Anda di halaman 1dari 5

Nama : Daniel Ega Kurnia

Kelas : XI IPA 2

Pembuatan Cerpen

Dompet yang Hilang


Disuatu pagi yang cerah, terdapat dua sahabat yang bernama Doni dan Anto yang ingin
membeli pakaian untuk hari lebaran nanti. Mereka pun sampai di toko pakaian. Doni sudah
memilih baju dan celana yang ingin dibeli dan sudah dibungkus. Namun, ia pun lupa untuk
membawa uang untuk membayar pakaian tersebut. Doni menyuruh Anto untuk mengambil uang
ke ATM terdekat diluar toko, lalu Doni pun memberikan dompetnya kepada Anto karena
memang di toko tersebut tidak menyediakan mesin untuk kartu debit maupun kartu kredit.

Anto pun mengendarai motor ke ATM terdekat, namun dalam perjalanan Anto tidak sengaja
menjatuhkan dompet Doni dijalan. Ia kebingungan sekaligus panik ketika sudah sampai ATM
karena mengetahui dompet sahabatnya telah hilang. Anto pun menelpon Doni memberitahu
situasi sekarang. Doni lalu kaget mendengar perkataanya tersebut sekaligus marah kepada Anto.
Karena di dompetnya bukan hanya terdapat kartu ATM melainkan juga barang berharga
miliknya seperti SIM,KTP, dll.

Karena hal ceroboh tersebut, Doni meminta maaf dan berkata kepada Anto untuk
membatalkan pembelian barang-barangnya dan ikut Doni untuk mencari dompetnya. Doni pun
menanyakan pembatalan pembelian barang tersebut kepada penjual namun sayangnya barang
sudah dibungkus dan sudah keluar struk pembeliannya. Maka dengan hal ini, barang sudah tidak
dapat dikembalikan dan harus segera dibayar. Jika terpaksa tidak bisa membayar, maka si
penjual pakaian tersebut mengancam akan melaporkan ke pihak berwajib jika Doni tidak mau
membayar barang yang sudah dibelinya.

Doni menjadi takut karena ia tidak ingin berurusan dengan pihak berwajib dan menyuruh
Anto agar mencari dompetnya hingga ketemu secepatnya. Namun setelah setengah jam Anto
mencari, hasilnya tetap nihil. Ia pun balik ke toko pakaian dan sebagai konsekuensinya penjual
pakaian tersebut menginginkan motornya sebagai jaminan dan akan dibalikan ketika pakaiannya
sudah dibayar. Doni dan Anto pun berdebat ditempat tersebut dan menelpon semua teman-
temannya untuk meminjam uang. Namun tak ada satu pun temannya yang dapat meminjamkan
uang untuk mereka.

Doni menyalahkan Anto karena sudah menghilangkan dompetnya, begitu juga sebaliknya
Anto menyalahkan Doni karena tidak mengambil uang sebelum membeli sesuatu. Setelah
beberapa menit ia berdebat, datanglah seorang pengemis bernama Agus yang memang masih
tergolong remaja dengan menggunakan baju kumuhnya, lalu ia memberikan suatu dompet dan
berkata jika barang itu ia temukan dijalan dekat dengan ATM. Tanpa disadari Agus berjalan kaki
mengikuti Anto sampai ke toko pakaian yang jaraknya sekitar 500 meter.

Saat itu Doni merasa senang sekaligus simpati kepada Agus karena tidak semua orang bisa
berperilaku jujur seperti dirinya. Ketika dompet tersebut sudah ditangan Doni maka pakaian
tersebut segera dibayarkan dan langsung mengambil motor yang telah dijadikan sebagai jaminan.
Sebagai ucapan terimakasihnya Doni dan Anto memutuskan untuk membeli sepasang sandal,
baju, dan celana baru untuk diberikan kepada Agus. Ia kemudian menangis serta mengucapkan
terimakasih kepada mereka.

Tak hanya itu, kedua sahabat itu lantas memulai obrolan dengan Agus. Doni bertanya kepada
Agus dimana ia tinggal dan apakah dia mempunyai keluarga yang tinggal bersamanya. Lantas
Agus berkata bahwa ia tinggal di gang tepat disebrang ATM, ia mencari uang hanya dengan
duduk didepan ATM berharap ada orang baik yang bisa memberikan ia uang untuk makan
sehari-harinya. Kini ia hanya mempunyai seorang Ayah sebab Ibunya telah meninggal satu bulan
yang lalu akibat penyakit kanker yang dideritanya.

Ayahnya yang sudah tua kini juga sudah sepuh serta mempunyai penyakit jantung. Agus yang
sekolahnya hanya sampai SD pun harus mencari uang untuk biaya berobat Ayahnya serta untuk
membeli makan mereka sehari-hari. Ayahnya dulu memang seorang penjual makanan, tetapi
karena penyakit yang dideritanya ia harus berhenti penjualan makanan tersebut sehingga Agus
yang harus mengemis uang untuk mencari penghasilan. Mendengar jawaban dari Agus, kedua
sahabat itu sedih, mereka memutuskan untuk memberikan uang sebagai modal Agus untuk
menjalankan usaha.
Walaupun mereka bukan orang yang kaya raya, namun mereka mempunyai hati yang amat
baik serta mau menolong orang lain. Agus pun menolak uang itu karena ia tahu memang ini
sudah jalan takdirnya sebagai orang miskin. Namun kedua sahabat itu tetap memaksa Agus agar
menerima uangnya dan menyuruh agar ia tidak boleh mudah menyerah dalam menjalankan
kehidupan. Mau tidak mau Agus menerima uang pemberian mereka itu.

Mereka membimbing Agus bagaimana cara untuk memulai usaha dan lain sebagainya. Agus
pun mengerti, lantas di minggu berikutnya Agus telah memutuskan ia akan membuka usaha
makanan menjual kerupuk seblak. Seminggu setelah ia membuka usaha nya, masih belum ada
orang yang membelinya. Namun pada minggu kedua entah apa yang terjadi, banyak sekali orang
yang membeli jualannya karena memang makanan yang dibuat oleh Agus merupakan resep dari
Ayahnya.

Agus gembira mendapatkan banyak pelanggan yang berdatangan setiap harinya. Akhirnya,
Agus mempunyai uang untuk biaya berobat Ayahnya serta biaya untuk kehidupan sehari-hari dia
dengan Ayahnya. Selama berjalannya waktu, pengunjung ditempat Agus semakin banyak karena
banyak orang-orang yang menyukai seblak tersebut. Doni dan Anto mengunjungi ke tempat
jualan Agus pada hari libur.

Mereka bangga dengan Agus yang bisa menjual makanan tersebut hingga laku banyak. Agus
mengetahui kehadiran mereka dan memberikan satu bungkus seblak untuk masing-masing
mereka secara gratis. Agus juga mengucapkan banyak terimakasih kepada dua sahabat itu atas
pertolongannya terhadap dirinya. Ia menjanjikan akan mengembalikan uang mereka dikemudian
hari ketika sudah mempunyai cukup uang.

Doni dan Anto mengatakan bahwa mereka sama sekali tidak keberatan atas pertolongannya
itu, justru mereka ikhlas untuk membantu Agus dalam memulai usaha dan menurut mereka
memang ini sudah jalannya Agus agar bisa mendapat penghasilan untuk mencukupi kebutuhan
seharinya.

Disuatu hari, datanglah seorang pria muda dengan pakaiannya yang beribawa hendak
membeli makanan yang dijual oleh Agus. Pria tersebut memesan 1 bungkus seblak karena ia
memang sangat menyukai seblak sejak ia kecil dulu. Keesokan harinya, pria tersebut
mengunjungi jualan Agus kembali dan memesan 6 bungkus seblak.
Agus lalu terkejut mendengar banyaknya pesanan tersebut sampai menanyakan untuk apa ia
membeli seblak secara banyak yang dimana seblak merupakan makanan biasa. Dengan baik
hatinya, Agus meminta pria tersebut untuk hanya membayar 4 bungkus dari 5 bungkus tersebut.
Ternyata pria tersebut sangat menyukai seblak buatan Agus serta ia membeli banyak untuk
diberikan kepada orang rumahnya. Pria tersebut mengatakan bahwa seblak yang dibuat oleh
Agus beda dari yang lain, seblak ini mempunyai rasa gurih dan pedas yang lebih enak dibanding
penjual yang lain.

Setelah pria tersebut membeli seblaknya, ia pun ingin pulang kerumahnya. Namun ketika ia
ingin masuk kedalam mobilnya, tidak disangka ada seorang pencuri yang langsung merampas tas
milik pria tersebut. Pria tersebut pun teriak untuk meminta pertolongan sambil mengejar pencuri
tersebut. Agus yang melihat kejadian itu pun tak tinggal diam, lantas ia berlari mengejar pencuri
tersebut. Dengan jiwa mudanya maka dengan mudah Agus menangkap pencuri tersebut serta
meminta pertolongan orang sekitar untuk menjaga pencuri tersebut agar tidak kabur.

Lalu Agus mengembalikan tas yang dicuri itu kepada si pria tadi. Pria itu langsung
melaporkan hal itu dan pencuri tersebut sudah berurusan dengan pihak yang berwajib. Pria itu
sangat berterimakasih kepada Agus telah membantunya menangkap si pencuri. Ia tidak tahu
bagaimana lagi jika tas itu telah hilang karena di tas itu berisi banyak berisi barang-barang
berharga miliknya dan banyak berkas-berkas mengenai perusahaannya.

Sebagai rasa terimakasih yang sangat dalam oleh sang pria, ia meminta Agus untuk
berkerjasama dengannya. Ternyata pria tersebut merupakan seorang manager dari suatu
perusahaan makanan yang lumayan besar. Ia meminta Agus untuk memasuki makanan seblak
buatannya untuk kemudian akan dijual di perusahaan pria tersebut. Nantinya akan ada komisi
setiap makanan yang terjual dengan jumlah yang akan disepakatkan. Agus terkejut sekaligus
gembira mendengar perkataan pria tersebut. Agus lalu menyetujui permintaan pria tersebut
karena menurut Agus kesempatan tidak datang dua kali.

Sudah dua minggu kerjasama tersebut berjalan, semakin banyak pelanggan yang
mengunjungi toko makanan pria tersebut. Agus pun mengucapkan terimakasih kepada pria
tersebut karena telah membantu ekonomi keluarganya.. Pria itu kemudian berkata bahwa dia
sama sekali tidak keberatan dengan hal itu justru ia yang seharusnya berterimakasih kepada Agus
karena semenjak ada penjualan seblak di tokonya, toko pria tersebut lebih banyak pelanggan dan
lebih laris.

Satu tahun berjalan, Agus mengingat kejadian yang ia alami dulu. Ia ingin membalas
perbuatan kedua sahabat yang dulu pernah membantu dia yang sehingga menjadikan Agus
menjadi orang yang sudah berkecukupan. Agus lalu tidak sengaja bertemu dengan Doni didepan
tempat jualan dia yang dulu. Ternyata Doni memang lagi mencari Agus karena dia khawatir
dengan Agus karena sudah menutup penjualannya selama berbulan-bulan. Ia khawatir jika Agus
terdapat kendala dan tidak mampu untuk melanjutkan usahanya.

Namun Doni sekarang bingung ketika melihat penampilan Agus yang berubah drastis
menjadi lebih rapih dibanding sebelumnya. Agus pun berbincang-bincang santai menjelaskan
kepada Doni apa yang terjadi pada dirinya. Doni sangat bangga atas pencapaian yang dialami
Agus dan akan terus mendukungnya dalam melakukan sesuatu. Dalam kondisi ini, Doni dan
sahabatnya yaitu Anto memang sedang mencari pekerjaan karena dihari-hari sekarang memang
susah untuk mencari pekerjaan.

Mendengar hal itu Agus meminta permohonan kepada bosnya yaitu pria dermawan tadi
untuk memperkerjakan dua orang yang telah dipilih Agus untuk bekerja di toko makanan yang
pria itu punya. Karena pria itu percaya jika Agus adalah orang yang baik sekaligus orang yang ia
percaya, maka ia menyutujui permohonan Agus tersebut. Ketiganya yaitu Doni, Anto, dan Agus
kemudian bekerja ditempat yang sama. Mereka semua sangat senang bisa bertemu kembali dan
layaknya seorang sahabat mereka bertiga menjalani pertemanan yang sangat indah setelah
berbagai peristiwa mereka hadapi.

—TAMAT—

Anda mungkin juga menyukai