PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh:
Noor Halimatus Sa’diyah
NIM: 2018012148
v
PERSETUJUAN JUDUL / TOPIK PENELITIAN
NIM : 2018012148
Kudus.
vi
PERSETUJUAN PROPOSAL PENELITIAN
NIM : 2018012148
Kudus, ……………………………………….2020
Dosen Pembimbing,
vii
PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN
NIM : 2018012148
Penguji Pendamping
viii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
A. MOTTO
B. PERSEMBAHAN
Najmi Tsaqib.
ix
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
sepanjang sepengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
Kudus, …. 2020
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala hidayah, nikmat, rahmat, dan
karunia-Nya yang tiada tara kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan proposal yang berjudul “Pengaruh antara Tingkat Pendidikan dan
Beban Kerja terhadap Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSI Nu Demak tahun
2019 Dalam penulisan laporan penelitian ini, penulis telah banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ilham Setya Budi, S.Kep., M.Kep. selaku direktur Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Cendikia Utama Kudus.
2. Bapak Wahyu Yusianto, S.Kp., Ns., M.Kep Selaku Dosen Pembimbing
Dalam Penulisan Proposal Skripsi Yang Berjudul Pengaruh Antara
Tingkat Pendidikan dan Beban Kerja dengan Kinerja Diruang Rawat
Inap RSI NU Demak tahun 2019 yang sangat baik dan sabar dalam
membimbing penulis.
3. Ibu Heriyanti Widi, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Kepala Program Study
S-1 Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Cendekia Utama Kudus.
4. Ibu Sri Hindryastuti, S.Kep., Ns., M.Sc. selaku penguji 1 proposal skripsi
ini.
5. Ibu Yayuk Fatmawati, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku penguji 2 proposal
skripsi ini.
6. Drs. H. Abdul Aziz, M.H.Kes., M.KM (ARS Hukum Kesehatan) selaku
direktur RSI NU Demak.
7. Kepala Ruang Rawat Inap RSI NU Demak yang banyak membantu
dalam proses penyusunan skripsi ini.
8. Keluarga penulis. Suami (Muhammad Rifqi Aditya, S.H.I.), Bapak (K.
Abdul Qodir) Ibu (Hamdanah) tersayang yang selalu memberikan
semangat, dorongan, dukungan serta doa yang tak terhingga kepada
penulis. Serta keluarga besar penulis yang telah banyak memberikan
dukungan, doa, dan perhatiannya kepada penulis.
xi
9. Teman-teman seperjuangan yang tidak bisa disebut satu-persatu. Atas
bantuan dan dukungannya.
Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan
penulis sangat menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
memiliki banyak keterbatasan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat
menerima setiap saran dan masukan yang membangun serta membantu untuk
perbaikan di masa depan.
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………............. i
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………............... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ……..…………………………………….. v
PERNYATAAN ……………………………………………………............ vi
KATA PENGANTAR ……………………………………………………... vii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. x
DAFTAR TABEL …………………………………………………………. xi
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… xii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………. xiii
xiii
F. Definisi Operasional ………………………………………………. 30
G. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan data …………….. 32
1. Instrumen Penelitian ………………………………………….. 32
2. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………. 33
H. Uji Validitas dan Reabilitas ………………………………………... 34
I. Teknik Analisa Data ………………………………........................ 35
J. Analisis Data ……………………………………………………...... 36
K. Etika Penelitian …………………………………………………….. 37
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan salah satu sub sistem dari sistem pelayanan
kesehatan nasional secara menyeluruh yang berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan primer manusia baik sebagai individu, masyarakat ataupun bangsa
yang berguna meningkatkan derajat kesehatan (Imron, 2010). Rumah sakit
memiliki ciri padat profesi dan padat karya yang tentunya memerlukan
kegiatan yang dapat mengelola sumber daya manusia yang beragam menjadi
satu kesatuan yang utuh dalam memberikan pelayanan kesehatan (Aditama,
2006).
Rumah sakit adalah salah satu bentuk organisasi yang kegiatannya
memberikan pelayanan berupa promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Dimana untuk mencapainya dibutuhkan kinerja pegawai khususnya perawat
yang baik yang bersifat subyektif. Tenaga perawat adalah yang paling
dominan jumlahnya dan yang paling sering kontak langsung dengan pasien
dan keluarga, sehingga peranannya sangat menentukan mutu serta citra rumah
sakit. Oleh karena itu perawat diharuskan untuk memberi kinerja yang baik.
Jika kinerja perawat baik, maka akan meningkatkan tingkat kepuasan pasien.
Pelayanan keperawatan menentukan nilai suatu pelayanan kesehatan sehingga
perawat adalah salah satu unsur vital dalam rumah sakit Perawat, dokter dan
pasien merupakan satu kesatuan yang saling membutuhkan dan tidak dapat
dipisahkan (Artianingsih, 2016).
Keberhasilan suatu organisasi (rumah sakit) tergantung pada berbagai
macam sumber daya yang dimilikinya, salah satu sumber daya yang sangat
penting yaitu sumber daya manusia (SDM) termasuk didalamnya perawat.
Masalah utama kinerja perawat dalam pelayanan keperawatan adalah
kurangnya perawat yang berpendidikan tinggi, kemampuan yang tidak
memadai, banyaknya perawat yang kasar (kurang ramah dengan pasien).
Kurang sabar dalam menghadapi pasien. Masalahnya itu tentu bukan hanya
1
soal sikap ramah atau penyabar, tetapi juga beban kenerja yang tinggi,
peraturan yang belum jelas kepada perawat (Aditama, 2003). Bahkan pada
saat ini perkembangan pelayanan medis lainnya, terlihat dari konsumen masih
merasakan banyak kekurangan dari kinerja keperawatan yang dinilainnya,
misalnya daya saing dan kompetensi yang belum memenuhi permintaan
pelayanan kesehatan.
Beberapa tugas tambahan perawat setiap ruangan juga dapat
mempengaruhi kinerja perawat dalam melayani pasien seperti membersihkan
ruangan, mendorong kursi roda yang dapat mempengaruhi psikologis dari
perawat yang berdampak pada peningkatan emosi dan penampilan perawat.
Perawat adalah pekerjaan yang khususnya pada penanganan perawatan pasien
atau asuhan keperawatan kepada pasien dengan tuntunan kerja yang
bervariasi, tergantung pada motivasi kerja yang dimiliki. Selain itu
memposisikan perawat tidak disesuaikan dengan latar belakang pendidikan,
akan mempengaruhi kinerja perawat di Rumah Sakit.
Kinerja perawat merupakan faktor utama dalam menentukan
keberhasilan pelayanan di rumah sakit. Kinerja perawat sebenarnya sama
dengan prestasi kerja di organisasi perusahaan. Perawat ingin diukur
kinerjanya berdasarkan standar obyektif yang terbuka dan dapat
dikomunikasikan. Jika perawat diperhatikan dan diberi penghargaan yang
tinggi, mereka akan lebih berpacu untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi.
Kinerja perawat adalah aktivitas perawat dalam mengimplementasikan sebaik
- baiknya suatu wewenang, tugas dan tanggung jawabnya dalam rangka
pencapaian tujuan tugas pokok profesi dan terwujudnya asuhan keperawatan
yang bermutu (Haryono, 2004).
Penelitian yang dilakukan oleh (Güney et al., 2012) dalam penelitian ini
dibahas konsep-konsep untuk meningkatkan kinerja perawat dan variabel yang
mempengaruhi kinerja perawat. Hasil penelitian menunjukan masih rendahnya
kinerja perawat yaitu sebesar 58% dan variabel yang dominan mempengaruhi
kinerja perawat adalah kepemimpinan, komunikasi individu, kompetensi dan
kepemimpinan. Masalah kinerja tenaga keperawatan juga menjadi perhatian
2
utama di negara - negara berkembang seperti negara Piliphina, Thailand dan
Malaysia termasuk Indonesia. (Anisa, 2017)
Kinerja keperawatan di Indonesia memang cukup memprihatinkan
dibandingkan Negara-negara ASEAN lainnya, apalagi bila ingin disandingkan
dengan Amerika dan negara Eropa lainnya. Untuk mengatasi kinerja perawat
di Indonesia tersebut tidaklah cukup hanya membandingkan dengan kualitas
rumah sakit di negara lain. Penelitian pendahuluan tentang kinerja perawat
yang pernah dilaksanakan di Indonesia diantaranya penelitian yang dilakukan
oleh ( Posuma, 2013). Dengan hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan
bahwa Kompetensi, Kompensasi, dan Kepemimpinan berpengaruh secara
simultan terhadap kinerja karyawan demikian halnya dengan kompetensi
memiliki pengaruh dominan terhadap kinerja karyawan di Rumah Sakit
Ratumbuysang Manado. (Anisa, 2017).
