Anda di halaman 1dari 3

Tari 

Gantar Rayatn

Tari Gantar Rayatn hanya menggunakan satu alat yaitu tongkat panjang, pada tongakat panjang ini di hiasi
dengan tengkorak yang  di bungkus kain merah dan di hiasi ibus. Dalam tarian ini mereka menari sambil
bernyanyi serta melambaikan tangan sesuai irama. Jenis tarian ini bisanya di lakukan pada ritual adat
masyarakat Dayak. Apabila di tampilkan dalam acara acara budaya, maka tongkat yang di gunakan tidak
menggunakan tengkorak, melainkan hiasan lainya.

Tarian ini melambangkan kegembiraan dan juga keramah-tamahan suku Dayak dalam menyambut tamu
yang datang ke Kalimantan Timur, baik sebagai wisatawan, investor, atau para tamu yang dihormati. Tamu-
tamu bahkan diajak ikut menari bersama para penari. Gerakan-gerakan tari Gantar melukiskan orang yang
sedang menanam padi.

Unsur-unsur Gerakan:
1) Gerakan tangan memegang Kusak
Dasar gerakan tangan dan cara memegang Kusak:
Keempat jari tangan yang memegang Kusak, menggemgam dari bawah ke atas, sedangkan ibu jari
melingkari Kusak dari atas.
Posisi Kusak vertikal saat digenggam:
Pada saat menggerakkan tangan yang memegang Kusak sudut siku 25 derajat dan ke bawah hingga sudut 45
derajat dengan menggoncang-goncang bambu (Kusak). Tangan pergelangan yang aktif bergerak.
2) Gerakan tangan memegang Senak (Tongkat)
Dasar gerakan tangan yang memegang Senak dan cara menggenggamnya:
Keempat jari tangan memegang Senak, menggenggam dari sisi luar ibu jari menutup dari atas ujung tongkat
(Senak).
Tongkat (Senak) posisi lurus ke bawah:
Tongkat (Senak) pada saat diangkat ujungbawah Senak kurang lebih 1 jangkal dari lantai dan ditaruh
kembali hingga ujung bawah Senak bertumpu di dasar lantai di depan ujung jari kaki kiri.
Gerkan ini dilakukan dengan mengikuti gerakan kaki (saat kaki melangkah Senak diangkat, dan pada saat
kaki di letakkan Senak bertiumpu di lantai).
3) Gerakan kaki dan gerakan berjalan
Posisi awal kedua kaki sejajar. Sebelum kaki dilangkahkan, ujung jari kaki menumpu atau menyentuh lantai
baru kemudian dilangkahkan, gerakan ini dilakukan bergantian dengan kaki melangkah kanan, kiri, kana, kiri
dalam hitungan 1 sampai 4 atau sesuai yang dikehendaki pelatih tari.
Tumit kaki menumpu lantai, sebaliknya jari-jari kaki ke atas dengan arah hadap kaki agak ke kanan 25
derajat dan lurus ke depan, lalu tumit kaki diangkat ujung jari-jari kaki menumpu lantai kemudian kaki
ditarik ke belakang agak ke samping melampaui kaki kiri ujung jari kaki menyentuh lantai, berat badan pada
kaki yang satunya.
Bergerak mundur dengan sebelumnya meletakkan kaki kanan ke depan, arah hadap ke kanan 25 derajat dan
lurus ke depan. Tumit kaki kanan tepat di depan ujung jari kaki kiri, kemudian di tarik ke belakang
melampaui kaki kiri dilakukan gerakan yang sama dengan bergantian kaki. Ujung jari kaki kanan bertumpu
pada lantai tumit di tarik ke atas, berat badan pada kaki kiri. Posisi kaki kanan agak di depan kaki kiri,
kemudian ujung kaki kanan membuka ke samping dengan tidak merubah letak kaki bagian tumit hingga
kedua kaki membentuk sudut 25 derajat (pada saat kaki bagian ujung membuka ke samping, telapak kaki
tidak menyentuh lantai hanya tumit kaki dan berat badan pada kaki kiri). Selanjutnya kaki kanan menutup
hingga posisi kaki seperti semula, gerakan ini dilakukan dengan sistematika buka, tutup buka tutup lalu
melangkah maju dengan hitungan 1-2-3 pada hitungan ke 4 kaki kanan membuka ke sampipng selanjutnya
seperti keterangan gerakan ke atas. Berjalan jinjit, jari-jari dari kedua kaki bertumpu pada lantai tumit
diangkat kemudian berjalan ke depan. Kaki kanan bergerak ke samping, dengan kesan membuat garis
cembung di lantai, selanjutnya kaki kiri mengikuti kaki kanan, dengan bergerak ke kanan hingga kedua kaki
sejajar hampir bersentuhan selanjutnya kaki kiri bergerak ke samping dengan kesan membuat garis cembung
pada lantai (hitungan 1 x 8), kemudian kaki kanan dilangkahkan ke depan arah hadap kaki kanan ke kanan,
berat badan pada kaki kiri selanjutnya berpindah pada kaki kanan bersamaan dengan membalikkan badan ke
arah hadap yang berlawanan. Lalu ujung jari kaki bertumpu pada lantai, gerak ini dilakukan dengan ritme
yang cepat. Kaki kanan melangkah ke depan diikuti oleh kaki kiri dengan melangkah ke depan melampui
kaki kanan, kaki kanan bergerak bergerak ke belakang dengan posisi arah hadap kaki ke kanan diikuti kaki
kiri dengan mengangkat kaki hingga kurang lebih 1 jengkal dari dasar lantai.
4) Gerakan posisi badan
Pada dasarnya gerakan dan posisi badan pada saat melakukan gerak Tari Gantar dalam posisi biasa, begitu
juga pada gerak dari pedalaman Kalimantan Timur yang lainnya. Kalaupun ada tekanan pada posisi badan
itu tidak terlalu ditonjolkan seperti pada waktu badan merendah pantat tidak ditonjolkan kke belakang seperti
pada ciri khas Tari Bali, dan tidak membusungkan dada ke depan tetapi badan tetap merendah dengan
menekukkan kedua lutut atau salah satu kaki di tari ke depan dan ke belakang hingga badan merendah untuk
mengimbangi. Dalam Tari Gantar tidak ditemukan adanya ekspresi wajah sehingga mata, leher, dan kepala
tidak berfungsi banyak.

c. Tata Busana
Penari wanita Tari Gantar biasanya menari dengan menggunakan kostum dan perlengkapan seperti:
1) Baju atasan
Baju atasan yang dipakai penari gantar yaitu baju model blus “You Can See” yang biasanya diberi rumbai-
rumbai dipinggir lingkaran lengan bajunya, bentuk leher bundar kancing depan. Bahan yang dipergunakan
kain polos biasa atau dari bahan tenun ulap doyo, bahan tenun ulap doyo ini bisa di dapat dari masyarakat
Dayak Benuaq di Tanjung Isuy. Sebagai pengganti blus penari bisa juga mengenakan kebaya panjang atau
setengah lengan yang terbuat dari bahan atau kain tenun.
2) Ta’ah
Bawahan penari Gantar menggunakan kain Sela atau Ta’ah dengan ukuran lebar 2 kali ukuran lingkaran
pinggang. Diukir atau dihiasi uang logam. Bisa juga pinggirannya ditempel kain perca tang berwarna-warni.
Bahan terdiri dari kain polos atau tenun doyo.
3) Hiasan kepala
Bagian kepala memakai Labung yaitu hiasan kepala yang diikat seputar kepala yang dihiasi dengan ukiran-
ukiran yang disebelah belakang menempel kain lurus ke samping atau bisa juga penarinya memakai seraung
yaitu topi lebar yang diberi hiasan pada bagian atas serta rumbai-rumbai yang berjuntai pada pinggiran topi.
Sebagai perlengkapan penari menggunakan hiasan hiasan kalung manik batu beraneka warna dan pada
pergelangan tangan perhiasan gelang manik batu beraneka warna atau gelang sulau yang terbuat dari logam
atau tukang. Pada pergelangan kaki di pasang gelang kaki.
Tari Ganjur Tari Klasik Kalimantan Timur

Tari Ganjur ini biasanya dibawakan oleh para penari pria dan wanita yang berasal dari kalangan
dalam Keraton Kutai. Tarian ini dicirikan dengan sejenis gada kayu yang berlapis kain atau yang
sering disebut dengan ganjur. Ganjur ini dimainkan oleh 2 (dua) penari pria secara berpasangan
dengan gerakan seolah-olah akan saling menyerang. Selain ganjur, biasanya digunakan pula kipas
sebagai perlengkapan bagi penari wanita.

Tari Ganjur umumnya dibawakan dengan tata busana yang khas, kecuali di upacara bepelas dalam
Festival Erau. Para penari pria biasanya mengenakan busana atasan yang sering disebut miskat dan
celana bawahan yang sering disebut dodot. Selain itu, para penari pria juga mengenakan ikat kepala
khusus terbuat dari jalinan kain yang berwarna merah, kuning, dan hitam. Sementara, penari wanita
mengenakan baju taqwo sebagai atasan dan menggunakan tapik untuk busana dibawahannya.

Tari ganjur yang dibawakan didalam upacara bepelas mempunyai pakem tersendiri. Tarian ini
didahului dengan pembacaan mantra (memang) oleh para dewa (wanita pengabdi ritual), yang
bertujuan menghadirkan Sangiyang Sri Gamboh dan juga Pangeran Sri Ganjur, yaitu roh yang
menjaga Sangkoh Piatu (Tiang Ayu). Setelah itu kemudian diletakkan 4 (empat) buah ikat kepala
dan 4 (empat) buah ganjur dalam 2 (dua) baki besar. 4 (empat) pria kemudian muncul dan
mengenakan ikat kepala tadi setelah sebelumnya menghaturkan sembah hormat terhadap Sangkoh
Piatu dan Sultan.

Keempat para penari tersebut kemudian menempati 4 (empat) sudut mengelilingi Sangkoh Piatu.
Seiring dengan munculnya irama ganjur pada gamelan dan gendang, tarian ini pun mulai dibawakan
berpasangan disisi kanan dan kiri dari Sangkoh Piatu, para penari bergerak dalam arah yang
berlawanan hingga tarian berjalan satu putaran. Selanjutnya, dihadirkan 2 (dua) orang tamu
undangan untuk menggantikan 2 (dua) orang penari sebagai bentuk penghormatan. Setelah sesi itu,
tari ganjur ini dibawakan kembali oleh seorang pria dengan diiringi 7 (tujuh) orang dewa yang
menari menggunakan kipas. Prosesi itu diikuti dengan dilakukannya prosesi bepelas oleh Sultan
atau Putra Mahkota.

Anda mungkin juga menyukai