Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Ners Volume 3 Nomor 1 Tahun 2019 Halaman 13 – 21

JURNAL NERS
Research & Learning in Nursing Science
http:// journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/ners
PENGARUH KREASI SINGKONG SEBAGAI PANGAN JAJANAN ANAK
SEKOLAH (PJAS) TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI
DAN ZAT GIZI ANAK SEKOLAH DASAR SEKABUPATEN
KAMPAR TAHUN 2019

Riani¹, Syafriani², Syahrial³


Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
aniria22.27@gmail.com

ABSTRAK
Panganan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) berperan penting dalam memenuhi
kecukupan energi dan zat gizi anak sekolah khususnya protein. Apabila PJAS
yang dijual dilingkungan sekolah sudah cukup baik mutu gizinya, anak-anak akan
mendapatkan manfaat tambahan energi dan zat gizi, sehingga mampu memenuhi
kecukupan energi dan zat gizi dalam tubuh. Kontribusi PJAS masih belum
memenuhi Angka Kecukupan Gizi Jajanan yang dianjurkan, sedangkan pangan
jajanan berperan penting bagi anak sekolah untuk memenuhi kecukupan energi
dan zat gizi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh perbedaan
kreasi PJAS berbahan dasar singkong terhadap energi dan zat gizi pada anak
sekolah dasar khususnya di SD Negeri Komplek tersebut. Jenis penelitan ini
quasi eksperimen dengan uji T tets. Populasi dan sampel ditujukan pada seluruh
siswa siswi SD Negeri Komplek dengan jumlah sampel yaitu 28 orang.
perbedaan pada perbandingan Kreasi Singkong Sebagai Pangan Jajanan Anak
Sekolah (PJAS) Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Energi Dan Zat Gizi Anak
Sekolah Dasar. Hal ini terbukti dengan p value = 0,00 < α = 0,05,
sehingga Ha diterima pada derajat kemaknaan 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
pentingnya konsumsi singkong yang mengandung kaya manfaat baik itu
sebagai sumber energi, juga dapat bermnafaat sebagai memperlancar sistem
pencernaan, dan juga dapat digunakan sebagai makanan diet rendah lemak,
mengatasi anemia, meningkatakn nafsu makan karena umumnya anak-anak
dengan tahap perkembangan sekolah dasar masih sering memiliki pola makan
yang tidak teratur bahkan cenderung kurang nafsu makan, mereka lebih sering
makan jajanan diluar rumah, olahan singkong ini menjadi menu alternatif untuk
pemenuhan kebutuhan zat gizi mereka.

Kata Kunci : Kreasi Singkong, Pangan Jajanan Anak Sekolah, Energi Dan
Zat Gizi Anak Sekolah Dasar

Corresponding author :
Address : Jl. Tuanku Tambusai No. 23 Bangkinang
Email : aniria22.27@gmail.com
Phone : 081268772227

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


14| PENGARUH KREASI SINGKONG SEBAGAI PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH
(PJAS) TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI DAN ZAT GIZI ANAK
SEKOLAH DASAR SEKABUPATEN KAMPAR TAHUN 2019

PENDAHULUAN karbohidrat, protein, lemak, vitamin,


A. Latar Belakang dan mineral sesuai dengan Angka
Pencapaian pembangunan Kecukupan Gizi yang dianjurkan
kesehatan dinilai dengan derajat oleh Peraturan Menteri Kesehatan
kesehatan masyarakat. Derajat No. 75 tahun 2013 menurut
kesehatan digambarkan dengan kelompok usia 7-9 tahun
situasi mortalitas, morbiditas, dan kebutuhan energinya 1850 kkalori,
status gizi masyarakat . untuk laki-laki 10-12 tahun
Ke t idakseimbangan gizi dapa t kebutuhan energi yaitu 2.100
menurunkan kualitas SDM. Anak kkalori, sedangkan untuk
sekolah dasar merupakan sasaran perempuan 10-12 tahun 2000
strategis dalam perbaikan gizi kkalori. Kebutuhan energi yang
masyarakat karena pada masa dianjurkan ini masih belum
anak fungsi organ otak mulai memenuhi target kecukupan gizi
terbentuk sehingga perkembangan bagi anak sekolah dasar karena
kecerdasan cukup pesat . Anak kategori usia tersebut merupakan
Sekolah Dasar ( SD) adalah anak usia anak sekolah dasar. Masalah
usia 6 -12 tahun. Pertumbuhan dan gizi makro masih tetap menjadi
perkembangan anak san gat permasalahan khususnya gizi anak
m e mbutuhkan gizi yang cukup agar sekolah dasar di Indonesia.
t i dak terjadi penyimpangan pada Prevalensi gizi kurang atau berat
pertumbuhan dan perkembangan badan rendah (underweight) terus
anak. Riskesdas 2010 melaporkan mengalami kenaikan dari 24%
rata-rata kecukupan energi anak tahun 2000 menjadi 26,1% tahun
usia sekolah (7-12 tahun) berkisar 2001, 27,3% tahun 2002, 27,5%
71,6-89,1% dari Angka Kecukupan pada tahun 2003 dan 28% tahun
Gizi yang dianjurkan. 2005 (Depkes 2004 dan Atmarita
Sebanyak 44,4% anak 2006). Selain itu terhambatnya
mengkonsumsi energi dan zat gizi di pertumbuhan yang disebut dengan
bawah kecukupan minimal (2.050 “stunted” (pendek menurut umur)
Kalori). Selain itu, kontribusi energi merupakan masalah gizi yang
dan zat gizi dari sarapan pagi pada masih banyak ditemukan pada
anak sekolah masih rendah, sebesar anak usia pertumbuhan termasuk
18% anak usia sekolah kurang dari anak sekolah dasar. Menurut
25% AKG (Khomsan, 2003). laporan “The World Nutrition
Profil kesehatan Indonesia tahun Situation” (IFFRI, SCN, 2000),
2015 melaporkan bahwa proporsi prevalensi “stunted” pada anak
penduduk terkait kasus kecukupan sekolah dasar masih cukup tinggi
energi pada anak usia 5-12 tahun terutama di negara-negara sedang
berada pada kategori kurang asupan berkembang seperti Ghana, India,
energi yaitu 40,1%. Indonesia, Tanzania, Vietnam. Di
Menunjang pertumbuhan dan Amerika Latin dan Caribia lebih
perkembangan anak agar sesuai dari sepertiga anak sekolah
dengan tahapan usia secara mengalami “stunted”, di Guatemala
normal, memerlukan konsumsi 50,6% dan Peru 48%. Di Indonesia
energi dan zat gizi yang adekuat prevalensi stunting pada anak balita
dan mengandung zat gizi berupa sebesar 36% (Puslitbang Gizi 2006).

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


15 | PENGARUH KREASI SINGKONG SEBAGAI PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH
(PJAS) TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI DAN ZAT GIZI ANAK
SEKOLAH DASAR SEKABUPATEN KAMPAR TAHUN 2019

Masalah underweight dan stunted mampu memenuhi kecukupan


tidak lepas dari rendahnya asupan energi dan zat gizi sehingga akan
zat gizi pada masa sekarang maupun terjadi defisiensi energi dan zat gizi
masa lalu. Penelitian di Jawa Timur tertentu. Hal tersebut disebabkan
dan Medan Sumatera Utara karena pada PJAS tidak
menunjukkan bahwa rata-rata mengandung energi dan zat gizi
tingkat kecukupan energi dan yang cukup banyak dan pada
protein pada anak sekolah dasar umumnya lebih banyak
sekitar 70% dari kecukupan. Badan mengandung karbohidrat dan lemak
Pengawasan Obat dan Makanan (Astawan, 2008).
(BPOM) melaporkan 99% anak Anak usia sekolah tidak hanya
Sekolah Dasar pada 18 provinsi membutuhkan zat gizi berupa
di Indonesia selalu mengkonsumsi karbohidrat dan lemak, akan tetapi
PJAS (Pangan Jajan Anak Sekolah). protein juga dibutuhkan untuk
Hasil penelitian Yanti (2012) di meningkatkan daya konsentrasi
Semarang sesuai dengan survei belajar sehingga dapat
BPOM tentang kebiasaan jajan, meningkatkan prestasi anak di
yaitu 90,65% anak sekolah selalu sekolah. Masalah gizi yang
jajan dan 43,76% anak sekolah tidak berkaitan dengan hal tersebut yaitu
pernah sarapan. Hal ini disebabkan masalah anemia gizi besi. Prevalensi
karena pada umumnya setiap hari anemia pada anak sekolah di
anak sekolah menghabiskan Indonesia sekitar 26,4%, dimana
seperempat waktunya di sekolah didaerah pedesaan lebih tinggi
dan lebih banyak menjumpai PJAS (22,8%) dibanding daerah perkotaan
kaki lima dilingkungan sekolah, (20,6%) (Riskesdas, 2013). Hal ini
sehingga sebagian besar anak rutin disebabkan anak sekolah dasar
mengonsumsi jajanan di sekolah sering melewatkan sarapan pagi,
(Adriani, 2012). Banyak faktor sehingga membutuhkan kontribusi
yang mempengaruhi kebiasaan energi dan zat gizi yang dapat
makan anak usia sekolah, antara lain memenuhi kecukupan yang
kebiasaan sarapan pagi, banyaknya dianjurkan dalam sehari dengan
penjual PJAS dilingkungan sekolah PJAS yang dijajakan sekitar
menyebabkan anak-anak selalu jajan lingkungan sekolah.
dan melewatkan waktu untuk Penelitian Sulistyanto (2005)
sarapan pagi di rumah, sebagai di Semarang menunjukkan bahwa
gantinya anak jajan di sekolah. konsumsi energi dan zat gizi PJAS
PJAS berperan penting dalam di dua Sekolah Dasar yang berbeda
memenuhi kecukupan energi dan zat yaitu di SDN Bendungan dan SD
gizi anak sekolah khususnya H. Isriati, masih dibawah Angka
protein. Apabila PJAS yang dijual Kecukupan Gizi yang dianjurkan,
dilingkungan sekolah sudah cukup yaitu masing-masing 292 Kalori dan
baik mutu gizinya, anak-anak akan 245 Kalori dari rata-rata konsumsi
mendapatkan manfaat tambahan per hari. Sedangkan kontribusi
energi dan zat gizi, sehingga mampu protein sudah memenuhi, yaitu 5 g
memenuhi kecukupan energi dan zat dan 7 g rata-rata konsumsi protein
gizi dalam tubuh (Sihadi, 2004). per hari. Sejalan dengan penelitian
Sebaliknya, apabila mutu gizi PJAS Oktora (2009) di SDN Tunjung
tidak cukup baik, anak-anak tidak Sekar 1 Kota Malang yang
Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)
16 | PENGARUH KREASI SINGKONG SEBAGAI PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH
(PJAS) TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI DAN ZAT GIZI ANAK
SEKOLAH DASAR SEKABUPATEN KAMPAR TAHUN 2019

menunjukkan nilai energi dan zat Masyarakat Indonesia


gizi PJAS masih dibawah anjuran, umumnya sudah mengenal singkong
yaitu 148 Kalori dan 3 g protein. dengan segudang manfaatnya,
Kontribusi PJAS masih belum sebagian besar masyarakat
memenuhi Angka Kecukupan Gizi Indonesia sudah terbiasa
Jajanan yang dianjurkan, sedangkan mengkonsumsi singkong dengan
pangan jajanan berperan penting produk olahan secara langsung
bagi anak sekolah untuk memenuhi dengan cara direbus, dikukus,
kecukupan energi dan zat gizi. digoreng, dan dibakar. Belum
Sekolah Dasar Negeri Kompleks di diketahui apakah upaya perbaikan
Kecamatan Bangkinang Kabupaten gizi selama ini telah dilakukan
Kampar banyak menjajakan PJAS memberikan dampak yang positif
berupa sosis goreng dan bakar, terhadap perubahan status gizi anak
aneka gorengan, aneka jus, bakso sekolah dasar. Mengingat kondisi
bakar dan bakso goreng, dan lain- tersebut, maka perlu adanya suatu
lain. Aneka PJAS yang dijual penelitian untuk melihat pengaruh
masih mengandalkan bahan dasar Kreasi Singkong Sebagai Pangan
yang siap saji seperti sosis, bakso, Jajanan Anak Sekolah (PJAS)
dan lain-lain yang mana bahan siap Terhadap Pemenuhan Kebutuhan
saji tersebut belum diketahui apakah Energi Dan Zat Gizi Anak
nilai energi dan zat gizi PJAS Sekolah Dasar Negeri Komplek
tersebut memenuhi kecukupan Bangkinang Kota.
energi dan zat gizi dalam sehari.
Ditengah semakin menjamurnya B. Tujuan Penelitian
PJAS berbahan dasar siap saji hal 1. Tujuan Umum
ini yang memotivasi penulis untuk Untuk mengetahui bagaimana
melakukan inovasi baru terkait perbandingan Pengaruh Kreasi
PJAS yang nantinya dapat Singkong Sebagai Pangan
berkontribusi dalam menciptakan Jajanan Anak Sekolah (PJAS)
PJAS sehat guna meningkatkan Terhadap Pemenuhan Kebutuhan
asupan energi dan zat gizi bagi Energi Dan Zat Gizi Anak
siswa sekolah dasar. Oleh karena Sekolah Dasar Negeri Komplek
itu, diperlukan kajian penelitian Kelurahan Bangkinang
tentang nilai energi dan zat gizi 2. Tujuan Khusus
(karbohidrat, protein, lemak dan a. Mengidentifikasi bagaimana
zat besi) PJAS terhadap kecukupan pemenuhan kebutuhan energi
energi dan zat gizi anak Sekolah dan zat gizi anak sekolah
Dasar di Kecamatan Bangkinang dasar dengan PJAS Singkong
Kabupaten Kampar dengan rebus+toping di SD N
mengusung PJAS berbahan dasar Komplek Kelurahan
singkong yang disajikan dengan Bangkinang.
direbus atau digoreng dan b. Mengidentifikasi bagaimana
dilengkapi dengan berbagai aneka pemenuhan kebutuhan energi
toping untuk melengkapi zat gizi dan zat gizi anak sekolah
yang ada pada singkong dan dasar dengan PJAS Singkong
menarik minat anak sekolah dasar goreng+toping di SD N
untuk mengkonsumsi jajanan yang Komplek Kelurahan
lebih sehat. Bangkinang.
Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)
17 | PENGARUH KREASI SINGKONG SEBAGAI PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH
(PJAS) TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI DAN ZAT GIZI ANAK
SEKOLAH DASAR SEKABUPATEN KAMPAR TAHUN 2019

c. Mengidentifikasi bagaimana tiga kelompok subyek, yaitu


perbadingan pemenuhan kelompok intervensi 1 dan
kebutuhan energi dan zat gizi kelompok intervensi 2. Kelompok
anak sekolah dasar yang intervensi 1 adalah kelompok anak
diberikan PJAS Singkong sekolah yang diberi PJAS singkong
rebus+toping dengan PJAS goreng dengan aneka toping
singkong goreng+toping di SD kemudian kelompok intervensi 2
N Komplek Kelurahan adalah kelompok anak sekolah yang
Bangkinang. diberi PJAS singkong rebus dengan
aneka toping.
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis A. Populasi Dan ampel
Untuk mengembangkan ilmu Populasi dalam penelitian ini
pengetahuan yang berkaitan adalah seluruh siswa siswi
dengan pemenuhan kebutuhan sekolah dasar pada SD Negeri
energi dan zat gizi anak sekolah Komplek Kecamatan Bangkinang
dasar melalui pemberian PJAS, Kota Kabupaten Kampar.
dan sebagai referensi untuk studi Pengambilan sampel pada
lebih lanjut bagi para peneliti penelitian ini menggunakan
yang tertarik pada masalah gizi tehnik Purposive Sampling.
anak sekolah dasar. Berdasarkan rumus sampel,
2. Manfaat Praktis diperoleh jumlah sampel 14
Sebagai bahan masukan bagi orang untuk masing-masing
jajaran dinas kesehatan dalam kelompok.
melakukan intervensi, khususnya
dalam upaya pemenuhan HASIL PENELITIAN
kebutuhan energi dan zat gizi Penelitian ini telah dilakukan
anak sekolah dasar melalui pada 30 siswa SD dengan
pemberian PJAS. memberikan produk singkong
dengan dua variasi, namun terdapat
METODE PENELITIAN 2 orang siswa yang tidak
Desain pada penelitian adalah mengkonsumsi kreasi singkong
kuasi eksperimeN dengan Penelitian ini dilakukan pada
menggunakan rancangan paird T- tanggal 18 Juli s/d 25 Juli 2019.
Tes without control group design, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
karena dalam penelitian ini dalam bentuk analisa univariat dan
menggunakan suatu perlakuan analisa bivariat :
yang bertujuan menilai ada 1. Analisis Univariat
tidaknya pengaruh suatu tindakan Analisis univariat digunakan
bila dibandingkan dengan tindakan untuk menjabarkan secara
yang lain sehingga diketahui deskriptif mengenai distribusi
efektifitasnya dari perlakuan yang frekuensi dan proporsi masing-
diberikan tersebut, dimana masing variabel yang diteliti,
penilaian hanya dilakukan setelah baik variabel bebas maupun
adanya perlakuan, dalam hal ini variabel terikat.
adalah dengan perlakuan pemberian Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan
PJAS berbahan dasar singkong.
konsumsi singkong goreng
Rancangan penelitian menggunakan

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


18 | PENGARUH KREASI SINGKONG SEBAGAI PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH
(PJAS) TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI DAN ZAT GIZI ANAK
SEKOLAH DASAR SEKABUPATEN KAMPAR TAHUN 2019

dengan toping dan singkong


rebus Tabel 4.3 Perbandingan Kreasi
No Ko nsumsi Frekue Presenta Singkong Sebagai Pangan
Singkong nsi se Jajanan Anak Sekolah
1 Kelompok 14 50 % (PJAS) Terhadap Pemenuhan
1 Kebutuhan Energi Dan Zat
2 Kelompok 14 50 % Gizi Anak Sekolah Dasar
2 Negeri Komplek Kelurahan
Total 28 100 % Bangkinang tahun 2019

Variabel Me SD 95% Pvalu


Berdasarkan hasil penelitian an CI e
pada tabel 4.1 dapat diketahui Singkong .357 .132 (.083
bahwa dari 28 responden terdapat goreng 14 89 97-
14 siswa yang mengkonsumsi dengan .6303
singkong goreng dan 14 siswa toping 1)
0,00
Singkong .357 .132 (.083
mengkonsumsi singkong rebus
goreng 14 89 97-
dengan toping. dengan .6303
2. Analisa Bivariat toping 1)
Analisa bivariat ini memberikan
gambaran mengenai Perbandingan Berdasarkan tabel 4.3 dapat
Pengaruh Kreasi Singkong dilihat bahwa perbedaan pada
Sebagai Pangan Jajanan Anak perbandingan Kreasi Singkong
Sekolah (PJAS) Terhadap Sebagai Pangan Jajanan Anak
Pemenuhan Kebutuhan Energi Sekolah (PJAS) Terhadap
Dan Zat Gizi Anak Sekolah Dasar Pemenuhan Kebutuhan Energi
Negeri Komplek Kelurahan Dan Zat Gizi Anak Sekolah
Bangkinang tahun 2019. Analisa Dasar. Hal ini terbukti dengan
bivariat ini p value = 0,00 < α = 0,05,
menggunakan uji t independent, sehingga Ha diterima pada derajat
sehingga dapat dilihat kemaknaan 0,05.
perbandingan antara kedua A. KESIMPULAN
variabel tersebut. Hasil analisa Berdasarkan hasil penelitian
disajikan pada tabel berikut: yang diperoleh yaitu bahwa terdapat
Tabel 4.2 Kreasi Singkong Sebagai perbedaan pada perbandingan Kreasi
Pangan Jajanan Anak Singkong Sebagai Pangan Jajanan
Sekolah (PJAS) Terhadap Anak Sekolah (PJAS) Terhadap
Pemenuhan Kebutuhan Pemenuhan Kebutuhan Energi Dan
Energi Dan Zat Gizi Anak Zat Gizi Anak Sekolah Dasar. Hal
Sekolah Dasar Negeri
ini terbukti dengan p value = 0,00 <
Komplek Kelurahan
α = 0,05, sehingga Ha diterima pada
Bangkinang tahun 2019
derajat kemaknaan 0,05. Hal ini
Variab Mean Min SD SD menunjukkan bahwa pentingnya
el - Erro konsumsi singkong yang
Max r mengandung kaya manfaat baik itu
Kelomp 1.0000 2-3 .000 .000 sebagai sumber energi, juga dapat
ok 1 00 00 bermnafaat sebagai memperlancar
Kelomp .6429 1-2 .497 .132 sistem pencernaan, dan juga dapat
ok 2 25 879 digunakan sebagai makanan diet

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


19 | PENGARUH KREASI SINGKONG SEBAGAI PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH
(PJAS) TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI DAN ZAT GIZI ANAK
SEKOLAH DASAR SEKABUPATEN KAMPAR TAHUN 2019

rendah lemak, mengatasi anemia, berbahaya bagi kesehatan, bersih dan


meningkatakn nafsu makan karena bebas dari kotoran, Aman, tidak
umumnya anak-anak dengan tahap mengandung bahan yang berbahaya
perkembangan sekolah dasar masih bagi kesehatan. Makanan jajanan
sering memiliki pola makan yang adalah makanan dan minuman
tidak teratur bahkan cenderung yang dipersiapkan oleh pedagang
kurang nafsu makan, mereka lebih kaki lima yang dijual dipinggir jalan
sering makan jajanan diluar rumah, atau ditempat keramaian yang tidak
olahan singkong ini menjadi menu harus diolah lagi dan langsung
alternatif untuk pemenuhan dimakan. Jajanan sehat adalah
kebutuhan zat gizi mereka. jajanan yang bersih, bergizi, aman
Menurut Susanto (2011 : dan bebas dari bahan berbahaya.
640) mengamati mengapa anak- Jajanan yang sehat itu berfungsi
anak sekolah senang mengkonsumsi untuk memenuhi kebutuhan anak
makanan jajanan dan menemukan usia sekolah dan memberikan rasa
alasan sebagai berikut: kenyang sementara antara waktu
1. Anak sekolah tidak sempat makan utama atau makan siang tiba.
makan pagi di rumah, keadaan Kriteria jajanan sehat itu seperti
ini berkaitan dengan kesibukan bersih dan tertutup, hindari
ibu yang tidak sempat makanan dengan warna mencolok,
menyediakan makan pagi tidak digoreng dengan minyak
ataupun karena jarak sekolah yang sudah keruh, tidak dibungkus
yang jauh dari rumah atau dengan kertas/koran, tidak
mereka tergesa-gesa berangkat menggunakan pemanis, penyedap
ke sekolah. rasa, pengawet dan pewarna buatan,
2. Anak tidak punya nafsu makan memperhatikan tanggal kadaluarsa
atau lebih suka jajanan daripada jika dalam bentuk kemasan.
makanan di rumah.
3. Karena alasan psikologis pada DAFTAR PUSTAKA
anak, jika anak tidak jajan di
sekolah, anak ini merasa tidak Anonim, 1995. Daftar Komposisi
punya kawan dan merasa malu. Zat Gizi Pangan Indonesia,
4. Anak biasanya mendapatkan Departemen Kesehatan
uang saku dari orang tua yang Republik Indonesia.
dapat digunakan untuk membeli Anonim, 2015. Profil Kesehatan
makanan jajanan. Indonesia.
5. Walaupun di rumah sudah http://www.depkes.go.id/resources/
makan tetapi tambahan download/pusdatin/profil-
makanan dari jajan tetap masih kesehatan- indonesia/profil-
kesehatan-Indonesia-2015.pdf.
diperlukan oleh karena kegiatan
Diakses tanggal 11 Januari 2019.
fisik di sekolah yang
Anonim, 2013. Pedoman Pangan
memerlukan tambahan energi.
Jajanan Anak Sekolah Untuk
B. Saran
Pencapaian Gizi Seimbang bagi
Hal yang terpenting dan utama
Orang Tua, Guru dan Pengelola
dalam pemenuhan makanan jajanan
Kantin.
anak sekolah adalah harus sehat,
http://standarpangan.pom.go.id/do
dapat memenuhi kebutuhan gizi kumen/pedoman/Buku_Pedoman_
anak, tidak mengandung bahan yang
Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)
20 | PENGARUH KREASI SINGKONG SEBAGAI PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH
(PJAS) TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI DAN ZAT GIZI ANAK
SEKOLAH DASAR SEKABUPATEN KAMPAR TAHUN 2019

PJAS_untukPencapaian_Gizi_Sei Ershelly, 2014. Pangan Jajanan


mbang Orang_Tua Guru Anak Sekolah (PJAS),
Kecukupan Energi dan Zat
diakses tanggal 23 Januari 2019.
Gizi Anak Sekolah Dasar. Skripsi
A.Roth, R, 2011. Kebutuhan Zat Gizi
Poltekkes Kemenkes
Anak Sekolah.
Malang.http://Buku_Pedoman_PJ
Artikelhttp://repository.usu.ac.id/bi
AS_untuk_Pencapaian_Gizi_Seimb
tstream/handle/123456789/51534/C
angOrang_Tua Guru
hapter%20II.pdf?sequence=4&isAll
Pengelola_Kantin_.pdf.diakses
owed=y. Diakses tanggal 14 Januari
2019. tanggal 23 Januari 2019.
Alford, B.B. & M.L. Bogle, 1982.
Nutrition During the Life Fatmalina, F, 2006. Penentuan
Cycle. Prectise Hall, New Kombinasi Makanan Jajanan
Jersey. Tradisional Harapan Untuk
Anwar, F, 1999. Identifikasi Memenuhi Kecukupan
Pangan Lokal untuk Makanan Energi dan Protein Anak
Kudapan PMT-AS, Pelatihan Sekolah Dasar di Kota
Pengembangan Teknologi dan Palembang. Tesis Magister
Keamanan Makanan Kudapan, Gizi Masyarakat. Universitas
Bogor. Diponegoro Semarang.
Anwar,F. 1993. Identifikasi Diakses taggal 23 Januari
Pangan Lokal untuk Makanan 2009.
Kudapan PMT-AS, Pelatihan
Pengembangan Teknologi dan Fuad Ihsan, (2008). Konsep Anak
Keamanan Makanan Kudapan, Sekolah Dasar. Rineka Cipta.
Bogor. Jakarta
Burhomuno, 2015. Bahan Kuliah Gardjito dkk, 2013. Tinjauan
Dasar PKIP. Depok : Pustaka Ubi Kayu atau
Fakultas Kesehatan Masyarakat Singkong.
UI http://umbisingkong.go.id/downloa
d/petani.pdf. diakses tanggal 7
Berg. 1986. Perencanaan Gizi
Januari 2019.
dalam Perkembangan Nasional,
Guhardja, Suprihatin, Siti
Jakarta.
Madanijah, Sri Wulandari, M
Enggar, A. 2011. Hubungan Akbar, . 1993. The Role of
Tingkat Kecukupan Energi Street Foods in Household Food
dan Protein Dengan Status Consumption: A Survey in
Gizi Pada Anak Kelas V Bogor.
Sekolah Dasar Islam Terpadu Hardinsyah dan Tambunan V,
Al-Azhar Kediri. Prosiding 2004, Angka Kecukupan
Penelitian dan Pengabdian Energi, Protein, Lemak, dan
Masyarakat Akademi Gizi Serat Makanan . Widyakarya
Husada Kerdiri. Nasional Pangan dan Gizi
http://staffnew.Akzihusadakediri.a
VIII. LIPI, Jakarta.
c.id/upload/131572389/pengabdian
Hubeis, A.V.S, 2012, Upaya
/.pdfdiakses tanggal 14 Januari
Meningkatkan mutu dan
2019.
kebersihan Makanan Jajanan
Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)
21 | PENGARUH KREASI SINGKONG SEBAGAI PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH
(PJAS) TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI DAN ZAT GIZI ANAK
SEKOLAH DASAR SEKABUPATEN KAMPAR TAHUN 2019

Lewat Jalur pendidikan Orang Susanto Djoko, 2012,


Dewasa dan Berdasarkan Usaha Pengorganisasian Masyarakat
Bisnis yang Berkelanjutan, Memperkenalkan Kebiasaan
Widyakarya Nasional Khasiat Makan yang Baik, Widyakarya
Makanan tradisional. Nasional Khasiat
Hubeis. A.V.S, 2010, Prospek MakananTradisional.
Pengembangan Makanan Putri RM. 2015. Mengenal sianida
Tradisional RI. Kasus singkong.
Makanan Jajanan, Seminar http://eprints.polsri.ac.id/202
Pengembangan Pangan 0/3/BAB%20II.pdf diakses
Tradisional dalam Rangka tanggal 04
Penganekaragaman Pangan, Februari 2019.
Kantor Menteri Negara Wardiatmo, Tony, Ridwan A,
Urusan Pangan dan Logistik 2013. Jajanan di Sekolah
RI Baikkah? Warta
Jumirah, 2007. Status Gizi dan Konsumen, No. 164,
Tingkat Kecukupan Energi November.
dan Protein Anak Sekolah Winarno, F.G. , 1993. Pangan,
Dasar di Desa Namo Gajah, Gizi, Teknologi, dan
Kecamatan Medan Konsumen. Gramedia Pustaka
Tuntungan. Utama, Jakarta
Skripsi Mahasiswa Depatemen
Gizi Kesehatan Masyarakat
FKM USU.
http://repository.usu.ac.id/bitstrea
m/handle/123456789/21025/ikm
-jun2008-
12%20%281%29.pdf?sequence=1
&isAllowed=y. Diakses
tanggal 11 Januari 2019.
Marliyati, S.A, 1999. Formulasi
Makanan Kudapan PMT-
AS, Pelatihan Pengembangan
Teknologi dan Keamanan
Makanan Kudapan, Bogor.
Muhilal & Hardinsyah, 2011.
Angka Kecukupan Gizi
yang Dianjurkan. Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi VI.
LIPI, Jakarta.
Sediaoetama, .D, 2000. Ilmu Gizi
Jilid II, Dian Rakyat.
Supariasa, dkk (2012). Status
gizi. Rineka Cipta. Jakarta.
Susanto Djoko, 2011, Masalah
Kebiasaan Jajan pada Anak
Sekolah, bulletin Gizi
Indonesia no. 3 Volume X.
Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)
Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)
Al-Insyirah Midwifery
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwifery Sciences)
http://jurnal.alinsyirah.ac.id/index.php/kebidanan
Volume 8, Nomor 1, Tahun 2019
p-ISSN: 2338-2139
e-ISSN: 2622-3457

HUBUNGAN MENGONSUMSI JAJAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK


SEKOLAH DASAR DI SDN 42 PEKANBARU

Rizka Angrainy(1), Penti Dora Yanti(2), Desti Yuhelmi(3)


(1)
Akademi Kebidanan Helvetia Pekanbaru, Pekanbaru 28294, Indonesia
email: rizkaangrainy@gmail.com
(2)
Akademi Kebidanan Helvetia Pekanbaru, Pekanbaru 28294, Indonesia
email: pentidorayanti@gmail.com
(3)
Akademi Kebidanan Helvetia Pekanbaru, Pekanbaru 28294, Indonesia
email: yuhelmid12@yahoo.com

ABSTRAK
Mengonsumsi jajan merupakan salah satu hal yang berpotensi mempengaruhi status gizi pada
anak sekolah. Status gizi yang lebih atau status gizi yang kurang akan mempengaruhi nilai atau
proses belajar di sekolah. Makanan jajanan memberikan kontribusi masing-masing sebesar
22,9%, dan 15,9% terhadap keseluruhan asupan energy dan protein anak sekolah dasar. Survei
awal menunjukkan dari 10 orang siswa, 8 diantaranya mengaku sering jajan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan mengonsumsi jajan dengan status gizi pada
anak sekolah di SDN 42 Pekanbaru. Penelitian ini bersifat analitik kuantitatif dengan desain
cross sectional. Penelitian di lakukan pada bulan Juli di SDN 42 Pekanbaru. Populasi 463
orang dan sampel 82 orang dengan teknik stratified random sampling. Data diperoleh dari
kuisioner, pengukuran tinggi badan dan berat badan langsung terhadap responden. Analisis
statistik yang digunakan adalah chi-square. Hasil analisis univariat mayoritas responden
menjawab sering jajan (63,4%) dan sebanyak 52 orang orang tersebut mengonsumsi jajanan
yang tidak sehat. Hasil analisis chi-square didapatkan P value < α ( 0,042 <0,05). yang berarti
ada hubungan yang bermakna mengonsumsi jajan dengan status gizi. Orang tua dan pihak
sekolah, diharapkan untuk lebih memerhatikan kebersihan dan kandungan gizi jajanan yang
biasa dikonsumsi anak sekolah, karena apa yang biasa mereka makan, akan memengaruhi
status gizi pada anak.

Kata kunci: Mengonsumsi, Jajan, Status Gizi, Anak Sekolah Dasar

ABSTRACT
Eating snacks is one thing that could potentially affect the nutritional status of school children.
Nutritional status is more or less nutritional status will affect the value or the learning process
at school. Snack foods contributed respectively reach to 22.9% and 15.9% of the total energy
and protein intake of elementary school children. A preliminary survey conduct on 10 students,
consisting 8 of them admitted that often the snack. This study aims to determine whether there is
a relationship eating snacks and nutritional status of school children in SDN 42 Pekanbaru.
This research is a quantitative analytic with cross sectional design. The experiment was
conducted at SDN 42 Pekanbaru. The population sample of 463 people and 82 people with
stratified random sampling technique. Data were obtained from questionnaires, measurement of
height and weight directly to the respondent. Statistical analysis using chi-square. The results of
the univariate analysis of the majority of respondents answered frequent snacks (63.4%) and
Al-Insyirah Midwifery / Vol. 8, No. 1, Tahun 2019

consisting of 52 people are consuming unhealthy snacks. The results of chi-square analysis
obtained P value <α (0.042 <0.05). which means there is any significant association eat snacks
with nutritional status. Parents and the school, is expected to pay more attention to hygiene and
nutritional snacks that regular consumption of school children, because what they were used to,
will affect the nutritional status of children.

Keywords: Eating Snack, Nutritional Status, Primary School Children

PENDAHULUAN cenderung memiliki status gizi yang


Definisi jajanan adalah makanan baik (Mariza, 2012).
atau minuman yang disajikan dalam Pada umumnya mereka pernah
wadah atau sarana penjualan di pinggir bahkan sering membeli jajanan yang
jalan, tempat umum atau tempat lain, dijual di kantin maupun di sekitar
yang terlebih dahulu sudah dipersiapkan sekolah tanpa menyadari bahwa
atau di masak di tempat produksi, sebagian pangan jajanan yang
dirumah, dan ditempat berjualan. dikonsumsi itu kelak dapat
Makanan tersebut langsung dimakan membahayakan kesehatan tubuhnya dan
atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau kondisi tersebut diperparah dengan cara
persiapan lebih lanjut (Adriani, 2012). penjualan yang tidak semestinya yaitu
Kualitas anak sekolah penting di tepi jalan yang relative terbuka
untuk diperhatikan Karen apada masa sehingga rawan tercemar oleh
ini merupakan masa pertumbuhan anak, mikroorganisme yang berbahaya bagi
dan sangat penting peranan zat gizi serta kesehatan manusia (Bramanto, 2014).
makanan yang dikonsumsi dari sekolah. Aspek negative makanan jajanan
Menurut data dari BPS (Badan Pusat yaitu apabila dikonsumsi berlebihan
Statistik) jumlah siswa sekolah dasar di dapat menyebabkan terjadinya
Indonesia pada tahun 2015-2016 yaitu kelebihan asupan energi. Sebuah studi
sekitar 26.132.141siswa. Dan dengan di Amerika Serikat menunjukkan bahwa
jumlah sekolah sekolah dasar yaitu anak mengonsumsi lebih dari sepertiga
147.513 (BPS, 2016). kebutuhan kalori sehari yang berasal
Pada anak-anak usia sekolah (6- dari makanan jajanan jenis fast food dan
12 tahun) laju dan pertumbuhan anak soft drink sehingga berkontribusi
relative tetap, akan tetapi mengalami meningkatkan asupan yang melebihi
perkembangan yang luar biasa secara kebutuhan dan menyebabkan obesitas.
kognitif, emosional dan sosial. Masalah lain pada makanan jajanan
Kehidupan anak pada periode ini berkaitan dengan tingkat keamanannya.
merupakan persiapan bagi kebutuhan- Penyalahgunaan bahan kimia berbahaya
kebutuhan fisik dan emosional yang atau penambahan bahan tambahan
timbul akibat dorongan pertumbuhan pangan yang tidak tepat oleh produsen
remaja. Anak-anak sekolah dasar pangan jajanan adalah salah satu contoh
merupakan salah satu kelompok yang rendahnya tingkat pengetahuan
rawan mengalami gizi kurang diantara produsen mengenai keamanan makanan
penyebabnya ialah tingkat ekonomi jajanan. Ketidaktahuan produsen
yang rendah dan asupan makanan yang mengenai penyalahgunaan tersebut dan
kurang seimbang serta rendahnya praktik higiene yang masih rendah
pengetahuan orang tua. Anak sekolah merupakan faktor utama penyebab
dengan pola makan yang seimbang masalah keamanan makanan jajanan
(Aprillia, 2011).

46 |S T I K e s A l - I n s y i r a h P e k a n b a r u
Al-Insyirah Midwifery / Vol. 8, No. 1, Tahun 2019

Salah satu faktor yang pencemaran mikroba, Bahan Tambahan


memengaruhi gizi anak sekolah adalah Pangan (BTP) berlebih, dan
kebiasaan jajan, terlalu lelah bermain penggunaan bahan berbahaya.(Infodatin
disekolah, sosial ekonomi, pengetahuan, RI, 2015)
budaya, dan produksi pangan yang tidak Menurut survey awal yang
mencukupi kebutuhan (Hasdianah, dilakukan oleh peneliti di SDN 42
2014). Pekanbaru dari 10 orang responden, 10
Menurut WHO afrika adalah orang mengatakan sering jajan, 8 orang
Negara yang mempunyai penyakit mengatakan jajan disekolah, 8 orang
akibat makanan (foodborne deases) responden mengatakan sarapan
terbanyak, kemudian disusul oleh Asia dirumah, dan 2 diantaranya mengatakan
Tenggara. Lebih dari 40% foodborne membawa bekal dari rumah.
disiases dialami oleh balita yang
merupakan kelompok usia anak yang METODE
seharusnya mendapat pengawasan Jenis penelitian yang digunakan
makanan dari orang tua. Peraturan dalam penelitian ini adalah analitik
pemerintah republik Indonesia no 28 Kuantitatif dengan menggunakan desain
tahun 2004 mengenai keamanan, mutu, cross secsional yaitu suatu metode
dan gizi pangan memberikan wewenang penelitian yang dilakukan untuk
pada badan POM RI adalah pangan mendeskripsikan suatu fenomena yang
jajanan anak sekolah(KEMENKES RI, terjadi dalam masyarakat untuk mencari
2015). hubungan antar variabel.(Ariani, 2014).
Menurut data RISKESDAS
2010 yang terdapat dalam jurnal HASIL
Indonesian journal of human nutrition Berdasarkan hasil penelitian di
2014, penduduk yang mengkonsumsi SDN 42 Pekanbaru maka didapatkan
makanan di bawah 70% dari Angka hasil yang dapat disajikan dalam bentuk
Kecukupan Gizi (AKG) yang tabel.
dianjurkan sebanyak 40,6%. Keadaan
ini banyak di jumpai pada anak sekolah Data Umum
dasar sekitar (41,2%) remaja (54,5%) No karakteristik Frekuensi Persenta
se (%)
dan ibu hamil (44,2%).(Riskesdas, 1 10 tahun 16 19,5
2010) .
Menurut data Badan Pengolah 11 tahun 27 32,9
12 tahun 36 43,9
Obat dan Makanan (BPOM) yang 13 tahun 3 3,7
terdapat dalam jurnal Kemenkes RI Total 82 100%
2015 Hasil capaian implementasi 1 Frekuensi jajan Frekuensi Persenta
aksinasional (PJAS) tahun 2014, . se%
Jajanan Anak Sekolah yang diambil dari Jarang (<5x 30 36,6
seluruh Indonesia menunjukkan 76,18% dalam
sampel memenuhi syarat dan 23,82% seminggu)
Sering (>5x 52 63,4
tidak memenuhi syarat.(Infodatin RI, dalam seminggu
2014) 2 Total 82 100%
Menurut data (BPOM, 2014 .
Jajanan sehat 30 36,6
yang terdapat dalam jurnal Kemenkes Jajanan tidak 52 63,4
RI 2015, penyebab pangan jajanan anak sehat
sekolah dari tahun 2009-2014 yang Total 82 100%
3 Membeli jajan Frekuensi Persenta
paling tinggi disebabkan oleh . se

47 | S T I K e s A l - I n s y i r a h P e k a n b a r u
Al-Insyirah Midwifery / Vol. 8, No. 1, Tahun 2019

Di kantin 75 91,5 (Indeks masa tubuh) normal yaitu


sekolah
Pinggir jalan 4 4,9
sebanyak 44 orang (53,7%), dan
Lain-lain 3 3,6 minoritas yang memiliki IMT obesitas
Total 82 100% yaitu sebanyak 6 orang (7,3%).
Data primer.

Data Bivariat
Berdasarkan tabel dapat dilihat Tabel Hubungan Mengonsumsi Jajan
bahwa mayoritas responden memiliki Dengan Status Gizi
usia 12 tahun, yaitu sebanyak 36 orang Jajanan
(43,9%) Dan minoritas responden Status Sehat Tidak Total P
memiliki usia 13 tahun yaitu sebanyak 3 gizi Sehat Value
N % N % N %
orang (3,7%).
Kurus 2 6,7 15 28,8 17 20,7 0,042
Pada table frekuensi jajan, dapat
Normal 19 63,3 25 48,1 44 53,7
dilihat bahwa dari 82 orang responden
Gemuk 8 26,7 7 13,5 15 18,3
mayoritas sering jajan yaitu berjumlah
Obesitas 1 3,3 5 9,6 6 7,3
52 orang (63,4%) dan minoritas yang
jarang jajan berjumlah 30 orang Total 30 100 52 100 82 100

(36,6%). Kemudian, dari 82 orang Data Primer


responden mayoritas responden biasa
mengonsumsi jajanan yang tidak sehat Berdasarkan Tabel dapat dilihat
yaitu berjumlah 52 orang (63,4%) dan bahwa dari 82 orang responden, 52
yang memiliki kebiasaan mengonsumsi responden memiliki kebiasaan
jajanan sehat yaitu berjumlah 30 orang mengonsumsi jajanan yang tidak sehat
(36,6%). Dan, dari 82 orang responden dan mayoritas responden yang memiliki
mayoritas biasa membeli jajanan kebiasaan tersebut mayoritas yang
dikantin sekolah berjumlah75 orang memiliki IMT (Indeks Masa Tubuh)
(91,5%), yang biasa membeli jajan di normal yaitu sebanyak 25 orang
pinggir jalan yaitu berjumlah 4 orang (48,1%), dan minoritas responden yang
(4,9%), dan menjawab lain-lain mempunyai IMT (Indeks Masa Tubuh)
sebanyak 3 orang (3,6%). obesitas yaitu berjumlah 6 orang
responden 5 diantara mereka
Data Univariat mempunyai kebiasaan mengonsumsi
Distribusi frekuensi responden jajanan yang tidak sehat (9,6%).
berdasarkan IMT (Indeks Masa Tubuh)
No Karakteristik Frekuen- Persentase PEMBAHASAN
si
1. Kurus: -3 SD 17 20,7
a. Hubungan mengonsumsi jajan
sampai dengan IMT (Indeks Masa Tubuh)
dengan<-2 SD Pada penelitian yang dilakukan di
2. Normal: -2 SD 44 53,7 SDN 42 Pekanbaru mengonsumsi
sampai dengan
1 SD jajanan sehat dikategorikan menjadi 2
3. Gemuk: >1 SD 15 18,3 yaitu, mengonsumsi jajanan sehat dan
sampai dengan mengonsumsi jajanan yang tidak sehat.
2 SD
4. Obesitas: >2 SD 6 7,3 Berdasarkan hasil analisa univariat di
Total 82 100% dapatkan bahwa bahwa dari 82 orang
responden,52 responden memiliki
Data primer
kebiasaan mengonsumsi jajanan yang
tidak sehat dan mayoritas responden
Berdasarkan tabel dapat di lihat bahwa
yang memiliki kebiasaan tersebut
mayoritas respoden memiliki IMT
mayoritas yang memiliki IMT (Indeks

48 | S T I K e s A l - I n s y i r a h P e k a n b a r u
Al-Insyirah Midwifery / Vol. 8, No. 1, Tahun 2019

Masa Tubuh) normal yaitu sebanyak 25 Infodatin RI. Pusat Data dan Informasi
orang (48,1%), dan minoritas responden Kementrian Kesehatan RI 2015.
yang mempunyai IMT (Indeks Masa Situasi dan Analisis Gizi.
Tubuh) obesitas yaitu berjumlah 6 Retrivied from:
orang responden 5 diantara mereka http://www.depkes.go.id/resources/dow
mempunyai kebiasaan mengonsumsi nload/pusdatin/infodatin/infodati
jajanan yang tidak sehat (9,6%). Hasil n-gizi.pdf
uji statistic menunjukkan nilai P value =
0,042 jadi P α < 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan
mengonsumsi jajan dengan status gizi
pada anak sekolah dasar.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan di SDN 42 Pekanbaru
82 orang responden dan telah dilakukan
uji statistik chi-square menunjukkan
bahwa, dari 30 orang siswa (36,5%)
biasa mengkonsumsi jajanan yang
sehat, dan 52 orang siswa (63,4%)
mempunyai kebiasaan mengonsumsi
jajanan yang tidak sehat. Hasil uji
statistic menunjukkan nilai P value =
0,042 jadi P α < 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan
mengonsumsi jajanan dengan status gizi
pada anak sekolah dasar di SDN 42
Pekanbaru.

DAFTAR PUSTAKA
Adriani, M., & Wijadmadi, B. (2012).
Pengantar Gizi Masyarakat.
Jakarta: Kharisma Putra.
Aprillia, B. A. (2011). Faktor yang
Berhubungan Dengan Pemilihan
Jajanan Pada Anak Sekolah Dasar
di SDN Pekunden Semarang.
Semarang: Naskah Publikasi.
Badan Penelitian dan Pengembangan.
(2010). Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) Tahun 2010.
Hasdianah, D. (2014). Gizi
Pemanfaatan Gizi, Diet, dan
Obesitas. Yogyakarta: Nuha
Medika.

49 | S T I K e s A l - I n s y i r a h P e k a n b a r u

Anda mungkin juga menyukai