Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan buku saku ini
diucapkan terima kasih.
A. Perencanaan
02. Perencanaan Lapangan- Ketua regu dan asisten ketua regu perlu
melakukan :
- pemeriksaan ulang data-data hasil enumerasi PSP hasil
pengukuran reguler.
- menentukan cara terbaik untuk mendapatkan pusat klaster di
lapangan.
- pemeriksaan peralatan yang digunakan termasuk memeriksa
ketelitian alat dan melakukan SETUP dan INISIAL alat GPS
- mempersiapkan tally sheet yang akan digunakan termasuk
pengisian nomor urut, nama lokal dan diameter terbesar dari
masing-masing RU sesuai dengan isi tally sheet pada
enumerasi pertama.
- langkah-langkah yang akan dikerjakan untuk melaksanakan re-
enumerasi petak secara effisien, termasuk memperoleh tenaga
kerja, transportasi, logistik.
03. Regu Kerja – Satu regu kerja terdiri dari ketua regu dan asisten
ketua regu, dibantu oleh 7 orang tenaga harian (1 atau 2 tenaga di
tenda, 5 atau 6 orang tenaga pencacah dan rintis). Ketua regu atau
asisten ketua regu adalah orang yang pernah melakukan pengukuran
pada klaster yang sama untuk memudahkan mencari titik pusat.
04. Peralatan – Peralatan yang diperlukan :
1. Alat Pengukur posisi di bumi (GPS)
2. Alat Pengukur Diameter (phi band)
3. Spiegel Relaskop Bitterlich
Petunjuk Teknis Pembuatan PSP 2
4. Alat Pengukur arah mata angin (kompas Shuunto)
5. Alat pengukur tinggi tempat (Altimeter)
6. Pita ukur 10 meter dan 5 meter
7. Kalkurator
8. Penggaris 30 Cm
9. tali rafia
10. Tambang plastik 50 meter
11. Alat tulis
12. Spidol permanen
13. Clipboard
14. Plastik berwarna terang (spot light)
15. paku dan palu
16. sekop
17. Kamera
18. Lembar Tallysheet re-enumerasi PSP blangko A dan B serta
blanko yang berisi perbandingan hasil pengukuran tiang dan
pohon pada enumerasi reguler dengan re-enumerasi, yang telah
diisikan nama lokal pohon menurut nomor pohonnya dan
diameternya terbesar sesuai dengan tallysheet hasil enumerasi
reguler. Tallysheet ini dilengkapi peta posisi tiang dan pohon.
19. Tallysheet pembuatan rintisan, pengukuran koordinat klaster
dan rekontruksi plot.
20. Battery alkalin (minimal 6 Buah).
01. Titik markan atau titik awal (T1) – Untuk menentukan titik awal
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Titik plot contoh permanen terlebih dahulu harus diketemukan di
lapangan sesuai dengan hasil pengukuran reguler dan tidak
boleh dipindahkan ke tempat lain.
b. Guna membantu pencarian sudut barat daya PSP di lapangan,
perlu dipahami mengenai posisi titik ikat (T1) di lapangan
dengan mengikuti deskripsi-deskripsi (arah dan jarak datar
menuju T2) dan posisi titik sudut barat daya plot (T2) serta
C. Rekontruksi
01. Rekontruksi Petak
a. Penandaan ulang sudut plot di lapangan
Dilakukan pemeriksaan keberadaan pipa besi, lubang dan
gundukan tanahnya serta tanda-tanda titik saksi yang ada.
Dilakukan pembaruan tanda-tanda sudut plot agar dapat
bertahan lama, termasuk di dalamnya penggantian patok besi
(apabila patoknya hilang), memperbaharui ikatan antara 2-3
titik saksi terhadap keempat sudut plot dan menandai dengan
cara mencat berbentuk (X) dengan cat warna merah pada
ketinggian setinggi dada (dbh) yang letaknya mengarah ke
sudut plot.
RU 13 RU 14 RU 15 RU 16
RU 9 RU 10 RU 11 RU 12
100
Meter
RU 5 RU 6 RU 7 RU 8
RU 1 RU 2 RU 3 RU 4
25 Meter
100 Meter
Keterangan : = Garis kontrol
RU = Record unit
= Garis basis pengukuran
03. Deskripsi lahan – Kondisi wilayah di petak PSP dan partisi, propinsi,
sistem lahan, ketinggian, kategori penggunaan lahan, tipe hutan,
kondisi tegakan, tahun penebangan apabila telah ditebang,
hamparan, kelerengan, aspek dan nomor ketua regu. Deskripsi ini
diamati sejak dari titik markan dan berlaku umum di daerah tersebut
bukan dengan pengukuran tiap RU. Hasil pengukuran deskripsi
dicatat pada setiap lembar tally sheet di masing-masing RU.
a. Tertur tanah
1. Pasir : Tekstur kasar, jika diraba terasa kasar dan pada keadaan
basah tidak meninggalkan bekas pada tangan.
2. Lempung : Tekstur agak halus, jika diraba terasa agak kasar,
dengan sedikit meninggalkan bekas tangan.
3. Liat : Tektur halus, jika diraba terasa kasar serta lengket pada
Petunjuk Teknis Pembuatan PSP 10
tangan.
Perlu diperhatikan :
- Konsistensi Posisi Pohon/Tiang – Pohon yang diukur harus sama
(konsisten) dengan pohon yang diukur pada pengukuran reguler.
- Penomoran pohon – memperbarui nomor lama dan menambahkan
nomor baru pada pohon atau tiang baru.
a. Tiang baru diberi nomor melanjutkan nomor terakhir hasil
pengukuran reguler, sedangkan pohon baru diberi nomor
melanjutkan nomor terakhir dari nomor tiang baru.
b. Tandai pohon/tiang yang diperbarui dengan menempelkan
label dan spotlight lengkap dengan nomor PSP, nomor RU dan
nomor pohon lama Spotlight ditempelkan setinggi 1,3 m (dbh-
diameter setinggi dada) pada setiap pohon dan menghadap ke
pusat RU.
Penulisan nomor :
nomor PSP + RU
Zone+East+North+(1...16)
Nomor Pohon
(1,2,3 … dst)
Pengukuran ke depan
Jarak : Nilai pengukuran jarak datar dari titik markan menuju ke
patok depan berikutnya dst.
Azimuth: Nilai azimuth antara patok ke patok depan berikutnya.
Pengukuran ke Belakang
Azimuth : Pengukuran balik dari patok satu ke patok sebelumnya.
Bila Nilai STATUS = 0. maka kolom 7-9 dan 17-20 bernilai 0 sedangkan
10-16 sesuai ketentuan diatas.
Kolom
Nama Penjelasan Kode
Nomor
1&2 Nomor Zone ??
Cluster Bujur (W-E) ???
Lintang (N-S) ????
3 Hectare Nomor track yang diukur 1-9
Plot dilingkari pada gambar
kemudian nomor sub plot
diisikan pada kolom ini
4 Rekord Unit Nomor RU yang diukur 1-16
dilingkari pada gambar
kemudian nomor sub plot
diisikan pada kolom ini
5&6 Derajat sektor Dikosongkan (Partisi -
dan jarak ke ditunjukkan/ dipetakan pada
segmen gambar yang disediakan
7 Bagian yang Bagian terbesar dari suatu 1
besar perubahan vegetasi pada sub
plot
8 Bagian Bagian terkecil dari suatu 2
terkecil perubahan vegetasi pada sub
plot
9 Permanen Pengukuran tidak dilakukan 0
pada plot permanent
10 Kontrol Pelaksanaan kegiatan bukan 0
enumerasi kontrol
Pelaksanaan Kegiatan 1
enumerasi kontrol
11 Macam Angka 1 pada kolom ini -
Rekaman untuk menunjukkan tipe
Data deskripsi track, sedangkan
angka selanjutnya
Kolom
Penjelasan Kode
No Nama
NAME OFTREE Jenis species yang Isi
SPECIS dienumerasi
11 Record Type 6 -
12 Consec Number Nomor urut pencatatan Isi
13 Species code Kode species ini diisi
pengolah data
(dikosongkan)
14 DBR or D 0,2 m Diameter setinggi dada Isi
AB atau 20 cm di atas banir
Kolom
Penjelasan
No Nama
- Horizon distance Jarak datar dari pohon ke pengukur
Kololm
Penjelasan
No Nama
- Horizon distance Jarak datar dari pohon ke pengukur
- Persen Base Persen dasar pembacaan relaskop
- Percent Buttress Persen tinggi banir dari dasar pohon
D 0,2 AB Pengukuran diameter 20 cm di atas banir
- Fullbars Pembacaan pada relaskop dengan nilai
filamen penuh
- ¼ Bars (0,1) D 0,2 Pembacaan pada relaskop filamen ¼
AB bagian pengukuran diameter 2,2 meter di
atas banir
- Fullbars Pembacaan pada relaskop dengan nilai
filamen penuh
- ¼ Bars (0,1) Pembacaan pada relaskop filamen ¼
bagian
Kolom
Penjelasan Kode
No Nama
1&2 Nomor Zone ??
Cluster Bujur (W-E) ???
Lintang (N-S) ????
3 Hectare Plot Nomor track yang diukur 1-9
dilingkari pada gambar, nomor
trck diisikan pada kolom ini
4 Record Unit Nomor RU yang diukur dilingkari 1-16
pada gambar kemudian nomor
sub plot diisikan pada klom ini
5&6 Derajat sektor dan Dikosongkan (partisi -
jarak ke segmen ditunjukkan/dipetakan pada
gambar yang disediakan
7 Bagian yang besar Bagian terbesar dari suatu 1
perubahan vegetasi pada sub plot
8 Bagian yang kecil Bagian terkecil dari suatu 2
perubahan vegetasi pada sub plot
9 Permanen Pengukuran tidak dilakukan pada 0
plot permanen
Pengukuran dilakukan pada plot 1
permanen
10 Kontrol Pelaksanaan kegiatan bukan 0
enumerasi kontrol
Pelaksanaan kegiatan enumerasi 1
kontrol
11 Macam rekaman Anggka 1 pada kolom ini untuk
data menunjukkan tipe deskripsi track,
sedangkan angka selanjutnya
menunkkan tipe/macam data yang
dikumpulkan
12 Seedling Jumlah jenis anakan tingkat semai
dalam suatu subplot (r-1m)
Petunjuk Teknis Pembuatan PSP 28
13 Sapling Jumlah jenis anakan tingkat
pancang dalam suatu subplot (r-2
m)
14 Rattan – 2,9 Jumlah jenis rotan dengan
panjang kurang dari 2,9 m dalam
suatu subplot (r-5m)
15 Rattan 3+ m Jumlah batang suatu jenis rotan
dengan panjang lebih dari 3 meter
dalam subplot (r-10m)
16 Bamboo Jumlah rumpun bambu dalam
subplot
17 Ketebalan Ukur kedalaman gambut pada plot dalam
Gambut satuan cm, jika plot berada pada lahan
basah
Tidak ada 0
<3 m 1
>3 m 2
18 Ketebalan humus Ukur ketebalan humus/top soil pada petak
contoh tanah dalam satuan cm, jika plot
berada pada lahan kering
Tidak ada 0
1-10 cm 1
10-20 cm 2
20-30 cm 3
Pada kedalaman tanah 10 cm diatas permukaan tanah
19 Texture Tanah berpasir 1
Tanah gembur 2
Tanah lengket 3
20 Warna Hitam 1
Coklat 2
Merah 3
Kuning 4
Putih 5
21 Berbatu Tidak berbatu 0
Berbatu 1
Petunjuk Teknis Pembuatan PSP 29
Pada kedalaman tanah 30 cm di atas permukaan tanah
22 Texture Tanah berpasir 1
Tanah gembur 2
Tanah lengket 3
23 Warna Hitam 1
Coklat 2
Merah 3
Kuning 4
Putih 5
24 Berbatu Tidak berbatu 0
Berbatu 1
Pada kedalaman tanah 60 cm di atas permukaan tanah
25 Texture Tanah berpasir 1
Tanah gembur 2
Tanah lengket 3
26 Texture Hitam 1
Coklat 2
Merah 3
Kuning 4
Putih 5
27 Texture Tidak berbatu 0
Berbatu 1
28 Slope Puncak 1
position Lereng atas 2
Lereng tengah 3
Lereng bawah 4
Lembah 5
Nomor Kolom
Penjelasan
Name of Species Jenis species bambu yang dienumerasi
11 Record Type 9
12 Consec Nomor urut pencatatan
number
Petunjuk Teknis Pembuatan PSP 31
13 Species code Kode species ini diisi oleh pengolah data
Number of clums/clum Jumlah batang bambu dalam rumpun
14 1 year Jumlah batang bambu yang berumur 1
tahun
15 2 year Jumlah batang bambu yang berumur 2
tahun
16 Total Jumlah batang bambu dalam rumpun