Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

UTANG JANGKA PANJANG

Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Akutansi


Tahun Pelajaran 2020/2021

Disusun Oleh
Anisa Firna Firnanda

SMK GARUDA BANDAR MATARAM


LAMPUNG TENGAH
TP. 2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunianya kami dapat
menyelesaikan pembuatan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul akuntansi
Utang Jangka Panjang“.
Di dalam pembuatan makalah ini, kami berusaha menguraikan dan menjelaskan
mengenai utang jangka panjang. Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati kami
menyampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing kami Yang telah memberikan waktu
dan kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna
dan banyak kekurangannya, oleh karena itu kami mengharapkan saran, kritik dan petunjuk
dari berbagai pihak untuk pembuatan makalah ini menjadi lebih baik dikemudian hari.
Semoga makalah yang telah kami buat ini dapat bermanfaat dan menjadi bahan
informasi pada masa yang akan datang, khususnya bagi siswa SMK Garuda Bandar
Mataram. Terima kasih.

                                                                                    Bandar Mataram, Juni 2021


                                                                                               Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Hutang jangka panjang merupakan kewajiban yang dapat dibayar lebih dari 1
tahun atau 12 bualan. Kewajiban jangka panjang juga sering disebut sebagai debt-
financing, artinya kegiatan pendanaan yang dilakukan dengan cara meminjam atau
berhutang. Dan akan dilunasi dari sumber-sumber yang bukan dari kelompok aktiva
lancar, seperti peralatan, gedung, tanah, investasi saham atau investasi obligasi jangka
panjang, dan sebagainya.Hutang jangka panjang ini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu hutang
hipotik dan obligasi. Dari jenis-jenis tersebut memiliki pengertian,pemahan dan cara
mengerjakan yang berbeda satu sama lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian utang jangka panjang ?
2. Apa saja jenis utang jangka panjang ?
3. Apa saja bentuk bentuk utang obligasi ?
4. Bagaimana Penilaian obligasi saat diterbitkan ?
5. Bagaimana disposisi utang obligasi ?
6. Bagaimana harga obligasi ?
7. Bagaimana pencatatan utang obligasi ?

 
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian utang jangka panjang


Hutang merupakan instrumen yang sangat sensitif terhadap nilai perusahaan.
Nilai perusahaan ditentukan oleh struktur modal. Semakin tinggi proporsi hutang, maka
semakin tinggi harga saham. Namun pada titik tertentu peningkatan hutang akan
menurunkan nilai perusahaan karena manfaat yang diperoleh dari penggunaan hutang
lebih kecil dari pada biaya yang ditimbulkan. Para pemilik perusahaan lebih suka
menciptakan hutang pada tingkat tertentu yang menaikkan nilai perusahaan.
Hutang jangka panjang adalah kewajiban kepada pihak tertentu yang harus
dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu perioda akuntansi (1 th) dihitung dari
tanggal pembuatan neraca per 31 Desember. Perusahaan untuk memperoleh sumber
ekonomi yang akan digunakan membelanjai kegitan khususnya yang bersifat jangka
panjang, perusahaan dapat mengeluarkan sertifikat berarti membuat perjanjian hutang,
menyatakan pembuat bersedia membayar bunga atas pinjaman tersebut secara periodik
selama jangka waktunya.
Pembayaran dilakukan dengan kas namun dapat diganti dengan asset tertentu.
Dalam operasional normal perusahaan, rekening hutang jangka panjang tidak pernah
dikenai oleh transaksi pengeluaran kas. Pada akhir perioda akuntansi bagian tertentu dari
hutang jangka panjang berubah menjadi hutang jangka pendek. Untuk itu harus
dilakukan penyesuaian untuk memindahkan bagian hutang jangka panjang yang jatuh
tempo menjadi hutang jangka pendek.

B. Jenis jenis utang jangka panjang


1. Utang Hipotik
Hutang yang timbul berkaitan dengan perolehan dana dari pinjaman yang
dijaminkan dengan harta tetap. Dalam penjanjian disebutkan harta peminjam yang
dijadikan jaminan berupa tanah atau gedung. Jika peminjam tidak melunasi pada
waktunya, pemberi pinjaman dapat menjual jaminan tersebut yang kemudian
diperhitungkan dengan hutang. Adalah penyerahan tertulis mengenai hak atas harta
benda tak bergerak untuk mejamin pembayaran hutang dengan ketentuan bahwa
penyerahan itu akan dibatalkan setelah waktu pembayaran. Bahwasannya hutang
jangka panjang boleh membuat hipotek, dia juga bisa diansur, dan lain-lain. Yang
menjadi contoh dari kewajiban jangka panjang ini adalah sewa/rental.
Pinjaman hipotik biasanya diambil jika dana yang diperlukan dapat dipinjam dari
satu sumber, misalnya dengan mengambil pinjaman dari suatu bank tertentu. Kredit-
kredit bank dengan jaminan harta tak bergerak adalah contoh hipotik yang banyak
dijumpai dalam praktik.
2. Utang obligasi
Hutang yang timbul berkaitan dengan dana yang diperoleh melalui
pengeluaran surat-surat obligasi. Pembeli obligasi disebut pemegang obligasi.
Apabila perusaahaan membutuhkan tambahan modal kerja tetapi tidak dapat
melakukan emisi saham baru, dapat dipenuhi dengan cara mencari utang jangka
panjang. Dalam hal sulit mencari utang yang jumlahnya besar dari satu sumber
perusahaan dapat mengeluarkan surat obligasi. Surat obligasi ini akan dapat di jual
bila reputasi perusahaan cukup baik dan dipandang akan tetap berdiri selama jangka
waktu beredarnya obligasi tersebut.
Harga jual obligasi tergantung pada tarif bunga obligasi. Semakin besar
bunganya, harga jual obligasi tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya semakin
rendah tingkat bunga obligasi harga jualnya akan semakin rendah. Pengeluaran
obligasi dari suatu perusahaan dapat dilakukan dengan cara penjualan langsung atau
melalui lembaga-lembaga keuangan.Dalam surat obligasi dicantumkan nilai
nominal obligasi, bunga pertahun, tanggal pelunasan obligasi dan ketentuan lain
sesuai jenis obligasi tersebut biasanya meliputi bond, wesel jangka panjang, dan
obligasi sewa. Bond biasanya berasal dari bunga hutang wesel ditahan yang pada
umumnya dikeluarkan oleh sebuah perusahaan, lembaga tinggi, maupun agen
pemerintahan sehingga banyak menarik investor seperti halnya saham biasa yang
dijual dengan jumlah kecil (biasanya dalam ribuan dollar). Bond dalam perusahaan
menadatangkan keuntungan datau tidak. Di antara keuntungan bond adalah tidak
adanya pengaruh dari kontrol pemegang saham, penyimpanan pajak, dan
pendapatan/keuntungan yang diperoleh akan lebih besar sedangkan kerugiannya
adalah bunga harus dibayar sesuai periode yang dipakai dan prinsip nilai akan
dibayar ulang waktu jatuh tempo.

C. Bentuk bentuk obligasi


1. Government Bond
Seperti T-Bills, US Treasury Notes dan US Teasury Bond adalah sekuritas
pemerintah yang digunakan untuk pendanaan dalam utang pemerintah. Pembayaran
kuponnya bersifat semi-annual. Ketika diterbitkan, US Treasury Notes memiliki masa
jatuh tempo 2 (dua) sampai 10 (sepuluh) tahun dan US Treasury-Bond memiliki masa
jatuh temponya lebih dari 10 (sepuluh) tahun. Jenis-jenis obligasi pemerintah yaitu
pertama, Callable Bond yang biasanya dibeli kembali oleh penerbitnya pada harga
tertentu di masa yang akan datang. Kedua, Federal Agency Bond. Ketiga, Municipal
Bond, yang diterbitkan oleh pemerintah lokal untuk mendanai highways, sistem
perairan pendidikan dan capital project lainya. Ada 2 (dua) tipe Multicipal Bond yaitu
General Obligation Bond dan Revenue Bond.
2. CorporateBond
Corporate Bond adalah sekuritas yang mencerminkan janji dari perusahaan
yang menerbitkan untuk memberikan sejumlah pembayaran berupa pembayaran
kupon dan pokok pinjaman kepada pemlik obligasi, selama jangka waktu tertentu.
Perusahaan yang menerbitkan obligasi disebut debitur, sedangkan investor yang
membeli obligasi disebut kreditur.
3. Registered Bond
Registered Bonds adalah obligasi yang nama pemiliknya tercantum dalam sertifikat.
4. Coupon Bonds atau Bearer Bonds
Coupon Bonds/Bearer Bonds adalah obligasi yang nama pemiliknya tidak
dicantumkan dalam sertifikatnya.
5. Term Bonds
Term Bonds adalah obligasi yang seluruhnya jatuh tempo pada suatu tanggal
tertentu.
6. Serial Bonds
Serial Bonds adalah obligasi yang tanggal jatuh temponya bertahap (pada beberapa
tanggal tertentu).

D. Penilaian obligasi saat diterbitkan


Pada saat penerbitan, obligasi dinilai sebesar kas yang diterima (proceeds), yang
dapat dihitung berdasarkan nilai sekarang (present velue) dari pengeluaran-pengeluaran
debitur obligasi di masa yang akan datang yang terdiri dari nilai jatuh tempo obligasi
dan beban bunga ini dipengaruhi oleh stated rate (SR) dan market rate (MR)
Jika MR = SR, berarti obligasi tersebut dinilai sebesar nilai parinya.
Jika MR > SR, berarti obligasi tersebut dinilai kurang dari nilai parinya atau kas yang di
bawah nilai pari
Jika MR < SR, berarti obligasi tersebut dinilai diatas nilai pari.
Metode amortisasi diskonto atau premium obligasi Salah satu karateristik
obligasi adalah bahwa pada saat tanggal jatuh tempo, obligasi akan dinilai sebesar nilai
premium. Oleh karena itu diskonto atau premium yang muncul pada saat penerbitan
obligasi akibat selisih antara kas yang diterima dengan nilai nominalnya harus
dihapuskan, yaitu dengan cara diamortisasi setiap akhir periode setiap akhir periode atau
setiap tanggal pembayaran bunga. Pada saat tanggl jatuh tempo, diskonto atau premium
sudah harus habis diamortisasi sehingga nilai buku obligasi sama dengan nilai
nominalnya.
Ada 2 metode amortisasi yang bisa diterapkan dalam akuntansi, yaitu :
a. Metode Garis Lurus – besarnya amortisasi setiap periode sama
b. Metode bunga efektif – nilai amortisasi diskonto atau premium setiap periode
berbeda-beda.

E. Disposisi hutang obligasi


Disposisi atau terhapusnya hutang obligasi dari neraca bisa dengan dua cara, yaitu
1. Jatuh tempo
Pada saat tanggal jatuh tempo, hutang obligasi sudah harus dilunasi sebesar
nilai parinya dan diskonto atau premium sudah harus diamortisasi sehingga tidak ada
keuntungan atau kerugian yang muncul.
a. Pembayaran bunga
Hutang bunga xxx
Kas xxx
b. Pelunasan Obligasi
Hutang obligasi xxx
Kas xxx
2. Pelunasan dini
Dimungkinkan sebuah obligasi dilunasi sebelum tanggal jatuh tempu (callable
bonds). Jika terjadi pelunasan dini atau pelunasan sebelum tanggal jatuh tempo, maka
masih ada premium atau diskonto yang belum habis diamortisasi dan ada
kemungkinan besarnya pelunasan lebih rendah atau lebih tinggi dari nilai buku
obligasi sehingga muncul keuntungan atau kerugian akibat pelunasan dini.
a. Pembayaran bunga
Beban bunga xxx
Kas xxx
Amortisasi diskonto xxx
b. Pelunasan obligasi
Hutang obligasi xxx
Keg. Akibat pel. Dini xxx
Kas xxx
Amortisasi diskonto xxx

F. Harga obligasi
Berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk mata uang, harga
obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai nominal.
Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu:
1. Par (nilai Pari): Harga Obligasi sama dengan nilai nominal Misal: Obligasi dengan
nilai nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi tersebut adalah
100% x Rp 50 juta = Rp 50 juta.
2. at premium (dengan Premi): Harga Obligasi lebih besar dari nilai nominal Misal:
Obligasi dengan nilai nominal RP 50 juta dijual dengan harga 102%, maka nilai
obligasi adalah 102% x Rp 50 juta = Rp 51 juta.
3. at discount (dengan Diskon): Harga Obligasi lebih kecil dari nilai nominal Misal:
Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 98%, maka nilai dari
obligasi adalah 98% x Rp 50 juta = Rp 49 juta.

G. pencatatan hutang obligasi


Apabila obligasi dijual tidak tepat pada tanggal pembayaran bunga, pembeli
obligasi di samping membayar harga obligasi juga harus membayar bunga berjalan sejak
tanggal bunga terakhir sampai dengan tanggal penjualan obligasi tersebut. Bunga
berjalan yang dibayar oleh pembeli dicatat perusahaan dengan mengkredit rekening
biaya bunga atau rekening utang bunga obligasi. Sedangkan bila bunga berjalan
dikreditkan ke rekening utang bunga obligasi maka pembayaran bunga obligasi
berikutnya dicatat dengan mendebit utang bunga obligasi sebesar bunga berjalan dan
sisanya didebitkan ke rekening biaya bunga. Jika bunga berjalan dikreditkan ke rekening
biaya bunga maka pembayaran bunga obligasi berikutnya dicatat dengan mendebit
rekening biaya bunga obligasi sebesar bunga yang dibayar.
Amortisasi agio atau disagio dapat dicatat setiap bulan, setiap tanggal
pembayaran bunga atau setiap akhir periode bersama dengan jurnal penyesuaian yang
lain. Berikut disajikan contoh pencatatan utang obligasi, PT Millenia Megah pada
tanggal 31 Desember 2005 memutuskan untuk mengeluarkan obligasi pada tanggal 1
Mei 2006 sebesar Rpl.000.000,-, bunga 10% per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 1
Mei 2011. Bunga obligasi dibayarkan setiap tanggal 1 Mei dan 1 November. Seluruh
obligasi dapat dijual pada tanggal 1 Juli 2006 dengan harga Rpl.029.000,- (yaitu harga
jual Rpl.030.000,- dikurangi biaya penjualan Rpl .000,-) ditambah bunga berjalan untuk
jangka waktu 1 Mei 2006 sampai dengan 1 Juli 2006. Tahun buku PT Millenia Megah
adalah tahun kalender, amortisasi agio dicatat setiap akhir periode. Umur obligasi
dihitung sebagai berikut:
2006    = 6 bulan (1 Juli sampai dengan 31 Desember)
2007    = 12 bulan
2008    = 12 bulan
2009    = 12 bulan
2010    = 12 bulan
2011    = 4 bulan
Jumlah = 58 bulan
Dalam perhitungan umur obligasi, yang diperhitungkan adalah lamanya obligasi itu
beredar, yaitu sejak tanggal dijual sampai saat jatuh tempo. Agio obligasi sebesar
Rp29.000,- (Rpl.029.000,- dikurangi Rpl.000.000,-) akan diamortisasikan selama
umur obligasi yaitu 58 bulan, sehingga amortisasi agio setiap bulannya sebesar
Rp29.000,- : 58 = Rp500,-.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Utang jangka panjang digunakan untuk menunjukan utang-utang yang
pelunasannya akan dilakukan dalam waktu lebih dari satu tahun atau akan dilunasi dari
sumber-sunber yang bukan dari kelompok aktiva lancar.
Apabila perusaahaan membutuhkan tambahan modal kerja tetapi tidak dapat
melakukan emisi saham baru, dapat dipenuhi dengan cara mencari utang jangka
panjang. Dalam hal sulit mencari utang yang jumlahnya besar dari satu sumber
perusahaan dapat mengeluarkan surat obligasi. Surat obligasi ini akan dapat di jual bila
reputasi perusahaan cukup baik dan dipandang akan tetap berdiri selama jangka waktu
beredarnya obligasi tersebut. Harga jual obligasi tergantung pada tarif bunga obligasi.
Semakin besar bunganya, harga jual obligasi tersebut akan semakin tinggi dan
sebaliknya semakin rendah tingkat bunga obligasi harga jualnya akan semakin rendah.
Pengeluaran obligasi dari suatu perusahaan dapat dilakukan dengan cara penjualan
langsung atau melalui lembaga-lembaga keuangan.

Anda mungkin juga menyukai