Anda di halaman 1dari 33

BAB 1

Pengantar Asuransi Jiwa

Agenda:
 Pengantar
 Konsep Asuransi
 Klasifikasi Bisnis
Pengantar
 Aset adalah segala sesuatu yang memiliki nilai ekonomi.
 Aset dapat bersifat tangible (dapat dilihat) atau intangible (tidak dapat dilihat).
 Bisnis asuransi bertujuan melindungi nilai ekonomis dari aset.
 Aset dapat hancur atau tidak dapat digunakan lagi karena sebuah kecelakaan atau sebuah kejadian yang tidak
disengaja.
 Kecelakaan atau sebuah kejadian yang tidak disengaja disebut musibah.
 Kerusakan atau kehancuran yang mungkin dapat disebabkan oleh musibah-musibah tersebut adalah risiko yang
dimiliki oleh aset. Jadi, risiko berarti adanya kemungkinan atau ketidakpastian kerugian atau kehancuran yang
dihadapi oleh aset.
 Asuransi jiwa menyediakan perlindungan terhadap risiko-risiko.
 Mekanisme Asuransi Jiwa: orang-orang yang menghadapi risiko yang sama sepakat untuk mengumpulkan
sejumlah dana (premi) untuk disimpan. Lalu kapanpun diantara mereka atau tanggungan mereka mengalami
risiko, maka mereka akan diberikan kompensasi dari dana simpanan tersebut.
 Asuransi jiwa adalah sebuah perjanjian hukum antara perusahaan asuransi dengan pihak yang menggunakan
asuransi.
 Perjanjian hukum itu disebut kontrak asuransi jiwa.
 Orang yang masih hidup dan sehat adalah obyek polis asuransi jiwa, yang disebut pihak tertanggung (insured).
 Bentuk fisik kontrak antara pihak penanggung (insurer) dan pihak tertanggung (insured) disebut polis asuransi
jiwa.
 Untuk polis asuransi jiwa, pihak yang akan menerima pembayaran dari kematian pihak tertanggung (insured)
adalah pihak penerima/ahli waris (beneficiary).
Konsep Asuransi
 Ide dasar cara kerja Asuransi Jiwa adalah: “sebuah risiko (kemungkinan timbulnya kerugian atau kerusakan)
tidak dapat dihindari, tetapi dampak risiko tersebut dapat diminimalisir.”
 Cara-cara mengelola risiko:
 Menghindari risiko; dapat dilakukan dengan menghilangkan kebiasaan atau kegiatan yang mungkin dapat
menimbulkan risiko.
 Mengendalikan risiko; dapat dilakukan dengan cara mengurangi frekuensi dan dampak dari kerugian yang
mungkin timbul.
 Menerima risiko; dapat dilakukan dengan mempertahankan risiko yang ada.
 Mengalihkan risiko; dapat dilakukan dengan cara mentransfer risiko dari seorang individu ke sebuah
perusahaan.
 Asuransi jiwa mengelola risiko dengan cara:
 Memindahkan dampak kerugian dari seorang individu kepada sebuah grup; dan
 Membagi kerugian yang dialami oleh individu tersebut kepada seluruh anggota grup.
 Tahapan bisnis Asuransi Jiwa:
 Menyatukan orang-orang dengan kepentingan asuransi yang sama, dengan tujuan membagi risiko yang
sama,
 Mengumpulkan dana (premi) dari sekumpulan orang yang telah disatukan tadi,
 Membayar kompensasi (klaim) kepada mereka yang menderita.
 Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan jumlah premi:
 Kemungkinan kerugian
 Nilai dari setiap kerugian
 Biaya administrasi yang diperlukan untuk menjalankan usaha
 Ambang kesalahan yang mungkin timbul saat memprediksi kerugian
 Dan faktor lainnya seperti finansial, kesehatan dan faktor-faktor sosial.
 Bisnis asuransi jiwa adalah saling berbagi. Tujuannya untuk menyebar kerugian yang diderita oleh seseorang ke
seluruh anggota grup yang menghadapai risiko yang sama.
 Sebuah risiko dapat diasuransikan apabila:
 Memungkinkan bagi perusahaan Asuransi Jiwa untuk menghitung kerugian secara finansial.
 Terdapat beberapa jenis risiko yang sama.
 Nilai ekonomis atau jiwa yang diasuransikan dan risiko yang ditanggung memiliki kepentingan asuransi
(insurable interest).
 Law of Large Numbers menyatakan apabila jumlah eksposur kerugian meningkat, maka prediksi kerugian akan
semakin mendekati jumlah kerugian yang nyata
 Penggunaan law of large numbers akan memungkinkan jumlah kerugian untuk diprediksi secara lebih baik.
Klasifikasi Bisnis Asuransi
 Ada dua kategori besar asuransi, yaitu Asuransi Jiwa/Life Insurance dan Asuransi Umum (Kerugian)/General
Insurance)
 Asuransi Jiwa
Cakupan:
 Asuransi Jiwa untuk Individu
 Asuransi Jiwa untuk Group (Kumpulan)
 Asuransi Kesehatan
 Asuransi Kecelakaan
 Dana Pensiun
Polis:
 Diterbitkan untuk jangka waktu lama – beberapa tahun, atau bahkan seumur hidup
Risiko yang ditanggung:
 Kematian akibat sakit maupun kecelakaan
 Sakit (rawat jalan atapun rawat inap)
 Cacat total dan tetap
 Dana pensiun
 Asuransi Umum (Kerugian)
Cakupan:
 Asuransi Kendaraan Bermotor
 Asuransi Kebakaran
 Asuransi Bencana Alam
 Asuransi Perjalanan (Bisnis maupun Wisata)
 Marine Insurance
 Asuransi Terorisme
 Asuransi Profesi (Dokter, Pengacara) dan lain-lain
Polis:
 Polis biasanya diterbitkan untuk jangka waktu 12 bulan atau lebih pendek lagi
Risiko yang ditanggung:
 Kehilangan atau kerusakan barang
 Hutang yang ditimbulkan akibat penjualan produk atau barang atau proses yang menyertainya
 Kebakaran gedung atau rumah
 Kerusakan gedung atau rumah akibat banjir atau gempa bumi
 Tuntutan ganti rugi akibat malpraktek bagi dokter
 Hilang atau rusaknya kargo
 Pencurian
 Kerugian pinja
BAB 2
Pentingnya Asuransi Jiwa

Agenda:
 Asuransi Jiwa Individu
 Asuransi Jiwa dan Masyarakat
Asuransi Jiwa Individu
 Keuntungan finansial Asuransi Jiwa (Produk Tabungan vs Asuransi Jiwa)
- Sebuah produk tabungan akan berakhir apabia pemilik rekening meninggal dunia. Dan Ahli Waris hanya akan
mendapat sejumlah dana yang tercantum pada rekening tabungannya.
- Pada Asuransi Jiwa, saat pemegang polis meninggal dunia, ahli waris akan mendapat jaminan penuh
sejumlah dana yang tercantum pada kontrak Asuransi Jiwa.
 Keuntungan non-finansial Asuransi Jiwa:
- Menawarkan pilihan investasi yang aman
- Mendorong untuk berhemat
- Membebaskan diri dari rasa khawatir mengenai masalah keuangan di masa depan
- Menjaga Anda pada saat menginjak usia lanjut
Asuransi Jiwa dan Masyarakat
 Manfaat Asuransi Jiwa bagi Masyarakat:
- Asuransi Jiwa sebagai pengganti Program Jaring Pengaman Sosial Pemerintah
- Asuransi Jiwa dapat digunakan sebagai sarana meningkatkan stabilitas perekonomian masyarakat
- Asuransi Jiwa merupakan sumber dana pembangunan bagi pemerintah dan sumber keuangan individu
dengan menawarkan pinjaman
- Asuransi Jiwa membuka kesempatan kerja sehingga mengurangi tingkat pengangguran
- Asuransi Jiwa merupakan salah satu instrumen tabungan jangka panjang

BAB 3
Produk Asuransi Jiwa Tradisional
Agenda:
 Produk Asuransi Jiwa
 Asuransi Jiwa Berjangka
 Asuransi Jiwa Seumur Hidup
 Asuransi Jiwa Dwiguna
Produk Asuransi Jiwa
 Produk Asuransi Jiwa adalah janji yang tertulis di dalam polis asuransi, yang dibuat penanggung kepada
tertanggung, untuk memberikan kompensasi keuangan apabila sesuatu terjadi kepada tertanggung.
 Jenis produk Asuransi Jiwa:
- Asuransi Jiwa Tradisional
 Asuransi Jiwa Berjangka (Term)
 Asuransi Jiwa Seumur Hidup (Whole Life)
 Asuransi Jiwa Dwiguna (Endowment)
- Asuransi Jiwa Unit Link
 Asuransi Jiwa Unit Link Single (Premi Tunggal)
 Asuransi Jiwa Unit Link Regular (Premi Berkala)
 Asuransi Jiwa Berjangka (Term)
- Ciri khas terletak pada proteksi maksimum dengan premi yang relatif rendah.
- Jenis produk ini menarik bagi calon tertanggung yang mempunyai kebutuhan asuransi yang besar namun
daya belinya terbatas.
- Profil nasabah yang cocok untuk jenis produk ini adalah:
 Calon pemegang polis yang ingin memproteksi masa depan anaknya
 Calon pemegang polis yang baru meniti karir
 Asuransi Jiwa Seumur Hidup (Whole Life)
- Ciri khasnya adalah merupakan jenis dasar Asuransi Jiwa Permanen yang memberi proteksi asuransi
seumur hidup bagi seseorang.
- Profil nasabah yang cocok untuk jenis produk ini adalah:
 Calon pemegang polis yang ingin memiliki proteksi jiwa sekaligus menghasilkan dana tabungan yang
dapat dipakai untuk kebutuhan darurat
 Calon pemegang polis yang membutuhkan proteksi penghasilan permanen
 Calon pemegang polis yang ingin mendapatkan sejumlah pertumbuhan modal investasinya
 Asuransi Jiwa Dwiguna (Endowment)
- Ciri khasnya adalah merupakan proteksi yang memberikan jumlah uang pertanggungan saat tertanggung
meninggal dalam periode tertentu dan sekaligus memberikan seluruh uang pertanggungan jika ia masih
hidup pada akhir masa pertanggungan.
- Produk ini berguna bagi calon pemegang polis yang ingin tertanggung terlindung dari dampak keuangan
karena kematian dini.
- Profil nasabah yang cocok untuk jenis produk ini adalah:
 Calon pemegang polis yang memerlukan dana bagi pendidikan anak
 Calon pemegang polis yang ingin mengumpulkan uang untuk membeli rumah
 Calon pemegang polis yang ingin memiliki dana pensiun
 Asuransi Jiwa Unit Link Single (Premi Tunggal)
- Ciri khasnya adalah premi yang dibayarkan secara sekaligus (lump sum).
- Biasanya diinginkan oleh calon pemegang polis yang ingin berinvestasi jangka panjang.
- Profil nasabah yang cocok untuk jenis produk ini adalah:
 Calon pemegang polis yang suka berinvestasi jangka panjang
 Calon pemegang polis yang memiliki kelebihan uang (idle money) dan bermaksud meningkatkan
kekayaannya.
 Asuransi Jiwa Unit Link Regular (Premi Berkala)
- Ciri khasnya adalah merupakan investasi jangka panjang, dimana cara pembayarannya diatur, yaitu
dilakukan secara berkala atau regular.
- Profil nasabah yang cocok untuk jenis produk ini adalah:
 Calon pemegang polis yang lebih memilih bermain di proteksi
 Calon pemegang polis yang suka bermain di investasi tetapi tetap ingin di proteksi
 Calon pemegang polis yang masih bekerja dan ingin menyiapkan tabungan
 Contoh kasus:
1) Pak Roya sudah memiliki pekerjaan tetap, rumah mewah dan kendaraan. Ia memiliki warisan yang besar dari
orang tuanya dan tidak tahu apa yang harus ia perbuat dengan uang itu.
Jenis produk yang cocok adalah: Asuransi Jiwa Unit Link Single (Premi Tunggal)
2) Aziz adalah tamatan universitas yang baru bergabung dalam sebuah perusahaan.
Jenis produk yang cocok adalah: Asuransi Jiwa Berjangka (Term)
3) Ibu Soraya ingin mendapatkan pendapatan yang berkala dari investasinya dan akan ia masukan sebagai
savings.
Jenis produk yang cocok adalah: Asuransi Jiwa Unit Link Regular (Premi Berkala)
4) Istri Pak Denis baru saja melahirkan, ia ingin membeli rumah juga tetapi ia takut tidak dapat lunas jika
sesuatu terjadi pada dirinya. Istrinya tidak bekerja.
Jenis produk yang cocok adalah: Asuransi Jiwa Dwiguna (Endowment)
5) Romo khawatir ia tidak dapat berkarya saat ia memasuki usia lanjut
Jenis produk yang cocok adalah: Asuransi Jiwa Seumur Hidup (Whole Life)
Asuransi Jiwa Berjangka (Term)
 Asuransi Jiwa Berjangka adalah kontrak asuransi jiwa yang uang pertanggungannya dibayarkan saat terjadi
kematian tertanggung asuransi jiwa dalam masa perlindungan masih berlaku.
 Karakteristik Asuransi Jiwa Berjangka:
- Memberikan perlindungan asuransi dengan biaya murah untuk jangka waktu tertentu.
- Pinjaman tidak tersedia pada polis asuransi jiwa berjangka.
- Tanpa nilai tunai dan tanpa menawarkan deviden.
 Tiga fitur penting dalam polis Asuransi Jiwa Berjangka:
1) Dapat diperpanjang (Renewability)
Berhubungan dengan kelanjutan polis untuk jangka waktu berikutnya tanpa mengacu pada kemampuan
asuransi tertanggung. Dan terdapat kenaikan premi pada setiap perpanjangan.
2) Dapat diubah (Convertibility)
Memungkinkan tertanggung untuk mengganti polis berjangkanya ke jenis polis lain dengan alasan ingin
mendapatkan nilai tunai.
3) Dapat dibuat ulang (Re-entry)
Memungkinkan tertanggung untuk membayar premi lebih rendah apabila dapat menunjukkan bahwa dia
memenuhi kondisi kemampuan asuransi tersebut.
 Tiga jenis polis Asuransi Jiwa Berjangka:
1) Polis Asuransi Jiwa Berjangka Tetap (Level Term Policy)
Tertanggung membayar premi dalam jumlah yang tetap selama periode asuransi yang dipilih.
2) Polis Asuransi Jiwa Berjangka Menurun (Decreasing Term Insurance Policy)
Biasanya digunakan untuk melunasi saldo pinjaman yang disebabkan kematian debitur/tertanggung.
3) Polis Pendapatan Keluarga (Family Income Policy)
Memberikan pendapatan bulanan kepada pasangan hidup/ahli waris yang ditinggalkan.
Asuransi Jiwa Seumur Hidup (Whole Life)
 Asuransi Jiwa Seumur Hidup merupakan jenis dasar dari Asuransi Jiwa permanen. Dimaksudkan untuk
memberikan proteksi asuransi seumur hidup kepada seseorang.
 Fitur polis Asuransi Jiwa Seumur Hidup
- Premi (Premiums)
 Tertanggung harus membayar premi kepada perusahaan seumur hidup.
 Ada dua macam premi pada polis Asuransi Jiwa Seumur Hidup:
1) Straight Life Policy : premi dengan pembayaran seumur hidup
2) Limited Payment Whole Life Policy : premi dengan pembayaran terbatas (5/10/15/20 tahun)
 Semakin pendek jangka waktu pembayaran, semakin mahal premi yang dibayar.
- Uang Pertanggungan (Sum Assured)
 Polis Asuransi Jiwa Seumur Hidup memberikan pembayaran tunai sejumlah pertanggungan atas
kematian dengan tidak memperhatikan kapan kematian terjadi. Dan manfaat kematian dibayarkan
sekaligus (lump sum).
- Jumlah yang dibayarkan (Amount Payable)
 Uang pertanggungan dibayarkan pada level yang tetap jika terjadi risiko pada masa pertanggungan/masa
kontrak polis. Terkadang untuk jenis polis tertentu, deviden sering digunakan untuk menambah jumlah
klaim/uang pertanggungan yang dibayarkan pada saat kematian.
- Nilai Tunai (Cash Value)
 Jika tertanggung tidak mengalami risiko meninggal hingga masa pertanggungan polis berakhir, maka
tertanggung akan menerima sejumlah dana, disebut dengan Nilai Tunai yang biasanya sama besar
dengan Uang Pertanggungan yang dipilih.
- Pinjaman Nilai Tunai (Loans)
 Pemegang polis mendapatkan kesempatan, selama masa pertanggungan dan polis sudah memiliki Nilai
Tunai, untuk melakukan pinjaman terhadap Nilai Tunai polis tersebut, dengan jumlah terbatas dan harus
dikembalikan bersama dengan pinalti bunga.
 Terdapat pengurangan dari nilai tunai bruto ketika klaim kematian dibayarkan.
 Jenis polis Asuransi Jiwa Seumur Hidup:
1) Universal Life
o Pembayaran Premi fleksibel
o Ganti rugi atas kematian dengan nilai yang dapat disesuaikan
o Nominal lebih tinggi melalui biaya distribusi yan dapat ditekan
o Kontrak asuransi jiwa bersifat standar
o Pembayaran premi dan nilai ganti rugi ats kematian yang fleksibel
2) Variable Life
o Premi dengan nilai tetap
o Ganti rugi atas kematian dengan cara ganti rugi minimum atas kematian dan variable
o Nilai ganti rugi minimum dapat ditambah ditentukan oleh kinerja investasi
o Nilai tunai ditentukan oleh kinerja investasi
3) Variable Universal Live
o Pembayaran premi yang fleksibel
o Ganti rugi atas kematian yang dapat disesuaikan
o Biaya kematian dievaluasi setiap bulan
o Menguntungkan bagi orang yang memandang nilai tunai polis asuransi mereka sebagai investasi
o Nilai tunai ditentukan oleh kinerja investasi, tanpa jaminan
4) Current Assumption Whole Life
o Struktur premi yang tidak dapat ditentukan
o Ganti rugi atas kematian dengan nilai tetap
o Dibandingkan dengan produk Universal Life, premi produk ini memberikan kemudahan bagi
perusahaan dan administrasi
o Tidak sama dengan produk Unifersal Life, produk Current Assumption Whole Life akan tidak berlaku
jika premi yang disyaratkan tidak dibayar
5) Adjustable Life
o Tingkat premi
o Nilai ganti rugi atas kematian
o Pemegang polis dapat memiliki keleluasaan mengubah isi polis, pembayaran premi dan nominal
o Memfasilitasi pemohon untuk memilih nilai asuransi yang menentukan isi polis
Asuransi Jiwa Dwiguna (Endowment)
 Polis Asuransi Jiwa Dwiguna tidak hanya membayar jumlah uang pertanggungan saat tertanggung meninggal
dunia dalam period tertentu, tetapi juga seluruh nilai tunai bila tertanggung masih hidup pada akhir masa
pertanggungan.
 Elemen Polis Asuransi Jiwa Dwiguna:
1) Perlindungan Jiwa
Perusahaan Asuransi Jiwa akan membayar sejumlah uang pertanggungan pada ahli waris saat tertanggung
meninggal dalam masa pertanggungan tertentu.
2) Tabungan
Membayarkan kepada nasabah nilai tunai sesuai jumlah yang besarnya sama dengan uang pertanggungan
di akhir masa pertanggungan bila tertanggung masih hidup.
 Fitur-fitur polis Asuransi Jiwa Dwiguna:
- Periode perlindungan/protection period biasanya ditentukan minimal selama 10 tahun.
- Jika tertanggung masih hidup pada masa berakhirnya periode asuransi, nilai tunai akan dibayarkan pada
pihak tertanggung atau pemegang polis.
- Pembatalan polis/cancellation terjadi bila premi tidak dibayarkan dalam masa/periode polis.
- Premi tunggal/single premium atau premi berjangka diperbolehkan.
- Pembayaran uang pertanggungan secara lumpsum dilakukan pada saat tertanggung meninggal dunia.
- Tertanggung berhak untuk mengembalikan polis setelah jangka waktu tiga tahun.
- Premi lebih tinggi dibandingkan jenis asuransi jiwa lainnya.
- Tertanggung dapat mengajukan/memperoleh pinjaman setelah polis ini memiliki nilai tunai (cash value)
- Suku bunga dikenakan terhadap pinjaman Nilai Tunai yang diambil.
 Jenis Polis asuransi jiwa Dwiguna
o Single Premium Endowment Policy: Dalam polis ini, premi hanya dibayarkan satu kali saja
o Retirement Income Policies: Dalam polis ini, tertanggung mendapatkan manfaat pension terhitung
sejak hari dia dinyatakan pension. Dalam hal tertanggung meninggal dalam tiga tahun pertama masa
kontrak, total pertanggungan diberikan kepada ahli waris. Jika tertanggung meninggal bukan dalam tiga
tahun pertama masa kontrak tapi masih dalam jangka periode pertanggungan,ahli waris mendapat Uang
Pertanggungan (Sum assured) atau Nilai Tunai (Cash Value) tergantung mana yang lebih besar.
o Pure Endowment Policies: Dengan polis ini, Uang Pertanggungan dibayarkan bila tertanggung masih
hidup dalam masa/periode polis.
o Modified Endowment Policy: Dengan polis ini, premi dibayar secara berkala, dengan jarak waktu yang
sama.
o Deposit Term: Dengan polis ini, tertanggung harus membayar premi lebih tinggi untuk tahun pertama,
dimana premi perpanjangan berikutnya akan lebih rendah.
o Juvenile Endowment Policies: Produk asuransi jiwa untuk anak – anak, dibeli oleh orang dewasa
karena anak – anak tidak memenuhi syarat dalam kontrak. Polis ini dibuat untuk menanggulangi masalah
pendidikan dan pernikahan.

BAB 4

Manfaat Tambahan atau Rider


 Rider tidak dapat diperoleh jika asuransi dasarnya tidak dibeli.
 Rider merupakan sekumpulan provisi khusus atau tambahan dalam polis asuransi jiwa, yang ditambahkan untuk
memperkuat dan melengkapi cakupan dari polis dasar beserta manfaatnya.
 Rider tidak otomatis dilampirkan pada polis utama.
 Pemegang polis harus membayar premi tambahan untuk manfaat tambahan yang akan diterimanya.
 Perusahaan asuransi jiwa memiliki hak untuk menolak atau membatalkan produk tambahan rider.
 Pemegang polis tidak diperbolehkan membeli Rider tanpa polis dasar, juga tidak diperbolehkan membatalkan
polis dasar dan hanya memperoleh manfaat tambahan saja.
 Jangka waktu manfaat tambahan tidak boleh melampaui jangka waktu berlakunya polis dasar.
 Jenis-jenis Rider:
- Penghapusan Premi/Manfaat Tambahan Bebas Premi (Waiver of Premium)
Manfaat ini berupa penghapusan pembayaran premi jika tertanggung mengalami cacat total dan permanen,
dan klaim akan dibayar secara penuh jika tertanggung kemudian meninggal dunia.
- Kematian akibat Kecelakaan (Accidental Death)
Manfaat ini menawarkan ganti rugi dua kali lipat (double indemnity) dari nominal yang diasuransikan (uang
pertanggungan) jika pemegang polis meninggal dunia akibat kecelakaan.
- Cacat Permanen (Permanent Disability)
Tunjangan ini menawarkan penghapusan premi yang akan jatuh tempo, jika tertanggung mengalami cacat
permanen akibat kecelakaan.
- Penyakit Kritis (Critical Illness)
Manfaat ini direncanakan untuk menjamin tertanggung jika didiagnosa menderita penyakit kritis. Manfaat ini
menyediakan pembayaran sejumlah jaminan lumpsum jika pemegang polis didiagnosa menderita salah satu
penyakit kritis.

- Manfaat Tambahan Berjangka (Term Additional Benefit)


Manfaat tambahan ini dilampirkan bersama polis permanen.
- Manfaat Tambahan Rumah Sakit (Hospital Cash/Income Benefit)
Manfaat ini diberikan berdasarkan lamanya jangka waktu perawatan tanpa mempertimbangkan biaya awal
yang dikeluarkan untuk rumah sakit.
- Manfaat Tambahan Suami/Istri dan Anak (Spouse and Children Benefit)
Manfaat ini akan memberikan perlindungan bagi istri/suami dan anak dari tertanggung.
- Manfaat Tambahan Anak (Children Benefit)

BAB 5
Bonus Pada Polis
 Pada asuransi jiwa, bonus biasanya timbul karena adanya tingkat bunga atau tingkat mortalita yang lebih baik.
Umumnya perusahaan asuransi tidak memperbolehkan pemegang polis untuk berparisipasi dalam keuntungan
yang faktor mortalita dan bunganya tidak sejalan.
 Terkadang, perusahaan asuransi menetapkan pembagian bonus yang berbeda antara satu jenis polis dengan
lainnya sebab tidak semua jenis polis menghasilkan kontribusi keuntungan yang setara.
 Polis asuransi jiwa tradisional memberikan keuntungan tambahan selain manfaat nilai tunai dan proteksi.
Keuntungan itu berupa bonus yang dikenal dengan Polis Partisipasi atau polis yang mendapatkan hak istimewa
berupa bonus.
 Dalam Polis Non-Partisipasi, pemilik perusahaan (atau pemegang saham) mengambil semua surplus sebagai
keuntungan atau menerima kerugian, jika ada, dari modal yang telah dinyatakan. Dalam hal ini, surplus
merupakan hak pemegang saham/pemilik perusahaan.
 Dalam Polis Partisipasi, pemegang polis mempunyai hak untuk memperoleh keuntungan/bonus/dividen dari
perusahaan asuransi dengan catatan, pemegang polis harus membayar premi ekstra yang dikenakan kepada
pemegang polis partisipasi.
 Jenis produk asuransi jiwa yang bisa mendapatkan bonus adalah jenis produk Asuransi Jiwa Seumur Hidup dan
Asuransi Jiwa Dwiguna.
 Jenis-jenis bonus dalam polis asuransi jiwa:
1) Bonus Terjamin
Adalah bonus yang ditambahkan ke uang pertanggungan setiap tahun secara otomatis dengan tingkat bunga
tetap. Bonus ini adalah untuk Polis Non-Partisipasi.
2) Bonus Reversionari Sederhana
Hanya berhubungan dengan uang pertanggungan, dan akan dibayarkan pada saat polis jatuh tempo (akhir
kontrak polis) atau tertanggung meninggal dunia. Begitu bonus dinyatakan, perusahaan asuransi jiwa tidak
bisa mengubahnya dan bonus menjadi hak pemegang polis.
3) Bonus Reversionari Majemuk
Dikenal juga sebagai Compound Reversionary Bonus, terjadinya saat bonus dialokasikan secara
proporsional kepada uang pertanggungan dan bonus yang cukup sudah dilekatkan pada polis. Cara
pembayarannya sama seperti Bonus Reversionari Sederhana.
4) Bonus Tunai
Bonus apapun yang dapat ditebus nilainya dapat disebut sebagai Bonus Tunai.
5) Bonus sebagai Pengurangan Premi yang akan datang
Dengan adanya bonus ini, memungkinkan perusahaan asuransi jiwa secara penuh membebaskan pemegang
polis dari kewajiban pembayaran premi selanjutnya.
6) Bonus Interim
Merupakan bonus yang dibayarkan bersama-sama dengan uang pertanggungan saat klaim terjadi, walaupun
perusahaan asuransi jiwa belum menyatakan bonus tersebut secara resmi.
7) Bonus Jatuh Tempo atau Bonus Terminal
 Bonus yang dibayarkan hanya ketika polis jatuh tempo atau tertanggung meninggal dunia.
 Periode minimum untuk polis jenis ini 20 atau 25 tahun.
 Biasanya dinyatakan sebagai persentase dari Bonus Reversionari yang ada
 Bisa juga dinyatakan sebagai persentase dari uang pertanggungan
 Bonus ini hanya dijamin jika premi tetap dibayarkan.

