4806 10473 1 PB
4806 10473 1 PB
Syafruddin Yusuf
Universitas Sriwijaya
Abstract: The struggle of the Indonesian nation, especially South Sumatra in seizing and
retaining of Independence, many involving the leaders and the people of South Sumatra. One
of the best sons of South Sumatra lot to contribute to the struggle for independence Indonesia
is Abdul Rozak. He is one of the leading South Sumatra who fought relentlessly since the
Dutch colonial period, the Japanese occupation, the War of independence until the end. This
paper reveals how Abdul Rozak play a role in the early days of independence and on the
Physical Revolution or War of independence. Based on an analysis of the activities of Abdul
Rozak during the War of Independence, it can be said Abdul Rozak has an important role. He
is a figure of a civilian authority South Sumatra who became Administrator. He together with
AK Gani is the two figures are inseparable in the fighting in the early days of independence,
and the struggle for independence in South Sumatra
Abstrak: Perjuangan bangsa Indonesia khususnya Sumatera Selatan dalam merebut dan
mempertahankan Kemerdekaan RI, banyak melibatkan tokoh dan rakyat Sumatera Selatan.
Salah seorang putra terbaik Sumatera Selatan yang banyak memberikan andil dalam masa
perjuangan kemerdekaan Indonesia adalah Abdul Rozak. Beliau adalah salah seorang tokoh
Sumatera Selatan yang berjuang tanpa henti sejak masa kolonial Belanda, zaman Jepang, masa
Perang kemerdekaan sampai akhir hayatnya. Tulisan ini mengungkapkan bagaimana Abdul
Rozak memainkan peranannya pada masa awal kemerdekaan RI dan pada masa Revolusi Fisik
atau masa Perang kemerdekaan. Berdasarkan analisis dari aktivitas Abdul Rozak pada masa
Perang Kemerdekaan, maka dapatlah dikatakan Abdul Rozak mempunyai peranan yang
penting. Beliau adalah figur tokoh sipil Sumatera Selatan yang menjadi Administrator
Pemerintahan. Beliau bersama AK Gani merupakan dua tokoh yang tak terpisahkan dalam
berjuang pada masa awal kemerdekaan, dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI di
Sumatera Selatan
96
Peran Residen Abdul Rozak Pada Masa Revolusi Fisik (1945 -1949), Syafruddin Yusuf97
oleh rakyat Sumatera Selatan. AK Gani itu adalah memindahkan staf dan aparatur
bukanlah pejabat birokrasi tetapi lebih penting pemerintahan keresidenan ke Lahat,dari
sebagai tokoh politik dan nasional. Dengan sinilah pemerintahan keresidenan Palembang
duduknya Abdul Rozak sebagai wakil AK dilakukan hingga terjadinya Agresi Militer I.
Gani, maka praktis untuk urusan pengendalian Ketika terjadi serangan Belanda atas kota
dan pengaturan pemerintahan menjadi Lahat dalam Agresi I , Abdul Rozak
tanggung jawab Abdul Rozak yang memang mengundurkan diri ke Lubuk Linggau dan
cocok dan mempunyai pengalaman di bidang memimpin pemerintahan keresidenan
pemerintahan. Duet pasangan ini sangatlah Palembang dari Lubuk Linggau. Selama
perlu saat itu untuk memperkuat kedudukan Agresi Militer I ini Abdul Rozak
pemerintahan RI. Kedudukan AK Gani mengeluarkan instruksi kepada aparat
sebagai tokoh politik dan tokoh nasional pemerintahan untuk tetap menjalankan
merupakan figur yang banyak mengisi pemerintahan dan menolak bekerjasama
pemerintahan baru Indonesia di tingkat dengan pihak Belanda dengan tetap setia
nasional maupun lokal.Sebagai tokoh nasional kepada pemerintah dan negara Indonesia.
AK Gani lebih melihat persoalan bangsa dari
segi kepentingan nasional. Oleh karena itu Peran Abdul Rozak pada masa Agresi
untuk melaksanakan kegiatan pemerintahan di Militer II.
Sumatera Selatan praktis lebih banyak Agresi militer ke-II untuk wilayah
dijalankan oleh Abdul Rozak. keresidenan Palembang di mulai pada bulan
Pada bulan Oktober 1946, AK Gani Januari 1949. Para pemimpin militer maupun
diangkat sebagai Menteri Kemakmuran dalam sipil mengundurkan diri ke daerah yang aman
kabinet Syahrir III di Jakarta. Pengangkatan dari serbun Belanda. Pusat pemerintahan sipil
AK Gani ini membawa konsekwensi pada yang tadinya berada di Curup dipindahkan ke
pemerintahan dan militer di Sumatera Selatan. Tanjung Sakti. Abdul Rozak selaku Residen
Di bidang pemerintahan jabatan sebagai Palembang ikut berpindah ke Tanjung Sakti
Residen Palembang harus dilepaskan dan bersama staf pemerintahan sipil lainnya,
untuk itu diangkat Drg M. Isa sebagai Residen diantaranya Bupati Amaluddin, Wedana
Palembang, sedangkan Abdul Rozak tetap Ibrahim, Wedana Wani, dll.
