Anda di halaman 1dari 2

NAMA : ANGGITA AULIA L

NPM : 2019210021 / AK19B


TUGAS 5 AGAMA

1. Bagaimana analisa anda tentang kebahagiaan menurut Al Ghazali 

Menurut al-Ghazali, puncak kebahagiaan pada manusia adalah jika dia berhasil mencapai
”ma’rifatullah”, telah mengenal Allah SWT. Selanjutnya al-Ghazali menyatakan, ”Ketahuilah
bahagia tiap-tiap sesuatu ialah bila kita rasai nikmat kesenangan dan kelezatannya dan kelezatan
itu ialah menurut tabiat kejadian masing-masing. Maka, kelezatan (mata) ialah melihat rupa yang
indah, kenikmatan telinga mendengar suara yang merdu, demikian pula segala anggota yang lain
dari tubuh manusia. Ada pun kelezatan hati ialah teguh makrifat kepada Allah karena hati itu
dijadikan ialah buat mengingat Tuhan.

Seorang hamba rakyat akan sangat gembira kalau dia dapat berkenalan dengan wazir;
kegembiraan itu naik berlipat-ganda kalau dia dapat berkenalan pula dengan raja. Tentu saja
berkenalan dengan Allah adalah puncak dari segala macam kegembiraan lebih dari apa yang
dapat dikira-kirakan manusia sebab tidak ada yang maujud ini yang lebih dari kemuliaan Allah.
Oleh sebab itu, tidak ada makrifat yang lebih lezat daripada ma’rifatullah.

2. Kebahagiaan seperti apa yang dijamin oleh Islam, jelaskan analisa anda

Rasulullah SAW bersabda, ''Empat macam dari kebahagiaan manusia, yaitu istri yang salehah,
anak yang berbakti, teman-temannya adalah orang-orang yang baik, dan mata pencahariannya
berada dalam negaranya sendiri.'' (HR Ad Dailami).

Salah satu hal yang dicari oleh setiap manusia dalam kehidupan ini adalah kebahagiaan,
meskipun setiap orang berbeda indikatornya. Ada sebagian orang yang menilai kebahagiaan itu
ketika memiliki harta yang banyak. Ada pula yang menilai kebahagiaan dengan pangkat dan
jabatan yang diraihnya. Tetapi, bagi seorang Muslim, kebahagian itu bukan diukur dengan harta
atau pangkat yang dimilikinya semata.

3. Jelaskan Kebahgiaan berdasarkan Alquran dan Alhadits

Kebahagiaan di dunia itu sifatnya hanyalah sementara. Ada pun kebahagiaan di dunia, itu
hanyalah perhiasan duniawi yang tidak bisa dibandingkan dengan kebahagiaan di akhirat
nanti yang jauh lebih baik dari seisi dunia, sebagaimana janji Allah SWT dalam QS. Asy-
Syura ayat 20 yang artinya berbunyi “Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat,
akan Kami tambah keuntungan itu padanya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan
di dunia, maka Kami berikan padanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya
suatu bahagia pun di akhirat.”

Allah SWT yang Maha Tahu dan Maha Adil telah menjelaskan makna kebahagiaan dalam Al-
Qur’an bahwa kebahagiaan yang hakiki itu kuncinya adalah dengan bersyukur. Jangan
mengukur kebahagiaan dengan melihat kehidupan orang lain yang jauh diatas kita status
sosialnya, tapi lihatlah mereka yang jauh lebih beriman daripada kita, sehingga kita selalu
mawas diri dan tidak melupakan akhirat sebagai tujuan akhir dari kehidupan kita, dan tidak
mengejar kebahagiaan di dunia hingga melalaikan kewajiban kita sebagai seorang muslim.

Anda mungkin juga menyukai