Anda di halaman 1dari 4

MINING POLICE REGULATION

SAFETY DISTANCE LEMBARAN NEGARA TAHUN 1930


PEMBORAN SUMUR EKSPLOITASI NO. 341 (MPR)
DAN
Burn Pit KETENTUAN UMUM PEMADAM API
DAN KESELAMATAN (KUPAK)
Flare Stack
(KUPAK 3.9) (SK. DIRUT NO. 2518/KPTS/DR/DU/1971)

1. Jarak Tangki Tampung dengan


pompa/ketel uap/rumah jaga
90 M
minimum = 25 M. (MPR, Bab
Test Unit / Tangki
(KUPAK 3.9) XIII, Pasal 227.a)

2. Jarak Well Head dengan Flare


Stack Sumur Eksploitasi
90 M
minimum = 90 M.
50 M. (KUPAK, Bab III, Pasal 3.9)
MPR 218 (2)
dan 220 (2) 25 M 25 M 3. Jarak Lokasi Sumur dengan
(MPR. 227.a) (MPR. 227.a)
bangunan / rumah minimum =
50 M. (MPR, Bab XIII, Pasal
221.1)
JALAN UMUM

4. Jarak Well Head dengan


Jalan Masuk
Lokasi pompa minimum = 30 M.
Sumur 30 M 50 M (KUPAK, Bab III, Pasal 5.8.3)
100 M
Pompa
Rumah / Bangunan 5. Jarak Well Head dengan
(KUPAK 5.8.3)
MPR Pasal 218 Ayat 2. (MPR.221.1)
kendaraan minimum = 30 M.
(KUPAK, Bab III, Pasal 5.4.1)
30 M
6. Jarak Tangki Test dengan Flare
Stack minimum = 90 M.
(KUPAK , Bab III, Pasal 3.9)

7. Jarak Lokasi Sumur ke jalan


Kendaraan umum 50 M dan 100 M dari
(KUPAK 5.4.1)
sumur.
(MPR, Pasal 218, Ayat 2)
KETENTUAN UMUM MENYALAKAN API DARI SUMUR MINYAK & LOKASI PEMBORAN

FLARE
RIG/SUMUR/SUMBER BAHAYA

100 M (MPR.218.2)
BATAS
LOKASI

BASE CAMP (MPR.221.1)

50 M

FAS. PRODUKSI
RUMAH PENDUDUK

(KUPAK I 1.2)

KETERANGAN :

1. MPR.218.2 - Umum (penduduk) dilarang masuk ke lokasi Bor jarak 100 meter dari sumur (Rig)
2. MPR.221.1 - Diperhatikan jarak 50 meter untuk keselamatan orang dan tempat tinggal orang dimana dibikin api
atau Pesawat yang menyebabkan api dari Pemboran dan Sumur minyak yang mengeluarkan gas.
Dan jarak 25 meter bila tempat itu letaknya 5 meter lebih tinggi.
3. KUPAK I 1.2 - Jarak antara lokasi dengan bangunan yang menggunakan api 30 meter (100 ft).

I. Sebelum Rig Masuk Lokasi harus dilakukan Hazop untuk menentukan tata letak Rig dan peralatan pendukung termasuk
system sarana pengelolaan air limbah.
II. Pekerjaan Yang harus memakai Work Permit atau saat ini di PT Pertamina EP dikenal dengan SIKA (Surat Ijin Kerja
Aman)
a. Setiap pekerjaan yang mempunyai Potensi Bahaya baik terhadap Peralatan maupun Manusianya.
b. Pemberi ijin SIKA, dalam hal ini adalah Gas Safety Inspector (Supervisor Safety) harus memberi ijin setelah melakukan Job
Safety Analis (JSA)
c. Setiap Rekomendasi yang diberikan dalam SIKA harus dipenuhi dulu baru boleh mulai pekerjaan

III. APAKAH J.S.A. ITU ?


JSA adalah tata cara untuk meneliti bahaya yang ada pada tiap-tiap langkah kerja, kemudian mencari penyelesaian dari masing-
masing bahaya sehingga bahaya tersebut dapat dilenyapkan ataupun dikendalikan

IV. APAKAH KEUNTUNGAN J.S.A. DIDALAM KESELAMATAN KERJA ?


Dari Job Analiysis dapat diperoleh keuntungan-keuntungan :
 Menemukan bahaya-bahaya fisik yang telah ada.
 Menemukan dan melenyapkan atau mengendalikan gerakan-gerakan kedudukan ataupun tindakan-tindakan yang berbahaya.
 Menentukan kualifikasi yang harus dipenuhi bagi tingkah laku yang aman dan selamat didalam kerja, seperti kesehatan fisik
keterampilan-keterampilan yang diperlukan, kemampuan khusus dan lain-lain.
 Menentukan alat-alat perlengkapan yang sesuai dengan jenis pekerjaannya serta menjamin keselamatan.
 Membuat/menetapkan patokan dan standar yang diperlukan untuk keselamatan kerja, termasuk instruksi, pendidikan dan
latihan bagi karyawan-karyawan.
 Menyusun rangkum metode-metode kerja efisien dan menjamin keselamatan bila dikerjakan.
 Sebagai bahan pemikiran dalam perencanaan. Kesiagaan dan pengerjaan yang selaras dengan tuntunan operasi yang efisien
dan selamat.

V. MEMILIH DAN MENYELEKSI PEKERJAAN YANG DIANALISA J.S.A.


Dalam hal memilih dan menyelesaikan pekerjaan akan dianalisa serta memilih prioritas pekerjaan tersebut ada beberapa cara
yang dapat dipakai sebagai pedoman yaitu :
a) Kekerapan Terjadinya Kecelakaan
Bila suatu pekerjaan sering terjadi kecelakaan, maka pekerjaan itu baik sekali didahulukan dalam J.S.A.
b) Keparahan Luka Akibat Kecelakaan
Pekerjaan-pekerjaan yang mengalami kecelakaan sampai termasuk disabling enjuries hendaknya dipertimbangkan untuk
didahulukan dalam J.S.A.
c) Tingginya Potensi Untuk Terjadi Kecelakaan Dengan Luka Parah
Bagi pekerjaan-pekerjaan yang diketahui mempunyai potensi terjadi kecelakaan dengan luka-luka yang amat parah,
dianjurkan segera diadakan J.S.A.
d) Pekerjaan-pekerjaan Baru ataupun Perubahan-perubahan Pekerjaan

VI. Kebisingan : Lihat Lay Out Kebisingan


ZONA TINGKAT KEBISINGAN

Sesuai dengan jenis peruntukannya, maka zona dibedakan sebagai berikut :


Zona A : Zona yang diperuntukkan bagi tempat penelitian, Rumah Sakit, tempat perawatan kesehatan, atau social dan
sejenisnya.

Zona B : Zona yang diperuntukkan bagi perumahan, tempat pendidikan, rekreasi, dan sejenisnya.

Zona C : Zona yang diperuntukkan bagi perkantoran, pertokoan, perdagangan, pasar dan sejenisnya.

Zona D : Zona yang diperuntukkan bagi industri, pabrik, stasiun kereta api, terminal bus dan sejenisnya.

Tingkat Kebisingan dB (A)


ZONA Maksimum yang Maksimum yang
dianjurkan diperbolehkan
A 35 45
B 45 55
C 50 60
D 60 70
Sumber : Permenkes No. 718/Men.Kes/Per/XI/1987

Anda mungkin juga menyukai