Nim : M011191117
Tugas Paper
Pengertian Diversifikasi
Upaya mencari dan menciptakan produk atau pasar baru atau keduanya dalam
rangka mengejar pertumbuhan, peningkatan penjualan, profitabilitas, dan
fleksibilitas.
Suatu perluasan pemilihan barang dan jasa yang dijual oleh perusahaan dengan
menambah produk baru atau jasa ataupun memperbaiki tipe, warna, mode, ukuran,
jenis dari produk yang sudah ada dalam rangka memeroleh laba maksimal.
Pengertian Diversifikasi Menurut Kotler
Salah satu cara untuk meningkatkan kinerja bisnis yang ada dengan jalan
mengidentifikasi peluang untuk menambah bisnis menarik yang tidak berkaitan
dengan bisnis perusahaan saat in
Diversifikasi Pangan
Diversifikasi pangan adalah suatu program untuk masyarakat tidak terpaku pada
satu jenis makanan pokok saja.
Diversifikasi produk
Sehingga dengan begitu, perusahaan tidak akan bergantung pada satu jenis
produknya saja. Tetapi perusahaan juga dapat mengandalkan jenis produk lainnya
(produk diversifikasi).
Bahkan, diversifikasi adalah untuk membuat produk tahan lebih lama, memenuhi
selera, kebutuhan dan harapan konsumen, mempermudah transportasi, menyerap
tenaga kerja dan lain sebagainya.
2. Tumpang Sari
Diversifikasi ini dilakukan melakukan penanaman beberapa jenis tanaman secara
bersamaan pada lahan yang sama.
Strategi Diversifikasi
Banyak orang yang menggunakan strategi investasi dengan cara berbisnis, sebab
dianggap tidak ribet dan bisa bertahan lama bahkan diwariskan kepada generasi
selanjutnya.
Jadi, diversifikasi adalah tindakan untuk membuat sesuatu menjadi lebih beragam
agar tidak terpaku pada satu jenis.
Petani melakukan diversifikasi produk hasil hutan rakyat. Hal ini merupakan
bagian dari strategi penghidupan petani untuk memenuhi kebutuhan hidup jangka
pendek, menengah dan panjang serta meningkatkan kesejahteraanya. Untuk
mengetahui bentuk-bentuk diversifikasi dan pengaruhnya terhadap penghidupan
dilakukan survey rumah tangga pertani hutan rakyat sebanyak 90 responden. Hasil
survey menunjukkan bahwa diversifikasi produk hasil hutan rakyat dilakukan
dengan mengkombinasikan tanaman pertanian, perkebunan dan kehutanan dalam
lahan hutan rakyat dengan pola agroforestry. Pilihan jenis tanaman tersebut
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek, menengah dan panjang.
Petani memenuhi kebutuhan jangka pendek dari hasil tanaman pertanian, jangka
menengah dari tanaman perkebunan dan jangka panjang dari pohon
Pengelolaan hutan rakyat telah memberikan berbagai dampak baik bagi masyarakat
pemilik yang ada di sekitar hutan, industri maupun lingkungan secara umum.
Hutan rakyat telah mengalami perkembangan mulai dari untuk tujuan lingkungan
dan konservasi hingga menjadi komoditas ekonomi. Peran hutan rakyat dalam
penghidupan masyarakat sangatlah penting. Hal ini dapat dilihat dari semakin
berkembangnya pengelolaan hutan rakyat. Kontribusi hutan rakyat terhadap
penghidupan masyarakat sangat beragam yang dipengaruhi oleh luas hutan rakyat,
intensitas pengelolaannya dan strategi penghidupan masyarakat. Keputusan petani
untuk menanam tanaman pangan di lahan hutan rakyat didasarkan atas
pertimbangan kebutuhan pemenuhan bahan pangan keluarga petani dan keputusan
menanam tanaman perdagangan di dasarkan atas kesesuaian iklim, dukungan
modal dan harapan mendapatkan nilai lebih jika dijual di pasar [8]. Dengan
demikian pemikiran petani telah mempertimbangkan aspek efisiensi lahan dan
diversifikasi penggunaan lahan.
Petani melakukan diversifikasi hasil hutan rakyat sebagai strategi untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya (jangka pendek, menengah dan panjang). Pilihan jenis
tanaman (tanaman pertanian, perkebunan dan kehutanan) menentukan bentuk
diversifikasi hasil hutan rakyat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bentuk-
bentuk diversifikasi pemanfaatan lahan hutan rakyat sebagai strategi penghidupan
petani dan menghitung kontribusi hasil hutan rakyat.
Industri material kehutanan yang berorientasi pada material masa depan perlu
diperkuat. Penguatan dapat dilakukan dengan eksplorasi dan diversifikasi produk
dan jasa hasil hutan.
Salah satu faktor terjadinya peningkatan nilai adalah adanya upaya peningkatan
penggunaan nilai kayu dari yang bernilai rendah (palet) menjadi yang bernilai
tinggi (mebel). Peningkatan nilai yang diterima petani hutan rakyat akan memberi
motivasi mereka untuk melestarikan hutan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tahapan-tahapan pemanenan dan pengolahan kayu hutan rakyat,
alokasi biaya pemanenan, dan peningkatan nilai ekonomi yang diakibatkan dari
dua jenis penggunaan kayu yang berbeda yaitu mebel dan palet. Tahapan
pemanenan dan pengolahan kayu di hutan rakyat tergolong sederhana yaitu tahap
penebangan, penyaradan, pemuatan, pengangkutan, pembongkaran, dan
penggergajian kayu. Pemanenan kayu sepenuhnya dilakukan oleh tengkulak,
sedangkan pengolahan kayu dilakukan oleh industri penggergajian kayu. Terjadi
peningkatan volume kayu sebesar 2,26 dan peningkatan nilai ekonomi sebesar
2,51. Peningkatan nilai ekonomi terjadi dikarenakan adanya peningkatan
penggunaan kayu dari palet menjadi mebel. Peningkatan yang cukup besar tersebut
diharapkan secara nyata dengan mudah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
melestarikan hutan rakyat.
Salah satu kawasan hutan tetap yang ditetapkan pemerintah untuk tetap
dipertahankan adalah Taman Hutan Raya (Tahura). Tahura Bukit Barisan
merupakan salah satu Kawasan Pelestarian Alam di Provinsi Sumatera Utara yang
memberikan kontribusi terhadap penghidupan masyarakat yang berada di
sekitarnya. Namun pada saat ini kondisi kawasan Tahura Bukit Barisan cukup
mendapat tekanan dari berbagai bentuk pemanfaatan yang dilakukan oleh
masyarakat yang kurang terkendali sehingga mengancam kelestarian ekosistem
kawasan Tahura Bukit Barisan. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk,
maka meningkat pula kebutuhan terhadap lahan untuk berbagai kepentingan. Hal
ini juga yang terjadi di sekitar kawasan hutan Taman Hutan Raya Bukit Barisan.
Tingkat ketergantungan masyarakat terhadap kawasan ini sangat tinggi, karena
sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Dalam pengelolaan lahan
pertaniannya mereka membutuhkan lahan
Sehingga kawasan hutan Tahura Bukit Barisan sangat rentan dari gangguan
masyarakat sekitar. Karena pola pemanfaatan yang dilakukan selama ini bersifat
ekstraktif (hanya mengambil) hasil hutan saja tanpa ada upaya budidaya.