Hasil penelitian dari Rubbiana (2015) menunjukkan beban kerja
terbanyak yang dilakukan oleh perawat yaitu keperawatan tidak langsung.
Tingginya pelaksanaan kegiatan perawat tidak langsung dikarenakan kegiatan
ini merupakan kegiatan pelaporan rutin perawat kepada kepala ruangan terkait
jumlah pasien, kondisi pasien dan tindakan keperawatan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi beban kerja perawat adalah tuntutan situasi dan pengaruh
eksternal dimana seorang perawat akan melaksanakan tugas-tugas
keperawatan dibangsal sehingga dirasa memberatkan perawat. Beban kerja
yang terlalu berlebihan akan menimbulkan kelelahan baik fisik atau mental
dan reaksireaksi emosional. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit
di mana pekerjaan yang terjadi karena pengulangan gerak akan menimbulkan
kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari (Mastini, 2013).
Berdasarkan hasil observasi awal terkait kinerja perawat RSI NU
Demak pada tanggal 19 November 2019 di ruang rawat inap di RSI NU
Demak dengan responden 6 orang perawat (2 orang S1 Ners, 2 orang DIII, 2
orang DI) menunjukkan bahwa 2 responden kinerja perawat baik yaitu
berpendidikan 1 orang S1 Ners dan 1 orang DIII dan 4 responden kurang
baik yaitu S1 Ners 1 orang, DIII 1 orang dan DI 2 orang seperti berangkat
3
tidak tepat waktu, tidak menggunakan atribut lengkap saat bekerja (memakai
sandal jepit pada saat pelayanan, tidak memakai id card, dan tidak
menggunakan seragam sesuai hari yang ditentukan), meninggalkan tempat
kerja pada saat dinas untuk menjadi tim IBS, kurang memperhatikan feedback
lawan bicara (dalam hal Pasien) dan jarang mendokumentasikan tindakan di
CPPT. Untuk beban kerja diliat dari seluruh bangasl kapasitas tempat tidur
rata-rata 20-25 pasien dan yang jaga shif pagi 2 perawat 1 asisten perawat ,
shif siang 1 perawat dan 1 asisten perawat, dan shif malam 1 perawat dan 1
asisten perawat. sehingga aktivitas perawat langsung, tak langsung dan
aktivitas lainnya kurang dilakukan sepenuhnya.
Dari fenomena-fenomena yang terjadi diatas sering terjadi komplain
baik secara langsung kepada perawat RSI NU demak atau mengisi kotak
pengaduan sehingga langsung kepada humas RSI NU demak.
Melihat berbagai uraian di atas mengenai pentingnya kinerja perawat
dalam memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit serta berdasarkan hasil
observasi awal maka peneliti ingin meneliti tentang “Hubungan Antara
Tingkat Pendidikan Dan Beban Kerja Dengan Kinerja Diruang Rawat Inap
Rsi Nahdhotul Ulama’ Demak Tahun 2020”
B. Rumusan Penelitian
Adapun rumusan masalah berdasarkan hasil studi pendahuluan terhadap
kinerja perawat di ruang rawat inap RSI NU Demak adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran kinerja perawat di ruang rawat inap RSI NU Demak
tahun 2020?
2. Bagaimana gambaran tingkat pendidikan dan beban kerja perawat di ruang
rawat inap RSI NU Demak tahun 2020?
3. Apakah ada pengaruh antara tingkat pendidikan dan beban kerja, dengan
kinerja perawat di ruang rawat inap RSI NU Demak tahun 2020?
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh antara tingkat pendidikan dan beban
kerja dengan kinerja perawat di ruang rawat inap RSI NU Demak tahun
2020.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran tingkat pendidikan perawat di ruang
rawat inap RSI NU Demak tahun 2020.
b. Untuk mengetahui gambaran beban kerja perawat di ruang rawat inap
RSI NU Demak tahun 2020.
c. Untuk mengetahui gambaran kinerja perawat di ruang rawat inap RSI
NU Demak tahun 2020.
d. Untuk mengetahui adanya pengaruh antara tingkat pendidikan dan
beban kerja dengan kinerja perawat di ruang rawat inap RSI NU
Demak tahun 2020.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan,
pengalaman dan keterampilan peneliti tentang permasalahan manajemen
sumber daya manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan serta dapat
mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan
yang berkaitan dengan usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia.
2. Bagi perawat
Data tersebut dapat dijadikan sebagai bahan ajaran, acuan, dan
pertimbangan untuk dapat meningkatkan kinerja perawat pelaksana yang
lebih optimal dalam melakukan asuhan kepada pasien.
3. Bagi Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan
masukan kepada organisasi (dalam hal ini rumah sakit) mengenai
5
pengaruh antara tingkat pendidikan dan beban kerja dengan kinerja
perawat di ruang rawat inap RSI NU Demak.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakan tentang kajian SDM
sehingga dapat memberikan masukan bagi peneliti di masa yang akan datang
mengenai pengaruh tingkat pendidikan dan beban kerja terhadap kinerja perawat
di ruang rawat inap RSI NU Demak.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perawat
1. Pengertian Perawat
Menurut UU Keperawatan, (2014) perawat adalah seseorang yang
telah lulus pendidikan tinggi keperawatan, baik di dalam maupun di luar
negeri yang diakui oleh pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan. dimana keperawatan itu sendiri merupakan kegiatan
pemberian asuhan kepada, individu, keluarga, kelompok atau masyarakat,
baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Adapun pelayanan keperawatan
adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik
sehat maupun sakit.
Luminting (2015) juga mengatakan salah satu tenaga kesehatan yang
jumlahnya banyak adalah perawat. Sebagai salah satu tenaga kesehatan di
rumah sakit, profesi keperawatan memegang peranan penting didalam
rumah sakit dengan memberikan layanan-layanan kesehatan dalam bentuk
asuhan kesehatan dalam bentuk asuhan keperawatan secara bio sosial,
kultural, spiritual secara komperhensif kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup
seluruh proses kehidupan manusia (PPNI, 2012). Posisi tenaga
keperawatan juga menjadi penting sebagai tangan kanan dokter yang
menentukan keberhasilan kerja (saran /rujukan /arahan) sang dokter, oleh
karena itu perawat di tuntut untuk memberi pelayanan dengan mutu yang
baik.
Selain itu Ilyas (2002) juga menyatakan bahwa Kualitas pelayanan
keperawatan tidak terlepas dari peran klasifikasi pasien diruang rawat inap,
karena dengan klasifikasi tersebut pasien merasa lebih dihargai sesuai
haknya dan dapat diketahui bagaimana kondisi dan beban kerja perawat di
masing-masing ruang rawatan.
7
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa perawat
adalah seseorang yang berprofesi untuk melayani dan mengobati pasien di
rumah sakit dan perawat juga memiliki tanggung jawab yang sangat besar
atas nyawa pasiennya dan merupakan kegiatan pemberian asuhan kepada
individu, masyarakat dan keluarga baik dalam keadaan sakit maupun sehat
dengan kualitas pelayanan keperawatan yang tidak terlepas dari klasifikasi
pasien.
2. Fungsi Perawat
Nursalam (2001) menegaskan bahwa yang dimaksud dengan
keterampilan profesionl keperawatan bukan sekedar terampil dalam
melakukan prosedur keperawatan, tetapi mencakup keterampilan
interpersonal, keterampilan intelektual dan keterampilan teknikal. Aktifitas
keperawatan meliputi peran dan fungsi pemberian asuhan/pelayanan
keperawatan, mencakup peran sebagai pelaksanaan, pengelolaan institusi
keperawatan, mencakup peran sebagai pelaksanaan, pengelolaan institusi
keperawatan, pendidik klien (individu, keluarga dan masyarakat) serta
kegiatan penelitian dibidang keperawatan.
Fungsi perawat adalah membantu individu yang sakit atau sehat
dalam melakukan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kesehatan atau
penyembuhan individu tersebut. Jenis perawatan yang dilakukan oleh
perawat antara lain:
a. Perawatan minimal yang memerlukan waktu 1-2 jam /24 jam
Kriteria pasien pada klasifikasi ini adalah pasien masih dapat
melakukan sendiri kebersihan diri, mandi dan ganti pakaian termasuk
minum. Observasi tanda vital dilakukan setiap shift, pengobatan
minimal, stres psikologis stabil dan persiapan prosedur memerlukan
pengobatan.
b. Perawatan intermediate yang memerlukan waktu 3-4 jam /24 jam
Kriteria pasien pada klasifikasi ini adalah pasien masih perlu bantuan
dalam memenuhi kebersihan diri, makan dan minum, ambulasi serta
perlunya observasi dan tanda vital 4 jam. Pasien memerlukan
8
pengobatan lebih dari sekali, pasien dengan pemasangan infuse serta
persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
c. Perawatan maksimal atau total yang memerlukan waktu 5-6 jam/24
jam
Kriteria pasien pada klasifikasi ini adalah pasien harus bantu tentang
segala sesuatunya, posisi yang diatur, observasi pada tanda vital setiap 2
jam, makan memerlukan slang nasogartik (NG), menggunakan terapi
intravena, pemakaian alat pengisap (suction) dan kadang pasien dalam
kondisi gelisah/disorientasi.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa fungsi perawat
terbagi menjadi tiga yaitu: Perawatan minimal yang memerlukan waktu 1-
2 jam /24 jam, Perawatan intermediate yang memerlukan waktu 3-4 jam
/24 jam, dan Perawatan maksimal atau total yang memerlukan waktu 5-6
jam/24 jam.
3. Tugas Perawat
Sari (2016) mengatakan bahwa tugas perawat ada delapan yaitu:
a. Care Give
Perawat harus :
1) Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan pasien,
perawat harus memperhatikan pasien berdasarkan kebutuhan
signifikant dari pasien.
2) Perawat menggunakan Nursing Proces untuk mengidentifikasi
diagnosa keperawatan, mulai dari masalah fisik (fisiologis) sampai
masalah- masalah psikologis.
3) Peran utamanya adalah memberikan pelayanan keperawatan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan
diagnosa masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat
sederhana sampai yang kompleks.
b. Client Advocate
Sebagai client advocate, perawat bertanggung jawab untuk
membantu pasien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi
9
dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain
yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concent) atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya.
Selain itu perawat harus mempertahankan dan melindungi hak-
hak pasien. Hal ini harus dilakukan karena pasien yang sakit dan
dirawat dirumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas
kesehatan. Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama
kontak dengan pasien, oleh karena itu perawat harus membela hak-hak
pasien.
c. Conselor
1) Tugas utama perawat adalah mengidentifikasikan perubahan pola
interaksi pasien terhadap keadaan sehat sakitnya.
2) Adanya perubahan pola interaksi ini merupakan
“Dasar” dalam merencanakan metode untuk mengingatkan
kemampuan adaptasinya.
3) Konseling diberikan kepada individu/keluarga dalam
mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang
lalu.
4) Pemecah masalah difokuskan pada: masalah keperawatan, mengubah
perilaku hidup sehat (perubahan pola interaksi).
d. Educator
1) Peran ini dapat dilakukan kepada pasien, keluarga, team kesehatan
lain, baik secara spontan (sat interaksi) maupun formal (disiapkan).
2) Tugas perawat adalah membantu pasien mempertinggi pengetahuan
dalam upaya meningkatkan kesehatan, gejala penyakit sesuai kondisi
dan tindakan yang spesifik.
3) Dasar pelaksanaan peran adalah intervensi dalam NCP.
e. Coordinator
Peran perawat dalah mengarahkan, merencanakan,
mengorganisasikan pelayanan dari semua anggota team kesehatan.
Karena pasien menerima pelayanan dari banyak profesional, misal:
10
pemenuhan nutrisi. Aspek yang harus diperhatikan adalah; jenisnya,
jumlah, komposisi, persiapan, pengelolaan, cara memberikan,
monitoring, motivasi, dedukasi dan sebagainya.
f. Collaborator
Dalam hal ini bersama pasien, keluarga, team kesehatan lain
berupaya mengidentifikasikan pelayanan kesehatan yang diperlukan
termasuk tukar pendapat terhadap pelayanan yang diperlukan pasien,
pemberian dukungan, paduan keahlian dan keterampilan dari berbagai
profesional pemberi pelayanan kesehatan.
g. Consultan
Elemen ini secara tidak langsung berkaitan dengan permintaan
pasien terhadap informasi tentang tujuan keperawatan yang diberikan.
Dengan peran ini dapat dikatakan perawat adalah sumber informasi
yang berkaitan dengan kondidi spesifik pasien.
h. Change Agent
Element ini mencakup perencanaan, kerjasama, perubahan yang
sistematis dalamberhubungan dengan pasien cara pemberian
keperawatan kepada pasien.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa tugas
perawat yaitu: core giver, client advocate, counselor, educator,
coordinator, consultan, change agent.
4. Tanggung Jawab Perawat
Menurut Febriana, (2017) tanggung jawab perawat yaitu:
a. Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya, senantiasa berpedoman
pada tanggung jawab yang bersumber pada adanya kebutuhan terhadap
keperawatan individu, keluarga dan masyarakat.
b. Perawat dalam melaksanakan pengabdian di bidang keperawatan,
memelihara seusanan lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya,
adat istiadat dan kelangsungan hidup beragam dari individu, keluarga
dan masyarakat.
c. Perawat dalam melaksanakan kewajibannya terhadap individu, keluarga
11
dan masyarakat, senantiasa dilandasi rasa tulus ikhlas sesuai dengan
martabat dan tradisi luhur keperawatan.
d. Perawat menjalin hubungan kerja sama dengan individu, keluarga dan
masyarakat, khususnya dalam mengambil prakarsa dan mengadakan
upaya kesehatan, serta upaya kesejahteraan pada umumnya sebagai
bagian dari tugas dan kewajiban baji kepentingan masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat di simpulkan bahwa
tanggung jawab perawat yaitu; perawat melaksanakan pengabdiannya,
perawat melaksanakan pengabdiannya dibidang keperawatan, perawat
melaksanakan kewajiban terhadap individu, perawat menjalin hubungan
kerja sama dengan individu
B. Definisi Kinerja
Kinerja adalah penampilan hasil karya personil baik kuantitas
maupun kualitas dalam suatu organisasi (Ilyas, 2005). Kinerja (prestasi kerja)
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2009). Kinerja perawat merupakan
serangkaian kegiatan perawat yang memiliki kompetensi yang dapat
digunakan yang dapat ditunjukkan dari hasil penerapan pengetahuan,
keterampilan dan pertimbangan yang efektif dalam memberikan pelayanan
keperawatan.
1. Kinerja dalam keperawatan
Kinerja merupakan hasil yang diharapkan dari apa yang dikerjakan
oleh perilaku individu (Notoatmodjo, 2002). Kinerja perawat adalah
tindakan yang dilakukan oleh seorang perawat dalam suatu organisasi
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing, tidak
melanggar hukum, aturan serta sesuai moral dan etika, dimana kinerja
yang baik dapat memberikan kepuasan pada pengguna jasa. Sedangkan
menurut Nursalam, (2008) kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan kepada klien menggunakan standar praktek keperawatan
yang telah dijabarkan oleh PPNI (2000) yang mengacu dalam tahapan
12
proses keperawatan, yang meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi,dan evaluasi .
Berdasarkan penilaian kinerja perawat untuk mengetahui kualitas
pelayanan keperawatan kepada pasien digunakan indikator kinerja
perawat menurut Direktorat pelayanan dan Dirjen Pelayanan Medik
Departemen Kesehatan Tahun 2001 menyatakan bahwa penilaian kinerja
perawat terhadap mutu asuhan keperawatan dilakukan melalui penerapan
Standar Asuhan Keperawatan (SAK) pada pedoman studi dokumentasi
asuhan keperawatan, evaluasi persepsi pasien/keluarga terhadap mutu
asuhan keperawatan dan evaluasi tindakan perawat berdasarkan Standar
Operasional Prosedur (SOP) (Depkes, 2001).
2. Penilaian kinerja perawat
Penilaian kerja merupakan alat yang paling dapat dipercaya oleh
manager perawat dalam mengontrol sumber daya manusia dan efektifitas.
Proses penilaian dapat dipergunakan secara efektif dalam mengarahkan
perilaku perawat pelaksana dalam rangka menghasilkan jasa pelayanan
yang lebih baik. Satu ukuran pengawasan yang digunakan oleh manager
perawat guna mencapai hasil organisasi adalah sistem penilaian
pelaksanaan kerja perawat. Hal ini berguna untuk memperbaiki
pelaksanaan kerja perawat, memberitahu perawat bahwa kerja mereka
kurang memuaskan, serta mempromosikan jabatan dan kenaikan gaji,
mengenal pegawai yang memenuhi persyaratan penugasan khusus,
memperbaiki komunikasi bawahan dan atasan serta memberikan pelatihan
dan bimbingan khusus (Nursalam, 2008).
Manfaat dari penilaian kerja tersebut, menurut Nursalam, (2008) antara
lain :
a. Meningkatkan prestasi kerja staf baik secara individu atau kelompok
dengan memberikan kesempatan pada mereka untuk memenuhi
kebutuhan aktualisasi di dalam kerangka pencapaian tujuan pelayanan
rumah sakit.
b. Peningkatan yang terjadi pada prestasi staf secara perorangan pada
13
gilirannya akan mempengaruhi atau mendorong sumber daya manusia
secara keseluruhannya.
c. Merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan tujuan
meningkatkan hasil karya dan prestasi dengan cara memberikan
umpan balik kepada mereka tentang prestasinya .
d. Membantu rumah sakit untuk dapat menyusun program
pengembangan dan pelatihan staf yang lebih tepat guna. Sehingga
rumah sakit akan mempunyai tenaga yang cakap dan tampil untuk
pengembangan pelayanan perawatan dimasa depan.
e. Menyediakan alat dan sarana untuk membandingkan prestasi kerja
meningkatkan gajinya atau sistem imbalan yang baik.
f. Memberikan kesempatan kepada pegawai atau staf untuk
mengeluarkan perasaannya tentang pekerjaannya atau hal lain yang
ada kaitannya melalui jalur komunikasi dan dialog, sehingga dapat
mempererat hubungan antara atasan dan bawahan.
3. Cara penilaian kinerja perawat
Penilaian kinerja perawat pelaksana dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu:
a. Penilaian perilaku perawat selama melaksanakan asuhan keperawatan
dengan cara self evaluation. Penilaian diri sendiri merupakan
pendekatan yang paling umum digunakan untuk mengukur dan
memahami perbedaan individu (Ilyas, 2002; Marquis & Huston, 2010
dalam Mua 2011). Metode ini baik digunakan bila bertujuan untuk
pengembangan dan umpan balik kinerja karyawan, penilaian dalam
jumlah besar, biaya murah dan cepat. Self evaluation dilakukan
dengan meminta perawat pelaksana untuk menilai diri sendiri tentang
perilakunya dalam memberikan asuhan keperawatan.
Siagian (2009) dalam Mua (2011) menyatakan penilaian diri
sendiri bila dikaitkan dengan pengembangan karir pegawai berarti
seorang mampu melakukan penilaian yang obyektif mengenai diri
sendiri, termasuk mengenai potensinya yang masih dapat
14
dikembangkan. Meskipun dalam menilai diri sendiri seseorang akan
cenderung menonjolkan ciri-ciri positif mengenai dirinya, namun
orang yang sudah matang jiwanya akan juga mengakui bahwa dalam
dirinya terdapat kelemahan. Pengakuan demikian akan
mempermudahnya menerima bantuan orang lain seperti supervisor
untuk mengatasinya.
b. Penilaian hasil kerja. Hasil kerja perawat pelaksana salah satunya
dapat dinilai melalui dokumentasi asuhan keperawatan yang telah
diberikan kepada pasien. Melalui penilaian ini dapat diketahui
seberapa baik perawat melakukan pekerjaan mereka jika dibandingkan
dengan standar yang telah ditetapkan, sebab kinerja perawat pada
dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh
perawat.
Untuk itu harus digunakan standar praktik keperawatan yang telah
menjadi pedoman bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Standar praktik keperawatan telah dijabarkan oleh PPNI (2000) yang
mengacu dalam tahapan proses keperawatan, yang meliputi : pengkajian,
diagnosis keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
Standar keperawatan dapat digunakan sebagai instrumen penilaian
kerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan mulai dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, implementasi keperawatan sampai
evaluasi keperawatan (Nursalam, 2008).
a. Standar I: Pengkajian Keperawatan
Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara
sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan.
Kriteria pengkajian keperawatan meliputi:
1) Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesa, observasi,
pemeriksaan fisisk serta dari pemeriksaan penunjang.
2) Sumber data adalah klien, keluarga atau orang yang terkait, tim
kesehatan rekam medis dan catatan lain.
15
3) Data yang dikumpulkan difokuskan untuk mengidentifikasi status
kesehatan klien masa lalu, status kesehatan klien saat ini, status
biologis- psikologis-sosial-spiritual, respon terhadap terapi,
harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal, resiko-resiko
tinggi.
b. Standar II: Diagnosis Keperawatan
Perawat menganalisa data pengkajian untuk merumuskan
diagnosa keperawatan. Adapun kriteria dalam proses ini adalah:
1) Proses diagnosa terdiri dari analisa, interpretasi data, identifikasi
masalah klien, dan perumusan diagnosa masalah keperawatan.
2) Diagnosa keperawatan terdiri dari: masalah (P), penyebab (E),
dan tanda atau gejala (S), atau terdiri dari masalh dan penyebab
(PE).
3) Bekerja dengan klien, dan petugas kesehatan lain untuk
memvalidasi diagnosa keperawatan.
4) Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosa berdasarkan
data terbaru.
c. Standar III: Perencanaan Keperawatan
Perawat membuat rencana tindakan untuk mengatasi masalah dan
meningkatkan kesehatan klien. Kriteria prosesnya meliputi:
1) Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah, tujuan dan
rencana tindakan perawatan.
2) Bekerja sama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan
keperawatan.
3) Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau
kebutuhan klien.
4) Mendokumentasikan rencana keperawatan
d. Standar IV : Implementasi keperawatan
Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi
dalam rencana asuahan keperawatan. Kriteria dalam proses ini
meliputi:
16
1) Bekerja sama dengan klien dalam tindakan rencana keperawatan.
2) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain
3) Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan
klien.
4) Memberikan pendidikan kepada klien dan keluarga mengenai
konsep, keterampilan asuahan diri serat membantu klien
memodifikasi lingkungan yang digunakan.
5) Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawtan
berdasarkan respon klien
e. Standar V : Evaluasi Keperawatan
Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan
keperawatan dalam pencapaian tujuan dan merevisi data dasar dan
perencanaan. Adapun kriteria prosesnya adalah:
1) Menyusun rencana evaluasi dari intervensi secara komprehensif,
tepat waktu dan terus menerus.
2) Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur
perkembangan ke arah pencapaian tujuan.
3) Memvalidasi dan menganalisis data baru dengan teman sejawat
4) Bekerja sama dengan klien dan keluarga untuk memodifikasi
rencana asuahan keperawatan.
5) Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi hasil
perencanaan.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Perawat
Menurut Gibson (2005) ada tiga perangkat variabel yang
mempengaruhi perilaku dan prestasi kerja atau kinerja, yaitu:
a. Variabel individual. Terdiri dari kemampuan, keterampilan, mental dan
fisik, latar belakang (keluarga dan tingkat sosial), penggajian dan
demografis (umur, asal-usul, dan jenis kelamin.
b. Variabel organisasional. Terdiri dari sumber daya, kepemimpinan,
imbalan struktur desain pekerjaan.
c. Variabel psikologis. Terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian, belajar,
17
dan motivasi
Menurut Handoko (2006) prestasi kerja selain dipengaruhi oleh
faktor- faktor lingkungan kerja, juga dipengaruhi oleh faktor keluarga,
kesehatan, kondisi financial atau masalah-masalah pribadi lainnya.
Dari beberapa teori di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain:
a. Karakteristik Individu
Karakteristik individu merupakan faktor internal (interpersonal)
yang menggerakkan dan mempengaruhi perilaku individu. Menurut
Robbins (2006) karakteristik individu mencakup usia, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, status perkawinan dan masa kerja dalam organisasi.
1) Umur
Menurut Robbins (2006) umur berbanding terbalik dengan
kemangkiran, dimana semakin matang umur seseorang maka
semakin kecil kemungkinan untuk mangkir dari pekerjaan. Hal ini
didukung dengan pendapat Siagian (2008) masa kerja yang lama
disertai umur yang bertambah akan menciptakan kepuasan kerja
yang relatif menetap dan selanjutnya akan berdampak terhadap
kinerja atau performa seseorang. Prestasi kerja akan meningkat
bersamaan dengan meningkatnya umur dan kemudian menurun
menjelang tua, usia yang semakin meningkat akan meningkatkan
pula kebijaksanaan, kemampuan seseorang dalam hal keputusan,
berpikir rasional, mengendalikan emosi dan toleransi terhadap
pandangan orang lain.
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin tidak memiliki perbedaan yang signifikan dalam
kinerja. Perbedaan cenderung pada faktor psikologis wanita yang
berbeda dalam mematuhi otoritas dan pria yang cenderung lebih
agresif di dalam penghargaan sukses dibandingkan wanita (Robbins,
2006). Morrow (1996) menyatakan bahwa di seluruh dunia profesi
keperawatan 90% dipegang oleh kaum wanita. Alasan yang
18
dikemukakan adalah karena wanita lebih dapat berpengaruh kepada
pasien, individu, kelompok dan masyarakat yang disebabkan wanita
memiliki rasa sosial yang tinggi.
3) Tingkat Pendidikan
Menurut Robbins (2006) tingkat pendidikan, pengetahuan dan
pengalaman akan dapat mempengaruhi hasil kinerja pegawai dimana
semakin tinggi tingkat pendidikan, pengetahuan dan pengalaman
pegawai akan menghasilkan kinerja yang semakin tinggi pula. Hal
ini didukung dengan pendapat Notoadmodjo (2005) bahwa
pendidikan adalah suatu proses yang akan membentuk perilaku dan
kemampuan baru, semakin baik pendidikan semakin luas dan dalam
kapabilitas dan kapasitas seseorang.
4) Status Perkawinan
Status perkawinan karyawan sangat berpengaruh terhadap
motivasi dalam bekerja. Hasil penelitian diketahui bahwa perawat
yang telah menikah cenderung lebih mudah puas dalam pekerjaan
dibandingkan dengan perawat yang belum menikah. Hal ini
dikarenakan orang yang sudah menikah cenderung memenuhi
kebutuhan tingkat dasar, yaitu kebutuhan sandang, pangan, papan
dan kesejahteraan individu (Anggraeni, 2009).
5) Jarak Tempat Tinggal ke Rumah Sakit
Blunden dan Black (2003) menyatakan bahwa aksesibilitas
adalah konsep yang menggabungkan sistem pengaturan tata guna
lahan secara geografis dengan sistem jaringan transportasi yang
menghubungkannya.
b. Aspek Organisasi
1) Pendapatan
Menurut Mangkunegara (2009) ada dua bentuk
imbalan/kompensasi yaitu bentuk langsung yang berupa upah dan
gaji dan bentuk tak langsung yang berupa pelayanan dan
keuntungan. Upah adalah pembayaran berupa uang untuk pelayanan
19
kerja atau uang yang biasanya dibayarkan kepada pegawai per jam,
per hari dan per setengah hari. Sedangkan gaji merupakan uang yang
dibayarkan kepada pegawai atas jasa pelayanannya yang diberikan
secara bulanan.
Ilyas (2005) mengemukakan imbalan akan berpengaruh untuk
meningkatkan motivasi kerja yang pada akhirnya secara langsung
akan meningkatkan kinerja.
2) Beban Kerja
Menurut Mangkunegara (2009) beban kerja adalah kemampuan
tubuh pekerja dalam menerima pekerjaan. Menurut Ilyas (2004)
beban kerja merupakan perbandingan antara jumlah tenaga
kesehatan khususnya tenaga perawat dengan volume kerja yang
harus diselesaikan pada satu unit dalam jangka waktu tertentu.
Beban kerja sangat dimungkinkan mempengaruhi kinerja
seseorang. Jika seseorang ada dalam lingkungan kerja yang beban
kerjanya sangat tinggi kemungkinan besar orang tersebut tidak akan
menghasilkan kinerja yang memuaskan. Setiap orang mempunyai
keterbatasan baik secara ilmu pengetahuan, keterampilan maupun
secara fisik. Stres adalah suatu kondisi seseorang yang
mempengaruhi emosi, proses berikir dan kondisi seseorang. Stres
dapat sangat membantu atau fungsional, tetapi juga dapat berperan
salah (disfunctional) atau merusak fungsi kerja. Secara sederhana
bahwa stres mempunyai potensi untuk mendorong atau mengganggu
pelaksanaan pekerjaan, tergantung pada besar tingkatan stres
(Handoko, 2006)
3) Penghargaan/Reward
Reward adalah ganjaran, hadiah, penghargaan atau imbalan
yang bertujuan agar seseorang menjadi lebih giat lagi usahanya
untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja yang telah dicapai
(Nugroho, 2006).Menurut Mangkunegara (2009) suatu penghargaan
yang diberikan oleh pihak pemimpin organisasi kepada karyawan
20
bertujuan agar mereka bekerja dengan motivasi yang tinggi dan
berprestasi dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi.
4) Motivasi
Menurut Mathis (2006) salah satu yang mempengaruhi kinerja
adalah motivasi. Motivasi dapat berasal dari luar diri seseorang
maupun timbul dari dalam diri seseorang. Sedangkan menurut
Mangkunegara (2009) faktor motivasi terbentuk dari sikap seorang
pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi yang berasal dari
luar bisa datangnya dorongan baik dari organisasi, atasan langsung
maupun dari pihak keluarga. Sedangkan motivasi dari dalam akan
muncul karena seseorang terpanggil dalam dirinya, misalnya adanya
dorongan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan
merasa butuh dalam dirinya untuk meningkatkan hal-hal tersebut.
Robbins (2009) mengatakan bahwa motivasi merupakan interaksi
antara individu dengan situasi.
5) Lingkungan Kerja
Kinerja seorang karyawan selain dipengaruhi sikap dan sifat
individu juga dipengaruhi oleh lingkungan dan hubungan kerja
(Prawirosentono, 2008). Lingkungan kerja dapat berupa lingkungan
fisik maupun non fisik. Lingkungan fisik dapat berupa gedung,
peralatan, sarana dan sejenisnya. Sedangkan lingkungan kerja non
fisik dapat berupa aturan yang tidak tertulis, budaya setempat dan
sejenisnya. Sesuai dengan pendapat Mangkunegara (2009)
lingkungan kerja adalah semua aspek fisik kerja dan peraturan kerja
yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja dan tercapainya
produktivitas.
21
C. Pengertian Beban Kerja
22
a. Jumlah pasien yang dirawat setiap hari/bulan/tahun di unit tersebut.
b. Kondisi penyakit atau tingkat ketergantungan pasien.
c. Rata-rata hari perawatan klien (AvLOS).
d. Pengukuran perawatan langsung, tidak langsung.
e. Frekwensi tindakan perawatan yang dibutuhkan.
f. Rata-rata waktu perawatan langsung, tidak langsung.
Pendapat lain dari Sunyoto (Trihastuti, 2016) fakto-faktor yang
berpengaruh terhadap beban kerja adalah:
a. Faktor Internal, pengaruh dari tubuh sendiri terdiri dari faktor
biologis seperti umur, jenis kelamin, berat dan tinggi badan, status
gizi, kesehatan diri, serta faktor psikologis seperti persepsi,
motivasi, kepercayaan, keputusan serta keinginan.
b. Faktor eksesternal yakni faktor semua faktor diluar biologis
pekerjaan pegawai yaitu: keinginan di institusi kerja, tugas pokok
dan fungsi perawat, kondisi lingkungan kerja dan sarana kerja.
Dari uraian di atas maka dapat di simpulkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi stres kerja yaitu faktor internal dan eksternal.
23
2) Harapan pimpinan rumah sakit terhadap pelayanan yang
berkualitas
3) Tuntutan keluarga pasien terhadap keselamatan pasien
4) Setiap saat dihadapkan pada pengambilan keputusan yang tepat
5) Tugas memberikan obat secara intensif
6) Menghadapi pasien dengan karakteristik tidak berdaya, koma dan
kondisi terminal
7) Tanggung jawab yang tinggi terhadap asuhan keperawatan pasien
kritis.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa jenis beban kerja
terbagi menjadi beberapa jenis yaitu: beban kerja kuantitatif dan beban
keja kualitatif.
5. Aspek-aspek Beban Kerja
Menurut Susianti (Trihastuti, 2016) membagi beban kerja dalam dua
sudut pandang, yaitu secara subjektif, dimana meliputi : beban fisik,
sosial, beban mental dan objektif, dimana meliputi : keadaan nyata
dilapangan secara objektif dilihat dari keseluruhan waktu yang dipakai
atau jumlah aktivitas yang dilakukan. Kegiatan - kegiatan perawat
meliputi kegiatan produktif langsung maupun tidak langsung dan kegiatan
non produktif.
a. Kegiatan produktif langsung
Meliputi : melakukan komunikasi pada pasien, melakukan
pemberian obat-obatan pada pasien yang didelegasikan oleh dokter,
anamnese, mengukur TTV, observasi pasien, memenuhi kebutuhan
cairan dan elektrolit serta nutrisi, memenuhi kebutuhan eliminasi urine
dan BAB, memenuhi kebutuhan oksigen, mengoplos obat, memberikan
terapi injeksi, memberikan terapi peroral, memenuhi kebutuhan rasa
aman nyaman, membantu mobilisasi pasien, memperbaiki posisi pasien,
mengganti alat tenun pasien, melakukan personal dan oral hygiene,
merawat luka, melakukan genetalia higyene pasien, memasang infus,
memasang dan melepas kateter, mengukur urine, memasan dan melepas
24
NGT, menganti cairan infus, memasang syrung pump, memasang infus
pump, memberi kompres hangat, pendidikan kesehatan, dan
mempersiapkan kebutuhan sebelum operasi pasien.
b. Kegiatan produktif tidak langsung
Meliputi : pendokumentasian askep, laporan dokter, telekomunikasi
dengan ruangan lain, pendataan pasien baru, timbang terima pasien,
persiapan dan sterilisasi alat, melakukan inventaris alat kesehatan,
membuat inventaris dan sntralisasi obat, mengantar visite dokter,
memasukkan pemakaian alat kestatus pasien, memasukkan data
administrasi ke komputer, menyiapkan pasien yang akan pulang,
mengantar resep ke kamar obat, melakukan discharge planning,
melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain, melakukan
kewaspadaan universal precaution, memeriksa kelengkapan status
pasien, mengirim bahan pemeriksaan kelaboratorium, menyiapkan
pasang infus, menyiapkan rawat luka, menyiapkan pasang NGT,
membimbing mahasiswa praktik, berdiskusi tentang kasus pasien,
melakukan verifikasi pemakaian alat.
c. Kegiatan non produktif
Meliputi : datang, absensi, makan dan minum, mengobrol, main
HP/telepon pribadi, berganti pakayan dan berhias, shalat, toileting, diam
di nurse station.
25
D. Kerangka Teori
Karakteritis
Individu
1. Umur Tingkat
2. Jenis Kelamin Pendidikan
3. Status Perkawinan
4. Jarak rumah ke tempat
kerja
Robbins (2006)
Kinerja Perawat
Aspek
Organisasi
1. Pendapatan
2. Penghargaan Beban
3. Motivasi Kerja
4. Lingkungan Kerja
Mangkunegara
(2009)
keterangan
: diteliti
: tidak diteliti
Gambar 2.1 Kerangka Teori Pengaruh antara tingkat pendidikan dan Beban Kerja
terhadap Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSI NU Demak.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Teori yang digunakan dalam kerangka konsep adalah teori dari Robbins
(2006) dan teori Mangkunegara (2009). Peneliti menggunakan teori tersebut
karena teori tersebut dianggap sesuai yaitu mencakup semua factor - faktor
yang berhubungan dengan kinerja yang dijelaskan dalam beberapa teori yang
lain. Akan tetapi dalam penelitian ini, peneliti cukup mengambil dua faktor
saja yaitu tingkat pendidikan dan beban kerja.
Variable Bebas
Variabel terikat
1. Tingkat Pendidikan
Kinerja
2. Beban Kerja
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Pengaruh antara tingkat pendidikan dan Beban Kerja
terhadap Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSI NU Demak.
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis berasal dari kata hipo (lemah) dan tesis (pernyataan), yaitu suatu
pernyataan yang masih lemah dan membutuhkan pembuktian untuk
menegaskan apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau harus ditolak,
berdasarkan fakta atau data empiris yang telah dikumpulkan dalam
penelitian. Hipotesis juga merupakan sebuah pernyataan tentang hubungan
antara dua variabel atau lebih yang dapat diuji secara empiris (Hidayat,
2009). Hipotesis merupakan suatu kesimpulan sementara atau jawaban
sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan penelitian (Notoatmodjo,
2010)
1. Ha :
Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan kinerja perawat di ruang
rawat inap RSI NU Demak Tahun 2020
27
Ada hubungan antara beban kerja dengan kinerja perawat di ruang rawat
inap RSI NU Demak Tahun 2020
2. Ho : ditolak,
Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan kinerja perawat di
ruang rawat inap RSI NU Demak Tahun 2020
Tidak ada hubungan antara beban kerja dengan kinerja perawat di ruang
rawat inap RSI NU Demak Tahun 2020
28
digunakan untuk menghitung jumlah dari sebuah populasi objek tertentu
yang belum diketahui karakteristiknya secara pasti.
Rumus ini diperkenalkan pertama kali oleh seorang ilmuan
matematis yang bernama Slovin, pada tahun 1960. Rumus slovin ini
biasa digunakan untuk sebuah penelitian pada suatu objek tertentu dalam
jumlah populasi yang besar, sehingga digunakan untuk meneliti pada
sebuah sampel dari populasi obyek yang besar tersebut. Adapun rumus
untuk menghitung sampel dari jumlah populasi perawat RSI NU Demak
adalah sebagai berikut:
29
F. Definisi Operasional
30
NAMA DEFINISI CARA SKALA
NO ALAT UKUR HASIL UKUR
VARIABEL OPERASIONAL UKUR UKUR
Tingkat Jenjang pendidikan Kuesioner Kuesioner Ordinal 1. Tinggi
Pendidikan yang dimiliki oleh Tingkat pendidikan > DIII 2. Rendah
perawat melalui nilai tinggi (Jajang, 2010)
pendidikan formal Tingkat Pendidikan< DIII
sebagai dasar nilai rendah
profesi keperawatan.
Beban Kerja Berat/ringannya tugas Kuesioner Kuisioner penilaian beban Ordinal 1. Beban kerja berat jika
yang dilakukan kerja dengan total total skor 57-84
responden, baik tugas pernyataan 28. Dan setiap 2. beban kerja ringanjika
keperawatan langsung, pernyataan nilai tertinggi 3 skor 28-56
keperawatan tak jadi total skor 84.
langsung dan kegiatan 1. = tidak pernah (TP)
lainnya. 2. = pernah (P)
3. = sering (S)
31
G. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dalam penelitian ini berupa kuesioner yang
dipergunakan untuk mengumpulkan data. Kuesioner untuk responden
pada variabel dependen (kinerja) dan variabel independen (tingkat
pendidikan, dan beban kerja) berupa pertanyaan tertutup dengan beberapa
pilihan jawaban. Keuntungan bentuk tertutup adalah mudah diselesaikan,
mudah dianalisis, dan mampu memberikan jangkauan jawaban.
Responden memilih jawaban yang paling sesuai dengan kondisi yang
dirasakan terkait dengan pengaruh antara tingkat pendidikan dan beban
kerja dengan kinerja perawat di ruang rawat inap RSI NU Demak.
Variabel independen ( tingkat pendidikan dan beban kerja), penilain
tingkat pendidikan dengan kesioner terbuka, sedangkan beban kerja terdiri
dari 3 aspek penilainnya yaitu kegiatan keperawatan langsung (10
penilaian), keperawatan tak langsung (8 penilaian) dan kegiatan lainnya
(10 penilaian) Dalam setiap butir pernyataan terdapat 3 alternatif jawaban
yaitu: sering diberi nilai 3, pernah diberi nilai 2, tidak pernah diberi nilai 1
kuesioner ini dinilai responden sendiri.
Kuesioner beban perawat yang terdiri dari tiga domain dalam 28
item pertanyaan yang terdiri dari:
32
Kuesioner kinerja terdiri dari 5 item penilaian. Penilaian tersebut
tentang pengkajian (5 pernyataan), Perencanaan (3 Pernyataan),
Implementasi (5 Pernyataan), Evaluasi (3 Pernyataan), Ketrampilan
komunikasi (3 pernyataan), dan Harapan Institusi dan profesi (10
Pernyataan). Dalam setiap butir pernyataan terdapat 5 alternatif jawaban
yaitu: 4:dilakukan sepenuhnya dan tepat, 3:dilakukan sepenuhnya namun
tidak tepat, 2: dilakukan hanya sebagian, 1: hanya sedikit yang dilakukan
dan 0: tidak dikerjakan sama sekali. Kuesioner Kinerja tersebut dinilai
oleh kepala ruang.
Kuesioner kinerja perawat yang terdiri dari tiga domain dalam 29
item pertanyaan yang terdiri dari:
33
tertutup, dimana responden diminta menjawab pertanyaan dengan
memilih dari sejumlah alternatif jawaban yang sesuai dengan apa yang
didapatkan responden dari rumah sakit.
b. Wawancara
Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan untuk melengkapi data
yang didapatkan dari hasil penyebaran kuesioner. Wawancara
dilakukan sesuai kebutuhan penelitian sehingga tidak semua responden
diwawancarai. Responden yang diambil dalam teknik pengumpulan
data ini adalah staff keperawatan (manajemen keperawatan).
c. Dokumen
Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profil rumah
sakit, data pegawai dan data terkait dari sub bidang keperawatan.
Dokumen merupakan data sekunder yang digunakan untuk
memberikan informasi kuantitatif seperti jumlah perawat di ruang
rawat inap dan untuk melengkapi data primer yang didapatkan oleh
peneliti.
34
Pada instrumen beban kerja peneliti mengambil dari intrumen
kuesioner pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Oki tahun 2011
dibagi menjadi 3 komponen pertanyaan yaitu tindakan keperawatan langsung
dengan hasil uji validitas dan reabilitas Nilai r product moment untuk n=20
dan Alpha 0.05 adalah 0.444, semua nilai r pada setiap pertanyaan memiliki
nilai diatas 0.444, artinya semua pertanyaan sudah valid. Nilai Cronbach’s
Alpha sebesar 0.971, nilai ini menunjukkan bahwa data sudah sangat reliabel.
Tindakan Keperwatan tak langsung hasil uji validitas dan reabilitas Nilai r
product moment untuk n=20 dan Alpha 0.05 adalah 0.444, semua nilai r pada
setiap pertanyaan memiliki nilai diatas 0.444, artinya semua pertanyaan
sudah valid. Nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.910, nilai ini menunjukkan
bahwa data sudah sangat reliabel. Dan kegiatan lainnya hasil uji validitas dan
reabilitas Nilai r product moment untuk n=20 dan Alpha 0.05 adalah 0.444,
semua nilai r pada setiap pertanyaan memiliki nilai diatas 0.444, artinya
semua pertanyaan sudah valid. Nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.969, nilai
ini menunjukkan bahwa data sudah sangat reliabel. (Oki, 2011)
Peneliti mengambil instrumen kinerja dari buku Nursalam dengan
judul konsep dan penerapan metodologi penelitian dan ilmu keperawatan
(2011) yang sudah dibakukan.
35
menjadi data berbentuk angka atau nilangan (memberi kode).
Coding juga dapat dikatakan sebagai usaha memberi kode-kode
tertentu pada jawaban responden (Wasis, 2008).
c. Processing
Mengentry data merupakan kegiatan memasukan data yang
telah dikumpulkan ke dalam tabel atau database computer,
kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga
dengan membuat tabel kontingensi (Hidayat, 2008). Processing ini
merupakann langkah agar data yang sudah di-entry dapat dianalisis
(Hastono, 2006).
d. Cleaning
Pembersihan data atau cleaning adalah pengecekan kembali
data yang sudah di-entry apakah ada keselahan atau tidak. Cara-cara
dalam membersihkan data yaitu: a) mengetahui missing data, b)
mengetahui variasi data, dan c) mengetahui konsistensi data
(Hastono, 2006)
J. Analisis Data
Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis
kuantitatif yang dimaksudkan untuk mengolah dan mengorganisasikan data,
serta menemukan hasil yang dapat dibaca dan dapat diinterpretasikan.
Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariate.
1. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi
responden dengan melakukan analisis deskriptif atau individual. Analisis
ini digunakan untuk memperoleh gambaran pada masing - masing variabel
(independen dan dependen) yang meliputi kinerja perawat, tingkat
pendidikan, pendapatan dan beban kerja. Data ditampilkan dalam bentuk
distribusi frekuensi. Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui
sebaran (distribusi) dari frekuensi jawaban responden terhadap kuesioner
yang telah diisi dan kecenderungannya.
36
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen. Uji statistik yang
digunakan adalah uji Chi square. Rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut:
X2 =∑
Keterangan : X2 = statistik Chi Square
: O = frekuensi hasil observasi
: E = frekuensi yang diharapkan
: Nilai E = (jumlah sebaris x jumlah sekolom) /
jumlah data
: df = (b-1) (k-1)
K. Etika Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi subyek
penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar manusia.
Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga penelitian
ini akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi kebebasan manusia.
Beberapa prinsip penelitian pada manusia yang harus dipahami adalah
sebagai berikut:
1. Prinsip Manfaat
Dengan berprinsip pada aspek manfaat, maka segala bentuk
penelitian yang dilakukan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
37
manusia. Prinsip ini dapat ditegakkan dengan membebaskan, tidak
memberikan atau menimbulkan kekerasan pada manusia, tidak
menjadikan manusia untuk dieksploitasi. Penelitian yang dihasilkan
nanti dapat memberikan manfaat dan mempertimbangkan antara aspek
resiko dengan aspek manfaat, apabila dalam penelitian mengalami
dilema etik.
2. Prinsip Menghormati Manusia
Responden memiliki hak dan merupakan makhluk yang mulia dan
harus dihormati, karena responden berhak untuk menentukan pilihan
antara mau atau tidak untuk diikutsertakan menjadi subyek dalam
penelitian.
3. Prinsip Keadilan
Prinsip ini dilakukan untuk menunjang tinggi keadilan manusia
dengan menghargai hak atau memberikan pengobatan secara adil, hak
menjaga privasi responden, dan tidak berpihak dalam perlakuan terhadap
manusia.
Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang
sangat penting dalam penelitian, mengingat peneliti keperawatan
berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus
diperhatikan (Hidayat, 2007). Masalah etika yang harus diperhatikann
antara lain yaitu:
a. Informed Consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara
peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar
persetujuan Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian
dilakukan dengan memberikan lembar pernyataan persetujuan untuk
menjadi responden. Peneliti mendatangi responden pada masing-
masing instalasi. Peneliti memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan
dan memohon kesediaan kepada responden agar berkenan untuk
menjadi objek penelitian dan mengisi Kuesioner yang diberikan.
Peneliti menjelaskan bagaimana cara pengisian informed consent dan
38
cara menjawab pertanyaan Kuesioner.
b. Anonimity (tanpa nama)
Peneliti menjelaskan bahwa data Kuesioner akan diolah dengan
tidak mencantumkan nama responden pada hasil penelitian. Data
Kuesioner yang dimasukan tidak disertakan namanya hanya diberi
kode pengisiannya. Sehingga tidak dapat diketahui nama pengisi
Kuesioner dan hanya pihak tertentu saja yang mengetahuinya.
c. Confidentiality (kerahasiaan)
Peneliti menjelaskan bahwa seluruh informasi dari Kuesioner
yang telah diisi dan dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh
peneliti. Data yang telah dimasukan dan diolah tidak dibertahukan
kepada siapapun kecuali beberapa pihak yang berkaitan dengan
penelitian. Setelah itu, Kuesioner akan dihancurkan.
39
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, R. 2007. Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit. Jakarta: Bumi Aksara
Blunden, WR dan Black JA. 2003. Transport System, 5th Edition. Sydney:
Pergamon Press
Fajar dan Heru. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Sekolah
Tinggi Ilmu Manajemen YKPN
Foster, Bill dan Seeker, R Karen. 2001. Pembinaan untuk Meningkatkan Kinerja
Karyawan. Yogyakarta: Liberty
Gibson. 2006. Organisasi: Perilaku, Struktur dan Proses Edisi Kelima. Jakarta:
Bina Rupa Aksara
40
Handoko, T Hani. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Kedua.
Yogyakarta: BPEF
Ilyas, Yaslis. 2004. Perencanaan SDM Rumah Sakit. Cetakan Kedua. Jakarta:
Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM UI
Ilyas, Yaslis. 2005. Kinerja, Teori Penilaian dan Penelitian. Jakarta: Salemba
Infotek
41
Mastini, I, GST, A, A, P. (2013), Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Beban
Kerja dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Irna
di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. Tesis. Universitas Udayana
Denpasar
Morrow, Helga. 1996. Psychological Testing and Assessment, 5th Edition. New
York
Ratnasari. 2009. Stress pada Pekerja di Instalasi rawat Inap RSJ Menur.
Surabaya
Rivai, Veithzal. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Robbins, P Stephen dan Timothy A Judge. 2008. Perilaku Organisasi Edisi ke-12.
Jakarta : Salemba Empat
42
Robbins, Stephen P. 2006. Organizational Behaviour Tenth Edition. Jakarta:
Indeks PT
Soepriyanto S., dan Ratna. 2007. Manajemen Mutu, Health Advocacy. Surabaya.
Wasis. (2008). Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC.
43
Lampiran 1:
Peneliti
44
Lampiran 2:
Responden
45
Lampiran 3:
Tgl/bulan :............................................................................................
Ruang R.Inap :............................................................................................
Nama :............................................................................................
I. Karakteristik Individu
A. Tingkat Pendidikan
DAFTAR PERTANYAAN
46
Saya mempersiapkan kebutuhan sebelum operasi
8.
pasien
Saya melakukan observasi dan pemasangan infuse
9.
pada pasien
Saya melakukan pemasangan dan mengontrol
10.
kebutuhan oksigen pada pasien
B. Kegiatan keperawatan tak langsung
Saya melakukan administrasi pasien pada saat jam
1.
kerja
Saya menyiapkan kebutuhan obat-obatan untuk
2.
pasien
Saya menyiapkan alat-alat penunjang kesehatan
3.
untuk pasien
Saya melakukan koordinasi dan konsultasi demi
4.
kepentingan pasien
Saya melakukan kegiatan kurir yang berkaitan
5.
dengan kepantingan dan kebutuhan pasien
Saya melakukan dan mendapatkan kegiatan
pengembangan dan pelatihan keperawatan misalnya
6.
seminar, workshop, dan membaca buku
keperawatan.
Saya melakukan diskusi antar sesame perawat atau
7. dengan atasan maupun dengan tim kesehatan lain
terhadap perkembangan kondisi pasien
Saya melakukan kegiatan pengembangan organisasi
8. rumah sakit seperti pertemuan dengan pimpinan
rumah sakit dan lainnya pada saat jam kerja
C. Kegiatan Lainnya
1. Saya istirahat pada saat jam kerja
2. Saya beribadah saat jam kerja
3. Saya menonton televise/ video pada saat jam kerja
4. Saya tidur pada saat jam kerja
Saya menerima dan menelfon untuk urusan pribadi
5.
pada saat jam kerja
Saya membaca Koran dan majalah pada saat jam
6.
kerja
7. Saya menerima tamu pribadi pada saat jam kerja
Saya dating terlambat pada saat jam kerja telah
8.
berlangsung
Saya pulang lebih cepat dari waktu jam selesai jam
9.
kerja
Saya melakukan kegiatan pribadi terkait aktivitas
10. sehari-hari misalnya: makan dan minum, ke kamar
mandi, ganti pakaian.
47
KUESIONER VARIABEL KINERJA
S C O R E
NO PERNYATAAN
0 1 2 3 4
PENGKAJIAN
1. Melaksanakan Pengkajian pada klien saat klien masuk rumah sakit
2. Melengkapi format catatan pengkajian klien(buku
status klien) dengan tepat
3. Menilai kondisi klien secara terus menerus
4. Menilai kebutuhan akan klien/keluarga
5. Membuat prioritas masalah
PERENCANAAN
6. Membuat rencana keperawatan berdasarkan
kebutuhan klien
7. Bekerja sama dengan anggota tim kesetahan yang
lain dalam merencankan perawatan
8. Membuat penjadwalan dalam melaksanakan rencana
perawatan
IMPLEMENTASI
9. Memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh
/holistic pada klien yang memberikan tanggung
jawabnya
10 Menghormati martabat dan kerahasian klien
11 Mampu berfungsi secara cepat dan tepat dalam
situasi kegawatan
12 Melaksanakan program pendidikan kepada klien dan
keluarga
13 Bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lain
dalam memberikan asuhan keperawatan
EVALUASI
14 Mengevaluasi dan menyesuaikan rencana
keperawatan sesuai kebutuhan klien
15. Mengevaluasi praktik keperawatan dengan
48
dibandingkan standar keperawatan
16. Evaluasi dilakukan secara terus menerus
KETERAMPILAN KOMUNIKASI
17. Berkomunikasi dengan baik dengan rekan sekerja
dan anggota tim keperawatan kesehatan lainnya
18. Mencatat pesanan secara akurat
19. Menanggapi dengan tepat terhadap permintaan dan
pertanyaan klien atau keluarga
HARAPAN INSTITUSI DAN PROVESI
20. Turut mendukung kebijakan, visi dan misi rumah
sakit
21. Terus menerus membuat dan memperluas
pengetahuan dan keterampilan pribadi
22. Menghadiri penyuluhan/ seminar/ lokakarya yang
berhubungan dengan perawatan setiap ada acara
tersebut
23. Mau berbagi pengetahuan dengan sesame rekan
kerja
24. Berpartisipasi dalam panitia keperawatan dan
aktivitas lain yang memajukan pertumbuhan dan
perkembangan keperawatan
25. Berpartisipasi dalam belajar pengalaman untuk
mahasiswa perawat
26. Membantu orientasi pegawai baru
27. Menampakkan penampilan professional
28. Bersikap disiplin dalam berbagai perbuatan
29. Melakukan tugas-tugas sebagaimana yang
diperlukan
49