BAB 6
Penentuan Risiko
Agenda:
 Penetapan Premi
 Seleksi Risiko & Klasifikasi
 Underwriting
Penetapan Premi
 Penetapan premi merupakan perhitungan terhadap pembayaran klaim dan biaya menjalankan bisnis.
 Faktor penentu besaran premi:
- Tingkat angka kematian tiap negara (tabel mortalita)
- Hasil investasi (terkait dengan tingkat suku bunga)
- Biaya yang diperhitungkan atas pengeluaran, pajak, laba dan lain-lain (contingencies)
- Manfaat yang dijanjikan/manfaat perlindungan
 Tabel Mortalita
Tabel mortalita menunjukkan tingkat mortalitas yang diperkirakan terjadi setiap tahun dalam setiap kelompok
umur. Tabel ini menentukan dasar penetapan premi.
 Hasil Investasi
Merupakan faktor penting untuk menentukan penetapan premi. Dengan mengurangi investasi dan premi murni
maka nilai premi ditentukan. Jika perusahaan asuransi jiwa mampu mendapatkan hasil investasi yang lebih tinggi
atas dana yang dikelolanya, maka premi yang dikenakan akan lebih rendah.
Bentuk investasi bisa diperoleh dari hasil:
- Selisih nilai
- Tingkat bunga
 Biaya
Biaya berkaitan dengan jumlah uang yang dialokasikan untuk menanggulangi pengeluaran, pajak, laba, dan lain-
lain (contingencies).
 Manfaat yang dijanjikan
Untuk setiap kenaikan manfaat, sejumlah biaya harus diperhitungkan pada penetapan premi ini.
Seleksi Risiko dan Klasifikasi
 Underwriting adalah proses dimana perusahaan asuransi jiwa memutuskan apakah akan menerbitkan polis
yang diminta calon nasabah atau tidak, dimana perusahaan juga akan memutuskan syarat dan kondisi apa yang
diberlakukan serta berapa besar tingkat premi yang dikenakan.
 Pihak yang mengerjakan proses underwriting disebut sebagai underwriter.
 Pengertian underwriter:
- Underwriter Pertama
Tugas seorang Agen bukan hanya menjual polis. Ia juga disebut underwriter pertama. Bahkan ia bisa saja
menjadi satu-satunya orang yang bertemu dan menilai kelayakan calon tertanggung untuk memperoleh polis
baik dari observasi kesehatan maupun moral hazard (niat yang membahayakan).
- Financial underwriter
Orang yang memberi rekomendasi program yang cocok untuk kebutuhan dan kemampuan keuangan
nasabah.
- Medical underwriter
Orang yang memberi rekomendasi layak tidaknya seseorang mengikuti program asuransi atas dasar kondisi
kesehatan calon tertanggung.
 Seseorang yang memiliki risiko lebih besar, memiliki kecenderungan untuk mengajukan asuransi dibandingkan
dengan orang yang berisiko standard. Hal ini disebut dengan Anti Seleksi atau Adverse Selection.
 Apabila anti seleksi tidak terdeteksi dengan cermat, maka perusahaan dapat mengalami kerugian karena klaim
yang tidak terkontrol. Akibatnya, perusahaan akan menaikkan tingkat premi. Hal ini dapat merusak pasar
asuransi karena tingkat premi tidak merefleksikan risiko yang sesungguhnya.
 Empat jenis pihak tertanggung:
- Preferred.
Orang yang termasuk kelas risiko ini mempunyai harapan hidup lebih panjang dari harapan hidup normal.
Orang ini mempunyai kondisi fisik yang sangat baik, tidak merokok dan riwayat kesehatan keluarga yang
baik.
- Standard
Orang yang mempunyai risiko rata-rata yang tidak perlu dibebani tarif khusus atau pembatasan khusus.
- Substandard
Orang yang mempunyai risiko di atas rata-rata yang perlu dibebani premi tambahan.
- Uninsurable
Orang yang memiliki risiko tinggi yang mungkin meninggal dalam waktu dekat (seperti orang yang menderita
penyakit kanker), sehingga tidak dapat diasuransikan.
 Faktor seleksi risiko yang terkait aspek medis:
- Usia
- Jenis kelamin
- Kelas pekerjaan
- Hobi
- Gaya hidup
- Kondisi fisik
- Sejarah pribadi
- Sejarah keluarga
- Penggunaan tembakau
- Ketergantungan alkohol & obat-obatan
 Setiap peningkatan risiko akan menyebabkan peningkatan premi asuransi jiwa yang harus dibayar.
 Dalam proses penerimaan sampai disahkannya seorang nasabah, ada beberapa prosedur yang dilakukan oleh
sebuah perusahaan asuransi, yaitu:
- Prosedur Penerimaan Nasabah
Penerimaan nasabah baru/lama untuk perikatan baru wajib menggunakan formulir aplikasi standar yang
berlaku. Form ini harus dievaluasi oleh underwriting untuk memastikan bahwa data yang diperlukan untuk
keperluan penerbitan polis telah terakomodasi dalam formulir tersebut.
- Prosedur Identifikasi dan Penelitian
Berdasarkan dokumen yang disampaikan oleh calon nasabah, petugas frontliner perusahaan asuransi wajib
meneliti kebenaran dan keabsahan dokumen.
- Prosedur Persetujuan Penerimaan Calon Nasabah
Persetujuan yang diberikan oleh pejabat perusahaan asuransi harus sesuai dengan jenjang kewenangan
yang ditetapkan dalam prosedur yang berlaku setelah meyakini kebenaran identitas dan kelengkapan
dokumen calon nasabah.
 Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan RI No. Kep. 45/KMK.06/2003 Bab III pasal 12 mengenai pelaporan
transaksi yang mencurigakan, LKNB (Lembaga Keuangan Non Bank) wajib menyusun prosedur untuk
pengidentifikasian dan pelaporan transaksi yang mencurigakan sebagai bagian dari Pedoman Pelaksanaan
Prinsip Mengenal Nasabah.
 Kelebihan Asuransi Non-Medis:
- Menghemat biaya pemeriksaan kesehatan
- Mengurangi waktu untuk pemeriksaan kesehatan
- Menghindari ketidaknyamanan pemeriksaan kesehatan
-

Underwriting
 Dalam asuransi, pihak penanggung mendapat informasi mengenai calon pihak tertanggung dari beberapa
sumber, salah satunya adalah formulir aplikasi yang diisi oleh calon nasabah.
 Tes Fisik:
- Tinggi dan berat badan; harus ideal.
- Uji coba laboratorium
- Laporan agen; jika seorang agen menemukan adanya risiko, maka ia akan diminta untuk menceritakannya
pada laporan agen.
- Menjalani pemeriksaan fisik
- Perusahaan pemeriksa
 Proses penyeleksian dan penklasifikasian:
- Mengukur secara akurat sejauh mana dampak dari setiap faktor yang mempengaruhi risiko
- Mengukur dampak faktor-faktor interrelasi termasuk faktor yang menimbulkan konflik.
 Dua metode yang digunakan perusahaan asuransi untuk memutuskan apakah calon nasabah atau prospek layak
untuk disetujui proposal polisnya, yaitu:
1) Metode Pendapat
Perusahaan asuransi jiwa akan meminta opini dari sekumpulan dokter, ahli aktuaria, ahli statistik dan
professional lainnya di bidang underwriting.
Metode ini sangat berguna apabila hanya ada satu faktor saja yang perlu dipertimbangkan untuk
menghasilkan keputusan.
2) Sistem Rating Angka
Metode ini digunakan apabila terdapat banyak faktor yang perlu dipertimbangkan untuk menghasilkan sebuah
keputusan. Metode ini bekerja pada prinsip bahwa banyak faktor yang tergabung di dalam komposisi risiko.
 Penghentian pertanggungan harus dilakukan secara:
- Tertulis, baik atas kehendak penanggung maupun tertanggung
- Untuk polis asuransi jiwa yang tidak memiliki unsur tabungan, besar pengembalian premi sekurang-
kurangnya sebesar jumlah yang dihitung secara proporsional berdasarkan sisa jangka waktu pertanggungan,
setelah dikurangi bagian premi yang telah dibayarkan kepada perusahaan pialang asuransi dan atau komisi
agen.
- Untuk polis asuransi jiwa yang memiliki unsur tabungan, perusahaan asuransi harus membayar paling sedikit
sejumlah nilai tunai pada saat penghentian tersebut.

BAB 7
Provisi
Agenda:
 Bentuk Polis
 Provisi dan Klausul-klasusulnya
 Fleksibilitas Provisi bagi Pemegang Polis
 Batasan
Bentuk Polis
 Setiap polis wajib mencantumkan ketentuan umum, yakni keterangan mengenai fitur dasar yang umumnya
berlaku dalam semua polis asuransi jiwa tradisional maupun unit link.
 Ketentuan umum pada polis memuat informasi mengenai:
 Keseluruhan kontrak
 Perjalanan, tempat tinggal dan pekerjaan
 Tenggang waktu (grace period)
 Usia
 Bunuh diri
 Klausul masa uji (Incontestability)
 Pemulihan (Reinstatement)
 Masa bebas lihat (Free Look Period)
 Pilihan non-pinalti (Non-Forfeiture Option, juga Automatic Non-Forfeiture Priveledge) untuk polis yang
memiliki nilai tunai saja
 Ketentuan berikut ini hanya berlaku untuk Unit Link:
 Alokasi unit
 Manfaat
 Biaya administrasi
 Potongan bulanan
 Perpindahan dana
 Perubahan-perubahan alokasi
 Dana-dana
 Perubahan dapat terjadi saat adanya:
 Penambahan atau penghapusan asuransi tambahan sesudah polis terbit
 Pengecualian yang berlaku pada polis
 Pemindahan hak polis
 Dll
 Jika pemegang polis berhenti membayar premi, maka polis dinyatakan BATAL.
 Jika pemegang polis ingin membatalkan polisnya, lakukan hal-hal berikut ini:
- Ingatkan kembali apa untungnya mempertahankan polis
- Jelaskan ruginya jika melepaskan polis
 Belum tentu proposalnya diterima di asuransi yang baru
 Kehilangan momentum sesudah sekian tahun dengan nilai tunai yang ada
 Ia akan dikenakan biaya medical lagi
 Karena usia bertambah maka manfaat yang diperoleh akan berubah (lebih kecil)
 Untuk memulihkan polis akan diperlukan dokumen-dokumen tambahan
 Alternatif selain penebusan polis:
- Membuat bebas premi
- Menjadi Extended Term Insurance
- Pinjaman premi otomatis
- Menurunkan besar manfaatnya (menurunkan uang pertanggungan)
- Mengubah frekuensi pembayaran premi tahunan menjadi bulanan
Provisi dan Klausul-klausulnya
 Provisi adalah ketentuan-ketentuan, hak dan kewajiban dari pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak agar
mempunyai aturan yang jelas.
 Perlindungan terhadap pemegang polis mengacu kepada Ketentuan Menteri Keuangan (Pasal 8 No.
422/KMK.06/2003 tanggal 30 September 2003)
 Delapan ketentuan untuk melindungi pemegang polis:
 Klausul Kontrak Keseluruhan (Entire Contract Clause)
Klausul ini melindungi pemegang polis dengan tidak memperbolehkan perusahaan asuransi
mencantumkan aturan prosedural dalam polis jika informasi mengenai tertanggung diperoleh tidak
didasarkan fakta yang nyata.
 Klausul yang Tidak Perlu Diragukan (Incontestable Clause)
Klausul ini memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa kekeliruan kecil yang dilakukan pemohon,
tidak akan dijadikan alasan penolakan klaim di kemudian hari.
 Klausul Masa Tenggang (Grace Period)
Provisi ini menyebutkan bahwa pihak perusahaan asuransi akan menerima pembayaran premi untuk
jangka waktu tertentu setelah tanggal jatuh tempo, dimana polis masih memiliki kekuatan hukum.
Selama masa ini, pihak perusahaan asuransi:
o Diharuskan menerima pembayaran premi walaupun secara teknis telah melewati tenggat waktu; dan
o Mungkin tidak membutuhkan bukti jaminan sebagai syarat penerimaan premi.
 Klausul Non-Denda/Penebusan (Non-Forfeiture Clause)
Pilihan dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis untuk polis-polis yang telah memiliki nilai tunai
seperti:
o Pilihan nilai tunai;
o Pilihan polis bebas premi;
o Perpanjangan jangka waktu asuransi
o Automatic non-forfeiture provision/automatic premium loan
 Klausul Pemulihan (Reinstatement Clause)
Klausul ini memberikan hak pada pemegang polis untuk memulihkan polis yang telah lewat jangka
waktunya dengan syarat-syarat tertentu. Terdapat dua syarat penting dalam hal ini:
1) Kelengkapan bukti jaminan
2) Pembayaran premi yang telah melewati tanggal jatuh tempo
 Provisi Kekeliruan dalam Penyebutan Umur atau Jenis Kelamin (Misstatement of Age or Sex
Provision)
Provisi ini menyebutkan jika terdapat kesalahan dalam penulisan umur tertanggung, maka nilai yang
diasuransikan akan disesuaikan dengan premi yang seharusnya ditanggung jika tidak terdapat kesalahan
dalam penulisan umur.
 Provisi yang Dapat Diperbaharui (Renewal Provision)
Polis asuransi jiwa dapat diperpanjang. Dengan demikian, premi maksimum yang dijamin dapat
dikenakan penambahan premi oleh perusahaan asuransi jiwa.
 Free Look Provision
Pemegang polis memiliki waktu tertentu sejak ia meminta polis untuk memeriksanya dan mengambil
keputusan.
 Hak umum pemegang polis:
- Dapat menentukan penerima manfaat
- Dapat menentukan dan mengubah frekuensi pembayaran premi
- Dapat memilih cara manfaat asuransi dibayar
- Dapat meminjam uang dari polis
- Dapat menerima nilai tebus secara tunai
- Dapat memindahkan hak-hak polis
Fleksibilitas Provisi bagi Pemegang Polis
 Provisi yang memberikan fleksibilitas pada pemegang polis diperlihatkan sebagai berikut:
- Klausul Ahli Waris
Klausul Ahli Waris menyebutkan bahwa pemegang polis dapat menunjuk Orang atau Institusi untuk
menerima manfaat pertanggungan atas risiko yang terjadi.
Klausul dibedakan atas jenis penunjukkannya, yaitu:
1) Ahli Waris Pertama; pihak yang disebut pertama kali untuk menerima kompensasi ketika pemegang
polis meninggal dunia
2) Ahli Waris Ke Dua; pihak yang disebut untuk menerima ganti rugi jika ahli waris pertama meninggal saat
tertanggung meninggal dunia.
- Bentuk Pembayaran Klaim
Kompensasi dapat dibayarkan dalam beberapa bentuk:
1) Tunai; sebagian besar klaim kematian dibayarkan dalam bentuk uang tunai.
2) Bunga; hasil dari pendapatan akan tetap dimiliki oleh perusahaan dan hanya bunga yang diperoleh yang
akan dibayarkan pada ahli waris dengan dasar pilihan periode tetap (pembayaran selama jangka waktu
tertentu) atau pilihan jumlah tetap (pembayaran dalam jumlah tertentu hingga pokok dan bunga habis).
3) Pilihan Penghasilan Tunggal; menguangkan pokok dan bunga yang bertujuan untuk penghasilan
tunggal.
4) Jiwa Bersama; pembayaran asuransi jiwa akan terus berlanjut sampai sekurang-kurangnya salah satu
dari kedua ahli waris (anuitas) masih hidup.
5) Jiwa Murni; pembayaran hanya akan dilakukan selama ahli waris pertama masih hidup.
6) Jangka Waktu Tetap; pembayaran dilakukan selama ahli waris pertama masih hidup, namun jika ahli
waris pertama meninggal dunia sebelum waktu yang ditentukan, pembayaran dilanjutkan kepada ahli
waris yang kedua hingga akhir periode yang ditentukan.
- Klausul Penunjukkan Kepemilikan Polis; pemegang polis asuransi dapat mengalihkan kepemilikannya
kepada pihak lain. Pengalihan ini disebut “Penunjukkan”.
Ada dua jenis penunjukkan:
1) Penunjukan Absolut; merupakan pengalihan penuh seluruh hak-hak yang dimiliki seorang pemegang
polis yang tercantum dalam polisnya kepada orang lain.
2) Penunjukkan dengan Jaminan; merupakan bentuk pengalihan sementara dari sebagian hak-hak
kepemilikan kepada orang lain.
- Pilihan Pembayaran Nilai Tunai
Pemegang Polis yang ingin membatalkan polis asuransinya yang telah memiliki nilai tunai, diberikan pilihan
untuk menerima nilai tunai tersebut dalam beberapa cara, yaitu:
 Secara tunai
 Dengan nilai yang lebih rendah
 Asuransi dengan jangka waktu yang diperpanjang, untuk nominal sama dengan polis
- Klausul Pinjaman Polis
Dengan klausul ini, perusahaan asuransi wajib menyediakan fasilitas pinjaman kepada pemegang polis,
dengan syarat-syarat tertentu.
Jika tertanggung meninggal dunia, pinjaman tersebut dibayarkan kembali dengan mengurangi jumlah
pinjaman dari pendapatan asuransi jiwa tertanggung.
- Pilihan Pembayaran Dividen
Secara umum, pilihan dividen dari asuransi jiwa diantaranya adalah:
1) Pembayaran Tunai; perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang polis setiap tahun
2) Pembayaran Premi; dividen yang seharusnya dibayarkan kepada pemegang polis digunakan untuk
membayar premi berikutnya.
3) Pembayaran Pembelian Asuransi Tambahan; pilihan ini memberikan keuntungan bagi pemegang polis
untuk membeli asuransi tambahan dengan menggunakan dividen sebagai preminya.
4) Akumulasi Bunga; hasil dari akumulasi dividen ditambahkan dengan nilai akumulasi bunga dividen.
Dalam hal ini perusahaan asuransi jiwa harus menjamin tingkat bunga minimum.
5) Pembelian Asuransi Berjangka 1 Tahun; perusahaan asuransi memberikan pilihan untuk membeli
asuransi berjangka satu tahun dengan memberikan dividen sebagai preminya.
6) Penghapusan Pembayaran Premi; polis asuransi distrukturisasi sedemikian rupa sehingga setelah polis
diberlakukan selama jangka waktu tertentu, pemegang polis tidak perlu membayar sisa premi.
7) Akumulasi Nilai Tunai; dividen dapat diakumulasikan dengan nilai tunai yang diterima. Pilihan ini
menghasilkan tambahan satu unit pendapatan untuk setiap tambahan satu unit nilai tunai.
Batasan
 Ada beberapa provisi dalam kontrak asuransi jiwa yang secara umum melindungi perusahaan asuransi jiwa
terhadap tindakan merugikan dan ketidaksempurnaan pasar lainnya.
 Sejumlah provisi untuk melindungi perusahaan asuransi jiwa terdiri dari:
- Klausul Tindakan Bunuh Diri
Jika Tertanggung melakukan tindakan bunuh diri saat polis belum berusia dua tahun, maka polis akan
dibatalkan. Begitupun jika pemegang polis melakukan tindakan bunuh diri sebelum dua tahun sejak polis
kembali berlaku (baru dipulihkan). Dalam kasus-kasus seperti ini perusahaan asuransi jiwa tidak
berkewajiban untuk membayar klaim, hanya mengembalikan seluruh premi yang telah dibayarkan.
- Klausul Penundaan
Klausul Penundaan memberikan hak pada perusahaan asuransi jiwa untuk menunda pembayaran klaim, atau
pembayaran pinjaman hingga enam bulan setelah permohonan diajukan. Provisi ini tidak berlaku bagi
pembayaran klaim kematian karena kecelakaan. Klausul ini ditujukan untuk melindungi perusahaan terhadap
usaha-usaha penipuan atau kejahatan asuransi.
- Klausul Pengecualian
Klausul ini diciptakan untuk kepentingan profesi atau waktu yang secara khusus mengandung risiko. Ada dua
jenis pengecualian, yaitu: pengecualian atas penerbangan (non reguler) dan pengecualian atas terjadinya
peperangan.
 Pengecualian atas penerbangan
Pengecualian ini tercantum pada kontrak asuransi jiwa hanya untuk situasi tertentu, misalnya
tertanggung berprofesi sebagai pilot militer atau menerbangkan pesawat penelitian.
 Pengecualian atas peperangan
Klausul ini secara lebih rinci dibagi ke dalam dua tipe klausul:
o Klausul Status; perusahaan asuransi jiwa tidak diharuskan membayar klaim jika musibah kematian
timbul saat tertanggung mengikuti wajib militer, tanpa pengecualian apapun atas penyebab kematian.
o Klausul Akibat; perusahaan asuransi tidak diwajibkan untuk membayar klaim untuk kematian yang
diakibatkan peperangan.

