KEPEMIMPINAN
KEPEMIMPINAN
Nim : 18050404035
Referensi Buku :
KEPEMIMPINAN
1.Definisi Kepemimpinan
Ketiga, selain dapat memberikan pengarahan kepada para bawahan atau pengikut,
pemimpin dapat juga mempergunakan pengaruh.
Anggapan-anggapan Teori X:
1. Rata-rata pembawaan manusia malas atau tidak menyukai pekerjaan dan akan
menghindarinya bila mungkin.
2. Karena karakteristik manusia tersebut, orang harus dipaksa, diawasi, diarahkan, atau
diancam dengan hukuman agar mereka menjalankan tugas untuk mencapai tujuan-
tujuan organisasi.
Anggapan-anggapan Teori Y:
1. Penggunaan usaha fisik dan mental dalam bekerja adalah kodrat manusia, seperti
bermain atau istirahat.
4. Rata-rata manusia, dalam kondisi yang layak, belajar tidak hanya untuk menerima
tetapi mencari tanggung jawab.
5. Ada kapasitas besar untuk melakukan imajinasi, kecerdikan dan kreativitas dalam
penyelesaian masalah-masalah organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh
karyawan
6. Potensi intelektual rata-rata manusia hanya digunakan sebagian saja dalam kondisi
kehidupan industri modern.
Seorang pemimpin yang menganut anggapan-anggapan teori X akan cenderung menyukai
gaya kepemimpinan otokratik. Sebaliknya, pemimpin yang mengikuti teori Y akan lebih
menyukai gaya kepemimpinan partisipatif atau demokratik.
Pada dasarnya, Rensis Likert dan para pembantunya menemukan bahwa para penyelia
yang mempraktekkan pengawasan/pengendalian umum dan berorientasi pada karyawan
mempunyai semangat kerja yang lebih tinggi dan produktivitas yang lebih besar daripada
para penyelia yang mempraktekkan pengawasan/pengendalian tertutup dan berorientasi pada
tugas/pekerjaan."
Likert, dengan menggunakan dua kategori gaya dasar ini, orientasi karyawan dan
orientasi tugas, menyusun suatu model empat tingkatan efektivitas manajemen
Sistem 1, manajer membuat semua keputusan yang berhubungan dengan kerja dan
memerintah para bawahan untuk melaksanakannya Standar dan metoda pelaksanaan juga
secara kaku ditetapkan oleh manajer.
Sistem 4, adalah sistem yang paling ideal menurut Likert tentang cara bagaimana organisasi
seharusnya berjalan. Tujuan-tujuan ditetapkan dan keputusan-keputusan kerja dibuat oleh
kelompok.
Kisi-kisi manajerial (managerial grid) yang dikembangkan oleh Robert Blake dan
Jane Monton juga berkenaan dengan orientasi-orientasi manajer pada tugas (produksi) dan
karyawan (orang), serta kombinasi antara kedua ekstrim.”
Studi Ohio State
Para peneliti Ohio State University mengindentifikasikan dua kelompok perilaku yang
mempengaruhi efektivitas kepemimpinan-struktur pemrakarsaan (initiating structure) dan
pertimbangan (consideration). Faktor consideration" menggambarkan hubungan yang hangat
antara seorang atasan dan bawahan, adanya saling percaya, kekeluargaan dan penghargaan
terhadap gagasan bawahan. "Initiating structure" menjelaskan bahwa seorang pemimpin itu
mengatur dan menentukan pola organisasi, saluran komunikasi, struktur peran dalam
pencapaian tujuan organisasi dan cara pelaksanaannya.
Gaya Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kompleks dan gaya kepemimpinan yang paling tepat tergantung
pada beberapa variabel yang saling berhubungan.
Mary Parker Follett, yang mengembangkan hukum situasi, mengatakan bahwa ada tiga
variable kritis yang mempengaruhi gaya pemimpin, yaitu 1) pemimpin, 2) pengikut atau
bawahan, dan 3) situasi. Ketiganya saling berhubungan dan berinteraksi. Follett juga
menyatakan bahwa para pemimpin seharusnya berorientasi pada kelompok dan bukan
berorientasi pada kekuasaan.
Pada dasarnya teori ini menyatakan bahwa efektivitas suatu kelompok atau organisasi
tergantung pada interaksi antara kepribadian pemimpin dan situasi. Situasi dirumuskan
dengan dua karakteristik: 1) derajat situasi dimana pemimpin menguasai, mengendalikan dan
mempengaruhi situasi, 2) derajat situasi yang menghadapkan manajer dengan ketidakpastian.
Fiedler mengidentifikasikan unsur tersebut dalam situasi kerja ini untuk membantu
menentukan gaya kepemimpinan mana yang akan efektif yaitu hubungan pimpinan anggota,
struktur tugas, dan posisi kekuasaan pemimpin yang didapatkan dari wewenang formal. Studi
Fiedler ini tidak melibatkan variabel-variabel situasional lainnya, seperti motivasi dan nilai-
nilai bawahan, pengalaman pemimpin dan anggota kelompok.
Situasi dinilai dalam istilah situasi yang menguntungkan atau tidak menguntungkan.
Situasi yang menguntungkan atau tidak menguntungkan apabila dikombinasikan dengan gaya
kepemimpinan berorientasi tugas akan efektif. Bila situasi yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan hanya moderat, tipe pemimpin hubungan manusiawi atau yang toleran dan
lunak ("lenient") akan sangat efektif.
Konsep dasar teori siklus-kehidupan adalah bahwa strategi dan perilaku pemimpin harus
situasional dan terutama didasarkan pada kedewasaan atau ketidakdewasaan para pengikut.
Perilaku hubungan, berkenaan dengan hubungan pribadi pemimpin dengan individu atau
para anggota kelompoknya. Ini mencakup besarnya dukungan yang disediakan oleh
pemimpin dan tingkat di mana pemimpin menggunakan komunikasi antar pribadi dan
perilaku pelayanan.
Pertanyaan :