dipertahankan sebagai Wakil Residen. Seiring Meskipun berada jauh dari kota
dengan diangkatnya Drg. M.Isa sebagai Palembang, namun aktivitas pemerintahan
Gubernur Muda Sumatera Selatan, maka sipil di keresidenan Palembang tetap dapat
kedudukan Drg. M. Isa digantikan oleh Abdul berjalan. Beberapa langkah penting dilakukan
Rozak sebagai Residen Palembang sejak 1 oleh Abdul Rozak, diantaranya
Januari 1947.Sementara itu jabatan AK Gani menginstruksikan kepada pegawai negeri sipil
sebagai Panglima Subkoss digantikan oleh yang ada di keresidenan Palembang, terutama
Kolonel Maludin Simbolon. Dengan jabatan pada daerah-daerah yang diduduki Belanda
sebagai Residen Palembang, maka Abdul untuk tidak memberikan bantuan dan
Rozak praktis menjalankan pemerintahan kerjasama dengan pihak Belanda. Kedua,
secara penuh. mengkoordinir dan membangkitkan semangat
Seiring dengan mundurnya pasukan rakyat agar terus berjuang dan melawan
TNI sebagai akibat dari perang lima hari lima Belanda yang ingin menjajah kembali
malam (1-5 Januari 1947), maka Indonesia.Perjuangan untuk mempertahankan
pemerintahan sipil pun haruslah kemerdekaan Indonesia itu bukanlah hal yang
meninggalkan kota Palembang. Langkah yang mudah. Satu sisi banyaknya wilayah yang
Abdul Rozak lakukan untuk mengatasi situasi dikuasai Belanda telah membuat pihak militer
100JURNAL CRIKSETRA, VOLUME 5, NOMOR 9, FEBRUARI 2016
berusaha untuk tetap mempertahankan bahkan sepenuhnya peran kedua tokoh ini dan tokoh-
merebut kembali daerah-daerah yang sudah tokoh militer lainnya, oleh karena itu Abdul
diduduki Belanda. Disisi lain kesulitan Rozak termasuk tokoh yang dincar oleh
ekonomi juga dirasakan oleh rakyat di Belanda untuk disingkirkan atau ditangkap.
keresidenan Palembang. Salah satu penyebab Bagi Belanda Rozak mempunyai andil yang
kesulitan ekonomi tersebut adalah tidak besar dalam menggerakkan roda pemerintahan
adanya alat tukar jual beli atau mata uang. dan sangat disegani dan dipatuhi oleh rakyat
Mengatasi masalah tersebut Residen Abdul di Sumatera Selatan, sehingga apabila Abdul
Rozak memerintahkanpembuatan/pencetakan Rozak dapat disingkirkan maka pemerintahan
uang kertas darurat, yang dikenal dengan di Sumsel akan terhenti.
nama OERIP (Oeang Kertas Republik Setelah perjanjian Komisi Meja
Indonesia Palembang). Bundar (KMB), maka pihak Belanda
Melaksanakan tugas pencetakan uang menyerahkan kekuasaannya kepada
ini diserahkan kepada Kapten Rusnawi pemerintah RI. Dalam hal penyerahan
dibantu oleh Letnan Nur Mahadam,sedangkan kekuasaan pemerintahan untuk wilayah
tempat pembuatannya di rumah Kiagus Kosim keresidenan Palembang, dilakukan di Pagar
bin Kiagus Thaib di dusun Pasar Lame – Alam pada 17 Desember 1949 yang diterima
Tanjung Sakti. Uang kertas yang dicetak ini oleh Residen Abdul Rozak,sedangkan urusan
dikenal sebagai DPDP (Dewan Pertimbangan militer diterima oleh Kapten Rasyad Nawawi.
Daerah Palembang). Pencatakan uang kertas Menilik dari perjuangan Residen Abdul
ini merupakan sebuah karya besar dari Abdul Rozak tersebut, maka wajarlah jika Presiden
Rozak di bidang ekonomi. Sementara itu RI pertama Ir. Soekarno memberikan Bintang
perjalanan dan perjuangan dalam menghadapi Mahaputra Utama. Suatu tanda kehormatan
Agresi Militer Belanda tetap dihadapi dengan yang diberikan oleh negara kepada putra
semangat pantang menyerah meskipun terbaik bangsanya yang telah berjuang dalam
tawaran untuk bergabung atau bekerjasama memperjuangkan dan mempertahankan
dengan Belanda selalu diberikan oleh kemerdekaan RI tanpa pamrih dan tidak
Belanda. Perjuangan dan pengaturan pernah menyerah.
pemerintahan dilakukan secara bergerilya oleh
Abdul Rozak bersama-sama dengan pimpinan PENUTUP
militer. Kebersamaan ini merupakan suatu Apabila mengacu pada Undang-
cerminan bersatunya sipil dan militer dalam undang Republik Indonesia nomor 20 tahun
membela kepentingan negara. 2009, tentang gelar, tanda jasa, dan tanda
Selama masa Agresi Militer II ini, kehormatan dikatakan “Pahlawan nasional
para pemimpin bangsa bahu membahu dan adalah gelar yang diberikan kepada warga
bersatu untuk selalu menggelorakan semangat negara Indonesia atau seseorang yang
anti penjajahan. A.K Gani sebagai seorang berjuang melawan penjajahan di wilayah
orator yang ulung berkeliling wilayah yang sekarang menjadi wilayah Negara
Sumatera Selatan untuk membangkitkan Kesatuan Republik Indonesia yang gugur atau
semangat perjuangan nasionalisme dan meninggal dunia demi membela bangsa dan
patriotisme dalam mempertahankan negara, atau yang semasa hidupnya
kemerdekaan Indonesia. Sebaliknya Abdul melakukan tindakan kepahlawanan atau
Rozak sebagai seorang administrator yang menghasilkan prestasi dan karya yang luar
berpangalaman sejak zaman Belanda, biasa bagi pembangunan dan kemajuan
melibatkan diri dalam pengaturan birokrasi di bangsa dan negara Republik Indonesia” (
keresidenan Palembang. Belanda menyadari Pasal 1) dan pasal 26 UU RI No.20 tahun
Peran Residen Abdul Rozak Pada Masa Revolusi Fisik (1945 -1949), Syafruddin Yusuf101