Viskositas
Disusun oleh :
( Kelompok B7 )
Universitas Diponegoro
Semarang
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu kita haturkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat rahmat dan hidayahnya makalah ini dapat dibuat. Makalah ini
dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas Praktikum Fisika Teknik materi
Viskositas.
Kita menyadari bahwa dalam proses pembuatan makalah ini dan hasil dari
makalah terdapat banyak kekurangan. Sehingga kami sangat menghargai bagi
siapapun yang ingin memberi kritik dan saran kepada kami untuk membangun diri
kami menjadi lebih baik. Saya berharap dengan judul “Laporan Praktikum
Viskositas” ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... 1
RINGKASAN ................................................................................................................. 5
SUMMARY ................................................................................................................... 7
BAB I ............................................................................................................................. 8
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 8
BAB II .......................................................................................................................... 10
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 26
BAB IV ........................................................................................................................ 37
PENUTUP .................................................................................................................... 37
1.4. Kesimpulan.................................................................................................... 37
2
DAFTAR TABEL
3
DAFTAR GAMBAR
4
RINGKASAN
5
acidophilus. Alat viskositas disebut viskometer. Viskositas berhubungan erat
dengan kekentalan produk. Keterkaitan antara viskositas dengan rasio inokulum,
presentasi konsentrasi, dan lama inkubasi dapat disajikan dalam sebuah grafik
warna tiga dimensi, dimana setiap warna menunjukkan pembahasan masing-
masing.
6
SUMMARY
7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dadih merupakan hasil fermentasi susu kerbau khas Minangkabau yang
dibuat secara tradisional. Dadih dibuat dengan cara menyimpan susu kerbau
ke dalam tabung bambu, lalu tutup dengan daun pisang yang telah layu, dan
difermentasi selama 24 - 48 jam maka dadih akan menggumpal.
Susu kerbau memiliki kandungan protein dan lemak yang sama tingginya
dengan susu sapi. Namun, ketersediaan susu kerbau tidak sebanyak susu sapi.
Oleh karena itu, susu sapi dapat menjadi bahan alternatif untuk menggantikan
susu kerbau.
Penggunaan bakteri asam laktat (BAL) dalam produk hasil fermentasi susu
memerlukan 2 atau lebih stater bakteri untuk menghasilkan produk pangan
probitik sebab proses perubahan yang terjadi selama fermentasi dilakukan oleh
beberapa jenis mikroorganisme yang tumbuh secara bergantian.
Penelitian ini dilakukan agar dapat menghasilkan dadih dengan kualitas
terbaik dari susu sapi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai
kajian proses produksi dadih menggunakan bahan baku sapi berdasarkan nilai
viskositas dengan penambahan bakteri asam laktat.
1.2.Rumusan Masalah
1.2.1. Apa metode yang digunakan dalam penelitian ini?
1.2.2. Mengapa menggunakan dadih susu sapi sebagai bahan utama dalam
penelitian?
1.2.3. Berapa nilai viskositas terendah dan tertinggi dalam penelitian ini?
1.2.4. Bagaimana cara mengoptimumkan nilai viskositas pada produksi
dadih susu sapi?
8
1.2.5. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi nilai viskositas pada
produksi dadih susu sapi?
1.3.Tujuan
1.3.1. Mengetahui proses produksi dadih menggunakan bahan baku susu
sapi berdasarkan nilai viskositas dengan penambahan bakteri asam
laktat .
1.3.2. Mengetahui Analisis Varian (ANOVA) pada produksi dadih
menggunakan metode viskositas.
1.3.3. Menentukan rasio inokulum, persentase konsentrasi dan lama inkubasi
terhadap respon nilai pada metode viskositas.
1.3.4. Menentukan nilai viskositas dadih.
1.3.5. Mengetahui dan mengidentifikasi perbedaan nilai viskositas pada
kombinasi perlakuan rasio inokulum, presentase konsentrasi dan lama
inkubasi.
1.3.6. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan
viskositas dadih.
