FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
Kampus Terpadu Jl. Balai Desa Marindal II Medan
website : upmi.ac.id, Email : info@upmi.ac.id
PETUNJUK PENGERJAAN
1. Baca soal berikut baik-baik, kemudian kerjakan sesuai dengan petunjuk yang
ada pada setiap soal.
2. Silahkan gunakan waktu dengan sebaik-baiknya.
3. Segala bentuk kecurangan akan dikenakan sanksi sesuai peraturan yang
berlaku.
4. Jawab semua soal ujian dengan rapi tanpa adanya coretan.
5. Serahkan lembar jawaban pada panitia pengawas ujian.
SOAL UJIAN
2. Sikap Islam terhadap tantangan dan kemajuan teknologi modern, sertabagaimana Islam
mengimbangi perkembangan ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai agama:
Ada dua strategi pendidikan Islam dalam menghadapi kemajuan Iptek, yaitu strategi
global dan strategi sektoral. Pertama, strategi global memiliki dua pendekatan, yakni
pendekatan sistemik dan proses. Pendekatan sistemik dalam bidang pendidikan, yaitu
diperlukannya keputusan politik, alasannya karena negara Indonesia sebagai negara
kesatuan sehingga perlu disusun sistem nasional dalam berbagai bidang, misalnya
sistem politik nasional, sistem ekonomi nasional, sistem demokrasi nasional, termasuk
juga sistem pendidikan nasional. Di antara keputusan politik dalam pendekatan ini
adalah masuknya pendidikan Islam dalam subsistem pendidikan nasional. Apabila
semua kegiatan dan kelembagaan pendidikan Islam menempatkan dirinya di luar sistem
pendidikan nasional, maka pendidikan akan termarjinalisasi dari peraturan politik
nasional. Hal ini berarti pendidikan Islam akan kehilangan peluangnya untuk
berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional. Pendekatan proses, artinya
meningkatkan makna sistem pendidikan nasional melalui pendidikan yang berwawasan
nilai. Adapun tujuan pendidikan yang berwawasan nilai adalah pendidikan yang sampai
pada hakikat ilmu dan teknologi. Praktik pendidikan di Indonesia belum sampai
pendidikan yang berwawasan nilai. Penekanannya sampai saat ini hanyalah berkisar
pada pengenalan teori untuk masukan-masukan aspek kognitif taraf rendah. Dengan
demikian, peserta didik belum dapat menempatkan diri sebagai subjek belajar. Kedua,
strategi sektoral. Strategi ini bersifat temporal dan kondisional, maksudnya pendekatan-
pendekatan yang ditawarkan tidak dapat diterapkan pada setiap kondisi dan waktu.
Adapun pendekatan yang ditawarkan adalah islamisasi ilmuwan, islamisasi Iptek, dan
penguasaan teknologi informasi dan komunikasi.Berdasarkan beberapa pendekatan di
atas, maka yang menjadi titik tolak yang baik bagi pembaharuan sistem pendidikan
Islam dan merupakan solusi agar pendidikan Islam dapat mengikuti modernisasi serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dengan tetap berpegang teguh
pada kendali normative, yaitu al-Qur‟an dan al-Hadis. Oleh karena dalam pendidikan
Islam ada dua tujuan yang harus dicapai, yaitu tujuan jangka panjang (kebahagiaan
ukhrawiah) dan tujuan jangka pendek (kebahagiaan duniawiah).
3. Adat istiadat dan kebudayaan lokal di Indonesia menyatu dengan ajaran Islam:
Islam dan kebudayaan dapat saling mempengaruhi karena keduanya terdapat nilai dan
simbol. Tetapi keduanya perlu dibedakan, yaitu Islam adalah sesuatu yang universal,
abadi (parennial) dan tidak mengenal perubahan (absolut) pada aspek tauhid.
Sedangkan kebudayaan bersifat relatif dan temporer. Islam sebagai agama universal
merupakan rahmat bagi semesta alam dan dalam kehadirannya di muka bumi, Islam
berbaur dengan budaya lokal suatu masyarakat (local culture), sehingga antara Islam
dengan budaya lokal tidak bisa dipisahkan, melainkan keduanya merupakan bagian
yang saling mendukung dan melengkapi. Agama bernilai mutlak, tidak berubah menurut
perubahan waktu dan tempat. Tetapi berbeda dengan budaya, sekalipun berdasarkan
agama, dapat berubah dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat. Kebanyakan
budaya berdasarkan agama, namun tidak pernah terjadi sebaliknya, agama berdasarkan
budaya. Oleh karena itu, agama adalah primer, dan budaya adalah sekunder. Budaya
dapat berupa ekspresi hidup keagamaan, karena ia sub-kordinat terhadap agama. Islam
maupun kebudayaan, sama-sama memberikan wawasan dan cara pandang dalam
mensikapi kehidupan agar sesuai dengan kehendak Allah dan kemanusiaannya. Oleh
karena itu, biasanya terjadi interaksi antara Islam dengan kebudayaan tersebut. Agama
memberikan warna (spirit) pada kebudayaan, sedangkan kebudayaan memberi
kekayaan terhadap agama. Secara lebih luas, Islam dan budaya lokal dapat dilihat dalam
perspektif sejarah, karena Islam dalam penyebarannya selalu berhadapan dengan
keragaman budaya lokal setempat, sehingga strategi dakwah yang digunakannya
seringkali dengan mengakomodasi budaya lokal tersebut dan kemudian memberikan
spirit keagamaannya.
4. Metode yang paling utama dalam pembentukan kepribadian muslim adalah pembiasaan
dan pengembangan pengertian minat dan sikap dan metode dan pemberian contoh,
dengan metode tersebut anak dapat menerima amalan-amalan yang baik dalam
melakukan hubungan dengan sesama manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
5. Nilai-nilai kasih sayang dan kepedulian sosial dalam Islam
a. Membangun keadilan sosial. Salah satu fungsi utama sosial religius dalam Islam
adalah membangun keadilan sosial di antara individu dan masyarakat
b. Meningkatkan solidaritas dan persaudaraan: Sosial religius dalam Islam
bertujuan untuk memperkuat ikatan sosial dan persaudaraan antara sesama
Muslim.
c. Mengatasi kemiskinan, anak yatim dan ketidakadilan: Islam mendorong
umatnya untuk aktif dalam mengatasi kemiskinan dan ketidakadilan sosial.
d. Membangun hubungan harmonis dengan non-Muslim: Sosial religius dalam
Islam bertujuan untuk membangun hubungan harmonis dengan non-Muslim
dalam masyarakat.
e. Memperkuat tanggung jawab sosial: Sosial religius dalam Islam bertujuan untuk
memperkuat tanggung jawab sosial individu dan masyarakat