S 3 benar berkelanjutan
kesenimanan, baik nyanyi, baca puisi, menari, melukis
dengan kian memberi ruang untuk para muda. Jika
dan lainnya. Menanggapi antusias para sastrawan
dulu pernah ada ungkapan Chairil Anwar bahwa;
dan publiknya maka guna mendorong terwujudnya
“yang bukan penyair tidak ambil bagian, tapi di Sastra
keinginan itu pihak DPK Provinsi Sulsel siap
Sabtu Sore ini justru yang bukan penyair diajak, silakan
memfasilitasi “Mimpi saya, taman baca ini jadi tempat
terlibat, kata Yudhistira Sukatanya dalam pengantarnya
nongki kita,” sambung Moh. Hasan.
di gelaran acara “Sastra Sabtu Sore” 3 April 2021.
Dengan merendah dia menambahkan bahwa “Terima kasih kepada Pak Hasan Sijaya, Kepala DPK
taman baca yang berada di wilayah kantornya itu Sulsel, yang begitu responsif terhadap kegiatan yang
memang tempatnya relatif agak sempit. Tapi saya yakin digagas teman-teman pegiat literasi dan sastra.
apabila hati kita luas dan terbuka menerima setiap
Benar saja sambutan para pegiat sastra
orang yang datang maka panggung ini akan terasa
kian marak. Kemudian S 3 kembali hadir dengan
melebihi luasnya lapangan Karebosi. Inilah salah satu
mengusung topik “Yuk, Ngobrol Buku Anak”.
cara DPK Provinsi Sulsel sebagai lembaga yang inklusif
Momennya tepat, karena diadakan dalam rangka Hari
menyikapi apa yang menjadi pikiran dan kegelisahan
Buku Anak Sedunia, yang diperingati setiap tanggal 2
seniman serta budayawan di daerah ini.
April.
*** Acara bincang-bincang di S 3 dalam kesempatan
ini menghadirkan Madia S. Nura, penulis buku cerita
Dapat dipahami bahwa ruang publik dalam
anak Sulsel, dipandu oleh Shafira Devi Amorita dari
kehidupan manusia, pada suatu wilayah, adalah tempat
Rumah Dongeng, Makassar. Madia, dikenal sebagai
untuk bertemu dan berkomunikasi antara manusia
aktivis pendongeng, hadir berbagi pengalaman seputar
yang satu dengan lainnya. Ruang publik yaitu tempat
buku-buku yang ditulisnya. Ia mengaku mulai menulis
yang dapat digunakan masyarakat secara bebas untuk
buku cerita anak sejak tahun 2017, setelah menang
kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi (Ahmad Fazri:
sayembara yang diadakan Balai Bahasa Sulsel.
2015: 13). Karenanya ruang publik mestinya dapat
“Membaca adalah cara kita menikmati karya
digunakan untuk bersosialisasi atau pun melakukan
dari pengalaman baik orang lain. Menulis adalah
aktivitas kebudayaan dan perekonomian, mempunyai
implementasi dari bacaan yang pernah dibaca
potensi yang sangat besar sebagai sarana untuk saling
untuk melakukan ritual yang aktual. Dari situlah kita
mengenal, saling belajar, saling bertransaksi di antara
menemukan daya dan energi untuk berpikir, berbicara,
penggunanya.
kemudian bertindak semampunya” ungkap Madia. Di
Ruang publik juga dapat digunakan sebagai
sesi akhir Madia mengatakan: “Dari tindakan muncullah
tempat untuk saling memberikan informasi, tempat
unsur ritme kebiasaan yang akan melekat jadi karakter.
untuk belajar berinteraksi antara seseorang dengan

Macca No. 1/September 2021 | 30


Mau sukses? Membaca dan menulis itulah kunci bukunya kali ini terinspirasi dari serpihan cerita-cerita
utamanya. Madia juga menitipkan pertanyaan, berapa korban bencana Palu, yang dievakuasi ke Makassar.
buku dalam sebulan yang telah selesai kita baca? Saat itu, dia menjadi relawan di RSUP dr. Wahidin
Lagi, Sastra Sabtu Sore terus bergiat, tanggal 12 Sudirohusodo. Dia berharap, buku ini akan jadi
Juni 2021 membahas buku puisi “Sepucuk Surat dan kenangan bagi kita, terutama penyintas, dalam bentuk
Kisah Masa Kecil” karya Agus K. Saputra adalah buku puisi yang menggugah.
terbitan tahun 2019, memuat 50 puisi yang ditulis antara Menurut Anil Hukma, yang pernah tampil di
tahun 1987-2017 di berbagai tempat seperti Denpasar, 9th Kuala Lumpur Poetry Reading, 2002 itu, kita harus
Lombok, Ampenan, Sumbawa, dan Yogyakarta. Tema mendukung lahirnya penyair-penyair baru dengan
puisinya beragam, mulai persahabatan, persaudaraan, menghadirkan iklim yang memungkinkan mereka
perjalanan, cinta kasih, dan tanah air. tumbuh. Termasuk membantu mereka menerbitkan
“Sepucuk Surat dan Kisah Masa Kecil” merupakan bukunya. Anil Hukma, bercerita bahwa dirinya selalu
buku ketiga. Sebelum itu, Agus telah menerbitkan antusias bila mendiskusikan karya dan kiprah penyair
buku “Kujadikan Ia Embun” (2017) dan “Menunggu di muda, apalagi perempuan.
Atapupu” (2018). Tentang proses kreatifnya Agus penyair Kenapa perempuan dan sastra menjadi tema
kelahiran Ciamis ini mengungkapkan bahwa “Sekarang, menarik? Karena menurutnya, populasi perempuan
saya menangkap kesan dari obyek melalui foto, lalu begitu besar, tapi hanya sedikit yang jadi penyair.
diendapkan untuk dibuatkan puisi,” Termasuk di Sulawesi Selatan. Tapi kalau bicara sastra,
Acara dibuka dengan pembacaan puisi oleh Rezki, kita bicara tentang rasa dan rasio. Kita bicara kapasitas
murid kelas 4 SD Inpres Paccerakkang. Dia membawakan intelektual tanpa membedakan gender. “Untuk jadi
dua puisi karyanya masing-masing berjudul “Ayah” dan penyair itu juga suatu misteri. Pertama, tentu saja
“Terima Kasih Mentariku”. Kemudian penyerahan buku butuh peran keluarga yang sadar menghadirkan iklim
oleh penulis kepada Abdul Hadi, Kepala UPT Layanan bersastra, mendekatkan anak untuk menyukai buku?”
Perpustakaan DPK Provinsi Sulsel. gugat Anil.

Kemudian bincang buku dipandu oleh Rusdin Penyair Muh Amir Jaya, mengakui puisi-puisi
Tompo -penulis buku dan penggiat literasi dengan dalam buku Failia, 90 persen soal rasa. Diakuinya
narasumber Dr. Asis Nojeng akademisi Unismuh bahwa hanya sedikit perempuan di Sulsel yang
Makassar dan Damar I Manakku, penyair yang juga dikenal sebagai penyair. Sehingga, kita perlu
cerpenis. bersyukur jika dikarunia kemampuan menulis,
khususnya puisi.
Asis Nojeng mengatakan, dalam menulis puisi kita
diberi pilihan, apakah akan taat pada konvensi atau mau Puisi-puisi karya Failia, dinilai sudah dewasa
berinovasi. Hal itu juga tampak pada puisi-puisi Agus K. melebihi usianya yang baru 22 tahun. “Ada 60-an
Saputra, yang dinilai tidak merujuk pada pakem tertentu. puisi yang dibuat selama kurun waktu 3 tahun itu
sudah luar biasa,”puji Amir. Lelaki kelahiran Tanaberu,
Damar I Manakku memberi apresiasi pada penulis
Kepulauan Selayar itu, mengajak Failia melakukan hal-
yang tetap berkarya di luar profesinya sebagai pegawai
hal baru sebelum menulis puisi. Seperti melakukan
BUMN. “Ada kenyamanan ketika kita membaca puisi-
salat, setelah itu menulis puisi.
puisi Agus. Puisi-puisinya tidak membuat pusing yang
membacanya,” kata Damar. Andi Ruhban, pembina Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) Seni di Poltekkes menilai Failia
Dilain hari, pada Sastra Sabtu Sore, 26 Juni 2021
memang punya minat yang tinggi pada sastra.
ditahbiskan bahwa “Ini langka, ada lagi satu perempuan
penyair lahir di Sulsel. Penyair baru, Nur Failia Majid yang Apakah Sastra Sabtu Sore masih akan terus
masih mahasiswa dan semoga akan terus berproses,” menampakkan lukisan keindahan panorama sastra
papar Anil Hukma, menanggap karya sang penyair muda di Makassar? Tergantung pada daya juang para
usia yang terhimpun dalam buku “Serpihan Tak Tersisa”. pegiatnya. Maka yang bukan penyair pun silakan
Buku terbitan Rayhan Intermedia, 2020 itu, turut dibahas terlibat, menunjang daya juang di medan sastra,
oleh penyair Muhammad Amir Jaya, dengan moderator mengasah karsa estetika, mempercantik diksi serta
Rusdin Tompo. visi artistik, tapi jangan sekali pun abai pada cita rasa
beretika di ruang publik. •
Failia mengungkapkan, kebanyakan puisi dalam

Macca No. 1/September 2021 | 31


Cerpen panjangnya sekitar tiga meter itu
telah berpuluh-puluh tahun tak
pernah dicuci.
Siapa mereka? Mereka
adalah manusia-manusia yang
menikmati hidangan Coto di bulan
Ramadan. Mereka adalah manusia-
manusia yang tidak dipanggil
Tuhan untuk melaksanakan ibadah
puasa. Siapa mereka-mereka?
Mereka adalah orang-orang yang
mengaku muslim tetapi hanya
muslim KTP. Mereka tidak salat dan
juga tidak puasa.
Siapa mereka? Mereka
adalah orang-orang yang mungkin
masih sempat makan sahur
bersama bini dan anak-anaknya,
tetapi menjelang siang perutnya
keroncongan. Terpaksa mereka
membatalkan puasanya.
Sebagai pelanggang,
walaupun tidak rutin setiap bulan,
aku termotivasi untuk ingin
mengetahui mengapa warung
Coto itu tetap buka di bulan
suci Ramadan. Dan juga ingin
mengetahui siapa-siapa pemilik

