Anda di halaman 1dari 31

KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’aala yang telah memberikan Rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah tepat
dengan waktu yang telah ditetapkan. Karya Tulis Ilmiah berjudul “Tingkat
Pengetahuan Penggunaan Obat Antibiotik Terhadap Warga Komplek Rawa
Kuda Cibubur” penulis susun sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli
Madya di Fakultas Farmasi Universitas Pancasila.

Penulisan Karya Tulis Ilmiah tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan,
bimbingan, doa, dan dukungan dari berbagai pihak. Dengan segala ketulusan dan
kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Ibu Prof. Dr. apt. Shirly Kumala, M. Biomed. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Pancasila.
2. Ibu apt. Nur Miftahurrohmah, S.Si., M.Si. selaku Ketua Program D-3 Fakultas
Farmasi Universitas Pancasila.
3. Ibu apt. Anarisa Budiati S. Farm, M. Farm. selaku Dosen Pembimbing
Akademik.
4. Ibu apt. Fahleni, S.Si., M.Farm. selaku Dosen Pembimbing Karya Tulis Ilmiah.
5. Kedua Orang tua yang penulis cintai yaitu Bapak Asep Dewanto dan Ibu Erni
Yuita serta keluarga yang selama ini selalu memberikan dukungan baik moral
maupun materil serta doa sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini dengan lancar.
6. Teman-teman kampus dan sahabat sekolah penulis yang telah memberi
dukungan berupa masukan-masukan yang positif dan membangun. Baik pada
saat melakukan praktek kerja lapangan maupun pada saat pembuatan karya
tulis ilmiah.
7. Kakak alumni Universitas Pancasilla yang telah memberikan dukungan dan
bantuan yang dapat memudahkan penulis dalam mengerjakan karya tulis
ilmiah.

iv
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini
masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran
dan kritik dari pembaca untuk menyempurnakan laporan ini. Akhir kata, karya
tulis ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Jakarta, Juni 2020

Penulis

v
TINGKAT PENGETAHUAN PENGGUNAAN OBAT ANTIBIOTIK
TERHADAP WARGA KOMPLEK RAWA KUDA CIBUBUR

GITA ASTIKA JUITA PUTRI (2017130025)


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITASPANCASILA

ABSTRAK

Penggunaan antibiotic yang benar sangat penting karena memiliki efek samping
berupa resistensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Tingkat
Pengetahuan Penggunaan Obat Antibiotik Terhadap Warga Komplek Rawa Kuda
Cibubur. Pengumpulan data peneliti dilakukan dengan menggunakan kuesioner secara
online. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan jumlah
responden sebanyak 100 orang. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil
penelitian menunjukan bahwa Tingkat Pengetahuan Penggunaan Obat Antibiotik
Terhadap Warga Komplek Rawa Kuda Cibubur sebagian besar tergolong baik, sebab
dari 100 responden terdapat 89% responden berpengetahuan baik dan responden yang
berpengetahuan kurang baik sebanyak 11%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
tingkat pengetahuan penggunaan obat antibiotik terhadap warga komplek rawa kuda
cibubur tergolong baik.
Kata kunci: tingkat pengetahuan, warga komplek, antibiotik

vi
THE LEVEL OF KNOWLEDGE OF THE USE OF ANTIBIOTIC DRUGS ON
THE RESIDENTS OF THE RAWA KUDA CIBUBUR COMPLEX

GITA ASTIKA JUITA PUTRI (2017130025)


FACULTY OF PHARMACY
PANCASILA UNIVERSITY

ABSTRACT

The correct use of antibiotics is very important because it has side effects in the form
of resistance. This study aims to determine how the level of knowledge of the use of
antibiotic drugs against residents of rawa kuda cibubur complex. Researcher data
collection was carried out using an online questionnaire. Sampling uses a purposive
sampling technique and the number of respondents is 100 people. The data obtained
were analyzed descriptively. The results showed that the level of knowledge of the use
of antibiotic drugs against residents of komplek rawa kuda cibubur was largely
classified as good, because of the 100 respondents there were 89% of respondents with
good knowledge and respondents with less good knowledge of 11%. So it can be
concluded that the level of knowledge of the use of antibiotic drugs against residents
of rawa kuda cibubur complex is quite good.
Keywords: level of knowledge, complex residents, antibiotic

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR………………………………………………………....... iv

ABSTRAK………………………………………………………………….......... vi

DAFTAR ISI………………………………………………………………......... viii

DAFTAR TABEL……………………………………………………………....... x

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………...………... 1
B. Perumusan Masalah…………………………………………………........... 2
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………........... 2
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………………. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Obat………………………………………….…………………… 4
B. Antibiotik…………………………………………….……………………. 4
1. Sejarah………………………………………….…….………………... 4
2. Pengertian…………………………………………..…………...……... 5
3. Penggolangan……………………………………….…………………. 5
4. Prinsip penggunaan antibiotik……………………….……………….... 8
C. Pengetahuan………………………………………………….......…..…..... 10
1. Pengertian………………………………………………..……...…….. 10
2. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan………………………...….... 10
3. Cara memperoleh pengetahuan…………………………………...…… 10

BAB III TINJAUAN KHUSUS

A. Gambaran Umum Komplek Rawa Kuda Cibubur………………………….. 12


B. Metode Penelitian………………………………………………………....... 12

viii
1. Metode Penelitian………………………………………………………. 12
2. Populasi dan Sampel……………………………………………………. 12
3. Pengumpulan Data………………………………...…………………… 13
4. Analisis Data………………………………………………...…………. 13
C. Waktu dan Lokasi penelitian……………………………………………….. 14

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Penilaian Tingkat Pengetahuan Penggunaan Antibotik terhadap warga


komplek rawa kuda cibubur……………………………………………….. 15
1. Hasil penilaian tingkat pengetahuan berdasarkan umur……………….. 15
2. Hasil penilaian tingkat pengetahuan berdasarkan penggunaan
antibiotik……………………………………………………………….. 16
3. Hasil penilaian tingkat pengetahuan berdasarkan jumlah jawaban kuesioner
dari 100 responden……………………………………………............... 16

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………………………………………………………………. 18
B. Saran……………………………………………………………………... 18

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………................ 19

LAMPIRAN……………………………………………………………............... 20

ix
DAFTAR TABEL
Tabel III.1. jadwal penelitian…………………………………………….……… 14

Tabel IV.2. Distribusi penilaian berdasarkan umur………………………….…… 15

Tabel IV.3. Hasil Tingkat Pengetahuan Masyarakat………………………….….. 16

Tabel IV.4. Hasil tingkat pengetahuan berdasarkan kuesioner…………..………. 16

x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembaran Kuesioner………………………………………………. 20

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan adalah suatu keadaan yang dikatakan sempurna baik secara fisik,
mental, spiritual, maupun sosial. Seseorang yang berada dalam keadaan sehat
memungkinkan dirinya untuk hidup produktif secara sosial maupun secara
ekonomis. Salah satu upaya untuk mendapatkan kondisi sehat dari kondisi
yang semula sakit adalah dengan melakukan pengobatan (1).
Obat merupakan semua zat baik kimiawi, hewani, maupun nabati yang
dalam dosis layak dapat menyembuhkan, meringankan atau mencegah
penyakit berikut gejalanya. Obat tidak dapat digunakan sembarangan tanpa ada
indikasi penyakit yang jelas. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
penggunaan obat yaitu indikasi, dosis, cara penggunaan serta efek sampingnya,
karena bila hal tersebut diabaikan maka akan menimbulkan efek yang
merugikan bagi kesehatan seperti keracunan (2).
Antibiotika merupakan obat yang dihasilkan oleh mokroorganisme yang
dapat menghambat pertumbuhan atau dapat membunuh mikroorganisme lain
penggunaan antibiotika dengan dosis yang tidak tepat dapat menyebabkan
terjadinya resistensi kuman atau bakteri. Selain itu, resistensi dapat juga terjadi
akibat penggunaan antibiotika yang berlebihan (3)
Penggunaan antibiotika merupakan hal yang sama pada penggunaan obat
bebas seperti Paracetamol atau asam mefenamat. Sebagian besar masyarakat
mengatasi masalah penyakit dengan pengobatan sendiri dengan menggunakan
antibiotika tanpa ada peresepan dari dokter. Hal ini mengakibatkan pengobatan
menjadi tidak efektif, karena peningkatan morbiditas maupun mortalitas pasien
serta meningkatnya biaya kesehatan pasien. Dampak tersebut harus

