Anda di halaman 1dari 18

MATERI KD 3.

10
SISTEM AKUSTIK RUANG KECIL

LEVEL SUARA

Daerah tekanan suara yang dapat didengarkan sangat lebar. Dalam


praktiknya perbandingan tekanan bunyi dalam ukuran logaritmis. Hal ini memiliki
kelebihan, mudah dalam menghitung, seperti dalam perkalian akan berubah
menjadi penjumlah dan pembagian menjadi pengurangan.
Ukuran logaritmis sebuah perbandingan dalam satuan Bell. Bell ini diambil
dari nama ilmuwan Amerika bernama Alexander Graham Bell (1847-1922). Karena
ukurannya yang kecil dan menghindarkan banya kom maka digunakan satuan desi
Bell (dB), atau seper sepuluh satuan dasar. Dalam akustik berawal dari ambang
dengar, dimana telinga mulai mendengar dengan P 0 = 2x10-4 μ bar, ini yang
dimaksud denga level suara absolut.

Gambar 1. Pengukuran level tekanan suara pada pabrik (dalam Db)


Dibawah ini merupakan level suara dalam dB dari 0 – 130 Db.

Tabel 1. Level suara (dalam satuan dB)


Penyebaran Bunyi

Bunyi dapat menyebar dalam bahan padat, cairan dan bahan gas. Kecepatan
penyebaran bergantung dari ketebalan medium, seperti diperlihatkan oleh tabel 2.
Tabel 2. Kecepatan Penyebaran Bunyi
Bahan Kecepatan c (dalam m/s)
Gelas 5500
Besi 5000
Tembok 3500
Kayu 2500
Air 1480
Gabus 500
Udara (20°) 344
Karet (lunak) 70
Semakin tebal dan semakin elastis mediumnya, akan semakin lambat molekul dapat
menyebarkan bunyi. Dan dalam ruang hampa udara, juga bunyi tidak dapat
merambat. Penyebaran bunyi dalam udara bergantung pada temperatur udara.
Dalam akustik pada utamanya tertarik pada penyebaran suara dalam udara.
Penyebarannya sangat tergantung pada temperature seperti ditunjukkan pada
Tabel
3 berikut ini.
Tabel 3. Penyebaran Suara Dalam Udara
Temperatur Kecepatan c (dalam m/s)
-30° 302,9
0° 331,8
10° 338
20° 344
30° 349,6
100° 390

Selain dipengaruhi oleh temperatur, kecepatan rambat suara juga dipengaruhi oleh
tekanan udara dan kandungan karbondioksida. Material penyekatan untuk ruang
kecil
Dalam akustik ruangan merangkum semua problem penyebaran bunyi dalam
ruangan yang tertutup. Didalam ruang bebas yang absolut, bunyi menyebar dari
sumber bunyi berbentuk bola. Gambar 4 memperjelas hubungan ini.

Gambar 4. Rambatan suara dalam ruang bebas


Sumber bunyi membangkitkan pulsa bunyi. (misal, lamanya 4 detik), bunyi
mencapai titik dengar H setelah beberapa saat. Selain terlambat juga amplitudonya
kecil. Intensitas bunyi menurun dibanding dengan kuadrat jaraknya. Sedang bentuk
pulsanya sama dengan pulsa sumbernya.

Pada Gambar 5 diperlihatkan,jika misalnya ada sebuah didinding pantul, maka pada
titik penerima (titik H) akan terdapat penjumlahan antara suara langsung dengan
suara dari lintasa tak langsung. Pada detik ke 6 dan ke 8 terdapat penguatan suara.
Hal ini memiliki efek baik,karena ada penaikan level suara,tetapi juga menimbulkan
keburukan,yaitu adanya gema (detik ke 8-10). Hal ini baik jika hanya beberapa
derajat tertentu.

Gambar 5. Hubungan suara lintasan langsung dan tak langsung.

Untuk pidato dan musik cepat, gema yang panjang dapat mengaburkan informasi.
Untuk reproduksi pidato dalam ruangan dengan volume menengah dan untuk
kejelasan informasi yang baik,maka waktu gema sekita 0,8detik. Musik yang
direproduksi dalam ruangan yang sangat sedikit waktu gema,akan bunyinya akan
“mati”. Gema akan memperbaiki kualitas musik dengan waktu gema antara 1,5
sampai 2,5detik. Pada Gambar 6 diperlihatkan waktu gema yang rendah untuk
bermacam-macam ruangan.
Gambar 6. Waktu gema dalam keterpengaruhan dengan volume ruang
Dalam ruangan yang memiliki dinding paralel akan timbul pula gema yang bergetar
(Flutter Echo). Pada ruangan yang demikian, suara akan berpantul bolakbalik.
Untuk menghilangkan efek gema dalam ruangan, maka digunakan bahan dinding
yang dapat menyerap suara.
Hanya sayangnya tidak ada bahan yang dapat menyerap suara untuk keseluruhan
daerah frekuensi. Maka digunakan beberapa bahan yang kemudian dikombinasi.
Terdapat dua grup bahan penyerap suara.
Pertama, bahan berpori-pori, bahan ini seperti karpet, pelapis furnitur,tirai, glass woll
dan sebagainya. Pada bahan ini suara akan menerobos masuk dalam pori-pori,
semakin tinggi frekuensi semakin baik.
Kedua, bahan berosilasi, penggunaan kayu lapis, hardboard dan panel kayu,
dinding furnitur dan lainnya. Melalui beberapa permukaan datar dan licin suara
berfrekuesi tinggi akan dipantulkan. Pada frekuensi rendah bahan ini dirangsang
untuk bergetar.
MATERI KD 3.12
PRINSIP KERJA MACAM-MACAM MIKROFON

A. Pengertian Mikrofon
Microphone atau dalam dalam bahasa Indonesia disebut dengan Mikrofon
adalah suatu alat atau komponen Elektronika yang dapat mengubah atau
mengkonversikan energi akustik (gelombang suara) ke energi listrik (Sinyal
Audio). Microphone (Mikrofon) merupakan keluarga Transduser yang berfungsi
sebagai komponen atau alat pengubah satu bentuk energi ke bentuk energi
lainnya. Setiap jenis mikrofon memiliki cara yang berbeda dalam mengubah
(konversi) bentuk energinya, tetapi mereka semua memiliki persamaan yaitu
semua jenis Mikrofon memiliki suatu bagian utama yang disebut dengan
Diafragma (Diaphragm).
B. Symbol mikrofon dalam rangkaian elektronika

Gambar 1. Simbol Mikrofon


C. Cara kerja mikrofon
Microphone atau Mikrofon merupakan komponen penting dalam perangkat
Elektronik
seperti alat bantu pendengaran, perekam suara, penyiaran Radio maupun alat
komunikasi lainnya seperti Handphone, Telepon, Interkom, Walkie Talkie serta
Home
Entertainment seperti Karaoke.
Gambar 2. Ilustrasi cara kerja mikrofon
Pada dasarnya sinyal listrik yang dihasilkan mikrofon sangatlah rendah, oleh
karena itu diperlukan penguat sinyal yang biasanya disebut dengan Amplifier.
Untuk mengenal lebih jauh dengan Microphone yang hampir setiap hari kita
gunakan ini. Berikut ini adalah penjelasan cara kerja microphone (mikrofon)
secara singkat :
1. Saat kita berbicara, suara kita akan membentuk gelombang suara dan
menuju ke
Microphone.
2. Dalam Mikrofon,Gelombang suara tersebut akan menabrak diafragma
(diaphragm)
yang terdiri dari membran plastik yang sangat tipis. Diafragma akan
bergetar sesuai
dengan gelombang suara yang diterimanya
3. Sebuah Coil atau kumpuran kawat (Voice Coil) yang terdapat di bagian
belakang
diafragma akan ikut bergetar sesuai dengan getaran diafragma.
4. Sebuah Magnet kecil yang permanen (tetap) yang dikelilingi oleh Coil atau
Kumparan tersebut akan menciptakan medan magnet seiring dengan
gerakan Coil.
5. Pergerakan Voice Coil di Medan Magnet ini akan menimbulkan sinyal
listrik.
6. Sinyal Listrik yang dihasilkan tersebut kemudian mengalir ke Amplifier
(Penguat)
atau alat perekam suara.

D. Karakteristik Mikrofon
Mikrofon mengubah energi bunyi kedalam energi listrik dan dengan demikian
mikrofon
sebagai penerima bunyi sebaliknya yang merubah energi listrik kedalam
energi bunyi disebut
Loudspeaker. Dan dengan demikian sebagai pemancar bunyi, keduanya
disebut pengubah
elektro akustik (pengubah bunyi).

E. Spesifikasi Mikrofon
1. Kepekaan
Kepekaan sebuah mikrofon adalah besar tegangan bolak-balik keluaran
mikrofon pada
keadaan bunyi bebas dengan tekanan 1 µbar.Sebagai satuan diberikan
mV/µbar (mili volt per mikro bar).Kepekaan mikrofon bergantung frekuensi,
sehingga besarnya frekuensi harus diberikan.Secara umum diambil
frekuensi sebesar 1000 Hz. Kepekaan juga disebut “factor pemindahan
medan beban kosong” Faktor ini diukur dalam medan bunyi bebas dan
tanpa beban. Menurut sistim SI, faktor pemidahan medan beban kosong
tidak lagi berdasarkan atas 1µbar, melainkan 1N/m2 (newton 1mV//µbar =
10mV/Pa.

2. Daerah frekuensi
Daerah frekuensi atau daerah pemindahan adalah daerah dimana
mikrofon tanpa
kerugian kepekaan dan tanpa cacat dapat mengubah gelombang bunyi
kedalam sinyal
listrik. Untuk perekaman musik, mikrofon seharusnya mempunyai daerah
frekuensi dari 40 Hz sampai 15 kHz dan tanpa perubahan kepekaan yang
besar, sedang untuk percakapan cukup dari 200 Hz sampai 5000 Hz.

3. Tanggapan frekuensi
Tanggapan frekuensi atau kurva frekuensi menandakan keterpengaruhan
frekuensi dari
kepekaan.Pada pengukuran ini gelombang bunyi dengan frekuensi
berlainan dijatuhkan tegak lurus dimuka mikrofon dan tegangan
keluarannya diukur. Faktor pemindahan a dalam dB yang sebelumnya
mV/µbar, karena kurva frekuensi dengan level yang diambil berlaianan.
Dimana:
B = kepekaan dalam V/µbar dan Bo = kepekaan patokan dari 1 V/µbar

4. Ketergantungan arah
Sebuah mikrofon tidak dapat mengambil bunyi dari semua sisi sama kuat,
jadi tegangan
keluaran bergantung arah dari mana bunyi datang. Ketergantungan ini
digambarkan melalui sifat arah, ketergantungan arah menentukan
penggunaan mikrofon. Sifat arah dipengaruhi oleh kunstruksi badan
mikrofon, seperti ditunjukkan dalam Gambar 3. Dengan lobang berada
didepan membran, mikrofon dapat menerima dari segala penjuru (pola
bentuk bola). Sedang Gambar 3 kanan pola penerimaan seperti angka
delapan.
Gambar 3. Hubungan Konstruksi dan Karakteristik Arah
Arah penerimaan mikrofon terbagi dalam 3 kategori utama, yaitu :
a. Mikrofon omnidirectional
Mikrofon omnidirectional adalah mikrofon yang dapat menerima suara
dari semua arah. Respons mikrofon omnidirectional umumnya
dianggap bola sempurna dalam tiga imensi. Dalam dunia nyata, hal ini
tidak terjadi. Omnidirectional umumnya sama dengan mikrofon lainnya,
tetapi mikrofon jenis omni mempunyai kelebihan menangkap suara
pada sudut 0 derajat terhadap sumber suara dan mempunyai respons
yang baik pada frekuensi rendah.

Gambar 4. Pola radiasi penerimaan mikrofon omnidirectional


b. Mikrofon bidirectional
Mikrofon bidirectional adalah mikrofon yang dapat menerima suara
sama baiknya pada bagian depan dan pada bagian belakang. Namun
pada bagian samping tidak sensitive, sehingga polanya mirip dengan
angka 8. Mikrofon jenis ini banyak digunakan untuk dialog pada saat
sandiwara. Mikrofon bidirectional dibuat dalam 3 jenis yaitu,dinamis,
condenser, dan pita.
Gambar 5 pola penerimaan mikrofon bidirectional

c. Mikrofon unidirectional
Mikrofon unidirectional adalah mikrofon yang menerima suara hanya
dari satu arah. Mikrofon ini mempunyai arah penangkapan yang
sensitive dari depan saja. Jenis mikrofon unidirectional dibagi menjadi
tiga, yaitu:
1. Cardioid
Mikrofon cardioids mengambil suara dari depan, sementara
mengabaikan sebagian besar suara dari belakang. Mayoritas
mikrofon unidirectional menggunakan pola ini
2. Super Cardioid
Mikrofon yang arah penangkapan getaran suaranya seperti
cardioid, namun
mempunyai gaung yang lebih besar dari cardioids tetapi lebih kecil
dari hypercardioid
3. Hyper cardioids
Mikrofon yang arah penangkapan getaran suaranya seperti
cardioid, namun
mempunyai gaung yang lebih besar yang disebabkan oleh karena
jangkauan
penangkapannya yang lebih jauh dari mikrofon lainnya.
Berikut ini karakteristik arah yang banyak digunakan:

Keterangan gambar:
a. Karakteristik arah berbentuk bola termasuk dalam kategori omnidirectional
b. Kaakterisik arah berbentuk kardioid
c. Karakteristik arah berbentuk super kardioid
d. Karakteristik arah berbentuk shotgun, yang masuk dalam kategori
unidirectional
e. Karakteristik arah berbrntuk angka delapan yang termasuk dalam kategori
bidirectional.
MATERI KD 3.13
PRINSIP KERJA MACAM-MACAM LOUDSPEAKER

1. Pengertian Loudspeaker
Loadspeaker merupakan perangkat elektronika yang terbuat dari logam dan
memiliki membran, kumparan, serta magnet sebagai bagian yang saling
melengkapi. Tanpa adanya membran, sebuah loudspeaker tidak akan
mengeluarkan bunyi, demikian juga sebaliknya. Fungsi tiap bagian pada
loudspeaker saling terkait satu sama lain.

a b
Gambar 1.a. Simbol speaker b. Bentuk loudspeaker

Menurut Purnamasari, Speaker adalah transduser yang mengubah sinyal


elektrik ke frekuensi audio (suara) dengan cara menggetarkan komponennya
yang berbentuk selaput. Proses pengubahan gelombang elektromagnet
menjadi gelombang bunyi tersebut dapat terjadi karena aliran listrik dari
penguat audio dialirkan kedalam kumparan dan terkena pengaruh gaya
magnet pada loudspeaker, sesuai dengan kuat lemahnya arus listrik yang
diterima, maka getaran yang dihasilkan pada membran akan mengikuti dan
jadilah gelombang bunyi yang dapat kita dengarkan.

2. Bagian-bagian dari Loadspeaker


Gambar 2 Bagian-bagian dari loudspeaker
Bagian – bagian utama speaker adalah sebagai berikut :

1. Voice Coil (kumparan)


Dalam rangka menterjemahkan sinyal listrik menjadi suara yang dapat
didengar, speaker memiliki komponen elektromagnetik yang terdiri dari
kumparan yang disebut dengan Voice Coil. Voice coil adalah bagian yang
bergerak, berinteraksi dengan magnet permanen dan membangkitkan
medan magnet dan sehingga menggerakan cone speaker maju dan
mundur. Voice Coil berfungsi untuk mengalirkan energi gerak kepada
conus. Perubahan medan magnet di dalam speaker akan menyebabkan
kumparan bergerak sebagai akibat interaksi dengan medan magnet.
2. Magnet
Magnet adalah bagian speaker yang tetap pada posisinya. Magnet pada
rangkaian speaker berfungsi untuk menginduksi membran dan
menghasilkan medan magnet. Sinyal listrik yang melewati voice coil akan
menyebabkan arah medan magnet berubah secara cepat sehingga terjadi
gerakan “tarik” dan “tolak” dengan magnet. Dengan demikian, terjadilah
getaran yang maju dan mundur pada cone speaker.
3. Conus (sekat rongga)
Conus adalah komponen utama speaker yang bergerak. Pada prinsipnya,
semakin besarnya cone semakin besar pula permukaan yang dapat
menggerakan udara sehingga suara yang dihasilkan peaker juga akan
semakin besar. Conus berfungsi menghasilkan gelombang tekanan akibat
gerakan udara di sekitarnya yang disebabkan oleh gerakan kumparan.
Gelombang inilah yang kita dengar sebagai bunyi.
4. Suspension (membran)
Suspension yang terdapat dalam speaker berfungsi untuk menarik cone
ke posisi semulanya setelah bergerak maju dan mundur. Suspension juga
berfungsi sebagai pemegang cone dan voice coil. Kekakuan (rigidity),
komposisi dan desain suspension sangat mempengaruhi kualitas suara
speaker itu sendiri.
3. Prinsip Kerja Loudspeaker
Pengeras suara (bahasa Inggris: loud speaker atau speaker) adalah transduser
yang mengubah sinyal elektrik kefrekuensi audio (suara) dengan cara
menggetarkan komponennya yang berbentuk membran untuk menggetarkan
udara sehingga terjadilah gelombang suara sampai di kendang telinga kita dan
dapat kita dengar sebagai suara.

Pada dasarnya, speaker merupakan mesin penerjemah akhir, kebalikan dari


mikrofon. Speaker dari sinyal elektrik dan diubahnya kembali menjadi getaran
untuk menggetarkan udara untuk membuat gelombang suara. Speaker
menghasilkan getaran yang hampir sama dengan yang diterima getarannya
oleh mikrofon, yang direkam dan dikodekan pada pita magnetik (tape),
kepingan CD, LP, dan lain-lain.

Proses pengubahan gelombang listrik (elektromagnet) menjadi gelombang


suara terjadi karena adanya aliran listrik arus AC audio dari amplifier ke dalam
kumparan yang menghasilkan gaya magnet sehingga menggerakkan
membran. Kuat lemahnya arus listrik yang diterima akan mempengaruhi
getaran pada membran. Membran yang bergetar menghasilkan gelombang
suara yang dapat didengar.

Dalam loudspeaker terdapat sekat rongga (juga dikenal sebagai konus) tipis,
membran agak kaku diletakkan ditengah-tengah magnet. Magnet menginduksi
membran hingga bergetar, dan menghasikan suara. Membran ini juga terdapat
pada headphone. Loudspeaker ini mengubah sinyal listrik menjadi getaran
suara sehingga dapat didengar manusia. Perubahan medan magnet di dalam
loudspeaker akan berinteraksi dengan medan konstan magnet yang
menyebabkan kumparan bergerak sebagai reaksi akibat ada tidaknya arus.
Konus ikut bergerak akibat kumparan suara bergerak sehingga pada udara
sekitar konus akan terbentuk gelombang tekanan. Gelombang inilah yang
terdengar sebagai bunyi.

Sebuah drivers memproduksi gelombang suara dengan menggetarkan cone


yang fleksibel atau diafragma secara cepat.Cone tersebut biasanya terbuat dari
kertas, ataupun logam, yang berdempetan pada ujung yang lebih besar pada
suspension. Suspension atau surround, merupakan material yang fleksibel
yang menggerakkan cone, dan mengenai bingkai logam pada drivers, disebut
basket. Ujung panah pada cone berfungsi menghubungkan cone ke voice coil.
Coil tersebut didempetkan pada basket oleh spider, yang merupakan sebuah
cincin dari material yang fleksibel. Spider menahan coil pada posisinya sambil
mendorongnya bergerak kembali dengan bebas dan begitu seterusnya.

Proses spaker coil bergerak maju mundur, kembali ke posisi semula dan
seterusnya adalah sebagai berikut: Garis gaya magnet yang konstan berasal
dari magnet permanen dan coil. Kedua magnet tersebut, yaitu elektromagnet
dari coil dan magnet permanen, berinteraksi satu sama lain seperti dua magnet
yang berhubungan pada umumnya. Kutub positif pada elektromagnet tertarik
oleh kutub negatif pada bidang magnet permanen dan kutub negatif pada
elektromagnet ditolak oleh kutub negatif magnet permanen.

Ketika orientasi kutub elektromagnet bertukar, bertukar pula arah dan gaya
tarik-menariknya. Dengan cara seperti ini, arus bolak-balik melakukan
dorongan dan tarikan antara voice coil dan magnet permanen. Proses inilah
yang mendorong coil kembali dan begitu seterusnya dengan cepat. Sewaktu
coil bergerak, ia mendorong dan menarik speaker cone. Hal tersebut dapat
menggetarkan udara di depan speaker, membentuk gelombang suara.

4. Jenis-jenis Loudspeaker
Rentang frekuensi suara yang mampu dihasilkan sistem speaker adalah
diantara 20 Hz – 20Khz sesuai dengan rentang fekuensi pada pendengaran
manusia. Berdasarkan respon frekuensi, speaker terbagi dalam beberapa
jenis, sebagai berikut :

1. Subwoofer
Speaker yang mempunyai tanggapan respon frekuensi sangat rendah
berkisar 20 Hz-200 Hz, sesuai untuk aplikasi speaker sistem dengan nada
bass yang sangat rendah. Biasanya sub woofer dipasang pada speaker
aktif komputer, speaker mobil, speaker aktif ruangan, home teater dan
sebagainya Untuk pemasangannya tentu membutuhkan box terpisah
dengan speaker lainnya. Karena getaran yang dihasilkan cukup tinggi,
makanya dibuatkan box tersendiri.
2. Woofer
Jenis speaker seperti inu sangat banyak dan mudah sekali kita temukan.
Speaker woofer adalah jenis speaker aktif ruangan. Ada banyak macam
ukuran pada speaker woofer ini yaitu 4 inchi, 6, 8, 10, 12 inchi dan lain
sebagainya. Speaker ini digunakan untuk menghantarkan suara
berfrekuensi rendah atau suara bass berkisar 40 Hz - 1000 Hz, sesuai
untuk aplikasi speaker sistem suara bass sedang. Loudspeaker jenis ini
membutuhkan ruang resonansi belakang yang cukup contoh musik. Bila
ingin menghasilkan suara yang bagus, maka speaker woofer ini harus
dipasangkan pada box atau biasanya juga akan digabungkan dengan
tweeter dan midrange
3. Middle

Middle speaker yang mempunyai tanggapan respon frekuensi sedang


berkisar 330 Hz – 5 KHz, sehingga suara yang dihasilkan sangat
terdengar jelas seperti anda mendengar suara anda sendiri. Speaker ini
sesuai untuk aplikasi sistem suara tengah saja. Contoh pidato masjid.
speaker ini umumnya berukuran sekitar 3-4 inci. Midrange ini biasanya
diikutsertakan pada 1 set sistem 3 way car audio. Tugasnya untuk
membantu menyempurnakan high frekuensi atau mengakomodasi vokal
yang terdengar agar lebih fokus dan jelas

4. Tweeter
Speaker tweeter mempunyai ukuran kecil 0,5 inci, paling besar berukuran
4 inci, mempunyai tanggapan respon pada frekuensi tinggi berkisar antara
8 KHz – 20 KHz. Speaker ini tidak bisa berdiri sendiri, biasanya
digabungkan dengan speaker middle/woofer untuk nada tinggi (treeble).
Loudspeaker jenis ini tidak membutuhkan ruang resonansi belakang.
Contoh suara frekuensi tinggi ini untuk memutar musik dengan nada
tinggi seperti melodi gitar, angklung, cymbal drum dan suara dentingan
alat musik lainnya. Tweeter pun juga ada yang dikenal dengan sebutan
super tweeter / ribbon tweeter. Jenis ini memiliki bentuk yang berbeda
dari tweeter biasa, biasanya persegi panjang dibentuk plat tipis dan
mampu menghasilkan suara high frekuensi yang tidak dapat dijangkau
oleh tweeter biasa, yaitu pada rentang 5 – 23 Khz. Dalam
penggunaannya jenis speaker tweeter ini tidak perlu menggunakan box
karena speaker ini sudah dapat berfungsi dengan baik dan menghasilkan
suara yang jelas.

5. Fullrange
Speaker ini mempunyai tanggapan respon sangat lebar, yaitu suara
dengan frekuensi rendah, sedang, dan juga tinggi yaitu dari 60 Hz - 20
KHz. Nada bass sampai dengan nada tinggi dapat dihasilkan oleh
speaker ini. Full range ini adalah speaker yang memiliki kemampuan
frekuensi audio yang 3 way yakni mampu menghasilkan nada rendah,
menengah, ataupun tinggi. Maka dari itulah jenis speaker full range ini
sering digunakan pada speaker sound system (speaker luar ruangan). Hal
ini dikarenakan suara yang dihasilkan bisa didengarkan meski dari
kejauhan.

Catat dengan lengkap.!!! 😁


DAFTAR PUSTAKA

Hermanto, Hendro (2013). Perekayasaan Sistem Audio. Malang : Direktorat


Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik & Tenaga Kependidikan

Wayulanti, Sri (2008). Modul Teknik Audio Video. Jakarta : Direktorat Pembinaan
Smk

AVSMKN, 2013. Jenis mikrofon berdasarkan cara kerja.


https://smk2av.wordpress.com/ 2013/08/31/jenis-mikrofon-berdasarkan-cara-kerja/.
Diakses tanggal 3 November 2018.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan Kementrian Pendidikan dan


Kebudayaan.2016. Modul Pelatihan Guru Perencanaan Sistem Audio. Jakarta
Diakses tanggal 3 November 2018.

Kho, Dickson,2017. Pengertian Mikrophone.


http://teknikelektronika.com/pengertianmicrophone-mikropon-cara-kerja-mikrofon/.
Diakses tanggal 3 November 2018.

Anda mungkin juga menyukai