Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KOTA MADIUN

DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 7 MADIUN
SEKOLAH STANDAR NASIONAL
SK DIRJEN DIKDASMEN DEPDIKNAS No.818/C3/KEP/2007
Jalan Merak No. 4 Telp. (0351) 463336 Madiun
No. Fax : (0351) 463336 Email : smp7mdn@yahoo.co.id

SOAL ULANGAN HARIAN


TAHUN PELAJARAN 2019-2020

Mata pelajaran : Bahasa Indonesia Hari / tanggal : ..............................


Kelas / Semester : VII / Ganjil Waktu : ..............................

Kerjakan soal-soal berikut!

1. Sebutkan ciri umum cerita fantasi!


Jawaban:

Kutipan cerita “Yu Ngatemi” berikut untuk mengerjakan soal nomor 2—4.

Yu Ngatemi mengelap keringat di dahi. Rutinita hari ini sebenarnya tidak membuatnya bosan. Ia kerjakan
semuanya dengan kesadaran penuh. Satu-satunya yang sering menyiksanya adalah saat kelelahan fisik menerpa,
terutama jika dalam suasana seperti sekarang.
Belum lagi beban batin yang terasa berat, semakin menambah beban barang yang ia bawa. Tapi Yu Ngatemi
tetap semangat. la menanggungnya sendìri dan mencoba mencari jalan keluarnya.
Mata perempuan itu menatap awan berarak menghitam. Sejak pagi ia berangkat, awan gelap seolah mengikuti
ke mana pun ia pergi. Sedikit ragu dan takut sempat menggelayuti pikirannya. Apakah hujan akan menangguhkan
perjalanannya hari ini? Padahal sebentar lagi pasar tujuannya akan sampai.
Di antara awan-awan yang berarak menghitam itu, tampak wajah ketiga anaknya, kebanggaannya. Yang bungsu
masih kelas tiga SMA. Yang kedua kuliah D3 jurusan bahasa. Dan yang pertama akan diwisuda menjadi sarjana
ekonomi seminggu lagi.Bahkan, yang Iebih membanggakan lagi, selepas wisuda nanti, si sulung akan langsung
bekerja di perusahaan multinasional di kota, mengalahkan beberapa temannya sekampus yang bermaksud sama.
Kebanggaan berlipat-lipat menyeruak di dadaYu Ngatemi. Syukur tak habis atas semua hal baik yang pada si
sulung kebanggaannya. Terbayang, seminggu lagi ia bisa menyaksikan pesta wisuda yang belum pernah ia alami.
Anak terkasih akan menjadi bagian dari kegiatan besar di kampus sebagai tanda sahnya kelulusan sang anak.
Senyum tipis terlukis di wajah Yu Ngatemi. Lega rasanya, jerih payahnya selama ini telah membuahkan
hasil. Perempuan itu benar-benar bangga mengingat itu semua.
Tapi ....
Sebelum semua terjadi, hari ini ia harus mencari uang dulu untuk mencukupi syarat pembayaran wisuda yang
harus dibayarkan besok. Jika tidak dibayarkan besok, si sulung tidak akan bisa ikut wisuda.
TatapanYu Ngatemi beralih pada barang dagangannya di sepeda usangnya. Barang-barang itu sejak kemarin
hanya berkurang sedikit. Itu berarti hasil penjualannya tidak cukup untuk menutupi kebutuhan wisuda si sulung.
Otaknya bekerja cepat. mencari cara untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan.
Apakah ia harus berutang lagi pada rentenir? Bukankah utangnya sudah menumpuk dan entah kapan bisa
terbayarkan. Hati Yu Ngatemi tiba-tiba kembali terkoyak-koyak. Kebanggaan serta kebahagiaan yang sempat
dirasakannya mulai terkikis.
Malangnya lagi, tiba-tiba ja dikejutkan sebuah mobil yang melintas cepat. Air genangan di tengah sisa hujan
tadi malam memuncrat. Membasahi seluruh barang dagangannya. Sayur-mayur dan buah-buahan yang ia bawa jadi
basah dan kotor.
Yu Ngatemi terkejut. Tatapannya mengikuti arah mobil yang terus melaju. Namun. ia tak bisa berbuat apa-apa
seiring dengusan napas-napasnya yang menahan marah. la hanya bisa mengelus dada. Tatapannya memelas.
Tak sampai lima menit kemudian, ia merasakan kepalanya basah. Sontak ia mendongak.
Tanpa babibu lagi, perempuan itu tangkas membuka tas kecil yang ia bawa. Di sana ada plastik bening lebar
yang sudah ia modifikasi sedemikian rupa hingga menyerupai jas hujan. Sebelum hujan lebih deras, ia kenakan “jas
hujan” tersebut menutupi tubuhnya. Caping ia kenakan kembali di kepalanya.
Mengingat waktu yang kian mengimpit, perempuan itu segera melepas standar sepeda. Kemudian, ia mengayuh
sepedanya menuju pasar. Dalam hati ia menyemangati diri sendiri bahwa pasar yang ia tuju sudah di depan mata.
Setelah sampai di sana, ia bisa dengan leluasa menjual barang dagangannya. la terus berdoa, semoga hujan mereda.

Dikutip dari: Anjar Anastasia, “Yu Ngatemi” dalam Cerita Cinta Indonesia 45 Cerpen Terpilih, Jakarta, Gramedia
Pustaka Utama, 2014
2. Tentukan struktur kutipan cerita “Yu Ngatemi” tersebut!
Jawaban:

3. Tentukan unsur intrinsik yang terdapat dalam kutipan cerita “Yu Ngatemi” disertai bukti yang mendukung!
Jawaban:

4. Tentukan Unsur ekstrinsik yang terdapat dalam kutipan cerita “Yu Ngatemi” tersebut!
Jawaban:

5. Cermati kerangka cerita fantasi berikut!


Tema cerita : acara kenduri
Kerangka cerita :
a. Seorang bapak ingin melakukan kenduri sebagai wujud syukur atas hasil panennya.
b. Seorang anak menentang keinginan bapaknya yang akan melakukan kenduri.
c. Akhirnya kenduri diadakan di balai desa dengan mengundang semua tetangga.
Buatlah cerita fantasi berdasarkan kerangka cerita tersebut!
Jawaban:
KUNCI JAWABAN

1. Contoh jawaban
Ciri umum cerita fantasi sebagai berikut.
a. Cerita fantasi terdapat keajaiban/keanehan/kemisteriusan.
b. Cerita fantasi memiliki ide cerita.
c. Cerita fantasi menggunakan latar lintas ruang dan waktu.
d. Tokoh dalam cerita fantasi unik atau memiliki kesaktian.
e. Cerita fantasi bersifat fiksi.

2. Contoh jawaban
Bagian orientasi
Yu Ngatemi mengelap keringat di dahi. Rutinitas hari ini sebenarnya tidak membuatnya bosan. la kerjakan
semuanya dengan kesadaran penuh. Satu-satunya yang sering menyiksanya adalah saat kelelahan fisik menerpa,
terutama jika dalam suasana seperti sekarang.
Bagian komplikasi
Belum lagi beban batin yang terasa berat, semakin menambah beban barang yang ia bawa. Tapi Yu Ngatemi
tetap semangat. la menanggungnya sendiri dan mencoba mencari jalan keluarnya.
Mata perempuan itu menatap awan berarak menghitam. Sejak pagí ia berangkat, awan gelap seolah mengikuti
kamanapun ia pergi. Sedìkit ragu dan takut sempat menggelayuti pikirannya, Apakah hujan akan menangguhkan
perjalanannya hari ini? Padahal sebentar lagi pasar tujuannya akan sampai.
Di antara awan-awan yang berarak menghitam itu, tampak wajah ketiga anaknya, kebanggaannya. Yang
bungsu masih kelas tiga SMA. Yang kedua kuliah D3 jurusan bahasa. Dan yang pertama akan diwisuda menjadi
sarjana ekonomi seminggu lagi. Bahkan, yang lebih membanggakan lagi, selepas wisuda nanti, si sulung akan
langsung bekerja di perusahaan multinasional di kota, mengalahkan beberapa temannya sekampus yang
bermaksud sama.
Kebanggaan berlipat-lipat menyeruak di dada Yu Ngaterni. Syukur tak habis atas semua hal baik yang pada si
sulung kebanggaannya.
Terbayang, seminggu lagi ia bisa menyaksikan pesta wisuda yang belum pernah ia alami. Anak terkasih akan
menjadi bagian dan kegiatan besar di kampus sebagaì tanda sahnya kelulusan sang anak.
Senyum tipis terlukis di wajah Yu Ngatemí. Lega rasanya, jerih payahnya salama ini telah membuahkan hasil.
Perempuan itu benar-benar bangga mengingat itu semua.
Tapi ...
Sebelum semua terjadi, hari ini ia harus mencari uang dulu untuk mencukupi syarat pembayaran wisuda yang
harus
díbayarkan besok. Jìka tidak dibayarkan besok, si sulung tidak akan bisa ikut wisuda.
Tatapan Yu Ngatemi beralih pada barang dagangannya di sepeda usangnya. Barang-barang itu sejak kemarin
hanya
berkurang sedikit. Itu berarti hasil penjualannya tidak cukup untuk menutupi kebutuhan wisuda si sulung.
Otaknya bekerja cepat, mencari cara untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan. Apakah ia harus berutang lagi
pada rentenir? Bukankah utangnya sudah menumpuk dan entah kapan bisa terbayarkan. Hati Yu Ngatemi tiba-tiba
kembali terkoyak-koyak. Kebanggaan serta kebahagíaan yang sempat dirasakannya mulai terkikis.
Malangnya lagi, tíba-tiba ia dikejutkan sebuah mobil yang melintas cepat. Air genangan di tengah sisa hujan
tadi malam memuncrat, membasahi seluruh barang dagangannya. Sayur mayur dan buah-buahan yang ia bawa jadi
basah dan kotor.
Yu Ngatemi terkejut. Tatapannya mengikuti arah mobil yang terus melaju. Namun, ia tak bìsa berbuat apa-apa
seìring dengusan napas-napasnya yang menahan marah. Ia hanya bisa mengelus dada, Tatapannya memelas,
Tak sampai lima menit kemudian, ia merasakan kepalanya basah. Sontak ia mendongak.
Tanpa babibu lagi,. perempuan itu tangkas membuka tas kecil yang ia bawa. Di sana ada plastik bening lebar
yang sudah ia modifikasi sedemikian rupa sehingga menyerupai jas hujan. Sebelum hujan lebih deras, ía kenakan
“jas hujan” tersebut menutupi tubuhnya. Caping ia kenakan kembali di kepalanya.
Bagian resolusi
Mengìngat waktu yang kian mengimpit, perempuan itu segera melepas standar sepeda. Kemudian, ia mengayuh
sepedanya menuju pasar. Dalam hatí ia menyemangati diri sendiri bahwa pasar yang ia tuju sudah di depan mata.
Setelah sampai di sana, ia bisa dengan leluasa menjual barang dagangannya. la terus berdoa, semoga hujan
mereda.

3. Contoh jawaban
Unsur intrinsik dalam kutipan cerita “Yu Ngatemi” sebagai berikut.
a. Tokoh: Yu Ngatemi
b. Penokohan: Yu Ngatemi memiliki sifat pekerja keras dan pantang menyerah. Sifat pekerja keras Yu Ngatemi
ditunjukkan sikapnya yang bekerja keras untuk mendapatkan uang demi anak-anaknya. Yu Ngatemi bersemangat
tiada henti untuk mendapatkan biaya wisuda anak pertamanya. Walaupun hujan, ia tetap berangkat ke pasar.
c. Latar
1) Latar tempat yaìtu di jalan, perjalanan menuju pasar.
Perhatikan kutipan berikut!
........
Sedikit ragu dan takut sempat menggelayuti pikirannya. Apakah hujan akan menangguhkan perjalanannya hari
ini? Padahal, sebentar lagi pasar tujuannya akan sampai.

2) Latar waktu yaitu pagi hari.


Perhatikan kutipan berikut!
........
Sejak pagi ia berangkat, awan gelap seolah mengikuti ke mana pun ia pergi. .
........

3) Latar suasana yaitu gelisah dan bahagia.


Perhatikan kutipan suasana gelisah berikut!
......
Sebelum semua terjadi, hari ini ia harus mencari uang dulu untuk mencukupi syarat pembayaran wisuda yang
harus dibayarkan besok. Jika tidak dibayarkan besok, si sulung tidak akan bisa ikut wisuda.
Tatapan Yu Ngatemi beralih pada barang dagangannya di sepeda usangnya. Barang-barang itu sejak kemarin
hanya berkurang sedikit. itu berarti hasil penjualannya tidak cukup untukmenutupi kebutuhan wisuda si sulung.
......

Perhatikan suasana bahagia berikut!


.......
Di antara awan-awan yang berarak menghitam itu, tampak wajah ketiga anaknya, kebanggaannya. Yang bungsu
masih kelas tiga SMA. Yang kedua kuliah D3 jurusan bahasa. Dan yang pertama akan diwisuda menjadi sarjana
ekonomi seminggu lagi. Bahkan, yang lebih membanggakan lagi, selepas wisuda nanti, si sulung akan langsung
bekerja di perusahaan multinasional di kota, mengalahkan beberapa temannya sekampus yang bermaksud sama.
.......

d. Tema : perjuangan seorang ibu demi anak-anaknya.


e. Sudut pandang yang digunakan dalam kutipan cerpen adalah orang ketiga serba tahu. Orang ketiga
(pengarang) sebagai sebagai narator. Pangarang mengetahui segala sesuatu yang dialami tokoh Yu Ngatemi.
f. Amanat dalam kutipan cerpen sebagai berikut.
1) Berusahalah sekuat tenaga untuk mendapatkan hasil memuaskan.
2) Hormati orang tua yang telah bekerja keras mencukupi kebutuhan anak-anaknya.
3) Semua masalah pasti ada jalan keluarnya

4. Contoh jawaban
Unsur ekstrinsik dalam kutipan cerita “Yu Ngatemi” sebagai berikut.
a. Nilai kekeluargaan; berkaitan dengan hubungan ibu dan anak. Tokoh Yu Ngatemi ingin melihat anak-anak
bahagia karena dapat bersekolah.
b. Nilai sosial; berkaitan dengan orang yang ada di sekitar pelaku cerita. Dalam cerita digambarkan bahwa kita
harus peduli dengan keadaan orang di sekitar kita seperti Yu Ngatemi.

5. Contoh jawaban
Suatu hari Pak Karta menyampaikan keinginannya kepada anaknya, Mail, untuk melaksanakan kenduri di
rumahnya. Akan tetapi, Mail tidak menyetujui keinginan Pak Karta tersebut.
Saat malam tiba Pak Karta menyampaikan kembali keinginannya untuk mengadakan kenduri kepada Mail. Pak
Karta menyampaikannya dengan berbagai alasan. Akan tetapi, Mail tetap tidak menyetujui keinginan ayahnya
tersebut. Dengan perasaan jengkel Pak Karta meninggalkan Mail sendiri.
Setiap hari Pak Karta tidak dapat tidur nyenyak. Pak Karta terus berpikir mencari cara agar dapat
melaksanakan kenduri. la percaya bahwa hasil panen tahun ini tidak lepas dari campur tangan Tuhan. la ingin
melakukan kenduri sebagai wujud syukur kepada Tuhan. Akhirnya, Pak Karta menemukan akal.
Pagi hari Pak Karta mengunjungi rumah Mbok Jamik. la mengutarakan maksudnya kepada Mbok Jamik. Mbok
Jamik bersedia membantu Pak Karta.
Hari pelaksanaan kenduri tiba. Pak Karta dibantu beberapa warga membersihkan aula balai Desa Panari. Tikar
telah digelar di aula tersebùt.
Matahari telah menghilang. Hari mulai gelap. Acara kenduri hajat Pak Karta akan berlangsung. Penduduk desa
berdatangan satu per satu ke balai desa. Sementara itu, ibu-ibu yang dikomandani Mbok Jamik telah selesai
menyiapkan makanan dan jajan pasar seperti yang dikendaki Pak Karta.
Semua warga sudah berada di aula Desa Panari. Namun, Pak Karta belum tampak. Pak kaum meminta seorang
warga, Beni, menjemput Pak Karta.
Saat Beni sampai di rumah Pak Karta, ia melihat Mail tertunduk lesu bersama istrinya. Tampak wajah sedih di
raut istri Mail. Beni menghampiri keduanya. Istri Mail berkata kepada Beno bahwa Pak Karta sudah tidak
bernapas. Beni bergegas menuju balai desa mengabarkan berita duka tersebut.

Pembiasaan untuk siswa


Ajaklah siswa untuk rajin membaca cerita fantasi seperti dongeng, cerpen, dan novel.Tanamkan kepada siswa
bahwa di dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan baik positif maupun negatif. Jelaskan kepada siswa
bahwa mereka harus meneladani nilai khidupan positif dalam cerita fantasi tersebut dan tidak meniru nilai
kehidupan negatifnya. Tanamkan pula kepada siswa bahwa dengan membaca, siswa dapat menghubungkan
peristiwa dalam karya sastra dengan realitas kehidupan di sekitar mereka. Dengan demikian, akan timbul rasa
peka terhadap masalah-masalah yang terjadi di sekitar Iingkungan mereka. Selain itu, motivasilah siswa untuk
menuangkan kreativitas dalam bentuk cerita fantasi seperti dongeng, cerpen, dan novel. Cerita fantasi tersebut
dapat dinikmati dan bermanfaat bagi orang lain.

Anda mungkin juga menyukai