Anda di halaman 1dari 3

Materi Ujian : Bab 1, 2, 8, 13, 14, 16  Sumberdaya terukur (measured resource) adalah jumlah

bahan galian di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah


 Batubara merupakan batuan sedimen organik hitam atau hitam penyelidikan yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi
kecoklatan yang berasal dari reaksi biokimia, yang mudah terbakar syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi rinci. 
dan terjadi di strata batuan dan terdiri dari karbon dengan 
kandungan H, N, O, dan S.  Coal bed methane metana diekstrak dari lapisan coal dan
 Batubara dikelompokkan menjadi 4 berdasarkan jumlah C, O, H : menjadi sumber energi di beberapa negara
o Lignit  Justifikasi yang digunakan pada CBM bahwa lapisan
Jenis batubara paling tidak matang dan memberikan hasil energi batubara terdiri dari material, yaitu material dengan volatil
paling sedikit; Bersifat sering rapuh, relatif lembab, dan berbentuk rendah yg dengan sengaja di reduksi tekanannya ,
powder. Ini adalah peringkat batubara terendah, dengan nilai kalor dipanaskan, atau diekstraksi dengan pelarut
4000-8300 Btu per pon Material yang tetap di fasa padat setalah pemisahan
o Subbituminous komponen volatil
Memiliki warna kecoklatan, lebih mirip jenis bituminous daripada  Analisis batubara
lignit. Memiliki nilai kalor yang rendah (8300-13000 Btu/pound) Sampling information: Sample history and sampling
dan lebih lembab dari bituminous protocols
o Bituminous
Dibentuk dengan panas dan tekanan pada jenis batubara lignit. Chemical properties
Berwarna hitam, lembut, licin, dan paling umum digunakan. Nilai Analisis proksimat : mendefinisikan komposisi keseluruhan
kalor 11.000-15.500 Btu/pound secara aproksimat : moisture content, volatile matter, ash,
o Antrasit fixed carbon
Peringkat tertinggi batubara dan dianggap metamorfik. Bersifat Analisis ultimat : pengukuran absolut dari komposisi
lebih kuat, berkilau, lebih padat dan hitam dengan pengotor yang elemental : C, H, O, N, S
sedikit. Memiliki nilai kalor 15.000 Btu per pound Kadar sulfur
 Batubara dapat dikonversi menjadi gas dan liquid. Pemrosesan gas
melalui Gasifikasi dan pemrosesan liquid melalui liquefaksi yang Ash properties
memiliki komposisi serupa dengan crude oil. Elemental analysis : Komponen utama
 Liquefaksi membutuhkan hidrogen untuk membentuk ikatan Mineralogical analysis : analisis mineral content
dengan karbon. Proses gasifikasi dilakukan dengan pembakaran Trace element analysis : analisis elemen penjejak; seperti
dengan memasukkan udara dan steam. pengayaan ash
 Reserves adalah deposit batubara yang dapat ditambang secara Ash fusibility : observasi qualitatif temperatur saat ash
ekonomis dengan teknologi yg sudah ada atau dengan metode dan melewati tahap fusing and flow
peralatan terkini  In-situ sampling/ seam sampling : sampling in the mine, ex :
 Resources adalah estimasi deposit batubara dengan mengabaikan channel, core, cutting
apakah deposit dapat diakses secara komersial atau tidak  Ex-situ sampling : sampling from a stock pile, kereta
 Proven resources merupakan coal reserves yang sudah batubara, saat preparasi di pabrik
ditemukan dengan pengeboran  Analisis proksimat, percent weight basis : Ash received, air
 Unproved resources merupakan reserves yang diestimasi dried (mengabaikan surface moisture), dry basis
dengan menggunakan pemahaman struktur lapisan dan (mengabaikan moisture), dry ash free (mengabaikan
diharapkan dapat recoverable dengan teknologi di masa moisture dan ash), dry mineral matter free (neglect moisture
depan. and mineral matter)
 Cadangan dibagi kedalam beberapa kategori antara lain;  Metode untuk moisture: thermal, dessicator, distilasi,
1. Cadangan terkira (probable reserve) adalah sumberdaya bahan ekstraksi, metode kimia, dan elektrik
galian terunjuk dan sebagian sumberdaya bahan galian terukur, tetapi  Natural bed moisture: air yang tertahan di coal ketika jenuh
berdasarkan kajian kelayakan semua faktor yang terkait telah dgn 100%RH
terpenuhi sehingga penambangan dapat dilakukan secara layak.  Volatile matter : komponen batbar, kec. Moisture yang
2. Cadangan terbukti (proven reserve) adalah sumberdaya bahan terlepas ketika T tinggi tanpa kehadiran udara, ex H2,
galian terukur yang berdasarkan kajian kelayakan semua faktor yang CO,CH4, HC, tar, CO2. Metode heating dengan variasi
terkait telah terpenuhi sehingga penambangan dapat dilakukan secara
T,waktu
layak.
Kondisi T = 875-1000oC, t = 3-20 min, material: Pt,
Sumber daya dibagi kedalam beberapa kategori: Si,keramik
 Sumberdaya hipotetik (hypothetical resource) adalah  Ash: residu tak terbakar yg tertinggal setelah batbar di bakar,
jumlah bahan galian di daerah penyelidikan atau bagian dari metode : pembakaran di furnace
daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan data yang  Ash fusion temp, initial deformation, softening, hemisphere,
memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap survei fluid temp
tinjau.  Mineral matter: clay, karbonat, bijih sulfida, bijih oksida, kuartz,
 Sumberdaya tereka (inferred resource) adalah jumlah fosfat. Ash tdd SiO2, Al2O3, Fe2O3, TiO2, CaO, MgO, Na2O,
bahan galian di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah K2O
penyelidikan yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi Parr formula:
syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap prospeksi. % Mineral matter = 1.08 A + 0.55S
 Sumberdaya terunjuk (indicated resource) adalah jumlah King Mavies-Crossley formula:
bahan galian di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah
◦ % Mineral matter = 1.09A + 0.5Spyr + 0.8CO2 – 1.1SO3(in ash) +
penyelidikan yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi
syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi SO3(in coal) + 0.5Cl
pendahuluan.
 Fixed carbon, karbon yang ada dimaterial dan tertinggal setelah  Combustion : konversi energi kimia ke termal. Oksidasi dengan
penghilangan zat volatil udara, problem lingkungan
FC = 100 – resultan moisture, vm dan ash Reaksi 2C + O2 → 2CO ; 2CO+O2 → 2CO2 ; C + O2 → CO2 ;
 Analisis ultimat, C dan H: combust batbar di sistem tertutup dan SOx; NOx
produk CO2 dan H2O dianalisis dengan absorpsi  Mekanisme combustion : heating, drying, devolatile, ignition,
 N: kjedahl method, senyawa N dikenakan dgn asam sulfat combust volatil, combust char
mendidih dan N terlepas sebagai amonium sulfat  Combustion sistem: fixed bed, fluidized bed, pulverized bed.
 S: combust, eschka method, bomb combust, High temp. Hitung  Fixed bed : penyulutan dengan radiasi dari lengkungan refraktori
sulfur sulfat, pyritic sulfur, dan senyawa organik sulfur panas dan nyala api volatil. Konvektif heat transfer. Type :
 O: pirolisis dgn N dan mengalirkan produk pada karbon 1100oC, updraft&downdraft
CO dengan GC Updraft : primary air masuk dari bawah bed, secondary dari atas,
 Cl: burning coal dengan eschka mixture dalam oksigen, diikuti produk keluar dari atas. Api menyala ke atas
titrasi potensiometrik dengan Cu nitrat Downdraft: udara masuk dari atas, produk keluar dari bawah, api
 Nilai kalor dengan Dulong ; cv = 144.4(%C) + 610.2(%H) − menyala ke atas.
65.9(%O) − 0.39(%O)  Pulvurized coal combust: Small partikel (<200 mesh), didalam
 Pirolisis adalah dekomposisi termal coal tanpa kehadiran udara, suspensi, konsentrasi partikel dialiran gas kecil, 20% ash jatuh
T=300-700oC, produk: H2,HC,CO2,H2O,NH3,H2S, coke. ke bawah furnace, sisanya keluar bersama produk. Radiative :
1600oC, economizer : 300oC, air preheater : 150oC, electrostatic
Efek kandungan nitrogen pada pirolisis separator, dan gas scrubber
 Fluidized bed : D = 1-40 mm, bed tdd sand/ inert, T = 800-900,
 Pada primary pyrolisis, nitrogen akan lepas dalam bentuk fraksi
kec. Fluidisasi tergantung tinggi bed, partikel bed, dan D
dari tar (tar-N), karena pada suhu rendah. Hal ini terjadi karena
furnace. Limestone ditambahkan utk remove S. Dry scrubber
pada umumnya nitrogen pada batubara tergabung pada struktur

aromatic ring, sehingga sulit lepas dalam bentuk light gases pada FBC vs PF : less emission, koef. Heat transfer tinggi, biaya persiapan
suhu rendah feed rendah, sedikit fouling, dikit excess air
 Pada secondary pyrolisis (T>1000K dan residence time lama), Coal-liquid: pengganti fuel oil. Dapat ditransportasi seperti fuel oil.
tar akan mengalami dekomposisi termal menyebabkan struktur Terdiri dr suspensi coal dalam liquid dan sedikit aditif yg
aromatic ring akan terbuka, dan nitrogen akan lepas dalam meningkatkan stabilitas.
bentuk light gases seperti HCN.  Liquefaksi : untuk mengurangi efek ikatan yg lemah dan memisahkan
 Karbonisasi: dekomposisi termal batbar pada skala komersial. struktur batbar yg besar ke ukuran kecil, untuk dekomposisi
LT karbonisasi (lignit&subbituminous), T=500-700 untuk suplai aromatik-alifatik, aromatik-aromatik ke struktur yg lebih kecil,
gas untuk penerangan, menyediakan smokeless fuel. untuk meningkatkan H/C yg rendah S dan serupa dgn crude oil
Memproduksi coke, tar, liquor, gas. Coal yg dipake lignit dan  Proses pirolisis: heating T=400 coal mjd gas, liq,char menghasilkan
subbituminous. HT karbonisasi 900-1500 45%-b char
 Solvent extraction process: coal is mixed with “donor” solvents that
Proses karbonisasi dilakukan melalui dua cara: are capable of donating hydrogen to system under reaction
1. Proses Karbonisasi dengan pemanasan secara langsung: Proses conditions T 510oC, P = 5000psi. Coal convert mjd produk dgn
Karbonisasi dengan pemanasan secara langsung dalam tungku ukuran molekul rendah. Proses : consol synthetic fuel, solvent
Beehive yang berbentuk kubah. Tungku Beehive merupakan tungku refined coal, solvent lignite, exxon donor solvent
yang paling tua dimana batubara dibakar pada kondisi udara
 Catalytic liquefaction : coal kontak dgn katalis dgn ada H2.
terbatas, sehingga hanya volatile matter saja yang akan terbakar.
Membutuhkan katalis untuk add H2, liquid medium dgn katalis
Jika volatile matter terbakar habis, proses pemanasan
dihentikan.Kelemahannya antara lain terdapat produk samping terdispersi, kontak antara katalis&batbar. Proses : heating T=450-
berupa gas dan cairan yang tidak dapat dimanfaatkan atau habis 600, P =200psi, residence time <20s, quench effluent. Methods:
terbakar, disamping itu produktivitas sangat rendah. CCL, H-coal, multistage.
2.Karbonisasi batubara dengan pemanasan tidak langsung atau proses  Indirect liquefaction : 2stage, coal to syngas, purified gas, konversi
distilasi kering di mana sirkulasi udara dikontrol seminimal katalitik mjd liq. HC.
mungkin. Melalui dinding baja, panas disalurkan ke dalam tanur  Pirolisis: thermal decomposition of coal at high temperature (above
bakar yang memuat batubara. Pada suhu sekitar 375 oC - 475oC, 430oC). occur in the absence of oxygen (nonoxidizing environment).
batubara mengalami dekomposisi membentuk lapisan plastis di As the result, gas and liquid (tar) are produced, leaves a solid
sekitar dinding. Ketika suhu mencapai 475 oC - 600oC, terlihat residue richer in carbon content. Reaksi : dekomposisi primer (:
kemunculan cairan tar dan senyawa hidrokarbon (minyak), formation of radical fragments and their stabilization), reaksi fasa
dilanjutkan dengan pemadatan massa plastis menjadi semi-kokas.
gas sekunder. Proses dekomposisi termal:
Pada suhu 600oC - 1100oC, proses stabilisasi kokas dimulai. Ketika
lapisan plastis sudah bertemu di tengah oven, berarti seluruh
batubara telah terkarbonasi menjadi kokas, dilanjutkan dengan
proses pendinginan (quenching). Setelah kokas selesai dibuat di
oven, perlu pendinginan secepatnya supaya kokas tersebut tidak
berubah jadi abu. Cara ini selain menghasilkan kokas juga diperoleh
produk samping berupa tar, amoniak, gas methana, gas hidrogen dan T 400-750 : degradasi primer, produk : gas, tar liq. ; T 750-900 :
gas lainnya. Gas-gas tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan secondary rx product : gas, tar liquor+H2 ; T =900-1100; Plasma
bakar. sedangkan produk cair berupa tar, amoniak dan lain-lain T>1650 product acetylene, carbon black
dapat diproses lebih lanjut untuk menghasilkan bahan-bahan kimia,
umumnya berupa senyawa aromatik. Lignite&subbituminous produce high levels of low-molecular-
weight gases and very little tar. Bituminous produces more tar and
 Coke produce dr karbonisasi utk industri besi dan baja moderate amounts of light gases. Antrasit produces relatively low
 Sistem karbonisasi : fixed bed&fluidized bed levels of both light gases and tar
apabila gas didalam batubara memiliki tekanan >100 bar  masih
Swelling mechanism : As the coal heated, chemical bonds ruptured, perlu dikroscek catatan ini)
and coal becomes “plastic” and softens, but as the heating
progresses, the bonds reformed, or new bonds are formed, causing SOx reduction:
the coal to solidify. Pre combustion : physical, chemical, biological
Produk pirolisis: combust gas, CO2,H2O, H2S, NH3 ; liq. Product In-combustion : Fluidized bed Combustion : addition of limestone
such as condense liq&tar ; solid product char for bed material
Efek zat aditif pd pirolisis (AlCl3 H3PO4 ZnCl2, dll): increase yield Post-combustion : Flue gas desulfurization : installed at
gas, mengurangi produksi coke. downstream of pulvurized firing combustor
Diagram hubungan antara reserves dan resources:
NOx reduction : pulverized firing (more NO x, T=1200-1400), FBC
(T=800-900, less NOx, fouling, excess air), low Nox burner
CO2 reduction : blending coal dan biomassa, CCS
Ash dapat digunakan sebagai adsorben dan campuran material
konstruksi

 Caking coal adalah batubara yang apabila dipanaskan akan


menjadi soften, swelling dan memiliki sifat plastik sehingga
Flash Pyrolisis
membentuk struktur coke yang ringan dan berpori. Batubara jenis
ini disebut juga agglomerating coal dengan Free Swelling Index > Pirolisis batubara terdiri dari dua rangkaian reaksi: dekomposisi
1. primer yang terdiri dari pembentukan fragmen radikal dan stabilisasi
 Free burning coal adalah batubara yang apabila dipanaskan hanya dan dekomposisi sekunder adalah reaksi fase gas sekunder dari
menunjukkan sedikit bahkan tidak ada gejala terjadinya fusing komponen gas yang dihasilkan oleh dekomposisi primer. Di antara
atau agglomerating. Batubara jenis ini memiliki FSI <0.5. Jenis beberapa metode pirolisis batubara, flash pirolisis adalah proses
yang menjanjikan untuk berproduksi hidrokarbon dan bahan kimia
batubara yang memiliki sifat demikian adalah lignit dan sub-
seperti benzena, toluena, dan xylene (BTX). Hasil produk cair dari
bituminus
batubara mentah terbatas karena rendahnya rasio hidrogen terhadap
 Pengaruh klorin pada performansi boiler secara umum, kandungan karbon, sehingga diperlukan perbandingan rasio lebih tinggi untuk
klorin batubara akan memicu terjadi korosi pada material boiler memasok hidrogen secara efektif dari sumber lain untuk
yang beroperasi pada temperature tinggi. meningkatkan hasil tar.
 Free Swelling Index  Index yang digunakan untuk mengukur
Hidroprolisis adalah pilihan pertama tetapi umumnya membutuhkan
sifat swelling (sifat plastik) batubara ketika dipanaskan hingga
kondisi tekanan hydrogen tinggi, suhu tinggi, dan waktu tinggal
temperatur peleburan normal (800oC) pada kondisi tertentu. FSI yang lama.
sangat berguna untuk menentukan sifat plastik batubara. FSI
berkisar antara 0-9 (9 yang paling swelling) Tujuan flash pirolisis batubara adalah menghasilkan molekul yang
 Hardgrove Grindability Index  Index yang digunakan untuk lebih kecil dalam waktu singkat. Parameter proses dasar yang
mempengaruhi hasil produk selama flash pirolisis batubara adalah
mengukur seberapa sulit batubara untuk digerus (ketergerusan
(1) suhu reaksi, (2) tekanan gas, dan (3) waktu tinggal partikel
batubara). Tipikal HGI adalah 30 (paling sulit digerus) dan 100 batubara dan tar berikutnya. Selain itu parameter proses utama, hasil
(sangat mudah digerus). produk dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti sifat gas
Kemungkinan yang akan terjadi sebelum batubara terbakar pada pirolisis dan tekanan parsial serta rasio gas/batubara. Kontak pada
tingkat molekuler antara pelarut donor hidrogen dan batubara adalah
pirolisis batubara pada unggun terfuidakan.
penting untuk meningkatkan hasil cairan BTX.
Secara umum, batubara ketika dipanaskan akan terjadi pelepasan Konsep flash pirolisis didasarkan pada pengamatan bahwa sebagian
VM dari batubara. besar batu bara akan melepaskan gas, cairan, dan bahan-bahan
 Mekanisme sebelum batubara terbakar adalah heating, drying, tinggal ketika dipanaskan pada suhu tertentu, tetapi ketika
devolatilisation. pemanasan sangat cepat (102-106 °C/s) proporsi yang dihasilkan
 Pada unggun terfluidakan, kemungkinan yang akan terjadi pada lebih tinggi dan materi volatil dapat dirilis.
batubara sebelum terbakar antara lain:
1. Tidak terjadi fragmenting ataupun swelling
2. Tidak terjadi fragmenting, tetapi terjadi swelling
3. Tidak terjadi swelling, tetapi terjadi fragmenting
 Fragmenting adalah batubara pecah menjadi bagian yang lebih
kecil. (Menurut catatan saya, fragmentasi batubara dapat terjadi

Anda mungkin juga menyukai