BAB 8
Hukum Asuransi

Agenda:
 Esensi Kontrak
 Ketentuan Kontrak
 Aspek Hukum Kontrak Asuransi Jiwa
Esensi Kontrak
 Kontrak adalah perjanjian hukum yang mengikat dua pihak untuk melakukan suatu tindakan atau melakukan
abstain.
 Kontrak Asuransi Jiwa adalah perjanjian hukum yang mengikat pihak tertanggung (insured) dan pihak
penanggung (insurer). Berdasarkan kontrak tersebut, pihak penanggung (perusahaan asuransi jiwa) bersedia
membayar sejumlah kompensasi dalam jumlah yang telah disepakati di dalam kontrak (polis).
 Sebuah kontrak dinyatakan sah apabila memenuhi empat persyaratan:
- Kapasitas Legal
Pihak-pihak yang disebutkan di dalam kontrak harus memiliki kapasitas legal dalam membuat sebuah
kontrak.
Contoh orang yang tidak memenuhi kapasitas legal dalam sebuah kontrak Asuransi Jiwa adalah:
 Seseorang yang masih di bawah umur
 Seseorang yang sedang berada di bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan terlarang
 Seseorang dengan keterbelakangan mental
 Sekutu musuh (pada masa perang)
- Perjanjian yang Saling Menguntungkan
Sebuah perjanjian yang harus ditawarkan oleh satu pihak dan diterima oleh pihak lainnya pada satu kondisi
yang sama.
- Pertimbangan
Klausul pertimbangan di dalam polis merupakan sebuah pernyataan sederhana yang menyebutkan bahwa
pihak tertanggung telah melengkapi formulir permohonan dan membayar premi.
- Tujuan Legal
Sebuah kontrak dinyatakan sah apabila mempunyai tujuan legal, dan tidak bertentangan dengan kebijakan
umum yang berlaku.

Ketentuan Kontrak
 Sebuah kontrak adhesi adalah sebuah kontrak yang dibuat oleh satu pihak, yang ditawarkan atas pilihan take it
or leave it sehingga pihak lain hanya mempunyai kesempatan yang kecil untuk melakukan tawar-menawar atau
mengajukan provisi.
 Kontrak adhesi biasanya memiliki provisi yang panjang dan dalam bentuk yang kecil, serta ditulis dengan bahasa
yang sulit.
 Polis asuransi jiwa biasanya menggunakan kontrak adhesi karena dibuat oleh satu pihak (pihak
penanggung/insurer) dan ditawarkan tanpa konsumen mempunyai hak untuk melakukan perubahan.
 Sebuah kontrak asuransi jiwa memiliki empat ketentuan hukum dasar, yaitu:
1) Doktrin Contra Proferentem
Doktrin ini menyatakan bahwa jika suatu perdebatan muncul karena hal yang ambigu di dalam bahasa
kontrak, perdebatan tersebut harus diselesaikan dengan keuntungan pihak tertanggung (insured).
Dalam persidangan yang melibatkan kontrak asuransi jiwa, pihak pengadilan biasanya cenderung untuk
menginterpretasikan keambiguitasan tersebut untuk keuntungan pihak tertanggung, dengan asumsi bahwa
pihak penanggung seharusnya dapat menulis kontrak lebih baik.
2) Doktrin Niat Baik dan Keadilan (Doctrine of Good Faith and Fair Dealing)
Doktrin ini menegaskan bahwa setiap pihak yang terlibat di dalam kontrak dilarang untuk melanggar hak dan
kepentingan pihak lainnya.
Doktrin ini berlaku saat pihak penanggung melakukan tindakan yang tidak adil terhadap pihak tertanggung.
Dengan kata lain, pihak penanggung harus selalu ingat bahwa kepentingan pihak tertanggung adalah perihal
pembayaran klaim.
3) Doktrin Harapan (Reasonable Expectations Doctrine)
Doktrin ini digunakan pengadilan untuk menginterpretasikan bahasa polis.
4) Keberpihakan (Unconscionability)
Doktrin ini menegaskan bahwa ketidakadilan atau keberpihakan pada satu pihak di sebuah kontrak asuransi
jiwa tidak dapat ditolerir, atau keabsahannya dibatasi oleh pengadilan sehingga provisi yang ada tetap adil
dan tidak berat sebelah.

Aspek Hukum Kontrak Asuransi Jiwa


 Aspek hukum kontrak asuransi jiwa terdiri dari:
1) Utmost Good Faith (niat baik)
Adalah merupakan tugas pihak penanggung dan pihak tertanggung untuk menerapkan niat baik (good faith)
atau dalam bahasa latin disebut Uberrima Fides di antara satu sama lain, dan memberikan informasi secara
terbuka.
2) Insurable Interest
Seseorang yang mempunyai “insurable interest” pada pihak lain akan mengalami kerugian finansial ataupun
kerugian lainnya apabila pihak lain tersebut mengalami musibah.
Setiap orang dianggap memiliki insurable interest atas dirinya sendiri, termasuk terhadap pasangan hidup
dan keluarganya.
3) Conditional
Kontrak asuransi jiwa memiliki persyaratan. Pihak penanggung terikat janji untuk membayar kompensasi
apabila persyaratan-persyaratan tertentu telah terpenuhi.
4) Unilateral
Kontrak asuransi jiwa pada dasarnya bersifat sepihak. Hanya satu pihak saja, pihak penanggung, yang
mempunyai janji legal yang harus dilaksanakan.
Pihak tertanggung tidak dapat dipaksa secara legal untuk membayar premi.
5) Aleatory
Dalam kasus pihak tertanggung meninggal dunia setelah membauar satu kali premi, ahli waris akan
mendapatkan ganti rugi penuh. Sebaliknya perusahaan asuransi jiwa dapat memperoleh uang yang lebih
besar dari hasil premi ketimbang uang ganti rugi yang harus dibayarkannya.
6) Personal
Kontrak asuransi jiwa bersifat pribadi. Orang pasti memiliki insurable interest dalam dirinya sendiri, tetapi
mungkin orang tersebut bukan insurable interest orang lain. Jadi kontrak asuransi jiwa tidak dipindahkan ke
orang lain.
7) Valued
Di bawah kontrak asuransi jiwa, penanggung setuju untuk membayar sejumlah kompensasi saat kerugian
timbul. Jumlah yang dibayarkan kepada ahli waris tersebut mungkin memiliki atau tidak memiliki hubungan
dengan jumlah kuantitatif dari kerugian yang timbul akibat kematian tertanggung.

BAB 9
Investasi

Agenda:
 Dasar-dasar Investasi
 Instrumen Investasi
Dasar-dasar Investasi
 Investasi adalah menanamkan uang atau modal dengan tujuan mendapatkan keuntungan.
 Sebuah investasi yang ideal memiliki beberapa kriteria dan tolak ukur, seperti:
1) Tujuan Investasi
Sebelum berinvestasi, ketahui dahulu tujuannya.
1. Keuntungan:
o Mendapatkan hasil investasi
o Meningkatkan modal pokok
2. Antisipasi Inflasi
Investasi juga dilakukan untuk mengantisipasi inflasi.
2) Tingkat Risiko
3) Jangka Waktu
1. Jangka panjang; bagi orang yang ingin mempersiapkan sesuatu dan perlu uang yang besar.
2. Jangka pendek.
4) Likuiditas
Likuid berarti kemudahan suatu aset untuk dicairkan menjadi uang tunai (cash).
5) Pajak
Instrumen Investasi
 Instrumen investasi adalah ragam pilihan investasi yang tersedia bagi seorang investor. Perusahaan asuransi
jiwa menginvestasikan pula dananya (yang diterima dalam bentuk premi) ke dalam instrumen-instrumen ini.
 Terdapat beberapa jenis instrumen investasi, antara lain:
- Finansial:
 Deposito Bank
Sebuah perusahaan asuransi dapat memilih rekening deposito untuk jangka waktu tertentu pada sebuah
bank. Deposito tersebut dapat berupa:
o Deposito berjangka; tertera nama, jumlah uang, dan tanggal jatuh tempo, serta bunga dapat diterima
pada saat jatuh tempo.
o Sertifikat Deposito; tertera jumlah uang, besar bunga dan tanggal jatuh tempo saja, serta bunga
sudah diterima di awal dan dapat diperjualbelikan.
 Obligasi
Obligasi adalah surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah yang menjanjikan
pembayaran pada suatu jangka waktu tertentu dengan kupon (bunga) yang tidak dapat dibatalkan dan
mengembalikan modal pada saat jatuh tempo berakhir.
o Surat Utang Negara; merupakan pilihan investasi yang lebih aman dibandingkan obligasi perusahaan
karena sekuritas ini didukung secara penuh oleh pemerintah, tetapi menghasilkan return yang kurang
menarik dibanding dengan obligasi perusahaan.
o Surat Utang Perusahaan; dikeluarkan oleh perusahaan yang ingin menambahkan modal dengan
mengeluarkan surat utang. Surat Utang Perusahaan memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan
Surat Utang Negara.
 Saham
Saham adalah surat berharga yang merupakan bukti kepemilikan aset riil di suatu perusahaan. Saham
merupakan penyertaan langsung pada sebuah investasi. Artinya, jika orang memiliki saham ia juga
memiliki aset fisik perusahaan tersebut. Saham memberikan keuntungan yang besar dan pemegang
saham berhak untuk memperoleh dividen.
Dalam prinsip investasi high risk high return, keuntungan pada saham disebut Capital Gain, sementara
risiko besar pada saham disebut Capital Loss.
Terdapat dua jenis saham yang diterbitkan oleh perusahaan untuk meningkatkan modal, yaitu:
o Saham Unggulan (Preference Stock)
Merupakan tambahan dari jenis saham biasa (common stock) dimana pemilik saham mendapatkan
kondisi instimewa dalam hal tertentu yang dijanjikan saat penerbitan. Apabila perusahaan bangkrut,
maka pemegang saham preference berhak mengklaim asetnya terlebih dahulu.
o Saham Biasa (Common Stock)
Pemilik saham biasa memperoleh hak dividen, hak suara dan hak membeli saham baru sebelum
ditawarkan (right/warrant).
 Reksadana
Reksadana pada prinsipnya adalah beberapa investor yang mengumpulkan uangnya secara kolektif
pada sebuah lembaga investasi. Dana ini kemudian dapat diinvestasikan dalam bentuk saham, obligasi,
pasar uang dan dana campuran (saham + obligasi + deposito).
- Riil: Aset berwujud (properti, emas, dll)
Investasi real estate merupakan investasi yang menarik dikarenakan harga sewa dapat meningkat secara
berkala selama kondisi pasar dalam keadaan baik.

