Matdas Fix Banget Tol
Matdas Fix Banget Tol
NIM : 119130009
TPB : 03
Mata kuliah : Matematika Dasar 2A
Dosen pengampu : Dian Anggraini, S.Sc., M.Sc.
1. Tentukan nilai fungsi dari fungsi dua variable berikut ini pada titik (x,y) yang
diberikan jika ada
b. f(x,y) = sin(x) + 2y ,
(x,y) = (0,2) f(0,2) =
sin(0) + 2(2) = 0 + 4
=4
c. f(x,y) = xy3
, (x,y) =
(4,2) f(4,2)
= 4(2)3 =
4(8) = 32
𝑥²− 2𝑦
f. f(x,y) = , (x,y) = (2,3)
𝑦
2²− 2(3) 4− 6 2
f(2,3) = 3 = =
3 - 3
2. Tentukan domain natural dari fungsi dua variable yang diberikan dibawah ini
a. f(x,y) = x2 + y2
Df = {(x,y)| x ∈ R , y ∈ R }
𝑥−𝑦
b. f(x,y)=
𝑥+𝑦
Df = {(x,y) ∈ R 2 | x ≠ - y }
c. f(x,y)= √9 − 𝑥² − 𝑦²
Df = {(x,y) ∈ R 2 | x2 + y2 ≤ 9}
d. f(x,y) = ln(y - x2)
Df = {(x,y) ∈ R 2 | x2 ≤ y }
3. Gambarkan permukaan dari fungsi dua variable yang diberkan di bawah ini a. f(x,y)= 2
+ x – 3y
- untuk k = 1
(1+𝑥)
2 + x – 3y = 1 maka didapatkan x – 3y = -1 atau y = -
3
- untuk k =0
−(2+𝑥)
2+x-3y = 0 maka didapatkan x- 3y = -2 atau y =
3
- untuk k = -1
−(3+𝑥)
2+ x – 3y = -1 maka didapatkan x – 3y = - 3 atau y =
3
b. f(x,y)= 1 + x2 + y2
- untuk k = 1 maka 1 + x2 + y2= 1 didapatkan 𝑥² + 𝑦² = 0
- untuk k = 2 maka 1 + x2 + y2 = 2 didapatkan 𝑥² + 𝑦² = 1
- untuk k = 3 maka 1 + x2 + y2 = 3 didapatkan 𝑥² + 𝑦² = 2
c. f(x,y)= 4 – x2
- untuk k = 1 maka 4 – x2 = 1 didapatkan - x2 = - 3 atau x = √3
- untuk k = 0 maka 4 – x2 = 0 didapatkan - x2 = - 4 atau x = 2
- untuk k = -1 maka 4 – x2 = -1 didapatkan - x2 = - 5 atau x = √5
d. f(x,y)= √9 − 𝑥² − 𝑦²
- untuk k = 1 maka √9 − 𝑥² − 𝑦² = 1 didapatkan 𝑥² + 𝑦² = 8
- untuk k = 0 maka √9 − 𝑥² − 𝑦² = 0 didapatkan 𝑥² + 𝑦² = 9
- untuk k = -1 maka √9 − 𝑥² − 𝑦² = -1 didapatkan 𝑥² + 𝑦² = 8
𝑥²
e. f(x,y)=
𝑦
𝑥²
- untuk k = 1 maka = 1 didapatkan 𝑥² = y atau y = x2
𝑦
𝑥²
- untuk k = 0 maka = 0 didapatkan 𝑥² = 0
𝑦
𝑥²
- untuk k = -1 maka = -1 didapatkan 𝑥² = -y atau y = -x2
𝑦
c. lim 𝑥+1
(𝑥,𝑦)→(0,2) (4𝑥𝑦² − )
𝑦
lim 𝑥+1
= 4(( lim 𝑥) ( lim (𝑥,𝑦)→(0,2)
(𝑥,𝑦)→(0,2) (𝑥,𝑦)→(0,2) 𝑦²)) − ( lim 𝑦 )
(𝑥,𝑦)→(0,2)
0+1
= 4 ((0)(2²)) − ( )
2
1 1
=0−()=-()
2 2
d. lim 𝑥²+𝑦²
(𝑥,𝑦)→(1,0) (𝑥²−𝑦² )
lim →(1,0) 𝑥²+𝑦² 1+0
(𝑥,𝑦) )=( ) =1
= (lim →(1,0) 𝑥²−𝑦² 1−0
(𝑥,𝑦)
e. lim
2𝑥+4𝑦²
( )
(𝑥,𝑦)→(2,0) 𝑦²+3𝑥
( lim 2𝑥+4𝑦² 2(2)+ 4(0)² 4+0 4 2
)
𝑥,𝑦)→(2,0 )=( )=()=()
=( lim 𝑦²+3𝑥 )=( (0)²+3(2) 0+6 6 3
(𝑥,𝑦)→(2,0)
𝑥²−2𝑦²
5. Tunjukan bahwa lim tidak ada dengan memeriksa lintasan sepanjang sumbu-x
(𝑥,𝑦)→(0,0) 𝑥²+𝑦²
positif dan sumbu-y positif
Karena dari kedua lintasan yang dipilih didapatkan nilai limit yang berbeda, maka
dapat disimpulkan bahwa lim 𝑥²−2𝑦²
tidak ada .
(𝑥,𝑦)→(0,0) 𝑥²+𝑦²
6. Periksalah lim 4𝑥𝑦 pada lintasan sepanjang sumbu-x positif, sumbu-y positif, dan
(𝑥,𝑦)→(0,0) 𝑥²+𝑦²
sepanjang garis y = x . Apa yang dapat disimpulkan ?
Dari ketiga lintasan yang dipilih, didapatkan dua nilai limit yang sama dan satu nilai
beda maka dapat disimpulkan bahwa lim 4𝑥𝑦 tidak ada
(𝑥,𝑦)→(0,0) 𝑥²+𝑦²
8. Tunjukan bahwa
4𝑥𝑦
F(x,y) = {
, (𝑥, 𝑦) ≠ (0,0)
𝑥²+𝑦² , (𝑥, 𝑦) = (0,0)
0
𝜕𝑓 𝜕𝑓
1. Tentukan dan untuk masing-masing fungsi yang diberikan berikut
𝜕𝑥 𝜕𝑦
a. f(x,y) = x2y + xy2
𝜕𝑓 𝜕 (𝑥²𝑦 + 𝑥𝑦²) = 2xy + y2
- 𝜕𝑥
= 𝜕𝑥
𝜕𝑓 𝜕𝑓
- = (𝑥²𝑦 + 𝑥𝑦²)= x2 + 2xy
𝜕𝑦 𝜕𝑦
b. f(x,y) = sin(x+y)
𝜕𝑓 𝜕 (sin(x + y)) = cos (x+y)
- 𝜕𝑥
= 𝜕𝑥
𝜕𝑓 𝜕𝑓
- = (sin(x + y))= cos (x+y)
𝜕𝑦 𝜕𝑦
c. f(x,y) = exsin(xy)
𝜕𝑓 𝜕 ( eˣsin(xy)) = eˣsin(xy) + yeˣcos(xy)
- 𝜕𝑥
= 𝜕𝑥
𝜕𝑓 𝜕𝑓
- = ( eˣsin(xy))= xeˣcos(xy)
𝜕𝑦 𝜕𝑦
d. f(x,y) =ln(2x+y)
1 2
-
𝜕𝑓 𝜕
= 𝜕𝑥 (ln(2x + y)) = (2) =
𝜕𝑥 2𝑥+𝑦 2𝑥+𝑦
𝜕𝑓 𝜕𝑓 1 1
- = (ln(2x + y))= (1) =
𝜕𝑦 𝜕𝑦 2𝑥+𝑦 2𝑥+𝑦
2. Hitunglah turunan parsial dari fungsi dan di titik yang diberikan berikut a. f(x,y) =
3x2 – y – 2y2 ; fx(1,0)
𝜕𝑓(1,0)
= 6x = 6(1) = 6
𝜕𝑥
b. f(x,y) = ex + 3y ; fy(2,1)
𝜕𝑓(2,1)
= 3ex+3y = 3e2+3(1) = 3e5
𝜕𝑦
f(x,2) = 2x3 – 6x
fx(x,2) = 6x2 – 6
fx(1,2) = 6(1)2 – 6 = 0 (kemiringan garis singgung pada kurva z = f(x,2) pada arah x di titik (1,2,-
4))
𝜕²𝑦
b. f(x,y) = 2x3𝑒y ;
𝜕𝑥𝜕𝑦
𝜕𝑦 𝜕𝑓 𝜕𝑦
𝜕²𝑦 = ( ((2x³𝑒ʸ )) = (2x³𝑒ʸ) = 6x2 𝑒ʸ
f =yx 𝜕𝑥𝜕𝑦 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑥
𝜕³𝑓
c. f(x,y) = sin (x+y) ;
𝜕𝑥𝜕𝑦²
𝜕³𝑦 𝜕𝑦 𝜕𝑓 𝜕𝑓 𝜕𝑦 𝜕𝑓 𝜕𝑦
f yyx = = ( ( sin(𝑥 + 𝑦)) = ( cos(𝑥 + 𝑦)) = (− 𝑠𝑖𝑛(𝑥 + 𝑦))
𝜕𝑥𝜕𝑦² 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑦 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑥
𝜕𝑦
= (− 𝑠𝑖𝑛(𝑥 + 𝑦)) = − cos (x + y)
𝜕𝑥
𝜕 𝑓
d. f(x,y) = ln (x - y) ; 3
𝜕𝑥𝜕𝑦𝜕𝑥
𝜕𝑦 1 1
= ( )=
𝜕𝑥 (𝑥−𝑦)² (𝑥−𝑦)³
5. Diberikan f (x,y) = x2 + y2 , dengan x(t) = 3t dan y(t) = 𝑒t , tentuka turunan dari w= f(x,y)
terhadap t di t = ln(2)
𝑑𝑤 𝜕𝑓 𝑑𝑥 𝜕𝑓 𝑑𝑦
𝑑𝑡 = 𝜕𝑥 𝑑𝑡 + 𝜕𝑦 𝑑𝑡
= 2x (3)+ 2y(𝑒t)
= 6(3t) + 2(𝑒ln(2))(𝑒ln(2))
= 18(ln(2)) +2(2)(2)
= 12,47 + 8
= 20,47
6. Diberikan f(x,y) = √𝑥² + 𝑦² , dengan x(t) = t dan y(t) = sin(t), tentukan turunan dari w
𝜋
= f(x,y) terhadap t di t =
3
𝑑𝑤 𝜕𝑓 𝑑𝑥 𝜕𝑓 𝑑𝑦
𝑑𝑡 = 𝜕𝑥 𝑑𝑡 + 𝜕𝑦 𝑑𝑡
𝑥 𝑦
= √𝑥²+𝑦²
(1) + (cos(t))
√𝑥²+𝑦²
𝜋 𝜋
(cos ))
𝜋 𝜋 𝜋 3
√ √
𝜋
(3)²+(sin(3))² (3)²+(sin(3))²
𝜋 √3
1
= 𝜋
3
+ 𝜋
2 ( 2)
√( )²+0,75 √( )²+0,75
3 3
𝜋 √3
= 𝜋
3
+ 𝜋
2
√( )²+0,75 2√
(3)²+0,75
3
1 𝜋
= 𝜋
( 3 + √3)
√( )²+0,75
3
7. Hitunglah turunan berarah dari f (x,y) di titik P dengan arah ke titik Q yang diberikan berikut
4𝑥𝑦 − 3
- ∇f(x,y) = [ ]
2𝑥²
- Gradien f di titik (2,1)
4(2)(1) − 3 5
∇f(2,1) = [ ]= [ ]
2(2)² 8
- Vector arah dari titik (2,1) ke (3,2)
3−2 1
[ ] = [ ] , panjang vector √1² + 1² = √2
2−1 1
- Vector satuanya (u)
1 1
u= [ ]
√2 1
- Turunan berarah dari f di titik (2,1) yaitu
Duf(2,1) = ∇f(2,1) . u
1 1 5
= [].[ ]
√2 1 8
1
= (5 + 8)
√2
13 13√2
= =
√2 2
4𝑦
- ∇f(x,y) = [ ]
4𝑥 + 2𝑦
- Gradien f di titik (-1,1)
4(1) 4
∇f(-1,1) = [ ]=[ ]
4(−1) + 2(1) −2
- Vector arah dari titik (-1,1) ke (3,2)
3+1 4
[ ] = [ ] , panjang vector √4² + 1² = √17
2−1 1
- Vector
1 satuanya
4 (u)
u= [ ]
√17 1
√10 −1
1. Tentukan bidang singgung dari fungsi berikut di titik (xo,yo,zo) yang diberikan a. f(x,y) = 2x3
+ y2 ; (1,2,6)
b. f(x,y) = xy ; (-1,-2,2)
2. Tentukan bidang pelinieran dari dua fungsi berikut di titik yang diberikan a. f(x,y) =
y2x + x2y ; (1,1)
𝜕𝑓(1,1) 𝜕𝑓(1,1)
L(x,y) = f(1,1) + (x – 1) + (y – 1)
𝜕𝑥 𝜕𝑦
f(0,0) = cos(0+0) = 1
𝜕𝑓(𝑥,𝑦) 𝜕𝑓(0,0)
= sin(x+y) , maka = sin(0+0)= 0
𝜕𝑥 𝜕𝑥
𝜕𝑓(𝑥,𝑦) 𝜕𝑓(0,0)
= sin(x+y) , maka = sin(0+0) = 0
𝜕𝑦 𝜕𝑦
jadi,
L(x,y) = 1 + 0 (x – 0) + 0(y – 0)
=1
3. Tentukan bentuk pelinieran dari f(x,y) = ex+y di titik (0,0). Kemudian gunakan bentuk
pelinieran tersebut untuk menghitung nilai hampiran dari f(0.1,0.05).
𝜕𝑓(0,0) 𝜕𝑓(0,0)
L(x,y) = f(0,0) + (x – 0) + (y – 0)
𝜕𝑥 𝜕𝑦
f(0,0) = e0+0 = 1
𝜕𝑓(𝑥,𝑦) 𝜕𝑓(0,0)
𝜕𝑥 = e
x+y , maka = e0+0 = 1
𝜕𝑥
𝜕𝑓(𝑥,𝑦) 𝜕𝑓(0,0)
𝜕𝑦 = e
x+y , maka = e0+0 = 1
𝜕𝑦
jadi,
L(x,y) = 1 + 1 (x – 0) + 1 (y – 0)
=1+x+y
=x+y+1
4. Tentukan bentuk pelinieran dari f(x,y) = ln(x2 – 3y) di titik (1,0). Kemudian gunakan bentuk
peinieran tersebut untuk menghitung nilai hampiran dari f(1.1,0.1)
𝜕𝑓(1,0) 𝜕𝑓(1,0)
L(x,y) = f(1,0) + (x – 1) + (y – 0)
𝜕𝑥 𝜕𝑦
5. Tentukan semua nilai ekstrim dari fungsi yang diberikan dan tentukan jenisnya apakah nilai
maksimum lokal atau minimum lokal
a. f(x,y) = x2 + y2 - 2x
2𝑥 − 2
∇f(x,y) = [ ]= 0
2𝑦 [ ]
0
2x – 2 = 0 … (1)
2y = 0 … (2)
Berdasarkan pers (1) , maka x =1
Substitusi ke pers (2) , maka 2y = 0 atau y = 0 Titik
kritis (1,0)
D = fxx(xo,yo)fyy(xo,yo) – (fxy(xo,yo))2
Karena D>0 dan fxx (0,0) > 0 dapat disimpulkan bahwa titik (0,0) merupakan
titik terjadinya nilai minimum lokal
2𝑥𝑦 − 8𝑥 0
∇f(x,y) = [ ]= [ ]
𝑥² − 4 0
2x y– 8x = 0 … (1)
x2 – 4 = 0 … (2)
D = fxx(xo,yo)fyy(xo,yo) – (fxy(xo,yo))2
D = 0(0) – (4)2 = - 16
Karena D<0 dan fxx (0,0) = 0 dapat disimpulkan bahwa titik (2,4) tidak memiliki nilai
ekstrim lokal
= 0 – (-4)2 = -16
Karena D<0 dan fxx (0,0) = 0 dapat disimpulkan bahwa titik (2,4) tidak memiliki nilai
ekstrim lokal
c. f(x,y) = - 2x2 + y2 – 6y
−4𝑥 0
∇f(x,y) = [ ]= [ ]
2𝑦 − 6 0
- 4x = 0 … (1)
2y – 6 = 0 … (2)
D = fxx(xo,yo)fyy(xo,yo) – (fxy(xo,yo))2
D = -4(2) – (0)2 = - 8
Karena D<0 dan fxx (0,0) < 0 dapat disimpulkan bahwa titik (0,0) merupakan
titik pelana dan tidak memiliki nilai ekstrim
MODUL 12 - Peluang
1. a. A C = { 0, 2, 3, 4, 5, 6, 8}
b. A B = tidak ada
c. CC = { 0, 1, 6, 7, 8, 9}
d. ( CC D ) B = { 1, 3, 5, 6, 7, 9}
e. ( S C )C = { 0, 1, 6, 7, 8, 9}
f. A C DC =
DC = { 0, 2, 3, 4, 5, 8, 9 }
A C DC = { 2, 4 }
14 !
Jadi,
3! 3 ! 2 ! 2 ! 2! 1 ! 1!
14.13.12 .11 .10 .9.8 .7 .6 .5 .4 .3 !
=
3 ! 3 ! 2! 2! 2 ! 1! 1 !
145.297.152 . 1010
=
48
= 302.702.400 banyak pose foto.
8. a. P ( A B C ) = 0,7
b. P (AC CB C) = 0,5
c. P ( BC C) = 0,7
10. a. P (A|B)
Peluang bahwa seorang mahasiswa dihukum karena tidak mencontek saat kuis
dan juga dihukum karena titip absen
C
b. P (B |A)
Peluang seorang mahasiswa dihukum karena ketahuan titip absen tapi tidak
mencontek saat kuis
C
c. P (A |B)
Peluang seorang mahasiswa dihukum karena mencontek kuis dan tidak titip
absen
11. a. Mahasiswa yang ikut kuliah arsitektur mengikuti ketiga kuliah tersebut
Peluang = 50/100
= 1/2
b. Mahasiswa yang tidak ikut kuliah arsitektur namun mengikuti kuliah matematika dan
biomedik
Peluang = 24/100
20 9
= +
64 64
29
=
64
15 20
= +
64 64
35
=
64
S = {AA,AG.GA,GG}
X{AA} = 2
X{AG} = 1
X{GG} = 0
1
p(0) = P(X=0)= P(GG)=
4
1
p(1) = P(X=1)= P({AG,GA})=
2
1
p(2) = P(X=2)= P(AA)=
4
X P(X=x)
0 ¼
1 ½
2 1/4
X P(X = x)
-3 0.2
-1 0.3
1.5 0.4
2 0.1
a. Tentukan fungsi distribusi F (x) yang sesuai
F(-4) = F(X ≤ -4) = P(∅ )=0
F(-3) = F(X ≤ -3) = P(X = -3)=0.2
F(-1) = F(X ≤ -2) = P(X = -3) + P(X=-1)=0.2 + 0.3 = 0.5
F(1.5) = F(X ≤ 1.5) = P(X = -3) + P(X=-1)+P(X = 1.5)
=0.2 + 0.3 + 0.4 = 0.9
F(2) = F(X ≤ 2) = P(X = -3) + P(X=-1)+P(X = 1.5)+ P(X = 2)
=0.2 + 0.3 + 0.4 + 0.1 = 1
0untuk x<−3
{
0.2untuk−3 ≤ x<−1
F(X) = 0.5 untuk−1 ≤ x<1.5
0.9untuk 1.5 ≤ x< 2
1 untuk x ≥ 2
b. Gambarkanlah grafik fungsi kepadatan peluang p(x) dan fungsi distribusi F(x)
3. Misalkan X merupakan variable acak diskrit dengan fungsi distribusi
f ( x )=¿
Tentukan fungsi kepadatan peluang X
X P(X = x)
-2 0.2
0 0.1
1 0.4
2 0.3
4. Table berikut berisi banyaknya daun pertanaman selasih dalam sampel ukuran 25
19 21 20 13 18
14 17 14 17 17
13 15 12 15 17
15 16 18 17 14
14 14 13 20 13
a. Tentukan distribusi peluang relative
Banyak 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
daun
Frekuensi 1 4 5 3 1 5 2 1 2 1
relatif 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
b. Hitunglah nilai rata-rata menggunakan distribusi frekuensi relative yang diperoleh dalam
(a)
1 4 5 3 1 5 2 1 2 1
E(X) = 12. + 13. + 14. + 15. + 16. + 17. + 18. + 19. + 20. + 21.
