Anda di halaman 1dari 3

RESUME DISKUSI

MANAJEMEN LOGISTIK

Kelompok 1 :
Felicitas Nia Aryani 2006560522
Intan Dwi Susanti 2006560586
Nurul Rakhmawati 2006560674

Pertanyaan dan Jawaban


Rita Kumalasari
1. Sebagaimana kita ketahui bahwa di RS logistik obat termasuk omset yang terbesar sekitar
30-40% kemudian jumlah itemnya itu juga cukup banyak mungkin ratusan atau bahkan
ribuan. Kalo seperti itu kira-kira bagaimana untuk mencegah adanya kebocoran misalnya
di manajemen logistik di farmasi?
Jawab : Pengendalian dari setiap tahap managemen logistik. Bagian logistik harus
bertanggung jawab terhadap penyimpanan dan barang masuk – keluar harus dipantau
dengan baik.

Kartika Qonita Putri


1. Jadi kebetulan saya bahas materi mengenai vendor dengan tim Merit System, memang
agak susah sih nyarinya. Kemarin saya dapat tentang Rating Merit kebanyakan mengenai
SDM. Untuk logistiknya harus dikait-kaitkan. Mungkin ada sumber yang memang
menyatakan bahwa si Merit Systemnya itu dikhususkan ke logistik itu saya sebetulnya
masih belum dapat, cuman memang ada perhitungan untuk memilih vendor melalui
pembobotan. Jadi yang ingin saya tanyakan, kalo kita memilih vendor menggunakan
metode tadi di era JKN ini apakah masih signifikan ya?
Jawab:
Sepertinya masih signifikan karena walaupun misalnya itu JKN dimana terapi atau obat-
obatannya diatur oleh pemerintah, tapi bila manajemen logistiknya tidak berjalan baik,
maka akan juga terjadi ketidakefektifan dari pelayanan di RS.
2. Kira-kira untuk proses penyimpanan logistik itu yang bertanggung jawab itu apakah pihak
logistik atau unit-unit terkait?
Jawab:
Kalau logistik di perusahaan atau di RS yang bertanggung jawab untuk penyimpan itu
adalah bagian logistik (supervisor) dan tim logistik. Itu juga yang mengatur nanti keluar
masuknya barang di bagian logistik.

Yudi Febriadi
1. Apa perbedaan manajemen logistik dengan manajemen supply chain?
Jawab:
Untuk manajemen logistik: Mengutamakan pengelolaan, termasuk arus barang dalam
perusahaan; Berorientasi pada perencanaan dan kerangka kerja yang menghasilkan rencana
tunggal arus barang dan informasi di seluruh perusahaan.
Untuk manajemen supply chain: Mengutamakan arus barang antar perusahaan sejak paling
hulu sampai paling hilir; Mengusahakan hubungan dan koordinasi antar proses dari
perusahaan-perusahaan lain dalam bussines pipe lines mulai dari supplier sampai kepada
pelanggan.

Fitri Dwi Anggraini


1. Untuk obat-obat yang slow moving itu cara menyiasatinya gimana ya biar dia nggak jadi
barang yang death stock karena kasus yang di RS saya yang sekarang itu sering banget dan
itu yang menjadi permasalahan utama, banyak obat-obat yang kalo di RSIA itu adalah
obat-obat inti yang memang selalu terpakai, tapi karena kami RSIA itu jadi obat-obat
death stock pada akhirnya. Apalagi kasus-kasus kebetulan di sini ada ortho, cuman pasien
orthonya dikit banget jadinya ending-endingnya obatnya death stock. Mungkin gimana ya
cara menyiasatinya?
Jawab : Stok barang dibagi menjadi barang fast moving, slow moving dan death stock.
Untuk mengatasi barang slow moving bisa dengan dilakukan bundling dengan produk fast
moving, atau disiasati dengan pemindahan barang ke fasilitas kesehatan yang
membutuhkan dan barang tersebut merupakan barang fast moving disana, atau bisa juga
dengan pengembalian kepada vendor.
Felicitas Nia
1. Maaf mau bertanya, masih bingung dengan sistem merit dalam pemilihan vendor obat
atau alkes?
Jawab : Strategi evaluasi vendor dengan merit sistem :
● lihat aspek legal
● sistem managemen
● flexibilitas, misalnya untuk proses retur
● cara vendor dalam mengatasi keluhan
● jenis service yang digunaan
Tambahan dari Slide Ibu :
Metode pengadaan :
● Open tender
dengan menggunakan metode ini bisa mendapatkan harga lebih murah, tapi
membutuhkan waktu yang lebih lama dan monitoring ketat
● Restricted tender
metode pengadaan dari supplier yang sudah pernah dipakai atau sudah terdaftar,
sehingga proses bisa lebih mudah.
● Competitive negotiation
Metode untuk mendapatkan harga khusus, bisa nego langsung dengan vendor
● Direct Procurement
Pengadaan barang secara langsung, jarang dapat diskon, pengadaan barang
dilakukan setelah barang habis, dan biasanya untuk pengadaan barang yang fast
moving.
Barang fast moving dibeli dengan metode direct procurement untuk menghindari
opportunity cost. Walaupun mendapatkan barang dengan harga yang lebih mahal
daripada bila pengadaan dengan metode tender tapi bisa dihitung menggunakan
margin keuntungan dan bila dijual dalam jumlah besar maka masih tetap
mendapatkan untung. Pengadaan barang slow moving biasa dilakukan dengan
metode tender.

Anda mungkin juga menyukai