Anda di halaman 1dari 3

Nama: AHMAD FADHIL RIFQY

Kelas: 9.F (Absen 02)

PETERNAK KAMBING

Karena tak memiliki modal yang cukup karena terlahir di keluarga biasa saja akhirnya
aku memutuskan untuk berhenti, lulus sekolah aku tak lanjutkan studi melainkan
langsung fokus mencari uang untuk membantu kedua orang tua. 

Tidak seperti teman-teman lain aku harus memendam keinginanku untuk melanjutkan
ke perguruan tinggi. Aku harus menyimpan impianku itu dan berharap kelak bisa
mewujudkannya. Aku harus terima, aku harus bersabar karena memang ini jalan hidup
yang harus aku lalui. Jujus saja, sebenarnya ini masih terasa berat bagi pemuda
seusiaku, “andai saja”, aku hanya bisa berangan. 

Mencari uang pun aku tak bisa banyak memilih karena kemampuan dan keahlianku
sangat terbatas sebagai lulusan sma. Dulu banyak yang menasehati, jika tidak akan
melanjutkan sebaiknya aku sekolah di kejuruan saja, tapi aku tetap memilih belajar di
sma. Ya sudahlah, tak perlu ada yang di sesali, yang terpenting saat ini aku bisa terus
berusaha, yang penting aku bisa melanjutkan hidupku meski tertatih. 

Kerja sehari untuk makan sehari, kedua orang tuaku yang semakin tua membuatku tak
bisa jauh melambungkan angan. Pernah suatu kali ada teman yang mengajakku kerja
di luar daerah tapi mengingat orang tuaku yang sudah semakin lemah maka aku
memutuskan untuk tidak ikut. 

“Sabar nak, pekerjaan apapun jika dikerjakan dengan baik dan tekun pasti ada
hasilnya…” ucap ayah suatu sore. “Iya pak…”, jawabku singkat. 

Esok hari tidak seperti biasanya ayah mengajakku mencari rumput untuk dua kambing
yang kami miliki. 

“Bapak tidak bisa mewariskan banyak harta buatmu nak, mulai besok kedua kambing di
rumah menjadi kambingmu… rawatlah dan besarkanlah dengan penuh kasih
sayang…”, ucap bapak
“Kenapa pak…”, tanyaku penasaran
“Bapak tidak ingin melihat kamu susah-susah mencari kerja yang hasilnya sangat
sedikit… ucapnya, “untuk makan sehari-hari biar bapak sama ibu yang cari, kamu fokus
saja mengurus kambing itu…”
“Baiklah pak…” jawabku

Mulai hari itu aku tak lagi bekerja mencari uang tapi hanya mengurusi dua kambing
tersebut. Karena hanya dua maka untuk mencari rumput tidak menghabiskan waktu
lama dan dalam satu hari masih banyak sekali waktu luang yang aku miliki. Saat itu aku
berfikir untuk membantu pekerjaan bapak…
“Sini pak, aku bantu…” ucapku
“Bantu apa, sudah tidak usah, urus aja kambingmu itu…” jawab bapak
“Udah pak, udah cari rumput, udah dikasih makan juga…” jawabku
“Loh, memangnya kambing hanya butuh makan saja, sudah sanah…” ucap bapak

Akhirnya karena tidak boleh sama sekali membantu maka aku kembali ke kandang
kambing. Bingung, aku hanya duduk sambil memandangi kedua kambingku yang
sedang makan. Tiba-tiba aku ingat apa yang dikatakan bapak tadi bahwa kambing tidak
hanya butuh makan. Akhirnya aku mulai menyingsingkan lengan baju, ku putari
kandang kulihat apa yang kurang dan tanganku pun langsung bergerak dengan
sendirinya. 
Setengah hari ini aku menghabiskan waktu membersihkan lingkungan kandang dan
hasilnya memuaskan. Tapi tetap saja, kandang kambing bau dan kurang sehat dan
akhirnya aku minta izin bapak untuk memindahkan kandang kambing yang menjadi
satu dengan rumahku. Di izinkan, aku siapkan semuanya dan setelah siap semua
bapak dan ibu membantuku. Semua kami kerjakan sendiri dan akhirnya kandang
kambing sederhana yang terpisah dari rumah sudah digunakan. 

Mulai hari itu aku seperti memiliki semangat baru yang menggebu, terkadang bahkan
aku sampai lupa waktu. Sejak dari membuat kandang itu aku semakin rajin mengurus
dua kambing milikku itu dan di sela-sela waktu aku juga belajar menanam rambanan
untuk pakan kambing di sekitar rumahku, Contoh Cerpen tentang Kesuksesan. Aku
berharap jika nanti kambingku sudah beranak rambanan yang aku tanam sudah bisa
digunakan jadi akan lebih menghemat waktuku jadi jika kambingku tambah banyak aku
tidak akan kualahan mencarikan pakan.

Sesuai pesan bapak yang menyuruhku merawat kambing tersebut dengan baik
akhirnya pelan usahaku membuahkan hasil, kambingku beranak. Rasanya senang
sekali ketika pertama kali melihat kambing kecil itu. Itu merupakan pengalaman
berhargaku, saat itu aku diajari bagaimana menangani kambing setelah beranak. Satu
indukan aku mendapatkan dua anak dan sehat semua. 

Begitulah perjalanku saat awal belajar memelihara kambing. Seiring waktu berjalan
kambingku tambah banyak dan benar saja karena aku sudah mengantisipasi masalah
pakan jadi aku tidak memiliki kendala berarti untuk menyiapkan pakan hijauan yang
dibutuhkan.

Tahap pertama sepuluh kambing telah dewasa, saat itulah pertama kali ada pembeli
yang datang ke rumah untuk membeli kambingku. Tapi saat itu aku tidak jual, karena
sayang dan juga karena ayah berpesan kalau mau jual kambing harus lihat musim. 

Beberapa waktu berjalan, panen pertama di lebaran kurban tahun ini. Aku benar-benar
begitu bangga karena sukses mulai dari memelihara sampai menjual kambing super.
Dari hasil penjualan pertama itu aku sama sekali tidak menggunakan uangnya. Uang
hasil penjualan kambing aku gunakan untuk merombak dan membuat kandang baru
yang lebih bagus dan lebih sehat bagi kambing.

Kandang lama aku bongkar dan aku buat kandang baru yang mampu menampung
sekitar 50 kambing. Lainnya aku gunakan untuk membeli buku tentang ternak kambing.
Perjalanan tak selalu mulus, aku mendapatkan musibah, satu kandang kambing yang
aku miliki termasuk indukan ludes di bawa maling. Hanya tersisa dua kambing yang
baru saja lahir. Saat itu aku benar-benar frustrasi, jengkel, dendam dan sangat marah,
bahkan aku sempat hampir putus asa.

“Selamat nak….” Ucap bapak suatu sore


“Kenapa pak, anaknya baru habis dapat musibah malah dikasih selamat…” ucapku
kesal
“Loh, apa kamu tidak tahu, bukannya kamu sekarang tu lagi ujian ya….?” Lanjut bapak
“Apaan sih pak…. Sekolah aja gak!” ku jawab dengan lebih ketus
“Hidup juga ada ujiannya nak, kalau kamu lulus ujian ini maka kamu besok akan
menjadi lebih baik….” Ucap bapak, “mau jadi lebih baik atau sukses juga harus di uji
sama Yang Kuasa…” lanjutnya.

Benar saja, setelah kejadian itu, meski hanya setengah hati aku tetap menjalankan
aktivitasku seperti biasanya. Tapi kali ini aku tidak lupa berdoa, dan hasilnya diluar
dugaan. Dua kambing yang ditinggalkan pencuri itu bisa hidup dan menjadi dua
kambing betina yang benar-benar sehat dan besar. Tak lama, dari dua kambing
tersebut aku mendapatkan empat kambing anakan, sungguh mengagumkan.

Dari kejadian itu keberuntungan dan kebaikan selalu berpihak pada diriku. Aku bisa
mengurus kambing dengan lebih baik dan bukan hanya itu aku telah sukses
menerapkan pakan tambahan untuk kambing-kambing peliharaanku sehingga mereka
cepat besar dan gemuk.

Begitulah, dalam waktu kurang dari lima tahun aku sudah tangguh dan menjadi salah
satu peternak kambing teladan di kampungku. Sekarang sudah banyak orang yang
belajar kepadaku tentang bagaimana cara ternak kambing yang sukses. Ya, begitulah
Contoh Cerpen tentang Kesuksesan, semua dengan usaha, tanpa usaha dan
kesabaran dan ketekunan serta keyakinan maka kita tidak akan pernah jadi apa-apa.

Anda mungkin juga menyukai