BAB 10
Asuransi Jiwa Unit Link
Agenda:
 Investasi Asuransi Jiwa Unit Link
 Pengalokasian Dana
 Karakteristik Asuransi Jiwa Unit Link
Investasi Asuransi Jiwa Unit Link
 Investasi asuransi jiwa dapat dianalogikan sebagai sebuah pertanian. Saat menanam padi, petani tidak bisa
sepenuhnya yakin bagaimana tumbuhannya tersebut akan berkembang. Investor asuransi jiwa pun tidak dapat
mengontrol hasil dari investasi yang dilakukan.
 Beberapa faktor sangat tidak mungkin untuk diprediksi dengan akurat, seperti: faktor ekonomi, faktor sosial, dan
faktor politik.
 Perusahaan asuransi jiwa unit link melakukan dan mengelola investasi.
 Setelah semua pengeluaran, pajak, klaim, dividen dan lain-lain dibayar, sebuah perusahaan asuransi jiwa unit
link berinvestasi pada pasar uang dan pasar modal.
 Asuransi jiwa unit link adalah sebuah instrumen investasi yang merupakan kombinasi asuransi jiwa dengan unsur
investasi. Sebagian dana yang diinvestasikan dipotong untuk perlindungan asuransi jiwa dan sisanya
diinvestasikan ke dalam dana unit link yang dipilih oleh nasabah.
 Dana unit link dikelola oleh perusahaan asuransi jiwa, namun ada juga yang menyerahkan pengelolaannya
kepada manajer investasi di luar perusahaan (external fund manager)
 Dana unit link terbagi atas empat jenis, yaitu:
- Dana Pasar Uang (Dana Tunai)
Biasanya instrumen ini untuk investasi jangka pendek dengan masa jatuh tempo 12 bulan bahkan kurang.
Instrumen investasi bisa berupa: Sertifikat Bank Indonesia, Deposito Bank, atau Obligasi di bawah 1 tahun.
Kelebihan:
 Risiko rendah; memiliki risiko yang terkecil dibandingkan dengan instrumen investasi pada dana saham
dan berpendapatan tetap.
 Dana darurat; merupakan tempat terbaik untuk bentuk investasi jangka pendek dimana hasil investasi
bisa dipergunakan sewaktu-waktu jika diperlukan.
 Kelemahan:
 Risiko inflasi; cenderung rentan dengan inflasi sebab hasil investasi yang ditawarkan biasanya rendah.
 Tidak cocok untuk investasi jangka panjang.
- Dana Obligasi (Dana Berpendapatan Tetap)
Umumnya mengacu pada obligasi pemerintah dan perusahaan. Keuntungan didapat dari kupon.
Kelebihan:
 Berpendapatan tetap; obligasi memberikan pendapatan tetap berupa kupon (bunga) hingga saat obligasi
jatuh tempo.
 Kurang volatile; fluktuasi relatif kecil dan ringan sehingga risiko yang ada pada instrumen ini lebih kecil
dibandingkan dengan dana saham dan campuran.
Kelemahan:
 Fluktuasi; walaupun instrumen ini kurang volatile tetapi fluktuasi akan tetap ada.
- Dana Saham
Investasi pada saham memiliki relativitas keuntungan yang cukup besar. Keuntungan didapat dari
peningkatan harga saham dan dividen (keuntungan yang dibagikan), sehingga dapat memacu pertumbuhan
harga unit dengan pesat.
Kelebihan:
 Investasi dalam jangka panjang; jika nasabah bertahan pada investasi jangka panjang maka dana saham
menawarkan kemungkinan hasil investasi terbesar dibandingkan investasi pada obligasi dan pasar uang.
 Kelemahan:
 Risiko tinggi; nasabah berisiko kehilangan dananya dibandingkan jika berinvestasi pada obligasi atau
pasar uang. Kemungkinan kerugian akan dirasa lebih besar jika investasi tidak dilakukan dalam jangka
panjang.
- Dana Campuran (Managed Funds atau Balanced Funds)
Kelebihan:
 Penyeimbangan (Rebalancing); pengelola dana biasanya memastikan bahwa kombinasi saham, obligasi
dan dana di pasar uang terjaga melalui penyeimbangan sesuai dengan kondisi perkembangan ekonomi
atau iklim investasi. Kelemahan:
 Risiko investasi menengah; risiko tidak sebesar jika berinvestasi pada dana saham karena dana dipecah
pada beberapa instrumen investasi.
 Kapanpun sebuah perusahaan asuransi menawarkan lebih dari satu jenis dana kepada pemegang polis,
biasanya terdapat satu fasilitas untuk memindahkan sebagian atau semua uangnya dari satu jenis dana ke jenis
dana yang lain. Hal ini disebut switching.
Pengalokasian Dana
 Menyerahkan sejumlah dana (premi) sesuai kebutuhan perlindungan dan investasi, serta persetujuan dari
pemegang polis disebut sebagai “alokasi dana”.
- Pemegang polis menyerahkan dana dalam bentuk premi
- Perusahaan asuransi mengumpulkan jumlah premi tersebut
- Perusahaan asuransi mengalokasi dana yang disepakati ke dalam alternatif investasi
 Pemegang polis sesuai dengan risiko yang bersedia ditanggungnya dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu:
1) Konservatif (Low Risk taker/Risk Averse) – Berhati-hati dalam menghadapi risiko
Merupakan pemegang polis yang ingin memiliki risiko minimum dan puas dengan pengembalian yang
rendah.
2) Moderat (Neutral Risk Taker) – Netral dalam menghadapi risiko
Merupakan pemegang polis yang bersedia menanamkan dananya ke dalam investasi yang seimbang dengan
risikonya  bersedia menanggung risiko lebih besar untuk memperoleh laba lebih banyak.
3) Agresif (High Risk Taker) – Siap menanggung risiko tinggi
Merupakan pemegang polis yang siap menanggung risiko tinggi untuk memperoleh laba yang tinggi pula.
 Dana dari premi yang dibayar oleh pemegang polis dapat dialokasikan untuk sejumlah tujuan, tergantung dari tipe
pemegang polis dan kebijakan perusahaan. Secara umum semua perusahaan asuransi jiwa mengalokasikan
dana mereka sbb:
- Dana investasi pengembalian rendah
Jenis dana ini banyak diminati oleh tipe pemegang polis konservatif, yaitu yang berhati-hati dalam
menghadapi risiko. Alternatif investasi ini dipilih semata-mata atas pertimbangan faktor keamanan.
Dikarenakan hanya bersedia menanggung risiko minimum, maka hasil investasi yang diperoleh juga relatif
rendah.
- Dana investasi pengembalian menengah
Umumnya dipilih oleh tipe pemegang polis moderat. Risiko jenis dana ini relatif lebih tinggi dibanding dengan
risiko pada jenis dana sebelumnya, sehingga hasil investasi yang diperoleh relatif lebih besar pula.
Pilihan investasi ini ideal bagi pemegang polis yang menginginkan hasil investasi relatif lebih besar sekaligus
bersedia menanggung risiko relatif lebih tinggi.
- Dana investasi pengembalian tinggi
Umumnya dipilih oleh tipe pemegang polis agresif.

Karakteristik Asuransi Jiwa Unit Link

 Manfaat berinvestasi pada Polis Unit Link:


- Kemampuan
Asuransi jiwa unit link dapat menjadi alternatif yang murah bagi para pemegang polis untuk memperoleh
proteksi dengan premi rendah.
Produk ini juga membantu pemegang polis yang tidak mempunyai dana yang mencukupi untuk menjalani
program asuransi jiwa secara reguler sekaligus berinvestasi.
- Fleksibel
Pemegang polis unit link dapat membayar preminya dengan cara yang berbeda-beda, menambah dana
investasi, penarikan, penebusan, mengambil cuti premi dan mengubah Uang Pertanggungan secara mudah.
Oleh karena itu, sifatnya sangat fleksibel.
- Diversifikasi
Dengan dana unit link, pemegang polis memperoleh akses ke suatu portfolio yang sudah didiversifikasikan.
Diversifikasi dana akan menjaga pemiliknya dari penurunan satu harga saham yang curam atau bahkan
suatu sektor saham dalam portfolio tersebut.
- Manajemen Profesional
Profesional Fund Manager atau Manager Pengelola Dana Investasi Profesional dapat memudahkan
pemegang polis dalam mengelola dananya.
Perusahaan pengelola dana investasi mempekerjakan para peneliti, analisis investasi dan ahli strategi yang
akan mengelola investasi pemegang polis serta memberikan informasi, opini dan analisa yang berarti
sehingga pemegang polis memperoleh hasil optimal dari dana yang diinvestasikan.
- Administrasi
Pemegang polis tidak perlu pusing memikirkan perkembangan investasinya karena akan menerima laporan
tahunan dana investasinya yang akan dikeluarkan setiap tahun oleh perusahaan asuransi jiwa.
 Terdapat beberapa risiko yang perlu diketahui sebelum seseorang memutuskan untuk mengambil Polis Unit Link:
- Barter
Polis unit link tidak cocok bagi pemegang polis bertipe konservatif karena umumnya mereka lebih
menginginkan proteksi dan jaminan sejumlah nilai tunai dan nilai jatuh tempo.
Polis unit link lebih cocok untuk pemegang polis yang siap menerima fluktuasi nilai tunai dan nilai jatuh
temponya.
- Risiko Unit Link = Risiko Reksadana
Nilai unit bisa naik atau turun sesuai dengan aset terkait di dana tersebut. Sebab, nilai unit secara langsung
terkait dengan kinerja investasi.
- Bisa Jadi Mahal
Biaya potongan asuransi dapat membuat polis unit link terasa mahal. Ditambah dengan komisi penjualan dan
biaya pengelolaan yang berkala , bahkan biaya-biaya tersebut dapat menghabiskan hasil dana investasi pada
saat iklim investasi buruk.
 Jenis frekuensi pembayaran premi polis unit link:
- Premi Tunggal (single premium)
Premi dibayarkan satu kali saja untuk membeli unit.

- Premi Berkala (regular premium)


Premi dibayarkan secara berkala.
 Karakteristik polis asuransi jiwa unit link:
1) Proteksi
Proteksi dasarnya adalah proteksi meninggal, sebab polis unit link dibuat dan distribusikan oleh perusahaan
Asuransi Jiwa.
2) Menambah Dana (Top-Up)
Pemegang polis mempunyai pilihan untuk menambah dana kapan saja dengan menginvestasikan Premi
Tambahan dalam masa perlindungan Unit Link. Tambahan Dana dapat dilakukan sekali atau berulang-ulang.
3) Memindahkan Dana
Perusahaan Asuransi Jiwa umumnya menawarkan beberapa pilihan dana unit link bagi pemegang polis
sehingga mereka dapat memindahkan investasinya dari dana satu ke dana lain sesuai dengan profil risiko
dari pemegang polis.
Pemindahan dana dapat dilakukan secara “ad-hoc”, artinya bisa sekali atau berulang kali.
4) Penebusan Sebagian (Partial Withdrawal)
Para pemegang polis dapat dengan mudah mengakses dana investasinya sebab mereka memiliki hak untuk
menebus sebagian atau seluruh unit yang dialokasikan untuknya.
5) Alokasi Premi
Alokasi premi adalah premi yang akan dialokasikan untuk membeli unit dana investasi, sisanya digunakan
untuk memenuhi biaya asuransi yang dikenakan.
6) Harga Didepan (Forward Pricing)
Unit investasi yang dibeli biasanya menggunakan harga penawaran pada tanggal valuasi yang akan datang.
7) Cuti Premi (Premium Holiday)
Cuti premi adalah periode dimana pemegang polis tidak melakukan pembayaran premi reguler namun masih
dapat menikmati manfaat sesuai kontrak polis.
8) Manfaat Tambahan (Riders)
Unit investasi yang diberikan biasanya menggunakan harga unit (offer price) pada tanggal valuasi yang akan
datang.
 Jenis-jenis Biaya:
1) Biaya Awal Penjualan (Initial Cost)
Biaya ini adalah biaya yang dibayarkan di depan untuk perusahaan asuransi yang menjual dana. Biaya ini
bersifat satu kali saja dan tidak berkelanjutan.
2) Biaya Pengelolaan Dana (Fund Management Fee)
Adalah biaya yang dibebankan oleh pengelola dana untuk mengelola dana.
3) Biaya Manfaat (Benefit Charges)
Adalah biaya untuk manfaat asuransi. Biaya ini biasanya didanai melalui pembatalan sejumlah unit yang
senilai dengan biaya manfaat.
4) Biaya Polis (Policy Fees)
Adalah biaya yang timbul untuk menerbitkan polis.
5) Biaya Administrasi (Administrative Charges)
Adalah biaya yang digunakan sebagian besar untuk merawat data dan juga servis lainnya.
6) Biaya Penebusan (Surrender Charges)
Biaya penebusan adalah biaya yang dibebankan kepada klien apabila dia memutuskan untuk menebus
sebagian/seluruh polisnya sebelum suatu jangka waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk mengganti kerugian
perusahaan saat menerbitkan polis.
 Dua cara untuk menerbitkan polis asuransi jiwa unit link:
 Penerbitan polis dengan Harga Tunggal
 Penerbitan polis dengan Dua Harga
o Harga Penawaran (Offer Price)
Harga penawaran adalah harga dimana perusahaan asuransi jiwa mengalokasikan unit-unit ke polis
dari premi yang dibayar.

o Harga Permintaan (Bid Price)


