penokohan, perwatakan, alur cerita jelas, latar tempat serta waktu juga harus menjadi poin yang
penting untuk di perhatikan agar poni-poin tersebut mempunyai keterikatan yang harmonis. Nah,
berikut adalah contoh naskah drama 4 orang, yang berisi tentang seseorang pelajar yang hidupnya
gemar berfoya-foya.
Skenario Drama:
I) Permasalahan
Adam yang selalu menghambur-hamburkan uangnya untuk membeli sesuatu yang tidak terlalu
bermanfaat.
II) Komplikasi
Ryan yang selalu mengajak Adam untuk selalu nongkrong dan selalu memanfaatkan kondisi
keuangan Adam.
III) Catatan I
Wisnu, murid sederhana yang terkadang menjadi korban ketidak sewenangan mereka.
IV) Catatan II
Pria, teman yang selalu menyadarkan mereka jika terjadi perselisihan.
V) Kesimpulan
Akhirnya Adam dan Ryan sadar bahwa hidup boros selain melukai seseorang juga akan membuat
mereka menyesal di kemudian hari.
3. Karakter
a. Protagonis: Wisnu
b. Antagonis: Adam dan Ryan
c. Tritagonis: Pria
4. Latar
a. Tempat
Di dalam kelas
b. Waktu
c. Sosial
Adam tidak peka terhadap lingkungan sehingga di betindak sesuka hati dengan uang yang
dimilikinya.
Naskah Drama
Masih dalam suasana istirahat, wisnu tengah asik belajar membaca buku di dalam kelas. Kemudian,
datanglah seorang teman yang gaya hidupnya cukup jauh berbeda dengan Wisnu yaitu Adam.
Mereka pun asik dalam pembicaraan.
Sepuluh menit menjelang waktu masuk tiba, datanglah pria sahabat wisnu sambil membawa
makanan siomay untuk diberikan kepada wisnu teman sebangkunya.
Pria : wah...ada apa ini kayanya seru bener ngobrolnya...tumben kalian istirahat di kelas (tanya pria
kepada adam dan ryan)
Pria : ya terserah, ngga ada yang larang, cuman kelihatannya aneh aja
Adam : urusin tuh temen lu....
Ryan : gini loh, si wisnu udah nyuruh sahabat sejati gw buat nyumbangin sisa uang jajannya,
ya...adam ngga mau lah,,
Pria : kaya gitu aja dipermasalahin, niat wisnu kan baik sebagai temen, ya..ada baiknya saling
mengingatkan
Ryan : tuh kan bener...pasti ngemis-negemis minta di beliin ke pria...( sambil tertawa)
Pria : maaf ya...wisnu bukan teman yang seperti itu...
Pria : temen yang baik adalah temen yang selalu mengajak kepada kebaikan, teman yang selalu
mengingatkan jika temannya melakukan kesalahan, teman yang menjadi inspirasi bagi teman-teman
lainya. Itulah Wisnu...
Pria : sebagai makhluk sosialisasi yakni saling membutuhkan satu sama lain, pastinya kita tidak bisa
hidup sendiri, pasti suatu saat membutuhkan bantuan orang lain.
Pria : apalagi jika kita di titipkan rejeki yang banyak oleh Tuhan, apakah kita tidak malu jika uang
titipan tersebut kita habiskan dengan hal-hal yang tidak perlu, bahkan dalam harta kita ada 2,5 %
harta mereka yang ada pada kita.
Pria : ngga ada yang salah, akan tetapi ada baiknya kita memikirkan juga kepentingan orang lain
ketimbang harus memenuhi nafsu serta hasrat kita. Ada baiknya kita bisa hidup lebih sederhana
supaya terhindar dari sifat sombong
Ryan : ah...lu dam mau aja di ceramahin sama mereka, mending kita ke kantin yuk...
Pada saat itu pula adam pun mulai berpikir bahwa yang selama ini yang ia lakukan telah membuat
dirinya di cap sombong oleh teman-temannya. Dan akhirnya, adam tersadar kemudian langsung
minta maaf kepada Pria dan Wisnu terutama, sedangkan Ryan masih belum menyadari
kesalahannya.
Adam : ia juga ya...kalau begitu gw minta maaf yan nu, terima kasih juga buta pria yang udah
nyadarin gw.
Dan akhirnya, mereka bertiga saling berpelukan, dan tak lama bel masuk pun
berbunyi...kriiinggg...kringgg...kring...
Read more: http://www.contohdramakomedi.click/2014/06/contoh-naskah-drama-4-
orang.html#ixzz4YNvjnA1c
Judul : Derita Si Anak Idiot
Tema : Kesabaran
Genre : Komedi,Drama,Tragedi
Pemain :
Amanat :
“Sabar artinya Tahan dan tabah dalam menghadapi berbagai macam cobaan. Orang yang sabar
hatinya akan teguh dan berusaha mencari jalan keluar dari cobaan tersebut.
Dalam cerita ini maksud sabar yang di maksud adalah sabar menghadapi cobaan.
dan janganlah kita terlalu membentak,Menghina,Menjahili bahkan Meledek teman kita hanya
karena dia berbeda dari teman lainnya.”
Pagi hari di sebuah sekolah Elite di daerah Bekasi yang terkenal dan biasa disebut dengan
MTsN 1 Bekasi. (Madrasah Tsanawiyah Negeri Bekasi).
Dari luar pagar sekolah ini saja sudah terlihat akan kemewahan sekolah ini. Tentu saja sekolah ini
berbeda dari sekolah lainnya.
Karena Bangunan sekolah yang bagus serta Fasilitas yang cukup memadai membuat bayaran
terbilang cukup mahal untuk setiap bulannya. Sehingga,rata-rata siswa yang bersekolah disini
cukup mampu di bidang ekonomi keluarganya.
Seorang Murid baru itu dating masuk ke ruang kelasnya. Tampak dari kejauhan saja
sudah terlihat kondisinya berbeda dari murid lainnya.
Ia memang bukan berasal dari keluarga yang kaya. Namun, kesederhanaannya itu membuat ia
rendah hati. Dia juga cukup pintar dalam urusan belajar.
Dwiarti : “Assalamu alaikum.” Sapa salam Murid itu yang memasuki kelas.
Husna,Mayang,Shinta : “Waalaikum salam.” Jawab lembut Husna. Namun, berbeda dengan
mayang. Ia menjawab salam dengan jutek.
Husna : “Kamu murid baru ya disini?” Tanya Husna.
Dwiarti : “Iya. A-aku murid baru disini.” Jawabnya terbata di karenakan sedikit gangguan pada
organ bicaranya.
Husna : “Nama kamu siapa? Coba kenalin diri dong.” Suruh Husna.
Dwiarti : “N-nama aku Dwiarti. A-aku murid pindahan dari sekolah Al-Munir.”
Husna : “Namaku Husna. Dia Mayang dan disampingnya Shinta.Kenapa kamu pindah sekolah?”
Dwiarti : “A-aku pindah sekolah gara-gara rumah tante aku di dekat sini.
soalnya kedua orang tuaku sudah tidak ada. Jadi aku sekolah disini di bayarin Tante aku.” Ucap
Dwiarti polos.
Mayang : “Yaelah. Nggak mampu aja sok-sok an masuk sekolah disini.
Bayar SPP aja di bayarin orang. Hahahahh.” Tawa jahat Mayang yang membuat Dwiarti cukup
sedih.
Husna : “Mayang! Nggak boleh ngomong gitu.” Ucap Husna pada Mayang, “ Maaf ya. Aku
nanya begitu. Aku nggak tau kalau…” Ucap Husna terpotong.
Dwiarti : “N-nggak apa-apa kok,Husna.”
Husna : “Yaudah. Kursi di depan Mayangkan kosong.. kamu duduk disana aja.”
Dwiarti : “Iya.Husna,T-terima kasih.” Ucapnya langsung duduk.
Shinta :“Husna,tadi kamu di panggil Pak Huda buat ke ruang guru.
Cepet gihh,kamu kan ketua kelas.” Sahut Shinta.
“Iya, deh. Iya.” Jawabnya yang langsung pergi.
“Eh,anak baru. Siapa nama lo itu? Gue lupa.” Maki Mayang.
“Dwiarti,May.” Sambung Shinta.
Mayang : “Eh,iya. Pokoknya itulah..
Anak idiot. Nantikan Ulangan,Pokoknya lo harus ngasih tau jawaban lo ke gue!” Perintah
Mayang.
Dwiarti : “T-tapi. Kan ulangan nggak boleh di k-kasih tau jawabannya,Mayang.”
Mayang : “Udah selama nggak ada yang tau mah nggak apa-apa.
Lo mau nggak di temenin kita-kita? Hah?” Ancam Mayang.
Shinta : “Iya, lo mau emang?” Ancam Shinta juga.
Dwiarti : “I-iyadeh. N-nanti aku kasih tau jawabannya.” Ucap polos Dwiarti lagi.
Shinta : “Eh,Eh. May,Husnanya udah dateng.” Ucap peringatan Shinta yang membuat mayang
langsung duduk di tempatnya begitu pula Shinta.
Husna : “Temen-temen, Pak Huda ada urusan sebentar nah.
dia ngasih tugas Ulangan ini. Jadi,nggak ada yang boleh nyontek.
walaupun Pak Huda nggak ngeliat,tapi Allah ngeliat segalanya. Jadi tolong pas waktunya udah
habis langsung di kumpulin.” Ujar Husna .
Husnapun langsung membagikan kertas ulangan itu.
Semua murid di kelas itupun mengerjakan soal-soal ulangan itu,tapi hanya Mayang dan Shinta
yang tidak mengerjakan justru malah memainkan ponsel mereka.
Husna : “Temen-temen waktunya 5 menit lagi.” Ujar Husna.
Mayang : “Eh,Anak idiot mana kertas jawaban lu?” Tanya Mayang.
Dwiarti : “I-ini…” ucap polos Dwiarti memberikan hasil jawabannya.
Mayang : “Awas lu kalo nilai gue jelek! Nih,sekarang kertas jawaban gue buat lo aja.
dan kertas jawaban lo buat gue!” Ucap mayang yang langsung mengambil kertas itu.
Dwiarti : “T-tapi itukan punya aku. Waktunya juga mau habis.”
Mayang : “Mana gua peduli..” Maki Mayang yang mengganti nama kertas jawaban Dwiarti
menjadi namanya. Ia juga memberikan jawaban itu kepada shinta yang langsung menulis cepat
jawaban itu.sedangkan Dwiarti malah mengerjakan lagi kertas ulangan itu.
Husna : “Temen-temen waktunya udah abis.” Sahut Husna yang langsung mengambil hasil
jawaban mayang,shinta dan murid lainnya tak luput juga Dwiarti.
Dwiarti : “Hmmm.. H-husna,a-aku belum selesai ngerjainnya.” Sahut Dwiarti yang belum
menyelesaikan kertas ulangan itu.
Husna : “Maaf. Tapi,waktunya sudah habis,dan ulangan ini semuanya harus di kumpulin.” Ucap
Husna.
Mayang : “Udahlah. Siapa suruh lo belum selesai ngerjainnya!” Maki Mayang.
Dwiarti : “T-tapi..” ucap Dwiarti terpotong.
Shinta : “Lo mau kita semua di marahin??” Tanya keras Shinta.
Dwiarti :“Oh,y-yaudah deh. Ini..” ucapnya memberikan hasil ulangannya yang belum selesai.
Husnapun mengambil hasil ulangan semua murid di kelasnya dan pergi memberikan ke
Ruang guru.
Husnapun datang masuk ke kelasnya melihat teman barunya di Maki-maki oleh Mayang dan
Shinta.
Husna : “Astagfirullah Hal Adzim.
Mayang,Shinta! Kalian apa-apaan sih!
Dia itu murid baru disini,kalian bukannya menyambut dia malah mengejek dia.” Ucap Husna.
Mayang : “Alah terserah lo aja deh.
Nggak peduli gue.” Ucap Mayang cuek.
Husna : “Udah-udah. Ini ada tugas dari Wali kelas.
PR Hal 34-40 LKS. Besok di kumpulin.” Ucap Husna.
Husna sebagai ketua kelaspun memimpin do’a pulang dan para murid di kelas itu satu per
satu pergi termasuk Husna. Jadi,disana hanya tinggal Dwiarti,Mayang dan Shinta.
Mayang : “Eh,lo mau pergi kemana?” ucap Mayang seraya memukul meja di depan Dwiarti.
Dwiarti : “A-a-aku mau pulang.” Jawab Dwiarti ketakutan.
Shinta : “Bagus deh,kalau lo mau pulang.
ambil tuh..” ucap Mayang memberikan dua buku LKS miliknya dan milik Shinta.
Dwiarti : “K-kenapa k-kamu ngasih ke aku?” Tanya Dwiarti.
Shinta : “Alah,masa beginian doang nggak ngerti sih?” sambung Shinta.
Mayang : “Lo bawa tuh LKS dan pokoknya besok buku itu harus udah selesai semua!!” suruh
Mayang.
Dwiarti : “M-maksudnya?”
Shinta : “Alah nggak usah sok lugu deh!
lo kerjain tuh LKS punya gue sama punya Mayang.” Ucap Shinta.
Dwiarti : “T-taapi ini kan…” ucapnya terpotong.
Mayang : “Lo mau cari masalah sama gue? Hah??!!”ucap Mayang.
Dwiarti : “I-iya deh. Besok aku kasih ke kalian udah selesai semua.
aku pergi dulu.” Ucap pasrah Dwiarti yang langsung pergi membawa kedua buku LKS itu di
tangannya.
Mayang : “Hahahahhh…
sekarang kita bisa manfaatin dia. Iya,nggak Shin?” tawa jahat Mayang.
Shinta : “Iyalah.jadi kita nggak usah repot buat ngerjain PR.” Jawab Shinta.
Mayang : “Iya. Udah ahh,yuk pulang.” Ajak Mayang.
Mereka berduapun akhirnya pulang.
***************************************************************************
Keesokan harinya.
Terlihat sudah beberapa murid berada di dalam kelasnya. Termasuk Dwiarti,Mayang dan Shinta.
Namun Husna dan beberapa murid lainnya belum datang.
Mayang : “Mana? Lo udah kerjain belom PR kita?!!” Tanya Mayang menuntut.
Shinta : “Iya,lo udah kerjain belom?” sambung Shinta.
Dwiarti : “U-udah kok. Udah aku kerjain.
Tapi,ada lima sampai tujuh nomor yang belum aku kerjain.
S-soalnya a-aku ngantuk banget tadi malem.” Jawab Dwiarti memberikan LKS mereka.
Mayang : “APA??!! Belom lo kerjain?
kan gue nyuruhnya lo harus udah kerjain semuanya!
Coba,shin. Cek lks yang ada di tasnya. Cocokin jawabannya!
ntar,yang ada malah jawaban kita yang dia asalin lagi.” Suruh Mayang.
Mayang : “Iya,May.” Ucap Shinta.
Shintapun mengambil buku LKS yang berada di dalam tas Dwiarti, dan ia mencocokan hasil
jawaban yang tertera pada jawaban Dwiarti dan yang ada di buku mereka berdua.
Mayang dan Shintapun mengakui kesalahan mereka berdua. Kita harus mencontoh sikap
dari Dwiarti karena,dari keterbatasannya ia tetap bersabar dan tidak mengeluh dalam menghadapi
cobaan. Dan jangan mencontoh sikap dari Mayang dan Shinta.
Sebagai hamba Allah yang beriman,wajib hukumnya mempunyai sifat Sabar dalam menghadapi
cobaan.
Sabar artinya Tahan dan tabah dalam menghadapi berbagai macam cobaan. Orang yang sabar
hatinya akan teguh dan berusaha mencari jalan keluar dari cobaan tersebut.
Dalam cerita ini maksud sabar yang di maksud adalah sabar menghadapi cobaan.
dan janganlah kita terlalu membentak,Menghina,Menjahili bahkan Meledek teman kita hanya
karena keterbatasan kemampuan,dia berbeda dari orang lain atau tidak sempurna dari orang lain.
Karena sesungguhnya Kesempurnaan hanya milik Allah semata.”
Judul
“Restui Kami, Bunda”
Tema
Perjuangan cinta sepasang kekasih demi mendapatkan restu.
Naskah drama
Suatu hari di sebuah rumah besar dan mewah, terjadilah percekcokan antara ibu dan anaknya.
Bunda : Pokoknya Bunda tidak mau tau, kamu harus segera menikah dengan Nino, kalau tidak…
Elsa : Kalau tidak apa, Bunda? Bunda mau usir aku dari rumah ini? (sambil meneteskan air mata)
Bunda : Ah, pokoknya kamu harus nurut sama Bunda, jangan terus-terusan menolak!
Elsa : Tapi aku tidak mencintai Nino, Bun. Lagipula Nino bukan jodoh yang baik buat aku.
Bunda : Kamu tau darimana kalo Nino bukan yang terbaik untuk kamu? Nino itu pria yang baik dan
mapan, jadi kamu jangan sampai menolaknya!
Tanpa basa-basi, Elsa langsung berlari ke kamar meninggalkan ibunya yang daritadi memaksa agar
ia segera menikah dengan Nino, seorang pengusaha muda yang dikenal angkuh. Sejak lima tahun
lalu ayah Elsa meninggal dunia, sikap ibunya memang berubah drastis dari yang tadinya penyayang,
menjadi kasar dan luar biasa sombong.
Setelah menenangkan diri di kamar, Elsa memutuskan untuk sementara pergi dari rumah dan
mencari udara bebas yang sangat jarang ia dapatkan. Ya, layaknya seekor burung peliharaan yang
berada di sangkarnya, Elsa tidak bisa mengepakkan sayap untuk melihat dunia.
Menyelinap ke luar rumah tanpa sepengetahuan Bunda dan beberapa asisten rumah tangga sudah
berhasil dilakukan Elsa.
Elsa : Aduh aku mau ke mana lagi ya? Sepertinya sudah terlalu jauh dari rumah. (menggumam
sambil berjalan kebingungan)
Tiba-tiba ada dua orang tak dikenal yang menyekap Elsa dari belakang sambil menodongkan pisau.
Penjahat1 : Serahkan uangmu, jika tidak… (mendekatkan pisau ke arah leher Elsa)
Elsa : Toloooong!!!
Penjahat2 : Woy jangan berisik! Sekencang apapun kamu teriak, gak akan ada yang mendengar
apalagi nolongin kamu!
Tiba-tiba seorang pria berlari dan datang mendaratkan pukulan ke para penjahat. Ia adalah Aldi,
seorang buruh bangunan yang kebetulan lewat.
Perkelahianpun tak terbendung. Beruntung Aldi mempunyai ilmu bela diri, sehingga para penjahat
bisa ditaklukkan dengan mudah dan langsung kabur meninggalkan keduanya.
Elsa tersipu malu melihat sesosok pria yang berani menolongnya tadi. Berawal dari pertemuan yang
tak terduga itupun kedekatan antara Elsa dan Aldi tidak bisa dibendung lagi. Elsa lebih sering ke luar
rumah untuk menemui Aldi di tempatnya berkerja.
Elsa : Al, beberapa minggu yang lalu, Bunda selalu memaksaku untuk segera menikah.
Aldi : Oh ya? Mungkin ibumu sudah tidak sabar untuk segera memiliki cucu.
Elsa : Ya, kamu mau kan datang ke rumah untuk menemui Bunda?
Aldi : Tentu saja, aku sangat senang jika kamu berniat untuk memperkenalkan aku dengannya.
Kebahagiaan selalu terpancar ketika sepasang sejoli yang sedang jatuh cinta ini selalu bersama-
sama. Namun, hal tersebut tidak membuat Elsa bisa melupakan perjodohan antara dirinya dengan
Nino begitu saja. Keinginan ibunya masih menjadi kekhawatiran luar biasa mengingat Aldi bukanlah
pria dari keluarga yang kaya raya.
Keesokan harinya, Elsa mengajak Aldi datang ke rumah. Aldi tampak tidak percaya diri untuk
menyusuri gerbang menuju pintu rumah mewah dengan membawa sekotak kue untuk Bunda.
Betapa marahnya Bunda melihat Elsa tengah dekat dengan pria yang tidak jelas asal usulnya itu.
Saking marahnya, ia segera mengusir dan menolak mentah-mentah kedatangan Aldi. Sementara itu,
Elsa langsung mengunci diri di kamar.
Tiga hari berlalu, Elsa tak juga ke luar dari kamarnya. Bunda khawatir dan mulai berfikir betapa
kerasnya perlakuan yang sudah ia lakukan.
Tok-tok-tok
Bunda : Elsa, buka pintunya sayang. Sudah 3 hari kamu tidak keluar kamar, tidak makan. Nanti kamu
sakit. Maafkan Bunda ya nak.
Namun tak ada jawaban. Bunda segera meminta tolong semua asisten rumah tangga untuk
mendobrak pintu kamar Elsa.
Brakkkk
Bunda : Elsaaa!!! (terkejut melihat Elsa dalam kondisi yang tidak sadarkan diri)
Ia dan seluruh asistennya segera membawa Elsa ke rumah sakit. Tak lama kemudian, akhirnya Elsa
sadar dari pingsannya.
Kata-kata yang diungkapkan Aldi mengingatkan Bunda akan kenangan masa lalunya. Ayah Elsa pun
melontarkan kata-kata yang sama ketika memperjuangkan hubungan mereka. Seketika itu pula
Bunda tak ragu untuk menerima pria yang ada di hati puteri tunggalnya ini.
Bunda : Iya, Bunda restui hubungan kalian. Tolong jaga Elsa ya, Aldi.
Aldi : Baik Bun. Aldi pastikan Elsa akan bahagia selamanya.
Ketiganyapun larut dalam kasih sayang yang mendalam. Tulusnya cinta antara Aldi dan Elsa
membuat Bunda yakin bahwa Aldi adalah pasangan yang tepat untuk mendampingi Elsa.
-Selesai-
Read more: http://www.contohdramakomedi.click/2014/06/contoh-naskah-drama-tentang-
percintaan.html#ixzz4YNxH1ezb
Judul: Nasehat Dari Sahabat
Tema: Sosial (persahabatan)
Jumlah pemeran: 4 orang
Karakter:
Ani: Baik (suka menasehati)
Nani: Baik (suka dengan kebaikan)
Jordi: Jahat (suka menjahili orang)
Dendi: Baik (suka menegur temannya ketika salah)
Alur Drama
Pada pagi hari itu tepatnya di depan rumah Ani, Nani, Jordi dan Dendi sedang berkumpul. Tidak lama
kemudian si Ani keluar dari rumahnya mendengar ketiga temannya itu sedang ngobrol didepan
halaman rumahnya.
Nani:
Aku tadinya sih mau manggil kamu, tapi kamunya aja yang sudah keburu nongol. Nggak ada acara
kamu hari ini, An?
Ani:
Nggak ada tuh.. emang mau ngajak kemana kok kayaknya mau ngajak aku jalan gitu?
Nani:
Nggak kok, aku cuman nanya aja.. ya, sapa tahu aja kamu mau kemana gitu, kan biasanya kamu
padat acara.
Ani:
Nggak ada kok, hari ini aku stay dirumah aja.
Tiba-tiba Jordi menyampaikan idenya kepada teman-temannya untuk ngejahilin Lela yang biasanya
lewat didepan rumah Ani.
Jordi:
Eh teman-teman, aku ada ide nih!
Dendi:
Ide apaan tu?
Jordi:
Bisanya jam sgini kan Lela pasti lewat sini, gimana kalau kita kerjain dia. Setuju nggak kalian?
Dendi:
Ngerjain Lela?! Ah.. kamu ini jahat amat sih jadi orang!
Ani:
Iya tuh.. kenapa sih dari dulu kamu tuh nggak pernah berubah, Di. Dari dulu kerjaannya pengen
ngejahilin orang terus!
Jordi:
Biarin.. kan itu emang hobiku.
Nani berusaha untuk menyadarkan Jordi yang diusianya sudah menginjak 17 tahun, tapi sikapnya
masih saja seperti anak-anak.
Nani:
Jordi, kamu tu kan udah dewasa, mestinya tabiat buruk yang selama ini melekat pada diri kamu itu
sudah beransur menghilang, ini nggak malah sepertinya makin menjadi.
Ani:
Tuh.. dengerin kata si Nani, harusnya kamu tuh bisa bersikap lebih dewasa, dan kebiasaan kamu
yang suka ngejahilin orang itu sedikit demi sedikut harus kamu hilangin.
Karena Jordi anaknya memang keras kepala dan suka menganggu orang lain, maka dia tidak
mengedahkan nasehat teman-temannya.
Jordi:
Ah,,, masa bodoh kalian!
Melihat sikap si Jordi yang tidak juga sadar diri tentang kebiasaan buruknya, Dendi pun berusaha
menyadarkan Jordi.
Dendi:
Iseng itu emang boleh aja sih, Jordi. Tapi, kalau berlebihan kan nggak baik juga. Lela tu anaknya baik
dan pendiam, terus kenapa tega amat kamu mau ngerjain dia. Emang salah dia apa?
Ani:
Bener banget apa yang Dendi bilang. Justru kalau aku pas ngelihat Lela itu yang ada dihati ini malah
rasa hiba.
Jordi:
Iba? Emang kenapa kok harus ngerasa iba?
Ani:
Lela itu kan sudah nggak punya Ibu. Dia sehar-hari menghabiskan waktunya untuk membantu
ayahnya dagangan di pasar.
Jordi baru tahu kalau ternyata Lela sudah tidak memiliki ibu. Mendengar kabar tersebut, keinginan
Jordi untuk menjahili Lela pun pupus.
Jordi:
Oh.. begitu ya.. kasihan ya si Lela! Ya sudah deh, aku janji nggak bakalan ngejahilin atau ngerjain
Lela lagi.
Nani:
Bagus itu, tapi jangan hanya sama Lela dong! Sama siapapun kamu nggak boleh bersikap jahil. Itu
kan perbuatan dosa.
Ani:
Bener itu!
Jordi:
Ah.. kalian dikit-dikit dosa!
Semenjak itu, Jordi sudah tidak pernah menganggu Lela lagi, namun perangai buruknya masih saja
tidak berubah. Jordi sering membuat onar dikampungnya dan juga disekolahan.
Read more: http://www.contohskripdrama.click/2014/06/contoh-naskah-drama-4-orang-
tentang.html#ixzz4YNxoOU39
Ini dia Kiriman Dari Siswa Siswi SMA Negeri 2 selong yang mengirimkan Dialog
untuk 4 orang, katanya si ini tugas dari guru mereka, nah untuk membantu temen-
teman sekalian mereka ingin dialognya ini di publikasikan, kalau begitu langsung
saja di simak :
Sinopsis Drama Remaja
Jalil dan Umroh pada hari itu berusaha untuk memberikan pemahaman
kepada kedua temannya, yaitu Erna dan Lubis tentang betapa pendidikan
itu jauh lebih penting katimbang melakukan aktivitas-aktivitas yang tidak
bernilai.
Dialog Drama
Lubis:
Besok hari Minggu kalian pada mau kemana nih? Pasti ada acara jalan-
jalan ya?!
Erna:
Nggak tahu tuh.. aku belum punya rencana kemana-kemana.
Jalil:
Kalau aku mau stay dirumah aja. Aku mendingan belajar daripada jalan
kesana-kemari nggak jelas gitu.
Umroh:
Iya, aku juga sama dengan Jalil. Daripada keluyuran nggak jelas kan
mending belajar aja dirumah.
Jali dan Umroh memang berbeda dengan Lubis dan Erna. Jalil dan Umroh
adalah sosok remaja yang rajin belajar dan senantiasa memprioritaskan
pendidikan.
Lubis:
Kalian hari Minggu pun masih dipake untuk belajar?! kan selama tujuh hari
itu kita hanya punya satu hari untuk menenangkan diri, ngapain juga mesti
dipake untuk belajar.
Erna:
Iya, mereka ini rajin banget sih. Padajal belajar selama enam hari itu kan
juga sudah lebih dari cukup.
Umroh:
Berlibur itu emang perlu sih.. kita pastinya emang merasa jenuh jika setiap
hari hanya belajar dan belajar, tapi kit aharus ingat bahwa dengan banyak
belajarlah yang akan menjadikan kita sebagai anak yang pintar.
Jalil:
Iya, aku setuju dengan kamu, Umroh. Udahlah, aku sih bukannya melarang
kalau kalian mau jalan, tapi maunya aku tuh kalian tetap fokus sama
pendidikan. Jangan kebanyakan keluyuran, sementara pendidikan kalian
abaikan.
Erna:
Siapa bilang aku mengabaikan pendidikan. Aku juga belajar kok.. cuman
nggak serajin kalin sih..
Advertsiments
Umroh:
Nah itu dia, mulai sekarang kalian harus memberi waktu yang lebih banyak
untuk proses belajar kalian agar nantinya kamu bisa lulus dengan nilai
yang membanggakan.
Lubis pun dibuat terenung oleh nasehat temannya itu (betapa mereka ini
sangat mementingkan pendidikan katimbang bermain) bisik Lubis dalam
hati.
Lubis:
Ok, aku terima masukan kalian. Sepertinya apa yang kalian sampaikan itu
emang benar. Mulai sekrang aku harus lebih care dengan pendidikan.
Erna:
Iya juga ya.. ngapain aku harus ngebuang banyak waktu untuk tujuan yang
nggak jelas gitu, sementara pendidikan yang harusnya aku beri banyak
perhatian malah jadi terabaikan.
Sinopsis Drama
Dialog Drama
Dina:
Win, besok pagi kan libur sekolah.. kamu ada waktu nggak untuk nemenin
aku ke rumah tanteku?
Winda:
Besok? aku belum tahu ya.. emangnya kamu ada perlu apa kerumah tante
kamu?
Dina:
Aku disuruh ibuku nganterin barang titipan tanteku.
Winda:
Emangnya barang apa?
Dina:
Aku belum tahu. Entah apa barangnya. Gimana, kamu besok bisa apa
nggak?
Winda sebenarnya ada acara sendiri, namun dia sulit menolak permintaan
Dina.
Winda:
Ya sudah deh, besok aku anterin kamu. Jam berapa besok? aku kerumah
kamu atau kamu yang kerumahku?
Dina:
Terserah kamu deh, jam 8 atau jam 9 gitu.. kalau kamu mau mending
kamu aja yang kerumah aku.
Winda:
Ya sudah, besok jam 8.30 aku kerumah kamu, terus kita langsung
kerumah tante kamu.
Keesokan harinya Winda dan Dina berangkat menuju rumah tante si Dina
yang jaraknya sekitar 20 km dari rumah Dina. Pas ditengah-tengah jalan
moto yang dikendarai Dina bannya bocor, dan tidak ada tempat
penambalan ban disekitar situ.
Dina:
Aduh.. gimana nih, bannya bocor? kayaknya pecah nih ban!
Winda:
Gimana ya.. nggak ada bengkel tambal ban lagi disini.
Dina:
Iya. bisa minta tolong angkutin motor aku sampai bengkel nggak?
Dina:
Kok mahal amat, bang? 50 ribu ya?
Sopir mobil box itu menolak, alhasil Dina dan Winda harus meneruskan
mendorong motor mereka.
Astrid:
Stop.. stop, hes...
Hesti:
Kenapa kak? ada apa?
Astrid:
Itu kayknya Winda deh.. Win... Win...
Winda:
Eh itu Astrid..
Astrid:
Motor kamu bocor bannya? kasihan sekali.. kamu mau kemana nih?
Winda:
Nih aku mau nganterin Dina kerumah tantenya. Nggak tahu nih, bengkel
kayaknya masih jauh.. aku udah capek banget dorong motor dari tadi.
Astrid:
Aduh.. gimana ya.. ok, gini aja.. kalian kan sudah capek banget nih.
Sekarang biar aku yang dorong moto kamu, terus kamu bawa motor aku
sambil ngikutin dari belakang.
Winda:
Emang kamu nggak kecapekan entar? berat lo dorong motor ini..
Astrid:
Ya tentu saja kau bakal capek, makanya kita gantian gitu..
Alur Drama
Pada pagi hari itu tepatnya di depan rumah Ani, Nani, Jordi dan Dendi
sedang berkumpul. Tidak lama kemudian si Ani keluar dari rumahnya
mendengar ketiga temannya itu sedang ngobrol didepan halaman
rumahnya.
Ani:
Hai, ada apa ini? Kok tumben kalian pada gerumpi didepan rumah akau..
nggak manggil aku lagi?!
Nani:
Aku tadinya sih mau manggil kamu, tapi kamunya aja yang sudah keburu
nongol. Nggak ada acara kamu hari ini, An?
Ani:
Nggak ada tuh.. emang mau ngajak kemana kok kayaknya mau ngajak aku
jalan gitu?
Nani:
Nggak kok, aku cuman nanya aja.. ya, sapa tahu aja kamu mau kemana
gitu, kan biasanya kamu padat acara.
Ani:
Nggak ada kok, hari ini aku stay dirumah aja.
Jordi:
Eh teman-teman, aku ada ide nih!
Dendi:
Ide apaan tu?
Jordi:
Bisanya jam sgini kan Lela pasti lewat sini, gimana kalau kita kerjain dia.
Setuju nggak kalian?
Dendi:
Ngerjain Lela?! Ah.. kamu ini jahat amat sih jadi orang!
Ani:
Iya tuh.. kenapa sih dari dulu kamu tuh nggak pernah berubah, Di. Dari
dulu kerjaannya pengen ngejahilin orang terus!
Jordi:
Biarin.. kan itu emang hobiku.
Nani:
Jordi, kamu tu kan udah dewasa, mestinya tabiat buruk yang selama ini
melekat pada diri kamu itu sudah beransur menghilang, ini nggak malah
sepertinya makin menjadi.
Ani:
Tuh.. dengerin kata si Nani, harusnya kamu tuh bisa bersikap lebih
dewasa, dan kebiasaan kamu yang suka ngejahilin orang itu sedikit demi
sedikut harus kamu hilangin.
Karena Jordi anaknya memang keras kepala dan suka menganggu orang
lain, maka dia tidak mengedahkan nasehat teman-temannya.
Jordi:
Ah,,, masa bodoh kalian!
Melihat sikap si Jordi yang tidak juga sadar diri tentang kebiasaan
buruknya, Dendi pun berusaha menyadarkan Jordi.
Dendi:
Iseng itu emang boleh aja sih, Jordi. Tapi, kalau berlebihan kan nggak baik
juga. Lela tu anaknya baik dan pendiam, terus kenapa tega amat kamu
mau ngerjain dia. Emang salah dia apa?
Ani:
Bener banget apa yang Dendi bilang. Justru kalau aku pas ngelihat Lela itu
yang ada dihati ini malah rasa hiba.
Jordi:
Iba? Emang kenapa kok harus ngerasa iba?
Ani:
Lela itu kan sudah nggak punya Ibu. Dia sehar-hari menghabiskan
waktunya untuk membantu ayahnya dagangan di pasar.
Jordi baru tahu kalau ternyata Lela sudah tidak memiliki ibu. Mendengar
kabar tersebut, keinginan Jordi untuk menjahili Lela pun pupus.
Jordi:
Oh.. begitu ya.. kasihan ya si Lela! Ya sudah deh, aku janji nggak bakalan
ngejahilin atau ngerjain Lela lagi.
Nani:
Bagus itu, tapi jangan hanya sama Lela dong! Sama siapapun kamu nggak
boleh bersikap jahil. Itu kan perbuatan dosa.
Ani:
Bener itu!
Jordi:
Ah.. kalian dikit-dikit dosa!
Semenjak itu, Jordi sudah tidak pernah menganggu Lela lagi, namun
perangai buruknya masih saja tidak berubah. Jordi sering membuat onar
dikampungnya dan juga disekolahan.
Sumber http://www.jatikom.com/2016/03/contoh-naskah-drama-untuk-4-
orang.html#ixzz4YNzSMlDK
Follow us: jatikom on Facebook
Contoh naskah drama sekolah berikut akan menceritakan tentang sekelompok siswa SMA yang
baru saja menerima pengumuman kelulusan dan berencana untuk melakukan konvoi di jalan-jalan.
Namun dari beberapa orang di kelompok tersebut tidak menyetujui dan lebih mengusulkan untuk
melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat dan tidak membuat rusuh. Akhirnya mereka memutuskan
untuk melakukan pentas seni bersama teman lainnya di sekolah.
Skenario Drama
I. Exposisi
Nadine
Avin
Anabel
Raka
Vino
Zendi
Aiska
Inka
Bryan
Rusel
II. Permasalahan
Bryan, Zendi, dan Aiska mengusulkan untuk melakukan konvoi seusai pengumuman kelulusan,
namun teman yang lain tidak menyetujuinya.
III. Komplikasi
Rusel dan yang lain mengusulkan untuk diadakan pentas seni untuk kegiatan perpisahan akhir.
IV. Catatan I
Mereka sempat bertengkar karena saling berbeda pendapat.
V. Kesimpulan
Mereka semua akhirnya setuju untuk tidak melakukan konvoi dan memilih mengadakan pentas seni
3. Karakter Pemain
Antagonis : Bryan, Zendi, Aiska
Protagonis : Rusel
Tritagonis : Nadine, Avin, Anabel, Raka, Inka, Vino
4. Latar
Tempat : Gazebo halaman sekolah
Waktu : siang hari, beberapa hari sebelum pengumuman kelulusan
Naskah Drama
Nadine : Aduh, panas sekali ya siang ini. Aku rasanya ingin masuk ke kulkas saja.. (sambil kipas-
kipas dengan bukunya)
Raka : Iya nih Din, panas banget. Sepertinya minum es kelapa muda enak nih ya.
Raka : mana uangnya Bel? Nanti aku bayarin semua deh.. (sambil meminta uang ke Anabel)
Anabel : itu tinggal ambil aja di dompetmu. Kan banyak uangmu Ka.. wekk
Avin : ah sudah kalian ini, kata anak kecil saja. Kita pindah duduk di gazebo saja yuk
Vino : boleh juga tuh, kan gazebo deket sama kantin, jadi bisa sambil jajan.
( Avin, Vino, Inka, Zendi, Rusel sudah beranjak dari tempat duduk mereka dan bergegas pergi ke
gazebo)
Zendy : siapa suruh kamu lepas itu sepatu, sudah tahu baunya tidak enak begitu
Anabel : eh, enak saja. Punyamu itu yang bau, setahun tidak pernah dicuci.
Bryan : Ais, ada ide ga buat acara kelulusan nanti? Ngapain gitu biar asik..
Bryan : 2 minggu lagi Ais… pelupa banget sih.. (sambil menjitak kepala Ais pelan)
Zendy : ah, jangan yang biasa-biasa aja dong, ga seru. Gimana kalau konvoi aja? Kan rame tuh?
Gimana gimana?
Bryan : hm, aku suka sama idenya Zendy. Kayaknya bakal seru kalau kita konvoi. Gimana menurut
kalian?
Inka : iya, emang boleh Bry? Biasanya kan kita ga boleh tuh main konvoi-konvoi gitu.
Raka : eh enduuuuttt, makanan lagi makanan lagi. Ga ada ide selain makanan apa? Hhrrr…
Rusel : aku kurang setuju, lagian ngapain sih, pakai konvoi-konvoi gitu. Bikin macet jalan aja.
Zendy : tapi kan asik Sel, rame gitu. Bener-bener bisa ngrasain bebas dari bangku sekolah.
Aiska : Iya Sel, lagian juga kan kita konvoinya di daerah deket-deket sini aja, ga usah jauh-jauh. .
Avin : emm, aku ngikut aja deh, tapi kalau konvoi gitu, apa ga bahaya?
Bryan : bahaya kenapa coba? Kan udah lancar naik motor semua kan?
Zendy : iya, kalian takut banget sih. Seru tau, kalau aku lihat di TV itu, konvoi rame-rame sehabis
pengumuman, corat-coret baju..wuuwww..
Rusel : tapi, apa manfaatnya buat kita coba? Udah bikin kotor pakaian, bikin macet, ntar ujung-
ujungnya kena razia polisi. Nah loh..
Nadine : nah iya, betuk kata Rusel. Lagian lebih bermanfaat kita ngadain tasyakuran di sekolah gitu.
Lebih bermanfaat..
Aiska : ah tapi kalo gotu udah bosen. Kemarin aja waktu mauujian kita udah ngadain doa bersama
dan segala macemnya, masa mau kaya gitu lagi sih. Yang bener aja?
Inka : eh, ya bukan gitu juga Zen, lagian bener kata Rusel, acara konvoi gitu ga ada gunanya.
Bryan : oke,kalau emang gam au, kalian punya ide apa emangnya? Ga ada kan?
Nadine : emm..
Raka : udah Bel, kamu ga usah kasih ide makanan lagi deh ya..
Rusel : gimana kalo buat acara pensi aja. Kan kita bisa mengekspresikan hobi kita disitu, bisa main
music, nyanyi, musikalisasi puisi, atau apa gitu..
Nadine : nah, bisa-bisa. Inka kan jago nari tuh, kan dia juga bisa tampil.
Inka : oke ga masalah, oh iya kan Bryan juga jago main gitar, Rusel jago ngedrum, Zendy jago main
bass, tinggal buat band, jadi kan?
Aiska : lha ntar aku tampil apa? Aku kan punya ketrampilan apa-apa.. heeuu..
Rusel : kamu buat drama aja Ais sama anakanak yang lain. Gimana? Kamu kan jago buat script.
Aiska : oh iya ya, aku bisa jadi sutradaranya aja tuh.. hehe..
Rusel : nah, gimana? Dari pada kita konvoi ga jelas, kan mending buat pensi aja. Nanti adik
angkatan yang mau ikut pentas juga boleh, biar tambah seru.
Bryan : gimana kalo nanti kita pakai dresscode, biar unik gitu..
Rusel : aku coba ijin ke wakasek dulu deh, nanti kalo diijinkan baru kita konsep, gimana?
Nadine : ayok deh ayok ngantin, kasian gajah bengkak ini ntar kelaparan..hehe..
(semua pergi menuju kantin yang tidak jauh dari gazebo tadi)
Baca juga: contoh naskah drama percintaan, naskah drama komedi, naskah drama kelas
Nah, di atas tadi adalah contoh naskah drama sekolah untuk anak SMA. Drama tersebut masih bisa
dikembangkan lebih jauh hingga munculkonflik yang lebih kompleks, dan percakapannya pun lebih
berisi. Inti dari percakapan di atas adalah, bahwa melakukan sesuatu haruslah yang bermanfaat bagi
banyak pihak, dan tidak merugikan orang lain. Jika mereka jadi melakukan konvoi, bisa jadi akan
menyebabkan kemacetan, dan mengganggu kenyamanan orang banyak. Dengan diadakannya
pentas seni, maka mereka justru bisa menyalurkan bakat seni mereka, dan dapat menghibur banyak
orang.
Read more: http://www.contohdramakomedi.click/2014/06/contoh-naskah-drama-
sekolah.html#ixzz4YNzpuI00
Naskah pada drama komedi sebaiknya bukan hanya bisa menghasilkan tawa saja, tetapi juga
memberikan selipan-selipan edukasi agar drama menjadi lebih bermanfaat dan bisa dikonsumsi siapa
saja dari semua kalangan usia. Untuk mengetahui seperti apa contoh naskah drama komedi yang
dimaksud, berikut ini naskah komedi yang bisa anda jadikan panduan dalam menyusun
sebuah drama yang lucu dan kocak.
Judul
“Reuni SMA”
• Nina : Pintar
• Clara : Supel
• Susi : Pelupa
• Robi : Cerdas
• Pelayan Restoran: Tampan
Latar utama
• Tempat : Restoran
• Suasana : Seru
• Waktu : Malam minggu, acara reuni SMA
Naskah drama
“Reuni SMA”
Akhir pekan ini, seluruh alumni kelas 12 A angkatan 2010 dari SMA Bakti Negara mengadakan acara
reuni yang rencananya berlangsung di sebuah restoran tempat muda-mudi yang tersohor seantero
jagad raya. Acara reuni dipelopori oleh Nina, murid tercerdas di kelas. Tapi ternyata banyak kendala
yang terjadi sebelum reuni dilaksanakan dan berpengaruh pada pelaksanaan hari H…
Clara : Nin, kamu gimana sih katanya anak-anak bisa datang, tapi kenapa cuma aku, kamu, Susi
sama Robi yang ada di sini?
Susi : Anak-anak siapa? Siapa yang udah nikah? Kok aku gak diundang? Ih kalian jahat banget sama
aku! Jahat jahat jahat!
Robi : Aduh Sus, maksud Clara itu, temen-temen kita semua waktu SMA dulu, bukan anak-anak
dalam artian sebenarnya.
Susi : Oh gitu, memangnya ada apa kamu nanyain temen-temen SMA kita, Ra? (masih kebingungan)
Clara : Susi similikiti cimit-cimit sayangku, aku nanyain mereka karena hari ini acara reuni, masa
kamu lupa sih? Ampuuun…
Susi masih berpikir dan baru ingat tentang acara reuni yang dimaksud. Nina : Oh iya maaf, Ra.
Ternyata banyak yang batal datang. Jadi yang bisa hadir sekarang ya cuma Aku, kamu, Susi dan
Robi.
Clara : Yaudah deh mau gimana lagi, langsung pesan makanan aja yuk!
Clara melambaikan tangan kepada pelayan restoran. Tak lama kemudian, pelayan tampanpun
datang menghampiri meja dan menawarkan berbagai menu andalan.
Pelayan : Ada yang bisa saya bantu, mba, mas? (menebarkan senyuman)
Susi : Wah ganteng banget masnya, namanya siapa? Ciko ya? Atau Bimo? Boleh kenalan gak?
Robi : Ih kamu centil Sus, masih sama kayak dulu!
Nina : Ciye Robi ternyata perhatian ya sama Susi? Switswiw.
Clara : Iya Nin, gak nyangka nih jangan-jangan Robi secret admirernya Susi yaa? Hahaha ayo ngaku!
Robi : Ah bukan ko, bukan. Masa laki-laki seperti saya naksir sama cewek pelupa kayak dia sih.
(muka merah karena malu)
Susi : Laki-laki? Kamu yakin Rob? Hehehe.
Nina : Hush, udah ah sesama perempuan dan laki-laki setengah tulen jangan saling mendahului. Ayo
pesan makanannya, nanti mas gantengnya kabur loh.
Semua ikut tertawa sambil memesan berbagai macam menu makanan berikut minumannya. Sambil
menunggu pesanan datang, merekapun bernostalgia tentang masa-masa lucu ketika SMA.
Clara : Nin, kamu inget gak waktu itu aku seriiiing banget nyontek ke kamu waktu ujian?
Nina : Iyalah, aku gak mungkin lupa sama Ratu Rajin Sedunia kayak kamu, Ra.
Clara : Ah kamu bisa aja nyindirnya, Nin. Aku kan jadi malu. Eh tapi aku makasih banget loh sama
kamu, soalnya kalo gak ada kamu, aku gak akan pedekate sama Bobi. Kamu inget kan?
Nina : Iya-iya inget, Bobi yang ganteng itu ya? Haha Apa kabar ya dia sekarang?
Clara : Gak tau nih mungkin dia udah ditelan bumi.
Susi : Loh memangnya bumi bisa nelen orang ya? Ih aku jadi takut. (sambil menaikkan kaki ke atas
kursi)
Robi : Eh kamu ngapain Sus?
Susi : Aku takut, aku gak mau ditelan bumi.
Clara : Hahaha Susi, Kamu bener-bener gak berubah, tetep lola!
Susi : Lola? Lola itu bukannya yang dipake buat nendang-nendang ya?
Nina : Itu bola, Sus.
Robi : Bola itu bukannya nama penyanyi ya?
Clara : Itu Nola, Rob.
Susi : Nola itu kalo gak nerima pemberian orang ya?
Nina : Kalo itu, nolak, Sus. Bukan Nola. Ih apa sih kalian masih aja becanda kayak gini. Inget umur
hey ingeeet!
Robi : Iya iya, Nin. Oh iya by the way untung kamu pilih kumpul di restoran ini, soalnya rumah aku
deket dari sini.
Nina : Iya sama-sama. Eh di sebelah resto ini juga bekas SD kamu kan Rob?
Robi : Iya Nin, aku SD di sini, terus SMP sempat di Bengkulu.
Susi : Terus SMA nya di mana?
Semua : …. (padahal mereka sekolah di SMA yang sama)
Clara : Haha aku gak nyangka reuninya bakal seseru ini. Thanks ya Nin, walaupun cuma berempat,
rasanya kayak se RT! Hahaha.
Nina : Iya sama-sama. Semoga lain kali lebih seru dan rame, ya.
Susi : Iya, kalo kumpul lagi aku mau ngundang ah.
Robi : Oke, nanti aku dan Susi undang kalian kok. Ups keceplosan.
Semua tertawa dan keseruan terus berlanjut hingga reuni hari itu selesai.
Itulah salah satu contoh naskah drama komedi yang cukup mengocok perut dan bisa dijadikan
pedoman bila anda ingin membuat sebuah naskah yang bergendre komedi. Contoh tadi juga
merupakan drama komedi yang sifatnya umum sehingga bisa dinikmati oleh semua usia.
SINOPSIS DRAMA
Intan, Angga, Sandy dan Yuda adalah 4 bersahabat sejak masuk bangku SMA. Meskipun Angga dan
Sandy bukan sekelas dengan Intan dan Yuda, keempatnya sering menghabiskan waktu bersama.
Mulai ke kantin, belanja buku, belajar, hingga hang out ke kafe atau mall. Semakin hari nampaknya
ada bibit cinta yang tumbuh di antara Intan dan Angga. Keduanya sama-sama saling jatuh cinta, tapi
Intan memungkirinya karena takut persahabatannya ternoda. Suatu saat, Angga minta bantuan sama
Sandy dan Yuga agar Intan terjebak dan mau mengakui perasaannya pada Angga. Akankah
keduanya benar-benar jadian? Ataukah Intan tetap memungkirinya?”
NASKAH DRAMA
Berkali-kali Angga mencuri pandang ke arah Intan yang sedari tadi asyik makan bakso. Intan, Angga,
Sandy, dan Yuda sedang berada di kantin. Sesekali Intan juga mencuri pandang ke arah Angga.
Dengan iseng, Angga pun mengirim pesan BBM ke Intan, tanpa sepengetahuan Sandy dan Yuda.
Intan pun mengambil bakso lagi dan menghabiskan semangkok lagi. Sesuai kesepakatan, Angga
yang membayarnya.
Saat balik dari kantin, mereka berempat berjalan di sepanjang koridor sekolah. Sandy dan Yuda
berjalan lebih dulu. Intan terlihat menyenggol lengan Angga. Dengan setengah berbisik, ia
mengucapkan terimakasih pada Angga.
Pukul setengah 4 sore, Angga dan Intan sudah mengantre tiket film. Sambil menunggu film diputar,
keduanya seru-seruan dengan foto selfi dan bercanda ketawa-ketiwi tampak akrab. Angga dan Intan
sangat menikmati kebersamaan tersebut. Secara refkels, Angga sesekali juga menggenggam tangan
Intan, dan Intan tidak menolak.
Angga : “Tan...”
Intan : “Hmmm...”
Intan sambil menikmati es krimnya tidak memperhatikan Angga yang mulai serius.
Angga : “Gue suka sama loe.”
Mendengar pernyataan Angga, Intan langsung tersedak es krimnya. Lalu meneruskan lagi
menyendok es krim.
Angga menatap Intan serius, ia lalu menggenggam tangan Intan yang berada di atas meja.
Angga : “Gue serius, dan gue pengen kita jadian.”
Dan deg... tiba-tiba Intan merasa tidak dapat bergerak. Ia nampak kaku menghadapi situasi asing
tersebut.
Intan : “Tapi kita kan sahabat Ngga?”
Angga : “Gue tahu. Tapi aku yakin ini cinta. Keseringan gue ketemu sama loe bikin gue tertarik sama
loe.”
Intan diam sejenak, dan menggeleng kemudian. Tapi Angga tak mudah percaya. Karena sangat
terlihat bahwa Inta juga menyukainya.
Angga diam dan menurut untuk mengantar Intan pulang. Selama perjalanan tidak ada percakapan.
Sampai keduanya tiba di depan rumah Intan.
Angga : “Gue sayang sama loe, dan gue yakin loe juga sayang sama gue.”
Intan diam dan hanya beranjak masuk rumah tanpa mengindahkan apa yang tengah diucapkan
Angga. Setelah menutup gerbang, Intan merasa pengen berteriak kencang. Selama bersahabat
dengan Angga, ia merasa hari itu adalah hari terbaik untuknya. Bahkan Angga juga mengutarakan
perasaannya. Sebenarnya ia tak ingin jika hari itu cepat berakhir. Tapi...
Sementara itu, keesokan harinya tanpa sepengetahuan Intan, Angga menemui Sandy dan Yuda.
Angga : “Sorryguys, gue ngumpulin kalian tanpa si Intan.”
Sandy : “Kenapa? Kalian ada masalah?”
Angga : “Jangan kaget. Kemaren aku nembak Intan.”
Sandy : “What?”
Yuda : “Hah?”
Angga : “Nggak tahu kenapa tiba-tiba gue pengen sama dia terus. Gue yakin ini cinta.”
Yuda : “Loe yakin sob?”
Sandy : “Oh...ceritanya ini sahabat jadi cinta. Terus-terus, si Intan gimana? Loe diterima nggak?”
Angga : “Dia bilang dia nggak suka sama gue. Tapu gue beneran yakin dia juga suka sama gue.”
Yuda : “Iya gue juga sering ngeliat pandangan Intan ke loe. Beda banget. Lebih perhatian.”
Angga : “Sayangnya dia takut sama kalian. Dia alasan gimana kalau kalian nggak terima, atau
gimana dengan persahabatan kita selanjutnya.”
Angga kemudian mendiskusikan cara untuk menjebak Intan agar mau mengakui perasaannya pada
Angga.
Siang harinya, sepulang sekolah. Mereka menjalankan aksinya. Sandy dan Yuda mengajak Intan
makan di kantin tanpa Angga. Sementara Angga menguping di kejauhan. Setelah sekitar 10 menit
berlalu, Sandy menyinggung tentang perasaan Intan.
Sandy : “Semisal diantara persahabatan kita ada bibit cinta, gue setuju-setuju aja. Nggak masalah, ya
kan Yud?”
Yuda : “Yoi... Jangan-jangan suatu saat, loe suka sama gue San?”
Sandy : “Ya kali aja. Atau malah gue sukanya sama Angga.”
Intan : “Emangnya loe suka sama Angga San?”
Sandy : “Gue kan cuman bilang seandainya. Tapi kalo emang kejadian ya it’s oke-lah gue lanjutin aja.
Si Angga juga nggak jelek-jelek amat.”
Barulah Intan mengakui semua perasaannya pada Angga. Lalu setelah mendengar pengungkapan
perasaan Intan, Angga muncul. Membuat Intan malu bercampur aduk perasaannya. Tapi suasana
kaku itu cepat berubah, karena Sandy dan Yuda segera membuat guyonan yang intinya merestui
hubungan Angga dan Intan
Read more: http://dramascriptexample.blogspot.com/2016/01/contoh-naskah-drama-tentang-cinta-
dan.html#ixzz4YO0IaS13
Cinta Segitiga di SMA
Malam itu langit kota Jakarta tampak cerah, penuh bintang dan semakin indah dengan hiasan
cahaya yang temaram. Seakan alam pun ingin turut memberikan partisipasinya pada malam
perayaan ulang tahunku.
Yah, malam ulang tahunku yang menyontakkan seluruh siswa di sekolahku. Siapa yang tidak
kenal denganku? Clara, ya itu namaku. Anak tunggal dari orang kaya dan terpandang, terkenal
sebagai primadona sekolah. Bukan hanya kaya, aku juga cantik, baik dan pintar. Walaupun tak
sepintar kawan baikku yang bernama Laras. Aku dan Laras adalah dua orang gadis yang menjadi
primadona sekolah. Kami sudah menjadi teman baik sejak awal pertemuan kami di SMA, jika di SMA
aku punya Laras, di SMP aku punya Reza sebagai sahabat. Persahabatan kami masih berjalan sampai
sekarang meskipun kami berbeda sekolah. Reza bersekolah disekolah negeri biasa, Sedangkan aku
bersekolah di salah satu sekolah elit yang ada di Jakarta.Biasa perbedaan status social orang tua
yang membuat kami sedikit berbeda. Reza cowok yang baik, pintar dan ganteng namun dari keluarga
sederhana. Reza sudah dianggap sebagai anak angkat di keluargaku tak ada jarak maupun
perbedaan status social.
Awalnya aku hanya menganggap Reza sehabat sekaligus abangku sendiri, namun tak bias aku
bohongi, seiring waktu perasaan ini berubah menjadi CINTA.
Awalnya aku tak menyadari namun dimalam ulang tahunku ini menjadi awal terjadinya Cinta
segitiga antara aku (Clara), Reza dan Laras.
Dimalam ulang tahunku itu, karena terlau banyak tamu yang diundang jadi akuk sibuk
menyambut kedatangan mereka yang memberi ucapan selamat, sehinnga Reza terabaikan. Aku
perhatikan dari kejauhan Reza berdiri bersama yang lain dan mengikuti suasa pesta, dan dari arah
yang berlawanan terlihat Laras yang berjalan terburu-buru sengaja atau tak sengaja ia menabrak
Reza yang membuat minuman yang ada dalam gelas Reza seketika tumpah membasahi dada
sebelelah kiri baju Reza.
Laras : Ini salahku Clara, aku tak sengaja menabrak dia dan membuat pakaiannya basah
Reza : Baiklah
Clara : Diamlah, biar aku bersihkan. Kamu dari dulu selalu saja merepotkanku
Clara : Kau ini… Kalau suka jujur saja masih saja berbohong
Reza : Mana mungkin aku suka, dia pasti keluarga kaya mana mungkin dia mau denganku yang hanya anak
sederhana.
Clara : Sudahlah jangan merendah begitu, Ayo kembali kedepan ini ulang tahunku, jangan kau kacaukan lagi.
Janji
Reza : Ok
Kami pun ke depan untuk ikut berpesta.Masih saja dipikiran aku apa reza menyukai Laras? Jika
ia bagaimana dengan aku? Apa yang harus aku lakukan?
Laras : Hai Clara, maaf ya aku sempat membuat repot, karena kejadian tadi
Laras : Clara, apa itu Reza sahabatmu yang selalu kau ceritakan itu?
Laras : Tidak sudahlah jangan terus menggodaku, Mungkin kau sendiri Clara yang menyukainya.
Clara : Mana mungkin kami sudah dari dulu berteman,tidak mungkin suka
Aku mencoba berbohong pada Laras, Aku tidak ingin Laras tau yang sebenarnya.
Esoknya di Sekolah…
Laras : Ooo baguslah, karena ada hal yang ingin aku tanyakan
Laras : Jangan salah paham dulu. Aku bertanya bukan karena suka.
Clara : jadi ?
Clara : Aduh Laras, Aku dan Reza hanya sahabat tak ada hal lain di hati kami. Kenapa ?
Clara : Baiklah,
Reza :Datanglah sendiri
Clara : Iya iya iya tenang saja,tunggu saja, tunggu saja aku disana.
Saat di taman…
Reza : iya aku percaya, kau memang sahabat terbaik (mengelus kepala Clara)
Reza : Ngawur kamu !. tentu tidak, kau kan sahabat dan juga adikku, yang aku sukai itu,
Reza : Kau memang gadis kecil ku yang pintar, iya aku menyukai Laras sejak iya menabrakku.
Clara : tak ada. Aku hanya kaget saja. Lantas mengapa kemarin malam kau berbohong padaku ?
Reza : Kemarin aku masih ragu, makanya tak aku katakana dulu
Aku tak menjawab, bias dikatakan aku patah hati pad hari itu. Sebelum aku pergi aku sempat
berbalik dan bertanya.
Clara : Reza…
Reza : Benar,
Reza : Benar?
Clara : ya
Aku tak langsung pulang kerumah, seusai berjumpa dengan Reza, aku pergi kerumah sahabat
kecilku yaitu Rania, aku tak bias menyimpan rasa sakit hati sendiri jadi, aku putuskan untuk
menceritakannya pada Rania
Clara : Reza
Rania : Baru kemarin kau ceritakan bahwa kau menyukainya memangnya kenapa lagi?
Clara : Memang aku menyukai Reza, tapi cintaku bertepuk sebelah tangan, dia memilih Laras
Clara : entahlah Rania, aku tak tau. Sudahlah aku pulang dulu
Rania : Iya, tenang Clara
Esoknya…..
Laras : Claraaaa….!!!
Clara : Kenapa/
Clara : Aku sibuk! Tak punya waktu untuk menceritakan semua itu padamu
Sorenya..
Reza : Assalmu’alaikum
Clara : Apa?
Reza : Aku mohon Clara Cuma kami yang bias menolong aku
Clara : Itu aku tau.. tapi, itu bukan urusanku! Itu urusan kalian berdua, apa hubungannya dengan aku?
Clara : Entahlahlah nanti aku pikirkan lagi sekrang aku tak punya waktu
Clara : iya
Tak lama setelah Reza pulang, Rania datang kerumahku, saat itu aku masih mematung didepan
pintu pagar sambil melamun.
Rania : Claraa!!
Rania : Hanya ingin mampir saja, sambil mau mengambil cerpenku yang kau pinjam
Clara : Ia mau minta untuk mempertemmukan dia dengan Laras. Ternyata Ran Laras juga menyukai Reza,
Bagaimana ini?
Rania : Clara… mungkin Reza memang untuk Laras, dank au ditakdirkan hanya sebatas sahabat dengan Reza
Clara : Tidak ada yang salah kan jikalau sahabat jadi cinta?
Rania : Iya.. tapi kan, …. Sudahlah terserah kamu saja, aku pulang dulu
Semalaman aku memikirkan perkataan Rania apakah benar seperti perkataan Rania, jika aku ini
hanya ditakdirkan sebatas sahabat denga Reza? Sudahkah aku putuskan untuk jujur kepada Reza
semuanya???
Keesokan harinya, Sepulang sekolah
Reza : Baik
Ditaman……
Reza : Tak apa, aku harus terbiasa menunggu, kau selalu saja membuatku menunnggu, apa yang ingin kau
bicarakan?
Clara : Tapi,….
Reza : Kenapa?
Reza : Claraaa???
Clara : Iya aku menyukaimu, sangat menyukaimu, sudah lama aku menyukaimu, jauh sebelum kamu
mengenal Laras!!
Reza : Kau sahabatku juga adikku, tak seharusnya kau menyukaiku Clara!!
Clara : jika itu salah, jangan anggap akuk sahabat apalagi adikmu
Clara : Kamu sudah mengenalku bertahun-tahun, sedangkan Laras tak lebih dari seminggu, tapi kenapa bias
secepat itu kamu menyukainya?? Kurangnya aku apa???
Tanpa aku sadari ternyata Laras sudahl\ lama dibelakangku, dia mendengar semua ucapanku tadi
Reza : Laras…???
Laras : Mungkin kamu benar Clara Reza, baru mengenalku tak sampai seminggu, tak seharusnya menyukaiku.
Seharysnya kau Clara, karena kalian sudah bertahu-tahun bersama, kehadiranku diantara kalian
mungkin suatu hal yang salah, Maafkan aku Clara….( sambil berjalan pergi)
Aku sempat melihat Laras yang menahan air matanya untuk melihat Reza yang seakan takut
kehilangan Laras, Tuhan……. Apakah kehadiran aku diantara mereka berdua yang salah????
Reza seolah tak memperdulikan aku, dia terus saj mengejar Laras yangterlihat terus pergi
menghindari Reza, sontak aku pun terus mengejar Laras.
Reza : Claraa…
Clara : Kenapa? Sudahlah taka pa… kau sendiri yang bilang aku cantik, pasti banyak pria yang ingin denganku,
kau saja yang aneh menolakku ( aku mencoba mencairkan suasana).
Reza : Kau memang adikku, terima kasih Clara, aku juga ingin meminta maaf kepadamu
Clara : sudah sudah, jangan terus meminta maaf aku ingin pulang
Aku tak menjawab, aku hanya menoleh kebelakang untuk sekilas memandangi mereka. Aku
rasa ini memang pilihan yang tepat, memang b enar yang dikatakan Rania aku hanya sebagai
sahabat dan adik Reza, Laras lah yang Reza cintai aku harus menerima kenyataan itu.
Rania : Taka apa Clara….. Laki-laki tak hanya Reza, banyak diluar sana yang mencintaimu
Rania : Persahabatan adalah pilihan yang tepat, sudah cari yang lain saja, ikhlaskan Reza buat Laras.
.……..The End……..
Nasehat Dari Sahabat
Sebenarnya ada 5 orang sih namun karena kurang pemain jadi yang satu tidak saya ikutin.
Judul: Nasehat Dari Sahabat
Tema: Sosial (persahabatan)
Jumlah pemeran: 4 orang
Karakter:
Vina: Baik (suka menasehati)
Nani: Baik (suka dengan kebaikan)
Brian: Jahat (suka menjahili orang)
Revo: Baik (suka menegur temannya ketika salah)
Alur Drama
Pada pagi hari itu tepatnya di depan rumah Vina, Nani, Brian dan Revo sedang berkumpul.
Tidak lama kemudian si Vina keluar dari rumahnya mendengar ketiga temannya itu sedang
ngobrol didepan halaman rumahnya.
Naskah Dialog Drama
Vina:Hai, ada apa ini? Kok tumben kalian pada gerumpi didepan rumah akau.. nggak
manggil aku lagi?!
Nani:Aku tadinya sih mau manggil kamu, tapi kamunya aja yang sudah keburu nongol.
Nggak ada acara kamu hari ini, An?
Vina:Nggak ada tuh.. emang mau ngajak kemana kok kayaknya mau ngajak aku jalan gitu?
Nani:Nggak kok, aku cuman nanya aja.. ya, sapa tahu aja kamu mau kemana gitu, kan
biasanya kamu padat acara.
Vina:Nggak ada kok, hari ini aku stay dirumah aja.
Tiba-tiba Brian menyampaikan idenya kepada teman-temannya untuk ngejahilin Tina yang
biasanya lewat didepan rumah Vina.
Brian:Eh teman-teman, aku ada ide nih!
Revo:Ide apaan tu?
Brian:Bisanya jam sgini kan Tina pasti lewat sini, gimana kalau kita kerjain dia. Setuju nggak
kalian?
Revo:Ngerjain Tina?! Ah.. kamu ini jahat amat sih jadi orang!
Vina:Iya tuh.. kenapa sih dari dulu kamu tuh nggak pernah berubah, Di. Dari dulu kerjaannya
pengen ngejahilin orang terus!
Brian:Biarin.. kan itu emang hobiku.
Nani berusaha untuk menyadarkan Brian yang diusianya sudah menginjak 17 tahun, tapi
sikapnya masih saja seperti anak-anak.
Nani:Brian, kamu tu kan udah dewasa, mestinya tabiat buruk yang selama ini melekat pada
diri kamu itu sudah beransur menghilang, ini nggak malah sepertinya makin menjadi.
Vina:Tuh.. dengerin kata si Nani, harusnya kamu tuh bisa bersikap lebih dewasa, dan
kebiasaan kamu yang suka ngejahilin orang itu sedikit demi sedikut harus kamu hilangin.
Karena Brian anaknya memang keras kepala dan suka menganggu orang lain, maka dia
tidak mengedahkan nasehat teman-temannya.
Brian:Ah,,, masa bodoh kalian!
Melihat sikap si Brian yang tidak juga sadar diri tentang kebiasaan buruknya, Revo pun
berusaha menyadarkan Brian.
Revo:Iseng itu emang boleh aja sih, Brian. Tapi, kalau berlebihan kan nggak baik juga. Tina
tu anaknya baik dan pendiam, terus kenapa tega amat kamu mau ngerjain dia. Emang salah
dia apa?
Vina: Bener banget apa yang Revo bilang. Justru kalau aku pas ngelihat Tina itu yang ada
dihati ini malah rasa hiba.
Brian: Iba? Emang kenapa kok harus ngerasa iba?
Vina: Tina itu kan sudah nggak punya Ibu. Dia sehar-hari menghabiskan waktunya untuk
membantu ayahnya dagangan di pasar.
Brian baru tahu kalau ternyata Tina sudah tidak memiliki ibu. Mendengar kabar tersebut,
keinginan Brian untuk menjahili Tina pun pupus.
Brian: Oh.. begitu ya.. kasihan ya si Tina! Ya sudah deh, aku janji nggak bakalan ngejahilin
atau ngerjain Tina lagi.
Nani: Bagus itu, tapi jangan hanya sama Tina dong! Sama siapapun kamu nggak boleh
bersikap jahil. Itu kan perbuatan dosa.
Vina: Bener itu!
Brian: Ah.. kalian dikit-dikit dosa!
Semenjak itu, Brian sudah tidak pernah menganggu Tina lagi, namun perangai buruknya
masih saja tidak berubah. Brian sering membuat onar dikampungnya dan juga disekolahan.
Naskah Drama 4 Orang Tentang Persahabatan - SELESAI
Drama Komedi
Tokoh
Sherin : Perempuan manja, dan agak sombong
Mila : Perempuan pemimpin, meskipun gak ada yang milih dia memimpin
Reza : Pria yang dijuluki orang terlamas
Dicky : Ahlinya melempar pertanyaan
Samsudin : Kakek baik hati
? (Rahaia) : ..........
Liburan adalah saat yang dinanti-nanti, tidak terkecuali 4 orang remaja Dicky, Reza,
Mila, dan Sherin. Mereka baru saja sampai di kastril untuk menikmati hari libur mereka.
Mila : “ Dick, tolong simpen tas ini, ya. Sher, kamu bantuin aku bersih-bersih ruang tengah
sama kamar, ya. Reza, kamu jangan tiduran di teras dong!”
Reza : “ Yaelah, tiduran aja mesti punya izin,”
Dicky : “ Gue udah bawa tasnya ke dalam, tapi pas gue ke dalem, gue dapet berita buruk,”
Mila : “ Apa tuh Dick?”
Dicky : “ Di dalam bersih banget,”
Sherin : “ Bagus dong, berarti gue ga usah repot-repot bersihin,”
Mila : “ Sherin,” (nada kesel)
Dicky : “ Kan curang tuh, masa Sherin sama Mila ga kerja,”
Mila : “ Dicky,” (nada kesal)
Sherin : “ Yaelah, si Reza juga enggak kerja,”
Reza : “ Gue juga kerja tahu, dengan diamnya gue disini dan gak ngeganggu, itu udah
mempermudah kerja kalian,”
Mila : “ Udah-udah! Jika kastil ini bersih, ya berarti ada yang tinggal di ini kastil, tapi siapa?
Lo enggak punya sodara yang tinggal di kastil inikan Sher?”
Sherin : “ Enggak, keluarga gue bilang kastil ini kosong. Mereka juga udah bertahun-tahun
enggak datang kesini,”
Dicky : “ Jadi keluarga Sherin malas mengurus kastil ini dan akhirnya menelantarkannya
begitu saja. Kastil yang terlupakan, sungguh kasihan,”
Reza : “ Hahahahaha,” (ketawa)
Dicky : “ Kenapa lu Za?”
Reza : “ Ternyata di dunia ini ada yang lebih malas dari gue. Senang rasanya bisa tahu,”
Mila : “ Oke, gimana kalau kita sekarang check siapa yang tinggal di kastil ini,”
Dicky : “ Siapa yang mau masuk duluan?”
Sherin : “ Terserah, tapi jangan gue,” (Reza lewat mau masuk kastil)
Sherin : “ Wih, Reza yang selama ini difonis orang termalas mau menjadi pahlawan dengan
menjadi orang yang pertama kali masuk,”
Reza : “ Haah? Gue cuma mau ke kamar. Gue ngantuk banget,”
Mila : “ Yudahlah, yang penting ada yang mau masuk duluan.”
Akhirnya mereka pun memasuki kastil itu tanpa tahu apa yang menunggu mereka di
dalam. Sampai pada suatu ketika ...
Sherin : “ Aaaa!!!” (teriak)
Mila : “ Ada apa Sher?”
(Gemetaran ) Sherin : “ Tadi ada bayangan hitam gitu, kayanya itu hantu. Tuh!” (nunjuk)
Reza : “ Itu bayangan gue Sher,”
Dicky : “ ckckck,” (cekikikan)
Sherin : “ Diem lu!”
? : “ Ada apa kalian ribut-ribut?” (muncul dari belakang)
Sherin : “ Aaaa!!!” (ngumpet di belakang Reza)
Mila : “ Bapak siapa, ya?”
Reza : “ Samsudin,”
Dicky : “ Kok lu bisa tahu?”
Reza : “ Dia pake name tag,”
Samsudin : “ Kalian kenapa datang ke kastil ini? Kastil ini sudah lama ditinggalkan
pemiliknya,”
Sherin : “ Kami kesini mau liburan. Saya anak dari pemilik kastil ini,”
Samsudin : “ Oh begitu, ya. Kamu anak dari orang sibuk itu,”
Sherin : “ Orang sibuk?”
Samsudin : “ Iya orang sibuk. Dia sangat sibuk sampai tidak mengangkat telephone saya
berkali-kali. Saya mau memberitahukan kepada beliau kalau sudah terjadi pembunuhan
berantai di kastil ini,”
Sherin : “ Pe-pembunuhan berantai?”
Samsudin : “ Iya, lima orang pemuda seperti kalian sudah dibunuh disini,”
Dicky : “ Apa arwah mereka bergentayangan disini,”
Mila : “ Ya enggaklah. Iya, ‘kan kek?”
Samsudin : “ Arwah mereka tidak bergentayangan,”
Mila : “ Tuhkan,”
Samsudin : “ Tapi arwah pembunuhnya bergentayangan disini,”
Dicky : “ Kenapa bisa?”
Samsudin : “ Kakek juga tidak tahu, tapi menurut orang-orang disini. Dia memburu orang-
orang yang memiliki sifat lima dosa besar,”
Dicky : “ Lima dosa besar?”
Samsudin : “ Iya, serakah, sombong, egois, , dan . Juga katanya hanya orang yang tidak
memiliki sifat itu yang bisa menyelamatkan orang dengan dosa besar itu,”
Sherin : “ Ouh, kalau gitu kalian enggak usah khawatir, kan disini ada Sherin yang baik hati,
dan cantik ini,”
Reza : “ Sombong juga dengan ekstra serakah,”
Mila : “ Yaudah, sekarang gue pergi dari kastil ini. Gue gak mau jadi korban,”
Reza : “ Egois. 3 dosa sudah komplit, jadi kapan dia akan datang dan kenapa kakek ada
disini?”
Samsudin : “ Kakek sedang mencari anak-anak yang sudah seminggu terkebak di kastil ini.
Oh iya, arwah itu punya wajah yang putih pucat dan memakai kaos hitam,”
Reza : “ Kayak dia,” (nunjuk arwahnya)
Samsudin : “ Iya, dia orangnya,”
Reza : “ Ouh, kami izin lari dulu, kek,” (kabur)
Karena ketakutan yang bukan main, akhirnya mereka berpencar. Sherin yang entah
lari kemana, sampai di sebuah ruangan kosong dan hal yang mengejutkan dia dapatkan.
(Sherin membelakangi Reza dan mereka berdua jalan mundur dan bertabrakan) Sherin : “
Aaaa!!!”
Reza : “ Lebay amat,”
Sherin : “ Eh! Kemana yang lain?” (Reza geleng kepala)
Reza : “ Itu Dicky datang tuh,”
Dicky : “ Mi-mila diculik hantu itu,”
Sherin : “ Apa?!”
Reza : “ Mila siapa?” (Sherin + Dicky langsung natap Reza tajam)
Reza : “ Oh iya, Aaaa,” (teriak dengan wajah datar)
Reza : “ Sudahlah, kenapa kalian menatapku begitu? Oh iya, aku menemukan pintu keluar,”
Sherin : “ Beneran? Dimana?” (Reza nunjuk pintu keluar)
Dicky : “ Darimana lu tahu itu pintu keluar?”
Reza : “ Itukan ada tulisannya ‘Exit’,”
Dicky : “ Oh iya, tulisannya kecil jadi gak keliatan. Yuk keluar, nanti hantu itu keburu datang,”
Sherin : “ Tapi, mila ...,”
Dicky : “ Yaelah, lagian emangnya apa yang bisa kita lakuin? Cari hantu itu terus lawan pake
kamehameha terus nyelametin Mila? Enggak, ‘kan? Lebih baik kita keluar dulu, terus cari
bantuan. Ayok Za,”
Reza : “ Gue setuju sama Sherin. Kita harus selametin dia,”
Dicky : “ Hah? Lu ngomong apa sih Za? Jangan giladeh. Atau jangan-jangan lu naksir lagi
sama dia? Tenang aja, kita cari bantuan terus selametin dia,”
Sherin : “ Udah! Jangan berantem, seenggaknya Reza yang keliatannya gak peduli sama
temen, lebih ngehargain temen dari lo!”
Dicky : “ Oke, oke, jadi kalian mau sok pahlawan. Kali ini yang kita bicarain realita, kita gak
mungkin bisa selametin dia, kita lebih baik cari bantuan sebelum hantu itu datang,”
Reza : “ Ada 2 kesalahan dari kalimat yang barusan lo ucapkan. Pertama, kita bisa aja
selametin Mila. Kedua, hantu itu udah ada di belakang lo,”
Dicky : “ Buset!” (jalan mundur)
Sherin : “ Sekarang gimana Za?”
Reza : “ Gue punya rencana,”
Dicky : “ Apatuh?”
Reza : “ Berdo’a,”
Sherin : “ Lu di keadaan kayak gini masih sempet bercanda! Lu itu orangnya bisa serius
enggak sih?! Tapi, meskipun lo gitu orangnya gue ...,”
Reza : “ Hm?”
Sherin : “ Gue tetep suka sama lo Za,”
Reza : “ Maaf Sher. Gue LDR,”
Sherin : “ LDR?”
Reza : “ Lain Dimensi Relashionship,”
Sherin : “ Reza!”
Reza : “ Iya-iya, gue bercanda kok, gue juga suka sama lo,”
Dicky : “ Maaf nganggu,”
Reza : “ Oh iya, maaf lo dianggurin,”
Dicky : “ Gue sih ga masalah kalau dianggurin, tapi kayaknya hantu itu masalah kalau
dianggurin,”
Mila : “Ah kayaknyasih enggak,”
Dicky : “ Mila?”
Mila : “ Emangnya siapa lagi?”
Dicky : “ Tapi tadi gue liat lo dibawa hantu ini, terus ...,”
Mila : “ Tadi gue cuma pura-pura,”
Samsudin : “ Hantu ini juga sebenarnya hanya pura-pura,”
Hantu : “ Jadi, ini udah selesaikan? Make up ini ganggu banget,”
Sherin : “ Tunggu-tunggu, ini sebenernya ada apasih?”
Mila : “ Jadi gini Sher, gue sebenernya agak bingung, kalian itu setia sahabat atau enggak,
ya akhirnya gue rancang skenario ini dan ternyata kalian emang sahabat sejati. Maaf ya,
udah ngerjain kalian,”
Dicky : “ Gak papa, berkat skenario lo, jadi ada yang jadian nih. Cie,”
Mila : “ PJnya,”
Reza : “ Iya-iya,”
Hantu : “ Gue juga dapet dong, meskipun kita kutang kenal, tapi berkat akting gue yang
meyakinkan kalian dajian,”
Mila : “ Yaelah, akting apanya, lu cuma berdiri doang.”
Begitulah akhir dari kisah menegangkan dari liburan mereka. Semenjak saat itu
persahabatan mereka semakin kuat.