Anda di halaman 1dari 2

NAMA : M.

RADHIT MUSHIRUL HAQ

KELAS : 9.7

TEKS CERITA INSPIRATIF

TUKANG KEBUN

Terdapat seorang tukang kebun yang sudah merasa sudah tua dan ingin pension karena
sudah tidak kuat lagi melakukan pekerjaannya. Ia ingin menikmati masa tuanya bersama istri
serta anak cucunya. Sebelum memutuskan untuk berhenti bekerja, ia sebelumnya menyadari
bahwa ia akan kehilangan penghasilan rutin yang setiap bulan ia terima. Bagaimana pun itu, ia
lebih mementingkan tubuhnya yang sudah termakan usia karena ia merasa tidak dapat lagi
melakukan aktivitas seperti tahun-tahun sebelumnya.

Suatu hari, kemudian ia mengatakan rencana ingin pensiun kepada majikannya. “Saya
mohon maaf Pak, tubuh saya rasanya sudah tidak seperti dulu, saya sudah tidak kuat lagi untuk
mencangkul dan menanam tanaman – tanaman saat saya bekerja.”.

Setelah sang majikan mendengar niat tukang kebun tersebut, ia merasa sedih. Karena
sang majikan akan kehilangan salah satu tukang kebun terbaiknya, ahli dalam tanam –
menanam yang dimiliki dalam kebunnya. Namun apalah daya, majikan tidak dapat memaksa
untuk mengurungkan niat si tukang kebun untuk berhenti bekerja.

Terlintas dalam pikiran sang majikan, untuk meminta permintaan terakhir sebelum
dirinya pensiun. Sang majikan memintanya untuk sekali lagi menghias sebuah lapangan untuk
dijadikan sebuah kebun didekat rumah si tukangkKebun. Untuk sebuah proyek dimana sebelum
tukang kebun tersebut berhenti bekerja.

Akhirnya, dengan berat hati tukang kebun menerima permintaan majikannya meskipun
ia merasa kesal karena sudah jelas dirinya sudah bicarakan akan segera pensiun.

Di balik pengerjaan kebun terakhirnya, ia berkata dalam hati bahwa dirinya tidak akan
mengerjakannya dengan sepenuh hati. Sang majikan hanya tersenyum dan mengatakan pada
tukang kebun pada hari pertama ketika bekerja di kebun tersebut, “Seperti biasa, aku sangat
percaya denganmu. Jadi, kerjakanlah dengan yang terbaik. Seperti saat-saat kemarin kau
bekerja denganku. Bahkan, dalam pengerjaan terakhir ini kamu bebas menanam dengan
tanaman – tanaman terbaik yang ada”.

Tukang kebun itupun akhirnya memulai pekerjaan terakhirnya dengan malas-malasan.


Bahkan ia asal – asalan dalam menata tanaman. Ia malas mencari, maka ia menanam dengan
tanaman yang biasa – biasa saja. Sangat disayangkan, karena ia memilih cara yang buruk untuk
mengakhiri karirnya.
Hari demi hari berlalu, dan akhirnya, kebun itupun selesai. Dengan tukang kebun
tersebut, sang majikan datang memeriksa. Ketika sang majikan mengelilingi dan melihat –lihat
kebun tersebut, ia lalu berbalik dan berkata, “Ini adalah kebunmu, hadiah dariku untukmu,
kamu bisa menghiasnya sesuka hatimu”.

Betapa kagetnya si tukang kebun. Ia sangat menyesal. Kalau saja sejak awal ia tahu
bahwa ia sedang menghias kebunnya sendiri, ia akan mengerjakannya dengan sungguh-
sungguh. Akibatnya, sekarang ia harus mendapatkan kebun di dekat rumahnya yang ia hias
dengan asal-asalan.

Anda mungkin juga menyukai