Suatu hari, Doni bertemu dengan temannya Agus. Beliau seperti sedang mencari sesuatu.
Agus : “Nanti kalau kamu bertemu dengan Anto, tolong suruh dia temuin aku di ruang
kelas, Doni.”
Tepat saat Agus pergi, Doni melihat Anto sedang berjalan di depannya. Kemudian dia
memanggil Anto,
Doni : “Anto!”
Anto pun pergi ke ruang kelas Agus untuk bertemu dengan Agus. Anto sendiri tak tahu kenapa
Agus mencarinya.
Agus : “Baiklah. Kepala sekolah memberi waktu seminggu untuk kamu melunasi SPP.”
Agus : “Kalau kamu tidak segera membayar, kepala sekolah akan memanggilmu dan
mungkin kamu akan dikeluarkan dari sekolah ini.”
Seminggu kemudian
Anto : “Aduh, bagaimana nih? Udah seminggu. Uang SPP belum dibayar. Mana ayah
belum gajian lagi. Aku harus bayar pakai apa?”
Sewaktu Doni dan Agus berjalan menuju kantin, tanpa disadari dompet dari saku Agus
terjatuh.
Anto : “Agus, Hmm,gimana kalo aku pake uang ini aja untuk bayar SPP aku? Lagian
kan Agus gak tau.” (Tampak berpikir sejenak) “Ah, aku pakai aja deh.”
Doni melihat Anto yang sedang berdiri di tengah jalan. Kemudian Doni menghampiri
Anto.
Doni : “Oh, ke kantin yuk? Kalo gak, aku duluan ke kantin ya. Udah laper nih.”
Anto : “Hmm, ayo, lah. Kebetulan aku lagi lapar. Biar aku traktir deh! (sambil
menunjukkan dompet)
Doni : “Oke deh. Makasih, ya!” (sambil melihat dompet yang dipegang Anto seperti
dompet Agus)
Donipun bertemu dengan Agus yang sedang dikantin, mereka pun memutuskan untuk
makan bersama sedangkan Anto membawa makanannya ke ruang kelas.
Agus : “Aduh, ya ampun dompet aku hilang!” (Sambil merogoh saku celananya)
Agus : “Iya, beneran! Aku tadi taruh di saku, kok. Kenapa sekarag jadi gak ada?”
Doni : “Mungkin dompetmu jatuh di jalan tadi, gus. Nanti kita bantu cari.”
Doni : “Ya udah, nih makanan traktiran dari Doni lu makan aja”
Anto : “Eee, eeemm, aku gak lihat. Agus. (Anto menjawab dengan gugup).
Agus : “Oh, ya udah deh. Kalo kamu lihat, bilang aku ya.”
Agus : “Oke. Makasih, Anto. Btw, lu udah bayar SPP belom? ditunggu kepala sekolah
tuh”
Anto : “Oiya nanti niatnya pulang sekolah gua bakal bayar kok”
Anto : “Ooh..”
Doni : “Eh, udah dulu ya, aku mau pulang nih udah dijemput. Kalo liat dompet Agus
bilang, ya!”
Agus : “Mau Kemana Anto, kok kayaknya buru – buru banget, sih?”
Pak Kresna : “Oh, kamu Anto? Apa benar kamu murid yang belum melunasi SPP sampai 3
bulan?”
Anto : “Ini, Pak. Sudah lunas, kan pak? (sambil memberi uang dari dompet)
Pak Kresna : “Baiklah, nak. Tolong lain kali jangan sampai terlambat seperti ini ya.”
Doni menemui Agus, ternyata dia tidak pulang beneran melainkan dia mengikuti Anto karena
Doni curiga bagaimana Anto bisa mendapatkan uang secepat itu.
Doni : “Agus!”
Agus : “Ah, yang bener, Don? Tadi aku tanya dia, katanya dia gak tau.”
Doni : “Bener, gus! Tadi dia pake uang di dompet itu untuk traktir aku.
Doni : “Eh Anto! Kamu yang udah ngambil dompet Agus, ya?”
Anto : “Emmmm….”
Agus : “Tapi apa iya kamu yang ngambil dompet aku? Kalo iya, kenapa kamu ambil,
Anto?”
Anto : “Agus, maaf ya. Sebenarnya tadi aku liat dompetmu jatuh, terus aku ambil dan
mau aku bilang sama kamu, gus. Tapi aku teringat, kalo hari ini aku harus
ngelunasi uang SPP ku, jadi aku pake uang itu. Maaf, ya.”
Doni : “Agus, maafin aja si Anto. Kasian, dia bisa dikeluarin dari sekolah kalo hari ini
dia gak bayar SPP.”
Agus : “Ya ampun Anto, kenapa sih kamu harus mencuri? Kalo kamu minta baik –
baik, mungkin aku bisa ngebantu kamu.”
Anto : “Sekali lagi aku minta maaf ya, Agus. Aku janji akan ganti uangmu.”
Agus : “Iya deh Anto, aku maafin. Uangnya ga usah diganti gak apa apa kok. Tapi
kamu janji ya, gak akan mencuri kayak gitu lagi.”
TAMAT