Anda di halaman 1dari 4

1 TINGKAH LAKU AYAM

2 TINGKAH LAKU Reaksi organisme terhadap rangsangan tertentu atau sikap yang
ditunjukkan sebagai reaksi terhadap lingkungannya Untuk mendapatkan produksi dan efisiensi
maksimal dengan cara memanfaatkan tingkah laku positif dan mengurangi/menghilangkan
tingkah laku negatif.

3 POLA TINGKAH LAKU Suatu segmen tingkah laku yang diorganisir dan mempunyai fungsi
khusus Bersifat baka, tetapi dapat diubah melalui latihan (lingkungan) Pola tingkah laku yang
terbentuk tanpa proses belajar insting/naluri dan refleks Anak ayam yg baru menetas akan
menciap memanggil induknya karena dingin, anak itik secara naluriah bisa berenang tanpa
diajari Pada ayam yang didomestikasi atau hasil seleksi sifatnya lebih stabil

4 POLA TINGKAH LAKU

5 POLA TINGKAH LAKU

6 PROSES BELAJAR PADA AYAM


Simple Learning/Pembelajaran Sederhana: latihan dan pengalaman Habituation: membiasakan
diri terhadap atau mengabaikan rangsangan tertentu Conditioning: ayam memberikan respon
terhadap rangsangan tertentu Imprinting (Socialization): tertarik kepada sesuatu yang bergerak
Memory: kemampuan untuk mengingat atau mengingat kembali hal yang telah dipelajari atau
dialami

7 Imprinting

8 PROSES BELAJAR PADA AYAM


Complex Learning/ Pembelajaran Kompleks: kecerdasan Adalah kemampuan untuk
mendapatkan dan menerapkan pengetahuan kemampuan untuk belajar dari pegalaman dan untuk
memecahkan masalah

9 SISTEM PENGINDERAAN Penglihatan dan pendengaran berkembang paling baik, sehingga


sangat berperan dalam tingkah laku sosial, sistem komunikasi, dan respon terhadap ancaman dari
luar Penglihatan: dapat membedakan bentuk, ukuran dan warna: ayam menyukai warna ungu dan
jingga dan tidak menyukai warna hijau Pendengaran: merupakan sistem komunikasi utama
antara anak dan induk Pengecap: sangat peka terhadap rasa pahit, toleran terhadap rasa asin
sampai dengan konsentrasi 0,9% larutan garam, dapat membedakan sumber karbohidrat
Penciuman: kurang berkembang Peraba: berfungsi baik, kontak dengan telur saat mengerami,

10 Pendengaran (komunikasi induk-anak)

11 Pendengaran (komunikasi induk-anak)

12 Menghangati Anak
13 SISTEM TINGKAH LAKU Tingkah Laku Makan (ingestive behavior) dan minum
Ayam mematuk; itik menyodok Makan untuk memenuhi kebutuhan energi Jumlah konsumsi
dipengaruhi oleh: kandungan energi ransum, keambaan ransum, suhu lingkungan Anak ayam
baru mulai mematuk (merasa lapar ?) pada hari kedua setelah menetas Faktor penting dalam
memberi makan ayam: Lebih menyukai makanan berbentuk butiran Kebutuhan luas tempat
pakan bertambah dengan bertambahnya umur Makan lebih banyak bila ada kompetitor atau ada
suara feeding model Jumlah ayam yang makan dalam suatu kelompok dipengaruhi oleh adanya
dominasi, rasa lapar, luas tempat pakan

17 SISTEM TINGKAH LAKU Tingkah Laku Membuang Kotoran (eliminative behavior) Feses
dan urine bersatu (ekskreta), komponen utama urine asam urat Dibuang di sembarang tempat
secara acak Pada malam hari, bila bertengger, maka dibuang di tenggeran

18 SISTEM TINGKAH LAKU

19 SISTEM TINGKAH LAKU Tingkah Laku Seksual (sexual behavior)


Meliputi tingkah laku merayu dan kawin, dipengaruhi hormon (Tarian Waltz) Hewan
polygamous, namun baik jantan maupun betina cenderung tidak kawin acak Hal-hal yang
berhubungan dengan tingkah laku seksual: Pengalaman sosial dan aktivitas hormonal Waktu
pemisahan jantan dan betina dari suatu kelompok Dominasi seekor pejantan dalam kelompok
yang memiliki beberapa ekor pejantan Dominasi diantara beberapa betina yang terlibat
Perbedaan frekuensi mengawini dari seekor pejantan dalam kelompok yang berbeda

21 SISTEM TINGKAH LAKU Tingkah Laku Keibuan (maternal behavior)


Sifat mengeram (dipengaruhi oleh hormon prolactin) Mesin tetas menggantikan peran induk
sebagai pengeram, seleksi untuk menghilangkan sifat mengeram Membuat sarang Melindungi
anak di bawah sayap Memanggil anak saat menemukan makanan atau ada bahaya

26 SISTEM TINGKAH LAKU Tingkah Laku Bertarung (agonistic behavior/combat)


Jantan lebih agresif dari betina, pada keadaan tertentu betina yang lebih agresif (beranak)
Tingkah laku meliputi reaksi-reaksi yang berhubungan dengan adanya konflik, seperti bertarung,
terbang, dll. Dipengaruhi oleh hormon testosteron, jantan kebiri lebih pasif Jarang terjadi
kamatian, pertarungan akan terus berlangsung sampai salah satu menyerah

28 SISTEM TINGKAH LAKU Tingkah Laku Saling Meniru (allelomimetic behavior) Bila salah
satu anggota kelompok melakukan suatu kegiatan tertentu, maka yang lain cenderung akan
melakukan hal yang sama, sehingga ayam pertama akan melanjutkan aktivitas tersebut Dengan
saling meniru timbul fenomena social facilitation, antara lain dapat mempengaruhi tingkah laku
makan dan timbulnya peck order

32 SISTEM TINGKAH LAKU Tingkah Laku Mencari Perlindungan (shelter-seeking behavior)


Perlindungan dari ancaman predator, sengatan sinar matahari, terpaan angin dan air hujan, dll.
Bila kedinginan, anak ayam maupun induknya akan berkerumum bersama

34 SISTEM TINGKAH LAKU Tingkah Laku Menyelidiki (investigative behavior)


Merupakan reaksi pertama bila di tempat baru Penyelidikan berlangsung dengan cara: melihat,
mendengar, merasakan, dan menyentuh Proses penyelidikan: berjalan perlahan mendekati objek,
berhenti dalam jarak dekat dengan objek, berputar dan kemudia pergi

37 BEBERAPA NORMA TINGKAH LAKU PENTING DALAM PRODUKSI TERNAK


UNGGAS (AYAM)
Locomotion (daya gerak) Sebelum domestikasi, ayam harus dapat bergerak mencapai makanan/
air minum (bila jauh ---- migrasi) Tetua ayam membuat sarang di atas pohon, namun ayam
modern karena ukuran tubuhnya lebih besar maka kemampuan terbangnya menjadi rendah
Thermoregulation (pengaturan suhu tubuh) Respons terhadap cekaman panas: meningkatkan
frekuensi pernafasan, mengurangi konsumsi ransum, meningkatkan penguapan, membuka mulut
dan panting Pada suhu rendah: ayam mempersempit luas permukaan tubuh dengan cara
membungkuk, menyembunyikan kepala di bawah sayap, mendekam (mengurangi pelepasan
panas lewat bagian yang tidak berbulu)

38 BEBERAPA NORMA TINGKAH LAKU PENTING DALAM PRODUKSI TERNAK


UNGGAS (AYAM)
Grooming (membersihkan diri) Bila tidak dikurung, ayam membersihkan diri dengan jalan
mandi debu Sleeping (tidur) Mencengkeram tenggeran erat-erat, kemudian saling merapat
Menutup mata dan menyembunyikan kepala dalam bulu sayap

41 TINGKAH LAKU ABNORMAL Seringkali berguna untuk mendeteksi penyakit secara dini:
ayam sakit biasanya makan sedikit, malas dan tidak aktif, memisahkan diri dari anggota
kelompok yang lain Terjadi penurunan produksi, fertilitas atau daya tetas telur Tingkal laku
abnormal pada ayam terkurung: canibalism/kanibalisme: Dapat terjadi pada semua kelompok
umur: pada anak ayam yang dipatuk biasanya jari dan ekor; pada ayam dewasa biasanya anus,
ekor, dan jengger Penyebab sebenarnya belum diketahui, dapat dikurangi dengan cara:
Debeaking, mengurangi tingkat kepadatan dalam kandang, memperkecil ukuran kelompok,
mengatur intensitas dan lama pencahayaan, secara bertahap mengganti ransum

43 HUBUNGAN SOSIAL Semua tingkah laku yang disebabkan oleh atau dipengaruhi oleh
ayam lain, misalnya: “memasukan ayam ke dalam suatu kelompok yang sudah mapan, akan
menyebabkan ayam dominan menjadi lebih agresif, ayam lemah menjadi lebih gugup dan
menulari anggota kelompok yang lain”

44 HUBUNGAN SOSIAL Dominasi


Pada ayam urutan tingkat sosial disebut peck order Kelompok mapan ---- urutan tingkat sosial
mapan, jarang terjadi konflik karena ayam lemah akan terus mengalah dalam segala hal Faktor-
faktor yang mempengaruhi tingkat sosial: Umur, ayam muda dan ayam tua menempati urutan
terbawah Pengalaman sebelumnya, ayam subordinate, biasanya tetap subordinate Ukuran dan
bobot badan Sifat agresif atau sifat penakut

45 HUBUNGAN SOSIAL

47 HUBUNGAN SOSIAL Social Stress (cekaman sosial)


Perubahan dalam tingkah laku sosial dan rangsangan lingkungan yang mungkin akan
mempengaruhi pertumbuhan dan penampilan reproduksi Ayam domestik merupakan objek
berbagai cekaman, yang meliputi: suhu, kekurangan ransum dan air minum, ukuran kelompok,
tingkat kepadatan tinggi, penyakit, persaingan sosial

48 HUBUNGAN SOSIAL

58 Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai