Anda di halaman 1dari 10

PROSEDUR

KEGEL EXERCISE (1)

Deskripsi : Suatu latihan ptp dasar panggul Puboccoccygeus (PC) atau Pelvic Floor Muscle
yang digunakan untuk terapi pada seseorang yang tidak mampu mengontrol
keluarnya urine
Tujuan : a. Menguatkan otot-otot yang mengontrol aliran urine.
b. untuk mengatasi inkontinensia urine
c. lansia dapat mengontrol berkemih
d. menghindari resiko jatuh pada lansia akibat urine yang tercecer
Indikasi : Lansia yang mengalami permasalahan miksi dalam pengontrolan otot dasar
panggulnya
KontrIndikasi : a. Penderita penyakit jantung
b. Penderita diabetes
c. Penderita hipertensi

NO LANGKAH RASIONAL
1 Mempersiapkan klien dan lingkungan Dengan lingkungan yang tenang, pasien
yang tenang akan merasakan rileks
2 Menyampaikan salam dan Membangun komunikasi terapeutik
memperkenalkan diri kepada pasien dalam BHSP
Komunikasi terapeutik meningkatkan
pemahaman dan membantu terbentuknya
hubungan yang konstruktif di antara
perawat dengan klien. tahap perkenalan
atau tahap orientasi pada tahap ini antara
petugas/dokter dan pasien terjadi kontak
dan pada tahap ini penampilan fisik
begitu penting karena dimensi fisik
paling terbuka untuk diamati. Kualitas-
kualitas lain seperti sifat bersahabat
kehangatan, keterbukaan dan dinamisme
juga terungkap.
3 Mengatur posisi klien agar nyaman Memberikan kenyamanan pada pasien
dan memastikan pasien siap diberi
tindakan
4 Menjelaskan tujuan dari tindakan yang Penjelasan tujuan yang efektif
dilakukan memungkinkan partisipasi pasien dalam
melakukan prosedur dengan memotivasi
pasien dengan menjelaskan manfaat yang
didapatkan bila melakukan prosedur.
(Pasero and McCaffery, 2011).
5 Memberikan kesempatan kepada klien Mendukung kemampuan pasien untuk
untuk bertanya tentang prosedur memahami informasi dan memungkinkan
pasien mendapatkan klarifikasi mengenai
prosedur yang akan dijalani. Membantu
perawat untuk mengetahui tingkat
pengetahuan pasien dan kesiapan pasien
mengenai prosedur yg akan dilakukan.
(TJC, 2011)
6 Menanyakan kesiapan klien Melihat kesiapan pasien berpartisipasi
dalam tindakan prosedur dan apakah
pasien memiliki fleksibilitas dan
kekuatan otot yang cukup untuk
melakukan latihan kegel. (Perry and
Potter, 2014)
7 Meminta klien untuk memilih posisi latihan Posisi yang nyaman sangat utama
yang paling nyaman: posisi duduk, atau diperhatikan terlebih lagi dengan
posisi terlentang atau posisi berdiri disesuaikan kondisi dari lansia dalam
melakukan Latihan kegel. Price, et al,
2010. Pada lansia dapat terjadi gangguan
gerak dan nyeri pada beberapa bagian
tubuh seperti leher, bahu, leher,
punggung bawah, lutut dan kaki dengan
prevalensi terbesar adalah nyeri
punggung bawah. Beberapa hal yang
dapat mempengaruhi timbulnya nyeri
punggung bawah atau Low Back Pain
(LBP) pada lansia dapat disebabkan
kebiasaan duduk lama (Wong et al.,
2017)
8 Mengintruksikan klien untuk Memberitahukan pasien agar lebih focus
berkonsentrasi pada otot panggul. dalam pengendalian relaksasi otot
panggul yang sedang dilakukan.
9 Bila posisi tidur terlentang : Saat melakukan dengan posisi terlentang
Membimbing klien untuk mengencangkan kedua lutut di tekuk tanpa saling
otot-otot di sekitar anus, dengan cara kaki berdekatan. Kemudian mencoba untuk
ditekuk dan mengangkat bokong kemudian melakukan kontraksi pada otot dasar
ditahan 5 sampai 10 detik. pelvik seperti menahan buang angin.
Melatih dan meningkatkan kemampuan
otot sfingter dalam menahan.
10 Bila posisi duduk : Otot dasar panggul terdiri dari tiga
Meminta klien untuk duduk tegak lurus, lembaran otot yang masing-masing
panggul dan lutut tersokong dengan rileks, menempel pada Bladder (Kandung
badan sedikit membungkuk dan lengan kemih), vagina dan rectum (Bent, Alfred
menyangga paha. Kemudian klien diminta E., 2008). Bagian akhir dari uretra
mengencangkan otot-otot di sekitar anus disokong secara adekuat oleh endopelvic
dan ditahan 5 sampai 10 detik. fascia dan kontraksi musculus levator ani
bekerja mengatur suplai saraf secara
normal. Senam otot dasar panggul ini
mampu menguatkan muskulus levator
ani, menjaga lapisan endopelvic dan
keutuhan saraf yang dapat meningkatkan
kesadaran dari otot dasar panggul untuk
menyesuaikan transmisi dari tekanan
abdominal, sertameningkatkan
kemampuan otot tersebut dalam
menyokong bladder, vagina dan rectum
yang kemudian dapat meningkatkan
kemampuan tahanan pada sphincter
uretra sehingga mampu meningkatkan
periode kontinen terhadap urine.
11 Membimbing klien untuk merelaksasikan Terjadinya kelelahan otot akibat
otot-otot secara keseluruhan Penumpukan asam lakatat akibat dari
aktivitas fisik secara aerobik (kegel
exercise) hal ini terjadi setelah otot
melakukan kontraksi secara maksimal
dalam menggunakan
Energi setelah senam. Relaksasi otot ini
bertujuan untuk membantu
mengembalikan kondisi tubuh seperti
semula. Selain itu, pendinginan juga
penting untuk mencegah cedera dan
pegal-pegal setelah berolahraga.
Pendinginan dapat membantu
meningkatkan rentang gerak otot.
12 Membimbing klien untuk mengulangi Kegel exercise yang dilakukan secara
langkah 7, 8, 9 sebanyak 6 – 8 kali. rutin dapat memperkuat otot panggul
sehingga daya tampung kandung kemih
menjadi kuat dan frekuensi berkemih
menjadi turun. Senam kegel dilakukan
sebanyak dua sampai empat kali sehari
selama tiga minggu dengan durasi
sepuluh detik. Latihan kegel secara
teratur dengan frekuensi yang lebih
banyak dalam waktu yang relatif lama
akan berbanding lurus dengan besar
penurunan inkontinensia (sutarmi,2016).

ANALISIS VIDEO PROSEDUR SENAM KEGEL


https://www.youtube.com/watch?v=QBes-CcEmIwm

Pada video prosedur tersebut dilakukan gerakan pemanasan sebelum melakukan senam kagel.
Video prosedur tersebut dilakukan dengan posisi berbaring. Gerakan yang ada di dalam prosedur
dengan di SOP kurang lebih hampir sama, namun pada video tersebut otot-otot yang
dikencangkan adalah otot pada uretra (seperti menahan buang air kecil) dan tidak dijelaskan
berapa lama gerakan itu dilakukan. Dalam video tersebut senam kagel ini dilakukan sebanyak 3-
4 kali. Setelah melakukan senam kagel dilanjutkan dengan gerakan pendinginan.
SKENARIO PEMBERIAN PROSEDUR KEGEL EXERCISE

Nama : Ny.A

Jenis kelamin perempuan

Umur : 65 Tahun

Keluhan utama : mengeluh sering BAK setiap harinya terutama pada malam hari. BAK sebanyak
14-16 x/hari diantaranya 5-6x dimalam hari dengan volume sedikit. Ny.A, Klien mengatakan
sering tidak mampu menahan BAK sebelum mencapai toilet.

Diagnosa Keperawatan : Inkontinensia Urine

Tanggal pengkajian : 04 februari 2021 pukul 10:00 WIB

Fase prainteraksi

1. Perawat menyiapkan mental dan rasa percay diri


2. Perawat telah memahami tentang masalah inkontinensia urin klien dan lingkunganya
3. Perawat telah mendapatkan data-data pasien

Fase Orientasi

Perawat : “selamat pagi oma“ (tersenyum)

Lansia : “selamat pagi mbak” (tersenyum)

Perawat : Oma masih ingat dengan saya?

Lansia : “ iya masih ners, ners fita ya”

Perawat : “wah hebat oma, benar saya ners fitrah”, oma bagaimana keadaannya
sekarang?

Lansia : saay masih sering buang ari kecil Ners, bahkan tadi malem saya tidak bisa
menahan buang air sampai mengompol

Perawat : baik oma, sesuai keluhan oma, oma tidak mampu menahan buang air kecil ya,
jadi hal ini terjadi karena oma sudah lansia jadi banyak fungsi tubuh yang
menurun oma, nah salah satunya kekuatan otot panggul bawah jadi menyebakan
oma tidak bisa mengontrol Buang air kecil oma seperti itu

Lansia : lalu apa saya akan seterusnya begini ners?saya merasa tidak nyaman, apa ada
cara untuk mengatasinya ners ?

Perawat : kondisi oma sekarang terjadi secara alamiah oma, nah saya punya teknik
namanya adalah senam kegel, teknik ini bertujuan untuk meningkatkan kekuatan
otot panggul sehingga secara secara bertahap oma bisa meningkatkan
kemampuan dalam menahan Buang air kecil kembali. Nanti saya akan
mencontohkan gerakannya seperti menekuk kaki dan mengangkat bokong, nanti
oma bisa mengikuti gerakan yang saya contohkan. nah untuk melakukan
prosedur membuthkan waktu 10 menit, apakah oma bersedia?

Lansia : iya siap ners

Perawat : baik oma, kita latihan disini aja oma atau oma mau di tempat lain?

Lansia : di sini aja ners

Perawat : oiya oma prosedur ini bisa dilakukan sambil oma berdiri, duduk atau pun
terlentang. Oma nyamannya mau posisi apa nih?

Lansia : tiduran aja deh ners biar ga pegel

Perawat : baik oma kalo begitu kita mulai ya oma

Lansia : oke sus

Fase Kerja

perawat : apa oma sudah nyaman dengan posisi tidur sekarang?

Lansia : sudah ners

Perawat : baik, kita mulai ya, jadi gerakan pertama kita adalah mengangkat kaki kanan di
tekuk mendekati perut seperti ini oma ( memberi contoh gerakan). Kalo ada
nyeri oma bisa memberitahu saya ya oma
Lansia : (lansia mengikuti)

Perawat : ya bagus oma, sekarang ganian kaki kiri ya oma (mencontohkan erakan)

Lansia : sudah bisa sus

Perawat : oke bisa ya oma, nah sekarang kita lakuian geraka tadi tpi di tahan sampai
hitungan ke lima ya oma, ayo kita mulai dari kaki kanan dulu ya oma

Lansia : ( mengikuti arahan perawat)

Perawat : selanjutnya kaki kiri oma

Lansia : ( mengikuti arahan perawat)

Perawat : bagaimana oma? Lelah ga?

Lansia : engga ners

Perawat : baik kalau begitu kita lakukan seperti sebanyak 6 kali ya oma

Lansia : baik ners

(gerakan pertama telah selesai )

Perawat : oke oma, sekarang geraka kedua ya, sekrang coba oma bisa ga angkat
bongkongnya seperti ini (memperagakan). Kalo ada nyeri bilag ya oma

Lansia :seperti ini ya ners(mengikuti gerakan perawat), ga nyeri ko ners

Perawat : benar oma, bagus. Nah sekarang oma angkat bongkongnya dan tahan 5 detik ya
oma dan di ulangi sebanyak 6 kali ya oma

Lansia : ya ners

Fase Terminasi

Perawat : baik oma, prosedur yang kita lakukan telah selesai, sekarang apa yang oma
rasain?
Lansia : cape ners, pegel juga tapi lebih ngerasa enak di bagai pinggul ners

Perawat : nanti kalo oma melakukannya sendiri, kalo oma merasa cape, oma bisa istiaraht
dulu ya. Baik oma karna prosedurnya telah selesai saya ajarkan dan kontrak
waktu pun telah habis, saya pamit ya oma. Ada yang igin oma tanyakan ?

Lansia : tidak ada ners

Perawat : baik oma janagn lupa senam ini dilakukantiga kali seminggu selama empat
minggu ya oma, agar lebih efektivitas hasilnya. Kalo begitu saya pamit ya oma.
Terimaksih atas kerjasamanya. Semoga sehat selalu. Selamat pagi

Lansia : terimakasih juga ners, selamat pagi


Referensi :
Ardani, N.M.K. (2010). Pengaruh Senam Kegel Terhadap Kontraksi Otot Dasar Panggul Pada
Lansia Wanita Di Banjar Pegok Denpasar Selatan. Denpasar: Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana.
Bobak, I. M., Lowdermilk, D. L., Jensen, M. D., & Perry, S. E. (2004). Buku Ajar Keperawatan
Maternitas (4 ed.). Jakarta: EGC.
Erniyawati, Erni. Pengaruh Kegel Exercise Terhadap Inkontinensia Urin, Disfungsi Ereksi, Dan
Kualitas Hidup Pada Klien Post Turp di Rs Muhammadiyah Lamongan.
Majid, Abdul. Pengaruh Kegel’s Exercise Terhadap Keluhan Dirbbling Pasien Pasca
Transurethral Resection Of The Prostate (TURP) Di Makassar. Xiv, 13(2), 111.
Perry, Anne Griffin., Patricia A. Potter, and Wendy R. Ostendorf. (2014). Clinical Nursing Skills
& Techniques 8th Edition. Canada: Elsevier
Yeni Ernawati. (2018). PENGARUH KEGEL EXERCISE TERHADAP INKONTINENSIA
URIN, DISFUNGSI EREKSI, DAN KUALITAS HIDUP PADA KLIEN POST TURP.

Anda mungkin juga menyukai