1
ditanggulangi secara efektif sehingga perlu diperhatikan prinsip penggunaan
antibiotika harus sesuai indikasi penyakit, dosis, cara pemberian dengan
interval waktu, lama pemberian, keefektifan, mutu, keamanan, dan harga yang
terjangkau.
Komplek rawa kuda cibubur merupakan komplek yang dekat dengan sarana
pelayanan kesehatan. Oleh karena itu penulis berkeinginan melakukan
penelitian dengan judul Tingkat Pengetahuan Penggunaan Obat Antibiotik
Terhadap Warga Komplek Rawa Kuda Cibubur.

B. PERUMUSAN MASALAH
Bagaimana tingkat pengetahuan penggunaan obat antibiotik terhadap warga
komplek rawa kuda cibubur?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Penggunaan Obat Antibiotik
Terhadap Warga Komplek Rawa Kuda Cibubur.
2. Tujuan Khusus
Untuk mendapatkan data mengenai tingkat pengetahuan penggunaan obat
antibiotik terhadap warga komplek rawa kuda cibubur. Meliputi
pengetahuan umum mengenai obat antibiotik, cara penggunaan,
penyimpanan antibiotik, cara mendapatkan antibiotic dan efek samping
dari antibiotik.

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Peneliti
Dapat menerapkan ilmu yang sudah didapatkan ketika kuliah dan
menerapkan ilmu yang sudah di dapatkan kepada masyarakat. Serta dapat

2
menambah wawasan dan memperluas kembali ilmu yang sudah
didapatkan.
2. Bagi Fakultas
Dapat digunakan sebagai referensi lain bagi mahasiswa/i fakultas farmasi
dalam pembuatan laporan atau karya tulis ilmiah.
3. Bagi masyarakat
Dapat memberikan informasi mengenai obat antibiotik baik dalam hal
penggunaan, cara mendapatkan, cara penyimpanan maupun efek samping
yang di dapatkan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Obat
Berdasarkan UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, obat adalah bahan atau
paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi
atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia (1).

B. Antibiotik
1. Sejarah
Antibiotika, yang pertama kali ditemukan oleh Paul Ehlrich pada 1910,
sampai saat ini masih menjadi obat andalan dalam penanganan kasus-kasus
penyakit infeksi Penemuan antibiotik diinisiasi oleh Paul Ehrlich yang
pertama kali menemukan apa yang disebut “magic bullet”, yang dirancang
untuk menangani infeksi mikroba. Pada tahun 1910, Ehrlich menemukan
antibiotika pertama, Salvarsan, yang digunakan untuk melawan syphilis.
Ehrlich kemudian diikuti oleh Alexander Fleming yang secara tidak
sengaja menemukan penicillin pada tahun 1928. Tujuh tahun kemudian,
Gerhard Domagk menemukan sulfa, yang membuka jalan penemuan obat
anti TB, isoniazid. Pada 1943, anti TB pertama streptomycin, ditemukan
oleh Selkman Wakzman dan Albert Schatz. Wakzman pula orang pertama
yang memperkenalkan terminologi antibiotik (4).

4
2. Pengertian
Antibiotik (bahasa Yunani tua, anti = lawan dan bios = hidup) adalah zat
zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang memiliki khasiat
mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan
toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Turunan zat-zat ini yang dibuat
secara semi-sintetis, juga termasuk kelompok ini, begitu pula semua
senyawa sintesis dengan khasiat antibakteri (3).
3. Penggolangan
Penggolangan antibiotik menurut peraturan menteri kesehatan republik
Indonesia nomer 2406/Menkes/Per/XII/2011 tentang pedoman umum
penggunaan antibiotika. Berdasarkan mekanisme kerja antibiotik terdiri
dari:
a. Obat yang menghambat sintesis atau merusak dinding sel bakteri (5)
1) Antibiotik beta-laktam
Antibiotika beta-laktam terdiri dari berbagai golongan obat yang
mempunyai struktur cincin beta-laktam, yaitu penisilin,
sefalosporin, monobaktam, karbapenem, dan inhibitor beta-
laktamase. Obat-obat antibiotika beta-laktam umumnya bersifat
bakterisid, dan sebagian besar efektif terhadap organisme Gram-
positif dan negatif. Antibiotika beta-laktam mengganggu sintesis
dinding sel bakteri, dengan menghambat langkah terakhir dalam
sintesis peptidoglikan, yaitu heteropolimer yang memberikan
stabilitas mekanik pada dinding sel bakteri.
a) Penisilin, contoh obat pada golongan ini yaitu penisilin G dan
penisilin V, amoxicillin, ampicillin dan piperasilin.
b) Sefalosporin, menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan
mekanisme menyerupai dengan penisilin. Antibiotik yang
termasuk ini adalah sefadroksil, sefuroksim dan sefrriakson.
c) Monobaktam (beta-laktam monosiklik), contoh antibiotik
dalam golongan ini adalah aztreonam.

5
d) Inhibitor beta-laktamase, yang termasuk dalam golongan ini
yaitu asam klavulanat, sulbaktam dan tazobaktam.
2) Basitrasin
Basitrasin adalah kelompok yang terdiri dari antibiotika
polipeptida, yang utama adalah basitrasin A. Berbagai kokus dan
basil Gram-positif, Neisseria, H. influenzae, dan Treponema
pallidum sensitif terhadap obat ini. Basitrasin tersedia dalam bentuk
salep mata dan kulit, serta bedak untuk topikal. Basitrasin jarang
menyebabkan hipersensitivitas. Pada beberapa sediaan sering
dikombinasi dengan neomisin dan/atau polimiksin. Basitrasin
bersifat nefrotoksik bila memasuki sirkulasi sistemik.
3) Vankomisin
Vankomisin merupakan antibiotika lini ketiga yang terutama aktif
terhadap bakteri Gram-positif. Vankomisin hanya diindikasikan
untuk infeksi yang disebabkan oleh S. aureus yang resisten
terhadap metisilin (MRSA). Semua basil Gram negatif dan
mikobakteria resisten terhadap vankomisin. Vankomisin diberikan
secara intravena, dengan waktu paruh sekitar 6 jam. Efek
sampingnya adalah reaksi hipersensitivitas, demam, flushing dan
hipotensi (pada infus cepat), serta gangguan pendengaran dan
nefrotoksisitas pada dosis tinggi.
b. Obat yang memodifikasi atau menghambat sintesis protein
Antibiotika yang termasuk golongan ini adalah Aminoglikosid,
Tetrasiklin, Kloramfenikol, Makrolida, Klindamisin, Mupirosin, dan
Spektinomisin.
1) Aminoglikosida
Antibiotika yang termasuk golongan ini adalah Streptomisin,
Neomisin, Kanamisin, Gentamisin, Tobramisin, Amikasin dan
Netilmisin.

6
2) Tetrasiklin
Antibiotika yang termasuk ke dalam golongan ini adalah tetrasiklin,
doksisiklin, oksitetrasiklin, minosiklin, dan klortetrasiklin.
3) Kloramfenikol
Kloramfenikol adalah antibiotika berspektrum luas, menghambat
bakteri Gram positif dan negatif aerob dan anaerob, Klamidia,
Ricketsia, dan Mikoplasma.
4) Makrolida
Antibiotika yang termasuk golongan ini adalah Eritromisin,
Azitromisin, Klaritromisin dan Roksitromisin.
c. Obat antimetabolite yang menghambat enzim-enzim esensial dalam
metabolism folat
Antibiotika yang termasuk golongan ini yaitu, Sulfonamid dan
Trimetoprim. Sulfonamid bersifat bakteriostatik. Trimetoprim dalam
kombinasi dengan Sulfametoksazol, mampu menghambat sebagian
besar patogen saluran kemih, kecuali P. aeruginosa dan Neisseria sp.
Kombinasi ini menghambat S. aureus, Staphylococcus koagulase
negatif, Streptococcus hemoliticus, H . influenzae, Neisseria sp, bakteri
Gram negatif aerob (E. coli dan Klebsiella sp), Enterobacter,
Salmonella, Shigella, Yersinia, P. carinii.
d. Obat yang mempengaruhi sintesis atau metabolism asam nukleat
1) Kuinolon
Antibiotik yang termasuk golongan ini yaitu:
a) Asam nalidiksat
b) Florokuinolon, golongan ini meliputi Norfloksasin,
Siprofloksasin, Ofloksasin, Moksifloksasin, Pefloksasin,
Levofloksasin, dan lain-lain.
2) Nitrofuron, antibiotika yang termasuk golongan ini meliputi
Nitrofurantoin, Furazolidin, dan Nitrofurazon.

7
4. Prinsip Penggunaan Antibiotik
a. Faktor-faktor yang harus di pertimbangkan pada penggunaan antibiotik
1) Resistensi Mikroorganisme Terhadap Antibiotika
Resistensi adalah kemampuan bakteri untuk menetralisir dan
melemahkan daya kerja antibiotika. Hal ini dapat terjadi dengan
beberapa cara, yaitu (5):
a) Merusak antibiotika dengan enzim yang diproduksi.
b) Mengubah reseptor titik tangkap antibiotika.
c) Mengubah fisiko-kimiawi target sasaran antibiotika pada sel
bakteri.
d) Antibiotika tidak dapat menembus dinding sel, akibat
perubahan sifat dinding sel bakteri.
e) Antibiotika masuk ke dalam sel bakteri, namun segera
dikeluarkan dari dalam sel melalui mekanisme transport aktif
ke luar sel.
2) Satuan resistensi dinyatakan dalam satuan KHM (Kadar Hambat
Minimal) atau Minimum Inhibitory Concentration (MIC) yaitu
kadar terendah antibiotika (μg/mL) yang mampu menghambat
tumbuh dan berkembangnya bakteri. Peningkatan nilai KHM
menggambarkan tahap awal menuju resisten.
3) Enzim perusak antibiotika khusus terhadap golongan beta-laktam,
pertama dikenal pada Tahun 1945 dengan nama penisilinase yang
ditemukan pada Staphylococcus aureus dari pasien yang mendapat
pengobatan penisilin. Masalah serupa juga ditemukan pada pasien
terinfeksi Escherichia coli yang mendapat terapi ampisilin (Acar
and Goldstein, 1998). Resistensi terhadap golongan beta-laktam
antara lain terjadi karena perubahan atau mutasi gen penyandi
protein (Penicillin Binding Protein, PBP). Ikatan obat golongan
beta-laktam pada PBP akan menghambat sintesis dinding sel
bakteri sehingga sel mengalami lisis.

8
4) Peningkatan kejadian resistensi bakteri terhadap antibiotika bisa
terjadi dengan 2 cara, yaitu:
a) Mekanisme Selection Pressure
b) Penyebaran resistensi ke bakteri yang non-resisten melalui
plasmid
5) Ada dua strategi pencegahan peningkatan bakteri resisten
a) Untuk selection pressure dapat diatasi melalui penggunaan
antibiotika secara bijak (prudent use of antibiotics).
b) Untuk penyebaran bakteri resisten melalui plasmid dapat diatasi
dengan meningkatkan ketaatan terhadap prinsip-prinsip
kewaspadaan standar (universal precaution).
b. Faktor Interaksi dan Efek Samping
Pemberian antibiotik secara bersamaan dengan antibiotik lain, obat lain
atau makanan dapat menimbulkan efek yang tidak diharapkan. Efek
dari interaksi yang dapat terjadi cukup beragam mulai dari yang ringan
seperti penurunan absorpsi obat atau penundaan absorpsi hingga
meningkatkan efek toksik obat lainnya (5).
c. Faktor Biaya
Antibiotik yang tersedia di Indonesia bisa dalam bentuk obat generik,
obat merek dagang, obat originator atau obat yang masih dalam
lindungan hak paten (obat paten). Harga antibiotik pun sangat beragam.
Harga antibiotic dengan kandungan yang sama bisa berbeda hingga 100
kali lebih mahal dibanding generiknya. Apalagi untuk sediaan
parenteral yang bisa 1000 kali lebih mahal dari sediaan oral dengan
kandungan yang sama. Peresepan antibiotik yang mahal, dengan harga
di luar batas kemampuan keuangan pasien akan berdampak pada tidak
terbelinya antibiotik oleh pasien, sehingga mengakibatkan terjadinya
kegagalan terapi. Sehingga, sebagus apapun antibiotik yang diresepkan
apabila jauh dari tingkat kemampuan keuangan pasien tentu tidak akan
bermanfaat (5).

9
C. Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah manusia melakukan
penginderaan pada suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia, penciuman, penglihatan, rasa, raba, dan sebagian besar
pengetahuan manusia mata dan telinga. Tingkatan pengetahuan juga terdiri
dari enam tingkat yaitu: Tahu (know), memahami, aplikasi (application),
analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation) (6).
2. Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoadmojo ada empat faktor yang mempengaruhi pengetahuan
yaitu (6):
a. Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pikir seseorang.
Semakin tua usia seseorang semakin bijak dan semakin banyak
informasi yang diperoleh serta semakin banyak hal yang dikerjakan
sehingga menambah pengetahuan.
b. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha bentuk mengembangkan kepribadian
dan kemampuan seseorang dan berlangsung seumur hidup.
c. Pengalaman
Pengalaman bekerja dan belajar akan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan profesional serta dapat mengembangkan kemampuan
mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari kepribadian
penalaran secara ilmiah.
d. Sumber Informasi
Sumber informasi adalah segala sesuatu yang menjadi perantara dalam
menyampaikan informasi. Semakin banyak informasi yang diperoleh,
maka semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.
3. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoadmojo ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan
yakni (6):

10
a. Cara coba salah (Trial and Error)
Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam
memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil
dicoba kemungkinan yang lain.
b. Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh
pengetahuan dengan mengulang kembali pengalaman yang pernah
diperoleh dalam memecahkan persoalan dimasa lalu.
c. Jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan umat manusia telah mampu
menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan.
d. Cara modern
Cara baru memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis,
logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metodologi penelitian.
e. Cara pengukuran pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawanacara atau
angket dengan mengemukakan sejumlah pertanyaan tentang isi materi
yang hendak diukur dari subjek penelitian atau responden.

11
BAB III
TINJAUAN KHUSUS

A. Gambaran Umum Komplek Rawa Kuda Cibubur


Komplek rawa kuda adalah komplek yang terletak di jalan Jl. Blk. Duku
RT.13/RW.10, Cibubur, Kec. Ciracas, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta 13720. Komplek rawa kuda merupakan komplek yang
dimiliki oleh yayasan Minhaajushshoobiriin, sehingga di komplek ini juga
terdapat pondok pesantren. Mayoritas mata pencaharian warga komplek rawa
kuda adalah guru ngaji selebihnya wiraswasta, PNS, pegawai swasta

B. Metode Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survey yang dilaksanakan secara
online, dimana informasi yang dikumpulkan dari responden menggunakan
kuesioner. Media online yang digunakan untuk survey ini yaitu melalui
google form. Penelitian survey adalah metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan menggunakan instrumen kuesioner untuk mendapatkan
tanggapan dari responden.
2. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat komplek rawa kuda
cibubur yang berjumlah 1000 jiwa. Yang terdiri dari satu RW yaitu RW
04.
b. Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan
purposive sampling. Purposive Sampling yaitu teknik penentuan

12
sampel yang didasarkan atas kriteria tertentu, antara lain : berusia 21
tahun sampai 50 tahun dan pernah mengonsumsi antibiotik.
3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer yaitu dengan cara dilakukannya pengisian
kuisioner oleh konsumen sebagai responden secara online. Pertanyaan
dibuat dalam bentuk soal objektif benar-salah, dan pertanyaan dengan
bentuk pertanyaan. Sampel atau responden diharapkan menjawab sesuai
dengan tempat yang telah disediakan. Sedangkan data sekunder didapatkan
dari jurnal, laporan penelitian, laporan skripsi, dan internet.
4. Analisis Data
Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian deskriptif. Data yang
diperoleh kemudia dideskripsikan dalam bentuk tabel. Penilaian diukur
dengan memberikan 13 pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner online.
Penilaian tingkat pengetahuan dibuat dalam 13 pertanyaan. Jika jawaban
benar akan diberi nilai = 1 dan jawaban salah diberi nilai = 0. Merujuk pada
skala guttman:
Jumlah jawaban benar = 1
Jumlah jawaban salah = 0
jumlah pertanyaan = 13 dengan jawaban tertinggi bernilai 1 dan terendah
bernilai 0
skor tertinggi = jumlah pertanyaan X bobot tertinggi
= 13 X 1 = 13
Skor rendah = jumlah pertanyaan X bobot rendah
= 13 X 0 = 0
Skor Antara = skor tertinggi – skor terendah

Kriteria objektif sebanyak kategori baik dan kurang baik interval = skor
Antara/kategori
= 100%/2 = 50%
Skor standar = 100% - 50% = 50%

13
Sehingga : baik = bila jawaban responden ≥ 50% dan kurang baik = bila
jawaban responden <50%.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di komplek rawa kuda cibubur Jakarta timur.
Serta waktu pengumpulan data sebagai mana jadwal berikut

Tabel 1. Jadwal Penelitian

Tahap Lamanya Kegiatan


Persiapan 10 April 2020 – 22 Mei 2020 Penelaah Pustaka
Pelaksanaan 23 Mei 2020 – 6 Juni 2020 Pengambilan data
menggunakan kuesioner
Penyelesaian 7 Juni 2020 – 25 Juni 2020 Analisis data
penyusunan laporan

14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Penilaian Tingkat Pengetahuan Penggunaan Antibiotic terhadap Warga


Komplek Rawa Kuda Cibubur.
Penilaian tingkat pengetahuan masyarakat terdiri atas penilaian berdasarkan
umur, indicator dan penggunaan antibiotik.
1. Hasil Penilaian Tingkat Pengetahuan masyarakat Berdasarkan umur
Umur merupakan faktor penting yang menentukan tingkat pemahaman
seseorang tentang apa yang terjadi disekelilingnya. Secara psikologis
seseorang yang semakin bertambah umur semakin pula timbul kecemasan
akan masalah atau penyakit yang dideritanya, sehubungan dengan kondisi
fisik. Penilaian hasil tingkat pengetahuan masyarakat berdasarkan umur
dapat dilihat pada tabel 2 (dua) berikut:

Tabel. 2 Distribusi penilaian tingkat Pengetahuan penggunaan antibiotik berdasarkan


umur

umur responden pengetahuan


Jumlah % baik % kurang %
21-30 40 40% 37 37% 3 3%
31-40 37 37% 33 33% 4 4%
41-50 23 23% 19 19% 4 4%
Total 100 100% 89 89 11 11

Dari tabel 2 diatas menunjukkan jumlah responden paling banyak adalah


usia 21-30 tahun sebanyak 40 orang (40%) dan yang paling sedikit adalah
usia 41-50 tahun sebanyak 23 orang (23%). Responden yang memiliki
tingkat pengetahuan baik terbesar 37% yaitu responden dengan usia 21-30
tahun. Dan responden yang memiliki pengetahuan baik terkecil 19% yaitu
responden dengan umur 41-50 tahun.

15
Responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang baik sebesar 4%
yaitu responden berumur 31-50 tahun. Dan responden yang memiliki
tingkat pengetahuan kurang baik terkecil 3% yaitu responden berusia 21-
30.
2. Hasil Penilaian tingkat Pengetahuan masyarakat berdasarkan
penggunaan antibiotik

Tabel. 3 hasil tingkat pengetahuan masyarakat

Jumlah Pengetahuan yang Pengetahuan yang


baik (>50%) kurang baik (<50)
100 89 11
100% 89% 11%

Dari tabel. 3 diatas menggambarkan bahwa tingkat pengetahuan


masyarakat komplek rawa kuda cibubur terhadap penggunaan antibiotik
dari 100 responden, yang berpengetahuan baik = 89 orang dan yang
berpengetahuan kurang baik = 11 orang.
3. Hasil penilaian tingkat pengetahuan masyarakat berdasarkan jumlah
jawaban kuesioner dari 100 responden

Tabel. 4 hasil tingkat pengetahuan berdasar kuesioner

Soal Persentase yang Persentase yang


menjawab benar menjawab salah
Apakah yang dimaksud antibiotik? 36% 64%
Apakah anda mengetahui jika 82% 18%
antibiotik merupakan golongan obat
keras?
Apakah antibiotik dapat digunakan 84% 16%
disemua umur?
Berapa harikah waktu yang paling 75% 25%
minim dalam mengkonsumsi antibiotik
?
Apakah saat mengonsumsi antibiotik 86% 14%
itu harus dihabiskan?

16
Dimanakah tempat untuk penyimpanan 73% 27%
obat antibiotik yang baik ?
Apa itu efek samping obat? 66% 34%
Apa efek antibiotik jika digunakan 77% 23%
tidak tepat?
Apakah antibiotik bisa digunakan jika 41% 59%
seseorang terkena penyakit flu?
Jika mengalami demam apakah dapat 63% 37%
menggunakan obat antibiotik?
Haruskah penggunaan dosis antibiotik 76% 24%
sesuai anjuran dokter?
Bagaimana cara saudara memusnakan 43% 57%
obat antibiotik yang berbentuk cairan ?
Menurut anda siapakah orang yang 73% 27%
tepat untuk memberikan informasi obat
terkaik dengan indikasi, efek samping,
aturan pakai obat dan lama pemberian
obat antibiotik pada suatu Apotek?

Dari tabel. 4 diatas menggambarkan bahwa tingkat pengetahuan warga


komplek rawa kuda cibubur terhadap penggunaan antibiotik dengan
jumlah jawaban benar terbesar = 86% yang menyatakan masyarakat lebih
banyak mengetahui bahwa saat obat antibiotik dikonsumsi maka harus di
habiskan walaupun sudah tidak sakit. Dan dengan jumlah jawaban benar
terkecil = 36% yang menyatakan bahwa masyarakat kurang mengetahui
pengertian mengenai antibiotik.

17
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan
warga komplek rawa kuda cibubur terhadap penggunaan antibiotik tergolong
berpengetahuan baik, yang mana berpengetahuan baik sebesar 89% dan
berpengetahuan kurang baik sebesar 11%. Persentase yang menjawab benar
terbesar = 86% yang menyatakan bahwa warga lebih banyak mengetahui
bahwa mengonsumsi obat antibiotik harus dihabiskan. Dan persentase yang
menjawab benar terkecil = 36% yang menyatakan bahwa warga belum bisa
memahami mengenai pengertian antibiotik.

B. Saran
1. Diharapkan tenaga kesehatan atau instansi terkait dapat memberikan
penyuluhan kepada masyarakat tentang penggunaan antibiotik secara tepat,
terutama tentang penjelasan antibotik secara umum.
2. Untuk peneliti selanjutnya penelitian ini dapat dijadikan sebagai studi
pendahuluan untuk pengembangan penelitian ke topik yang sama, terutama
untuk menggali lebih dalam mengenai faktor yang mempengaruhi perilaku
pengguna antibiotik selain tingkat pengetahuan.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-undang No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan. Jakarta: Departemen


Kesehatan Republik Indonesia; 2009
2. Tjay, Tan Hoan dan Rahardja, Kirana. Obat-obat penting. Edisi VI. Jakarta:
PT. Elex Media Komputindo; 2007. Hal. 365
3. Anief, M., Penggolongan obat berdasarkan khasiat dan penggunaan. Jakarta:
Gadjah Madah University Press; 2004. Hal. 16-17
4. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomer
2046/Menkes/Per/XII/2011 Pedoman umum penggunaan antibiotic. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2011
5. Utami, E.R. 2012; [1 halaman]. Diambil dari http://ejournal.uin-
malang.ac.id/index.php/sainstis/article/download/1861/pdf. Diakses 30 Mei,
2020.
6. Natoadmodjo, S. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rimika cipta; 2010
7. Vinsensius Riberu. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang penggunaan
antibiotic di desa weoe kecamatan wewiku kabupaten malaka. Karya tulis
ilmiah. Kupang. Politeknik kesehatan kemenkes kupang program studi farmasi
2018; 5-8
8. Setiabudy, R. farmakologi dan terapi. Edisi V. Jakarta. Fakultas kedokteran
universitas Indonesia; 2008. Hal. 571-573

19
LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Kuesioner

20
Lampiran lanjutan

21
Lampiran Lanjutan

22
Lampiran Lanjutan

23

Anda mungkin juga menyukai