25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
= 0.48+2.08+2.8+1.8+0.64+3.4+1.44+0.36+1.6+0.84 =15.84
5. Misalkan fungsi kepadatn peluang dari variable acak diskrit X diberikan oleh table
X P(X = x)
-2 0.1
-1 0.4
0 0.3
1 0.2
a. Tentukan E(X)
E(X) = (-2)(0.1)+(-1)(0.4)+(0)(0.3)+(1)(0.2)
b. Tentukan E(X2)
E(X2) = (-2)2(0.1)+(-1)2(0.4)+(0)2(0.3)+(1)2(0.2)
c. Tentukan var(X)
e. Tentukan E|X(X-1)|
X = -2 = -2(-2-1) = 6
X = -1 = -1(-1-1)= 2
X = 0 = 0(0-1) = 0
X = 1 = 1(1-1) = 0
6. Pelemparan sebuah koin sebanyak 10 kali. Misalnya S10 adalah banyaknya bagian gambar yan
muncul tentukan:
a. P(S10 = 5)
Misalkan S10 merupakan banyaknya bagian gambar yang muncul. Bagian gambar
menunjukkan keberhasilan, maka peluang keberhasilan p = ½. S 10 merupakan distibusi
binomial dengan parameter n=5 dan p = 1/2, sehingga
b. P(S10 ≥ 8)
c. P(S10 ≤ 9 )
7. Peluang seseorang sembuh dari operasi jantung yang rumit adalah 0.9
a. Berapakah peluang tepat 5 dari 7 orang yang menjalani operasi ini akan sembuh?
c. Hitunglah P(0< x ≤ 1)
Jawab:
P(0< x ≤ 1) = P (x ≤ 1) - P (x ≤ a)
2 1
= -
9 9
1
=
9
2. Diberikan fungsi kerapatan variabel acak kontinu sebagai berikut
−3 x
f(x) = 3 e untuk x >0
{
0 untuk x ≤ 0
a. Tentukan fungsi distribusi ( ) yang sesuai,
Jawab:
x
f(x) = ∫ f ( t ) dt
0
= 1- e-3x
1
b. Hitunglah P(x ≤ )
3
jawab:
1 1 1
P(x ≤ ) = f( ) = 3e-3(1/3) = 3e-1 = 1-
3 3 e
3. Permintaan mingguan Coca Cola, dalam ribuan liter, pada suatu jaringan pemasaran daerah,
merupakan variabel acak kontinu dengan fungsi kerapatan peluang sebagai berikut
563 563
Var g(x) = – (8)2 = – 64
5 5
563 512 51
= - =
5 5 5
a. P(x ≤ 4)
jawab:
4−3 1
u= =
2 2
P(x ≤ 4) = 0,6915
b. P(2 ≤ x ≤ 4)
jawab:
x=4 x=2
4−3 1
u= =
2 2
P(2 ≤ x ≤ 4) = 0,6915 – (-0,6915)
= 1,383
c. P(x > 5)
Jawab:
5−3 2
z= = =1
2 2
= 0,1587
d. P(x ≤ 0)
jawab:
0−3
z= = 1,5
2
P(x ≤ 0) =1- 0,9332
= 0,0668
6. Suatu jenis baterai mobil rata-rata (mean) berumur 3.0 tahun dengan simpangan baku 0.5
tahun. Jika dianggap umur baterai berdistribusi normal, tentukan peluangsuatu baterai
tertentu akan berumur kurang dari 2.3 tahun?
Jawab:
P(x < 2,3)
2,3−3
z= = 1,4
0,5
P(x < 2,3) = 1- P (z < -1,4)
= 1 – 0,9192
= 0,0808
7. Suatu perusahaan listrik menghasilkan bila lampu yang umurnya berdistribusi normal dengan
rata-rata (mean) 800 jam dan simpangan baku 40 jam. Hitunglah peluang suatu bola lampu
dapat menyala antara 778 dan 834 jam.
Jawab:
P(778 < x < 834)
x= 778
778−800
z= = 0,55
400
x= 834
834−800
z= = 0,85
400
P(778 < x < 834) = P(-0,55 < z < 0,85)
= P(z < 0,85) – P(z < -0,55)
= 0,829 – (1- 0,7088) = 0,8029 – 0,2912 = 0,5111
8. Suatu mesin membuat alat tahanan listrik dengan rata-rata (mean) tahanan 40 ohm dan
simpangan baku 2 ohm. Misalkan bahwa tahanan berdistribusi normal dan dapat diukur
sampai derajat ketelitian yang diinginkan. Berapa persentase alat yang mempunyai tahanan
melebihi 43 ohm?
Jawab:
P(x > 43)
43−40
z= = 1,5
2
P(z > 1,5) = 1 - P(z > 1,5)
= 1 – 0,19332
= 0,0688
= 0,0688 x 100%
= 6,68 %