Anda di halaman 1dari 6

FM-UAD-PBM-04-16/R1

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TA 2020/2021


FAKULTAS SASTRA, BUDAYA DAN KOMUNIKASI
Sejarah
MATA KULIAH
: Kebudayaan PRODI : Sastra Inggris
(sks)
Indonesia
Siti Fatimah
DOSEN : KELAS/SEM : CDE/I
M.Hum.
Kamis, 28 Jan
HARI/TANGGAL : RUANG : Virtual
2021
JAM MULAI /
: 12.30-14.00 SIFAT UJIAN : Terbuka
WAKTU

PETUNJUK : Masing-masing nomor mempunyai nilai skor 20


SOAL:
1. a. Dalam Ilmu Fiqih ajaran tentang hak milik sangat jelas dan tegas, kita tidak boleh
mengambil hak milik orang lain. Bagaimanakah pandangan Sdr tentang hal tersebut
jika dikaitkan dengan perilaku masyarakat (pemimpin) kita saat ini? Jelaskan!

b. Secara politis perkembangan agama Islam melalui pesantren di wilayah pusat


kekuasaan Majapahit tidak merisaukan kerajaan Majapahit. Jelaskan maksudnya dan
mengapa demikian!

2. a. Islam berkembang melalui kota-kota pantai di seluruh Indonesia. Jelaskan


mengapa terdapat perbedaan interpretasi dan pelaksanaan agama Islam di Indonesia
ini!

b.Di bawah pemerintahan Kolonial kondisi kebudayaan Islam di Indonesia mengalami


stagnasi. Jelaskan penyebabnya!

3. Mengapa fenomena ziarah ke makam banyak dilakukan oleh umat Islam di dunia
khususnya di Indonesia. Jelaskan pendapat Sdr. bila dikaitkan dengan agama dan
kepercayaan sebelum Islam masuk ke Indonesia!

4. a. Pengaruh kebudayaan Indis pada masyarakat Indonesia yang positif antara lain
adalah pendidikan bagi rakyat. Bagaimanakah pengaruh pendidikan tersebut terhadap
gagasan kemerdekaan Indonesia? Jelaskan pendapat Sdr!

b.Jelaskan mengapa gaya hidup Indis harus berbeda dengan masyarakat pribumi!

5. Jelaskan istilah-istillah berikut ini:

a. Hubungan beban kultural dengan korupsi d. Masyarakat Spiritualistik

b. Symbolic Culture dengan contohnya e. Hubungan Globalisasi dengan

c. Priyayi Gedhe nilai moral.

Diverifikasi oleh : Disusun oleh :


FM-UAD-PBM-04-16/R1

Ketua Program Studi Penanggungjawab Keilmuan Dosen Pengampu

Drs Mafthukhin, M.Hum. Siti Fatimah, M.Hum Siti Fatimah M. Hum.


Name:Muhammad Sultan Maulana Yusuf

Nim:2000026181

Class:G

1.

a.Nabi Muhammad adalah panutan dari semua orang yang mengimaninya,beliau juga
pemimpin diatas pemimpin karena beliau kekasih allah,mari kita kupas sedikit dengan
dikaitkan ke dalam ilmu fiqh.Memang betul dan jelas didalam ilmu fiqih sangat dilarang untuk
mengambil hak orang lain apapun itu mau kaya ataupun miskin,besar ataupun kecil bahkan
hal ini tidak diterapkan didalam agama Islam saja dan semua agama melarang keras hal
ini.Bagaimana jika dikaitkan dengan pemimpin saat ini?kita tidak bisa memungkiri bahwa
semua orang atau pemimpin memiliki sifat sempurna,itu hanya sifat milik Tuhan semata,di
zaman ini teknologi semakin canggih banyaknya hoax tersebar luas dan terbaliknya adalah
banyaknya kebaikan dibungkam,adanya kecacatan pemimpin hanya diketahui oleh orang
dalam(istana) sedangkan kita rakyat jelata buta akan hal itu,sungguh berapa banyak tokoh
masyarakat yang mencuri uang rakyatnya sendiri, pandangan saya tentang hal ini sangat
miris,mereka mencuri uang rakyat tetapi hukum tidak sebanding,jikalau rakyat mencuri 1
buah ubi saja dihukum habis habisan,dimana keadilan ini?bukankan pemimpin adalah contoh
untuk rakyat nya?sungguh hal ini sangat disayangkan tetapi kita hanya bisa berdoa untuk
pemimpin dan rakyat yang terbaik karena kita tidak tahu esok atau lusa siapakah yang
menjadi baik dan buruk

b.Maulana Malik Ibrahim merupakan wali pertama yang menyebarkan Islam di tanah Jawa. Ia
berasal dari kota Gasam di daerah Hadramaut. Tujuannya datang ke Jawa ialah ingin
menyebarkan agama Islam. Ia datang ke Jawa dan menetap di Gresik Jawa Timur. Ia mulai
belajar Bahasa Jawa dan mulai mendekati masyarakat. Aktivitas awal yang dilakukan Maulana
Malik Ibrahim adalah berdagang. Ia menjual kebutuhan sehari-hari masyarakat. Ia memiliki
perilaku yang baik sehingga masyarakat banyak yang dekat dengannya. Selain itu ia juga
memiliki pengetahuan yang luas. Ia dapat mengobati masyarakat yang sakit menggunakan
obat-obatan tradisional. Ia juga mengertian masalah pertanian. Selain menyebarkan agama
Islam kepada masyarakat Gresik ia juga menyebarkan Islamdi keluarga Kerajaan Majapahit.
Ia berada di Jawa dari tahun 1391-1419 M. penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kondisi
Kerajaan Majapahit sebelum Islam dan untuk mengetahui peran islamisasi yang dilakukan
oleh Maulana Malik Ibrahim. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang membahas
mengenai salah satu tokoh wali penyebar Islam di Indonesia yaitu Maulana Malik Ibrahim dan
saluran islamisasi yang digunakan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sosiologi dakwah, pendekatan ini digunakan untuk mengkaji mengenai islamisasi yang
dilakukan oleh Maulana Malik Ibrahim. Penelitian ini menggunakan teori dakwah massal yang
dikemukakan oleh Abdul Karim Zaidan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini
ialah metode historis, yang meliputi empat langkah, pengumpulan data, kritik sumber,
penafsiran, dan penulisan sejarah. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Maulana Malik
Ibrahim merupakan seorang wali penyebar ajaran Islam di tanah Jawa. Dalam melakukan
FM-UAD-PBM-04-16/R1

dakwahnya ia menggunakan beberapa saluran islamisasi. Ia mendirikan masjid dan bangunan


untuk belajar agama Islam. Ia membantu menyembuhkan penyakit masyarakat dengan
menjadi seorang tabib. Ia juga melakukan dakwah kepada keluarga kerajaan namun ia belum
berhasil mengislamkan raja Majapahit. Ia berhasil mengislamkan istri raja Majapahit yang
berasal dari kerajaan Campa. Puncak dari islamisasi di jawa dengan berdirinya kerajaan
Demak yang didirikan oleh Raden Fatah yang merupakan anak dari raja Majapahit Sri
Kertawijaya.

2.
a.Islam di Indonesia
Indonesia adalah negara yang memiliki populasi Muslim terbesar di seluruh dunia. Pada saat
ini diperkirakan bahwa jumlah umat Muslim mencapai 207 juta orang, sebagian besar
menganut Islam aliran Suni. Jumlah yang besar ini mengimplikasikan bahwa sekitar 13% dari
umat Muslim di seluruh dunia tinggal di Indonesia dan juga mengimplikasikan bahwa
mayoritas populasi penduduk di Indonesia memeluk agama Islam (hampir 90% dari populasi
Indonesia). Namun, kendati mayoritas penduduk beragama Islam, Indonesia bukanlah negara
Islam yang berdasarkan pada hukum-hukum Islam.Justru, Indonesia adalah sebuah negara
sekuler demokratik tetapi dengan pengaruh Islam yang kuat. Sejak awal berdirinya negara
ini, sudah ada banyak perdebatan politik mengenai dasar ideologi negara Indonesia.
Sejumlah kelompok Islam konservatif (termasuk sejumlah partai politik) berpendapat bahwa
Indonesia seharusnya menjadi sebuah negara Islam. Namun, karena ada puluhan juta
penduduk non-Muslim – apalagi banyak penduduk yang menganut Islam di Indonesia bukan
orang Muslim yang mempraktekkannya dengan sangat ketat (nominal Muslim) -, berdirinya
sebuah negara Islam (sekaligus penerapan hukum syariah) selalu dianggap sebagai pemicu
perpecahan dan separatisme.Bahkan, partai-partai politik yang mendukung pendirian negara
Islam di Indonesia belum pernah sempat meraih suara mayoritas penduduk sepanjang
sejarah perpolitikan di Indonesia. Bahkan berdasarkan hasil pemilihan-pemilihan setelah Orde
Baru Suharto, partai-partai Islam yang konservatif sepertinya justru kehilangan dukungan
dibandingkan partai-partai sekuler dan karena itu tampaknya kecil kemungkinan bahwa
Indonesia akan menjadi negara Islam di masa mendatang. Namun, memang benar juga
bahwa aliran Islam yang konservatif dalam masyarakat Indonesia tampaknya sempat
meningkatkan pengaruhnya terhadap politik regional dan politik nasional sejak 2017 (topik ini
dibahas lebih lanjut di bawah).

Proses Islamisasi di Indonesia (atau tepatnya di wilayah yang sekarang dikenal sebagai
Indonesia) telah berlangsung selama berabad-abad dan terus berlanjut hingga saat ini. Islam
menjadi sebuah kekuatan yang berpengaruh melalui serangkaian gelombang dalam
berjalannya sejarah (gelombang-gelombang ini yaitu perdagangan internasional, pendirian
berbagai kesultanan Islam yang berpengaruh, dan gerakan-gerakan sosial) yang akan
dijelaskan lebih lanjut dengan detail di bawah ini.
Namun, juga benar bahwa penerapan agama Islam di Indonesia pada saat ini memiliki
karakter yang beragam karena setiap wilayah memiliki sejarah tersendiri yang dipengaruhi
oleh sebab-sebab yang unik dan berbeda-beda. Mulai dari akhir abad ke-19 sampai saat ini,
Indonesia – secara keseluruhan – memiliki sejarah umum yang lebih seragam karena para
penjajah (dan dilanjutkan oleh para pemimpin nasionalis Indonesia) menetapkan dasar-dasar
nasional di wilayahnya. Proses unifikasi ini juga membuat agama Islam di Indonesia – dalam
proses yang lambat – semakin kehilangan keanekaragamannya. Namun, hal ini bisa
dipandang sebagai perkembangan yang logis dalam proses Islamisasi di Indonesia.
FM-UAD-PBM-04-16/R1

b. Kolonial Belanda terlalu besar harapannya untuk menghilangkan pengaruh Islam secara
cepat melalui proses Kristenisasi, sebab dalam anggapannya agama Kristen lebih unggul dari
agama Islam; di samping banyaknya orang Islam Indonesia yang bersifat sinkretis,
dianggapnya akan mudah untuk di-Kristen-kan,maka pemerintah Kolonial Belanda pun
berupaya untuk menyukseskan kerja para Missionaris Kristen di Indonesia dengan jalan
memberi subsidi dan kemudahan-kemudahan beroperasi. Karena seperti diketahui,
pemerintah Belanda pada waktu itu sedang berada dalam tekanan partai-partai agama di
parlemen. Mereka menuntut supaya Hindia Belanda dibuka untuk kegiatan missi baik Roma
Katholik maupun Protestan untuk sama-sama beroperasi di Indonesia.Ternyata
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dibentuk oleh kombinasi yang kontradiktif tersebut, tidak
membawa hasil yang menggembirakan bagi Kolonial Belanda. Tindakan
pembatasannyaterhadap ruang gerak umat Islam, menurut H.J. Benda: Tidak membawa hasil
yang produktif. Meskipun pemberontakan-pemberontakan besar di bawah panji Islam dapat
dihentikan, akan tetapi frekuensi pemberontakan petani di bawah komando pemimpin Islam
setempat meningkat. Walaupun missionaris-missionaris Kristen mendapat dukungan-
dukungan dana dan kemudahan-kemudahan dari pemerintah, agama Kristen hanya mampu
meluaskan dirinya secara lambat, itu pun hanyalah di kalangan orang-orang Indonesia yang
tinggal di daerah yang belum tersentuh agama Islam

3.karena ziarah ke makam adalah ajaran nabi untuk mengingatkan kita kepada kematian

4.

a.Dalam buku Sejarah Indonesia Modern (2008) karya MC Ricklefs, dampak pada pendidikan
dapat dilihat dari adanya sekolah-sekolah Kristen yang tersebar di berbagai wilayah, seperti
Minahasa dan Jawa.Dampak lain adalah munculnya beberapa orang pribumi yang
mengenyam pendidikan sampai gelar doktor di Belanda, salah satunya yakni Hoesein
Djajadiningrat.Perkembangan pendidikan ini juga didukung dengan dibukanya sekolah tinggi
tingkat universitas tanpa memandang ras di Indonesia yaitu:Technische Hogeschool atau
“sekolah tinggi teknik” di Bandung,Rechtshoogeschool atau “sekolah tinggi
hukum”,Geneeskundige Hogeschool atau “sekolah tinggi kedokteran”

b.Kebudayaan Indis adalah hasil campuran kebudayaan Indonesia dan Eropa, percampuran
itu meliputi tujuh unsur kebudayaan universal. Gaya Indis sebagai suatu hasil perkembangan
budaya campuran Belanda dan pribumi Jawa, menunjukkan adanya proses historis. Unsur
kebudayaan masyarakat Indis juga tampak pada unsur budaya kesenian yang dapat dilihat
dari beberapa karya seni, baik termasuk dalam seni kriya, seni pertunjukan (termasuk film),
dan seni sastra. Pada seni kriya tampak kriya, seni pertunjukan (termasuk film), dan seni
sastra. Budaya ini juga percampur kedalam makanan di Nusantara. Belakangan berkembang
sebuah konsep kuliner kawasan yang oleh para gastronom masa itu disebut dengan istilah
Indische keuken (kuliner Hindia). Tidak ketinggalan pula arsitektur, bentuk bangunan tempat
tinggal para pejabat pemerintah Hindia Belanda yang memiliki ciri-ciri perpaduan antara
bentuk bangunan Belanda dan rumah tradisional disebut arsitektur Indis. Dalam bidang
pendidikan dan pengetahuan kebudayaan Indis Juga mempengaruhi kelompok masyarakat
orang di Jawa yang mengikuti adat istiadat dan kebiasaan. Unsur Religi yang Tampak pada
masyarakat Indis dimulai dengan adanya proses enkulturasi, yang merupakan proses esensial
dari kondisi Sadar atau tidak sadar yang digerakan oleh adat setempat. Perkembangan
kebudayaan Indis berakhir bersamaan Dengan runtuhnya kekuasaan Belanda ke tangan
Jepang
FM-UAD-PBM-04-16/R1

5.

a.Optimalisasi pemberantasan korupsi dalam banyak hal sangat tergantung dari sejauh mana
konsistensi penegakan hukum terhadap pelaku korupsi, komitmen menegakkan hukum serta
disiplin para penegak hukum. Namun demikian, dalam menegakkan ketiganya seringkali
ditemukan berbagai kendala kultural yang menjadikan pemberantasan korupsi tidak
optimal.Salah satu penyebab masifnya korupsi di Indonesia adalah kultur patrimonial dalam
birokrasi kita. Struktur birokrasi di Indonesia sudah berubah menjadi birokasi yang rasional
modern, sebagaimana Dilembagakan oleh Max`Weber, tetapi karena kultur patrimonial masih
cukup kuat, menjadikanbirokrasi justru hanya menjadi peluang bagi terjadinya prakti korupsi
dan nepotisme. Kultur patrimonial atau paternalistik dalam bahasa yang berbeda cenderung
menempatkan kekuasaan sebagai sarana menguntungkan kepentingan sendiri dan keluarga.
Dalam sistem birokrasi yang berwatak paternalistik tersebut memiliki kecenderungan untuk
menjadikan sistem kekerabatan sebagai bagian yang harus menerima keuntungan dari
kekuasaan yang dimilikinya.Dalam konstruksi sosial, korupsi lebih dianggap sebagai kejahatan
terhadap negara, bukan kejahatan terhadap masyarakat. Hal ini ditandai dengan
ketidakpedulian masyarakat terhadap berbagai tindak pidana korupsi. Rendahnya partipasi
masyarakat terhadap tindak pidana korupsi, selain disebabkan ketidakpahaman mereka
terhadap korupsi dan ruang lingkupnya, juga karena persepsi yang salah terkait dengan
persepsi ruang publik dan ruang personal. Ketidakpahaman ini membuat mereka juga
seringkali tidak dapat memisahkan seeorang sebagai anggota dalam masyarakat, sekaligus
juga seseorang yang memiliki jabatan publik. Kepedulian yang diharapkan muncul lebih
terkait dengan kepemilikan harta benda sendiri, bukan kepada harta kekayaan negara. Itulah
sebabnya, mereka seringkali tidak merasa kehilangan ketika uang negara dikorupsi.
Masyarakat juga cenderung tidak menganggap diri sebagai korban, ketika uang negara
dikorupsi. Kondisi ini menempatkan perilaku koruptif selalu mendapatkan pembiaran dalam
masyarakat kita. Tragisnya, jika seorang koruptor mampu merepresentasikan diri sebagai
orang dermawan di mata publik. Praksis, keseluruhan hasil-hasil kejahatannya akan dapat
ditutup dari kemampuannya menunjukkan diri sebagai orang ‟dermawan; di mata publik.

b.Kultur simbolis adalah suatu konsep yang digunakan oleh arkeolog,sosial antropolog dan
sosiolog untuk membedakan dunia kultural yang dibentuk dan dihuni secara unik oleh Homo
sapiens dengan “kultur” biasa, yang banyak dimiliki juga oleh hewan lain. Kultur simbolis
mensyaratkan tidak hanya kemampuan untuk belajar dan menyebarkan tradisi kebiasaan dari
satu generasi ke generasi selanjutnya. Ia membutuhkan penemuan dari semua jenis barang-
barang baru, sesuatu yang tidak ada di dunia ‘nyata’ tapi secara keseluruhan ada di alam
simbolis. Contohnya pada konsep seperti baik dan jahat, penemuan mitos seperti dewa-dewi
dan neraka, dan konstruksi sosial seperti janji dan permainan sepak bola.

c.Priyayi (jawa) berasal dari kata “para” dan “yayi” yang berarti para adik. Tentunya, karena
kata priyayi berarti juga orang yang berdarah biru alias bangsawan. Maka yang dimaksud
“para adik” disini, adalah para adik raja. Karena priyayi berarti sebuah kelas sosial di
masyarakat yang berasal dari bangsawan, yang tentunya, mereka adalah keturunan para
raja.Priyayi adalah sebuah kelas sosial yang diturunkan secara turun-temurun, biasanya
bergelar Raden, Raden Mas, Putri, dan lain sebagainya. Yang biasanya masih berkerabat
dengan raja, atau keluarga raja.

d.Jadi spiritualisme adalah suatu sistem kepercayaan yang berpandangan bahwa roh-roh
orang yang telah meninggal dapat melakukan komunikasi dengan mereka yang masih hidup,
atau dapat menyatakan kehadiran mereka kepada yang masih hidup dengan cara-cara
tertentu, terutama melalui seorang ‘medium’ atau perantara.
FM-UAD-PBM-04-16/R1

e.Dengan adanya Globalisasi, perkembangan moral dapat menjadi lebih baik karena informasi
dapat dilakukan dengan cepat. Ajaran agama, motivasi, pendidikan, dan pengetahuan dapat
diakses oleh siapa saja dengan cepat. Adapun juga pengaruh dari globalisasi menjadi dampak
yang buruk bagi masyarakat indonesia pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai