Penelitian Tindakan Kelas PKN Pendekatan Konteksrual Model Kooperatifemester 2
Penelitian Tindakan Kelas PKN Pendekatan Konteksrual Model Kooperatifemester 2
PENDAHULUAN
Sekolah Dasar memberikan bekal kepada siswa agar dapat memiliki nilali
pembangunan nasional, baik pada masa sekarang maupn pada masa yang akan
(Jalal dan Supriadi, 2001 : 63). Rumusan visi itu juga telah dijabarkan dalam
GBHN tahun 1999 yang telah menetapkan misi pendidikan sebai berikut :
1
Melihat kenyataan tersebut pemerintah Indonesia, dalam hal ini
suatu proses interaksi antara guru dengan siswa melalui kegiatan terpadu dari
dua bentuk kegiatan, yaitu kegiatan belajar siswa (pelajar) dan kegiatan
2
anggota keluarga dan masyarakat. Dari kegiatan pembelajaran yang
(Nurhadi, 2002)
3
hal ini guru ingin memperbaiki keadaan terebut dengan mencobakan suatu
strategi pembelajaran yang akan membuat siswa dapat belajar aktif dimana
siswa lebih berpartisipasi aktif sehingga kegiatan siswa dalam belajar jauh
semua pihak baik guru, siswa, orang tua murid maupun penyelenggara
4
1.3 Rumusan Masalah
berikut :
Kabupaten Mojokerto?
5
meningkatkan aktivitas belajar siswa Kelas IV SD Negeri Pugeran
konstruktif.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
siswa bekerja sama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar.
1999:19).
baik.
materi belajarnya.
c. Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis
7
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat enam langkah utama yang
Tabel 2.1
Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Fase 1
Menyampaikan tujuandan memotivasi Guru menyampaikan semua tujuan
siswa pelajaran yang ingin dicapai pada
pelajaran tersebut dan memotivasi
siswa belajar.
Fase 2
Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada
siswa dengan jalan demontrasi atau
lewat bahan bacaan.
Fase 3
Mengorganisasikan siswa kedalam Guru menjelaskan kepada siswa
kelompok-kelompok belajar bagaimana caranya membentuk
kelompok belajar dan membantu setiap
kelompok agar melakukan transisi
secara efisien.
Fase 4
Membimbing kelompok bekerja dan Guru membimbing kelompok-
belajar. kelompok belajar pada saat mereka
mengerjakan tugas mereka.
Fase 5
Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi yang telah dipelajari atau
masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6
Memberi penghargaan Guru mencari cara-cara untuk
menghargai baik upaya maupun belajar
individu dan kelompok.
8
Dalam kegiatan pembelajaran faktor waktu dan tempat juga sangat
kuat pada sumber daya waktu daripada model pembelajaran lain (Ibrahim, dkk,
2000 : 35). Pembelajaran kooperatif memerlukan waktu lebih lama bagi siswa
untuk berinteraksi mengenai ide-ide penting daripada waktu yang telah diperlukan
untuk menyajikan ide-ide secara langsung pada siswa. Untuk itu guru harus dapat
jumalah waktu yang terbuang. Demikian juga pengaturan ruangan harus dilakukan
secara khusus agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung lebih efisien dan
individu dan skor tim. Skor tim didasarkan pada peningkatan skor anggota tim
dibandingkan dengan skor yang lalu mereka. Kelebihan dari penskoran ganda ini
lakukan. Dengan skor individu dapat terlihat bagaimana siswa terlibat dalam
proses pembelajaran. Sedangkan dengan adanya skor tim dapat memotivasi siswa
9
yang mempunyai kemapuan lebih untuk membantu siswa dengan kemampuan
skor tim.
Tabel 2.2
Langkah Penskoran Pembelajaran Kooperatif
Langkah Perilaku Siswa
Langkah 1
Menetapkan skor langkah Setiap siswa diberikan skor berdasarkan
skor-skor kuis yang lalu.
Langkah 2
Menghitung skor kuis terkini Siswa memperoleh poin untuk kuis
yang berkaitan dengan pelajaran terkini.
Langkah 3
Menghitung skor perkembangan Siswa mendapatkan poin
perkembangan yang besarnya
ditentukan apakah skor kuis terkini
mereka menyamai atau melampaui skor
dasar mereka.