Harga permintaan adalah harga dimana perusahaan asuransi jiwa akan menghargai unit bila
pemegang polis ingin menjual atau melakukan klaim atas polis. Harga permintaan umumnya lebih
rendah dari harga penawaran.
o Beda Harga Permintaan – Penawaran (Bid-Offer Spread)
Pada umumnya ada perbedaan lima persen antara harga penawaran dan harga permintaan.
 Keuntungan investasi dalam polis unit link dapat dihitung berdasarkan selisih harga unit pada saat masuk dengan
harga terbaru. Keuntungan inilah yang disebut dengan NAV (Net Asset Value) atau Nilai Aset Bersih
 Asuransi Jiwa Tradisional vs Asuransi Jiwa Unit Link
Asuransi Jiwa Unit Link Asuransi Jiwa Tradisional
1. Bertujuan untuk melindungi sekaligus berinvestasi 1. Bertujuan lebih pada perlindungan
2. Proses penarikan sangat fleksibel 2. Terdapat syarat-syarat penarikan
3. Biaya-biaya yang dikenakan sangat transparan 3. Biaya-biaya yang dikenakan tidak transparan
4. Pilihan investasi ditentukan klien 4. Pilihan investasi ditentukan perusahaan asuransi
5. Nilai investasi yang berjalan secara spesifik 5. Nilai investasi yang berjalan tidak dilaporkan
dilaporkan kepada klien
6. Pendapatan dari produk unit link lebih tinggi nilainya 6. Pendapatan dari produk tradisional tidak setinggi
daripada produk tradisional produk unit link
7. Asuransi jiwa unit link menggunakan Actual 7. Asuransi jiwa tradisional menggunakan Level
Premium Premium

BAB 11
Prosedur Klaim
 Klaim adalah tuntutan yang diajukan pemegang polis atau ahli waris terhadap pelayanan atau janji yang diberikan
penanggung pada saat kontrak asuransi jiwa dibuat.
 Jenis klaim adalah:
- Klaim Jatuh Tempo (Maturity Claim)
Dalam klaim jatuh tempo, pemegang polis bertahan hidup sampai kontrak polis berakhir atau sampai pada
jangka waktu yang telah ditentukan. Klaim jatuh tempo biasanya terjadi pada polis Dwiguna (Endowment).
- Klaim Lebih Awal (Early Claim)
Perusahaan asuransi jiwa tidak mengharapkan kematian dari tertanggung dalam jangka waktu kurang dari
dua tahun sejak dimulainya polis. Klaim yang tidak diharapkan ini disebut juga “Klaim Lebih Awal” dan akan
dilakukan investigasi secara menyeluruh.
- Klaim Kematian (Death Claim)
Klaim kematian terjadi pada saat tertanggung meninggal pada masa perlindungan polis atau masa asuransi
berlaku.
- Manfaat Kelangsungan Hidup
Manfaat kelangsungan hidup dapat dibayarkan sebelum tanggal jatuh tempo tapi hanya untuk sampai
periode tertentu.
 Departemen Klaim akan melakukan pengecekan awal untuk memverifikasi apakah klaim masih berlaku atau
tidak. Verifikasi berkisar pada pertanyaan seperti:
1) Apakah polis masih berlaku?
2) Apakah premi terakhir telah dibayar lunas?
3) Apakah seluruh persyaratan telah terpenuhi?
4) Adakah tendensi penipuan?
5) Apakah formulir klaim telah dilengkapi dan ditandatangani?
 Pemberitahuan klaim merupakan proses komunikasi antara penanggung dengan pemegang polis/ahli waris
ketika klaim muncul.
 Pemberitahuan Klaim Jatuh Tempo
Polis Dwiguna membayarkan klaim jatuh tempo. Penanggung, sebelum mengirim pemberitahuan kepada
tertanggung meyakini bahwa:
- Tertanggung atau pemegang polis yang sebenarnya dan identitasnya dapat dibuktikan
- Pemegang polis telah membayar seluruh preminya
- Pemegang polis telah menyerahkan bukti usianya
- Jika polisnya hilang, pemegang polis melaporkan kepada pihak penanggung dan mendapatkan surat
keterangan dari polisi
- Pemegang polis telah menyerahkan polis asli.
 Pemberitahuan Klaim Kematian
Klaim kematian dapat dibayarkan hanya ketika tertanggung meninggal dalam jangka waktu kontrak polis. Karena
hak untuk melakukan klaim muncul hanya setelah kematian tertanggung, kematiannya harus diberitahukan
kepada penanggung oleh ahli waris yang ditunjuk, keluarga atau atasannya didukung dengan data-data.
Pemberitahuan tersebut harus mencakup data-data pendukung sbb:
 Nomor polis
 Nama
 Tanggal kematian
 Penyebab kematian
 Hubungan dengan tertanggung
 Keterangan kematian dari instansi yang terkait
Penanggung dapat mengambil inisiatif untuk memproses klaim atas informasi yang diterima dari:
 Berita Kematian
 Agen Asuransi
 Berita koran atas terjadinya kecelakaan
 Prosedur Penyelesaian:
- Klaim Jatuh Tempo dan Manfaat Kelangsungan Hidup
1) Penanggung membayar klaim tersebut secara tunai atau cek atas nama pada saat jatuh tempo klaim.
2) Dalam hal klaim manfaat kelangsungan hidup, pengesahan yang diperlukan dibuat dalam catatan polis
sebelum mengembalikan dokumen polis kepada tertanggung.
3) Dalam hal orang dengan kelainan jiwa, sertifikat yang memenuhi syarat dari pengadilan harus diterbitkan.
4) Dalam hal tertanggung telah diputuskan pailit, sebelum polis jatuh tempo untuk dibayarkan, pengadilan
harus diberitahu mengenai tanggal jatuh tempo dan rincian lainnya.
5) Jika tertanggung dilaporkan telah meninggal setelah tanggal jatuh tempo tapi sebelum penerimaan
manfaat, klaim harus diperlakukan sebagai klaim jatuh tempo dan dibayar kepada ahli waris yang sah.
- Klaim Kematian
1) Klaim kematian dapat dibayarkan kepada ahli waris atau yang ditunjuk untuk menjaga berbagai
kemungkinan
2) Dalam hal tidak terdapat penunjukan atau ahli waris atas polis, bukti hukum atas hak dari wasiat harus
diterbitkan.
3) Jika pemberitahuan klaim diterima setelah tiga tahun sejak tanggal kematian, klaim dianggap batal.
4) Jika kematian telah terjadi dalam waktu dua tahun sejak dimulainya kembali polis, investigasi harus
dilakukan untuk mengetahui keabsahan klaim.
5) Bukti yang lengkap dari ahli waris tidak diperlukan oleh penanggung ketika jumlah klaim kecil, dan tidak
terdapat perselisihan di antara ahli waris atas klaim.
6)
BAB 12
Menjadi Agen Asuransi
Agenda:
 Agen Asuransi
 Prosedur dan Proses Penjualan
 Pelayanan Purna Jual
 Syarat dan Prosedur Menjadi Agen
Agen Asuransi
 Bisnis asuransi jiwa terdiri dari perusahaan, pembeli dan perantara.
 Pihak perusahaan asuransi jiwa merupakan pihak yang membuat, mendesain dan juga sebagai pemilik produk
asuransi jiwa.
 Perantara dapat disebut sebagai agen, yaitu orang atau badan hukum yang pekerjaannya menjual jasa asuransi
untuk dan atas nama perusahaan dimana ia bekerja.
 Secara umum definisi “agen” dalam asuransi diuraikan dalam:
- Undang-undang RI
 Menurut Undang-undang RI nomor 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, agen asuransi adalah
seseorang atau badan hukum yang kegiatannya memberikan jasa dalam memasarkan jasa asuransi
untuk dan atas nama penanggung.
 Menurut Peraturan Pemerintah RI no. 73 tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian,
pasal 27 ayat 1: “setiap agen asuransi hanya dapat menjadi agen dari 1 (satu) perusahaan asuransi”.
- Kamus Dewan Asuransi Indonesia
 Menurut Kamus Dewan Asuransi Indonesia, agen asuransi adalah orang atau badan hukum yang
pekerjaannya menjual jasa asuransi untuk dan atas nama perusahaan asuransi yang diageninya.
 Agen mewakili dan bertanggung jawab pada pemberi kuasa/perusahaan asuransi dimana ia bekerja.
Pemberi kuasa bertanggung jawab pada agen jika agen ceroboh dan menyebabkan kerugian, pemberi
kuasa mempunyai hak untuk mendapat ganti rugi dari agen.
- Kode Etik Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia
Menurut Kode Etik AAJI, agen asuransi jiwa adalah setiap orang (tenaga atau manager pemasaran) atau
badan hukum yang mempunyai kuasa bertindak untuk dan atas nama satu perusahaan asuransi jiwa dalam
memasarkan produk-produk asuransi jiwa.
- Pengertian Umum
Agen adalah seseorang/badan hukum yang ditunjuk oleh perusahaan asuransi jiwa untuk mendapatkan
bisnis baru dan melayani bisnis yang telah didapatkannya secara konsisten dan penuh tanggung jawab.
 Tugas Agen adalah:
- Mempelajari kebutuhan nasabah
Agen bertanggung jawab untuk mengajukan pertanyaan yang tepat guna mengetahui produk yang sesuai
kebutuhan calon nasabah.
- Menawarkan dan menjelaskan secara lengkap bagaimana produk berfungsi
Agen harus menjelaskan secara jelas dan terperinci:
 Fitur produk asuransi jiwa yang ditawarkan
 Manfaat produk tersebut bagi calon nasabah
 Persyaratan-persyaratan yang berkaitan dengan produk yang dimaksud
- Mengisi formulir/surat permohonan asuransi jiwa
Agen harus mengisi formulir bersama-sama calon nasabah. Pastikan calon nasabah memahami setiap
pertanyaan yang terdapat dalam formulir/SPAJ.
- Menyerahkan polis
Setelah polis diterbitkan oleh perusahaan asuransi jiwa, agen bertanggung jawab untuk mengirimkannya
secepat mungkin kepada nasabah dan meminta bukti penerimaan polis. Penyerahan polis menyelesaikan
proses penjualan dan memastikan keabsahan kontrak.
 Seorang agen harus menyiapkan segala sesuatu yang bersifat administratif.
- Surat Permohonan Asuransi Jiwa (SPAJ)
- Laporan Rahasia Agen
- Underwriting Medis dan Keuangan
- Informasi Penting
- Pemulihan Polis
- Klaim Jatuh Tempo
- Klaim Kematian
 Perusahaan asuransi jiwa menempatkan kepercayaan dan keyakinan yang sangat tinggi kepada para agennya.
Ada beberapa bentuk otoritas yang dimiliki agen:
- Otoritas Tertulis
Semua bentuk otoritas yang dinyatakan secara tertulis dalam kontrak keagenan
- Otoritas Implisit
Semua bentuk otoritas yang tidak dinyatakan secara lisan maupun tulisan dimana agen mengimplikasikan
kuasa yang mendukung tugasnya yang harus ia jalankan sesuai dengan otoritas tertulis.
- Otoritas Umum
Otoritas yang biasa dilakukan dimana seorang agen harus bertindak sesuai dengan kebiasaan yang lazim
berlaku di lingkungan ia bekerja.
- Otoritas Nyata (Apparent or Ostensible)
Segala tindakan yang mewakili pemberi kuasa yang menyebabkan pihak ketiga percaya bahwa agen
tersebut adalah wakil dari pemberi kuasa sehingga pemberi kuasa harus bertanggung jawab atas tindakan
sang agen.
Prosedur dan Proses Penjualan
 Proses penjualan terbagi atas enam langkah, yaitu:
1) Pra-pendekatan
Berarti persiapan untuk mendekati prospek.
2) Pendekatan
Merupakan tahap dimana Anda bertemu prospek secara tatap muka.
3) Wawancara
4) Keberatan
Banyak kesalahpahaman yang timbul dalam bisnis asuransi. Keberatan adalah hal yang wajar dan Anda
harus meresponnya dengan nada suara yang wajar pula. Jangan berargumentasi dengan prospek dalam
situasi apapun.
5) Penyelesaian
6) Layanan
Di bisnis asuransi jiwa, layanan merupakan hal yang sangat penting karena kontrak asuransi jiwa merupakan
suatu komitmen jangka panjang.
Pelayanan Purna Jual
 Agen berkewajiban melayani nasabah dengan sungguh-sungguh dan memiliki kepekaan terhadap kebutuhannya,
sehingga apapun kendalanya polis tetap aktif. Kegiatan ini disebut sebagai pelayanan purna jual.
 Langkah pelayanan agen asuransi:
1) Agen perlu segera memberitahu prospeknya bahwa polis akan diterbitkan.
2) Pemberitahuan tersebut dikirimkan lewat telepon, SMS ataupun e-mail, agar dapat segera diketahui oleh
prospek.
3) Premi tidak dapat dititipkan. Agen harus langsung mentransfer premi nasabah ke rekening perusahaan.
 Setelah nasabah menyerahkan premi pertama, seorang agen perlu melanjutkan pelayanan agar:
 Agen dapat tetap menjaga supaya polisnya terus aktif sehingga agen tetap menerima komisi
 Kepercayaan nasabah terhadap agen dan perusahaan dapat meningkat
 Diharapkan nasabah akan menghubunginya lagi jika ia ingin proteksi tambahan tertentu.
 Kegiatan purna jual agen asuransi:
1) Melayani penyerahan polis
Penyerahan polis lebih baik dilakukan langsung oleh agen sehingga dapat menjelaskan kembali manfaat dan
kondisi polis kepada nasabah.
2) Memberi pelayanan selama polis aktif
Pelayanan selama polis tetap aktif dimana nasabah membayar premi secara teratur. Agen harus selalu siap
menjawab dan melayani jika pemegang polis:
 Ingin menanyakan sesuatu tentang polisnya
 Ingin manfaat tambahan
 Ingin bertanya tentang isu menyangkut industri asuransi/perusahaan yang ia dengar dari berbagai
sumber.
3) Memberi pelayanan premi lanjutan
Lakukan evaluasi berkala dengan nasabah untuk memastikan bahwa produk yang telah diperoleh nasabah
tetap memenuhi kebutuhannya.
4) Memberi pelayanan reselling
Agen harus dapat membantu jika nasabah ingin membeli polis baru lagi.
5) Memberi pelayanan pemulihan polis
Agen bisa membantu nasabah menghidupkan kembali polis yang lapse, yaitu polis yang gagal dibayar
preminya oleh nasabah, dengan:
 Membantu nasabah melengkapi formulir
 Menyerahkan bukti kesehatan yang layak
 Menghitung dan menagih hutang premi beserta bunganya
 Menjelaskan alternatif terbaik untuk menghidupkan polis kembali
6) Memberi pelayanan untuk pengembangan prospek baru/referensi
Agen yang ingin memberi pelayanan purna jual yang baik selalu menyimpan dua catatan:
 Pedoman Prospek; data prospek yang didapat lewat saudara, teman dan nasabah atau sumber-sumber
lain.
 Daftar Pemegang Polis; yang dipergunakan agen untuk mengingatkan nasabah pada saat jatuh tempo
pembayaran premi atau membangun hubungan yang baik untuk mendapatkan kenalan (prospek) baru.
7) Memberi pelayanan klaim
Jika salah seorang nasabahnya meninggal, agen dapat menghubungi penerima manfaat dan membantu
mereka mengurus klaim sesegera mungkin.
8) Menyampaikan surat ucapan ulang tahun/hari raya
 Kesalahan umum yang dilakukan agen adalah menelepon nasabah hanya pada saat mengingatkan untuk
membayar polis.
Syarat dan Prosedur Menjadi Agen
 Persyaratan untuk menjadi agen asuransi diatur dalam Peraturan Pemerintah RI nomor 73 tahun 1992 tentang
Penyelenggaraan Usaha Perasuransian pasal 27. Pasal ini terdiri atas 4 ayat, yaitu:
Ayat 1:
Setiap agen asuransi hanya dapat menjadi agen dari 1 (satu) perusahaan asuransi.
Ayat 2:
Agen asuransi wajib memiliki perjanjian keagenan dengan perusahaan asuransi yang diageni.
Ayat 3:
Semua tindakan agen asuransi yang berkaitan dengan transaksi asuransi menjadi tanggung jawab perusahaan
asuransi yang diageni.
Ayat 4:
Agen asuransi dalam menjalankan kegiatannya harus memberikan keterangan yang benar dan jelas kepada
calon tertanggung tentang program asuransi yang dipasarkan dan ketentuan isi polis, termasuk mengenai hak
dan kewajiban calon tertanggung.
 Peraturan tambahan yang melengkapi Peraturan Pemerintah nomor 73 tahun 1992, yaitu:
1) Agen asuransi di Indonesia harus memiliki sertifikat dari asosiasi industri asuransi sejenis. (Pasal 7 ayat (2) a.
(5) dari Keputusan Menteri Keuangan nomor 425/KMK.06/2003 tanggal 30 September 2003).
2) Seorang agen atau tenaga pemasaran dapat memasarkan Produk Yang Dikaitkan Dengan Investasi apabila
yang bersangkutan memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Memiliki sertifikasi keagenan dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia;
b. Berpengalaman sebagai agen asuransi pada perusahaan yang bersangkutan sekurang-kurangnya 6
(enam) bulan;
c. Telah menyelesaikan pendidikan dan pelatihan mengenai Produk Yang Dikaitkan Dengan Investasi dan
dasar-dasar teori investasi; dan
d. Lulus ujian keagenan khusus untuk Produk Yang Dikaitkan Dengan Investasi yang diselenggarakan oleh
asosiasi terkait. (Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan nomor Kep-2475/LK/2004 tentang
Produk Asuransi Yang Dikaitkan Dengan Investasi dalam pasal 7).
3) Perusahaan asuransi dilarang mempekerjakan agen yang masih terikat dengan perusahaan asuransi lain
kecuali agen yang bersangkutan telah mengakhiri perjanjian keagenannya sekurang-kurangnya 6 (enam)
bulan. (Pasal 38 ayat (2) dari Keputusan Menteri Keuangan nomor 425/KMK.06/2003 tanggal 30 September
2003).

 Tahapan dalam proses yang harus ditempuh oleh seorang agen untuk bisa mendapatkan lisensinya adalah:
1) Direkrut perusahaan/peragenan asuransi
Calon agen mengikuti pendidikan dan pelatihan sesuai ketentuan perusahaan masing-masing. Agen harus
memiliki kontrak keagenan.
Begitu menjadi anggota perusahaan, agen akan didaftarkan ke AAJI untuk memperoleh Lisensi Sementara
(Temporary License) yang hanya berlaku selama 6 bulan.
2) Registrasi untuk belajar (oleh perusahaan)
Setelah agen bergabung 3 bulan, perusahaan akan mendaftarkan agen ke AAJI untuk mengikuti program
Lisensi Keagenan Penuh (Full License).
3) Pembelajaran
Agen harus memahami teori, konsep dan pengetahuan asuransi jiwa disamping produk asuransi jiwanya
sendiri.
4) Mengikuti ujian
Agen harus mengikuti ujian dalam waktu 6 (enam) bulan setelah memperoleh Lisensi Sementara (Temporary
License).
5) Lulus ujian
Agen yang lulus ujian lisensi diharapkan sudah memiliki tingkat kecakapan dan kompetensi yang memadai
dalam bidang asuransi jiwa.
6) Mendapat lisensi
Masa berlaku Lisensi Penuh adalah 2 tahun.
7) Perpanjang lisensi
Sebelum masa berlaku Lisensi Penuh kadaluarsa agen wajib memperpanjang lisensinya.
 Pelanggaran agen akan diberi sanksi secara bertahap tergantung bobot kesalahan dan dapat langsung masuk
dalam daftar terlarang jika tindakan agen bersifat kriminal.
Sanksi dapat berupa:
- Diberi surat peringatan;
- Diancam dengan UU RI no 2 tahun 1992;
- Pangkat diturunkan;
- Dilarang, tidak diperbolehkan menjadi agen asuransi di Indonesia lagi.

BAB 13
Etika Bisnis Asuransi Jiwa
Agenda:
 Jalur Pemasaran
 Aturan Dalam Asuransi Jiwa
 Kode Etik Agen
Jalur Pemasaran
 Tujuan pemasaran adalah memfokuskan pada kebutuhan klien dan mendapatkan keuntungan jangka panjang
melalui kepuasan klien.
 Perusahaan asuransi memilih jalur pemasarannya dengan cara:
1. Rencana penjualan perusahaan asuransi dievaluasi.
2. Manajemen mengkalkulasi pertumbuhan dan target penjualannya.
3. Kemampuan kantor pusat dan tenaga penjualan dievaluasi.
4. Prioritas ditentukan dan target disusun.
5. Satu atau lebih dari jalur distribusi dipilih serta digunakan untuk memasarkan produk.
 Jalur pemasaran secara umum dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu:
 Perantara
Merupakan agen yang menjual produk-produk asuransi. Pihak ini menawarkan produk asuransi dengan
menjual secara langsung pada klien dan mendapatkan komisi untuk setiap produk yang dijual. Perantara
penjualan digolongkan ke dalam dua kategori umum:
1. Distribusi melalui agen asuransi
2. Distribusi melalui bukan agen asuransi
 Lembaga keuangan
Yang termasuk ke dalam Lembaga Keuangan adalah:
1. Lembaga pembiayaan
2. Bank
3. Lembaga keuangan lain
 Penjualan langsung
Dengan sistem ini, produk perusahaan asuransi dipasarkan tanpa melalui jasa agen asuransi. Pemegang
polis dapat membayar premi mereka langsung kepada perusahaan asuransi. Surat-menyurat merupakan
metode paling lazim digunakan di sistem ini.
Aturan Dalam Asuransi Jiwa
 Agar petugas penjualan memiliki aturan main yang jelas dan pemegang polis terlindungi maka industri asuransi
jiwa membuat kode etik. Dengan demikian penjual/pemasaran:
1. Memiliki standar kode etik yang seragam.
2. Kepercayaan dan kesejahteraan pemegang polis tetap terjaga.
 Aturan dasar dalam kode etik asuransi jiwa:
- Berbagi risiko
Asuransi jiwa merupakan bisnis penghimpunan dana masyarakat dan berbagi risiko. Karena itulah, bisnis ini
harus dijalankan dengan integritas yang tinggi dan kode etik yang ketat serta dijalankan secara profesional,
dimana kepentingan nasabah harus ditempatkan di atas kepentingan penjual/pemasar (menghindari adanya
konflik kepentingan pribadi).
- Kepercayaan
Kepercayaan adalah landasan dasar dari bisnis ini. Karena itulah bisnis ini harus dilakukan dengan penuh
tanggung jawab dan sikap profesional. Kepercayaan pemegang polis harus terus dijaga dan dipelihara
dengan baik dan ditingkatkan.
- Keamanan
Agen asuransi jiwa harus berusaha memberikan rasa aman kepada setiap pemegang polis dan juga menjaga
kredibilitas perusahaan di mata masyarakat.
- Tepat waktu
Agen asuransi jiwa harus memberikan layanan yang efisien dan tepat waktu bagi pemegang polis, tanpa
melupakan kelengkapan da ketepatan data yang dibutuhkan.
- Surat Pernyataan
Seluruh karyawan dan agen asuransi jiwa wajib menandatangani surat pernyataan untuk menjalankan
aturan-aturan yang ditetapkan perusahaan.
- Kepatuhan
Pimpinan departemen bertanggung jawab dalam menjamin dijalankannya aturan main perusahaan dan kode
etik oleh setiap karyawan dan agen setiap saat.
- Pelanggaran
Setiap pelanggaran yang terjadi harus dilaporkan pada Dewan/Departemen Kode Etik Penjualan.
Dewan/Departemen ini wajib menyerahkan laporan bulanan kepada penanggung jawab Dewan Kode Etik
pada perusahaan asuransi jiwa berkaitan dengan pelanggaran yang terjadi dan tindakan yang diambil
dengan tembusan ke AAJI.
- Perilaku Kriminal
Seluruh kasus perilaku kriminal wajib dilaporkan secepatnya kepada pihak berwajib dan AAJI. Sebagai
akibatnya, Lisensi Keagenan petugas pemasaran akan dibatalkan, dan ybs tidak diperbolehkan lagi
melakukan aktivitas penjualan produk asuransi jiwa apapun.
Kode Etik Agen
 Prinsip kode etik asuransi jiwa:
P (Kepentingan pribadi) : menghindari adanya konflik kepentingan pribadi
T (Transaksi bersifat rahasia) : memastikan kerahasiaan transaksi tetap terjaga antara perusahaan asuransi
jiwa dengan pemegang polis dan nasabahnya
J (Jabatan) : menghindari penyalahgunaan jabatan
A (Adil) : memastikan adanya perlakuan yang adil bagi seluruh pemegang polis, dengan
pihak lain yang menggantungkan atau memiliki hubungan bisnis dengan
perusahan asuransi jiwa
M (Melengkapi data) : melengkapi dan memastikan ketepatan data yang diperlukan
I (Informasi) : menjaga penyalahgunaan informasi
N (Niat baik) : menjalankan bisnis dengan niat baik dan integritas yang tinggi
 Fidusia (pihak yang dapat dipercaya) adalah seseorang yang posisi dan
tanggung jawabnya melibatkan kepercayaan dan keyakinan yang tinggi.
 Tanggung jawab agen:
- Tanggung jawab terhadap masyarakat (Pemerintah)
- Tanggung jawab terhadap nasabah dan calon nasabah
- Tanggung jawab terhadap perusahaan
- Tanggung jawab terhadap diri sendiri
 Pelanggaran Kode Etik oleh petugas pemasaran/agen asuransi jiwa dapat
dibedakan berdasarkan:
- Perilaku kriminal
 Penipuan
Penipuan yang disengaja atau mis-representasi (penjelasan yang salah) yang sudah diketahui oleh
seseorang sebagai hal yang salah atau tidak diyakini sebagai hal yang benar.
Penyalahgunaan Dana Nasabah
Mengambil uang atau harta benda lain yang diterima dari klien untuk tujuan khusus dan secara salah
dialokasikan untuk tujuan/keperluan yang lain.
 Pemalsuan
Dengan sengaja/secara sadar membuat dokumen palsu dengan maksud bahwa:
a. Dokumen tersebut harus digunakan atau seolah-olah digunakan sebagai
dokumen yang asli, atau
b. Beberapa orang dibujuk dengan keyakinan bahwa hal/dokumen tersebut adalah
asli/orisinal).
Sanksi:
 Pemberian sanksi terhadap pelanggaran kode etik yang bersifat Perilaku
Kriminal diatur berdasarkan kontrak keagenan yang berlaku di perusahaan masing-masing. Sanksi
tersebut berupa pemutusan kontrak kerja sama keagenan sesuai dengan UU Republik Indonesia No. 2
Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, pasal 21 ayat 1 dan 5.
o Pasal 21 ayat 1: Barang siapa menggelapkan premi asuransi diancam dengan
pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp 2.500.000.000 (dua
milyar lima ratus juta rupiah).
o Pasal 21 ayat 5: Barang siapa secara sendiri-sendiri atau bersama-sama
melakukan pemalsuan atas dokumen Perusahaana Asuransi Kerugian atau Perusahaan Asuransi
Jiwa atau Perusahaan Reasuransi, diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan
denda paling banyak Rp 250.000.000 (dua ratus lima puluh juta rupiah).
 Perusahaan tempat petugas pemasaran/agen asuransi jiwa bekerja harus
segera melaporkan pada Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) berkaitan dengan black list terhadap
agen asuransi dan disirkulasikan kepada semua anggota AAJI. Bila sudah masuk black list, agen yang
bersangkutan tidak dapat lagi bekerja di industri asuransi jiwa.
- Perilaku menyesatkan
 Menahan informasi (sengaja menyesatkan nasabah dengan informasi yang
salah)
 Menempatkan kepentingan pribadi di atas kepentingan klien (agen asuransi jiwa
harus terbuka terhadap calon nasabah yang berkaitan dengan transaksi atau rekomendasi)
 Rebating (memberi potongan harga premi)
 Systematic Replacement (mengganti produk internal/eksternal secara sistematis
yang membahayakan klien)
 Twisting (membujuk pemegang polis untuk menebus polisnya dari perusahaan A
lalu membeli polis baru darinya di perusahaan B)
 Churning (pencampuradukkan kontrol atas banyaknya dan seringnya penjualan)
 Misrepresentasi (pernyataan atau ilustrasi yang menyesatkan atau perbandingan
yang tidak lengkap)
 Pemaksaan (agen asuransi jiwa menggunakan kekuasaan, pengaruh, posisi
atau moral terhadap calon nasabah untuk pembelian produk)
 Pembujukan (agen menawarkan untuk membayarkan premi yang kemudian
akan ditebus calon nasabah (menalangi premi); atau memberi hadiah jika membuka polis dimana agen
bekerja)
 Pernyataan kasar terhadap pesaing
 Penandatanganan formulir kosong (agen tidak boleh meminta nasabah
menandatangani formulir kosong).
Sanksi:
 Pemberian sanksi terhadap pelanggaran kode etik yang bersifat Perilaku
Menyesatkan diatur berdasarkan kontrak keagenan yang yang berlaku di perusahaan masing-masing.
Pemberian sanksi ditetapkan berdasarkan bobot kesalahan yang telah ditentukan oleh Departemen
Kepatuhan (Compliance Department) dari perusahaan asuransi jiwa yang terkait.

Tindakan sanksi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:


Surat Peringatan Sebagai Tenaga Pemasaran/Agen Sebagai Manager
(SP) Asuransi Pemasaran/Agency Leader
 (cc ke AAJI),  (cc ke AAJI),
diancam dengan UU RI No. 2 diancam dengan UU RI No. 2
Tahun 1992 Tahun 1992
SP 1  Tidak diberikan  Diturunkan levelnya
kesempatan masuk ke jalur 1 (satu) tingkat.
manajemen selama 2 (dua)
tahun.
 (cc ke AAJI),  (cc ke AAJI),
diancam dengan UU RI No. 2 diancam dengan UU RI No. 2
Tahun 1992 Tahun 1992
 Tidak diberikan  Tidak diberikan
SP 2 kesempatan masuk ke jalur kesempatan masuk ke jalur
manajemen selama 4 (empat) manajemen selama 4 (empat)
tahun. tahun.
 Diturunkan menjadi
tenaga pemasaran.
 (cc ke AAJI),  (cc ke AAJI),
diancam dengan UU RI No. 2 diancam dengan UU RI No. 2
Tahun 1992 Tahun 1992
 Dikeluarkan dari  Dikeluarkan dari
SP 3 perusahaan perusahaan
 Dilaporkan ke AAJI  Dilaporkan ke AAJI
(black list) dan disirkulasikan (black list) dan disirkulasikan
kepada semua anggota kepada semua anggota
asosiasi. asosiasi.
BAB 14
Lembaga Asuransi

Agenda:
 Peraturan, Kewenangan dan Hukum Asuransi Jiwa
 Struktur Organisasi Asuransi
Peraturan, Kewenangan dan Hukum Asuransi Jiwa
Pengenaan Pajak Peraturan perpajakan yang terkait dengan pajak penghasilan atas manfaat Asuransi Jiwa, termasuk
Asuransi Jiwa Unit Link, menyatakan bahwa pembayaran dari perusahaan asuransi pada individu atas asuransi
kesehatan, asuransi kecelakaan, Asuransi Jiwa, asuransi tujuan ganda (two-purpose insurance) dan asuransi beasiswa
tidak dikenakan pajak. Dalam hal pembayaran Asuransi Jiwa dengan unsur tabungan yang telah jatuh tempo, jika
pembayaran dari manfaat tabungan dilakukan dalam 3 tahun atau kurang dari itu, selisih dari manfaat tabungan yang
diterima dan premi yang dibayarkan wajib dikenai pajak yang sama dengan pajak pengasilan atas bunga tabungan atau
bunga deposito. Aturan-aturan Yang Terkait Produk asuransi jiwa di Indonesia diatur oleh Undang-undang Asuransi No.
2 Tahun 1992. Undang-undang ini mengatur badan usaha asuransi dan pelaksanaannya, yang menyangkut instansi-
instansi: Biro Perasuransian, BAPPEPAM & LK, dan Departemen Keuangan Republik Indonesia. Berdasarkan Keputusan
Dirjen Lembaga Keuangan No. KEP-2475/LK/2004 Pasal 1: “produk asuransi jiwa yang terkait dengan investasi”
merupakan produk asuransi jiwa yang mengandung unsur kematian yang disebabkan oleh kecelakaan dan unsur
investasi yang merujuk pada hasil investasi pasar. Lisensi Perusahaan Asuransi Jiwa Sesuai Undang-undang No. 2
Tahun 1992, sebuah perusahaan asuransi tidak diizinkan melakukan usaha di Indonesia kecuali terdaftar dan memiliki
lisensi operasional dari Departemen Keuangan RI. Sebuah perusahaan asuransi wajib mendaftarkan seluruh produknya,
termasuk Polis Asuransi Jiwa Seumur Hidup (Lifelong Life Insurance Policy), Tujuan Ganda (Two-Purpose), Asuransi
Berjangka (Term Insurance), Anuitas (Annuity). Sebuah produk tidak dapat dipasarkan jika terdapat keberatan yang
diajukan Departemen Keuangan maksimal dalam waktu 2 (dua) minggu. Produk Asuransi Jiwa Unit Link dan/atau
semacamnya harus memenuhi persyaratan tambahan berikut yang tercantum dalam pasal 5 Surat Keputusan Menteri
Keuangan No. 422/KMK.06/2003:

 Perusahaan tersebut wajib memiliki tenaga ahli yang kompeten dengan pengalaman sekurang-kurangnya tiga
tahun sebagai Wakil Manager Investasi.
 Perusahaan tersebut wajib memiliki sistem informasi yang memadai.
 Menurut Pasal 6 Keputusan Menteri Keuangan No. 424/KMK.06/2003, perusahaan yang memasarkan produk
asuransi wajib memenuhi tingkat solvabiitas yang disyaratkan dan tidak sedang dikenakan sanksi administratif.

Batas Investasi Batas dana yang dialokasikan untuk investasi diatur oleh Surat Keputusan Menteri Keuangan No.
424/KMK.06/2003 Bagian 5 Pasal 21 ayat 2 Kekayaan dari produk asuransi (yang terkait investasi) dapat diinvestasikan
pada:

a. Kas dan bank


b. Deposito Berjangka dan Sertifikat Deposito, termasuk deposito on-call, serta deposito berjangka setahun atau
kurang dari itu
c. Saham yang tercatat di Bursa Efek
d. Obligasi dan surat berharga jangka menengah (Medium term notes)
e. Unit penyertaan reksadana
f. Surat berharga yang diterbitkan atau dijamin oleh Pemerintah atau Bank Indonesia.

Jika perusahaan asuransi jiwa menginvestasikan dananya di luar negeri, nilai dari investasi dapat digunakan sebagai
dasar penghitungan pembatasan, yang merupakan nilai dari semua jenis investasi kecuali kas dan bank (seperti diatur
dalam Pasal 24 ayat (2) KMK Nomor 424/KMK.06/2003 tanggal 30 September 2003):

a. Saham yang tercatat di bursa efek, untuk semua emiten tidak melebihi 10% (sepuluh per seratus) dari jumlah
investasi;
b. Obligasi dan Medium Term Notes, untuk masing-masing penerbit tidak melebihi 10% (sepuluh per seratus) dari
jumlah investasi;
c. Penyertaan langsung (saham yang tidak tercatat di bursa efek), mengacu pembatasan investasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf e dan Pasal 18 ayat (1) huruf e;
d. Jumlah seluruh penempatan investasi di luar negeri tidak melebihi 20% (dua puluh per seratus) dari jumlah
investasi.

Penghitungan Aset Unit Link Berdasarkan Keputusan Dirjen Lembaga Keuangan No. KEP-2475/LK/2004 Pasal 6
penghitungan aset unit link adalah sebagai berikut: Ayat (1) Perusahaan Asuransi Jiwa wajib melakukan perkembangan
dana investasi kepada pemegang polis sekurang-kurangnya sekali dalam satu tahun. Ayat (2) Pelaporan perkembangan
dana sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) memuat sekurang-kurangnya hal-hal sebagai berikut:

a. Nilai unit dan harga unit per tanggal valuasi untuk periode berjalan dan periode lalu;
b. Nilai unit dan harga unit yang dibeli dalam periode berjalan;
c. Nilai unit dan harga unit yang dijual dalam periode berjalan;
d. Rincian biaya (charges) yang sekurang-kurangnya terdiri dari biaya awal (initial charge), biaya pengelolaan
(management fee), biaya mortalita (mortality cost) dan biaya pertanggungan tambahan (riders);
e. Besar uang pertanggungan kematian pada akhir periode berjalan;
f. Nilai tunai netto (net cash surrender value) pada akhir periode berjalan;
g. Saldo pinjaman polis, bila ada, pada akhir periode berjalan;
h. Hasil investasi bersih untuk jangka waktu sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun terakhir, bila tersedia, untuk setiap
dana investasi;
i. Perincian jenis investasi untuk setiap dana per tanggal pelaporan.
Pengungkapan Informasi Produk Asuransi Jiwa Peraturan tentang pengungkapan informasi produk asuransi
jiwa di Indonesia diatur dalam: Pasal 8 No. 422/KMK.06/2003 dan Pasal 5 Keputusan Dirjen Lembaga Keuangan
No. KEP-2475/LK/2004.

Ketentuan Produk Yang Terkait Investasi Ketentuan mengenai klaim diatur dalam Keputusan Menteri keuangan No.
422/KMK.06/2003 Pasal 25, 26, dan 27. Nilai Minimum Klaim Kematian Produk Unit Link Ketentuan Nilai Minimum
Klaim Kematian Produk Unit Link ditentukan dalam Pasal 2 Keputusan Dirjen Lembaga Keuangan No. KEP-
2475/LK/2004 adalah sbb: Produk yang dikaitkan dengan investasi harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. Besar uang pertanggungan kematian sekurang-kurangnya sebesar:


1. Yang lebih besar antara Rp 10.000.000 (sepuluh juta rupiah) dan 125% (seratus dua puluh lima per seratus)
dari premi sekaligus, untuk polis dengan pembayaran premi sekaligus;
2. Yang lebih antara Rp 5.000.000 (lima juta rupiah) dan 5 (lima) kali premi tahunan, untuk polis dengan
pembayaran premi berkala;
b. Besar uang pertanggungan kematian untuk polis dalam mata uang asing sekurang-kurangnya:
1. Yang lebih besar antara US$ 1,000 (seribu dolar AS) atau yang setara dengan itu untuk mata uang asing
lainnya dan 125% (seratus dua puluh lima per seratus) dari premi sekaligus, untuk polis pembayaran premi
sekaligus;
2. Yang lebih antara US$ 500 (lima ratus dolar AS) atau yang setara dengan itu untuk mata uang asing lainnya
dan 5 (lima) kali premi tahunan, untuk polis dengan pembayaran premi berkala;

Struktur Organisasi Asuransi

 Menurut UU No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, di Indonesia terdapat empat badan hukum yang
terbentuk:
- Perusahaan Perseroan (PERSERO)
- Koperasi
- Perseroan Terbatas
- Usaha Bersama (Mutual)
 Tugas Departemen Organisasi Perusahaan Asuransi:
- Departemen Keagenan
 Mengangkat Agen dan Supervisor agensi serta terlibat dalam mendapatkan bisnis baru dari aplikasi
bisnis baru tersebut;
 Supervisi dan membantu semua yang berhubungan dengan penjualan;
 Mengelola kegiatan kontes/insentif penjualan bagi agen;
 Menempatkan departemen pendidikan dan pelatihan keagenan untuk mengelola kegiatan untuk
memenuhi kebutuhan pelatihan keagenan
- Departemen New Business/Underwriting
 Melakukan proses aplikasi baru;
 Memutuskan untuk menolak atau menerima aplikasi;
 Mengkategorikan penerimaan kasus;
 Menerbitkan tanda terima premi pertama;
 Mendaftarkan atau menghilangkan pemeriksa kesehatan yang telah disetujui sebelumnya – umum atau
khusus;
 Mengkaji batas underwriting tanpa medis sejalan dengan kondisi yang terus berubah;
 Membayar tagihan medis bagi pemeriksaan medis oleh dokter resmi;
 Underwriting medis biasanya dibantu oleh penasehat medis perusahaan;
 Persiapan dan penerbitan polis.
- Departemen Pelayanan Polis
 Mengelola administrasi pois terkini;
 Mengelola file pembayaran polis terkait;
 Mengelola akun terkini dari pinjaman dan bunga, baik yang telah dibayar maupun yang outstanding;
 Memastikan perawatan polis dan pinjaman sesuai dengan batasan kustodi;
 Menerbitkan premium notice dan reminder notice;
 Memastikan nilai tunai cukup untuk membayar premi yang outstanding dan premi serta bunga
dibebankan ke dalam Automatic Premium Advance system;
 Melaksanakan sistem investigasi fraudulent claims untuk menjaga perusahaan.
- Departemen Legal dan Kepatuhan
 Bertanggungjawab kepada pemegang saham untuk memastikan seluruh ketentuan dan peraturan
perusahaan, regulasi asuransi dan regulasi lainnya terpenuhi.
- Departemen Aktuaria
 Menghitung premi;
 Melaksanakan valuasi aktuaria setiap saat sesuai yang diatur oleh regulasi asuransi, biasanya setahun
sekali;
 Menetapkan kesehatan (solvency) perusahaan melalui valuasi actuarial;
 Merekomendasikan tingkat bonus untuk dideklarasikan;
 Memonitor pengalaman perusahaan berkaitan dengan moralitas dan mengusulkan perubahan
kebijaksanaan dari waktu ke waktu.
- Departemen Akuntansi
 Bertanggungjawab atas kumpulan akun dan memastikan keakuratannya sebelum melakukan
pembayaran.
- Departemen Investasi
 Memastikan tidak ada dana yang tidak diinvestasikan;
 Menginvestasikan dana untuk memberikan hasil investasi yang baik sesuai dengan tingkat keamanan
dana;
 Menginvestasikan dana sesuai dengan regulasi.
- Audit
 Mengaudit laporan akun perusahaan sebelum diserahkan kepada regulator atau rapat pemegang saham,
yang sebelumnya telah disetujui oleh rapat pemegang saham.
- Departemen HRD Sumber Daya Manusia
 Memformulasikan kebijaksanaan perusahaan yang berkaitan dengan rekrutmen, pelatihan dan
pemberhentian karyawan;
 Menetapkan tingkat kompensasi karyawan dan rencana pelatihan serta pengembangan karyawan;
 Memastikan perusahaan patuh pada undang-undang, peraturan dan regulasi;
 Mengatur data dan kompensasi administrasi karyawan seperti gaji pokok, tunjangan, fasilitas dan hak
karyawan seperti cuti dsb.
- Departemen IT/Informasi Teknologi
 Mengelola sarana teknologi informasi seluruh perusahaan;
 Mengembangkan dan merawat sistem komputer perusahaan;
 Membantu departemen lain untuk mengembangkan, membeli dan menggunakan sistem komputer dan
perangkat lunaknya serta mengelola data dan administrasi produk;
 Mengelola jaringan komputer perusahaan, mengelola data perusahaan dalam file komputer dan
melakukan analisa berbagai jenis komputer yang digunakan perusahaan.
- Departemen Marketing dan Komunikasi
 Melakukan riset pasar untuk mengidentifikasi target nasabah;
 Bekerjasama dengan departemen lain di perusahaan untuk mengembangkan produk baru dan
mengembangkan yang ada untuk memenuhi kebutuhan nasabah;
 Mengembangkan dan mengelola sistem distribusi produk perusahaan;
 Menyiapkan kampanye tentang perusahaan dan produk, termasuk mempersiapkan materi promosi;
 Mengelola hubungan dengan pemerintah dan industri pada umumnya.
- Departemen Kanal Distribusi Non-Agen
 Mengelola pengembangan dan penjualan produk asuransi melalui kanal distribusi lain di luar keagenan,
seperti Bancassurance.
- Departemen Group dan Employee Benefit
 Menjual asuransi untuk karyawan-karyawan perusahaan.
 Berdasarkan Undang-undang dan Peraturan yang berlaku di Indonesia, setiap pihak yang menyelenggarakan
usaha perasuransian wajib mendapat ijin usaha dari Menteri Keuangan RI. Dalam hal ini, Menteri Keuangan
berperan sebagai regulator asuransi di Indonesia.
 Sebagai regulator, Menteri Keuangan melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap perusahaan asuransi.
Menteri Keuangan juga melakukan pemeriksaan berkala atau setiap waktu, apabila diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai