Anda di halaman 1dari 4

1.

Sie Kong Liong


Peristiwa Sumpah Pemuda identik dengan Kongres Pemuda II yang dilaksanakan di
sebuah rumah di kawasan Jalan Kramat Raya. Ternyata, rumah tersebut dimiliki
oleh Sie Kong Liong. Nama beliau pun kerap disebut dalam peringatan Sumpah
Pemuda. Meskipun saat ini rumah tersebut sudah tidak ditempati, kondisi bangunan
tetap kokoh dan semakin bersejarah karena dijadikan museum.

2. Wage Rudolf Supratman


Selama ini kita mengetahui W.R. Supratman sebagai pengarang sekaligus pencipta
lagu “Indonesia Raya” sebagai lagu kebangsaan Indonesia. Lagu tersebut
dinyanyikan pada upacara rutin serta peringatan momen tertentu. W.R. Supratman
juga dikenal sebagai pahlawan nasional Indonesia yang lahir pada 9 Maret 1903.
Kelahiran beliau ditetapkan sebagai hari musik nasional. W.R. Supratman wafat
pada 17 Agustus 1938 di kota Surabaya, Jawa Timur, kemudian menyandang
predikat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia atas jasa-jasa yang telah diberikan.
Kontribusi W.R. Supratman ketika peristiwa Sumpah Pemuda adalah memainkan
lagu Indonesia Raya yang saat itu masih berupa instrumen. Beliau lihai memainkan
lagu tersebut menggunakan biolanya saat penutupan Sumpah Pemuda.

3. Mohammad Yamin
Tokoh penting dalam Sumpah Pemuda juga berasal dari kalangan sastrawan,
sejarawan, budayawan, politikus, serta ahli hukum. Mohammad Yamin atau M.
Yamin adalah salah satu pelopor puisi modern yang ada di Indonesia. Beliau lahir di
Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat pada 23 Agustus 1903.
Pada peristiwa Sumpah Pemuda, beliau turut menjadi pelopor serta menciptakan
“imaji ke-Indonesia-an” yang hingga saat ini berpengaruh pada sejarah persatuan
Indonesia. M. Yamin berperan sebagai sekretaris kongres ketika momen Sumpah
Pemuda. Pada awalnya, beliau juga sempat dicalonkan serta menjadi kandidat
posisi ketua pada Kongres Sumpah Pemuda.

4. Sarmidi Mangoensarkoro
Tokoh Sumpah Pemuda yang berjuang pada bidang pendidikan nasional adalah
Sarmidi Mangoensarkoro atau S. Mangoensarkoro. Ketika Kongres Sumpah
Pemuda I dan II berlangsung, S. Mangoensarkoro sering mengemukakan pendapat
terkait pendidikan bagi bangsa Indonesia. Karena kontribusinya, beliau menjabat
sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia periode 1949 sampai tahun
1950.

5. Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo


Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo atau lebih sering disebut dengan Kartosoewirjo
adalah pimpinan DI/TII. Organisasi tersebut terkenal dengan deklarasi Negara Islam
Indonesia yang bertujuan menerapkan dan mengamalkan Al-Quran demi berdirinya
negara yang berlandaskan hukum syariah. Sebenarnya, Kartosoewirjo memimpin
pemberontakan Darul Islam untuk melawan pemerintah Indonesia mulai tahun 1949
sampai tahun 1962. Meskipun demikian, kontribusi Kartosoewirjo dalam peristiwa
Sumpah Pemuda juga penting. Sebab, beliau ikut membuat teks Sumpah Pemuda.

6. Kasman Singodimedjo
Kasman Singodimedjo adalah Jaksa Agung Indonesia yang menjabat mulai tahun
1945 hingga 1946. Selain itu, beliau pernah menjadi Menteri Muda Kehakiman pada
Kabinet Amir Sjarifuddin II. Pengalaman Kasman Singodimedjo cukup banyak.
Bahkan, beliau adalah Ketua KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) yang saat ini
dikenal sebagai Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

7. Mohammad Roem
Perumusan ikrar Sumpah Pemuda banyak melibatkan aktivis pemuda, salah
satunya Mohammad Roem. Beliau adalah mahasiswa hukum yang memiliki rasa
nasionalisme setelah diperlakukan secara diskriminatif ketika menempuh studi di
sekolah Belanda. Mohammad Roem berkontribusi dalam peristiwa Sumpah
Pemuda. Tidak hanya itu, beliau juga menjabat sebagai diplomat serta menjadi
pimpinan perang pada peristiwa kemerdekaan Indonesia. Mohammad Roem pernah
menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri, Menteri Luar Negeri, serta Menteri Dalam
Negeri pada periode kepemimpinan Presiden Soekarno.

8. Adnan Kapau Gani


Adnan Kapau Gani atau sering dikenal dengan A.K. Gani adalah seorang pemuda
aktivis yang berasal dari Palembang, Sumatera Barat. Beliau lahir tahun 1905.
Sebagai seorang dokter, politisi, serta tokoh militer di Indonesia, Adnan Kapau Gani
bergerak pada organisasi Jong Sumatra Bond. Beliau juga pernah menduduki posisi
sebagai Wakil Perdana Menteri pada Kabinet Amir Sjarifuddin I dan Kabinet Amir
Sjarifuddin II.

9. Amir Syarifuddin Harahap


Ide-ide cemerlang saat perumusan Sumpah Pemuda dicetuskan oleh Amir
Syarifuddin Harahap. Pemikiran cerdasnya memberikan banyak kontribusi
perumusan naskah. Selain itu, beliau juga menjadi bendahara. Sebagai seorang
politikus sosialis sekaligus pemimpin pada awal periode Indonesia, Amir Syarifuddin
Harahap menjadi Perdana Menteri saat Revolusi Nasional Indonesia berlangsung.

10. Soegondo Djojopoespito


Soegondo Djojopoespito memiliki kontribusi penting pada Sumpah Pemuda sebagai
Ketua Panitia Kongres. Beliau yang lahir pada tahun 1905 adalah aktivis di bidang
pendidikan yang mendiami rumah sama dengan Ki Hajar Dewantara. Sebagai
seorang tokoh pemuda, Soegondo Djojopoespito berhasil memimpin jalannya
kongres kedua hingga menghasilkan Sumpah Pemuda dengan motto: Satu Nusa,
Satu Bangsa, dan Satu Bahasa: Indonesia.

11. Djoko Marsaid


Djoko Marsaid adalah ketua Jong Java. Pada saat Kongres Sumpah Pemuda, beliau
berperan sebagai wakil ketua. Meskipun nama beliau tidak banyak diulas pada buku
sejarah, kontribusi yang diberikan Djoko Marsaid cukup besar dan namanya pun
tetap dikenang sebagai tokoh penting pada Sumpah Pemuda.

12. Johannes Leimena


Johannes Leimena atau J. Leimena adalah pemuda yang lahir di Ambon, Maluku
tahun 1905. Johannes Leimena adalah salah satu anggota panitia Kongres Pemuda
I dan Kongres Pemuda II. Selain itu, J. Leimena juga dikenal sebagai tokoh politik,
sekaligus pahlawan nasional Indonesia. Di bawah kepemimpinan Presiden
Soekarno, J. Leimena menjabat sebagai menteri terlama hingga 20 tahun.
13. Soenario Sastrowardoyo
Soenario Sastrowardoyo adalah tokoh penting pada Kongres Sumpah Pemuda.
Kontribusi penting Soenario Sastrowardoyo bisa dilihat dalam dua peristiwa besar di
Indonesia, yaitu Manifesto 1925 serta Kongres Pemuda II yang membuatnya
semakin dikenal. Beliau menjadi penasihat sekaligus membantu kelancaran jalannya
kongres. Selain itu, beliau juga berprofesi sebagai Sekretaris Perhimpunan
Indonesia di Belanda.
Pada Kongres Pemuda II, Soenario Sastrowardoyo beliau menjadi penasihat hingga
Sumpah Pemuda dapat lahir. Tidak hanya itu, Soenario Sastrowardoyo sebagai
pembicara menyampaikan makalah berjudul “Pergerakan Pemuda dan Persatuan
Indonesia”. Beliau juga dikenal sebagi seorang pembela aktivis pergerakan yang
bermasalah dengan polisi Hindia Belanda.

Anda mungkin juga menyukai