Tabel 2.3
Skala Pemberian Poin Pembelajaran Kooperatif
Uraian Poin
10
Skor tim diperoleh diumumkan secara tertulis, dan tim yang
membagi jumlah itu dengan jumlah anggota tim yang mengerjakan kuis.
tergantung pada diri seseorang tersebut. Berarti sesuatu itulah yang harus kita
raih agar seseorang bisa melakukan hal-hal yang positif dan berguna bagi
orang lain yang demikian. Juga terhadap perbuatan kita sendiri, seringkali
yang mengagumkan dan sangat menarik bagi kita untuk menyelidikinya. Apa
saja yang dapat diperbuat manusia yang penting maupun tidak penting., yang
11
Sehubungan dengan uraian tersebut diatas, maka Wood Worth
kegiatan yang cepat dan kuat dari kita. Dalam hal ini motif ini timbul
bukan atas kemauan kita, tetapi karena perangsang dari luar yang
atau tujuan tertentu disekitar kita. Motif ini timbul karena ada dorongan
menggunakan lingkungan.
Motif intrinsik timbbul tanpa paksaan dari luar, 2) seorang anak belajar bukan
12
dipelajarinya, malainkan agar suapaya lulus ujian, atau supaya orang tuanya
hari, banyak yang didorong motif-motif ekstrinsik, tetapi juga banyak pula
Meski demikian, yang paling baik terutama dalam hal belajar ialah motif
Usahakan agar motivasi dalam belajar siswa-siswa itu ilah motivasi instrinsik.
Dengan motif/ motivasi instrinsik anak atau orang itu aktif sendiri,
tegas. Motif menunjukkan suatu dorongan yang timbul dari dalam diri
sebaik-baiknya.
tinggi rendahnya motivasi berprestasi yang dapat dilihat dari perilaku siswa
pada umumnya antara lain harapan untuk sukses, bekerja keras, kekhawatiran
13
akan gagal, dan keinginan memperoleh nilai yang lebih tinggi,
(Panjaitan : 1997).
kegiatan belajar itu. sebagai suatu proses tentu harus ada yang diproses
(masukan/ input) dan hasil dan pemrosesan (keluar/ output). Jadi dalam
hal ini kita dapat mengalisis kegiatan belajar itu dengan pendekatan
analisis sistem. Dengan pendekatan sistem ini sekaligus kita dapat melihat
berbagai faktor yang dapat mempengaruhi prose dan hasil belajar. Dengan
INSTRUMENTAL
INPUT
RAW TEACHING/
OUT PUT
INPUT LEARNING PROCESS
INPUT
ENVIROMENTAL
INPUT
merupakan bahan baku yang perlu diolah. Dalam hal ini diberi pengalaman
belajar tertentu.
didalam proses belajar mengajar itu turut berpengaruh pula sejumlah faktor
14
lingkungan yang merupakan masukan lingkungan (inveronmental input) dan
dan keberhasilan belajar. Disamping faktor yang ada didalam diri seseorang,
banyak pula faktor yang mendorong yang berasal dari luar diri seseorang.
sebagai berikut :
buku cerita pendek, dan lain-lain. Untuk bahan yang sifatnya nonverbal,
15
sangat luas, atau sukar-sukar, seeperti akuntansi, dan bahan pelajaran lain
pada umumnya.
20 – 30 menit. Jangka waktu yang lebih dari itu untuk belajar yang
kita pelajari sering mudah dan lekas dilupakan. Maka untuk jangan
review pada waktu tertentu atau setelah/ pada akhir suatu tahap pelajaran
diselesaikan.
16
dengan daya ingat terhadap pengetahuan itu. Hal ini disebabkan oleh
terdahulu.
selalu berkaiatan satu sama lain. Bahkan sering pula yang satu
waktu sekaligus.
keaktifan mental.
paragraf.
17
10) Adakan penilaian terhadap kesulitan bahan untuk dipelajari lebih
lanjut.
18
BAB III
METODE PENELITIAN
siswa.
Mojokerto.
19
2. Guru, tentang aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran PPKn
pada dua tinjauan, yakni proses belajar dan hasil belajar. Penentuan
20
keberhasilan proses didasarkan pada diskriptor kualifikasi terhadap
21
BAB IV
sebagai berikut :
Siklus 1
1. Perencanaan
belajar siswa.
2. Pelaksanaan
22
dikerjakan, anggota kelompok yang sudah menguasai diminta
3. Observasi
dilaksanakan secara kolaborasi oleh dua pengamat, yakni guru kelas dan
kooperatif.
kegiatan pembelajaran :
1) Aktivitas Guru
untuk kuis 1.
23
Data hasil pengamatan terhadap aktivitas guru pada siklus
Tabel 4.1
Aktivitas Guru Dlam Pembelajaran
Model Kooperatif Siklus Pertama
No Kategori Aktivitas Guru Kemunculan
24
memberi motivasi siswa dalam kelompok kooperatif
2) Aktivitas siswa
25
Aktivitas siswa dapat ditunjukkan pada tabel berikut :
Tabel 4.2
Aktivitas Guru Dlam Pembelajaran
Model Kooperatif Siklus Pertama
No Kategori Aktivitas Siswa Kemunculan
kehidupan sehari-hari.
Pada saat ini, guru aktif juga menguatkan apa yang dilihat
26
Pada tahap ini, pengamat menilai kegiatan pembelajaran
jawab.
Tabel 4.3
Skor Prestasi Belajar Siswa Siklus Pertama
1 25 Hebat
2 -
3 20 Baik
4 20 Baik
5 -
27
predikat hebat, kelompok 3 dan kelompok 4 dengan predikat baik
4. Refleksi
sebagai berikut :
jelas.
kelompok kooperatif.
Siklus 2
1. Perencanaan
28
latihan terbimbing dan lebih banyak memberi kesempatan siswa untuk
2. Pelaksanaan
3. Observasi
1) Aktivitas guru
29
Data hasi pengamatan terhadap aktivitas guru pada siklus
Tabel 4.4
Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran kooperatif
Model Kooperatif Siklus Pertama
No Kategori Aktivitas Siswa %Kemunculan
1. Menyampaikan pendahuluan 17
30
umpan balik bagi siswa yang bertanya dan mengklarifikasikan
31
jawaban yang samapun juga dikomunikasikan. Bagi peneliti
2) Aktivitas siswa
pembelajaran berlangsung.
Tabel 4.5
Aktivitas SiswaKegiatan Pembelajaran Siklus Kedua
No Kategori Aktivitas Siswa %Kemunculan
32
6. Berdiskusi/ Tanya jawab antara guru dan 20,5
siswa
7. Merefleksikan materi pelajaran 12
Berikut ini data tentang prestasi belajar siswa pada siklus kedua
Tabel 4.6
Skor Prestasi Belajar Siswa Siklus Kedua
Kelompok Skor Perkembangan 1 Predikat
1 30 Super
2 20 Baik
3 25 Hebat
4 20 Baik
5 20 Baik
Dari hasil kuis kedua nilai yang diperoleh sudah ada peningkatan.
nilai diatas 65. Ini berarti pembelajaran siklus kedua 20 siswa (80
33
%) yangbelajar tuntas. Sedang dari kuis kedua ini diperoleh jumlah
4. Refleksi
Siklus 3
1. Perencanaan
34
kesulitan dan jumlah butir soal dengan waktu yang tersedia, (c) guru
mengembangkannya.
2. Pelaksanaan
tersebut.
3. Observasi
a. Aktivitas guru
35
Tabel 4.7
Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Kooperatif
Siklus Ketiga
No Kategori Aktivitas Siswa %Kemunculan
36
waktu secara keseluruhan tiap siklus. Pada siklus 1 pendahuluan
b. Aktivitas siswa
Tabel 4.5
Aktivitas Siswa Kegiatan Pembelajaran Siklus Kedua
No Kategori Aktivitas Siswa %Kemunculan
37
kelompok kooperatif (25%), membaca/ mengerjakan LKS
(15,67%).
Berikut ini data tentang prestasi belajar siswa pada siklus ketiga
Tabel 4.9
Skor Prestasi Belajar Siswa Siklus Ketiga
Kelompok Skor Perkembangan 1 Predikat
1 30 Super
2 25 Baik
3 25 Hebat
4 30 Baik
5 30 Baik
4. Refleksi
38
dalam membimbing kelompok kooperatif dalam mengerjakan tugas.
Namun hal ini masih terdapat kelemahan pada aktivitas siswa pada
berbeda.
A. Pembahasan
siswa, (b) pemberian apersepsi, (c) menyampaikan tujuan pembelajran dan (d)
paling baik dalam kontek, dalam susatu yang terkait dengan kebutuhan yang
diterapkan dalam kehidupan mereka (Nur, 2001). Untuk itu guru dalam
39
Aktivitas guru yang lain adalah memeriksa pemahaman siswa dan
materi yang kurang jelas guru tampak memaksakan pemahaman kepada siswa
aktif dalam mendemontrasikan kegiatan yang ada pada lembar kegiatan siswa
siswa menjadi pembelajar yang mandiri (self regulated learners) dengan cara
kendala dalam pembentukan kelompok adalah pada saat siswa di minta duduk
bertanya kepada guru. Kelemahan pada siklus satu ini dicoba diatasi pada
40
diskusi dengan cara berbagi (sharing), berkomunikasi dan menanggapi konsep
berlangsung keadaan siswa dan guru sangat antusias. Banyak siswa aktif
dalam kegiatan Tanya jawab, bahkan beberapa siswa tetap ingin memberikan
oleh kurangnya guru dalam memotivasi siswa dalam bekerja kooperatif dan
kooperatif.
belajar siswa. Nilai yang diperoleh siswa masih belum maksimal karena dari
terdapat sub aktivitas operasional seperti yang sudah dibahas pada siklus
41
informasi dengan pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa (Depdikbud,
2002).
mengklarivikasikan materi yang kurang jelas. Guru berusaha agar contoh yang
memotivasi siswa dalam kelompok kooperatif (menjadi 7,5% dari 4,28% pada
khawatir salah. Cara melaporkan hasil kerja kelompoknya masih kurang jelas.
42
Di akhir pembelajaran guru memberikan kuis untuk mengukur prestasi
belajar siswa. Hasil kuis pada siklus dua terdapat peningkatan dari 15 siswa
yang tuntas belajar pada siklus satu menjadi 20 siswa yang tuntas.
siklus ini adalah memberi latihan terbimbing dalam kelompok kecil (25,05%).
Hal ini sejalan dengan aktivitas siswa dalam menyajikan hasil pengamatan
tampak percaya diri dan diskusi tampak hidup karena keberanian dari siswa
lain untuk menanggapi. Siswa juga sudah tampak bekerja kooperatif, tidak ada
yang menonjolkan diri. Hanya saja kelemahan dari kegiatan ini adalah siswa
siswa sudah tampak dibandingkan dengan siklus pertama dan siklus dua. Hal
adalah sikap siswa menghargai temannya, etika berdiskusi. Pada siklus yang
43
pertama siswa masih bersikap menonjolkan diri, kurang bisa bekerja
sikap menonjolkan diri sudah berkurang dan mulai bisa bekerja kooperatif.
Pada siklus ketiga sikap yang negative tersebut sudah tidak tampak. Di akhir
Pada siklus ini tampak bahwa prestasi belajar siswa meningkat cukup tajam,
dari siklus pertama yang tuntas 15 siswa (60%) siklus kedua (80%) meningkat
44
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
45
B. Saran
bervariasi.
46
DAFTAR PUSTAKA
47
LAMPIRAN SOAL-SOAL
Amati gambar pada bagian saya melihat. Pernahkan kamu melihat peristiwa seperti
pada gambit tersebut?
Tuliskan apa yang kamu rasakan dibagian saya merasa katika melihat peristiwa seperti
itu!
48
I. Berilah tanda silang (x) pada salah satu huruf a, b, c, dan atau d yang
merupakan jawaban paling tepat!
3. Agar kamu dapat membali pakaian baru, maka usahamu yang baik adalah..
a. rajin menabung c. minta kepada Ayah
b. rajin belajar d. pinjam kepada teman
4. Agar usaha kita berhasil dengan memuaskan, maka kita memerlukan sikap
a. tabah dan tawakal c. hati-hati dan taat
b. sabar dan berdoa d. ulet dasn rajin
7. Rini sedang membaca segala jenis bacaan. Rini membacanya pada waktu
senggang. Karena rajin membaca Rini ….
a. Mempunyai perpustakaan
b. Mempunyai pengetahuan yang luas
c. Memiliki teman banyak
d. Memiliki buku banyak
8. Kakak rajin membantu Ibu di dapur. Dengan demikian Ibu merasa ……..
a. Pekerjaan menjadi lama
b. Pekerjaan menjadi ringan
c. Pekerjaan sangat banyak
d. Pekerjaan tidak selesai
49
9. Ayah terpilih menjadi Karyawan teladan di kantornya. Hal itu disebabkan
Ayah ………
a. Selalu datang tepat waktu
b. Sering pulang cepat
c. Pulang waktu istirahat makan
d. Teman dekat direktur
10. Rudi dapat melaksanakan tugas sebagai Komandan upacara dengan baik.
Hal itu karena ………….
a. Rudi anak yang pandai
b. Rudi murid teladan
c. Rudi rajin berlatih
d. Rudi disenangi gurunya.
50