9
BAB II
TINJAUAN PUSAKA
2.1.Susu Sapi
Susu sapi merupakan salah satu sumber pangan protein hewani yang
berasal dari sapi itu sendiri yang mengandung berbagai komponen gizi yang
lengkap serta kompleks sehingga memiliki peranan strategis dalam kehidupan
manusia. Menurut SNI nomor 3141.1:2011, definisi susu sapi segar adalah
cairan yang berasal dari ambing sapi yang sehat dan bersih. Susu sapi diperoleh
dengan cara pemerahan yang benar dimana kandungan alaminya tidak
dikurangi atau ditambah sesuatu apapun dan belum mendapat perlakuan
apapun kecuali pendinginan. Susu sapi banyak dikonsumsi dalam keadaan
segar maupun hasil diolah menjadi produk tertentu.
Produk-produk olahan susu tradisional yang ada di Indonesia antara lain
ada dali dari Sumatera Utara, dangke dari Sulawesi Selatan, dan dadih dari
Sumatera Barat. Dali dan dangke merupakan produk yang tergolong keju
lunak, sedangkan dadih merupakan produk susu fermentasi seperti halnya
yoghurt dan kefir (Sirait, 1993).
2.2.Dadih
Dadih adalah suatu produk hasil fermentasi susu kerbau secara tradisional
yang terbuat disimpan dalam wadah bambu dan difermentasi selama 24 hingga
48 jam. Pada umumnya, dadih dikonsumsi oleh suku Minangkabau di
Sumatera Barat. Dadih yang baik memiliki ciri-ciri yaitu berwarna putih
dengan konsistensi menyerupai susu asam (yoghurt) dan mempunyai aroma
khas susu asam (Sirait, 1993). Hingga saat, pembuatan dadih masih dilakukan
secara tradisional dengan proses fermentasinya masih dilakukan secara alami
sehingga kualitas yang diperoleh pun berbeda-beda. Susu kerbau hasil
pemerahan langsung dimasukan ke dalam tabung bambu dan ditutup dengan
10
daun pisang yang sudah dilayukan terlebih dahulu, kemudian disimpan pada
suhu ruang selama 24 jam. Dadih akan membentuk gumpalan yang tidak
berubah atau pecah kembali setelah menggumpal dan dihasilkan dengan
memeram susu pada suhu kamar (27ºC).
2.3.Viskositas
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu fluida dimana
menyatakan besar kecilnya gesekan dalam fluida. Semakin besar viskositas fluida,
maka semakin sulit suatu fluida untuk mengalir dan juga menunjukkan semakin sulit
suatu benda bergerak dalam fluida. Viskositas fluida dinotasikan dengan ŋ (eta)
sebagai rasio tegangan geser.
Viskositas cairan adalah fungsi dari ukuran dan permukaan molekul, gaya
tarik antar molekul dan struktur cairan. Viskositas ini disebabkan karena
adanya gaya kohesi antar partikel cair.
2.4.Macam-Macam Viskositas
Menurut (Geankoplis, 1983) macam-macam viskositas, meliputi:
2.4.1. Viskositas Dinamik
11
Viskositas dinamik adalah sifat fluida yang menghubungkan
tegangan geser dengan gerakan fluida. Viskositas dinamik sama
dengan ratio tegangan geser terhadap gradien kecepatan.
𝜏
𝜇=
𝑑𝑢
𝑑𝑦
keterangan :
μ = viskositas dinamik (kg/m.s)
τ = tegangan geser (N/m2 )
du/dy = gradien kecepatan ((m/s)/m)
𝜇
υ=
𝜌
keterangan :
υ = viskositas kinematik (m2 /s)
μ = viskositas dinamik (kg/m.s)
ρ = kerapatan fluida (kg/m3 )
2.5.Jenis-Jenis Viskositas
Menurut (Geankoplis, 1983) jenis-jenis viskositas, meliputi :
2.5.1. Viskositas Cairan
Gaya gesek lebih besar untuk mengalir. Koefisien viskositas lebih
besar. Apabila temperatur naik, maka viskositas nya turun. Tekanan
naik maka viskositas naik.
12
2.5.2. Viskositas Gas
Gaya gesek lebih kecil untuk mengalir. Koefisien viskositas lebih
kecil. Apabila temperatur naik, maka viskositas nya naik. Tidak
bergantung pada tekanan.
13
2.6.6. Konsentrasi larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan
dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula,
karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang
terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut,
gesekan antar partikrl semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi
pula. (Bird, 1987)
(∆𝑃)𝜋𝑟 4 𝑣 (∆𝑃)𝜋𝑟 4
𝑄= 𝑎𝑡𝑎𝑢 =
8ŋ𝐿 𝑡 8ŋ𝐿
Keterangan :
14
ŋ : viskositas cairan (Nm-2. s) atau Poise
∆𝑉 𝐴
𝐹=ŋ 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐹 = ŋ𝑉 = 𝑘ŋ𝑉
𝑍 𝑍
15
Dimana k adalah koefisien yang besarnya bergantung bentuk
geometric benda. Dari hasil percobaan, untuk benda berbentuk bola
dengan jari-jari r diperoleh k = 6πr. Dengan memasukkan nilai k
diperoleh:
F=6πrŋ v
f=6πrŋ v
1 1
𝑃1 + 𝜌𝑔ℎ1 + 𝜌𝑣12 = 𝑃2 + 𝜌𝑔ℎ2 + 𝜌𝑣22
2 2
16
1
𝑃1 + 𝜌𝑔ℎ1 + 𝜌𝑣12 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
2
Keterangan :
2.8.Metode Viskositas
Menurut (Madalena et al., 2014) Penentuan viskositas dapat dilakukan
dengan dua metode yaitu metode Ostwald dan metode bola jatuh.
2.8.1. Metode Ostwald
Metode ini ditentukan berdasarkan Hukum Poiseuille
menggunakan alat viskometer Ostwald. Penetapannya dilakukan
dengan cara mengukur waktu yang diperlukan untuk mengalirnya
cairan dalam pipa kapiler dari a ke b. Sejumlah cairan yang akan
diukur viskositasnya dimasukkan kedalam viskometer. Cairan
kemudian diisap dengan pompa sampai dibatas a. Cairan di biarkan
mengalir ke bawah dan waktu diperlukan dari a ke b dicatat
menggunakan stopwatch. Viskositas dihitung menggunakan
persamaan Poiseuille:
17
𝜋 𝑟4 t
𝜂=
8 𝑉𝐼
𝜂1 𝑑1𝑡1
=
𝜂2 𝑑2𝑡2
18
4 3
𝐹𝑤 = 𝜋𝑟 (𝑑𝑏 − 𝑑𝑐 ) g
3
Dimana db dan dc masing-masing kerapatan bola dan cairan
sedangkan g adalah percepatan gravitasi.
Selain itu bekerja gaya gesek yang arahnya keatas sebesar:
𝐹g = 6 𝜋 𝜂 𝑟 𝑣
2 𝑟 2 g(𝑑𝑏 − 𝑑c )
𝜂=
9V
19
Didalam percobaan diukur waktu aliran untuk volume V (antara
tanda a dan b) melalui pipa kapiler yang vertical. Jumlah tekanan (P)
dalam hokum Poiseuille adalah perbedaan tekanan Antara kedua
permukaan cairan, dan berbanding lurus dengan berat jenis cairan (𝜌).
Dalam praktek R dan L sukar diukur secara teliti dalam persamaan
Poiseuille. Karenanya viskositas cairan ditetapkan dengan cara
membandingkannya dengan cairan yang mempunyai viskositas
tertentu, misalnya air.
Persamaan yang digunakan adalah:
𝜋𝑅4 (𝑃𝑡)
ŋ=
8𝑉𝐿
sehingga
ŋ1 𝜋𝑅 4 (𝑃𝑡) 8𝑉𝐿
=
ŋ2 8𝑉𝐿 𝜋𝑅 4 (𝑃𝑡)2
ŋ1 (𝑃𝑡)1 𝑃1 𝑡1
= =
ŋ2 (𝑃𝑡)2 𝑃2 𝑡2
Dimana:
P : 𝜌 × konstanta
𝜌 : density
20
2.9.3. Viskometer Cup dan Bob
Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antaradinding luar
dari bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis
ditengah-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran
sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi di sepanjangkeliling
bagian tube sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi. Penurunan
konsentras ini menyebabkab bagian tengah zat yang ditekan keluar
memadat. Hal ini disebut aliran sumbat (Moechtar,1990)
2.9.4. Viskometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah
papan, kemudian dinaikkan hingga posisi di bawah kerucut. Kerucut
digerakkan oleh motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya
digeser di dalam ruang semitransparan yang diam dan kemudian
kerucut yang berputar (Moechtar,1990).
Fluida adalah suatu zat atau cairan yang dapat mengalir. Fluida tersebut
mengalir di bawah pengaruh gravitasi sampai menempati daerah terendah yang
mungkin dari penampungnya dan gas yang mengisi penampungnya tanpa
peduli bentuknya.
Aliran cairan tersbut dapat dikelompokan ke dalam dua tipe yaitu aliran
laminar dan aliran turbulen. Aliran ‘laminar’ atau aliran kental sendiri secara
umum menggambarkan laju aliran kecil melalui sebuah pipa dengan garis
tengah kecil. Sedangkan aliran ‘turbulen’ sendiri menggambarkan laju aliran
yang besar melalui pipa dengan diameter yang lebih besar (Dogra, 2009).
21
Viskositas menyatakan kekentalan suatu fluida yang dimana menyatakan
besar kecilnya gesekan dalam fluida. Jadi pada konsep ini, semakin besar
viskositas fluida, maka akan semakin sulit suatu fluida untuk mengalir dan juga
menunjukkan semakin sulit suatu benda bergerak dalam fluida tersebut. Dan
sebaliknya, semain kecil visositas fluida, maka akan menunjukkan semakin
mudahnya suatu fluida mengalir dan bergerak (Ariyanti, 2010).
Fluida tidak dapat menahan gaya gesek apabila sudah berada pada titik
kesetimbangan. Hukum viskositas newton menyatakan bahwa untuk laju
perubahan bentuk sudut fluida tertentu maka tekanan gesek berbanding lurus
dengan viskositas (Halliday, 1985).
Menurut (While, 1988) fluida dapat digolongkan ke dalam fase cairan atau
gas. Perbedaan-perbedaan utama antara cair dan gas adalah :
a. Cairan lebih praktis tidak kompersible. Sedangkan gas kompersible dan
seringkali harus diperlakukan demikian.
b. Cairan mengisi volume tertentu dan mempunyai permukaan-permukaan
bebas. Sedangkan gas hanya dengan massa tertentu mengembang sampai
mengisi seluruh bagian wadah tempatnya.
2.11. Densitas
Densitas merupakan pengukuran massa pada tiap volume suatu benda.
Densitas berbanding lurus dengan massa benda dan berbanding terbalik
dengan volume benda. Sehingga semakin besar massa jenis atau densitas suatu
benda, maka semakin besar pula massa benda pada setiap volumenya. Total
massa dibagi dengan total volumenya disebut dengan massa benda (Julianto,
2012).
22
dicari dengan densitas airnya. Bila densitas air dan hasil perbandingan lebih
tinggi, maka viskositas fluida tersebut semakin kecil.
𝑚
𝑣 =
𝜌
2.13. Inokulum
23
2.16. Jenis-Jenis Fermentasi
2.16.1. Menurut (Belitz, 2009) Berdasarkan produk yang dihasilkan,
fermentasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
a) Homofermentatif, yaitu fermentasi yang produk akhirnya hanya
berupa asam laktat. Contoh homofermentatif adalah proses
fermentasi yang terjadi dalam pembutaan yoghurt.
b) Heterofermentatif, yaitu fermentasi yang produk akhirnya
berupa asam laktat dan etanol sama banyak. Contoh
heterofermentatif adalah proses fermentasi yang terjadi dalam
pembuatan tape.
24
contohnya etanol, asam sitrat, polisakarida, aseton, butanol, dan
vitamin. Sedangkan metabolit sekunder yang dihasilkan mikroba
contohnya antibiotik, pemacu pertumbuhan, inhibitor enzim, dan
lain-lain.
25
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.Review Jurnal
3.1.1. Metode
Alat
No. Alat Fungsi
1. pH meter Untuk mengukur pH pada suatu larutan
2. Viskometer Untuk mengukur viskositas fluida
3. Refraktometer Untuk mengukur kadar pada zat
Terlarut
4. Autoklaf Untuk mensterilisasi benda dengan
menggunakan uap bersuhu 121ºC dan
bertekananan tinggi 15 lbs
5. Labu Erlenmeyer Untuk tempat suatu larutan
6. Inkubator Untuk menginkubasi, menggerami, dan
mengembakbiakkan sel mikroba
7. Kompor Untuk memanaskan suatu zat
8. Panci Untuk tempat suatu zat cair saat
dipanaskan
9. Termometer Untuk mengukur suhu pada suatu zat
10. Pengaduk Untuk menganduk zat cair
11. Kain saring Untuk menyarinng susu sapi segar agar
bersih kotoran yang menempel
12. Ose Untuk memindahkan biakkan pada
media baru
13. Bunsen Untuk menciptakan kondisi steril
14. Chiller Untuk menurunkan suhu pada
peralatan
26
15. Cawan petri steril Untuk membiakkakn mikroorganisme
16. Tabung reaksi Untuk tempat perkembiangakan
mikroorganisme pada media cair
17. Cup plastik PP berukuran Untuk tempat larutan
100 ml dan 250 ml
18. Stopwatch Untuk mengatur waktu
Table 1 Alat yang Digunakan pada Penelitian
Bahan
27
Langkah Percobaan
c
Kemudian, didinginkan sampai bersuhu sekitar 45ºC
Tuangkan ke dalam cup plastic PP sebanyak 100 ml lalu ditutup dan biarkan
pada suhu ruang 28-30ºC dengan lama waktu inkubasi selama 24, 36, dan 48
jam
Dadih telah terbentuk dan dianalisis agar dadih memperoleh kualitas terbaik
Analisis Dadih
Analisis dadih digunakan agar memperoleh dadih dengan kuliatas
terbaik. Kualitas dadih dapat terlihat dari nilai viskositas. Nilai viskositas
dipengaruhi 3 faktor, yaitu rasio inoculum, presentasi konsentrasi bakteri
dan lama inkubasi. Proses analisis sebagai berikut
28
Masukkan nilai maksimum dan minimum dengan menggunakan metode
Experimental Design Box-Behnken
Setelah itu dapat diperoleh 17 kondisi variabel dengan ulangan nilai tengah
sebanyak 5 kali
29
𝑠𝑢𝑚 𝑜𝑓 𝑠𝑞𝑢𝑎𝑟𝑒
Kemudian, data diolah menjadi analisis 𝑓𝑖𝑡 𝑠𝑢𝑚𝑚𝑎𝑟𝑦 = 𝑝−𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒
dan
dilakukan uji lack of fit
Setelah itu, diuji dengan plot probabilitass normal terhadap residual dan
plot residual terhadap prediksi respon
Run Rasio (v/v) BAL (%) Lama inklubasi (t) Nilai viskositas
(cP)
1 2 4 24 290
2 0,5 4 24 390
3 0,5 4 48 360
30
4 1,25 4 36 370
5 1,25 4 36 340
6 1,25 5 24 310
7 2 5 36 270
8 1,25 3 24 390
9 1,25 4 36 400
10 0,5 3 36 320
11 1,25 4 36 360
12 1,25 5 48 400
13 1,25 4 36 360
14 1,25 3 48 390
15 2 4 48 400
16 2 3 36 370
17 0,5 5 36 360
Table 5 Kombinasi Variable Perlakuan dan Respon yang Dihasilkan
31
B- Persentase Konsentrasi 1800,00 Not Significant
C- Lama Inklubasi 4050,00 Not Significant
AB 4900,00 Significant
AC 4900,00 Significant
BC 1600,00 Not Significant
A2 2227,37 Not Significant
B2 711,58 Not Significant
C2 1216,84 Not Significant
Reisdual 2020,00
Lack of Fit 100,00 Not Significant
Pure Error 1920,00
Cor Total 24522,94
R2 0,9177
Adj R2 0,8120
Table 6 Hasil ANOVA pada Respon Viskositas
32
(a) (b)
(c)
33
terdapat warna yang berbeda. Warna ini memiliki arti besaran viskositas
pada produk. Area grafik warna biru memiliki arti area optimum karena
viskositas yang dihasilkan tinggi. Area grafik warna merah memiliki arti
tidak optimum / rendah karena memiliki viskositas rendah sehingga area
ini tidak digunakan. Menurut grafik tiga dimensi tersebut dapat
disimpulkan bahwa persentase konsentrasi factor dan rasio inkulum sangat
berpengaruh dalam viskositas
34
390 cP, 467,67 cP, dan 487,33 cP. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan
kombinasi perlakuan yaitu perbandingan rasio inkulum Lactobacillus
plantarum, dan Lacidhopilus, perbedaan konsentrasi BAL, dan lama
inklubasi memengaruhi nilai viskositas.
35
Menurut Suprihana (2012) menyatakan susu sapi mudah
terpengaruh oleh perubahan derajat keasaman karena susu sapi
mengandung protein berupa kasein yang cukup tinggi. Kasein menjadi
tidak stabil dan menggumpal (koagulasi) pada saat pH 4.6 atau lebih
rendah. Semakin lama waktu simpan, semakin banyak pula gumpalan yang
terjadi dan viskositas meningkat. Ini dikarenakan gumpalan ini akan
menentukan struktur yoghurt yang berbentuk semisolid. Menurut
Kuswanto dan Sudarmadji (1989) menyatakan bahwa proses fermentasi
akan mengakibatkan penurunan pH hingga 4,4 – 4,5 dan menghasilkan
asam laktat. Hal ini menyebabkan protein susu mengalami penggumpalan
sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang semakin banyak.
36
BAB IV
PENUTUP
2.17. Kesimpulan
Viskositas berhubungan erat dengan kekentalan, alat yang
digunakan untuk mengetahui nilai viskositas disebut viskometer. Rasio
inokulum dan presentasi konsentrasi berhubungan dengan viskositas,
sedangkan lama inkubasi tidak berhubungan dengan nilai viskositas. Area
optimum yang dapat digunakan ditunjukkan dengan nilai viskositas yang
tinggi, sedangkan nilai viskositas yang rendah merupakan area yang tidak
dapat digunakan. Pada penelitian ini, viskositas tertinggi sebesar 400 cP
diperoleh dari kombinasi perlakuan dengan perbandingan rasio inokulum
Lactobacillus plantarum : Lactobacillus acidophilus 1 : 2 dan 2 : 1,
presentasi konsentrasi 4% dan 5%, dan lama inkubasi 36 dan 48 jam.
Sedangkan viskositas terendah sebesar 270 cP diperoleh dari kombinasi
perlakuan dengan perbandingan Lactobacillus platarum : Lactobacillus
acidophilus 2 : 1, presentasi konsentrasi 5%, dan lama inkubasi 36 jam.
Peningkatan nilai viskositas dipengaruhi oleh bertambahnya presentasi
konsentrasi dan lamanya waktu inkubasi. Perbedaan tekstur dadih susu
sapi dan susu kerbau yaitu susu sapi cenderung lembek, sedangkan susu
kerbau lebih solid. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi viskositas susu
fermentasi adalah enzim yang menggumpalkan susu, konsentrasi protein
susu, lemak, lama penyimpanan, suhu penyimpanan, dan asam laktat yang
menyebabkan derajat keasaman susu naik sehingga protein susu
menggumpal, Asam laktat maksimal yaitu apabila waktu yang digunakan
untuk fermentasi optimum. Sehingga proses penggumpalan susu menjadi
dadih semakin optimum.
37
DAFTAR PUSAKA
Belitz, H. D., Grosch, W., Schieberle, P. (2009). Food Chemistry (4th ed.).
38
Madalena, W., Yulianti, & Widyastuti, Y. (2014). Viskositas.
https://www.academia.edu/19882419/Makalah_Viskositas
Sayuti, K. (1992). Studi Nilai Sosial dan Konsumsi Makanan Tradisional Dadih di
Sumatra Barat, Studi Kasus di Kecamatan Lembah Gumantiri, Kabupaten
Solok, Propinsi Sumatera Barat. Fakultas Pertanian. Universitas Andalas.
Warsito, W., Suciyati, S. W., & Isworo, D. (2012). Desain dan Analisis
Pengukuran Viskositas dengan Metode Bola Jatuh Berbasis Sensor
39
Optocoupler dan Sistem Akuisisinya pada Komputer. Jurnal Natur
Indonesia, 14(3), 230-235.
Makalah Praktikum Fisika Teknik Materi Viskositas dengan judul “Laporan Praktikum Viskositas“ telah
diperiksa dan disetujui,
Mengetahui
Anggraito Putra T Viona Syifa Anggia Oky M Arva Rafi A.P Fitria Arifina
40040117060031 40040120650074 40040120650075 40040120650076 40040120650077
40
41