Anda di halaman 1dari 164

Departemen Sains Komunikasi dan

Pengembangan Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia

PB 01
MEMAHAMI MASYARAKAT SECARA SOSIOLOGIS

MK. Sosiologi KPM131


Semester Ganjil 2020/2021
Program Pendidikan Kompetensi Umum (PPKU)
SUB POKOK BAHASAN

Fenomena Sosial Terkini: Dari Interaksi


1 Sampai dengan Perubahan Sosial

Konsep-konsep Sosiologi dalam


2 Memahami Masyarakat

3 Penelitian dan Penerapan Sosiologi


01
FENOMENA SOSIAL TERKINI:
Dari Interaksi sampai dengan
Perubahan Sosial
PENGANTAR
➢ Charon (1980): Sosiologi berupaya memahami keadaan sosial
manusia dengan memusatkan perhatian pada masyarakat,
organisasi sosial, kelembagaan, interaksi, dan masalah-masalah
sosial.
➢ Gagasan utama dalam sosiologi adalah “bahwa umat manusia
itu sosial”. Menjadi “sosial” dalam hal ini berarti bahwa dalam
proses perkembangannya manusia tergantung pada sesamanya,
organisasi sosial, dan masyarakat.
➢ Sehingga dapat dirumuskan: Sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI

DAMPAK POSITIF
DAMPAK NEGATIF
Mempermudah akses: 1) Digital divide &
1) Komunikasi (tidak inequality
ada batasan dalam 2) Kecanduan (game online)
jarak) 3) Perubahan perilaku
2) Pertukaran buruk pada
informasi dan data anak/seseorang akibat
(e-mail, website, menir/terinspirasi konten
newsgroup) dari internet
3) Transaksi: bisnis 4) Kejahatan cyber
5) Sistem kerja digantikan
oleh teknologi →
kebutuhan tenaga kerja
berkurang →
pengangguran
6) Kualitas sumberdaya
menurun
DAMPAK PANDEMI COVID-19
Perubahan dari norma-norma
yang berlaku, munculnya rasa
curiga antar sesama

(2)
(1)
Lumpuhnya perekonomian: Eksklusi sosial dan Konflik
Pengangguran meningkat, (3)
penurunan daya beli
masyarakat Masyarakat dari kelompok dan pelapisan
sosial: Lapisan menengah-bawah
(4)

Bagaimana peran tokoh masyarakat serta keluarga


dalam meminimalisir dampak negatif Pandemi
Covid-19?
02
KONSEP-KONSEP SOSIOLOGI
DALAM MEMAHAMI
MASYARAKAT
MANFAAT SOSIOLOGI
Plummer (2010)
• Isu-isu besar seperti pemberontakan,
peperangan, revolusi, politik, transformasi
sosial telah menjadi perhatian Sosiolog sejak
lama
• Sosiolog menganalisis relasi-relasi sosial yang
berada dibalik kehidupan biasa sehari-hari,
seperti sepatu basket, tunawisma, popularitas,
diskriminasi sosial, sex, fanatisme agama,
maupun hal-hal biasa seperti tomat, telpon,
dan toilet atau “tiga T”
• Sosiologi dapat mempelajari apa saja dan
semua hal– hal yang besar dan hal yang kecil
• Segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia
melibatkan aspek sosial, maka segala hal dan
apapun juga dapat dianalisis secara sosiologis
PENTINGNYA MEMAHAMI SOSIOLOGI: 5 DIMENSI
➢ Robert J. Brym (2009): Dimensi sebuah obyek → Panjang, lebar, dalam, waktu, dan
sosial. “Seeing in five dimensions help people live longer and fuller lives”
➢ Sosiologi merupakan ilmu yang memberikan kemampuan kepada kita untuk melihat
dimensi kelima ini.
➢ Peter Berger (1963): Perspektif sosiologi itu membuat kita melihat dengan cara baru
(pencerahan) dunia di mana kita hidup selama ini. Ini merupakan “transformasi
kesadaran”. Dan kesadaran itu sendiri sangat penting bagi kehidupan manusia, bahkan
merupakan “kondisi bagi kebebasan” (consciousness is a condition of freedom).

SEPATU BASKET
ZOOM KOBE II Suka atau tidak, Anda adalah bagian dari
masyarakat, dan tindakan Anda, seprivat
apapun kelihatannya, mempunyai
konsekuensi terhadap orang-orang lain
(Brym, 2009).
PERSPEKTIF INDIVIDUAL: MAX WEBER

Definisi Sosiologi menurut Max Weber:

Sociology . . . is a science concerning itself with the interpretive


understanding of social action and thereby with a causal explanation of its
course and consequences. We shall speak of “action” insofar as the
acting individual attaches a subjective meaning to his behavior—be it
overt or covert, omission or acquiescence. Action is “social” insofar as its
subjective meaning takes account of the behavior of others and is thereby
oriented in its course.
Tipe tindakan sosial
No Tipe Tindakan Sosial Pernyataan Individu Contoh Aktivitas Sosial
Aktivitas sehari-hari seperti makan
“Saya melakukan ini karena dengan menggunakan sendok-
1 Tindakan tradisional
saya selalu melakukannya” garpu dan mengucapkan salam
kepada teman
“Apa boleh buat saya Tindakan emosional para penjudi
2 Tindakan afektif
lakukan” dan rentenir
Tindakan rasional “Yang saya tahu hanya Mencapai kemenangan dan
3
berorientasi nilai melakukan ini” mendapatkan keuntungan
“Tindakan ini paling efisien
Tindakan rasional untuk mencapai tujuan ini, Penaklukan suatu wilayah dengan
4
berorientasi instrumental dan inilah cara terbaik untuk strategi tertentu
mencapainya”
PERSPEKTIF STRUKTUR: EMILE DURKHEIM & KARL MARX
➢ “Sebuah fakta sosial adalah setiap cara ➢ Karl Marx: perilaku manusia itu ditentukan
bertindak, ajeg atau tidak, yang (determined) oleh posisi kelas orang tersebut.
mampu melakukan hambatan “Bukan kesadaran manusia yang menentukan
eksternal terhadap individu; atau, keadaan mereka, tetapi sebaliknya keadaan
setiap cara bertindak yang umum pada sosial merekalah yang menentukan kesadaran
suatu masyarakat, sementara pada mereka” (Magnis-Suseno, 1999).
saat yang sama keberadaannya bersifat ➢ Aktor yang melakukan perubahan sosial adalah
independen atau terlepas dari kelas sosial, bukan manusia secara individu.
manifestasi individual” (Durkheim, “Sejarah seluruh masyarakat yang ada hingga
1938/1966). sekarang adalah sejarah perjuangan kelas”
➢ Durkheim menekankan “kekuatan (Wallace and Wolf, 2006).
pemaksa” dari fakta sosial itu terhadap ➢ Pertentangan atau konflik antara para buruh dan
individu-individu dalam masyarakat. para kapitalis (pemilik alat produksi/modal)
Salah satu contoh klasik dan terkenal bukan karena sifat-sifat individu mereka;
SOLIDARITAS SOSIAL

• Konsep Solidaritas Sosial


• Solidaritas Mekanik didasarkan
pada kesamaan
• Solidaritas Organik didasarkan
pada perbedaan-perbedaan
fungsional akibat adanya pembagian
kerja atau spesialisasi
03
PENELITIAN DAN
PENERAPAN SOSIOLOGI
Pendekatan Ilmiah dan Metodologi Kajian terhadap Masyarakat:
Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif
PENDEKATAN KUANTITATIF PENDEKATAN KUALITATIF

• Data merupakan pernyataan dari informan atau individu


• Data merupakan angka-angka yang dianalisis secara
yang dijadikan sebagai ‘kasus’, angka-angka dan materi
statistika.
audiovisual.

• Pengumpulan data melalui wawancara mendalam yang


• Data diperoleh dari responden dengan metode survey dipandu oleh daftar pertanyaan terbuka sebagai
atau sensus. pedoman wawancara (tidak menggunakan kuesioner),
Focus Group Discussion (FGD) dan observasi.

• Menggunakan variabel dan indikator yang jelas dan akan


diuji secara statistika, contoh kotelasi tingkat pendidikan • Hasil wawancara, diskusi kelompok, dan pengamatan
dengan tingkat pendapatan, atau regresi untuk dituangkan dalam Catatan Harian. Proses analisis
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi meliputi reduksi dan interpretasi data.
pendapatan petani.

• Umumnya bersifat deduktif, yaitu dimuai dari teori yang • Bersifat induktif, yaitu dimulai dari “bawah” atau dari
sudah ada, kemudian “diturunkan” ke dalam variabel- data empiris di lapangan, baru diabstraksi. Hasil analisis
variabel. Hasil analisis data kuantitatif digunakan untuk data kualitatif tidak selalu dapat ditarik menjadi
membuat kesimpulan yang bersifat umum (berlaku kesimpulan umum.
untuk seluruh populasi penelitian)
Komunitas & Swadaya
Pemetaan Sosial & Komunitas untuk Masyarakat
Pemberdayaan & Pengembangan Masyarakat:
Suatu Penerapan Sosiologi Aksi Mandiri

Analisis
Sosiologi
(Interaksi-Persos)

Pemetaan Sosial PEMBERDAYAAN DAN


PENGEMBANGAN MASYARAKAT
dan Komunitas

Informational
Retrieval
(CT & Digital)
CSR PNPM

Badan Usaha Tatakelola (Governance) Pemerintah


TERIMA KASIH

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat


MK Sosiologi – IPB University
SOSIOLOGI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
POKOK BAHASAN 02
INTERAKSI SOSIAL:
MEMBANGUN KERJASAMA
DAN MEMFUNGSIKAN
KONFLIK SOSIAL
SUBPOKOK BAHASAN

Fenomena Sosial:
1 Kerjasama dan Konflik
Sosial
Definisi dan Syarat
2
Interaksi Sosial
Bentuk-Bentuk
3
Interaksi Sosial

4 Tantangan dan Solusi


01
FENOMENA SOSIAL:
KERJASAMA DAN
KONFLIK SOSIAL
dalam lensa Interaksi
Sosial
Video:
Lawan Covid Lewat Solidaritas. TEMPODOTCO

Manusia Harusnya Setara Tapi Kenapa Ada


Rasisme. NARASI NEWSROOM.
Ciri-Ciri Adanya Interaksi Sosial Ciri-ciri Adanya Interaksi Sosial
dalam ‘KERJASAMA’  dalam ‘KONFLIK SOSIAL’ 
GERAKAN MASYARAKAT SIPIL BLACK LIVES MATTER di USA
• Terdapat hubungan sosial antara • Proses sosial disosiatif yang
individu dengan individu lainnya menempatkan pihak-pihak /
dalam bentuk Kerjasama, individu kelompok yang bertentangan 
dengan kelompok sosial, kelompok
konflik ras & etnisitas
dengan kelompok lainnya, hingga
masyarakat internasional melalui • Terdapat pertentangan sosial antar
organisasi internasional; individu melalui konflik kelas (warga
• Kontak sosial dapat berlangsung kulit hitam dan warga kulit putih)
melalui berhadapan muka (face to • Konflik berfungsi positif
face) maupun melalui media sosial memperkuat ikatan kelompok.
digital. • Dalam konflik mengatur sistem
• Faktor pendorong bekerjasama bisa hubungan, bahwa sistem
karena tuntutan situasi pandemi, keseluruhan akan selalu diper
kepentingan umum, maupun
tahankan (sistem sosial warga AS)
altruistik saling tolong menolong.
• Contoh: Gotong royong di lingkungan • Muncul “kebenaran yang abadi”
RT untuk memberikan bantuan bagi yaitu nilai keadilan sosial
warga terdampak Covid-19, • Contoh: Demonstrasi antirasisme
penggalangan dana, bantuan alat (Sumber: https://tirto.id/kenapa-
kesehatan dsb (Sumber: Litbang kematian-george-floyd-picu-demo)
Kompas, dan IPB today, 2020)
02
DEFINSI & SYARAT
INTERAKSI SOSIAL
DEFINISI INTERAKSI SOSIAL
• Hubungan sosial dinamis (senantiasa
berubah) yang menyangkut hubungan antar
individu, individu dengan kelompok, dan
antar kelompok (Gillin dan Gillin,1954)
• Suatu peristiwa ketika tindakan yang
dilakukan oleh seseorang terhadap individu
lain diberi ganjaran atau hukuman dengan  Proses sosial
menggunakan tindakan yang dilakukan oleh mengenai cara-cara
individu lain tsb (Homans dlm Johnson, 1994) berhubungan yang
• Proses dimana orang mengorientasikan dapat dilihat jika
dirinya pada orang lain dan bertindak sebagai individu dan
respon terhadap apa yang dikatakan dan kelompok-kelompok
dilakukan oleh orang lain (Calhoun et. al. 1994) sosial saling bertemu
 Perilaku dari dua orang atau lebih yang serta menentukan
diberikan makna oleh pelaku nya, dalam sistem dan
bingkai budaya yang berlaku (Durkheim dlm hubungan sosial
Johnson, 1994) (Soekanto,1990)
SYARAT INTERAKSI SOSIAL
Ketertarikan interpersonal: Manusia memiliki
1. kebutuhan afiliasi.
Kontak Sosial
2. • Bersama-sama “menyentuh” tidak perlu
berarti hubungan fisik
• Berlangsung dalam: (1) perorangan, (2)
kelompok, (3) orang dengan kelompok
• Sifat: (1) Positif-Negatif, (2) Primer-Sekunder
Komunikasi: Berperan untuk pertukaran
3. pesan yang membentuk sebuah
pengertian baru di antara pihak yang
berinteraksi (Soekanto, 1990)
Komunikasi verbal dan non-verbal: interaksi
4. 4.
sosial melekat pada bahasa yang digunakan
(melekat budaya). Komunikasi bukan sekedar apa
yang anda katakan, tapi juga bagaimana anda
mengatakan , dan kepada siapa.
03
BENTUK-BENTUK
INTERAKSI
SOSIAL
BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL
(GILLIN & GILLIN 1954)

01 ASOSIATIF (PROSES 02 DISOSIATIF (PROSES


SOSIAL YANG SOSIAL YANG
“MENDEKATKAN”) “MENJAUHKAN”)
1. Kerjasama 1. Persaingan
2. Akomodasi 2. Kontravensi
3. Asimilasi & 3. Konflik
Akulturasi
PROSES ASOSIATIF
1. KERJASAMA
• Bekerja bersama dalam rangka mencapai
sesuatu tujuan bersama cooperation
(co : bersama; operate : bekerja).
• Wujud primer proses interaksi sosial:
pembagian tugas untuk mencapai tujuan
bersama.
• Faktor pendorong kerjasama:
• Motivasi pribadi, kepentingan umum,
altruistik, dan tuntutan situasi.
• Bentuk spesifik kerjasama masyarakat
pedesaan:
• Gotong-royong (kerja-bakti), tolong
menolong, dan musyawarah.
GOTONG ROYONG, TOLONG MENOLONG
DAN MUSYAWARAH
AKTIVITAS TUJUAN
Kepentingan
Gotong royong/Kerja bakti
Umum
Tolong menolong (sambatan,
Kepentingan
mapalus, rereongan, gaga gili,
perorangan
parapona, dan lain sebagainya)
Kompromi atau
Musyawarah
Mufakat
2. AKOMODASI
• Proses interaksi sosial berupa
penyesuaian sosial baik yang
dilakukan oleh individu maupun
kelompok untuk meredam suatu
pertentangan sosial yang ada.
• Bentuk akomodasi:
1. Kompromi
2. Arbitrase
3. Mediasi
4. Konsiliasi
5. Toleransi
3. ASIMILASI
• Proses sosial yang ditandai dengan
usaha mengurangi perbedaan antara
perorangan atau kelompok, juga
ditandai dengan usaha meningkatkan
kesatuan tindak dan sikap, dengan
memperhatikan kepentingan dan tujuan
bersama.
• Syarat asimilasi:
Ada kelompok manusia yang berbeda
kebudayaan; dan perorangan sebagai
warga kelompok yang bergaul secara
langsung dan intensif dalam waktu
yang lama sehingga kebudayaan
kelompok tersebut berubah dan saling-
menyesuaikan diri.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPERMUDAH
PROSES ASIMILASI
1. Toleransi
2. Kesempatan-kesempatan yang
seimbang dalam bidang ekonomi
3. Sikap menghargai orang asing dan
kebudayaannya
4. Sikap terbuka dari golongan yang
berkuasa dalam masyarakat
5. Persamaan dalam unsur kebudayaan
6. Perkawinan campuran (amalgamation)
7. Adanya musuh bersama dari luar
PROSES DISOSIATIF
1. PERSAINGAN
• Proses sosial antara dua orang atau lebih
untuk memiliki (menggunakan) aset
material atau bukan material
• Tidak ada unsur ancaman atau
kekerasan,
• Tidak ada intrik atau saling curiga
• Tipe persaingan: (1) pribadi; 2) tidak
pribadi
• Bentuk Persaingan:
• Ekonomi, kebudayaan, kedudukan dan
peranan dalam masyarakat, karena
perbedaan ras
• Fungsi Persaingan:
• (1) Sarana memperoleh sesuatu yang
dihargai masyarakat; (2) Suatu jalan
agar menjadi pusat perhatian; (3) Alat
seleksi; dan (4) Alat penyaring
pembagian kerja
2. KONTRAVENSI
• Bentuk antara persaingan dan konflik, ada
unsur intrik, misalnya fitnah yang ditandai
dengan gejala ketidakpastian mengenai diri
seseorang, atau suatu rencana dan perasaan
tidak suka yang disembunyikan, kebencian
terhadap kepribadian seseorang.
• Bentuk-bentuk kontravensi (Von Weise &
Becker 1932):
• Umum: penolakan; keengganan
• Sederhana: menyangkal di muka
umum; memaki orang lain
• Intensif: penghasutan; menyebar desas-
desus
• Rahasia: berkhianat; membocorkan
rahasia
• Taktis: mengejutkan atau
membingungkan lawan
3. KONFLIK
• Proses sosial dimana perorangan atau
kelompok berusaha memenuhi
tujuannya dengan jalan menantang
pihak lain/lawan dengan ancaman
dan/atau kekerasan
• Sumber konflik:
• Penguasaan tanah atau sumber-
sumber ekonomi (Perebutan
Sumberdaya)
• Kedudukan atau gengsi sosial
politik dan lain-lain
• Perjodohan/perkawinan
 Fungsi Konflik Sosial (Coser):
 Konflik memperkuat ikatan kelompok
(group binding functions of conflict): terdapat in-
group, out-group, dan posisi hierarkis menja-
min stabilitas struktur sosial scr keseluruhan.
 Ada safety value atau katup penyelamat:
merupakan mekanisme khusus yang
digunakan kelompok untuk mencegah
konflik sosial yang lebih besar.
 Perilaku bermusuhan terjadi lebih siap pada
kelompok yang memiliki hubungan sosial
yang erat
 Konflik dengan kelompok lain meningkatkan
kohesi internal: lebih sadar tentang ikatan
mereka dan meningkatkan partisipasi (sistem
nilai sama)
 Konflik dan ideologi: muncul gagasan (ideal)
dari motivasi individu ke kebenaran yang
abadi (eternal truth) (Sumber: Lewis A. Coser
dalam Margaret M, Paloma 2010)
Pertukaran (exchange) atau pertukaran sosial (social

RESUME: TIPE exchange) adalah tipe interaksi sosial yang tampak dalam
transaksi perdagangan atau transaksi-bisnis.

INTERAKSI SOSIAL Konflik sosial (social conflict) adalah tipe interaksi sosial
yang tampak pada perselisihan antara dua individu atau dua
kelompok yang berbeda pandangan atas satu obyek
tertentu.

Persaingan atau kompetisi (competition) adalah bentuk atau


tipe interaksi sosial yang berlangsung antara individu-
Cooperation Social Exchange individu dalam mendapatkan sesuatu, yang seringkali
ketersediaanya tidak tersedia secara melimpah.
Kerjasama (cooperation) adalah bentuk interaksi sosial yang
terjadi antara beberapa individu atau beberapa kelompok
Social yang saling bahu-membahu, saling bantu-membantu atau
Social Conflict
Competition ber-kolaborasi dalam mencapai sebuah tujuan yang bila
tujuan tersebut tercapai maka manfaatnya tidak hanya
berguna bagi mereka semata-mata, melainkan masyarakat
luas.
Accomodation
Akomodasi (accomodation) adalah sebuah interaksi sosial
yang mempertemukan pihak-pihak atau individu-individu
atau kelompok-kelompok yang sedang berkonflik tentang
sebuah urusan tertentu untuk didamaikan sedemikian rupa,
sehingga interaksi mereka berubah dari konflik menjadi
sebuah kerjasama.
INTERAKSI SOSIAL DI RUANG SIBER
• Muncul jejaring sosial virtual (facebook,
tweeter, instagram) dan konektivitas sosial
• Alat komunikasi efektif dan efisien 
melemahnya kontak sosial langsung
• Interaksi sosial dalam keluarga, sekolah,
kantor, lingkungan cenderung lebih egois dan
individual  ikatan emosional menurun;
04
TANTANGAN DAN
SOLUSI
TANTANGAN KE DEPAN
Seringkali interaksi sosial berlangsung tidak
sesuai harapan. Artinya, sebuah keadaan dimana
secara ideal dapat tercipta sebuah kerjasama,
ternyata yang terjadi justru sebuah konflik.
Seringkali, penjelasan tentang latar belakang
konflik dan kerjasama terletak pada identitas
sosial orang-orang yang berinteraksi sosial.
1) Sex – jenis kelamin yang datang secara
alamiah pada seseorang.
2) Tingkat Pendidikan – yang sangat
menentukan tingkat kompetensi seseorang.
3) Ras atau etnisitas yang tidak diubah
keberadaannya pada diri seseorang.
4) Agama atau religi – jenis kepercayaan yang
dianut oleh seseorang.
5) Tingkat pendapatan – gaji atau penerimaan
bulanan yang menentukan status sosial-
ekonomi seseorang dari sisi
kesejahteraannya.
Identitas sosial menentukan bagaimana bentuk
interaksi sosial yang akan dibawakan oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam
membangun pergaulan sosial dalam masyarakat.
SOLUSI: Pertanyaan
Diskusi:
Konteks konflik rasial dan etnis
(Manusia Harusnya Setara Tapi
Kenapa Ada Rasisme. NARASI
NEWSROOM).
(1) Bagaimana mengelola perbedaan
indentitas soial
(ras/etnisitas/agama) yang
sekatnya tegas di antara individu-
individu, agar kemudian tercipta
sebuah kerjasama sosial yang
positif? Jelaskan pendapat anda.
(2) Bentuk akomodasi apa yang harus
dibangun oleh sebuah negara
dengan ciri identitas sosial yang
sangat beragam, agar terjadi
persaingan sosial yang positif demi
kemajuan bangsa dan negara?
Jelaskan pendapat anda.
DAFTAR PUSTAKA
1. Brinkerhoff, David B. Lynn K. White. Suzanne T. Ortega. Rose
Weitz. 2011. Essentials of Sociology. Wadsworth Cengage Learning.
2. Calhoun, C. et.al. 1994. Sociology (6th edition). McGraw-Hill. Inc.
USA.
3. Gillin, J.L. & J.P. Gillin. 1954. Cultural Sociology (3rd printing) New
York: The Macmillan Co.
4. Johnson, Doeyle Paul. 1994. Teori Sosiologi Klasik dan Modern.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
5. Margaret, M. Paloma. 2010. Sosiologi Kontemporer. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
6. Ritzer, George. (ed). 2005. Encyclopedia of Social Theory. Volume II.
Sage Publications.
7. Soekanto, S. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.
Terima kasih…
SOSIOLOGI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
POKOK BAHASAN 03

POTRET MASYARAKAT DILIHAT


DENGAN LENSA STRUKTUR SOSIAL
SUB POKOK BAHASAN

1 Fenomena sosial kontemporer

Struktur sosial sebagai alat untuk


2 memotret masyarakat

Definisi struktur sosial

Dinamika struktur sosial

Konsekwensi struktur sosial bagi kehidupan


3 manusia: sebuah refleksi
01
FENOMENA SOSIAL
KONTEMPORER
PANDEMI COVID -19

Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia


mempunyai implikasi sosial yang luar biasa.

Penanganan dan dampak Covid-19 ini tidak


terlepas dari struktur sosial.

Coba identifikasi beragam struktur sosial yang


ada dalam bacaan.
02
STUKTUR SOSIAL SEBAGAI
ALAT MEMOTRET
MASYARAKAT
PENGERTIAN STRUKTUR
SOSIAL

Mouzelis (2008) membagi struktur sosial


menjadi:
1. Normatif/Institusional
2. Interaktif/figurasional
3. Distributional
1. Normatif/Institusional

Struktur sosial berupa norma dan aturan,


baik yang formal maupun yang non-formal
2. Interaktif/Figurasional

Struktur sosial berupa relasi aktual atau


konkrit antar para aktor sosial pada waktu
dan tempat tertentu, termasuk yang sering
disebut sebagai “pola relasi yang mapan”.
Contoh struktur sosial nelayan di Balikpapan
berupa pola hubungan patron-klien

Kelas
Pemilik Patron
dominan

Eksploitatif
Patron-
dominatif
klien

Kelas
Buruh Klien
subordinat

Sumber: Kinseng (2014:96)


3. Distribusional

Struktur sosial berupa distribusi populasi


berdasarkan kategori tertentu, seperti
kekayaan, etnis, jenis kelamin, dsb.

Salah satu contoh penjelasan konsep ini


dikemukakan oleh Peter Blau.
“Social structure is conceptualized narrowly as
referring to the distributions of a population
among different social positions that reflect and
affect people’s relation with one another. To
speak of social structure is to speak of
differentiation among people”.
- Peter M Blau (1977:28)
Konsep kunci untuk memahami struktur sosial adalah parameter,
yakni karakteristik yang digunakan oleh anggota populasi untuk
membuat perbedaan diantara mereka

1 2
PARAMETER
PARAMETER
NOMINAL BERJENJANG ATAU
BERTINGKAT
membedakan anggota menempatkan anggota
populasi dengan populasi ke dalam skala
menggunakan “kategori atau tingkatan yang
diskret” (discrete bersifat kontinum, seperti
categories), seperti suku, tingkat pendidikan,
agama, jenis kelamin, pendapatan, kekayaan,
pekerjaan, dan sebagainya kekuasaan, dan sebagainya
STRUKTUR SOSIAL VERTIKAL DAN HORIZONTAL

Struktur Sosial
Horizontal
Pengelompokan anggota masyarakat
Struktur Sosial berdasarkan parameter nominal
Vertikal menghasilkan kelompok-kelompok sosial
Pengelompokkan angggota masyarakat atau groups.
berdasarkan parameter bertingkat Tingkat diferensiasi berdasarkan parameter
menghasilkan tingkat kesenjangan (level nominal ini menentukan tingkat keragaman
of inequality).
atau heterogenitas (level of heterogeneity)
Parameter diskret ini menghasilkan strata dari satu masyarakat atau komunitas 
atau kelas sosial  struktur sosial vertikal struktur sosial horizontal
Contoh kerangka analisis struktur sosial horizontal dilihat dari
beberapa parameter nominal

Parameter nominal Kelompok-kelompok sosial


Etnik
Agama/Kepercayaan
Jenis kelamin
Afiliasi partai politik
Dll
Contoh kerangka analisis struktur sosial vertikal dilihat dari
beberapa parameter bertingkat

Parameter bertingkat
Strata/status
Sosial Penguasaan
Pendapatan Pendidikan Kekuasaan Kehormatan Dll
tanah
Tinggi/atas

Sedang/menengah

Rendah/bawah
STRUKTUR SOSIAL VERTIKAL PETANI DAN NELAYAN

Jumlah rumah tangga usaha pertanian, tahun 2013


Rumah tangga usaha pertanian
Golongan luas
lahan (m2) Jumlah Persentase (%)

<1000 4.338.847 16,60


1000-1999 3.550.185 13,58
2000-4999 6.733.364 25,76
5000-9999 4.555.075 17,43
Di kalangan petani di
10000-19999 3.725.865 14,26
Indonesia, struktur
20000-29999 1.623.434 6,21
sosial vertikal dapat
≥30000 1.608.699 6,16 dilihat dari luas
Jumlah 26.135.469 100,00 kepemilikan lahan
Sumber: BPS, 2013
Contoh struktur sosial (kelas)
nelayan di Balikpapan secara umum
(Kinseng, 2014):

1. Kelas nelayan buruh (ABK)


2. Kelas nelayan kecil
3. Kelas nelayan menengah
4. Kelas nelayan besar atau kapitlais
DINAMIKA
STRUKTUR SOSIAL
• Dalam kehidupan sehar-hari, seringkali
kita merasa struktur sosial seperti aturan-
aturan tertentu termasuk birokrasi, pola-
pola perilaku kolektif yang diwariskan
secara turun-temurun (“adat istiadat”),
maupun stratifikasi sosial yang ada begitu
kuat “mengekang” kita.
• Kondisi seperti ini bisa membuat kita lupa
bahwa sebenarnya struktur sosial itu
merupakan buatan manusia secara
bersama-sama; dengan kata lain, struktur
sosial adalah sebuah “konstruksi sosial”
atau social construct.
• Struktur sosial bukanlah sesuatu yang
kekal dan tidak dapat diubah. Struktur
sosial merupakan fenomena sosial yang
dinamis, yang mengalami perubahan, baik
secara perlahan maupun secara cepat.
Sebagai buatan manusia, struktur sosial bisa berubah.

Interaksi antara struktur sosial dengan manusia/individu adalah


sebabagi berikut:
1. Terbentuk
tanpa disengaja/
dirancang
Contoh: norma-
Bila dilihat dari norma sosial
informal, pola-pola
segi proses perilaku tertentu,
pembentukannya, dan adat istiadat.
ada 2 jenis
struktur sosial 2. Terbentuk secara
sengaja dan
direncanakan
Contoh: Perda,
Perdes, berbagai
peraturan
03
REFLEKSI
Terima kasih…
DEPARTEMEN
SAINS KOMUNIKASI
DAN PENGEMBANGAN
MASYARAKAT

SOSIOLOGI
Program Pendidikan Kompetensi Umum (PPKU)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


DEPARTEMEN
SAINS KOMUNIKASI
DAN PENGEMBANGAN
MASYARAKAT

POKOK BAHASAN 04
KERAGAMAN DAN
EKSISTENSI KEBUDAYAAN INDONESIA
SUBPOKOK BAHASAN
1 Realitas dan Dinamika Keragaman Kebudayaan

2 Kebudayaan: Rumusan dan Unsur-unsurnya

3 Keragaman Kebudayaan: Ancaman dan Upaya Mempertahankan


Eksistensinya
DEPARTEMEN
SAINS KOMUNIKASI
DAN PENGEMBANGAN
MASYARAKAT

01
REALITAS DAN DINAMIKA
KERAGAMAN KEBUDAYAAN
REALITAS PEMBENTUK
KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA

Letak
Geografis

Posisi
Strategis

Kondisi
Ekologis
UNSUR KEBUDAYAAN UNIVERSAL
(KLUCKHOHN 1953 dikutip SOEKANTO & SULISTYAWATI 2017)

Mulai dari abstrak sampai kongkrit:


1. Sistem religi dan upacara keagamaan
2. Sistem pengetahuan
3. Kesenian
4. Bahasa
5. Sistem kemasyarakatan (organisasi sosial)
6. Sistem mata pencaharian hidup (ekonomi)
7. Sistem teknologi dan peralatan
KEBUDAYAAN INDONESIA:
BHINEKA TUNGGAL IKA & GOTONG ROYONG
bahasa 1 340 pakaian
suku adat kuliner
bangsa agama
> 300 etnis rumah
Tradisi & adat
budaya kesenian

Lebih 200 juta penduduk tinggal di berbagai pulau dengan keberagaman geografis
mulai dari kawasan pegunungan yang merupakan dataran tinggi, kemudian wilayah
pesisir yang merupakan dataran rendah, perdesaan, perkotaan dan sebagainya
PEMBENTUK DINAMIKA KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA
Difusi Ekspansi Difusi Relokasi Difusi Penularan
(expansion diffusion) (relocation diffusion) (contagious diffusion)

W
proses inovasi unsur-
W
W
-1 -2
-3
unsur kebudayaan oleh
W-
2 suatu komunitas yang
menjalar ke komunitas
Proses unsur-unsur proses penyebaran unsur- lain. Proses ini bisa
kebudayaan bergerak unsur kebudayaan terjadi melalui model
dari suatu masyarakat meninggalkan daerah asal aliran yang berundak-
yang berada di suatu unsur kebudayaan undak (hirarki) sehingga
wilayah ke daerah lain bersangkutan, kemudian disebut pula difusi
yang berdekatan di berpindah ke daerah baru kaskade (cascade
sekitar kebudayaan dan memberi pengaruh di diffusion). Contoh
asal. tempat baru tersebut. internet dari kota ke desa
BANGUNAN KHAS
KEBUDAYAAN LOKAL TENTANG MAKAN & KULINER

• Makan bersama ala Sunda Makan Bersama ala Papua

Makan bersama ala Jawa Keraton Makan Prasmanan


AGAMA DAN KEPERCAYAAN
PAKAIAN
BANGUNAN TRADISIONAL
DEPARTEMEN
SAINS KOMUNIKASI
DAN PENGEMBANGAN
MASYARAKAT

02
KEBUDAYAAN:
RUMUSAN DAN
UNSUR-UNSURNYA
RUMUSAN KEBUDAYAAN
• Mengapa kebiasaan antar-orang atau
kelompok masyarakat dapat
menimbulkan salah tafsir?
• Oleh karena “pola perilaku kebudayaan”
memberikan nilai berbeda
• Kebudayaan yang dikembangkan oleh
setiap masyarakat mencari dan
membentuk nilai-nilai dan norma-norma
yang fungsional untuk dirinya sendiri
• Menghasilkan wujud yang beragam,
seperti masyarakat pesisir, padi sawah,
dan dataran tinggi
• Kebudayaan mencakup aspek
nonmaterial dan aspek material
• Kebudayaan pada aspek nonmaterial
menyangkut seperangkat nilai-nilai dan
norma-norma yang menjadi pedoman
atau acuan perilaku bagi warga
pendukungnya
• Kebudayaan pada aspek material
merupakan benda fisik buatan manusia;
benda-benda tersebut memiliki makna
atau simbol (aspek nonmaterial)
• Obyek Alam bukan produk kebudayaan,
namun cara orang memandang dan
menggunakan obyek alam tersebut
dilandasi oleh kerangka normatif budaya
sebagai aspek kebudayaan nonmaterial.
• Untuk menunjukkan arah kepada tingkah laku dan
ide tentang yang “baik” dan “buruk”, masyarakat
dalam kebudayaan menciptakan simbol budaya
pada benda atau tindakan tertentu
• Simbol budaya, merupakan istilah lain dari
kebudayaan nonmaterial, yang dimaknai dan
digunakan orang untuk berkomunikasi satu sama
lain (Henslin 2017).
• Simbol budaya mencakup nilai, norma, bahasa dan
gesture
• Dalam konteks perangkat normatif, kebudayaan
memuat “nilai”, yaitu gagasan orang tentang apa
yang baik dan buruk, apa yang dianjurkan dan apa
yang seharusnya dihindari.
• “Nilai” mewarnai seluruh kehidupan masyarakat
dan mengabstraksikan situasi-situasi tertentu
melalui proses sosialisasi dalam keluarga ---
komunitas
• Norma merupakan derivat dari “nilai” yang
memerinci lebih spesifik tentang apa yang baik
dan buruk dalam konteks sosial, kelompok,
masyarakat tertentu
• Norma menyangkut aturan berperilaku dalam
kehidupan bermasyarakat sehingga orang atau
kelompok yang melanggar aturan tersebut
dapat dikenakan sanksi sesuai aturan yang
berlaku di masyarakat.
• Norma memiliki kekuatan yang bersifat
memaksa, dari tingkat norma yang paling
rendah, yaitu cara (usages), kebiasaan
(folkways), tata kelakuan (mores) hingga tingkat
norma yang paling tinggi, yaitu adat istiadat
(customs).
• Simbol terpenting bagi manusia ialah bahasa,
yaitu sistem percakapan atau simbol tulisan
(dalam berinteraksi/berkomunikasi) yang bisa
menjaring banyak makna atau ide yang
kompleks.
• Ketika bahasa digunakan untuk menafsirkan
situasi atau keadaan sosial, maka orang sedang
membangun struktur sosial.
• Gestures, atau gerak/bahasa tubuh
digunakan orang untuk berkomunikasi dengan
orang lain, sebagai cara yang singkat untuk
menyampaikan pesan tanpa menggunakan
kata-kata.
• Gestures pada setiap budaya dapat dimaknai
secara berbeda sehingga dapat menimbulkan
kesalahpahaman.
• Suatu kompleks yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat,
dan lain kemampuan dan kebiasaan yang diperoleh
manusia selaku anggota masyarakat (E.B. Tylor 1871,
dikutip oleh Soekanto dan Sulistyowati 2017).
• Sesuatu yang superorganik, artinya berada di atas
sesuatu badan. Kebudayaan diturunkan dari generasi-
generasi dan tetap akan hidup terus (M.J. Herskovits
1955).
• Keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk
sosial yang digunakan untuk memahami dan
mengintepretasikan lingkungan dan pengalamannya,
serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya (Suparlan
2004)
ORIENTASI NILAI BUDAYA
(KLUCKHOHN-STROTDBECK 1961 dikutip WEIL 2017)

• Tiap kebudayaan menghadapi kebutuhan dan masalah


sama yang menghasilkan orientasi nilai budaya
• Masalah mendasar yang dihadapi oleh manusia terbagi
dalam lima hal: 1) makna hidup manusia, 2) makna
hubungan antara manusia dan alam, 3) makna waktu,
4) makna aktivitas atau kerja manusia, dan 5) makna
hubungan sosial
• Kluckhohn dan Strotdbeck (1961): tiga kemungkinan
respons atau orientasi nilai budaya pada manusia
menghadapi tiap kategori masalah dasar
ORIENTASI NILAI BUDAYA
(KLUCKHOHN-STROTDBECK 1961 dikutip WEIL 2017)
Masalah Dasar Orientasi Nilai Budaya

Makna hidup Hidup itu buruk Hidup itu buruk, Hidup itu baik
tapi dapat
diperbaiki
Makna hubungan Tunduk pada alam Serasi dengan Menaklukan alam
manusia dengan alam
alam
Makna waktu Masa lalu Masa kini Masa depan

Makna kerja Kerja untuk hidup Kerja untuk Kerja untuk


kedudukan menghasilkan
karya
Makna hubungan Memandang Mementingkan Mandiri, tidak
sosial tokoh atasan sejalan dengan tergantung pada
sesama sesama
ORIENTASI NILAI BUDAYA
(KLUCKLOHN-STROTDBECK 1961 dikutipWEIL 2017)

• Pasrah/takluk terhadap kekuatan alam:


manusia dipandang tidak mempunyai
kekuatan yang menaklukkan alam
• Selaras alam: alam dimanfaatkan untuk
kepentingan manusia dengan cara
mengembangkan cara-cara hidup dan
teknologi yang selaras dengan alam
• Menaklukkan alam: alam harus
ditaklukkan dan dimanfaatkan untuk
kepentingan manusia
DEPARTEMEN
SAINS KOMUNIKASI
DAN PENGEMBANGAN
MASYARAKAT

03
KERAGAMAN KEBUDAYAAN:
ANCAMAN DAN UPAYA
MEMPERTAHANKAN
EKSISTENSINYA
KERAGAMAN KEBUDAYAAN
“Keragaman kebudayaan di Indonesia dari Sabang sampai
Merauke dan dari Pulau Miangas sampai Pulau Rote,
bukanlah ancaman melainkan kekayaan bangsa Indonesia
sebagai suatu nation state”
• Pluralisme merupakan suatu sistem nilai atau
pandangan yang mengakui keragaman di dalam
suatu bangsa.
• Saling menghargai, menghormati, dan memahami
perbedaan adalah kunci.
• Bhineka Tunggal Ika “Berbeda-beda Tetapi Tetap
Satu Jua”.
INTEGRASI & DIVERSITAS KEBUDAYAAN
• Penyatuan beberapa kebudayaan
berbeda dapat menghasilkan dua gerak
kebudayaan:
• Integrasi Kebudayaan
• Diversitas Kebudayaan
ANCAMAN KEBUDAYAAN
• Perbedaan yang ada dapat menjadi sumber
konflik;
• Tekanan globalisasi dari luar;
• Ekspansi kapital dan teknologi dari luar;
• Modernisasi dan monetisasi;
• Komersialisasi kebudayaan;

Peluruhan dan memudarnya kebudayaan


INTEGRASI KEBUDAYAAN
 Pembauran (asimilasi)
 Kebudayaan sebagai sistem fungsional yang terintegrasi
(kelompok masyarakat berupaya saling-menyesuaikan)
 Wujud struktur sosial dan relasi kekuasaan
 Bentuk asimilasi
 Asimilasi struktural (masuknya golongan-golongan minoritas
secara besar-besaran dalam perkumpulan-perkumpulan dan
lembaga-lembaga tingkat primer dari golongan mayoritas)
 Asimilasi “Civic” (yang berkaitan dengan tidak adanya
bentrokan mengenai nilai-nilai dan pengertian kekuasaan)
DIVERSITAS KEBUDAYAAN
 Proses penyatuan kebudayaan dimana masing-
masing budaya mempertahankan jatidirinya
dengan mewujudkan kemajemukan (diversitas
kebudayaan)
 Terjadi jika kebudayaan-kebudayaan tersebar dalam
kelompok-kelompok masyarakat yang saling berbeda antara
lain dari segi latar belakang pendidikan, pekerjaan, jenis
kelamin, umur, dan sebagainya.
 Bisa muncul ketika budaya minoritas tidak bersedia
berasimilasi ke dalam budaya dominan melalui hukum anti-
diskriminasi, atau mempertahankan privilese dan kekuasaan
melalui pembedaan kelompok
RUJUKAN
Anderson, B. 2002. Imagined Communities: Komunitas-komunitas
Terbayang. Terjemahan dari Imagined Comunities: Reflections on the Origin and
Spread of Nationalism [Omi Intan Naomi)]. Edisi kedua (revisi), Insist Press
dan Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Henslin, J. M. 2017. Sociology A Down to Earth Approach. Thirteenth


Edition. Boston: Pearson Education, Inc.

Herskovits, M.J. 1955. Cultural Anthropology. New York: Alfred A. Knopf.

Koentjaraningrat (Ed.). 1979. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia.


Jakarta: Penerbit Djambatan.

Kluckhohn, F.R. 1961. “Dominant and variant value-orientation” in: FR


Cluchohn & HA Murray (Eds.), Personality in Nature, Society and Culture.
New York: Alfred A Knoff.

Migdal, J. 2001. State in Society: Studying How States and Societies


Transform and Constitute One Another. Cambridge University Press, New
York.

Redfield, R. 1956. Peasant society and culture. Chicago: University of


Chicago Press.

Soekanto, S. dan Sulistyowati, B. 2017. Sosiologi Suatu Pengantar. Cetakan ke


48, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Trouillot, M.R. 2001. The Anthropology of The State in The Age of


Globalization. Current Anthropology 42(1): 125-138.
Terima Kasih
Departemen Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia

PB 05
DINAMIKA KELEMBAGAAN SOSIAL
Sosiologi KPM131
Semester Genap 2020/2021
Program Pendidikan Kompetensi Umum (PPKU)
SUB POKOK BAHASAN

1 Fenomena Kelembagaan Sosial

2 Konsep-Konsep dan Analisis Kelembagaan Sosial: (1)


Pengertian dan Konsep-Konsep Kelembagaan Sosial;
(2) Proses Pembentukan Kelembagaan Sosial; dan
(3) Pelembagaan dan Kontrol Sosial

3 Pengembangan Kelembagaan dalam Masyarakat


Kontemporer
01
FENOMENA KELEMBAGAAN
SOSIAL
Dinamika kelembagaan merujuk pada bagaimana terbentuknya
kelembagaan tersebut dan bagaimana proses perubahan atau
perkembangan kelembagaan tersebut

“Perbedaan” Contoh Bentuk-Bentuk Kelembagaan Sosial


Kebutuhan Manusia yang Kelembagaan produksi, konsumsi, reproduksi, pendidikan, pemerintahan, relegius, finansial,
Beragam dan lain-lain sebagainya
Perubahan Sosial Kelembagaan Tradisional ------------------------------------ Kelembagaan Modern
Aras (Level) Kelembagaan Mikro dan Kelembagaan Makro
Formalitas Kelembagaan In Formal dan Kelembagaan Formal
Negara: Peraturan-
Kelembagaan Legal dan Kelembagaan Illegal
Perundangan
Tatakelola (Governance) Kelembagaan Publik; Kelembagaan Privat; dan Kelembagaan Partisipatori
Proses terbentuknya kelembagaan dapat dipastikan karena terjadi “interaksi” antar-manusia, “interaksi” antara
manusia dalam satuan (entitas) sosial dengan sumberdaya alam atau sumberdaya lainnya
PENGORGANISASIAN SOSIAL: KOMUNIKASI -
INTERAKSI KEBUTUHAN KELEMBAGAAN
SOLIDARITAS – KESEPAKATAN - RULES
Antar-manusia: Laki-laki dan Reproduksi Komunikasi yang intensif --- Solidaritas Sosial --- “Kesepakatan” – Membangun KELEMBAGAAN PERKAWINAN
Perempuan rules (norma & nilai) --- Keluarga atau Rumahtangga

Warga Komunitas Pertanian Produksi Komunikasi antar-warga komunitas Pertanian – Solidaritas Sosial --- Sistem KELEMBAGAAN PENGELOLAAN
dalam mengelola air Norma dan Nilai (Rules) pengelolaan air --- Kelompok/Organisasi Pengelolaan Air AIR (SUBAK di BALI, P3A di
JAWA)
Warga Komunitas Pertanian Produksi Komunikasi antar-warga komunitas Pertanian – Solidaritas Sosial --- Sistem KELEMBAGAAN PRODUKSI
dalam budidaya pertanian Norma dan Nilai(Rules) dalam Budiddaya Pertanian --- Kelompok/Organisasi PERTANIAN
Petani: Kelompok Tani, Gapoktan
Warga Komunitas Desa dalam Ekonomi Komunikasi antar-warga komunitas desa – Solidaritas Sosial --- Sistem Norma KELEMBAGAAN EKONOMI
Aktivitas Ekonomi dan Nilai(Rules) dalam Budiddaya Pertanian --- Kelompok/Organisasi : Koperasi,
KUD, BUMDes
Antar-kelompok/ Produksi, Ekonomi, Antar kelompok/organisas/lembaga – Jejaring Sosial (Kemitraan dan Kolaborasi) - KELEMBAGAAN FOOD ESTATE
organisasi/lembaga Kemitraan, dan Kolaborasi -- Rules Food Estate : Korporasi Petani

Antar-perusahaan dalam Produksi, Ekonomi dan Antar perusahaan --- Solidaritas Sosial: Jejaring Bisnis --- Rules Bisnis jaringan --- KELEMBAGAAN PRIVAT
Agriculture Precision dan Jejaring Bisnis Market Place
Teknologi Digital
Konstruksi Korporasi Petani dan Pengembangan Food Estate
• Perubahan kelembagaan terkait dengan isu-isu pemenuhan kebutuhan seperti peningkatan produksi, taraf
hidup, dan isu teknologi yang memerlukan perubahan pengorganisasian sosial dalam produksi dan
perubahan rules (sistem norma dan nilai)
• Pengorganisasian sosial yang merujuk pada rules tidak hanya pada pengorganisasian orang tetapi juga
pengorganisasian kelompok, organisasi, dan jejaring
02
KONSEP-KONSEP DAN
ANALISIS KELEMBAGAAN
SOSIAL
PENGERTIAN DAN KONSEP-KONSEP KELEMBAGAAN SOSIAL
MASYARAKAT DAN
KELEMBAGAAN
KEBUDAYAAN
Kebudayaan “Sistem Norma”

Masyarakat “Kelakuan Berpola”


“Kelakuan berpola dari manusia dalam kebudayaannya”
(Koentjaraningrat, 1979)

Kelembagaan adalah “miniatur” dari suatu


masyarakat dan kebudayaan.
PENGERTIAN DAN KONSEP-KONSEP KELEMBAGAAN SOSIAL

KONTINUM PENGORGANISASIAN SOSIAL

Tata Abstraksi Kelembagaan


Tata Abstraksi

“Sistem Norma”

Kelompok Organisasi Birokrasi Komunitas


“Kumpulan Orang”

“Tata abstraksi yang lebih tinggi dari grup, organisasi, dan


sistem sosial lainnya” (Bertrand 1974)
PENGERTIAN DAN KONSEP-KONSEP KELEMBAGAAN SOSIAL

Komponen Pranata Sosial (Kelembagaan Sosial)


(Koentjaraningrat 1994)

Sistem
Norma

Kelakuan
Berpola

Personel Peralatan
Fisik
PROSES PEMBENTUKAN KELEMBAGAAN SOSIAL
PELEMBAGAAN SOSIAL & KONTROL SOSIAL
PELEMBAGAAN SOSIAL = INSTITUTIONALIZATION
Pelembagaan sosial: proses perkembangan
kelembagaan sosial
• Meliputi lahirnya peraturan dan norma-norma
baru (proses strukturalisasi dan enkulturasi)
• Terjadi dimana-mana dan terus menerus dalam
masyarakat
• Proses pengaturan dan pembinaan pola-pola
prosedur (tatacara) disertai beragam sanksi
dalam masyarakat (mengenal mengakui 
menghargai  mentaati  menerima
internalisasi)
Tingkat internalisasi “dinilai” berdasarkan kuat atau
lemahnya ikatan yang dimiliki oleh norma tersebut
TINGKATAN NORMA BERDASARKAN SANKSI

SANKSI
TINGKATAN
MORAL MASYARAKAT
Dianggap
Cara (usage) Tidak Pantas
Janggal
Kebiasaan
Malu Dicela
(folkways)
Tata-kelakuan
Bersalah Dihukum
(mores)
Adat (customs) Berdosa Dikeluarkan
Kontrol Sosial
Untuk mencapai keserasian antara stabilitas dengan
perubahan-perubahan dalam masyarakat,
• Berdasarkan sifatnya, pengendalian sosial
(kontrol sosial) dapat berupa preventif atau
represif, atau keduanya
• Suatu proses pengendalian sosial dapat
dilaksanakan dengan pelbagai cara: tanpa
kekerasan (persuasive) ataupun dengan paksaan
(coersive)
• Conformity berarti proses penyesuaian atau
penyelarasan diri dengan masyarakat, dengan
cara mengindahkan kaidah-kaidah dan nilai-nilai
• Deviation adalah penyimpangan terhadap
kaidah-kaidah dan nilai-nilai dalam masyarakat
03
PENGEMBANGAN
KELEMBAGAAN DALAM
MASYARAKAT KONTEMPORER
Pengembangan Kelembagaan dalam Masyarakat
Kontemporer: Pendekatan dan Instrumen

Pendekatan Linear (Penguatan Kapasitas


1 Kelembagaan)

Pendekatan Non-Linear: Kerjasama,


2 Kemitraan, Kolaborasi, dan Jejaring Sosial

3 Pendekatan Partisipatif: Game Theory,


Diagram Venn, dan Companion Modelling
Pendekatan Linear (Penguatan Kapasitas
1 Kelembagaan) KOPERASI

KUBE

ARISAN

Kredit
Kredit
bersubsidi
komersial
(khusus)
Bantuan Bantuan
MEKANISME
PEMBERDAYAAN cuma-cuma bergulir
Pendekatan Non-Linear: Kerjasama,
2 Kemitraan, Kolaborasi, dan Jejaring Sosial

LSM

BUMN/D
Komunitas

Desa
Kecamatan

Daerah

Nasional
Pendekatan Partisipatif: Game Theory, Diagram Venn
3 dan Companion Modelling

• Game Theory untuk Analisis dan Pengembangan


Kelembagaan
• Teknik Diagram Venn untuk Pengembangan
Kelembagaan
• Memahami Kelembagaan dengan Companion
Modelling
Teknik Diagram Venn untuk Pengembangan Kelembagaan

Manfaat
Kita dapat mengetahui lembaga atau
organisasi apa saja yang memiliki relasi
dengan masyarakat
Kita dapat mengetahui besarnya pengaruh
lembaga atau organisasi terhadap
masyarakat desa
Kita dapat mengetahui kedekatan interaksi
antara lembaga atau organisasi dengan
masyarakat desa

Diagram Venn Kelembagaan di Desa Kadindi, Pekat, Kabupaten Dompu


Companion Modelling (ComMod)
Pendekatan partisipatif melalui bermain peran (role playing game) menekankan pada pemahaman bersama
antar stakeholders tentang pilihan dan kesepakatan kelembagaan pengelolaan sumberdaya alam.
Menggunakan board game  representasi dari lanskap sosio-ekologi-ekonomi.

• Memahami bagaimana kompleksitas


kelembagaan perkebunan kelapa sawit bekerja.
• Kelembagaan hulu  proses perubahan lanskap
terjadi, darimana (kebun siapa, ditanam di
kawasan hutan/non hutan?) tandah buah segar
(TBS) dihasilkan.
• Kelembagaan hilir  bagaimana TBS kemudian
masuk dalam proses industri pengolahannya
hingga sampai pada pasar.
• Menemukenali masalah (deforestasi, TBS ilegal,
dll) dan alternatif solusi dalam mewujudkan
perkebunan kelapa sawit berkelanjutan.
Contoh ComMod Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan
Companion Modelling (ComMod)
Contoh Kasus Kelembagaan Tata Guna Lahan Berkelanjutan
https://www.youtube.com/watch?v=R6u7TITUVwY
TERIMA KASIH

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat


Sosiologi – IPB University
Departemen Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia

PB 06
DINAMIKA GRUP DALAM
MASYARAKAT YANG BERUBAH
Sosiologi KPM131
Semester Genap 2020/2021
Program Pendidikan Kompetensi Umum (PPKU)
SUB POKOK BAHASAN
1 Fenomena Grup dalam
Komunitas
2
Konsep-Konsep dan Analisis Grup:
Kontinum Pengorganisasian Sejumlah
Orang: Definisi Grup; Syarat
Pembentukan Grup; Penggolongan
Grup;Struktur dan Kohesi Grup:Dinamika
Grup
3 Refleksi:
01
FENOMENA GRUP DALAM
KOMUNITAS
02 Konsep-konsep dan Analisis Grup

1 Konsep dan Definisi Grup

2 Dasar Pembentukan Grup

3 Penggolongan Grup

4 Struktur dan Kohesi Grup

5 Dinamika Grup
A
KONSEP DAN
DEFINISI GRUP
KONTINUM PENGORGANISASIAN SOSIAL
KONSEP DAN DEFINISI GRUP
Kontinum pengorganisasian sosial menunjukkan
suatu kontinum sekelompok individu dapat
diidentifikasi sebagai anggota kelompok kecil
dan informal seperti grup, sampai kelompok
forml yang sangat kompleks seperti birokrasi.

Grup perlu dibedakan dengan:


1. Kerumunan/kumpulan orang, agregat (Henslin
2017) atau crowd (Sukanto 1982)
2. category atau kategori (Henslin 2016)
3. Publik (Sukanto 1982)
Grup adalah dua atau lebih manusia
yang saling berinteraksi, memiliki
karakteristik sama, dan memiliki rasa
kebersamaan secara kolektif.

Berdasarkan definisi di atas grup dapat


mencangkup grup duaan sampai
komunitas, dan masyarakat luas.

Masyarakat/komunitas dapat juga dilihat


sebagai orang-orang yang berinteraksi
antara satu dengan yang lain, memiliki
kesamaan utamanya dalam batasan
budaya dan teritorial dan memiliki
aturan dan peraturan yang harus
dipatuhi bersama.
MASYARAKAT

KOMUNITAS

KELUARGA

GRUP SEKOLAH individu GRUP SEPERMAINAN

GRUP SEKERJA

Perkembangan Keanggotaan Individu dalam Beragam Grup


Grup adalah “media” yang “menghubungkan” individu dengan masyarakat
SYARAT KELANGSUNGAN GRUP
• Kesadaran menjadi
bagian kelompok
• Hubungan timbal-balik
antar anggota kelompok
• Ada suatu faktor yang
dimiliki bersama oleh
sesama anggota kelompok
• Berstruktur, berkaidah
dan mempunyai pola
perilaku,
• Bersistem dan berproses
B
DASAR PEMBENTUKAN
GRUP
DASAR PEMBENTUKAN GRUP
1. Seketurunan nenek moyang (Genealogis) – grup sekerabat
2. Tempat tinggal bersama/berdekatan (Territorial) – Arisan RT
3. Kepentingan bersama (Tujuan Khusus) – panitya Ad-hoc,
kelompok tugas
4. Program pihak “atas” (Kebijakan/Program) – kelompok tani,
kube

Tidak mutlak hanya atas dasar salah satu faktor saja,


melainkan suatu grup juga dapat dibentuk lebih dari satu
faktor sekaligus (kombinasi)
Contoh: grup Atmosumartan di Jabodetabek
SIFAT KEANGGOTAAN GRUP
1.Terencana – umumnya grup sekunder
2.Tidak Terencana – umumnya grup primer
3.Terbuka (Relatif mudah masuk-keluar) –
umumnya grup dengan syarat sederhana
4.Tertutup (Seleksi ketat) – umumnya grup
dengan syarat mengikat
C
PENGGOLONGAN
GRUP
PENGGOLONGAN GRUP
❖ Tipe hubungan antar anggota:
✓ Grup primer atau sekunder (C.H. Cooley)
✓ Paguyuban (gemeinschaft) atau Pamrih
(gesellschaft) (Ferdinand Tonnies)
✓ Grup formal dan informal
❖ Perasaan anggota grup: in-group atau out-
group (W.G.Sumner)
❖ Pengaruh: Reference Group atau
Membership Group (R.K. Merton)
❖ Jaringan sosial (social network) misalnya
WA grup
CIRI-CIRI GRUP PRIMER
❑ CH Cooley (1909) menjelaskan ciri-ciri
grup rimer sebagai berikut:
1. kecil dan dekat - intim
2. hubungan langsung - face to face
3. untuk kerjasama
4. tidak terspesialisasi
5. relatif permanen
Contoh: keluarga, teman sepermainan,
tetangga, kelompok pengajian Ibu-ibu
❑ Di masa kini ketika cara berkomunikasi
dipengaruhi oleh kemajuan teknologi,
maka ciri face to face mulai digantikan
oleh pertemuan virtual dan tidak
langsung, apa lagi jika aktivitas
keseharian anggota grup tersebar di
berbagai tempat.
CIRI-CIRI GRUP SEKUNDER
1. Ukuran relatif besar
2. Tidak saling kenal
(“more anonymous”)
3. Lebih formal dan
“impersonal”
4. Umumnya karena
kesamaan kegiatan dan
minat
Contoh: murid-murid satu
sekolah, pegawai sekantor,
kumpulan alumni IPB
PAGUYUBAN DAN PAMRIH
(Ferdinand Tonnies)
Paguyuban (Gemeinschaft) – Pamrih (Gesellschaft) –
pengelompokan berdasarkan kelompok-kelompok untuk
perasaan kebersamaan, mencapai kepentingan
umumnya dalam komunitas bersama, umumnya dalam
masyarakat luas
IN-GROUP DAN OUT-GROUP
(WG Sumner)

Grup berdasarkan perasaan anggota:


• In-group – anggota merasa ada
perasaan bersama dan kesetiaan
dalam grup, menuju perasaan lebih
(superiority)
• Out-group – anggota merasa ada
permusuhan dan merendahkan
• Misalnya: grup sesama fans klub
sepakbola tertentu
• Dengan komunikasi daring, dapat
meningkatkan cyberbullying pada
kelompok out-group
REFERENCE GROUP - MEMBERSHIP GROUP (RK Merton)
❖ Reference Group adalah individu
atau kelompok baik nyata atau
imajiner yang secara nyata
mempunyai pengaruh/relevansi
dalam cara menilai, aspirasi dan
tingkah laku, sumbernya bisa:
❑ Teman/peers
❑ Tokoh-tokoh budaya, agama,
politik, olahraga
❑ Orang Tua, Keluarga/kerabat
❑ Organisasi Formal/informal
❖ Membership Group – individu
menjadi anggota resmi suatu grup
tertentu
JARINGAN SOSIAL (SOCIAL NETWORK)
• Jaringan sosial adalah suatu struktur sosial
antara aktor-aktor yang saling terhubung
dalam grup atau antar grup melalui
berbagai tujuan/kesamaan (familiarities)
sosial.
• Jaringan sosial dapat dikaji sebagai “analisis
jaringan sosial” dan “teori jaringan sosial”.
(Lihat juga Bab Interaksi Sosial)
• Masa kini ketika relasi antar orang melalui
jaringan sosial virtual (media sosial
misalnya) makin luas, grup sosial menjadi
makin besar melewati jarak dan waktu.
Orang-orang lebih banyak berkomunikasi
dalam jaringan/daring (online).
JARINGAN SOSIAL (SOCIAL NETWORK)
• Teori jaringan sosial memandang
hubungan sosial dalam bentuk (terms)
“simpul-simpul dan ikatan-ikatan”
(nodes and ties). Sebagai simpul adalah
aktor sebagai individu dalam jaringan,
dan ikatan adalah hubungan-hubungan
antar aktor. (Gambar 7.2)
• Makin luas jaringan sosial, makin banyak
modal sosial yang dimiliki.
• Modal sosial adalah setiap manfaat yang
diperoleh dari interaksi antara anggota
suatu kelompok sosial atau masyarakat,
• Melalui komunitas daring, jaringan
sosial dan modal sosial dapat diperluas,
POSISI INDIVIDU DALAM JARINGAN SOSIAL
D
STRUKTUR DAN
KOHESI GRUP
STRUKTUR DAN KOHESI GROUP
1. Menggambarkan hubungan antar pelaku serta proses
sosial yang menyertainya
2. Penelaahan hubungan sosial antar individu, individu
dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok
perlu memperhatikan:
• Hubungan status antar para pelaku
• Hubungan peran antar para pelaku
• Proses sosial yang menyertai dalam hubungan
tersebut
KELUARGA SEBAGAI GROUP PRIMER
Keluarga Inti A Keluarga Inti B

Generasi I
   
EGO
Generasi II
     
Generasi III
  
Keluarga Inti C

Keluarga Inti A = Keluarga Orientasi Ego


Keluarga Inti C = Keluarga Prokreasi Ego
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KOHESIVITAS GRUP

Faktor Derajat Kohesivitas


Tinggi Rendah
Karakteristik Homogen Heterogen
Sosial
Ukuran Kecil Besar (Kurang
(Intim) Intim)
Mobilitas Fisik Rendah Tinggi
Efektivitas Tinggi Rendah
Komunikasi
E
DINAMIKA GRUP
(KELOMPOK)
DINAMIKA GROUP
❖Dinamika Grup: pola interaksi sosial yang
berulang di antara anggota grup
❖Faktor yang mempengaruhi:

Ukuran Grup

Pengambilan Dinamika Kepemimpinan


Keputusan Grup

Konformitas & Kontrol


PENGARUH UKURAN GROUP
Perbedaan antara suatu grup yang terdiri 2 orang (dyad
form) dan grup yang terdiri 3 orang (triad form)
Semakin besar jumlah anggota, maka :
✓ Makin besar potensi melakukan pembagian kerja &
cara-cara pemecahan masalah
✓ Makin banyak variasi keahlian & sumberdaya
✓ Kontribusi setiap anggota semakin kecil
✓ Makin sulit untuk mencapai kesepakatan
▪Dinamika grup terjadi pada dua arah: perubahan
mengecil atau membesar
KONFORMITAS DAN KONTROL
❑ Untuk mencapai suatu grup yang
harmonis diperlukan kesepakatan dari
semua anggota (peraturan atau norma) -
--- apabila diataati grup mencapai
konformitas
❑ Konformitas tidak permanen, seperti
“menolak” peraturan ----- muncul
kontrol secara paksa
❑ Konformitas dan control lebih mudah
pada kelompok yang ukurannya kecil
KEPEMIMPINAN
❑ Grup memerlukan pemimpin (Calhoun,
1994) karena:
❖ Mengarahkan tugas-tugas
(instrumental leadership);
❖ Menjaga kekompakan (expresive
leadership)
❑ Oleh karena itu, paling tidak dalam grup
terdapat dua ciri kepemimpinan dengan
dua figur yang berbeda
❑ Pemimpin bisa sengaja dipilih dan bisa
muncul karena tuntutan situaasi.
Misalnya: munculnya tokoh dalam
komunitas yang bisa menggerakkan
keperdulian warga satu sama lain dalam
situasi pandemi Covid-19
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Setiap grup akan melalui empat tahap
dalam proses pengambilan keputusan:
1. Berkaitan dengan orientasi (pilihan
kegiatan – tukar-menukar informasi –
mengusulkan pemecahan masalah)
2. Mengevaluasi berbagai kemungkinan
3. Membuang pilihan yang tidak
dikehendaki dan memilih yang
terbaik
4. Mengembalikan keseimbangan –
menormalisasi hubungan-hubungan
dalam grup
03 Refleksi: Grup apakah
kami?

❖ Bahan diskusi:
❖ https://www.youtube.com/watc
h?v=nEmuQF0DYVg&t=20s
❖ Pertanyaan pemantik : “Kami
termasuk grup apa? Apakah kami
akan semakin banyak di masa
mendatang?”
RUJUKAN
Bierstedt, R. 1982. The Social Order. Bombay: Tata McGraw Hill Publishing.
Calhoun, Craig, Light, Donald and Keller, Suzanne Infeld. 1994. Sociology. 6th
ed., McGraw-Hill. ISBN 9780070378797
Cooley CH. 1909. Social Organization: A Study of the Larger Mind. New York
(NY): Charler Scribner’s Sons. Hal. 25-31.
Doorn, J.A.A. van & C.J. Lammers, 1959. Modern Sosiologie, een sijstematische
inleiding. Utrech Antwerpen: Het Spectrum.
Henslin, J. M. 2017. Sociology A Down to Earth Approach. Thirteenth Edition.
Boston: Pearson Education, Inc
Koentjaraningrat, 1979, “Isi konsep desa di Indonesia” dalam Koentjaraningrat
(Ed.), Masyarakat Desa di Indonesia Masa Ini. Jakarta: Yayasan Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Merton, R.K. (1957) "Continuities in the theory of reference groups and social
structure." In: Robert K. Merton, Social theory and social structure, .
Glencoe, IL: Free Press.
Soekanto, S. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sumner GW. 1960. Folkways: A Study of the Sociological Importance of Usage,
Manners, Customs Mores, and Morals. Newy York (USA): Mentor Book.
Tonnies, Ferdinan and Charles P.Loomis. 1960. “Gemeinschaft and Gesellschaft”
dalam Reading in Sociologi, editor Alfred Mc Clung Lee, cetakan ke-5,
Barner & Noble College Outline Series, halaman 82 dan seterusnya.
Terima kasih…
DEPARTEMEN
SAINS KOMUNIKASI
DAN PENGEMBANGAN
MASYARAKAT

TIM SOSIOLOGI
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor

Anda mungkin juga menyukai