Anda di halaman 1dari 12

Dimensi-Dimensi Kemanusiaan

Mulyadi
Email : ajomulyadi@gmail.com
UIN Imam Bonjol Padang

Abstrak : Dimensi kemanusiaan adalah hal ikhwal yang berhubungan dengan misi
kehidupan yang dilalui oleh manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang mesti
dikembangkan secara serasi dan seimbang melalui pendidikan terutama pendidikan
keluarga (rumah tangga) yang kemudian dilanjutkan melalui jenis dan jenjang pendidikan
formal lainnya di samping pendidikan nonformal lainnya yang akan mewarnai perilaku
kehidupan melalui pengembangan dimensi-dimensi tersebut. Di sisi lain dimensi-dimensi
kemanusiaan adalah bentuk perbedaan ukuran, postur badan termasuk sifat, sikap, bakat,
dan kemampuan, yang berbeda antara individu yang satu dengan yang lainnya.
Dalam kajian Pendidikan Islam ada tujuh macam dimensi-dimensi kemanusiaan yang
mesti dikembangkan secara seimbang dan berkesinambungan di antaranya adalah sebagai
berikut: 1) dimensi fisik; 2) dimensi akal; 3) dimensi iman; 4) dimensi akhlak; 5) dimensi
kejiwaan; 6) dimensi keindahan, dan 7) dimensi sosial-kemasyarakatan. Berbeda halnya
dengan pandangan kajian bimbingan dan konseling yang menyatakan bahwa dimensi-
dimensi kemanusiaan meliputi: 1) dimensi keindividualan; 2) dimensi sosial; 3) dimensi
kesusilaan; dan 4) dimensi keberagamaan. Dengan dimikian antara kajian Pendidikan Islam
dengan Ilmu Konseling memberikan semacam pemahaman berkenaan dengan
pengembangan semua dimensi-dimensi tersebut melalui kegiatan pendidikan, karena sekecil
apapun kegiatan pendidikan tidak terlepas dari proses latihan dan bimbingan, sehingga
terwujudlah kepribadian manusia yang mulia bagi setiap individu. Kepribadian manusia
yang mulia itu adalah kepribadian yang mampu menginplementasikan dimensi-dimensi
kemanusiaannya.
Kata Kunci: dimensi, kemanusian, bentuk

A. PENDAHULUAN Potensi kemanusiaan merupakan


Ada beberapa istilah yang berkaitan benih kemungkinan untuk menjadi ma-
GHQJDQ ³PDQXVLD´ GDODP EDKDVD $UDE nusia yang mampu memanusiakan kema-
PLVDOQ\D VDMD VHSHUWL ³Al-insan´ \DQJ EHU- nusiaannya. Manusia yang mampu untuk
arti manusia yang mempunyai hati nurani, memanusiakan kemanusiaanya adalah
³Al-basyar´ \DQJ EHUDUWL PDQXVLD \DQJ manusia yang memiliki ciri khas yang
EHUEHQWXN ODKLULDK ³An-Nas´ \DQJ EHUDUWL secara prinsipil berbeda dari hewan dan
manusia secara umum (people), dan juga makhluk ciptaan Allah yang lainnya. Ciri
³Bani Adam´ \DQJ EHUDUWL WXUXQDQ DWDX khas manusia yang membedakannya dari
cucu Nabi Adam. Semua istilah tersebut hewan dan makhluk Allah yang lainnya
menunjukkan bahwa manusia adalah terbentuk dari kumpulan terpadu dari apa
makhluk yang unik dan rumik sekaligus yang disebut dengan dimensi-dimensi ke-
makhluk yang sempurna kejadiannya bila manusiaan. Disebut dengan dimensi-
dibandingkan dengan makhluk Allah yang dimensi kemanuisaan karena secara hakiki
lainnya. Kesempurnaan tersebut salah satu sifat dan sikap tersebut hanya dimiliki oleh
diantaranya pengembangan potensi-po- manusia dan tidak terdapat pada hewan
tensi kemanusiaan sebagai bekal yang siap serta makhluk Allah yang lainnya.
dibawa oleh manusia dari semenjak lahir Zakiah Daradjad menyatakan bahwa
termasuk dimensi fitrah keber-agamaan. hakikat manusia jika dilihat dari sudut
pandang pendidikan adalah bagaimana

13
cara mengembangkan berbagai dimensi nasiya berarti lupa, kata ini menggambar
yang dimiliki oleh manusia mulai dari keistimewaan manusia sebagai khalifah di
dimensi fisik atau jasmani, dimensi akal, muka bumi. (2) Al-Basyar, bentuk jamak
dimensi iman, dimensi akhlak, dimensi dari al-Basyarat berarti kulit kepala,
kejiwaan, dimensi keindahan, dan dimensi wajah, dan tokoh. Manusia yaitu makhluk
sosial kemasyarakatan. biologis serta memiliki sifat di dalamnya.
Di samping dimensi-dimensi kemanu- Contoh: makan, minum, butuh hiburan,
siaan di atas Prayitno menambahkan seni, dan sebagainya.(3) Al-Nas berarti
dengan berbagai dimensi - dimensi kema- manusia sebagai makhluk sosial dan
nusiaan lainnya diantaranya adalah ditujukan pada seluruh manusia secara
pertama, dimensi keindividualan yang umum tanpa melihat statusnya beriman
mencakup semua aspek potensi, keunikan, atau kafir (Abidin, 2000:50).
serta dinamika manusia, kedua, dimensi Al-4XU¶DQ PHQJJXQDNDQ LVWLODK \DQJ
kesosialan yang berkaitan dengan interaksi beragam dalam menjelaskan manusia. Ke-
manusia dengan lingkungan alam sekitar- beragaman istilah tersebut sesuai dengan
nya dimana dia berada, ketiga, aspek sisi dan aspek manusia yang menjadi fokus
kesusilaan yang berkenaan dengan nilai pembicaraan. Berbagai istilah tersebut,
moral dan norma dalam kehidupan dijelaskan dalam al-4XU¶DQ MLND GL VXVXQ
bermasyarakat, dan terakhir, aspek kebe- berdasarkan karakteristik yang dipahami
ragamaan yang berkaitan dengan dari uraian-uraian diseputar penggunaan
hubungan manusia dengan Tuhannya. Se- istilah tersebut, maka dapat dirumuskan
luruh dimensi-dimensi tersebut mesti dalam tiga aspek dan enam dimensi diri
dikembangkan secara serentak pada setiap manusia. Istilah-istilah tersebut dalam al-
individu salah satu diantaranya melalui 4XU¶DQ PHOLSXWL LVWLODK al- basyar, al-ins,
proses pendidikan. al-insan, al- unas, al- al-nas, bani adam,
B. Pengertian Dimensi - dimensi al-nafs, al-aql, al-qalb, al-ruh dan al-
Kemanusiaan fithrah. Dari keseluruhan istilah ini dapat
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa disimpulkan bahwa dalam pandangan al-
Indonesia) dimensi berarti ukuran 4XU¶DQ EDKZD PDQXVLD PHPLOLNL WLJD
(panjang, lebar, tinggi, luas, dan sebagai- aspek pembentukan totalitas manusia yang
nya) (depdiknas, 2001:138). Dengan demi- secara tegas dapat dibedakan, namun
kian berdasarkan tinjauan kebahasaan di secara pasti tidak dapat dipisahkan. Ketiga
atas dapat dipahami bahwa dimensi adalah aspek tersebut adalah Pertama aspek
hal ikhwal yang berhubungan dengan misi jasmaniah (fisik biologis), Kedua aspek
kehidupan yang dilalui oleh setiap makh- nafsiah (psikis dan psikologis), Ketiga
luk, ciptaan Tuhan tak terkecuali manusia aspek rohaniah (spiritual, trasendental).
sebagai salah satu jenis makhluk yang Aspek jasmaniah adalah seluruh organ
ciptakan Allah yang memilki dimensi fisik biologi, sistem syaraf, kelenjar, sel
dalam ukuran dan postur badan termasuk manusia yang terbentuk dari unsur
sifat, sikap, bakat, dan kemampuan, yang material. Aspek nafsiah adalah keselu-
berbeda antara individu yang satu dengan ruhan kualitas kemanusiaan berupa piki-
yang lainnya (Mulyadi, 2012:36). Sedang- ran, perasaan kemauan yang muncul dari
kan kemanusiaan diambil dari suku kata dimensi al-nafs, al-aql, dan al-qlb. Aspek
manusia ditambah awDODQ ³NH´ GDQ ruhaniah adalah potensi luhur batin
DNKLUDQ ³DQ´ manusia yang bersumber dari dimensi al-
Zainal Abidin memberikan pengertian ruh, dan al- fithrah. Aspek ruhaniah ini
manusia melalui tiga istilah, masing- memiliki dua dimensi psikis dari Allah.
masing istilah tersebut adalah sebagai Karena itu aspek ruhaniah senantiasa
berikut: (1) Al- Insan, terbentuk dari kata menampilkan dua hal, yaitu sisi asal dan

14
sisi keberadaannya. Sisi asal berasaskan kandungan ibu (terbentuknya konsepsi)
pada wilayah emperis dan historis. berproses hingga tiba saatnya masa
Keberadaannya sebagai aspek psikis kelahiran. (terlahir kedunia). Kondisi ke-
manusia. Jadi, proses aktualisasi potensi jadian fisik yang prima akan menentukan
luhur batin manusia itu merupakan sisi kebahagiaan hidup bagi setiap individu
emperik dan tranendensi sifat-sifat Allah dalam menjalani kehidupan ini sesuai
(Shihab, 2002:172). dengan tugas - tugas perkembangannya.
C. Bentuk-Bentuk Dimensi Ke- Begitu juga sebaliknya apabila kondisi
manusiaan fisik atau jasmani seseorang mengalami
Membicarakan tentang dimensi- gangguan atau cacat bawaan, kondisi ini
dimensi kemanusiaan manusia, maka pem- akan berdampak terhadap tugas-tugas
bicaraan kita tidak terlepas dari unsur- perkembangan selanjutnya, terlepas dari
unsur penciptaan manusia sebagai makh- faktor kecacatan tersebut apakah di-
luk ciptaan Allah yang tinggi derajatnya sebabkan oleh kekurangan nutrisi, ke-
dan mulia kedudukannya. Sebagai manusia kurangan gizi, atau mungkin juga
ciptaan Allah yang tinggi derajatnya dan disebabkan oleh pengaruh alkohol dan
mulia kedudukannya dikarenakan kebera- mengkonsumsi obat-obatan yang di-
daan manusia dihamparan bumi yang lakukan oleh seorang ibu pada saat ke-
terhampar luas ini dan bahkan dilangit hamilan dan tak kalah pentingnya bisa
yang tinggi sekalipun, manusia memegang juga disebabkan oleh proses persalinan
tanggung jawab yang dipikulkan Tuhan pada saat kelahiran, seperti persalinan
kepadanya sebagai Kalifa Fi al- Ardh normal, spontan sesar, sunsang, atau bisa
(Sebagai Pemimpin dan Pengelola Alam juga disebabkan pada proses persalinan
Semesta) tidak hanya sebagai pengelola fakum (penyedotan) melalui alat-alat
alam, bahkan manusia dapat mengambil persalinan yang telah disediakan medis.
manfaat dari hasil pengelolaan tersebut Kondisi-kondisi seperti inilah yang akan
untuk kepentingan dan kesejahteraan umat menyebabkan kecacatan fisik atau jasmani,
manusia itu sendiri. Tuhan Yang Maha yang besar sekali dampaknya terhadap
Pengasih dan Penyayang memposisikan proses perkembangan individu dalam
manusia pada tempat yang paling tinggi menjalani tugas-tugas perkembangannya.
dari segala makhluknya yaitu sebagai Sehubungan dengan tugas-tugas
Khalifah (manager) untuk mengatur alam perkembangan sebagaimana yang telah
ini berdasarkan aturan tuhan (Ali, diuraikan di atas, Mulyadi menjelaskan
2006:14). bahwa tugas-tugas perkembangan individu
Zakiah Daradjad berpendapat bahwa adalah serangkaian tugas yang dilalui oleh
ada tujuh macam dimensi-dimensi ma- setiap individu dalam perkembangannya,
nusia yang perlu dikembangkan, ketujuh dimana setiap individu dalam menjalani
dimensi tersebut adalah dimensi fisik, akal, tugas-tugas perkembangan tersebut tidak
iman, akhlak, kejiwaan, ke-indahan, dan sama antara seorang individu dengan
dimensi sosial-kemasyarakatan (Daradjad, individu lainnya, walaupun individu ber-
1995:2). sangkutan berasal dari bapak dan ibu yang
Berikut ini akan diuraikan ketujuh sama. Apabila satu dari tugas perkem-
dimensi-dimensi kemanusiaan manusia bangan tersebut terabaikan atau terhambat
tersebut sebagai berikut : yang disebabkan oleh sesuatu hal maka
1. Dimensi Fisik/Jasmaniah keterlambatan tersebut akan berdampak
Dimensi fisik atau jasmani merupakan terhadap tugas-tugas perkembangan selan-
salah satu dimensi kemanusiaan manusia jutnya (Mulyadi, 2015:5).
yang telah dianugerahkan Allah, melalui
proses kejadian manusia sejak dalam

15
2. Dimensi Akal Berdasarkan informasi dan pema-
Dalam pandangan Islam manusia haman ayat serta pendapat Hamka di atas
merupakan makhluk yang paling sempurna dapat disimpulkan bahwa Allah mem-
kejadian dan penciptaannya, bila diban- berikan kelebihan dalam bentuk kesem-
dingkan dengan makhluk ciptaan Allah purnaan kejadian kepada manusia, di
yang lainnya (Muthahhari, 1994:11). Ke- samping potensi-potensi yang tidak di-
sempurnaan kejadian dan penciptaan miliki sepenuhnya oleh makhluk ciptaan
manusia sebagai makhluk yang paling Allah yang lainnya, seperti potensi akal,
indah dan tinggi derajatnya dikarenakan nafsu, perasaan, hati dan postur tubuh
manusia diberikan dan dibekali oleh Allah yang sempurna dan kecenderungan-
berupa akal dan pikiran. Dengan akal dan kecenderungan yang positif. Potensi-
pikiran yang diberikan Allah tersebut potensi tersebut sangat bermanfaat untuk
manusia dapat mengatasi berbagai per- mencapai tujuan hidup dan menunjang
masalahan dan keresahan yang berkenaan kehidupan manusia di atas bumi serta
dengan persoalan kehidupan yang diha- berguna untuk menyelesaikan berbagai
dapinya. persoalan hidup yang dialami manusia itu
Lebih lanjut kesempurnaan penciptaan sendiri. Namun kelebihan dalam bentuk
manusia sebagai makhluk yang paling kejadian dan kesempurnaan ciptaan
indah dan tinggi derajatnya, dikarenakan tersebut, akan dikembalikan oleh Allah
manusia dianugerahkan dan dibekali oleh kepada derajat yang paling rendah, jika
Allah di antaranya berupa akal dan pikiran. manusia tersebut lupa diri, tidak men-
Hal ini sesuai dengan firman Allah syukuri nikmat, durhaka, tidak melakukan
dalam Surat At-Tin Ayat 4: kebaikan dan menserikatkan Dia dengan
2c©SÙ V" ¨C_•ÕOU ßr¯Û ]C›_•60_ X=Ù Q \] ÕiV V
yang lainnya, merusak diri sendiri dan
lingkungannya.
Artinya: ³6HVXQJJXKQ\D .DPL WHODK 3. Dimensi Iman
menciptakan manusia dalam bentuk yang Allah SWT menyuruh hamba-Nya
sebaik-EDLNQ\D³ yang beriman supaya masuk kedalam
Berkenaan dengan terjemahan ayat di syariat Islam secara utuh dan menyeluruh
atas, Hamka menjelaskan bahwa di antara (khafah). Bentuk ajaran Islam yang secara
makhluk Allah di atas permukaan bumi seutuhnya adalah beriman kepada Allah
ini, manusialah yang diciptakan oleh Allah SWT, Malaikat dan Rasul-Nya dan kepada
dalam sebaik-baik bentuk; bentuk lahir dan al-4XU¶DQ GDQ NLWDE VHEHOXPQ\D \DQJ WHODK
bentuk batin. Bentuk tubuh dan bentuk diturunkan kepada nabi dan Rasul, Qadha
nyawa. Bentuk tubuhnya melebihi ke- baik dan buruk serta hari kiamat. Barang-
indahan bentuk tubuh hewan yang lain, siapa yang kafir sesungguhnya dia telah
tentang ukuran dirinya, tentang manis air keluar dari hidayah dan menyimpang
mukanya, sehingga dinamai basyar, sangat jauh dari tujuan Islam. Iman dalam
artinya wajah yang mengandung gembira, kajian teologis dipahami sebagai keper-
sangat berbeda dengan binatang yang lain. cayaan dalam hati, pengucapan oleh lisan,
Manusia diberi pula akal, bukan hanya dan dilakukan dalam bentuk perbuatan rill.
semata nafasnya yang turun naik. Dengan Karenanya iman memiliki tiga elemen
perseimbangan sebaik-baik tubuh dan pokok yaitu kepercayaan dalam hati, peng-
pedoman pada akalnya itu dapatlah dia ucapan oleh lisan, dan realisasi dalam
hidup di permukaan bumi ini menjadi bentuk tindakan nyata (al- Ahwani,
pengatur. Kemudian Tuhan mengutus pula 1979:109-110). Ketiga elemen tersebut
Rasul-Rasul membawakan petunjuk bagai- merupakan satu kesatuan yang utuh, antara
mana caranya menjalani hidup selamanya elemen yang satu dengan elemen yang
(Hamka, 1986:185).

16
lainnya merupakan bagian yang tak dijadikan sebagai baro meter baik
terpisahkan dari perwujudan Iman. dalam mengambil kebijakan, ke-
Melalui dimensi iman seorang muslim putusan dan aktifitas-aktifitas ke-
berkeyakinan bahwa Allah adalah tempat hidupan lainnya secara rela dan ikhlas
bersandar yang paling besar, tumpuan dengan prinsip menteladani kepri-
harapan bagi segenap hamba, himpunan badian Rasulullah.
segala doa, dari pada-Nya berpangkal e. Karakter Hari Akhir (mementingkan
segala-galanya dan kepadanya pula akan masa depan) program kehidupan yang
kembali semuanya (Mulyadi, 2017:ii). akan dijalani oleh setiap muslim di-
Keimanan yang direalisasikan secara benar susun secara berkesinambungan dilak-
akan melahirkan kepribadian murni yang sanakan dengan penuh konsisten me-
membentuk lima krakter yaitu: miliki tujuan dan misi jangka pendek
a. Karakter Rabbani, yaitu yang mampu serta jangka panjang. Oleh karena itu,
menginternalisasikan DVPD¶XO KXVQD PXODL EHNHUMD GHQJDQ GR¶D GDQ WDUJHW
kedalam tingkah laku sehari-hari. yang jelas kemudian mengevaluasi
Seperti ingin selalu memberi kasih setiap hasil yang ditetapkan. Dengan
sayang, berpikir jenih, bijaksana, karakter ini seorang konselor telah
memelihara diri dari sifat tercela. mementingkan masa depan yang akan
b. Karaktek Maliky, adalah yang dapat diperhitungkan (Mujib, 2006:154).
menginternalisasikan Malaikat yang 4. Dimensi Akhlak
selalu menjalankan perintah Allah. Secara etimologi, kata akhlak berasal
Tidak keluar satu patahpun dari mulut dari bahasa Arab Õü§• , bentuk jamak
manusia kecuali ada seorang Malaikat GDUL PXIUDGQ\D ³NKDODTD´ Õৠ, yang
yang menyaksikan, meneliti dan berarti budi pekerti. Sinonimnya adalah
mencatatnya. etika dan moral. Etika berasal dari bahasa
c. Karaktek Quraini, kata ini memiliki /DWLQ ³HWRV´ yang berarti kebiasaan.
kata akar yang sama dengan qarina Moral juga berasal dari bahasa Latin,
(indikator, bukti, petunjuk), qarana ³PRUHV´ yang berarti kebiasaannya
(menggabungkan) TDU¶X PHQJKLP- (Zubaedi, 2012:65-66).
pun), TDUD¶D (membaca) (Mujib, Menurut Abd. Hamid sebagaimana
2006:222). Melalui karakter Qurani dikutip Zubaedi menyatakan bahwa:
seorang muslim akan medmiliki ”ó‘•©ïû• 厳çû• •ŽÔ» ðë Õৠïû•
kemampuan untuk menginterna- Artinya ³$NKODN LDODK VHJDOD VLIDW
lisasikan nilai-nilai al- 4XU¶DQ GDODP PDQXVLD \DQJ WHUGLGLN´ (Zubaedi,
perilakukannya, sehingga terwujud 2012:68).
perilaku Qurani yang mempu Dengan demikian dapat disimpulkan
membaca, memahami, dan mengambil bahwa akhlak merupakan perbuatan baik
makna serta mengamalkan ajaran yang dilakukan seseorang atau sekelom-
yang terkandung dalam al-4XU¶DQ pok orang dalam rangka mengharapkan
Karena al-4XU¶DQ PHPEHULNDQ ridha Allah, termasuk perbuatan buruk
wawasan totalitas dalam semua aspek juga bagian dari akhlak seperti berdusta
kehidupan (Mujib, 2006:153). misalnya, kita semua mengetahui dusta itu
d. Karaktek Rasuli, dalam menampilkan adalah dosa dan termasuk dalam kelompok
perilaku keseharian seorang muslim akhlak Mazmumah (tercela) tetapi, dusta
hendaknya mampu bersifat seperti yang dilakukan seseorang bisa juga
Rasul yang mulia, jujur, amanah sekelompok orang untuk menyelamatkan
menyampaikan informasi dan cerdas. orang lain dalam suatu kegaduhan adalah
Melalui dimensi iman setidaknya benar dan tidak menyalahi kaedah ajaran
karakter Rasuli ini hendaknya dapat agama. Disinilah perbedaan yang men-

17
dasar antara akhlak dengan moral, budi membahas tentang perilaku manusia,
pekerti termasuk etika, norma bahkan adat termasuk hewan, baik perilaku yang
dan kebiasaan sebagai suatu prodak tanpak (under behaviore) maupun perilaku
budaya yang diyakini kebenarannya oleh yang tidak tampak (inner behaviore)
seseorang dan atau sekelompok orang, melalui gejala-gejala yang sesuai dengan
bedasrkan pikiran belaka yang dianggap objek perilaku yang ditampilkan.
benar, namun akhlah di atas itu semua, Psikologi berasal dari kata psyche dan
akhlak bersumber pada al-4XU¶DQ VHEDJDL logos. Masing-masing kata itu mempunyai
sumber uatama dari ajaran Islam. DUWL ³MLZD´ GDQ ³LOPX´ Dengan demikian
Pendidikan tentang akhlak merupakan dapat dipahami bahwa psikologi adalah
latihan membangkitkan nafsu - nafsu ilmu yang menyelidiki dan membahas
rububiyah (ketuhanan) dan meredam / tentang perbuatan dan tingkah laku
menghilangkan nafsu-nafsu syaithaniyah manusia.
(Muchtar, 2008:16). Selain itu juga Berbeda dengan Zakiah Daradjad
memperkenalkan dasar-dasar etika dan memberikan pemahaman tentang istilah
moral melalui uswah hasanah dan jiwa atau kejiwaan dengan istilah
kegiatan-kegiatan lainnya yang berkaitan kesehatan mental, sehingga beliau men-
dengan perbuatan baik dalam kehidupan definisikan kesehatan mental itu adalah
sehari-hari (Yasin, 2008:213). Dalam terhindarnya seseorang dari gangguan-
pendidikan akhlak anak dikenalkan dan gangguan kejiwaan (neorisis) dan penya-
dilatih mengenai perilaku/akhlak yang kit kejiwaan (psikosis). Dengan demikian
mulia (akhlakul karimah/ mahmudah) orang yang memiliki mental atau jiwa
seperti jujur, rendah hati, sabar dan yang sehat adalah gambaran dari diri
sebagainya serta perilaku/akhlak yang seseorang yang terhindar dari gangguan
tercela (akhlakul madzmumah) seperti dan penyakit kejiwaan, mampu menye-
dusta, takabur, khianat dan sebagainya suaikan diri, sanggup menghadapi masalah
(Muchtar, 2008:33). - masalah dan kegoncangan-kegoncangan
Menurut Norma Tarazi (2003:165) biasa, adanya keserasian antara fungsi-
apabila anak dibesarkan dengan bimbingan fungsi jiwa (tidak ada konflik) dan merasa
akhlak mulia dari orang tua dan bahwa dirinya berharga, berguna, bahagia,
lingkungan yang kondusif maka ia akan serta dapat menggunakan potensi yang ada
memiliki banyak figur untuk diteladani padanya seoptimal mungkin. Oleh karena
dan membantu dalam pembentukan itu, gangguan kesehatan mental akan
pribadi yang islami pada peserta didik. mempengaruhi 1). Perasaan : misalnya
Karena akhlak pada peserta didik perasaan cemas, takut, iri-dengki, sedih
terbentuk dari meniru, bukan nasehat atau yang tidak beralasan, marah oleh hal-hal
petunjuk. Peserta didik selalu mengawasi yang remeh, bimbang, merasa diri rendah,
tingkah laku gurunya. Maka diharapkan sombong, tertekan (frustrasi, pesimis,
guru sebagai pendidik di sekolah untuk putus asa, apatis dan sebagainya. 2).
lebih berhati-hati dalam bertindak dan Pikiran : kemampuan berpikir kurang,
selalu memberikan teladan yang baik. sukar memusatkan perhatian, mudah lupa,
5. Dimensi Kejiwaan tidak dapat melanjutkan rencana yang
Dimensi kejiwaan merupakan bagian telah dibuat. 3). Kelakuan : nakal,
dari kondisi psikologis seseorang dalam pendusta, menganiaya diri atau orang lain,
menampilkan perilaku keseharian yang menyakiti badan orang atau hatinya dan
hanya dapat diukur melalui tindakan atau berbagai kelakuan menyimpang lainnya.
perbuatan. Terkait dengan istilah kejiwaan, 4). Kesehatan Tubuh : Penyakit jasmani
sebagian ahli menyamakan istilah jiwa yang tidak disebabkan oleh gangguan
dengan kajian psikologi, sebab psikologi jasmani (Daradjat, 1996:9). Oleh karena itu,

18
jiwa memiliki pengaruh yang sangat besar kebahagiaan dimana pun, kapan pun dan
dalam kehidupan manusia. Kejiwaan pada pada saat apapun, baik bagi dirinya sendiri
dasarnya merupakan kekuatan dan maupun bagi makhluk lainnya (prayitno,
penggerak dari dalam yang mampu 1994:8).
mengendalikan serta memadukan keadaan Dengan demikian dapat dipahami,
dari seluruh unsur pada diri manusia bahwa keindahan dan ketinggian sebagai
dalam memenuhi segala kebutuhan agar anugerah Allah yang sangat luar biasa,
dapat hidup sehat, tenteram dan bahagia. yang diberikan-Nya kepada manusia,
Kejiwaan yang dimaksud di sini lebih sehingga dimensi keindahan tersebut
cenderung pada emosi seseorang, bukan menjadi salah sutu dimensi utama bagi
jiwa sebagaimana yang dipahami dalam manusia, di samping dimensi-dimensi
objek kajian ilmu jiwa. Seperti apa yang lainnya. Dimensi keindahan atau estetika
telah diuraikan di atas, maka dari itu juga respek terhadap dimensi kejiwaan,
dimensi kejiwaan seseorang perlu karena jiwa yang sehat lah yang akan
mendapat perhatian dari semua unsur yang merasakan efek dari sebuah keindahan
terkait seperti keluarga, dalam hal ini yang akan menghantarkan manusia kepada
orang tua, lingkungan rumah tangga, kebahagiaan.
pendidikan, tenaga kependidikan, masya- 7. Dimensi Sosial Kemasyarakatan
rakat dan tak kalah pentingnya diri yang Perkembangan sosial kemasyarakatan
bersangkutan. merupakan pencapaian kematangan dalam
6. Dimensi Keindahan hubungan sosial kemasyarakatan. Dapat
Keindahan atau estetika merupakan juga diartikan sebaga proses belajar untuk
salah satu bentuk dimensi utama manusia menyesuaikan diri terhadap norma-norma
karena manusia adalah makhluk ciptaan kelompok, moral dan tradisi meleburkan
Allah yang terindah dan paling tinggi diri menjadi satu kesatuan dan saling
predikatnya apabila dibandingkan dengan berkomunikasi dan bekerjasama (Yusuf,
makhluk yang lainnya. Bahkan Allah 2011:122).
adalah pencipta alam semesta yang maha Sebahagian Psikolog, beranggapan
indah dan mencintai keindahan. Lihatlah bahwa, perkembangan sosial kemasyara-
alam ini tak terlepas dari keindahan, yang katan sudah ada sejak anak lahir kedunia,
sangat menakjubkan, gunung-gunung yang terbukti seorang anak yang menangis
menghiyasi sekaligus menjadi pasak bumi adalah dalam rangka mengadakan
yang indah sekali, begitu juga sungai sosial/hubungan dengan orang lain, atau
mengalir penuh dengan keteraturan dan anak tampak mengadakan aktivitas me-
keindahan, lautan dan sebagainya tak raba, tersenyum bila memperoleh rang-
terlepas dari keindahan yang menimbul sangan dan teguran dari luar (Ahmadi,
kesejukan, ketika mata memandang. 2005:102).
Apalagi manusia, manusia adalah makhluk Perkembangan sosial kemasyarakatan
ciptaan Allah yang terindah dan paling anak sangat dipengaruhi oleh proses
tinggi predikatnya apabila dibandingkan perlakuan atau bimbingan orang tua ter-
dengan makhluk yang lainnya sebagaiman hadap anak dalam berbagai aspek
pada penjelasan di atas apakah artinya kehidupan sosial, atau norma-norma ke-
SUHGLNDW ³SDOLQJ LQGDK´ GDQ ³SDOLQJ WLQJJL´ hidupan bermasyarakat serta mendorong
itu?. Hakikat keindahan adalah rasa senang dan memberikan contoh kepada anaknya
dan bahagia. Dengan demikian predikat bagaimana menerapkan norma-norma
paling indah untuk manusia dapat diartikan yang baik dalam kehidupan sehari-hari,
bahwa tiada satupun ciptaan Tuhan yang proses inilah yang disebut dengan
menyamai keberadaan manusia yang sosialisasi nilai-nilai sosial kemasyrakatan.
mampu mendatangkan kesenangan dan Dengan demikian dapat diambil sebuah

19
benang merah bahwa perkembangan sosial tujuh adalah bahwa manusia memiliki
anak termasuk sosial kemasyarakatan anak berbagai dimensi yang tidak hanya terdiri
adalah melalui proses bimbingan orang tua dari jasmani dan rohani saja, akan tetapi
kepada anaknya dalam berbaagai aspek lebih dari itu. Pembagian dimensi dimensi
sosial, berintegrasi dalam lingkungan manusia menjadi tujuh macam tersebut,
masyarakat. sudah memadai, meskipun dapat
Interaksi dan komunikasi sosial yang dikembangkan lebih banyak lagi. Dimensi-
kita butuhkan tentu tidak hanya sekedar dimensi tersebut harus diberlakukan secara
interaksi dan komunikasi biasa, tetapi seimbang dan dikembangkan secara ber-
interaksi dan komuniksi sosial yang ber- sama-sama dalam proses pendidikan.
kualitas dan dibangun atas dasar kasih Konsruksi fisik manusia merupakan
sayang, ketulusan dan keharmonisan. Nilai sebuah konstruksi yang sempurna di antara
- nilai kemasyarakatan di dunia memang bentuk jasmani semua makhluk Allah se-
berbeda. Setiap budaya tertentu yang luruh anggota badan termasuk panca
dianggap lebih penting. Masyarakat Barat, inderanya menjadikan manusia memiliki
misalnya, lebih menjunjung tinggi nilai- keluwesan untuk melakukan berbagai
nalai kebebasan berekspresi, hak-hak aktivitas dalam bentuk apapun.
individual serta nasionalitas, sedangkan Pengembangan seluruh dimensi-
masyarakat Timur lebih mementingkan dimensi tersebut di atas merupakan
kebersamaan dan ketuhanan. Namun tanggung jawab diri manusia itu sendiri,
walaupun demikian, dalam perhargaan orang tua, para pendidik dan masyarakat.
terhadap nilai-nilai perdamaian, ke- Orang tua memiliki peranan yang sangat
harmonian, toleransi, keadilan dan kese- penting dalam memulai upaya pengem-
jahteraan sosial tampaknya tidak banyak bangan seluruh dimensi-dimensi kemanu-
perbedaan baik di Barat maupun di Timur. siaan manusia tersebut secara seimbang
Oleh karena itu, interaksi sosial yang dalam kehidupan keluarga. Para pendidik
harmoni pun menjadi penting bagi dan tenaga pendidikan memiliki peranan
masyarakat dari belahan dunia manapun. yang sangat besar dalam melanjutkan
Dalam ajaran Islam, interaksi dan upaya pengembangan seluruh dimensi ter-
komunikasi sosial yang didasari dengan sebut dalam proses keterlaksanaan pen-
kasih sayang atau silaturrahmi, merupakan didikan. Demikian juga masyarakat,
sesuatu yang sangat dianjurkan, sebaliknya memiliki tanggung jawab dan peranan
memutuskan silaturrahmi sebagai sesuatu seluruh dimensi manusia secara seimbang,
yang dilarang. Nabi Muhammad SAW meskipun tidak mungkin seseorang dengan
pernah bersabda bahwa orang yang sedirinya mampu mengembangkan seluruh
memutuskan pertemanan tidak akan masuk dimensi yang ada, akan tetapi diri manusia
surga termasuk orang-orang yang paling itulah yang memegang peranan utama
dibenci di sisi Allah SWT. Di lain ke- dalam mengembangkannya. Hal ini di-
sempatan beliau pun pernah bersabda sebabkan, karena dalam diri setiap
bahwa rahmat itu tidak akan diturunkan manusia terdapat unsur motivasi untuk
pada suatu bangsa yang di dalamnya ada mengmbangkan seluruh dimensi yang ada.
orang suka memutuskan tali silaturrahmi, Jika tidak ada motivasi dalam diri manusia
dan pintu langitpun tertutup bagi mereka. maka upaya pengembangan tersebut akan
Beberapa hadis berikut menunjukkan sulit tercapai dengan baik. Oleh karena itu,
bagaimana Islam menghendaki interaksi semua pihak memiliki peranan yang sama
dan komunikasi sosial yang harmonis besar, sebab pengembangan dimensi
diantara sesama. manusia merupakan satu-satunya jalan
Bagi Zakiah Daradjad yang menjadi untuk meningkatkan kualitas hidup
dasar dimensi-dimensi manusia itu dibagi manusia.

20
Selanjutnya pemikiran yang hampir dengan cara membantunya menilai
bersamaan terkait dengan dimensi-dimensi kekuatan dan kelemahan diri dalam
manusia juga dikemukakan oleh Prayitno kegiatan untuk mencapai kemajuan tujuan
dan Erman Amti yang menjelaskan bahwa hidup dan karir (Surya, 2003:24).
dimensi-dimensi manusia dapat dikelom- b. Dimensi Kesosialan
pokkan menjadi empat dimensi yang ter- Adanya dimensi kesosialan pada diri
diri dari pertama dimensi keindi-vidualan, manusia tampak lebih jelas pada dorongan
kedua dimensi kesosialan, ketiga dimensi untuk bergaul. Dengan adanya dorongan
kesusilaan dan keempat dimensi keber- untuk bergaul, setiap orang ingin bertemu
agamaan. Keempat dimensi tersebut akan dengan sesamanya. Seseorang dapat
diuraikan satu persatu dibawah ini sebagai mengembangkan kegemarannya, sikapnya,
berikut : cita-citanya di dalam interaksi dengan
a. Dimensi Keindividualan sesamanya. Seseorang juga memiliki
Dalam bahsa Latin individu bersal kesempatan untuk belajar dari orang lain,
dari kata individumum EHUDUWL ³\DQJ WDN mengidentifikasi sifat-sifat yang ada pada
WHUEDJL´ 6HGDQJNDQ PHQXUXW Lysen diri orang lain atau yang dikagumi pada
PHQJDUWLNDQ LQGLYLGX VHEDJDL ³RUDQJ DWDX diri orang lain. Manusia sebagai makhluk
seorDQJ´ VHVXDWX \DQJ PHUXSDNDQ VXDWX yang sosial yang sangat membutuhkan
keutuhan yang tidak dapat dibagi-bagi. bantuan orang lain, manusia juga akan
Selanjutnya individu juga diartikan menjadi manusia yang sempurna manakala
sebagai pribadi, karena adanya ke- manusia itu dalam kehidupan ini selalu
individualitas itu setiap orang memiliki menjalani hubungan dengan manusia lain
kehendak, perasaan, cita-cita, kecen- (Hasymi, 2012:101).
drungan, semangat dan daya tahan yang Pegembangan dimensi kesosialan ini
berbeda (Prayitno, 1994:63). memungkinkan seseorang mampu ber-
Dimensi keindividual dalam konseling interaksi, berkomunikasi, bergaul, be-kerja
adalah manusia diciptakan oleh Tuhan sama, hidup bersama dengan orang lain,
memiliki kepribadian yang berbeda-beda. dan mampu membina hubungan rumah
Kepribadian adalah suatu organisasi yang tangga yang baik. Dimensi kesosialan
dinamis dari sistem psikophisik individu dalam konseling adalah manusia sebagai
yang menentukan tingkah laku dan pikiran makhluk sosial yang dalam hidupnya
yang unik terhadap lingkungan. Para senantiasa menjalin interaksi dengan orang
sosiolog membagi tipe kepribadian manu- lain. Dimensi sosial ini akan nampak
sia berdasarkan konstitusi psikis, fisik terlihat jelas dalam teori konseling beha-
bahkan sampai berdasarkan kebudayaan. vioristik yang menganggap perilaku manu-
Pengetahuan yang baik tentang kepriba- sia sebagai hasil belajar dari lingkungan
dian penting artinya dalam kegiatan dimana ia tinggal. Konseling individual
konseling karena hal inilah yang harus Adler juga memperlihatkan dimensi ini
dipahami lebih dahulu oleh konselor dengan berasumsi bahwa manusia adalah
sebagai langkah awal pemberian bantuan. makhluk yang dikuasai oleh inferiority
Teori konseling Trait and Factor complex sehingga ia selalu berkompetisi
memberikan tempat istimewa bagi dimensi dalam melakukan interaksi sosial untuk
individualitas ini. Kepribadian seorang mencapai keunggulan (Prayitno, 1994:28).
merupakan suatu sistem sifat dan faktor c. Dimensi Kesusilaan
yang saling berkaitan antara satu dengan Susila berasal dari kata su dan sila
yang lainnya seperti kecakapan, minat dan yang artinya kepantasan yang lebih tinggi.
sikap. Tugas konseling ini adalah Akan tetapi di dalam kehidupan bermasya-
membantu individu dalam memperoleh rakat orang tidak cukup hanya berbuat
kemajuan memahami dan mengelola diri pantas jika di dalam yang pantas atau

21
sopan itu terkandung kejahatan terselu- anak Adam dari sulbi mereka dan Allah
bung. Karena itu maka pengertian yang mengambil kesaksian terhadap jiwa
lebih, dalam bahasa ilmiah sering di- mereka (seraya berfirman): "Bukankah
gunakan dua macam istilah yang mem- aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab:
punyai konotasi yang berbeda yaitu: etiket "Betul (Engkau Tuban kami), Kami
(kepantasan dan kesopanan) dan etika menjadi saksi". (kami lakukan yang
(persoalan kebaikan). Kesusilaan men- demikian itu) agar di hari kiamat kamu
cakup etika dan etiket. Persoalan ke- tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami
susilaan selalu berhubungan erat dengan (Bani Adam) adalah orang-orang yang
nilai-nilai. Pada hakikatnya manusia lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)"
memiliki kemampuan untuk mengambil Menurut Al-attas, ketundukan
keputusan susila, serta melaksakannya manusia sebelum kelahirannya keatas
sehingga dikatakan manusia itu adalah bumi sebagaimana yang dijelaskan oleh
makhluk susila. ayat di atas menunjukan hutang manusia
Dimensi kesusilaan dalam konseling kepada Allah dengan menyerahkan diri
adalah manusia dalam mengembangkan untuk mengabdi kepada Allah. Kewajiban
dimensi individual dan dimensi sosial ini dirasakan oleh umat manusia sebagai
memerlukan norma dan etika yang meng- suatu kecendrungan yang wajar dan
atur bagaimana agar kedua dimensi alamiyah (Ramayulis, 2011:77).
tersebut berjalan secara seimbang. Dimensi keberagamaan merupakan
Dimensi kesusilaan ini merupakan pemer- salah satu karakteristik esensial eksistensi
satu, sehingga dimensi individual dan manusia yang terungkap dalam bentuk
sosial dapat bertemu dalam satu kesatuan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran
yang penuh makna apabila ketiga dimensi suatu agama yang diwujudkan dalam sikap
ini berkembang secara optimal manusia dan perilaku. Keberagamaan mengisyarat-
dapat mencapai taraf kebudayaan tinggi kan bahwa adanya pengakuan dan pelak-
dan menguasai teknologi tercanggih se- sanaan yang sungguh atas suatu agama.
kalipun. Manusia memiliki potensi untuk mampu
d. Dimensi Keberagamaan beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Dalam pandangan Islam, sejak lahir Maha Esa (Prayitno, 1994:13).
manusia telah mempunyai jiwa agama, Dalam dimensi keberagamaan ini
jiwa yang mengakui adanya zat yang manusia menghubungkan diri dalam ka-
Maha Pencipta dan Maha Kuasa yaitu itannya dengan Tuhan semesta alam.
Allah SWT sejak di alam roh, manusia Manusia tidak terpukau pada kehidupan di
telah memiliki komitmen bahwa Allah dunia saja, melainkan mengkaitkan secara
adalah tuhannya, pandangan ini bersumber serasi, selaras, dan seimbang kehidupan
pada firman Allah dalam Q.S.al-$¶Uaf dunianya itu dikaitkan dengan kehidupan
:172. akhirat (Prayitno, 1994:13).
×1ÆMW-Žc®JqÉl Ô2°F®qSÀIÁ¿ C°% W3\j XÄ Ü³®BW C°% \ v Xq [kV]U Ùl¯ XT
Selain itu agama juga memberikan
manusia kemantapan batin, rasa bahagia,
rasa terlindungi, rasa sukses dan rasa puas
ƒ rQ"W SÅ V ×1Å ¯P Wm¯ Á0Ô•V U ×1®M¦†ÁÝ5U rQ"Wà ×1ÉF\iSMÕ•U XT pada diri manusia (Jalaluddin, 2005:254).
Pelaksanaan agama dalam hidup tidak
ÕCWÃ ‰=Á •5¯ °R\-›Xjª Ù W3×SWc SÅ SÁ V" EU ƒ W5Õi¯I[‰ hanya sekedar melaksanakannya saja, akan
tetapi harus seluruh kehidupan diken-
§ª°«¨ WÛ ¯ °Ý›[Î [k›\F dalikan dan dibimbing oleh agama. Agama
juga menjadi penentu kebahagiaan dan
Artinya: ³'DQ LQJDWODK NHWLND ketenangan hidup (Drajat, 1974:15).
Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-

22
Pengembangan tiga dimensi terdahulu annya. Sebaliknya, pengembangan yang
belum menyentuh kebutuhan manusia tidak utuh terjadi apabila pengembangan
akan nilai-nilai agama yang dibutuhkan terhadap dimensi-dimensi dari hakikat
bagi kehidupan di akhirat kelak. Ke- manusia dilakukan secara tidak optimal,
hidupan manusia yang lengkap adalah atau terdapatnya dimensi yang kurang
kehidupan yang mampu menjangkau dua diperhatikan. Keseluruhan dari dimensi-
bentuk kehidupan, yaitu sekarang dan dimensi kemanusiaan itu secara serentak
mendatang. Kajian konseling Barat pada dikembang salah satu diantaranya melalui
mulanya belum mampu menjangkau pendikan.
dimensi terdalam manusia yaitu Faktor yang mempengaruhi semua
spiritualitas atau keagamaan. Meskipun dimensi sebagian besar adalah pendidikan,
Victor Frankl pencetus logoterapi berhasil masyarakat, alam sekitarnya dan lain-lain.
mengungkap dimensi ini, namun tidak Dan dari keempat dimensi yang dibahas,
mengandung konotasi ketuhanan, tetapi ada satu dimensi yang harus menjadi
lebih pada kualitas khas insani. pegangan agar dalam pelaksanaannya se-
Dengan memperhatikan keempat suai dengan yang diharapkan, yaitu
dimensi di atas manusia diharapkan dimensi keagamaan, dalam hal ini menjadi
mampu mencapai derajat keutuhan sesuai pondasi yang paling utama dan yang
dengan penciptaannya sebagai makhluk paling indah menuju indahnya hidup
yang indah, tidak saja menguasai teknologi didunia dan setelah mati nantinya.
tetapi juga memahami dan mengamalkan E. DAFTAR PUSTAKA
ajaran agamanya (Surya, 2003:25). Abdurrahman, Agus, 2013, Psikologi
D. KESIMPULAN sosial, Jakarta: PT.Raja Grafindo
Terlepas dari banyaknya pandangan Persada
tentang hakikat manusia, nyatanya Abidin, Zainal, 2000, Memahami manusia
sangatlah sulit untuk mendeskripsikan melalui filsafat, Bandung: Rosda
manusia dalam satu pengertian yang utuh. Karya
Namun sebagai umat beragama kita se- Ahmadi, Abu, 2005, Psikologi
pakat bahwa manusia ialah sebaik-baik Perkembangan, Jakarta, PT. Rineka
makhluk yang diciptakan oleh Sang Maha Cipta
Pencipta. al- $KZDQL $KPDG )X¶DG Al-
Manusia sebagai sebaik-baik makhluk Tarbiyah fi al-Islam, Kairo: Dar al-
setidaknya memiliki dimensi-dimensi yang 0D¶DULI
menjadi bagian dalam dirinya. Dimensi Ali, Muhammad Daud, 2006, Pendidikan
dimensi yang dimaksud ialah dimensi Agama Islam Jakarta: PT.Raja
keindividualan, kesosialan, kesusilaan dan Grafindo
keberagamaan. Sehingga menjadi peran Ali, Yunasril, 1997, Manusia Citra Ilahi
pendidikan untuk mengembangkan Pengembangan Konsep Insan Kamil
dimensi - dimensi tersebut untuk me- ,EQ¶$UDEL ROHK DO-Jili, Jakarta:
wujudkan manusia seutuhnya. Dari proses Paramadina
pengembangan dimensi tersebut, pada al-Maraghi, Ahmad Mustafa, 1971, Tafsir
hasil akhirnya kita dapat membedakanya al- Maraghi Juz I Bairut: Libanon Dar
menjadi dua yaitu, pengembangan yang al-Fikr
utuh dan pengembangan tidak utuh. Al-Nahlawi, Abdurrahman, 1995,
Pengembangan dikatakan utuh apabila ke- Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah
seluruhan dimensi hakikat manusia telah dan Masyarakat, Jakarta: Gema Insani
dikembangkan secara optimal sebagai satu Press
kesatuan. Keutuhan ini dapat kita lihat dari Asmaran As, 1992, Pengantar Studi
wujud dimensi dan arah pengembang- Akhlak, Jakarta: Grafindo Persada

23
Baharudin, 2004, Pengantar Psikologi Prayitno dan Erman Amti, 1994, Proyek
Islami, Yogyakarta: Pustaka pelajar Pembinaan dan Peningkatan Mutu
Basyir, Ahmad Azhar, 1994, Refleksi atas Tenaga Kependidikan, Direktorat
Persoalan keislaman, Bandung : Jenderal Pendidikan Tinggi Depar-
Mizan temen Pendidikan dan Kebudayaan
Daradjad, Zakiah, 1995, Pendidikan Islam Ramayulis, 2011, Psikologi Agama,
dalam Keluarga dan Sekolah, Jakarta: Jakarta: Kalam Mulia
Ruhama Shihab, M. Quraish 2002, Tafsir al-
________, Zakiah, 1974, Pembinaan Misbah: Pesan, Kesan, dan Kese-
Jiwa/Mental, Jakarta: Bulan Bintang rasian al-4XU¶DQ Jakarta : Lantera
________, Zakiah, 1996, Islam dan Hati,
Kesehatan Mental, Jakarta: PT. Toko Surya, Muhammad, 2003, Teori
Gunung Agung Konseling, Pustaka Bani Qurasy,
Departemen Pendidikan Nasional, 2001, Bandung
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tarazi, Norma, 2003, The Cild In Islam : a
Jakarta : Balai Pustaka 0RVOLP 3DUHQW¶V +DQGERRN WHUM
Dt. R. Panjang, Hasymi, 2012, Tafsir Ayat Nawang Sri Wahyuningsih, Wahai Ibu
Bimbingan Dan Konseling, Padang: Kenalilah Anakmu : Pegangan Orang
Hayfa Press Tua Muslim Untuk Mendidik Anak,
F.j.Monks, Siti Rahayu Haditono. 1999, Bandung : Mitra Pustaka
Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Yasin, Abdul Fatah, 2008, Dimensi
Gajah Mada University Press Dimensi Pendidikan Islam, Malang:
Hamka, 1986, Tafsir Al Azhar Juz XXX, UIN Malang Press
Surabaya: Pustaka Islam Yusuf, Syamsul, 2011, Psikologi
Jalaluddin, 2005Psikolgi Agama, Jakarta: Perkembangan Anak dan Remaja,
PT. Raja Grafindo Persada Bandung : PT. Remaja Rosda Karya
Muchtar, Heri Jauhari, 2008, Fiqih Zubaedi, 2012, Filsafat Pendidikan Islam,
Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Yogyakarta:Pustaka Pelaja
Karya
Mujib, Abdul, 2006, Kepribadian dalam
Psikologi Islam, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Mulyadi, 2015, Tugas - Tugas
Perkembangan Remaja, Materi Kuliah
Psikologi Perkembangan II Anak dan
Remaja.
________, 2017, Bimbingan dan
Konseling di Sekolah dan Madrasah,
Jakarta: Prenada Media Grup,
Muthahhari, Murtadha, 1994, Manusia
Sempurna Pandangan Islam Tentang
Hakekat Manusia, terj. Jakarta:
Lentera
Nasution, Harun, 1986, Akal dan Wahyu
Dalam Islam, Jakarta: UI Press
Noorsyam, Muhammad , 1984, Filsafat
Pendidikan dan Dasar Filsafat
Pancasila. Surabaya : Usaha Nasional

24

Anda mungkin juga menyukai