KAKI-KAKI YANG TELANJANG


kaki-kaki telanjang itu.
Warung Coto itu milik H Dg
Gassing. Ia telah berjualan coto
Oleh: M. Amir Jaya selama kurang lebih empat puluh

A
tahun di ujung pasar. Boleh dikata
ku penasaran. Sangat menjadi celah, sehingga, sekali separuh hidupnya dilakoninya
penasaran. Setiap mele- lagi, kaki-kaki telanjang itu tampak dengan menjual coto. Cukup laris.
wati warung coto itu, nyata. Sangat nyata. Ada kaki yang Banyak pelanggannya dari berbagai
aku selalu melihat deretan kaki- putih bersih, dan ada kaki putih tempat. Bukan saja pengunjung
kaki telanjang. Padahal warung berbulu. Ada kaki agak hitam tapi pasar, tetapi juga dari pejabat-
itu tertutup. Buktinya, ada tulisan bersih, dan ada kaki agak hitam pejabat penting dan anggota
spidol berwarna hitam yang ditulis dan berbulu. Selain itu, ada kaki- dewan. Warungnya itu cukup
di atas karton yang berukuran kaki yang dililit celana Levis ketat, dikenal di kota ini. Kalau orang
30x20 cm, dan digantung di pintu dan juga ada kaki yang setengah menyebut coto pasar, maka pasti
warung. Bunyinya: Warung Tutup! telanjang karena ada sarung yang yang dimaksud adalah warung Coto
Namun mengapa kaki-kaki melingkarinya. Dg Gassing,
telanjang itu tampak nyata? Karena Siapa mereka? Entah! Kepala Lelaki yang selalu berpakaian
kain penutup warung Coto tersebut dan tubuhnya terlindungi kain rapi itu memiliki tiga istri, dan
tak sampai menjuntai ke lantai. berwana hijau tua yang penuh hidup dalam satu rumah. Umurnya
Ada sekitar tiga puluh centimeter daki. Barangkali karena kain yang sudah mencapai 70 tahun. Tetapi

Macca No. 1/September 2021 | 32


ia sangat gesit dan lincah, bahkan “Sudahlah. Kalau mau Aku buka kembali bola
kelincahannya mengalahkan anak- ceramah di masjid sana,”ketus Dg mataku. Aku semakin terkejut
anak yang masih muda. Gassing sembari menunjuk masjid dan takut. Sangat takut. Kepala
“Saya sudah terbiasa dengan yang terletak di ujung lorong. tetangga-tetanggaku pun berubah
pekerjaan ini,”katanya suatu hari. Aku memilih mengalah. kepala anjing, kepala babi, kepala
Meninggalkan warung Coto itu kambing.
Ditemani tiga istri
membuatnya lebih bersemangat. dengan hati yang geremang. “Tolong mataku! Tolong
Istri pertama usianya sekitar 58 Walaupun demikian aku tetap mataku!” Aku terus berteriak-teriak.
tahun. Istri kedua sekitar 50 tahun, berdoa dalam hati, agar Dg Gassing “Ada apa dengan matamu,
dan istri ketiga masih sangat muda. diberi hidayah oleh Allah swt. Dan Conge?”
Usianya baru mencapai 30 tahun. aku tidak salah mengingatkannya
“Ada apa?”
Mereka setiap hari bergantian pada jalan kesadaran.
Tanya mereka penasaran.
melayani pelanggannya. Warung
*** “Mataku dipenuhi kaki-kaki
Coto H Dg Gassing buka pada jam
telanjang,”kataku.
8.00 pagi dan tutup paling lambat Dua hari kemudian, tepatnya
jam 12.30 siang. di hari ke tujuh belas Ramadan, “Sudah, kau istigfar.”
aku kembali melewati warung Coto “Iya, kau istigfar, Conge.”
***
Dg Gassing. Aku terkejut. Sangat “Istigfar.”
Di hari ke-15 bulan suci terkejut. Yang kulihat di dalam
“Istigfar.”
Ramadan, pagi-pagi aku sudah warung adalah kaki-kaki yang
Semakin aku istigfar, semakin
bertandang ke warung Coto Dg telanjang. Bedanya kali ini bukan
nampak kaki-kaki telanjang dan
Gassing. Tujuannya bukan untuk kaki manusia, melainkan yang
kepala-kepala binatang di bola
makan coto melainkan ingin tampak di bola mataku adalah kaki
mataku.
mendengar langsung keterangan anjing, kaki babi, kaki kambing dan
kaki-kaki binatang lainnya. Aku pun segera di bawa ke
Dg Gassing, apa alasannya tetap
rumah sakit terdekat. Namun dari
menjual coto di bulan Ramadan. Aku segera melompat
hasil pemeriksaan dokter, aku tidak
“Tidak ada alasan lain, selain dari motor bututku, lalu masuk
mengalami kelainan. Aku sehat dan
cari rezeki,”jawab Dg Gassing ke warung Dg Gassing. Aku
normal. Karenanya, aku kembali di
enteng. pun menemukan wajah-wajah
bawa pulang ke rumah.
tetanggaku lagi asyik menikmati
“Tapi kan ini bulan Ramadan,
coto sedap sajian Dg Gassing. Ada ***
Dg Gassing?”
Haji Ambo, Haji Langkara, Haji
“Iya, saya tahu ini bulan Seminggu sebelum lebaran
Dundu dan Haji Gimpe. Mereka-
Ramadan. Tapi saya melayani Idul Fitri, warung Coto Dg Gassing
mereka sangat khusuk menikmati
orang-orang yang tidak puasa.” dilalap ludes si jago merah. Entah
coto Dg Gassing. Tapi anehnya,
“Astagfirullah.” kaki-kakinya tetap tampak di bola apa penyebabnya, aku tak tahu.
“Kenapa astagfirullah. mataku seperti kaki binatang. Aku hanya membatin, barangkali
Saya ini juga puasa. Puasa itu itu teguran dari Allah SWT. Hanya
“Tolong mataku! Tolong
hanya urusan Tuhan dengan Allah yang tahu. •
mataku!” Aku berteriak-teriak
hambanya,”kata Dg Gassing sembari menutup wajahku.
dengan intonasi suara menekan.
Dg Gassing, istri-istrinya, dan
“Betul itu, tapi saya hanya para tamu warungnya terheran- Muhammad Amir Jaya, lahir di Selayar.
mengingatkan bahwa di bulan heran melihat kelakuanku yang Sejak duduk di bangku SMA sudah
Ramadan, sebaiknya Dg Gassing terus berteriak-teriak. aktif menulis cerpen, cerita anak-anak,
tidak membuka warungnya. Kan esei, dan puisi. Belakangan dia pun
“Kenapa matamu, Conge?”
sudah sebelas bulan buka warung. merambah menulis novel di antaranya
“Kenapa?” “SAMIRI” dan “Embun Cinta di Langit
Ya, satu bulan ini tutuplah,”kataku
dengan suara lembut. “Kenapa”” Paguntaka”. Kesehariannya mengurus
RUMAH PUISI ARYA STR

Macca No. 1/September 2021 | 33


Sajak-sajak Srie Astuty Asdi

Ombak Camar dan Kerinduan Terlanjur Padam

Dari rahim laut Ombak pantai tak lepas cumbu


ombak melahirkan gemuruh begitupun camar dan kekasihnya
ruah kerinduan yang riuh tidakkah kau ingin seperti mereka

Mengundang camar menangkup buih Cumbuan itu ayat-ayat teduh


angin membawa kepak sayapnya bersabda di dada yang cinta
tunaikan rindu mencari temu kalam kekasih menawar rindu

Serupa cinta yang terjang Namun dasar laut terlalu dalam


ia datang dari palung jiwa kerinduan menjadi asing dan karam
memecah sunyi buncah suara hati ingin padamu tapi nyala telah padam

Aku engkau saling memandang Makassar, 30 Juni 2021


kegelapan menjelma cahaya
mengakhiri kasmaran yang rahasia

Makassar, 28 Juni 2021


.

AJARI HATI

Bagaimana cara kumusnahkan rindu


biar setiap kisah menjadi tungku 
dan nyala mengubah butiran debu

Terbang tenggelam ke dasar laut 


sebelum camar-camar bersambut 
mengucap selamat tinggal padamu

Lalu satu-satu menata sepi


satu-satu meniup buih api
satu-satu lenyap menjelma sunyi

Makassar, 26 Juli 2021

Macca No. 1/September 2021 | 34


Kesumat Rindu

Api meniup dan nyala


di matamu di mataku

Memercik sabda cinta


menabuh kesumat rindu 

Melewati jalan sunyi 


dengan haru yang rahasia

Tuhan bicara menyentuh lara


tentang rasa tentang semesta
KISAH ITU AKU PINJAM
Gemuruh dua sukma
Sebab bukan hanya laut yang biru memeluk dalam bara
cinta pun hanyut terbawa arus
Tak ada cumbu 
bersama rindu yang sesat arah
tak ada rayu di bibir waktu
padam senja melukis kabut 
tanah basah yang memelukmu
Mencintai sedemikian jauh
tinggalkan sisi dunia
Embun terlanjur lesap menuju hati
terserap mentari hilang nurani Helai-helai rambut retas
malam meracuni seluruh mimpi melepas serapah janji
berakhir gelap tak tereja tak teraba
Jiwa yang menemukan jiwamu meminum anggur
tinggallah huruf yang bisu dan buta
senikmat surga

Kisah itu aku pinjam Kita mabuk kita kasmaran


untuk kuberitakan pada hujan bercinta dalam satu doa
biar menyatu kumpulan kenangan 
luput menjadi air mata dan sengketa Makassar, 26 Maret 2021
tetapi menjelma ruh angin yang puisi

Makassar, 22 Juli 2021

Srie Astuty Asdi lahir di Makassar, 6 Januari. Alumnus


UNM Makassar, angkatan 1992 Fakultas Ilmu Pendidikan
Jurusan Kurikulum dan Tehnologi Pendidikan. Penulis
buku KIDUNG ASMARALOKA, karya-karyanya juga kerap
termuat di beberapa event sastra, media sosial, dan buku
antologi bersama, baik dalam lingkup grup sastra atau
komunitas  maupun tingkat nasional dan ASEAN. FB/IG:
Srie Astuty Asdi. Email: muflihafra867@gmail.com

Macca No. 1/September 2021 | 35


Sekolah - Sekolah

KEPSEK SMA 4, H. SYAFRUDDIN


BEKERJA DENGAN HATI

P
ercepatan kemajuan terdengar, “ Alhamdulillah, seluruh
sebuah lembaga, terutama tahapan PPDB telah berakhir
bidang pendidikan dengan normal” jelas Mantan
yang begitu Komplex dengan kepsek SMA 6 Makassar.
H. Syafruddin, S.Pd., M.Pd, SMA 4
permasalahan sangat ditentukan Kembali soal wajah sekolah
oleh kreativitas,dan akselerasi yang akhir akhir pihak pemerintah saya gulirkan juga demikian,
seorang kepala sekolahnya. dalam hal ini, Dinas pendidikan semua sendi saya dekati dengan
Setidaknya ini yang dialami SMA Provinsi Sulsel banyak memberikan hati dan ketulusan, menurut saya
negeri 4 Makassar, dibawa komando apresiasi atas kerjanya dalam sangat efektif dan inilah hasilnya”
H. Syafruddin, M.S.Pd. M.Pd, SMA melakukan penataan menurut tandas mantan Wakasek SMA tiga
4 mulai terpoles dan kini telah putra Kota Kalong ini, tidak ada Makassar.
nampak identitasnya sebagai yang luar biasa, tidak ada resep Wajah SMA 4, hari ini
lembaga sekolah menengah yang khusus, ini kerja bareng-pergerakan memang pantas kita berikan
pantas direkeng. seribu jari dari seluruh guru dan acungan jempol, begitu segar ketika
SMA 4, yang berlokasi staf Administrasi sekolah, katanya memasuki area l sekolah - demikian
dibilangan utara dan satu satunya sambil tersenyum. pula soal aura dinding kelas nampak
sekolah menengah yang diapit dua “Di SMA 6 juga saya bekerja bersih dengan kombinasi warna
kecamatan padat penduduk, hingga demikian, malaj lebih sulit rasanya setiap ruang sangat artistik. Kurang
dalam setiap tahun penerimaan penataannya karena arealnya sangat percaya, silahkan kunjungi.
siswa baru, diperlukan aproch luas sedang rumputnya saat baru Meski demikian H. Syarifuddin,
yang tidak biasa, tisak normal agar saya tiba setinggi manusia,tapi diakhir perbincangan tetap
masyarakat yang tidak tertampung karena kordinasi dengan komunikasi mengakui, apa yang nampak hari
dapat menerima kenyataan hingga yang apik, akhirnya menjadi sekolah ini disekolah yang dipimpinnya
goncang gancing yang sering yang begitu segar.Nah, sekarang merupakan kerja sinambungan
mengemuka akan PPDB tidak di SMA 4, pola komunikasi yang dari kepsek terdahulu. • (Ahmadi
Haruna).

K Drs. Baharuddin, M.Pd.:


ondisi pandemi
yang membumi, tak
dapat dipungkiri H. SMK 7 Daring Bukan
Baharuddun. M.pd. Virtual Halangan Raih Prestasi
tidak halangi prestasi telah
mempengaruhi perkembangan
Untuk dunia pendidikan, kepala sekolah SMK 7
berbagai faktor, diantaranya
Makassar Drs. H. Baharuddin M.Pd. yang ditemui pekan
kehidupan sosial, ekonomi
lalu diruang kerjanya mengungkapkan kondisi pandemi
maupun pendidikan .
memang sangat besar pengaruhnya, khususnya di awal
Persoalan ini tentunya awal menerpa belahan dunia, namun saat ini tidak
Drs H Baharuddin
menuntut kerja keras dan strategi bisa lagi menjadi alasan karena pandemi covid 19 kita
M.Pd., Kepsek SMK 7
khusus seorang pimpinan agar atau lembaga terhalang untuk berprestasi “ saat sudah
dampak yang ditimbulkan tidak memasuki tahun kedua ujian Allah SWT turun, lantas
begitu terasa pengaruhnya . jika kita tidak mencari solusi maka dunia pendidikan

Macca No. 1/September 2021 | 36


akan anjlok . Khusus untuk di SMK dan segar jika kita memasuki areal pada tenaga pengajar dan para
7 saya selalu aktif mengontrol Sekolah ruang kelas dan lab serta siswa, untuk secara disiplin mengitu
proses belajar jarak jauh atau ruang- ruang lainnya tampil dengan kegiatan sekolah sehingga tidak
secara virtual, pokoknya meski warna yang seragam,sehingga kedodoran dalam hal target
pembelajaran secara Daring, kami memyemburkan suasana nyaman. pembelajaran yang ingin dicapai
bersama para guru dan personil Ditambahkan, Drs H. yang selanjutnya bermuara pada
tata usaha berupaya agar siswa Baharuddin, M.Pd. yang sebelum prestasi” tandasnya.
meraih prestasi sesuai jurusan memimpin SMK 7 menjabat wakil Apa yang diungkapkan
yang digeluti “ jelas H. Baharuddin kepsek di SMK Negeri 1, situasi H. Baharuddin akan resepnya
kepsek yang terus melakukan yang menerpa tanah air, tidak bisa menghadapi kondisi tentunya
renovasi kecil disekolah yang dihadapi secara pasrah namun diharapkan dapat pula diterapkan
dipimpinnya. perlu kreativitas dan akselerasi disekolah lain, khususnya disekolah
Hasil pemantauan penulis yang disesuaikan dengan keadaan.” menengah kejuruan. • (Ahmadi
SMK 7, saat ini tampak begitu hijau Hal ini yang selalu kami tekankan Haruna).

Dirgahayu ke 76, Teropong La Macca


Pekik Merdeka sangat sederhana dan terbatas. Qadar ke-semarakan

di Rumah Saja sangat jauh dari yang pernak kira saksikan di tiga tahun
yang lalu dimana warga masyarakat dengan sepontan

M
melaksanakan kegiatan dengan spontan di wilayah
enghadapi situasi saat ini, paling tidak masing-masing, berbagai lomba telah mewarnai
ada dua kata yang tepat untuk dihayati dirgahayu dan inilah yang dirindukan oleh segenap
secara bersama “ikhlas dan Sabar” ikhlas warga kita.
menerima dari segala ujian yang diturunkan Sang Pembatasan kegiatan dan sikap ini, menjadi
Pencipta dan Sabar menjalani kondisi yang telah salah satu tantangan, satu pihak ‘ rindu’ akan kebiasaan
mengubah berbagai kebiasaan dalam hidup sehari- melakukan pesta penyambutan disisi lain ada aturan dari
sehari.Jika keduanya ini bisa di maklumi tentunya pemerintah untuk disiplin mengikuti protokol kesehatan
segalanya teratasi dan tidak perlu cemas dalam dengan berbagai istilah agar terhindar dari paparan
setiap harinya yang bukan mustahil justru menjadi penyakit yang telah menelan korban berjuta yakni
pemicu diri kita diserang berbagai penyakit,tidak Corona.
terkecuali terpapar dengan covid 19.
Para pekerja seni, terkhusus para penyair dan
Pada peringatan Hari ulang tahun tanah pecinta memberikan tanggapan berupa catatan
air kita tahun ini bahkan untul kali kedua telah maupun karya sastra berupa puisi, isinya rasa
dilaksanakan dengan merayakan kegiatan yang keprihatinan, edukasi dan sedikit terselip protes akan
berbagai kebijakan yang diambil pemerintah dalam
mengatasi pandemi.
Sejumlah karya penyair baik yang domisili Jakarta,
seperti Taufik Ismail, Aspar Paturusi dan penyair domisili
di Sulsel, seperti Yudistira Sukatanya, Syahrir patahkaki,
Ahmadi Haruna, pada muara puisinya yang ingin
disampaikan bermateri akan hilangnya “ ruh “ teriakan
merdeka di situasi pandemi, artinya Pekik Merdeka Di
rumah saja lebih aman untuk mensiasati kondisi agar
tidak terjangkiti dari penyebaran penyakit yang telah
membumi dan mematikan ini. •Ahmadi Haruna).

Macca No. 1/September 2021 | 37


Esai

BOBO dan VIRUS CORONA


Ahmadi Haruna
Jurnalis. Tinggal di Makassar.

P
ada suatu hari di planet korona, berkumpul Gejala virus ini biasanya muncul setelah 10 hari
semua penduduk. Raja Corona berdiri ditengah mendekati dalam tubuh. Istilahnya masa Inkubasi.Jadi
lapangan. “ Rakyatku para Virus, saat ini kita bisa virus ini sudah Ada dalam tubuh nanun belum
bisa membuat ketakutan. tetlihat gejalanya.
Lihatlah, ini adalah tentara virus corona dengan Menjengkelkan, virus ini bisa menyebar dengan
senjata yang lebih canggih. “Horee” teriak seluruh rakyat. mudah lewat udara dan cairan. Coba lihat mana ada
Sementara di planet bumi berkumpul juga orang tempat tidak punya udara. Jadi virus ini bukan saja dapat
mendengar pidato raja corona. Betulkah viruscorona akan berpindah dari RT ke RT tapi juga antara negara. Lalu
menyerang manusia di bumi? Acara televisi kemudian bagaimana dengan Cairan. Orang yang terserang pilek
beralih ke China, Hongkong dan Singapura. Wouw, dan batuk, biasanya kalau batuk mengeluarkan butiran
ternyata banyak manusia terserang SARS atau Sindrom cairan nah ini dengan tidak sengaja kita bisa hirup atau
pernapasan akut parah. Ribuan orang yang terserang terhirup.
penyakit ini dan puluhan yang meninggal dunia. para ahli Mulanya virus ini hanya berada di propinsi
menyimpulkan bahwa penyebabnya adalah viruscorona. Guangdong Cina di tahun 2002. Namun mudahnya
Jadi ucapan raja Corona, benar bukan cuma pura-pura. penyebarannya sekarang sudah ada di beberapa negara.
Bagaimana ini? Manusia pun jadi panik.
Apa yang Harus Dilakukan?
Apakah Itu Virus Corona ?
Tenang tenang. Tidak usah panik Karena virus ini
Virus corona adalah virus yang menyebabkan tidak visa bertahan lama dibawa sinar matahari.virus ini
penyakit pernafasan, juga batuk dan filek dan virus ini juga tidak bisa bertahan hidup ditempat yang kering,
mudah mutasi dan perubahan Gen. Apabila ia berada dia hanya mampu bertahan tiga jam.Meski kita harus
dalam tubuh manusia bersama virus lain.Mereka sering waspada. Caranya kita harus menjaga fisik agar tetap
bertukar-tukar gen hingga terbentuklah virus lain. hidup sehat.Sebab dengan hidup sehat virus ini tidak
Nah, virus yang dimaksud raja Corona adalah virus dapat berkembang biak.
corona yang dulunya hanya mengganggu pernapasan Semoga para ahli cepat mendapatkan
namun karena mengalami mutasi gen hingga memiliki penangkalnya.Tapi meski ada penangkalnya tetap kita
kekuatan menyiksa manusia dengan mengalami demam harus hidup sehat Siapa tahu virus lain di planet berniat
diatas 38 derajat C, nyeri otot dada dan dapat membuat juga menyerang bumi. Ayo kita hidup sehat. •
paru-paru mengeras.

Macca No. 1/September 2021 | 38


Sastra Lisan

Tafsir Kelong (Bagian 1)


Oleh Chaeruddin Hakim

N
aisbit dalam Ambo Enre (1991: 1-2), mengenai bagaimana seseorang harus membawa diri
mengungkapkan bahwa keperluan agar ia dapat diterima sebagai anggota mayarakat.
akan pengungkapan, penerapan, dan Sedangkan yang dimaksudkan dengan nilai-nilai,
pemantapan nilai-nilai luhur budaya bangsa pada ialah sesuatu yang sangat dihargai serta diyakini
akhir-akhir ini, terasa kian mendesak, tidak hanya akan kebenarannya. Sebagai akibatnya, tentu sangat
karena menurut kenyataan, ia semakin tercecer ke diharapkan pula perwujudannya dalam kehidupan sehari-
belakang dan sering terlupakan, melainkan juga karena hari, melebihi hal-hal lainnya. Nilai menyangkut masalah
munculnya gaya hidup global yang semakin meluas seleksi dan preferensi di antara banyak pilihan yang lain.
pada penghujung abad ke–20 ini. Kesusastraan sebagai bagian hidup masyarakat,
Wajar jika semakin homogen gaya hidup khususnya kesusastraan tradisional (baca sastra kelong
manusia semakin teguh pula ia menggenggam nilai- Makassar), merupakan salah satu bentuk pengungkapan
nilai yang lebih dalam, seperti agama, bahasa, seni, nilai-nilai kesenian tradisional yang diharapkan dapat
dan kesusastraan. Pada saat dunia luar semakin menjadikan manusia semakin menjadi manusia.
menjadi serupa, sewajarnyalah jika manusia semakin Kesuastraan dalam kaitannya dengan tata
menghargai pula tradisi yang bersemi dari dalam, yang nilai kehidupan, merupakan sebuah fenomena sosial,
tentu saja kebudayaan dasarlah yang akan menjadi keduanya saling melengkapi dalam kedirian mereka
salah satu sumbernya. sebagai sesuatu yang eksistensial. Sebagai bentuk
Ambo Enre menguraikan, pembicaraan seni, pelahiran sastra bersumber dari kehidupan yang
mengenai kebudayaan dalam hubungannya dengan bertata-nilai. Pada gilirannya yang lain, sastra akan
nilai-nilai, penekanannya terutama diletakkan memberikan sumbangan bagi terbentuknya tata-nilai. Hal
pada unsur-unsur materialistiknya sesuai dengan ini terjadi karena setiap cipta seni yang dibuat dengan
idenya yang menojol, yang dalam satu lingkungan kesungguhan dan mengandung keterikatan yang kuat
masyarakat dipelihara dan diperlakukan sebagai dengan kehidupan, karena manusia sebagai pelahir cipta
suatu kebajikan, berupa ketentuan tentang cara tersebut adalah bagian dari kehidupan itu sendiri. Sastra
berprilaku dan menetapkan sesuatu yang ideal sebagai produk kehidupan, mengandung nilai-nilai sosial,

Macca No. 1/September 2021 | 39


falsafah religi, dan nilai-nilai lainnya, baik yang bertolak Artinya
dari pengungkapan kembali, maupun yang merupakan Saya inginkan engkau sejahtera
penyodoran konsep baru. Semuanya dirumuskan Saya nazarkan engkau bahagia
secara tersurat dan tersirat. Hal inilah yang melahirkan Walau pucukmu
sifat ambiguitas sastra, (Suyitno, 1986). Rantingmu bahagia semua
Kesusastraan Makassar khususnya kelong
Fungsi kelong sebagai karya sastra Makassar,
Makassar, memiliki sifat-sifat seperti yang telah
tidak terlepas dari fungsi-fungsi sastra pada umumnya.
diuraikan di atas, terlebih dalam kaitannya dengan
Menurut Finnegan dalam Hakim (1998: 7), hal terpenting
tata-nilai moral-religius kehidupan masyarakat.
memahami tujuan dan fungsi karya sastra lisan adalah
Kesuastraan Makassar pada saat ini dapat
hubungannya dengan kepercayaan, agama, pengalaman,
dikatakan tengah mengalami satu fase kemunduran,
dan lambang-lambang. Hakim (1998: 7) mengatakan,
terlebih jika tidak dilakukan upaya-upaya nyata
kelong Makassar mempunyai fungsi merekam peristiwa,
untuk melestarikannya di tengah-tengah kehidupan
pengalaman masa lampau dan masa kini. Masa kini
masyarakatnya. Pelestarian ini diharapkan dapat
karena sifat sastra yang mampu membayangkan
melestarikan nilai-nilai yang terkandung di dalam
kehidupan akan datang – Kelong yang menimbulkan
kelong.
kesenangan dapat juga memberikan pengetahuan dan
Kelong bentuk kesusastraan Makassar, di
pengalaman sangat berharga bagi kehidupan.
dalamnya mengandung renungan dan kearfian,
Secara umum, kelong mempunyai lima fungsi,:
tergambar melalui kesatuan dan kepadatan makna.
(1) kelong sebagai media pendidikan; (2) kelong sebagai
Kesatuan dan kepadatan makna tersebut, setidaknya
sebagai media hiburan; (3) kelong sebagai pembangkit
dapat dilihat di dalam fungsi-fungsi sastra pada
semangat juang; (4) kelong sebagai media komunikasi;
umumnya.
dan (5) kelong sebagai produk dan pelestari budaya.
Selain itu juga sebagai karya sastra Makassar
Memandang fungsi sastra, terdapat dua
yang sangat tua. Bagi masyarakat Makassar, kelong
pandangan yang bersifat dikotomis satu sama lainnya.
mendapat tempat tersendiri karena segala perasaan
Demikian dengan keberadaan kelong Makassar.
suka dan duka yang dialami oleh masyarakanya
Pertama, pandangan beranggapan bahwa sastra
disampaikannya melalui kelong, (Basang, 1997: 20).
semata-mata hanya memberi hiburan, kenikmatan
Menurut Basang (1997:19), bentuk kelong dapat
batin, atau hanya sesuatu yang bersifat indah dan
dibandingkan dengan pantun, masing-masing terdiri
menyenangkan. Pandangan ini sering diistilah
atas empat baris dalam satu bait. Namun demikian,
dengan “art for art’s sake”. Kedua, pandangan yang
terdapat juga perbedaan.
beranggapan, sastra harus bermanfaat, mengangkat
1. Kelong tidak mementingkan sajak, akan tetapi derajat manusia, mengajarkan moral yang baik,
tidaklah berarti bahwa di dalam kelong tidak dan sastra mempunyai tugas dalam masyarakat.
terdapat sajak sama sekali. Sehubungan kedua pandangan tersebut, Teew
2. Tidaklah menjadi syarat bagi kelong bahwa berpendapat, fungsi sastra haruslah memberi nikmat,
baris pertama dan kedua merupakan sampiran, mengajar, dan menggerakkan.
seperti pada pantun. Terlepas dari pandangan dikotomis di atas, sastra
3. Ditinjau dari sudut kesatuan suara yang terdapat hendaknya dapat dijadikan sebagai bahan apresiasi bagi
pada tiap-tiap baris, kalau diteliti kesatuan suara terbentuknya prilaku moral generasi kini, khususnya anak
itu terwujud pula dalam kesatuan sintaksis yang pada usia pendidikan dasar. Sebagian ahli mengatakan,
berupa kata atau kelompok kata, maka kelong sebagai satu masa terakumulasinya berbagai nilai-
itu tergolong ke dalam puisi. Jika ditinjau dari nilai pada diri anak usia tersebut yang diserapnya dari
segi jumlah suku kata setiap baris maka kelong berbagai pengaruh kebudayaan, baik kebudayaan
berpola suku kata 8.8.5.8 internal maupun kebudayaan eksternal dari anak
tersebut. • (Bersambung).
Contoh
Kuminasaiko sunggu
Kutinjakiko matekne
Manna pucuknu
Tangkennu mateknengaseng

Macca No. 1/September 2021 | 40

Anda mungkin juga menyukai