Anda di halaman 1dari 17

Tutorial 1

MATEMATIKA DISKRIT
PEMA 4428

Oleh :
Azizah Mujahidah Annisa
Sesi 1

KB1. Prinsip Induksi Matematika


1. Notasi Jumlah
2. Prinsip Induksi Matematika

KB2. Prinsip Dasar Membilang


1. Prinsip Dasar Penjumlahan
2. Prinsip Dasar Perkalian
3. Prinsip Inklusi – Ekslusi
4. Prinsip Kandang Merpati
KB 1. Prinsip Induksi Matematika

Prinsip induksi matematika merupakan suatu alat berharga untuk membuktikan hasil-hasil
yang terkait dengan bilangan bulat, atau hubungan tertentu yang dapat diperluas berlaku
untuk semua bilangan asli.

1. Notasi Jumlah

Notasi jumlah dilambangkan dengan  dan didefinisikan sebagai berikut:


Keterangan:
i : variabel dummy
i = 1 : batas bawah (lower limit)
i = r : batas atas (upper limit)

Contoh 1.1

1. 3.

2. 4.
KB 1. Prinsip Induksi Matematika

Prinsip induksi matematika merupakan suatu alat berharga untuk membuktikan hasil-hasil
yang terkait dengan bilangan bulat, atau hubungan tertentu yang dapat diperluas berlaku
untuk semua bilangan asli.

1. Notasi Jumlah

Notasi jumlah dilambangkan dengan  dan didefinisikan sebagai berikut:


Keterangan:
Indeks jumlah dapat dimulai dari
i : variabel dummy
bilangan bulat selain 1 asalkan batas
i = 1 : batas bawah (lower limit) bawah tidak melebihi batas atas
i = r : batas atas (upper limit)

Contoh 1.1

1. 3.

2. 4.
1.1 Sifat Notasi Jumlah

1.

2.

3.

4.
Contoh 1.2

1.

2.

3.

4.
2. Prinsip Induksi Matematika
Secara umum, induksi matematika adalah pembuktian matematika yang digunakan
untuk membuktikan pernyataan bahwa P(n) benar untuk semua bilangan bulat positif n.

Prinsip Induksi Matematika


Untuk membuktikan bahwa P(n) benar untuk semua bilangan bulat positif n maka dilakukan dua langkah:
Langkah Dasar (Basis Induksi) ➔ Buktikan bahwa P(1) benar
Langkah Induktif (Induksi) ➔ Tunjukkan bahwa P(k)→P(k+1) adalah pernyataan benar untuk semua bilangan
bulat positif k

Contoh 1.3
Tunjukkan bahwa untuk n  1, 1 + 2 + 3 + … + n = n (n + 1) / 2 melalui induksi matematika.
Penyelesaian:
Andaikan bahwa p(n) menyatakan proposisi bahwa untuk n  1, jumlah n bilangan bulat positif pertama
adalah n (n + 1) / 2 , yaitu 1 + 2 + 3 + … + n = n (n + 1) / 2 . Kita harus membuktikan kebenaran proposisi
ini dengan dua langkah induksi sebagai berikut:

i) Basis Induksi : p(1) benar , karena untuk n = 1 kita peorleh


1 = n (n + 1) / 2
= 1 (1+ 1) / 2
= 1 (2) / 2
= 1
ii) Langkah Induksi : Misalkan p(k) benar , yaitu mengasumsikan bahwa
1 + 2 + 3 + … + k = k (k + 1) / 2 benar (hipotesis induksi)
Harus dibuktikan bahwa p (k + 1) benar yaitu:
1 + 2 + 3 + … + k + (k + 1) = (k + 1) [(k + 1) +1] / 2
Untuk membuktikan ini tunjukkan bahwa
1 + 2 + 3 + … + k + (k + 1) = (1 + 2 + 3 + … + k ) + (k + 1)
= [ k (k + 1) / 2] + (k + 1)
= [ (k2 + k ) / 2 ] + (k + 1)
= [ (k2 + k ) / 2 ] + [ (2k + 2)/2 ] ➔ penyebut sama jadi (k2 + k ) + (2k + 2)
= (k2 + 3k +2) /2
= (k + 1) (k + 2) / 2 ➔ hasil pemfaktoran
= (k + 1) [(k + 1) +1] / 2

Karena Langkah i) dan ii) telah dibuktikan benar, maka untuk setiap bilangan bulat positif (asli) n, terbukti
bahwa untuk setiap n  1, 1 + 2 + 3 + … + n = n (n + 1) / 2

Contoh lain dapat Anda pelajari dalam Buku Materi Pokok Modul 1
KB 2. Prinsip Dasar Membilang
Membilang (enumerating counting) bukan sekedar aritmetika biasa karena terkait tentang masalah permutasi,
kombinasi, binomial, multinomial, dan kandang merpati. Membilang memerlukan prinsip-prinsip khusus untuk
membantu pengembangan teorinya, antara lain adalah prinsip penjumlahan , prinsip perkalian, gabungan prinsip
penjumlahan dan perkalian, dan prinsip kandang merpati (pigeonhole principle).

1. Prinsip Dasar Penjumlahan (The Sum Rule, The Rule of Sum)


Jika suatu pekerjaan pertama dapat dilakukan dalam n1 cara, dan suatu pekerjaan kedua dapat dilakukan dalam
n2 cara, dan kedua pekerjaan tidak dapat terjadi dalam waktu yang bersamaan, maka seluruh pekerjaan dapat
dilakukan dalam n1 + n2 cara.

Contoh 1.4
Suatu Jurusan Matematika harus mengirim 1 orang wakil untuk mengikuti sebuah acara, yang diambil dari
sekelompok dosen yang berjumlah 50 atau diambil dari sekelompok mahasiswa yang berjumlah 400. Berapa
banyak cara memilih seorang wakil untuk mengikuti acara tersebut?
Penyelesaian:
• Memilih 1 wakil dari 50 dosen ➔ banyak cara memilih 1 perwakilan adalah 50
(artinya boleh memilih dosen1 atau dosen2, atau sampai dosen ke-50)
• Memilih 1 wakil dari 400 mahasiswa ➔ banyak cara memilih 1 perwakilan adalah 400
(artinya boleh memilih mahasiswa1 atau mahasiswa2, atau sampai mahasiswa ke-400)
Sehingga banyaknya cara memilih 1 orang wakil untuk mengikuti acara tersebut, dari dosen atau mahasiswa
adalah 50 + 400 = 450 cara
2. Prinsip Dasar Perkalian (The Product Rule, The Rule of Product)

Jika suatu pekerjaan dapat dipisah menjadi dua pekerjaan, yaitu pekerjaan pertama yang dapat dilakukan dalam
n1 cara, dan pekerjaan kedua dapat dilakukan dalam n2 cara setelah pekerjaan pertama dilakukan maka seluruh
pekerjaan dapat dilakukan dalam n1 x n2 cara.

Contoh 1.5
1. Seorang pemuda mempunyai 4 baju dan 3 celana. Berapa banyak macamkah cara berpakaian pemuda itu
(dapat dipisahkan menjadi memakai baju kemudian memakasi celana atau sebaliknya).
Penyelesaian:
• Memilih 1 baju ➔ banyak pilihan baju adalah 4
(dalam setiap baju dapat memilih 3 macam celana)
• Memilih 1 celana ➔ banyak cara memilih celana adalah 3
(dalam setiap celana dapat memilih 4 macam baju)
Sehingga banyaknya cara berpakaian pemuda itu adalah 4 x 3 atau 3 x 4 = 12
Bentuk diagramnya dapat dilihat sebagai berikut:

12 pasangan baju dan celana sehingga ada 12 cara berpakaian


2. Seseorang akan membuat susunan angka-angka menjadi bilangan bulat positif. Jika bilangan-bilangan itu
terdiri dari satu angka, susunan dua angka, atau susunan tiga angka. Untuk susunan dua atau tiga angka tidak
ada angka yang berulang dan tidak ada susunan yang dimulai dengan angka nol. Tentukan banyaknya susunan
angka tersebut.
Penyelesaian: Soal ini dapat diselesaikan dengan menggunakan gabungan prinsip penjumlahan dan perkalian:
Pilihan angka ➔ 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, atau 9 ➔ terdapat 10 pilihan angka

✓ Banyaknya seluruh bilangan satu angka adalah 9 (yaitu angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9)


✓ Banyaknya seluruh bilangan yang tersusun dari dua angka adalah 9 x 9 = 81

➔ (isi angka pada kotak pertama yaitu banyaknya angka 10 – 1 = 9 karena syaratnya tidak boleh diawali dengan angka 0, sehingga pilihan
angkanya hanya 9 yaitu angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, atau 9)
➔ (kotak kedua dapat diisi 9 angka karena dari 10 angka yang tersedia satu angka sudah digunakan sebelumnya dan angka 0 dapat digunakan)

✓ Banyaknya seluruh bilangan yang tersusun dari tiga angka adalah 9 x 9 x 8 = 648
➔ (isi angka pada kotak pertama yaitu banyaknya angka 10 – 1 = 9 karena syaratnya tidak boleh diawali dengan angka 0, sehingga pilihan
angkanya hanya 9 yaitu angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, atau 9)
➔ (kotak kedua dapat diisi 9 angka karena dari 10 angka yang tersedia satu angka sudah digunakan sebelumnya dan angka 0 dapat digunakan)
➔ (kotak kedua dapat diisi 8 angka karena dari 9 angka yang tersedia kotak kedua dikurang 1 agar tidak ada angka yang berulang)

Jadi banyaknya susunan angka yang dimaksud adalah 9 + 81 + 648 = 738


3. Prinsip Inklusi - Ekslusi
Prinsip penjumlahan digunakan untuk mencari banyaknya unsur-unsur dari himpunan yang lepas. Untuk
mencari banyaknya unsur-unsur dari himpunan-himpunan yang tidak lepas (disjoint, saling asing) digunakan
prinsip inklusi – ekslusi, atau disebut juga metode saringan (sieve method).

Lemma
Jika A dan B adalah himpunan-himpunan bagian terhingga yang saling lepas (disjoint), maka:| A  B | = |A| + |B|

Teorema 2.1
Jika A dan B adalah himpunan-himpunan bagian terhingga dari himpunan semesta S dan A  B  , maka:
| A  B | = |A| + |B| - |A  B|

Teorema 2.2

Jika A, B, dan C adalah himpunan-himpunan bagian terhingga dari himpunan semesta S dan ketiganya tidak
saling asing, maka:
| A  B  C | = |A| + |B| + |C| – |A  B| – |A  C| – |B  C| + |A  B  C|
Contoh 1.6
1. Dari semua 200 orang siswa di suatu sekolah dasar, terdapat 95 orang siswa suka olahraga bulutangkis, 85 orang
siswa suka olahraga sepak bola, dan 30 orang siswa suka olahraga keduanya. Berapa banyak siswa yang tidak
suka olahraga bulutangkis maupun sepakbola ?

Penyelesaian:
Misalkan A adalah himpunan mahasiswa yang suka olahraga bulutangkis
B adalah himpunan mahasiswa yang suka olahraga sepakbola, maka:

|A| = 95
|B| = 85
|A  B| = 30
Sehingga: | A  B | = |A| + |B| – |A  B|
= 95 + 85 – 30
= 150
Jadi banyaknya siswa sekolah dasar yang tidak suka olahraga bulutangkis maupun sepakbola adalah 200 – 150 = 50
Contoh 1.6
2. Berapa banyak bilangan bulat antara 1 dan 100 yang habis dibagi 3 atau 5 ?
Penyelesaian:
Misalkan A adalah himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3
B adalah himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 5,
|A  B| adalah himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3 dan 5
(yaitu himpunan bilangan bulat yang habis dibagi oleh KPK dari 3 dan 5, yaitu 15)

Yang ditanyakan adalah | A  B |


Terlebih dahulu kita harus menghitung

Untuk mendapatkan: | A  B | = |A| + |B| – |A  B|


= 33 + 20 – 6
= 47
Jadi ada 47 buah bilangan yang habis dibagi 3 atau 5.
4. Prinsip Kandang Merpati (The Pigeonhole Principle, The Dirichlet Box Principle)
Secara sederhana peragaan dari prinsip kandang merpati menyebutkan bahwa jika jumlah merpati lebih banyak
dari jumlah kandang mereka (semua merpati masuk kandang dan setiap kandang memuat semua merpati),
maka paling sedikit ada satu kandang yang berisi paling sedikit dua merpati.

Teorema 2.3
Jika k + 1 atau lebih objek dimasukkan ke dalam k kotak, maka paling sedikit ada satu kotak yang berisi satu
atau lebih objek

Teorema 2.4

Jika N objek dimasukkan dalam k kotak, maka paling sedikit ada satu kotak yang berisi paling sedikit objek.
LATIHAN TUTORIAL 1
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai