Anda di halaman 1dari 37

PENATALAKSANAAN

VAKSINASI COVID-19

Dr. Dedi Winarto, SpPD


Dokter Spesialis Penyakit Dalam
RSUD Tugurejo Semarang
COVID-19 (Coronavirus disease 2019)
Disebabkan oleh SARS-CoV-2
Virus ini bersampul dengan RNA rantai tunggal
Genom ini memiliki 80% kesamaan dengan penyebab SARS
UV & Heat sensitive
TANTANGAN UTAMA
MUTASI
SARS COV-2
DETEKSI
SARS COV-2
PENEMUAN
VAKSIN

PENEMUAN
OBAT SIKAP
MASYARAKAT
TUJUAN VAKSINASI COVID-19
Competitor

1. MENURUNKAN ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT COVID-19

2. MENCAPAI KEKEBALAN KELOMPOK/HERD IMMUNITY UNTUK MELINDUNGI


KESEHATAN MASYARAKAT

3. MENJAGA PRODUKTIVITAS DAN MEMINIMALKAN DAMPAK SOSIAL DAN


EKONOMI

4. MELINDUNGI DAN MEMPERKUAT SISTEM KESEHATAN SECARA MENYELURUH


5
Clinical trial vaksin sebelum registrasi/lisensi dan pemasaran

• RISET PREKLINIKAL
• Menetapkan kandidat vaksin, konsistensi
• STUDI HEWAN
• Menilai respons imun dan daya lindung
• Keamanan
• FASE I
• <100 relawan, menilai keamanan
• FASE II
• Ratusan relawan berbagai, keamanan, efikasi
• FASE III
• Ribuan relawan, keamanan, konsistensi
• Dipasarkan
• FASE IV  Post Marketing Surveillance (PMS)
• Untuk mendeteksi KIPI yang jarang
• Menilai daya lindung jangka panjang

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


VAKSIN COVID-19 ”IDEAL” SECARA KLINIS

Respons imun yang kuat Vaksin SARS-CoV-2 yang ideal Kandidat vaksin harus
yang menghasilkan antibodi juga akan memicu kekebalan meminimalisir serious
penetral tahan lama terhadap limfosit-T yang kuat. adverse events (SAE) di
antigen SARS-CoV-2 Dapat mengenali virus, tempat suntikan atau secara
(misalnya S dan / atau N) memusnahkan, memblokir sistemik
sangat penting replikasi, memori yang baik agar
mencegah infeksi berulang
Dosis dan Cara Pemberian Vaksin COVID-19

Vaksin COVID-19 diberikan melalui suntikan intramuskular di bagian lengan


kiri atas.
Dosis dan cara pemberian harus sesuai dengan yang direkomendasikan
untuk setiap jenis vaksin COVID-19.
MANAJEMEN PRE VAKSINASI
REKOMENDASI PAPDI
Tentang Pemberian
Vaksinasi COVID-19 (SINOVAC/Inactivated)
REKOMENDASI PAPDI
Tentang Pemberian Vaksinasi COVID-19 (SINOVAC/Inactivated)
Rekomendasi ini disusun berdasarkan:
1. Data publikasi fase I/II mengenai Sinovac.
2. Data uji fase III di Bandung berupa proposal dan catatan pelaku
lapangan yang terlibat dalam uji klinis.
3. Data uji vaksin inactivated lainnya yang sudah lengkap (seperti
vaksin influenza, dsb), sedangkan data vaksin inactivated COVID-
19 (Sinovac) belum lengkap
REKOMENDASI PAPDI
Tentang Pemberian Vaksinasi COVID-19 (SINOVAC/Inactivated)
• Rekomendasi disusun spesifik untuk Sinovac, sehingga dapat
berubah sesuai dengan perkembangan laporan data uji klinis
Sinovac tersebut. Demikian pula dengan vaksin COVID-19 jenis
lain.
• Pada individu yang akan divaksin, jika terdapat lebih dari 1
komorbid/ penyakit penyerta sesuai tabel dan ada yang
belum layak divaksin, maka dipilih yang belum layak.
Kriteria Inklusi
Dewasa sehat usia 18-59 tahun.

Peserta menerima penjelasan dan


menandatangani Surat Persetujuan setelah
Penjelasan (Informed Consent).

Peserta menyetujui mengikuti aturan dan


jadwal imunisasi.
Kriteria Eksklusi
Pernah terkonfirmasi dan terdiagnosis COVID-19.

Mengalami penyakit ringan, sedang atau berat, terutama penyakit infeksi


dan/atau
demam (suhu ≥37,5°C, diukur menggunakan infrared thermometer/thermal gun).

Peserta wanita yang hamil, menyusui atau berencana hamil selama periode
imunisasi (berdasarkan wawancara dan hasil tes urin kehamilan)
Kriteria Eksklusi
Memiliki riwayat alergi berat terhadap vaksin atau komposisi dalam vaksin dan
reaksi alergi terhadap vaksin yang parah seperti kemerahan, sesak napas dan
bengkak

Riwayat penyakit pembekuan darah yang tidak terkontrol atau kelainan darah
yang menjadi kontraindikasi injeksi intramuskular
Kriteria Eksklusi
Adanya kelainan atau penyakit kronis (penyakit gangguan jantung yang
berat, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, diabetes tak terkontrol,
penyakit ginjal dan tumor hati berat, tumor, dll) yang menurut petugas medis
bisa mengganggu imunisasi sesuai keadaan kelayakan kondisi khusus.

Subjek yang memiliki riwayat penyakit gangguan sistem imun seperti respon
imun rendah
Kriteria Eksklusi
Memiliki riwayat penyakit epilepsi/ayan atau penyakit gangguan saraf
(penurunan fungsi sistem saraf) lainnya

Mendapat imunisasi apapun dalam waktu 1 bulan kebelakang atau akan


menerima vaksin lain dalam waktu 1 bulan kedepan

Berencana pindah dari wilayah domisili sebelum jadwal imunisasi selesai


Screen Shot 2021-01-04 at 00.15.35
Screen Shot 2021-01-04 at 00.15.35
Screen Shot 2021-01-04 at 00.15.35
Screen Shot 2021-01-04 at 00.15.35
Screen Shot 2021-01-04 at 00.15.35
Manajemen Post Vaksinasi
Peraturan Menteri Kesehatan
No 12/2017 tentang
Penyelenggaraan Imunisasi
Kejadian Ikutan
Pasca Imunisasi
(KIPI) adalah semua
kejadian medik yang
terjadi setelah
imunisasi, menjadi
perhatian dan diduga
berhubungan
dengan imunisasi
Vaksin itu aman !!!!!
Reaksi samping biasanya
ringan dan sementara,
seperti pembengkakan di
tempat suntikan atau
demam ringan.

Meski jarang  gejala serius


jarang terjadi.
Reaksi yang mungkin terjadi setelah imunisasi COVID-19
hampir sama dengan vaksin yang lain, yaitu
Reaksi Lokal:
• Nyeri atau bengkak pada tempat suntikan,
• Kemerahan,
• Abses pada tempat suntikan,
• Limfadenitis,
• Reaksi lokal lain yang berat, misalnya
selulitis

Reaksi Sistemik:
• Demam,
• Nyeri otot seluruh tubuh (myalgia),
• Badan Lemah,
• Pusing,
• Nafsu Makan
• Diare

Reaksi Lain:
• Reaksi alergi, urtikaria, dermatitis, oedem,
reaksi anafilaksis,
• Syok Anafilaksis,
• Sindrom Syok Toksik,
• Atralgia,
• Syncope (pingsan)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai