Anda di halaman 1dari 8

STUDI KARAKTERISTIK GEMPA SEBELUM DAN SESUDAH ERUPSI

GUNUNG API LOKON MENGGUNAKAN DATA SEISMIK VULKANIK

Yohanes B. Y. Wilar, Armstrong F. Sompotan, dan Alfrie M. Rampengan


Fisika FMIPA Universitas Negeri Manado
brayenwilar@gmail.com

ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk ABSTRACT. Indonesia is one of the most
mengetahui karakteristik gempa sebelum dan active tectonic countries in the world. This is
sesudah erupsi, dan mengetahui mekanisme because Indonesia is the meeting place of
letusan dari Gunung Lokon menggunakan data four tectonic plates, namely the Indo-
gempa vulkanik Tahapan dalam penelitian Australia, Philippines, Pacific and Eurasia
adalah dengan menggunakan software swarm, plates, the existence of this subduction zone
GAD, dan Origin Pro. Hasil pengolahan has resulted in Indonesia having many
didapatkan karakteristik gempa pada Gunung volcanoes, one of which is Lokon volcano
Lokon yaitu sebelum erupsi akan terjadi located in North Sulawesi province. This
peningkatan aktivitas gempa vulkanik terutama study aims to determine the characteristics of
vulkanik dangkal pada kedalaman 0,0 s.d -1,5 the earthquake before and after the eruption,
km, peningkatan frekuensi gempa Va 17,68, Vb and find out the mechanism of the eruption
11,49 Hz serta durasi gempa Va 11,42 detik, from Lokon volcano using the Phases of
Vb 7,25 detik dan sesudah erupsi akan volcanic earthquake data in the study was to
mengalami penurunan aktivitas gempa vulkanik use software swarm, GAD, and Origin Pro.
dangkal pada kedalaman 0,0 s.d -1,6 km , The processing results obtained earthquake
penurunan frekuensi gempa Va 13,51 Hz, Vb characteristics on Mount Lokon namely
11,61 Hz serta durasi gempa Va 7 detik, Vb before the eruption there will be an increase
7,11 detik. Untuk mekanisme letusannya secara in volcanic earthquake activity especially
visual terjadi perubahan vegetasi kawah, shallow volcanic at a depth of 0,0 to -1,5 km,
tumbuhan menguning, peningkatan tekanan increased earthquake frequency Va 17,68,
asap dan peningkatan suhu kawah. Secara 11,49 Hz Vb and earthquake duration Va
instrumen terjadi perubahan deformasi dan 11,42 seconds, Vb 7,25 seconds and after
peningkatan aktivitas vulkanik yang diikuti eruption will decrease shallow volcanic
dengan letusan sehingga terjadi erupsi pada earthquake activity at a depth of 0,0 to -1,6
Gunung Lokon. km, decrease in earthquake frequency Va
13,51 Hz Vb 11,61 and earthquake duration
Va 7 seconds, Vb 7,11 seconds. For the
Kata Kunci: Gunung Api Lokon, Karakteristik mechanism of the eruption visually there is a
Gempa, Mekanisme Letusan. change in crater vegetation, yellowing plants,
increased smoke pressure and increased
temperature of the crater. In the instrument
there is a deformation change and an
increase in volcanic activity followed by
eruptions resulting in eruptions on Lokon
volcano.

Keywords: Lokon Volcano, Earthquake


Characteristics, Eruption Mechanism.
PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara
dengan aktivitas tektonik paling aktif di
dunia. Hal ini di karenakan Indonesia ini penulis menggunakan data gempa
menjadi tempat bertemunya empat lempeng Gunung api Lokon untuk mengetahui
tektonik, yaitu lempeng Indo-Australia, karakteristik gempa vulkanik yang terjadi
lempeng Filipina, lempeng Pasifik yang pada Gunung api Lokon dengan melihat
merupakan lempeng samudera yang bergerak frekuensi gempa serta melihat letak
secara konvergen hingga menunjam ke hiposenter dan episenter gempa yang terjadi
bawah lempeng Eurasia (Praja, 2015). pada saat terjadinya aktivitas gempa pada
Dengan adanya zona subsduksi ini Gunung api Lokon.
mengakibatkan Indonesia memiliki banyak
gunung berapi. Hal ini juga berkaitan dengan Geologi Minahasa
posisi Indonesia yang terletak di wilayah Geologi daerah Sulawesi Utara didominasi
Ring Of Fire. oleh batu gamping sebagai satuan pembentuk
Sulawesi Utara merupakan salah satu cekungan sedimen Ratatotok. Satuan batuan
provinsi di Indonesia yang masuk dalam lainnya adalah kelompok breksi dan batu
wilayah penunjaman (Pasau, & Tanauma, pasir, terdiri dari breksi–konglomerat kasar,
2011), di sebelah timur terdapat zona berselingan dengan batu pasir halus–kasar,
subsduksi yang menunjam lempeng laut batu lanau dan batu lempung yang
Maluku di bawah busur kepulauan dan di didapatkan di daerah Ratatotok–Basaan, serta
bawah pulau Halmahera, sedangkan di breksi andesit piroksen. Kelompok tuff
sebelah Utara terdapat palung laut dalam Tondano berumur pilosen terdiri dari
yang disebut palung. Palung ini merupakan fragmen batuan vulkanik kasar andesitan
tempat penukikan lempeng laut Sulawesi ke mengandung pecahan batu apung, tuff, dan
bawah busur-busur kepulauan Sulawesi breksi ignimbrit, serta lava andesit–trakit.
Utara (Kaharuddin, dkk, 2014). Hal ini Batuan kuarter terdiri dari kelompok batuan
mengakibatkan Sulawesi Utara memiliki Gunung api muda terdiri atas lava andesit–
beberapa gunung api seperti Gunung api basal, bom, lapili dan abu. Kelompok batuan
Lokon, Mahawu, Ambang, Awu, termuda terdiri dari batu gamping terumbu
Karanggetang, Soputan, dan Tangkoko. koral, endapan danau dan sungai serta
Gunung api Lokon merupakan salah satu endapan alluvium (Sompotan, 2012).
dari lima Gunung api aktif di antara gunung Daerah Minahasa merupakan ujung timur
aktif yang ada di Minahasa. Gunung api laut dari lengan utara Sulawesi, memiliki
Lokon yang berlokasi di Tomohon, Provinsi masalah dinamika bumi yang rumit, ditandai
Sulawesi Utara merupakan salah satu gunung oleh terdapatnya dua zona subduksi yang
yang sering meletus. Gunung api Lokon mempunyai ciri geometri yang berbeda. Di
merupakan salah satu dari 129 buah Gunung utara terdapat penunjaman lempeng
api aktif di Indonesia yang sering erupsi samudera Laut Sulawesi yang menelusup ke
(Anthe, dkk, 2015), Gunung api ini selatan, dan dari bagian timur adalah
merupakan salah satu Gunung api tipe A penunjaman lempeng samudera Laut Maluku
yang sejarah aktivitas vulkanik tercatat sejak yang menelusup ke arah barat di bawah
tahun 1600 dan Gunung api Lokon semenanjung ini (Lacuyer, dkk, 1995). Dari
merupakan gunung yang memiliki tipe hasil interpretasi struktur geologi yang
gunung berdasarkan bentuknya dan tipe berkembang khususnya di sekitar Gunung api
erupsi yaitu stratovolcano. Lokon menunjukkan bahwa terdapat
Berdasarkan analisis bentuk gelombang beberapa struktur sesar (Haerani, dkk, 2010).
(waveform) gempa yang terjadi pada Gunung
api Lokon dibagi atas 5 yaitu, gempa Aktivitas Vulkanik Gunung Api Lokon
vulkanik dalam (Va), gempa vulkanik Berdasarkan catatan sejarah erupsi, pada
dangkal (Vb), gempa hembusan, gempa long umumnya erupsi Gunung api Lokon berupa
period dan gempa letusan. Dalam penelitian erupsi abu disertai lontaran batu pijar,
kadang-kadang mengeluarkan lava pijar dan spektral ini mengunakan metode Fast
awan panas. Erupsinya berlangsung beberapa Fourier Transform untuk mengubah sinyal
hari. Bila terjadi erupsi besar, maka bahaya dari domain waktu ke domain frekuensi
utama erupsi Gunung api Lokon atau bahaya sehingga bisa diperoleh frekuensi gempa
primer (bahaya langsung akibat erupsi) tersebut.
adalah luncuran awan panas, lontaran
piroklastik (bom vulkanik, lapili, pasir dan Hiposenter dan Episenter
abu) dan mungkin aliran lava, sedangkan Menentukan distribusi hiposenter dan
bahaya sekunder (bahaya tidak langsung dari episenter gempa dilakukan dengan software
erupsi) adalah lahar hujan yang terjadi GAD (Geiger Adaptive Danping) tapi
setelah erupsi apabila turun hujan lebat di sebelum menggunakan software GAD
sekitar puncak. Gejala Gunung api Lokon dilakukan terlebih dahulu Picking
menjelang meletus pada umumnya berupa menggunakan aplikasi SWARM untuk
menebalnya asap kawah, tingginya memperoleh gelombang primer dan
berfluktuasi antara 400-600 m di atas bibir sekunder. Nilai yang diperlukan dalam
kawah. Makin lama asap tersebut makin software ini adalah arrival time gelombang P
menebal dan suatu saat akan berubah warna dan S serta polaritas gelombang P, selain itu
menjadi kelabu, yang menandakan bahwa dibutuhkan koordinat stasiun Gunung api
material berukuran abu sudah terbawa keluar Lokon yaitu stasiun Empung (EMP), Kinilow
(Bina, 2006). (KIN), Wailan (WLN), setelah dimasukkan
data tersebut maka nilai dari perhitungan
METODE hiposenter berupa x, y, z dan T . Hasil dari
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perhitungan x, y, z dalam GAD berupa nilai
karakteristik gempa pada saat sebelum dan desimal hasil tersebut untuk mengetahui
sesudah erupsi serta mekanisme letusan pada distribusi episenter dibutuhkan nilai x dan y,
Gunung api Lokon. Peralatan yang sedangkan untuk mengetahui distribusi
diperlukan dalam penelitian ini yaitu: hiposenter digunakan ketiganya x, y, dan z,
1. Laptop untuk melihat lebih jelas maka nilai tersebut
2. Alat tulis menulis dipindahkan ke software ORIGIN PRO tapi
3. Software Swarm-2.7.0 sebelum itu dibuat penampang gunung
4. Software Geiger’s method with Adaptive Lokon yang dibuat dengan Software Global
Damping (GAD) Mapper dari arah Utara – Selatan dan Barat –
5. Software Microsoft Office Excel 2013 Timur, kemudian nilai x, y, dan z dimasukkan
6. Software Global Mapper8 pada software ORIGIN PRO untuk
7. Software OriginPro 8 memperoleh intrepretasi distribusi hiposenter
Bahan yang digunakan dalam penelitian gempa begitu juga dengan distribusi
ini yaitu: episenter gempa serta kedalaman dari gempa
1. Data seismik digital Gunung api Lokon tersebut.
periode 22 Agustus sampai 05 September
2015, HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Data kontur format HGT. Gunung api Lokon merupakan Gunung
Parameter yang diukur adalah frekuensi api yang begitu aktif dan menghasilkan
yang dinyatakan dalam Hertz (Hz) dan gempa cukup banyak dan bervariasi, yakni
kedalaman yang dinyatakan dalam kilometer jenis gempa yang dipakai dalam penelitian
(km). ini adalah gempa vulkanik tipe A atau
Gempa vulkanik dalam (Va), gempa
Analisis Spektral vulkanik tipe B atau gempa vulkanik dangkal
Analisis spektral menggunakan (Vb) dan gempa tektonik yag terjadi pada
spektogram pada aplikasi SWARM. Analisis periode 22 Agustus-5 September 2015
dengan 220 data gempa yang didapatkan, kedalaman -2,5 s.d -4,5 km, -2,2 s.d -4,2 km
dimana terdapat 29 gempa vulkanik tipe A dan -2,0 s.d -4,0 dan gempa vulkanik dangkal
(VA), 190 gempa vulkanik tipe B (VB), dan pada kedalaman 0,0 s.d -1,5 km, -0,5 s.d -1,5
1 gempa tektonik, yang mana sebelum km, dan 0,0 s.d -1,6 km dan sebaran
terjadinya erupsi pada tanggal 22 Agustus-29 episenter berada dekat kawah Tompaluan.
Agustus 2015 pukul 18:00 tercatat 16 gempa
vulkanik dalam (Va) dan 98 gempa vulkanik
dangkal (Vb), yang mana pada periode
tanggal 22 Agustus-28 Agustus 2015 hanya
terjadi 13 gempa vulkanik dangkal (Vb),
pada tanggal 29 Agustus pukul 00:00-18:00
WITA mengalami peningkatan gempa secara
signifikan yakni sebanyak 16 gempa
vulkanik dalam (Va), 91 gempa vulkanik
dangkal (Vb) , pada tanggal 29 Agustus
18:00-30 Agustus 06:00 WITA terjadi 9
gempa vulkanik dalam (Va), 76 gempa Gambar 2. Hiposenter sebelum erupsi gempa
vulkanik dalam (Va).
vulkanik dangkal (Vb) dan 1 gempa tektonik
di mana puncaknya pada tanggal 29 agustus
2015 pada pukul 23:48 WITA Gunung api
Lokon mengalami erupsi, lalu setelah erupsi
terjadi penurunan aktivitas kegempaan pada
Gunung api Lokon di mana pada tanggal 30
Agustus-05 September 2015, Gempa yang
terjadi hanya 4 gempa vulkanik dalam (Va),
54 gempa vulkanik dangkal (Vb) .

Gambar 3. Hiposenter saat erupsi gempa vulkanik


dalam (Va).

Gambar 1. Aktivitas kegempaan Gunung api Lokon


periode 22 Agustus – 05 September 2015.
Gambar 4. Hiposenter sesudah erupsi gempa
vulkanik dalam (Va).
Gambar 2, Gambar 3, Gambar 4, Gambar
5, Gambar 6, Gambar 7, Gambar 8, Gambar
9 merupakan peta penampang penyebaran
lokasi hiposenter dan episenter gempa
vulkanik dalam (Va) dan gempa vulkanik
dangkal (Vb) pada saat sebelum erupsi,
erupsi, dan sesudah erupsi yang mana
pendistribusian gempa tersebar pada
Gambar 5. Hiposenter sebelum erupsi gempa
vulkanik dangkal (Vb). Gambar 9. Episenter gempa vulkanik dangkal
(Vb)
Berdasarkan frekuensi pada Gambar 10,
Gambar 11, Gambar 12, Gambar 13, Gambar
14 dan Gambar 15 frekuensi gempa vulkanik
dalam (Va) sebelum erupsi yaitu 15,11-19,02
Hz dengan rata-rata frekuensi gempa 17.68
Hz, saat terjadi erupsi 10,49-19,06 Hz
dengan rata-rata frekuensi gempa 15,43 Hz,
dan sesudah erupsi 10,71-16,65 Hz dengan
rata-rata frekuensi gempa 13,51 Hz. Untuk
Gambar 6. Hiposenter saat erupsi gempa vulkanik frekuensi gempa vulkanik dangkal (Vb)
dangkal (Vb). sebelum erupsi yaitu 10,27-12,69 Hz dengan
rata-rata frekuensi gempa 11,49 Hz, saat
terjadi erupsi 9,61-13,13 Hz dengan rata-rata
frekuensi gempa 11,88 Hz, dan sesudah
erupsi 10,93-12,47 Hz dengan rata-rata
frekuensi gempa 11,61 Hz. Sehingga
berdasarkan hasil yang didapat berdasarkan
frekuensinya untuk gempa vulkanik dalam
(Va) dan gempa vulkanik dangkal (Vb)
gempa yang terjadi pada saat akan terjadi
erupsi mengalami peningkatan frekuensi
Gambar 7. Hiposenter sesudah erupsi gempa gempa dan sesudah erupsi mengalami
vulkanik dangkal (Vb). penurunan frekuensi gempa begitu juga
dengan gempa vulkanik dangkal bisa dilihat
juga pada Gambar 13.
Sedangkan berdasarkan durasi gempanya,
durasi gempa vulkanik dalam (Va) sebelum
erupsi yaitu 8-15 detik dengan rata-rata
durasi gempa 11,42 detik, saat terjadi erupsi
6-15 detik dengan rata-rata durasi gempa
10,42 detik, dan sesudah terjadi erupsi 5-9
detik dengan rata-rata durasi gempa 7 detik.
Untuk gempa vulkanik dangkal sebelum
erupsi yaitu 2-14 detik dengan rata-rata
durasi gempa 7,25 detik, saat terjadi erupsi 3-
Gambar 8. Episenter gempa vulkanik
dalam (Va).
13 detik dengan rata-rata durasi gempa 8,52,
dan sesudah terjadi erupsi 3-12 detik dengan
rata-rata durasi gempa 7,17 detik.
Berdasarkan hasil yang didapat berdasarkan
durasi gempanya untuk gempa vulkanik
dalam (Va) gempa yang terjadi pada saat
akan terjadi erupsi mengalami peningkatan
durasi gempa dan setelah erupsi mengalami
penurunan durasi gempa begitu juga dengan
gempa vulkanik dangkal.

Gambar 13. Frekuensi gempa sebelum erupsi


vulkanik dangkal (Vb).

Gambar 10. Frekuensi gempa sebelum erupsi


vulkanik dalam (Va).
Gambar 14. Frekuensi gempa saat erupsi vulkanik
dangkal (Vb)

Gambar 11. Frekuensi gempa saat erupsi vulkanik


dalam (Va).

Gambar 15. Frekuensi gempa sesudah erupsi


vulkanik dangkal (Vb)

Untuk mekanisme letusannya secara


pengamatan visual diawali dengan terjadi
perubahan vegetasi di sekitar kawah,
tumbuhan terlihat menguning bisa sampai
mati, asap kawah yang tadinya tipis menjadi
abu-abu, tekanan asap yang sebelumnya
Gambar 12. Frekuensi gempa sesudah erupsi lemah menjadi sedang-kuat, terjadi
vulkanik dalam (Va). peningkatan suhu kawah. Secara instrumen
terjadi perubahan pada deformasi kawah
Tompaluan, terjadi peningkatan aktivitas
kegempaan vulkanik secara signifikan yang
diikuti dengan letusan sehingga terjadi erupsi Kaharuddin, S, Massinai, dan Lantu M. A. (2014)
pada Gunung api Lokon bisa dilihat pada Model Subsduksi Berbasis Data Gempa Bumi
(Studi Kasus Sulawesi Utara Dan Sekitarnya).
Gambar 1, sehingga bisa diasumsikan Prosiding Seminar Nasional Geofisika.
peningkatan aktivitas vulkanik yang terjadi Lacuyer, F., Gorgaud, A., Vincent, P. M. (1995).
pada Gunung api Lokon menunjukkan Vulcanic Hazard Related to Tondano Caldera
adanya aktivitas magmatik yang (North Sulawesi – Indonesa). Periodico di
mengindikasikan akan terjadi erupsi pada Mineralogi, Spec. Issue : “ Vulcanoes In Town”.
I.A.V.C.E.I Conference Vulcanic Hazard in
Gunung api Lokon. Densely Populated Region. Ext. Abst. Vol.LXIX.
Pasau, G. dan Tanauma, A. (2011). Pemodelan
KESIMPULAN Sumber Gempa Di Wilayah Sulawesi Utara
Dari uraian di atas dapat ditarik Sebagai Upaya Mitigasi Bencana Gempa Bumi.
kesimpulan sebagai berikut : Jurnal Ilmiah Sains Vol. 11 No. 2.
Praja, K. N. (2015). Pemodelan Penunjaman Lempeng
1. Karakteristik gempa yang terjadi sebelum Tektonik Di Lengan Utara Sulawesi Berdasarkan
dan sesudah erupsi Gunung api Lokon Data Kegempaan, Universitas Gadjah Mada:
adalah sebelum erupsi akan terjadi Yogjakarta.
peningkatan aktivitas gempa vulkanik Silvester Anthe, Guntur Pasau, Adey Tanauma (2015).
terutama vulkanik dangkal pada Variasi Zona Lemah struktur Internal Gunung
Lokon Berdasarkan Studi Seismo-Vulkanik.
kedalaman 0,0 s.d -1,5 km , peningkatan
Jurnal Ilmiah Sains. Volume 15. No.1.
frekuensi gempa Va 17,68, Vb 11,49 Hz Sompotan, A. F. (2012). Geologi Sulawesi. Institut
serta durasi gempa Va 11,42 detik, Vb Teknologi Bandung: Bandung.
7,25 detik dan sesudah erupsi akan terjadi
penurunan aktivitas gempa vulkanik
dangkal pada kedalaman 0,0 s.d-1,6 km ,
penurunan frekuensi gempa Va 13,51 Hz
Vb 11,61 serta durasi gempa Va 7 detik,
Vb 7,11 detik.
2. Mekanisme letusan Gunung api Lokon
adalah secara visual berubahnya vegetasi
di sekitar kawah, tumbuhan terlihat
menguning, dan bisa sampai mati, asap
kawah yang tadinya tipis menjadi abu-
abu. Tekanan asap yang sebelumnya
lemah menjadi sedang-kuat, terjadi
peningkatan suhu kawah. Secara
instrumen terjadi perubahan pada
deformasi kawah Tompaluan, dan terjadi
peningkatan aktivitas kegempaan
vulkanik secara signifikan serta diikuti
dengan letusan sehingga terjadi erupsi
pada Gunung api Lokon.

DAFTAR PUSTAKA
Bina, F. R. (2006). Fenomena Gempa Vulkanik
Sehubungan dengan Letusan G.Lokon Tahun
1991 Di Kabupaten Minahasa Sulawesi Utara.
Politeknik Indonesia Jepang, Bandung.
Haerani, N., Kristianto, Gunawan, H., Kushendratno,
dan Wittiri, S. R. (2010). Studi Terpadu Seismik
Dan Deformasi Di Gunungapi Lokon, Sulawesi
Utara. Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi,
Vol. 1 No. 3 Desember 2010: 151 – 164.

Anda mungkin juga menyukai