Anda di halaman 1dari 3

Sosialisasi Budaya Politik

A. Pengertian sosialisasi budaya politik


Sosialisasi budaya politik ialah suatu proses dalam penyerapan suatu nilai politik
tertentu yang ada di dalam suatu kelompok yang diturunkan kepada individu-individu supaya
mengerti budaya suatu politik tertentu. Contohnya bisa dilihat dalam tingkat politik pemilihan
wali kota. petugas yang ditunjuk memberikan instruksi atau penjelasan kepada masyarakat
supaya pemilihan bisa berjalan dengan baik dan lancar. Pengertian sosialisasi budaya politik
menurut para ahli:
1. Menurut Gabriel A. Almond
Sosialisasi budaya politik merupakan proses dalam memperoleh sikap dan pola politik
tertentu yang dibentuk supaya menjadi suatu indentitas yang melekat pada politik tersebut,
sehingga dapat menjadi acuan yang dapat ajarkan pada generasi selanjutnya.
2. Menurut Kenneth P. Langton
Sosialisasi budaya politik merupakan cara yang dilakukan masyarakat dalam meneruskan
suatu budaya politik.
3. Menurut Hyman
Sosialisasi budaya politik merupakan suatu proses belajar seseorang pada pola sosial yang
berhubungan dengan posisinya dalam badan masyarakat di suatu negara.
Sosialisasi politik mempunyai peran yang begitu sangat penting dalam
mempertahankan budaya politik serta neneruskannya pada generasi selanjutnya. Dengan
adanya sosialisasi budaya politik yang terus-menerus dan berkelanjutan diharapkan
masyarakat memiliki kesadaran politik untuk membangun dan memajukan negara.

B. Pentingnya Sosialisasi bagi Pengembangan Budaya Politik


Sosialisasi politik sangat penting bagi pengembangan budaya politik Mengapa
demikian? Hal ini karena melalui sosialisasi politik seorang individu menjadi tahu bentuk
perilaku yang harus ia lakukan di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya.
Melalui proses sosialisasi politik, individu juga menjadi tahu terhadap kehidupan politik baik
bersifat material maupun immaterial. Proses sosialisasi politik dapat dilakukan melalui
berbagai macam sarana atau agen sosialisasi politik.
Beberapa sarana atau agen sosialisasi politik adalah keluarga, kelompok bermain,
sekolah, pemerintah, media massa, dan partai politik atau lembaga politik lainnya. Dengan
adanya proses sosialisasi, individu dapat memperoleh ilmu pengetahuan atau keterampilan-
keterampilan yang dapat dijadikan bekal dalam melaksanakan peran politiknya.
Melalui proses sosialisasi, seorang individu juga dapat mendalami tentang nilai-nilai
dan norma-norma yang hidup dan berlaku dalam suatu masyarakat yang sering disebut
sebagai ilmu pengetahuan. Selain itu, melalui proses sosialisasi seorang individu juga dapat
belajar tentang segala hal yang menyangkut kepentingan pribadinya maupun kepentingan
orang lain. Dengan demikian, ia akan memperoleh pengertian yang luas tentang gejala-gejala
politik dan masalah-masalah politik yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan yang
bersangkutan.

C. Proses sosialisasi di lingkungan keluarga


Seorang bayi lahir ke dunia sebagai suatu organisme kecil yang egois dan diktator
yang penuh dengan kebutuhan fisik dan mengatur segenap aktifitas orangtuanya. Ia lahir ke
dunia dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa. Oleh karena itu, seseorang perlu banyak
belajar tentang segala sesuatu agar kehidupannya menjadi lebih maju. Salah satu yang harus
dipelajari oleh seorang anggota baru dari suatu masyarakat ialah mempelajari sikap, nilai, dan
norma yang berlaku di masyarakat. Proses inilah yang disebut “sosialisasi”. 
Jadi, proses sosialisasi adalah proses belajar yang dilakukan individu dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya agar dirinya dapat berperan dalam lingkungannya
tersebut. Sebuah pepatah mengatakan bahwa perjalanan dimulai dari langkah pertama dan
tradisi yang ditumbuhkan dalam keluarga merupakan langkah awal yang sangat penting.
Pepatah ini memberi gambaran bahwa keluarga merupakan media pertama dalam
menanamkan nilai-nilai. Jadi, Keluarga adalah orang pertama yang mengajarkan hal-hal yang
berguna bagi perkembangan dan kemajuan hidup manusia. Oleh karena itu, keluarga
dikatakan tempat pertama dan utama dalam sosialisasi. Nilai-nilai yang Disosialisasikannya
yaitu adanya interaksi antara anggota keluarga yang satu dengan yang lain menyebabkan
seorang anak menyadari dirinya sebagai individu dan sebagai makhluk sosial. Dalam
keluarga, melalui interaksi dengan orang tuanya maka anak dapat mempelajari berbagai hal,
utamanya nilai-nilai sosialisasi yaitu:
1. Nilai-nilai Keagamaan
Nilai-nilai keagamaan seluruhnya ditujukan untuk membimbing anak menjadi anak
yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sosialisasi nilai
keagamaan adalah upaya orang tua agar anak-anaknya dapat menjalani hidup bahagia
dunia dan akhirat. Contohnya, bagaimana cara shalat, mengaji.
2. Budi Pekerti Luhur
Biasanya orang tua ingin agar anaknya berkembang menjadi seseorang
yang memiliki budi pekerti luhur, yang dapat diajarkan atau dicontohkan
orang tua pada anaknya. Biasanya orang tua memakai patokan-patokan agama
atau patokan budaya sebagai pedoman. Lebih konkritnya, sejak kecil anak
diajarkan untuk tidak berbohong, tidak mengambil sesuatu barang miliknya,
patuh pada orang tua, berani membela kebenaran, tidak malu mengakui
kesalahan sendiri, dan sifat-sifat lainnya.
3. Gotong Royong
Sikap gotong royong anggota masyarakat dewasa ini boleh dikatakan
hampir pudar. Bila orang tua tidak memberi suri tauladan kepada anak
mengenai sikap gotong royong ini, maka ada kemungkinan nilai unggul
budaya bangsa kita dalam hal tolong menolong, bekerja sama dan membina
kekuatan sosial untuk tujuan mulia seperti kesetiakawanan sosial, akan segera
menipis.
4. Sikap Merendah, Tidak Sombong, Tidak Pamer
Orang yang banyak bicara tetapi tidak berisi, sering dikatakan seperti “tong kosong
yang nyaring bunyinya”. Orang seperti ini tidak begitu disukai dalam pergaulan.
Seandainya kita mempunyai banyak kelebihan, tidak sepantasnya kelebihan tersebut
dipamerkan.
5. Sikap Sabar dan Ulet
Sikap-sikap ini sejak dulu dimiliki nenek moyang kita. Maka dari itu
para orang tua hendaknya senantiasa menanamkan kesabaran pada anak dalam
menganggapi berbagai masalah dalam kehidupan.
6. Tata Krama
Tata krama tetaplah merupakan sikap dan perilaku yang perlu
ditanamkan pada anak sejak dini. Anak-anak tetap harus belajar menghargai
dan menghormati orang tua, para guru dan pihak-pihak lain yang dianggap
perlu. Misalnya memberi salam, mencium tangan orangtua.

D. Proses sosialisasi di lingkungan sekolah


Sekolah memang tempat kita belajar banyak hal mulai dari ilmu dari berbagai mata
pelajaran sampai belajar berhubungan dengan orang lain lewat bersosialisasi dengan teman-
teman dan guru di sekolah. Tidak ketinggalan sosialisasi politik yang juga dapat kita pelajari
di sekolah. Sekolah sebagai sarana terjadinya sosialisasi politik mengajarkan politik secara
formal dengan kegiatan-kegiatan di sekolah yang dilakukan bersama teman maupun guru.
Dengan kurikulum yang sudah ada di sekolah, pandangan mengenai lembaga politik dan
hubungannya dalam kehidupan kita bernegara mulai dimunculkan sejak berada di sekolah
dasar. Dampak negatif penyimpangan sosial bisa dicegah dan sikap seseorang mengenai
budaya politik di negaranya juga mulai terbentuk di sini. Contoh sosialisasi politik di sekolah
dapat kita lihat dalam wujud kegiatan-kegiatan berikut ini:
1. Pemilihan ketua OSIS yang diikuti oleh seluruh siswa dan guru di sekolah
2. Mengikuti upacara pengibaran bendera merah-putih setiap hari senin yang akan memberikan
kesadaran anak tentang pentingnya cinta tanah air
3. Kegiatan baris-berbaris untuk melatih tim pengibar bendera
4. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti kegiatan pramuka atau paskibraka
5. Belajar berorganisasi lewat kegiatan ekstrakurikuler
6. Bukan untuk siswanya saja, sekolah juga menjadi tempat sosialisasi politik bagi guru-gurunya
lewat diskusi politik yang bisa terjadi antar sesama guru.
Dari contoh diatas, dapat diambil kesimpulan contoh sosialisasi politik di sekolah
sebagai agen sosialisasi politik bukan hanya menjadi tempat siswa mendapat sosialisasi
politik lewat pendidikan formal maupun kegiatan ekstrakurikulernya, tapi juga menjadi
tempat bertemunya suatu individu dengan agen sosial lainnya yaitu teman sebaya sebagai
kelompok pergaulan baik siswa maupun guru dan tempat kerja yang dalam hal ini berfokus
pada sosialisasi politik antar sesama guru. Itulah contoh fenomena sosial yang terjadi di
masyarakat saat ini.

E. Proses sosialisasi di lingkungan masyarakat


Sangat mudah menemukan contoh kasus sosialisasi di lingkungan masyarakat.
Namun untuk alasan tertentu banyak yang salah kaprah antara sosialisasi dengan bentuk
hubungan sosial lainnya. Untuk bisa dikatakan sosialisasi, perlu ada ide atau gagasan yang
disampaikan dan diterima oleh lawan bicara. Ide atau gagasan tersebut juga tidak harus dari
kedua pihak yang terlibat, cukup salah satunya saja. Inti dari terjadinya sosialisasi adalah ide
atau gagasan yang tersampaikan tersebut.
Contoh modernisasi dalam masyarakat membuat proses sosialisasi menjadi lebih
beragam dan tidak harus bertatap muka. Sosialisasi pun sekarang menjadi sosialisasi langsung
dan tidak langsung dimana sosialisasi langsung pihak-pihak yang terlibat harus ada di tempat
yang sama dan saling bertatapan muka dan sosialisasi tidak langsung semakin dipermudah
dengan adanya media atau perantara berupa teknologi yang menjembatani proses tersebut.
Berikut ini adalah contoh kasus sosialisasi yang terjadi di lingkungan masyarakat di
sekitar kita yang mungkin tanpa kita sadari telah membentuk pribadi kita yang seperti
sekarang ini. Contoh sosialisasi yang memberi pengaruh positif dalam kehidupan
bermasyarakat adalah sebagai berikut:
1. Kerja bakti membersihkan selokan dan jalanan dua kali seminggu yang dilaksanakan di setiap
desa
2. Menegur tetangga ketika berpapasan di jalan dengan nada yang ramah dan senyum yang tulus
3. Ronda malam warga desa untuk bersama-sama menjaga keamanan di lingkungan sekitar
4. Penyuluhan bahaya penyalahgunaan obat-obatan terlarang narkoba dan psikotoprika oleh
kepala lingkungan yang bekerja sama dengan dinas kesehatan
5. Menghadiri rapat RT di balai desa untuk membahas perbaikan jalan yang mengalami
kerusakan
6. Menghadiri undangan acara perayaan apapun dari tetangga baik itu pernikahan, ulang tahun,
pesta ucapan syukur, dan bentuk undangan acara lainnya.
7. Pengadaan posyandu sebagai program pemerintah di titik-titik tertentu untuk menjangkau
balita dari seluruh lapisan masyarakat.
8. Datang melayat ketika ada tetangga yang mengalami peristiwa duka sebagai bentuk simpati
sesama warga
Banyaknya contoh sosialisasi dalam lingkungan masyarakat menyadarkan kita bahwa
sosialisasi berperan penting dalam kelangsungan hubungan antar sesama manusia. Dengan
adanya sosialisasi kita bisa lebih saling mengenal dan berbagi pengetahuan untuk
mewujudkan kondisi lingkungan- masyarakat yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai