Anda di halaman 1dari 55

Dalam membuat sebuah naskah drama, tidak hanya ide saja yang harus menarik akan tetapi

penokohan, perwatakan, alur cerita jelas, latar tempat serta waktu juga harus menjadi poin yang
penting untuk di perhatikan agar poni-poin tersebut mempunyai keterikatan yang harmonis. Nah,
berikut adalah contoh naskah drama 4 orang, yang berisi tentang seseorang pelajar yang hidupnya
gemar berfoya-foya.

Skenario Drama:

1. Tema Drama: Pemborosan


2. Ritma Cerita Drama:
I) Exposisi: Adam
                    : Ryan
                   : Wisnu
                   : Pria

I) Permasalahan
Adam yang selalu menghambur-hamburkan uangnya untuk membeli sesuatu yang tidak terlalu
bermanfaat.

II) Komplikasi
Ryan yang selalu mengajak Adam untuk selalu nongkrong dan selalu memanfaatkan kondisi
keuangan Adam.

III) Catatan I
Wisnu, murid sederhana yang terkadang menjadi korban ketidak sewenangan mereka.

IV) Catatan II
Pria, teman yang selalu menyadarkan mereka jika terjadi perselisihan.

V) Kesimpulan
Akhirnya Adam dan Ryan sadar bahwa hidup boros selain melukai seseorang juga akan membuat
mereka menyesal di kemudian hari.

3. Karakter
a. Protagonis: Wisnu
b. Antagonis: Adam dan Ryan
c. Tritagonis: Pria
4. Latar
a. Tempat

Di dalam kelas

b. Waktu

Siang hari (pas istirahat)

c. Sosial
Adam tidak peka terhadap lingkungan sehingga di betindak sesuka hati dengan uang yang
dimilikinya.

Naskah Drama

Masih dalam suasana istirahat, wisnu tengah asik belajar membaca buku di dalam kelas. Kemudian,
datanglah seorang teman yang gaya hidupnya cukup jauh berbeda dengan Wisnu yaitu Adam.
Mereka pun asik dalam pembicaraan.

Adam : baca buku mulu lu....ngga bosen apa di kelas terus


Wisnu : ya, mau gimana lagi, gw kan ngga kebeli buku jadi satu-satunya cara ya.. minjem ke perpus
Adam : tapi ngga harus ngorbanin waktu istirahat lu juga kali...
Wisnu : Nah, lu sendiri kenapa kemari, kan di kantin banyak makanan
Adam : ah, gw bosen makanannya itu-itu mulu, mending maen gadget
Wisnu : oh, gitu....enak ya jadi lu
Adam : sok tau lu..
Wisnu : ia..kl gw perhatiin segala yang lu butuhkan semua bisa terpenuhi, seperti smartphone, mobil,
laptop, Ipod dan lainnya
Adam : ya...gimana ya..habisnya orang tua gw selalu nurutin apa yang gw pinta, secara orang tua gw
pengusaha (sambil asik maen gadget)
Wisnu : emang ngga ada ke inginan gitu dalam hidup lu membantu orang lain yang membutuhkan,
kan bisa tuh, sisa uang jajan lu di sisihkan buat mereka
Adam : ah, sok ngajarin lagi lu...
Wisnu : ya ngg gitu....cuman ngasih saran aja
Dalam keadaan keduanya asik mengobrol di dalam kelas, datanglah Ryan, teman adam yang selalu
menghasut untuk selalu menghabiskan waktu bermain seperti nongkrong di mall, nonton bioskop,
belanja, dan lainnya.
Ryan : tumben lu dam...istirahat di kelas
Adam : biasa...nyari suasana baru..hehe
Ryan : kayanya gw liat....lagi akur nih sama si wisnu...(senyum)

Adam : biasa lah nih anak...sok ngajarin gw


Ryan : widih...ngajarin apaan emangnya..
Adam : di suruh nabung, trus uang tabungannya di bagiin ke yang ngga mampu kaya dia gitu
Ryan : wah..itu sih ke enakan dia (sambil tertawa)
Wisnu : ya...saya kan hanya sekedar ngasih saran saja, urusan mau atau ngga nya itu terserah
adam.
Ryan : sudah, jangan urusin kehidupan kita, urusin aja hidup lu, kenapa hingga saat ini lu ngga
mampu seperti kami (nada sinis)
Adam : dengerin tuh apa kata sahabat gw...Ryan (sambil tos)

Sepuluh menit menjelang waktu masuk tiba, datanglah pria sahabat wisnu sambil membawa
makanan siomay untuk diberikan kepada wisnu teman sebangkunya.

Pria : wah...ada apa ini kayanya seru bener ngobrolnya...tumben kalian istirahat di kelas (tanya pria
kepada adam dan ryan)

Ryan : terserah kita dong...mau istirahat di mana aja

Pria : ya terserah, ngga ada yang larang, cuman kelihatannya aneh aja
Adam : urusin tuh temen lu....

Pria : kenapa dengan wisnu?

Ryan : gini loh, si wisnu udah nyuruh sahabat sejati gw buat nyumbangin sisa uang jajannya,
ya...adam ngga mau lah,,

Pria : kaya gitu aja dipermasalahin, niat wisnu kan baik sebagai temen, ya..ada baiknya saling
mengingatkan

Ryan : ah...lu sama aja kaya dia....sukanya ngemis ya..(emosi)

Wisnu : astagfirullah...sabar (dalam hati)

Pria : oh ia nu...nih ada makanan buat lu


Wisnu : wah makasih banyak teman....(senyum)

Ryan : tuh kan bener...pasti ngemis-negemis minta di beliin ke pria...( sambil tertawa)
Pria : maaf ya...wisnu bukan teman yang seperti itu...

Adam : kalu gitu temen seperti apa dong....(tertawa)


Dan merekapun asik beradu argumen mempertahankan apa yang menurut mereka benar. Akan
tetapi, dalam obrolan tersebut, adam mulai sedikit terbuka bahwa gaya hidup yang selama ini ia jalani
tidak mencerminkan seseorang yang simpati maupun empati kepada lingkungannya.

Pria : temen yang baik adalah temen yang selalu mengajak kepada kebaikan, teman yang selalu
mengingatkan jika temannya melakukan kesalahan, teman yang menjadi inspirasi bagi teman-teman
lainya. Itulah Wisnu...

Ryan : hmmm...lebay lu..

Pria : sebagai makhluk sosialisasi yakni saling membutuhkan satu sama lain, pastinya kita tidak bisa
hidup sendiri, pasti suatu saat membutuhkan bantuan orang lain.

Ryan : wah...banyak omong juga nih anak

Pria : apalagi jika kita di titipkan rejeki yang banyak oleh Tuhan, apakah kita tidak malu jika uang
titipan tersebut kita habiskan dengan hal-hal yang tidak perlu, bahkan dalam harta kita ada 2,5 %
harta mereka yang ada pada kita.

Wisnu : sudahlan pria, percuma ngomong sama mereka

Adam : berarti yang selama ini gw lakuin salah di mata kalian

Pria : ngga ada yang salah, akan tetapi ada baiknya kita memikirkan juga kepentingan orang lain
ketimbang harus memenuhi nafsu serta hasrat kita. Ada baiknya kita bisa hidup lebih sederhana
supaya terhindar dari sifat sombong

Adam : berarti gw selama ini sombong?

Wisnu : dengan sikap lu yang sekarang kelihatannya seperti itu

Ryan : ah...lu dam mau aja di ceramahin sama mereka, mending kita ke kantin yuk...
Pada saat itu pula adam pun mulai berpikir bahwa yang selama ini yang ia lakukan telah membuat
dirinya di cap sombong oleh teman-temannya. Dan akhirnya, adam tersadar kemudian langsung
minta maaf kepada Pria dan Wisnu terutama, sedangkan Ryan masih belum menyadari
kesalahannya.

Adam : ia juga ya...kalau begitu gw minta maaf yan nu, terima kasih juga buta pria yang udah
nyadarin gw.

Dan akhirnya, mereka bertiga saling berpelukan, dan tak lama bel masuk pun
berbunyi...kriiinggg...kringgg...kring...

Read more: http://www.contohdramakomedi.click/2014/06/contoh-naskah-drama-4-
orang.html#ixzz4YNvjnA1c
Judul : Derita Si Anak Idiot

Tema : Kesabaran

Alur : Alur maju

Latar : Di Ruang Kelas

Genre : Komedi,Drama,Tragedi

Pemain :

 Ananda Sekar Mayang sebagai Teman jahat


 Dwiarti Rahma Utami sebagai Murid baru
 Husna Syafira M. sebagai Teman baik Dwiarti
 Shinta Nurhadhila sebagai Teman jahat Mayang
Pembaca Naskah : Shafira Farah R.
Pembaca amanat (Ending) : Shafira Farah R.

Penulis : Dwiarti Rahma Utami

Amanat :

“Sabar artinya Tahan dan tabah dalam menghadapi berbagai macam cobaan. Orang yang sabar
hatinya akan teguh dan berusaha mencari jalan keluar dari cobaan tersebut.
Dalam cerita ini maksud sabar yang di maksud adalah sabar menghadapi cobaan.
dan janganlah kita terlalu membentak,Menghina,Menjahili bahkan Meledek teman kita hanya
karena dia berbeda dari teman lainnya.”

            Pagi hari di sebuah sekolah Elite di daerah Bekasi yang terkenal dan biasa disebut dengan
MTsN 1 Bekasi. (Madrasah Tsanawiyah Negeri Bekasi).
Dari luar pagar sekolah ini saja sudah terlihat akan kemewahan sekolah ini. Tentu saja sekolah ini
berbeda dari sekolah lainnya.
Karena Bangunan sekolah yang bagus serta Fasilitas yang cukup memadai membuat bayaran
terbilang cukup mahal untuk setiap bulannya. Sehingga,rata-rata siswa yang bersekolah disini
cukup mampu di bidang ekonomi keluarganya.

Mayang : “Eh,Eh. Katanya emang bener ya?


di kelas kita bakalan ada murid baru?” Ujar siswi bernama Mayang. Ia sendiri berasal dari
keluarga yang tidak terlalu sederhana sehingga bisa bersekolah di sekolah itu.
Namun,karena kekayaan yang ia miliki membuatnya menjadi anak yang sombong.
Husna : “Aku nggak tau deh.
Aku denger-denger sih katanya begitu.” Jawab salah satu temannya bernama Husna. Sama
dengan Mayang,Husna sendiri berasal dari keluarga yang cukup kaya. Hanya saja,ia berbeda dari
Mayang. Walaupun ia berasal dari keluarga mampu ia sering menyisihkan uang jajannya untuk di
infaqkan dan ia tidak pernah memiliki sifat yang sombong.
Shinta : “Tapi,aku denger-denger sih. Katanya dia bukan orang kaya.” Sahut siswi lainnya
bernama Shinta.
Mayang : “Hahh? Bukan orang kaya? 
Mana mungkin bisa bayar SPP di sekolah ini.” Ujar Mayang.
Husna : “Tssssst. Nggak boleh begitu,Mayang.
Bisa aja dia mendapatkan beasiswa atau keluarga saudaranya yang membantu dia untuk
membayar SPP.” Ucap Husna menasehati.
Shinta : “Eh,Eh. Orangnya dateng tuh.” Ucap Shinta.

            Seorang Murid baru itu dating masuk ke ruang kelasnya. Tampak dari kejauhan saja
sudah terlihat kondisinya berbeda dari murid lainnya.
Ia memang bukan berasal dari keluarga yang kaya. Namun, kesederhanaannya itu membuat ia
rendah hati. Dia juga cukup pintar dalam urusan belajar.

Dwiarti : “Assalamu alaikum.” Sapa salam Murid itu yang memasuki kelas.
Husna,Mayang,Shinta : “Waalaikum salam.” Jawab lembut Husna. Namun, berbeda dengan
mayang. Ia menjawab salam dengan jutek.
Husna : “Kamu murid baru ya disini?” Tanya Husna.
Dwiarti : “Iya. A-aku murid baru disini.” Jawabnya terbata di karenakan sedikit gangguan pada
organ bicaranya.
Husna   : “Nama kamu siapa? Coba kenalin diri dong.” Suruh Husna.
Dwiarti : “N-nama aku Dwiarti. A-aku murid pindahan dari sekolah Al-Munir.”
Husna : “Namaku Husna. Dia Mayang dan disampingnya Shinta.Kenapa kamu pindah sekolah?”
Dwiarti : “A-aku pindah sekolah gara-gara rumah tante aku di dekat sini.
soalnya kedua orang tuaku sudah tidak ada. Jadi aku sekolah disini di bayarin Tante aku.” Ucap
Dwiarti polos.
Mayang : “Yaelah. Nggak mampu aja sok-sok an masuk sekolah disini.
Bayar SPP aja di bayarin orang. Hahahahh.” Tawa jahat Mayang yang membuat Dwiarti cukup
sedih.
Husna : “Mayang! Nggak boleh ngomong gitu.” Ucap Husna pada Mayang, “ Maaf ya. Aku
nanya begitu. Aku nggak tau kalau…” Ucap Husna terpotong.
Dwiarti : “N-nggak apa-apa kok,Husna.”
Husna : “Yaudah. Kursi di depan Mayangkan kosong.. kamu duduk disana aja.” 
Dwiarti : “Iya.Husna,T-terima kasih.” Ucapnya langsung duduk.
Shinta :“Husna,tadi kamu di panggil Pak Huda buat ke ruang guru.
Cepet gihh,kamu kan ketua kelas.” Sahut Shinta.
“Iya, deh. Iya.” Jawabnya yang langsung pergi.
“Eh,anak baru. Siapa nama lo itu? Gue lupa.” Maki Mayang.
“Dwiarti,May.” Sambung Shinta.
Mayang : “Eh,iya. Pokoknya itulah..
Anak idiot. Nantikan Ulangan,Pokoknya lo harus ngasih tau jawaban lo ke gue!” Perintah
Mayang.
Dwiarti : “T-tapi. Kan ulangan nggak boleh di k-kasih tau jawabannya,Mayang.” 
Mayang : “Udah selama nggak ada yang tau mah nggak apa-apa.
Lo mau nggak di temenin kita-kita? Hah?” Ancam Mayang.
Shinta : “Iya, lo mau emang?” Ancam Shinta juga.
Dwiarti : “I-iyadeh. N-nanti aku kasih tau jawabannya.” Ucap polos Dwiarti lagi.
Shinta : “Eh,Eh. May,Husnanya udah dateng.” Ucap peringatan Shinta yang membuat mayang
langsung duduk di tempatnya begitu pula Shinta.
Husna : “Temen-temen, Pak Huda ada urusan sebentar nah.
dia ngasih tugas Ulangan ini. Jadi,nggak ada yang boleh nyontek.
walaupun Pak Huda nggak ngeliat,tapi Allah ngeliat segalanya. Jadi tolong pas waktunya udah
habis langsung di kumpulin.” Ujar Husna .
Husnapun langsung membagikan kertas ulangan itu.
Semua murid di kelas itupun mengerjakan soal-soal ulangan itu,tapi hanya Mayang dan Shinta
yang tidak mengerjakan justru malah memainkan ponsel mereka.
Husna : “Temen-temen waktunya 5 menit lagi.” Ujar Husna.
Mayang : “Eh,Anak idiot mana kertas jawaban lu?” Tanya Mayang.
Dwiarti : “I-ini…” ucap polos Dwiarti memberikan hasil jawabannya.
Mayang :  “Awas lu kalo nilai gue jelek! Nih,sekarang kertas jawaban gue buat lo aja.
dan kertas jawaban lo buat gue!” Ucap mayang yang langsung mengambil kertas itu.
Dwiarti : “T-tapi itukan punya aku. Waktunya juga mau habis.” 
Mayang :  “Mana gua peduli..” Maki Mayang yang mengganti nama kertas jawaban Dwiarti
menjadi namanya. Ia juga memberikan jawaban itu kepada shinta yang langsung menulis cepat
jawaban itu.sedangkan Dwiarti malah mengerjakan lagi kertas ulangan itu.
Husna : “Temen-temen waktunya udah abis.” Sahut Husna yang langsung mengambil hasil
jawaban mayang,shinta dan murid lainnya tak luput juga Dwiarti.
Dwiarti : “Hmmm.. H-husna,a-aku belum selesai ngerjainnya.” Sahut Dwiarti yang belum
menyelesaikan kertas ulangan itu.
Husna : “Maaf. Tapi,waktunya sudah habis,dan ulangan ini semuanya harus di kumpulin.” Ucap
Husna.
Mayang :  “Udahlah. Siapa suruh lo belum selesai ngerjainnya!” Maki Mayang.
Dwiarti : “T-tapi..” ucap Dwiarti terpotong.
Shinta : “Lo mau kita semua di marahin??” Tanya keras Shinta.
Dwiarti :“Oh,y-yaudah deh. Ini..” ucapnya memberikan hasil ulangannya yang belum selesai.

            Husnapun mengambil hasil ulangan semua murid di kelasnya dan pergi memberikan ke
Ruang guru.

Mayang :  “Eh anak idiot! 


kasian banget sih hidup lo. Udah yatim piatu,miskin, idiot pula..” Maki Mayang.
Shinta : “Tau lu! Idiot aja sok-sok an masuk ke kelas ini.” Sambung Shinta.
Dwiarti :“Emangnya s-salah aku tuh apa?
k-k-kenapa kalian ngejek aku mulu..” runtuk Dwiarti.
Mayang :  “Salah lo apa? 
gara-gara lo masuk kelas ini,nama kelas kita jadi jelek nanti!
kelas 8.2 yang tadinya murid-murid kaya malah menampung murid bodoh,idiot,cacat dan miskin
kaya lo!” Marah Mayang.
Dwiarti : “T-tapi,inikan baru pertama kalinya aku masuk sekolah disini.”
Mayang :  “Ya,emangnya lo kira gue ini peduli gitu,terus merasa iba sama lo?” ucap Mayang.
Shinta : “Tau lo! Lo mau di kasianin sama sekolah ini buat ngasih uang buat kematian orang tua
lu emang?” sambung Shinta.
Dwiarti : “E-enggak kok, aku nggak perlu itu semua.”

 Husnapun datang masuk ke kelasnya melihat teman barunya di Maki-maki oleh Mayang dan
Shinta.
Husna : “Astagfirullah Hal Adzim.
Mayang,Shinta! Kalian apa-apaan sih!
Dia itu murid baru disini,kalian bukannya menyambut dia malah mengejek dia.” Ucap Husna.
Mayang :  “Alah terserah lo aja deh. 
Nggak peduli gue.” Ucap Mayang cuek.
Husna : “Udah-udah. Ini ada tugas dari Wali kelas.
PR Hal 34-40 LKS. Besok di kumpulin.” Ucap Husna.

            Husna sebagai ketua kelaspun memimpin do’a pulang dan para murid di kelas itu satu per
satu pergi termasuk Husna. Jadi,disana hanya tinggal Dwiarti,Mayang dan Shinta.

Mayang :  “Eh,lo mau pergi kemana?” ucap Mayang seraya memukul meja di depan Dwiarti.
Dwiarti : “A-a-aku mau pulang.” Jawab Dwiarti ketakutan.
Shinta : “Bagus deh,kalau lo mau pulang.
ambil tuh..” ucap Mayang memberikan dua buku LKS miliknya dan milik Shinta.
Dwiarti : “K-kenapa k-kamu ngasih ke aku?” Tanya Dwiarti.
Shinta : “Alah,masa beginian doang nggak ngerti sih?” sambung Shinta.
Mayang :  “Lo bawa tuh LKS dan pokoknya besok buku itu harus udah selesai semua!!” suruh
Mayang.
Dwiarti : “M-maksudnya?”
Shinta : “Alah nggak usah sok lugu deh!
lo kerjain tuh LKS punya gue sama punya Mayang.” Ucap Shinta.
Dwiarti : “T-taapi ini kan…” ucapnya terpotong.
Mayang :  “Lo mau cari masalah sama gue? Hah??!!”ucap Mayang.
Dwiarti : “I-iya  deh. Besok aku kasih ke kalian udah selesai semua.
aku  pergi dulu.” Ucap pasrah Dwiarti yang langsung pergi membawa kedua buku LKS itu di
tangannya.
Mayang :  “Hahahahhh… 
sekarang kita bisa manfaatin dia. Iya,nggak Shin?” tawa jahat Mayang.
Shinta : “Iyalah.jadi kita nggak usah repot buat ngerjain PR.” Jawab Shinta.
Mayang :  “Iya. Udah ahh,yuk pulang.” Ajak Mayang. 
                        Mereka berduapun akhirnya pulang.
***************************************************************************

Keesokan harinya.
Terlihat sudah beberapa murid berada di dalam kelasnya. Termasuk Dwiarti,Mayang dan Shinta.
Namun Husna dan beberapa murid lainnya belum datang.
Mayang :  “Mana? Lo udah kerjain belom PR kita?!!” Tanya Mayang menuntut.
Shinta : “Iya,lo udah kerjain belom?” sambung Shinta.
Dwiarti : “U-udah kok. Udah aku kerjain.
Tapi,ada lima sampai tujuh nomor yang belum aku kerjain.
S-soalnya a-aku ngantuk banget tadi malem.” Jawab Dwiarti memberikan LKS mereka.
Mayang :  “APA??!! Belom lo kerjain? 
kan gue nyuruhnya lo harus udah kerjain semuanya!
Coba,shin. Cek lks yang ada di tasnya. Cocokin jawabannya!
ntar,yang ada malah jawaban kita yang dia asalin lagi.” Suruh Mayang.
Mayang :  “Iya,May.” Ucap Shinta.

Shintapun mengambil buku LKS yang berada di dalam tas Dwiarti, dan ia mencocokan hasil
jawaban yang tertera pada jawaban Dwiarti dan yang ada di buku mereka berdua.

Shinta : “May,may. Liat  nih,di lks dia.


jawabannya itu A sedangkan dia jawab di lks kita B.” Ucap Shinta mengadu.
Mayang : “Tuh kan,bener dugaan gue!
lo sengaja ya,mau cari rebut sama gue? Hah? Lo udah berani sekarang?
Udah,Shin. Coret-coret aja bukunya,kalau perlu di sobek.” Maki Mayang.
Shinta : “Iya,iya.” Ucap Shinta yang langsung mencoret-coret buku Dwiarti
Dwiarti : “Jangan,buku aku jadi rusakkan?” ucap kecewa Dwiarti yang melihat bukunya telah di
rusak Shinta.
Mayang :  “Emangnya gue peduli gitu? 
Lo udah berani sama kita? Hah? Lo sengajakan ngebedain jawabannya?” Tuntut Mayang.
Dwiarti :“E-enggak gitu kok,
a-aku Cuma takut,kalau jawaban kita s-sama persis nanti dikira nyontek.
tapi,jawaban yang bener itu B,kok.. bukan A.” jawab Dwiarti yang sebenarnya.
Mayang :  “Udah deh,nggak usah banyak bacot deh,sama gue.
lo kira ini,gue gampang di tipu apa?.” Ucap Mayang yang langsung mendorong Dwiarti sehingga
ia terjatuh ke lantai. Kursi dan meja yang berada di dekatnya juga ikut terjatuh.
Dwiarti : “T-tapi, a-aku nggak bohong,kok.” Ucap Dwiarti.
Shinta : “Alah! Lo udah miskin aja belagu banget sih!” ucap Shinta.
Dwiarti : “T-tapi,a-aku beneran.”
Mayang :  “Terus lu kira gue mudah ditipu sama lo? Gitu?” Tany Mayang.
Dwiarti : “T-t-tapi a-aku udah berkata jujur.”
Mayang :  “Lo. Itu, Miskin,bodoh,idi…” ucap Mayang terpotong.

            Tiba-tiba Husna datang.


Husna : “Astagfirullah. Mayang,Shinta! 
kalian udah di bilangin nggak ada kapok-kapoknya ya!
kalian mau aku kasih tau wali kelas? Biar kalian di marahin? Hah?” Ancam Husna.
Mayang : “Eh, jangan gitu dong.
lagian,kitakan nggak beneran Cuma bercanda doang.iyakan,Dwiarti..?” Tanyanya pada Dwiarti
memberi isyarat menggertak.
Dwiarti : “I-iyaa..” jawab Dwiarti.
Husna : “Emangnya kalian kira aku ini apa? Aku bukan anak kecil lagi yang gampang ditipu.
Pokoknya sekarang juga aku harus bilang Bu Alfat.” Ancam Husna yang beranjak pergi
namun,langkahnya di tahan oleh Mayang dan Shinta.
Mayang :  “Aku janji deh. Aku nggak bakalan ngejek dia lagi.
Maa-maaf.” Ucap Mayang.
Shinta : “Iya,jangan bilangin Bu Alfat,dong.” Sambung Shinta.
Husna : “Kok minta maafnya sama aku sih?
kalian beneran mau aku bilangin Bu Alfat?” Ancam Husna lagi.
Mayang :  “Iyadeh.MAAF,ya.” Ucap Mayang jutek.
Husna : “Minta maafnya yang bener!” ucap Husna.
Mayang : “Iya-iya! Alay banget sih.” Ucapnya yang masih jutek, “Dwiarti,gue minta maaf. Gue
janji nggak bakalan ngina lo lagi.” Ucap Mayang sambil memberikan tangannya.
Dwiarti : “Iya. Nggak apa-apa kok.
Aku juga minta maaf sama kalian.” Ucap Dwiarti meraih tangan Mayang.
Shinta : “Aku juga minta maaf,ya.” Ucap Shinta memberikan tangannya.
Dwiarti : “Iya, nggak apa-apa kok.” Ucap Dwiarti, “ Makasih ya,Husna. Udah nolongin aku.”
Lanjutnya.
Husna : “Iya nggak apa-apa.
ginikan jadi enak,damai. Nggak ada yang marah-marahan lagi.” Ucap Husna tersenyum.
 

            Mayang dan Shintapun mengakui kesalahan mereka berdua. Kita harus mencontoh sikap
dari Dwiarti karena,dari keterbatasannya ia tetap bersabar dan tidak mengeluh dalam menghadapi
cobaan. Dan jangan mencontoh sikap dari Mayang dan Shinta.
Sebagai hamba Allah yang beriman,wajib hukumnya mempunyai sifat Sabar dalam menghadapi
cobaan.
Sabar artinya Tahan dan tabah dalam menghadapi berbagai macam cobaan. Orang yang sabar
hatinya akan teguh dan berusaha mencari jalan keluar dari cobaan tersebut.
Dalam cerita ini maksud sabar yang di maksud adalah sabar menghadapi cobaan.
dan janganlah kita terlalu membentak,Menghina,Menjahili bahkan Meledek teman kita hanya
karena keterbatasan kemampuan,dia berbeda dari orang lain atau tidak sempurna dari orang lain.
Karena sesungguhnya Kesempurnaan hanya milik Allah semata.”
Judul
“Restui Kami, Bunda”

Tema
Perjuangan cinta sepasang kekasih demi mendapatkan restu.

Tokoh dan perwatakan


• Elsa : Baik hati
• Aldi  : Bertanggung jawab
• Bunda (ibu Elsa): Sombong
• 2 Penjahat

Naskah drama

“Restui Kami, Bunda”

Suatu hari di sebuah rumah besar dan mewah, terjadilah percekcokan antara ibu dan anaknya.

Bunda : Pokoknya Bunda tidak mau tau, kamu harus segera menikah dengan Nino, kalau tidak…
Elsa : Kalau tidak apa, Bunda? Bunda mau usir aku dari rumah ini? (sambil meneteskan air mata)
Bunda : Ah, pokoknya kamu harus nurut sama Bunda, jangan terus-terusan menolak!
Elsa : Tapi aku tidak mencintai Nino, Bun. Lagipula Nino bukan jodoh yang baik buat aku.
Bunda : Kamu tau darimana kalo Nino bukan yang terbaik untuk kamu? Nino itu pria yang baik dan
mapan, jadi kamu jangan sampai menolaknya!

Tanpa basa-basi, Elsa langsung berlari ke kamar meninggalkan ibunya yang daritadi memaksa agar
ia segera menikah dengan Nino, seorang pengusaha muda yang dikenal angkuh. Sejak lima tahun
lalu ayah Elsa meninggal dunia, sikap ibunya memang berubah drastis dari yang tadinya penyayang,
menjadi kasar dan luar biasa sombong.

Setelah menenangkan diri di kamar, Elsa memutuskan untuk sementara pergi dari rumah dan
mencari udara bebas yang sangat jarang ia dapatkan. Ya, layaknya seekor burung peliharaan yang
berada di sangkarnya, Elsa tidak bisa mengepakkan sayap untuk melihat dunia.

Menyelinap ke luar rumah tanpa sepengetahuan Bunda dan beberapa asisten rumah tangga sudah
berhasil dilakukan Elsa.

Elsa : Aduh aku mau ke mana lagi ya? Sepertinya sudah terlalu jauh dari rumah. (menggumam
sambil berjalan kebingungan)

Tiba-tiba ada dua orang tak dikenal yang menyekap Elsa dari belakang sambil menodongkan pisau.

Penjahat1 : Serahkan uangmu, jika tidak… (mendekatkan pisau ke arah leher Elsa)
Elsa : Toloooong!!!
Penjahat2 : Woy jangan berisik! Sekencang apapun kamu teriak, gak akan ada yang mendengar
apalagi nolongin kamu!

Tiba-tiba seorang pria berlari dan datang mendaratkan pukulan ke para penjahat. Ia adalah Aldi,
seorang buruh bangunan yang kebetulan lewat.

Aldi : Lepaskan dia!


Penjahat1 : Dasar sok pahlawan!

Perkelahianpun tak terbendung. Beruntung Aldi mempunyai ilmu bela diri, sehingga para penjahat
bisa ditaklukkan dengan mudah dan langsung kabur meninggalkan keduanya.

Aldi : Kamu tidak apa-apa?


Elsa : Iya, terima kasih banyak. Maaf merepotkan.
Aldi : Sama-sama. Oh iya, aku Aldi.
Elsa : Aku Elsa, sekali lagi terima kasih banyak ya. Kalo gak ada kamu, aku ga tau gimana jadinya
tadi.
Aldi : Iya, lain kali hati-hati ya.

Elsa tersipu malu melihat sesosok pria yang berani menolongnya tadi. Berawal dari pertemuan yang
tak terduga itupun kedekatan antara Elsa dan Aldi tidak bisa dibendung lagi. Elsa lebih sering ke luar
rumah untuk menemui Aldi di tempatnya berkerja.

Elsa : Al, beberapa minggu yang lalu, Bunda selalu memaksaku untuk segera menikah.
Aldi : Oh ya? Mungkin ibumu sudah tidak sabar untuk segera memiliki cucu.
Elsa : Ya, kamu mau kan datang ke rumah untuk menemui Bunda?
Aldi : Tentu saja, aku sangat senang jika kamu berniat untuk memperkenalkan aku dengannya.

Kebahagiaan selalu terpancar ketika sepasang sejoli yang sedang jatuh cinta ini selalu bersama-
sama. Namun, hal tersebut tidak membuat Elsa bisa melupakan perjodohan antara dirinya dengan
Nino begitu saja. Keinginan ibunya masih menjadi kekhawatiran luar biasa mengingat Aldi bukanlah
pria dari keluarga yang kaya raya.

Keesokan harinya, Elsa mengajak Aldi datang ke rumah. Aldi tampak tidak percaya diri untuk
menyusuri gerbang menuju pintu rumah mewah dengan membawa sekotak kue untuk Bunda.

Elsa : Bunda! Kejutan!


Bunda : Kejutan apa, El?
Elsa : Aku bawa seseorang yang spesial.
Aldi : Siang, bu. Perkenalkan saya Aldi.

Betapa marahnya Bunda melihat Elsa tengah dekat dengan pria yang tidak jelas asal usulnya itu.
Saking marahnya, ia segera mengusir dan menolak mentah-mentah kedatangan Aldi. Sementara itu,
Elsa langsung mengunci diri di kamar.

Tiga hari berlalu, Elsa tak juga ke luar dari kamarnya. Bunda khawatir dan mulai berfikir betapa
kerasnya perlakuan yang sudah ia lakukan.

Tok-tok-tok

Bunda : Elsa, buka pintunya sayang. Sudah 3 hari kamu tidak keluar kamar, tidak makan. Nanti kamu
sakit. Maafkan Bunda ya nak.

Namun tak ada jawaban. Bunda segera meminta tolong semua asisten rumah tangga untuk
mendobrak pintu kamar Elsa.

Brakkkk

Bunda : Elsaaa!!! (terkejut melihat Elsa dalam kondisi yang tidak sadarkan diri)

Ia dan seluruh asistennya segera membawa Elsa ke rumah sakit. Tak lama kemudian, akhirnya Elsa
sadar dari pingsannya.

Elsa : Al, Aldi…?


Aldi : Iya, Sa. Aku di sini.
Elsa : Tapi Bunda?
Bunda : Maafkan Bunda, sayang. Tidak seharusnya Bunda bersikap seperti ini. Bunda khilaf.
Elsa : Iya Bunda, maafkan Elsa. (sambil memeluk ibunda tercinta)
Aldi : Bunda, saya mohon restui hubungan kami berdua, saya berjanji akan membahagiakan Elsa
hingga akhir hayat nanti.

Kata-kata yang diungkapkan Aldi mengingatkan Bunda akan kenangan masa lalunya. Ayah Elsa pun
melontarkan kata-kata yang sama ketika memperjuangkan hubungan mereka. Seketika itu pula
Bunda tak ragu untuk menerima pria yang ada di hati puteri tunggalnya ini.

Bunda : Iya, Bunda restui hubungan kalian. Tolong jaga Elsa ya, Aldi.
Aldi : Baik Bun. Aldi pastikan Elsa akan bahagia selamanya.

Ketiganyapun larut dalam kasih sayang yang mendalam. Tulusnya cinta antara Aldi dan Elsa
membuat Bunda yakin bahwa Aldi adalah pasangan yang tepat untuk mendampingi Elsa.

-Selesai-

Read more: http://www.contohdramakomedi.click/2014/06/contoh-naskah-drama-tentang-
percintaan.html#ixzz4YNxH1ezb
Judul: Nasehat Dari Sahabat
Tema: Sosial (persahabatan)
Jumlah pemeran: 4 orang
Karakter:
                  Ani: Baik (suka menasehati)
                  Nani: Baik (suka dengan kebaikan)
                  Jordi: Jahat (suka menjahili orang)
                  Dendi: Baik (suka menegur temannya ketika salah)

Alur Drama
Pada pagi hari itu tepatnya di depan rumah Ani, Nani, Jordi dan Dendi sedang berkumpul. Tidak lama
kemudian si Ani keluar dari rumahnya mendengar ketiga temannya itu sedang ngobrol didepan
halaman rumahnya.

Naskah Dialog Drama


Ani:
Hai, ada apa ini? Kok tumben kalian pada gerumpi didepan rumah akau..  nggak manggil aku lagi?!

Nani:
Aku tadinya sih mau manggil kamu, tapi kamunya aja yang sudah keburu nongol. Nggak ada acara
kamu hari ini, An?

Ani:
Nggak ada tuh.. emang mau ngajak kemana kok kayaknya mau ngajak aku jalan gitu?

Nani:
Nggak kok, aku cuman nanya aja.. ya, sapa tahu aja kamu mau kemana gitu, kan biasanya kamu
padat acara.

Ani:
Nggak ada kok, hari ini aku stay dirumah aja.

Tiba-tiba Jordi menyampaikan idenya kepada teman-temannya untuk ngejahilin Lela yang biasanya
lewat didepan rumah Ani.

Jordi:
Eh teman-teman, aku ada ide nih!

Dendi:
Ide apaan tu?

Jordi:
Bisanya jam sgini kan Lela pasti lewat sini, gimana kalau kita kerjain dia. Setuju nggak kalian?

Dendi:
Ngerjain Lela?! Ah.. kamu ini jahat amat sih jadi orang!

Ani:
Iya tuh.. kenapa sih dari dulu kamu tuh nggak pernah berubah, Di. Dari dulu kerjaannya pengen
ngejahilin orang terus!

Jordi:
Biarin.. kan itu emang hobiku.

Nani berusaha untuk menyadarkan Jordi yang diusianya sudah menginjak 17 tahun, tapi sikapnya
masih saja seperti anak-anak.
Nani:
Jordi, kamu tu kan udah dewasa, mestinya tabiat buruk yang selama ini melekat pada diri kamu itu
sudah beransur menghilang, ini nggak malah sepertinya makin menjadi.

Ani:
Tuh.. dengerin kata si Nani, harusnya kamu tuh bisa bersikap lebih dewasa, dan kebiasaan kamu
yang suka ngejahilin orang itu sedikit demi sedikut harus kamu hilangin.

Karena Jordi anaknya memang keras kepala dan suka menganggu orang lain, maka dia tidak
mengedahkan nasehat teman-temannya.

Jordi:
Ah,,, masa bodoh kalian!

Melihat sikap si Jordi yang tidak juga sadar diri tentang kebiasaan buruknya, Dendi pun berusaha
menyadarkan Jordi.

Dendi:
Iseng itu emang boleh aja sih, Jordi. Tapi, kalau berlebihan kan nggak baik juga. Lela tu anaknya baik
dan pendiam, terus kenapa tega amat kamu mau ngerjain dia. Emang salah dia apa?

Ani:
Bener banget apa yang Dendi bilang. Justru kalau aku pas ngelihat Lela itu yang ada dihati ini malah
rasa hiba.

Jordi:
Iba? Emang kenapa kok harus ngerasa iba?

Ani:
Lela itu kan sudah nggak punya Ibu. Dia sehar-hari menghabiskan waktunya untuk membantu
ayahnya dagangan di pasar.

Jordi baru tahu kalau ternyata Lela sudah tidak memiliki ibu. Mendengar kabar tersebut, keinginan
Jordi untuk menjahili Lela pun pupus.

Jordi:
Oh.. begitu ya.. kasihan ya si Lela! Ya sudah deh, aku janji nggak bakalan ngejahilin atau ngerjain
Lela lagi.

Nani:
Bagus itu, tapi jangan hanya sama Lela dong! Sama siapapun kamu nggak boleh bersikap jahil. Itu
kan perbuatan dosa.

Ani:
Bener itu!

Jordi:
Ah.. kalian dikit-dikit dosa!
Semenjak itu, Jordi sudah tidak pernah menganggu Lela lagi, namun perangai buruknya masih saja
tidak berubah. Jordi sering membuat onar dikampungnya dan juga disekolahan.

Naskah Drama 4 Orang Tentang Persahabatan - SELESAI

Read more: http://www.contohskripdrama.click/2014/06/contoh-naskah-drama-4-orang-
tentang.html#ixzz4YNxoOU39
Ini dia Kiriman Dari Siswa Siswi SMA Negeri 2 selong yang mengirimkan Dialog
untuk 4 orang, katanya si ini tugas dari guru mereka, nah untuk membantu temen-
teman sekalian mereka ingin dialognya ini di publikasikan, kalau begitu langsung
saja di simak :

DISANGKA MURID BANDEL


Di dalam sebuah kelas, pejaran Fisika baru di mulai……….
Bu Lia              : Baiklah anak-anak, sebelum kita meulai pelajaran pada pagi hari
ini,mari kita
                         buka pelajaran ini dengan sama-sam membaca basmalah…
Semua             : Bismillahirrohmanirrohim…
Bu Lia              : Kemarin Ibu sudah memberikan kalian PR, sekarang keluarkan PR
kalian..
Murid              : Ya Bu … ( seru anak-anak sambil mengeluarkan PR mereka)
Risky                : Astaga Bu, PR saya ketinggalan di rumah….
Bu Lia              : Kamu pasti bohong, kamu pasti tidak mengerjakannya…..
Risky                : Benar Bu, saya tidak bohong. Saya benar-benar tidak
membawanya.
Yeyen              : Kamu pasti bohong Ky, kamu emang gak ngrjain PR kan???
Zhorif              : Diam kamu yen, Risky eman gbener-bener gak bawa PR.
Alan                 : Bener yen, kamu jangan nuduh sembarangan deh…
Yeyen              : Alaaaahhhh, aasan kalian aja tuh….
Andi                 : Diam kamu Yen, ..
Bu Lia              : Sudah-sudah, kalian diaammm……. (Sambil berteriak)
                         Sekarang kamu keluar Risky.
Risky                : Tapi Bu, masa harus keluar Bu??
Bu Lia              : Saya bilang keluar!!!
Risky                : Baiklah Bu, saya akan keluar..
Alan                 : Kami ikut…
Sesampainya di kantin…
Andi                 : Sialan si Yeyen tu!!..
Alan                 : Iya, bner banget tu, beraninya dia mengira kamu gak buat PR..
Risky                : Sudahlah teman-teman, kalian tau kan gimana sifat Yeyen itu???
Zhorif              : Tapi yang ini sudah keterlaluan. !
                         Nanti saat keluar main, kita labrak aja dya di sini..
Yeyen              : (berjalan pelan menuju kantin)
Alan                 : Hey kamu!!!
Yeyen              : Ya, ada apa..?? ( menjawab santai labrakan itu)
Zhorif              : Apa sih maksud kamu ngira Risky gak ngerjain PR???
Yeyen              : Kapan sih??? Perasaan gak pernah deh??
Andi                 : alaahhh,, alasanmu saja
Risky                : Sudahlah teman-teman, biarin aja,, aku udah gak pa-pa koq.
Yeyen              : Tuh denger, Riskynya aja bilang gak pa-pa, kenapa kalian yang
sewot??
Risky                : Sudahlah Yen, lebih baik kamu sekarang pergi dari sini…
Yeyen              : Baik!! (dengan nada agak keras, lalu beranjak pergi dari kantin)
Sementara di ruang guru..
Bu Lia              : Tadi tu saya sangat kesal dengan anak yang namanya Risky itu.
Bu Yuyum        : Kesal kenapa Bu, ??
Bu Lia              : Begini Bu, minggu yang lalu kan saya memberikan PR, tapi si Risky
itu tidak
                         mengerjakannya..
Bu Yuyum        : Apa benar begitu Bu?? Si Risky itu kan murid yang lumayan rajin
Bu, apa benar
                         dia tidak mengerjakan PRnya? (mengeuk kepala seperti berpikir)
Bu Lia              : Saya sih juga brpikir seperti itu Bu, namun saking marah saya ketika
itu juga
                         anak-anak sedang ribut, jadi langsung spontan saja saya suruh dia
keluar.
Bu Yuyum        : Sebenarnya tindakan Ibu kemarin itu salah, jika anak didik kita
perlakukan
                         seperti itu, secara otomatis si murid bakal membangkang.
Bu Lia              : Iya juga sih, tapi saya masih merasa kesal nih Bu. Di tambah lagi
dia itu selalu
                         nyolot jika saya beri tahu.
Bu Yuyum        : Ya sudah Bu, Ibu tenangin diri aja lah dulu.
Bu Lia              : Ya sudah…
Keesokan harinya di sekolah
Bu Lia              : (masuk dengan wajah yang seram) Hari ini kita akan ulangan.
Yeyen              : Tapi Bu, kita kan belum siap.
Bu Lia              : Apa kamu tidak belajar setiap malam??
Yeyen              : Belajar sih Bu.. (sambil merunduk)
Bu Lia              : Baiklah, kecuali kalian berempat. ( menunjuk kea rah Risky dkk)
                         kalian ulangan belakangan.
Risky                : Koq gtu Bu??
Bu Lia              : Saya hanya ingin ngetes kalian saja.
Andi                 : Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa( sambil menyisihkan diri mengikuti
Risky)
Setelah ulangan selesai.
Zhorif              : Sialan, soalnya susah-susah banget yang tadi itu.
Alan                 : Iya benar. Pusing aku jadinya.
Andi                 : Ini semua gara-gara yeyen itu Ky.
Risky                : Sudahlah tema-teman, kita jangan nyalahin orang, ntar kita lagi
yang kena.
Alan                 : Iya, tapi kelakuannya itu sudah keterlaluan banget.
Zhorif              : Bener benget Ky…
Andi                 : Musti di kasi pelajaran tuh anak.
Risky                : Baiklah, kalo’ emang itu mau kalian, sekarang kalo Yeyen lewat
sini, kita cegat
                         Saja dia.
Andi                 : Baiklah.
Yeyen              : (Lewat di hadapan mereka)
Alan                 : Sini kamu !!
Yeyen              : Aku mau pergi cepet-cepet nih.
Risky                : (langsung menarik tangan Yeyen) Sini dulu ada yang mau kami
omongin..
Yeyen              : Apaan sih?
Zhorif              : Gara-gara kamu kami disuruh uat ulangan belakangan.
Alan                 : Soalnya sulit banget lagi.
Yeyen              : Koq gara-gara aku sih. Memangnya aku pernah ngelakuin apa?
Risky                : Gara-gara omonganmu yang kemarin, Bu Lia masih mara dengan
kami,
                         terutama dengasn aku.
Andi                 : Bener Tuh.
Yeyen              : Biklah aku minta amaaf. Sebagai gantinya, aku akan menemanimu
minta maaf
                         ma Bu Lia.
Risky                : Baiklah.
Zhorif              : Baiklah, kami mau ke kantin dulu ya, kamu wailin aja buat minta
maafnya.
Risky                : O.K
Sesampainya di depan ruang guru
Bu Yuyum        : Hey, Risky, ke sini sebentar.
Risky                : Baik Bu. ( berlari ke arah Bu Yuyum)
Bu Yuyum        : Kamu sekarang masuk ke ruang guru. Kamu harus minta maaf
pada Bu Lia.
Risky                : Iya Bu, ni saya juga emang mau minta maaf pada Bu Lia.
Bu Yuyum        : Baiklah, bagus,… Sudah, sekarang kamu masuk.
Di dalam ruang guru.
Risky                : Assalamualaikum
Bu Lia              : Waalaiku salam. Ada apa kamu ke sini?! (ketus)
Risky                : (langsung duduk) begini Bu, saya ingin mints maaf soal kemarin.
Emang saya
                         yang salah, saya terlalu nyolot ma Ibu. Maafin saya Bu.
Bu Lia              : Saya juaga yang salah nak, bu Guru sudah mengira kamu tidak
mengerjakan PR.
                         Apa benar kamu memang lupa membawanya?
Risky                : Benar Bu. Ini dia PR saya.
Bu Lia              : ( Melihat-lihat) Baiklah, maafkan Ibu ya nak.
Risky                : Sama-sama Bu. Saya juga minta maaf ma Ibu. ( sambil salaman)
Akhirnya, keaadaan kembali seperti biasa, dan tidak ada pertengkaran lagi.
TAMAT
Contoh Naskah Drama Pendek
Judul      : Nasehat Teman Tentang Pentingnya Pendidikan
Tema     : Sosial
Pemeran : Lubis, Erna, Jalil, Umroh
Karakter : Lubis (suka bermain), Erna (suka terbawa pengaruh teman), Jalil
(pegiat), Umroh (pelajar yang tekun).

Sinopsis Drama Remaja

Jalil dan Umroh pada hari itu berusaha untuk memberikan pemahaman
kepada kedua temannya, yaitu Erna dan Lubis tentang betapa pendidikan
itu jauh lebih penting katimbang melakukan aktivitas-aktivitas yang tidak
bernilai.

Dialog Drama

Lubis:
Besok hari Minggu kalian pada mau kemana nih? Pasti ada acara jalan-
jalan ya?!

Erna:
Nggak tahu tuh.. aku belum punya rencana kemana-kemana.

Jalil:
Kalau aku mau stay dirumah aja. Aku mendingan belajar daripada jalan
kesana-kemari nggak jelas gitu.

Umroh:
Iya, aku juga sama dengan Jalil. Daripada keluyuran nggak jelas kan
mending belajar aja dirumah.

Jali dan Umroh memang berbeda dengan Lubis dan Erna. Jalil dan Umroh
adalah sosok remaja yang rajin belajar dan senantiasa memprioritaskan
pendidikan.

Lubis:
Kalian hari Minggu pun masih dipake untuk belajar?! kan selama tujuh hari
itu kita hanya punya satu hari untuk menenangkan diri, ngapain juga mesti
dipake untuk belajar.

Erna:
Iya, mereka ini rajin banget sih. Padajal belajar selama enam hari itu kan
juga sudah lebih dari cukup.

Umroh kemudian menjabarkan kepada mereka bedua, betapa pendidikan


itu jauh lebih penting daripada bermain atau keluyuran nggak tentu arah.

Umroh:
Berlibur itu emang perlu sih.. kita pastinya emang merasa jenuh jika setiap
hari hanya belajar dan belajar, tapi kit aharus ingat bahwa dengan banyak
belajarlah yang akan menjadikan kita sebagai anak yang pintar.

Jalil:
Iya, aku setuju dengan kamu, Umroh. Udahlah, aku sih bukannya melarang
kalau kalian mau jalan, tapi maunya aku tuh kalian tetap fokus sama
pendidikan. Jangan kebanyakan keluyuran, sementara pendidikan kalian
abaikan.

Erna:
Siapa bilang aku mengabaikan pendidikan. Aku juga belajar kok.. cuman
nggak serajin kalin sih..
Advertsiments

Umroh:
Nah itu dia, mulai sekarang kalian harus memberi waktu yang lebih banyak
untuk proses belajar kalian agar nantinya kamu bisa lulus dengan nilai
yang membanggakan.

Lubis pun dibuat terenung oleh nasehat temannya itu (betapa mereka ini
sangat mementingkan pendidikan katimbang bermain) bisik Lubis dalam
hati.

Lubis:
Ok, aku terima masukan kalian. Sepertinya apa yang kalian sampaikan itu
emang benar. Mulai sekrang aku harus lebih care dengan pendidikan.

Erna:
Iya juga ya.. ngapain aku harus ngebuang banyak waktu untuk tujuan yang
nggak jelas gitu, sementara pendidikan yang harusnya aku beri banyak
perhatian malah jadi terabaikan.

Contoh Naskah Drama 4 Orang Wanita


Judul: Kepedulian Seorang Sahabat
Tema: Sosial & Persahabatan
Alur: Pendek
Pemeran: 4 orang
Penokohan: 
Dina: Patuh pada perintah orangtua
Winda: Sosok sahabat yang baik
Astrid: Sosok sahabat yang peduli terhadap teman
Hesti: Adik Astrid

Sinopsis Drama

Dina diminta ibunya untuk mengantarkan barang titipan tantenya. Dina


meminta Winda untuk menemaninya kerumah tantenya. Ditengah
perjalanan, motor Dina bannya kempes dan tidak ada bengkel disekitar
jalan yang mereka lewati. Secara kebetulan, Astrid dan Hesti melihat
mereka saat sedang mendorong motor. Astrid pun memberikan
pertolongan kepada Winda dan Dina dengan cara mendorong motor
secara bergantian hingga sampai disebuah bengkel.

Dialog Drama

Dina:
Win, besok pagi kan libur sekolah.. kamu ada waktu nggak untuk nemenin
aku ke rumah tanteku?

Winda:
Besok? aku belum tahu ya.. emangnya kamu ada perlu apa kerumah tante
kamu?

Dina:
Aku disuruh ibuku nganterin barang titipan tanteku.

Winda:
Emangnya barang apa?

Dina:
Aku belum tahu. Entah apa barangnya. Gimana, kamu besok bisa apa
nggak?

Winda sebenarnya ada acara sendiri, namun dia sulit menolak permintaan
Dina.
Winda:
Ya sudah deh, besok aku anterin kamu. Jam berapa besok? aku kerumah
kamu atau kamu yang kerumahku?

Dina:
Terserah kamu deh, jam 8 atau jam 9 gitu.. kalau kamu mau mending
kamu aja yang kerumah aku.

Winda:
Ya sudah, besok jam 8.30 aku kerumah kamu, terus kita langsung
kerumah tante kamu.

Keesokan harinya Winda dan Dina berangkat menuju rumah tante si Dina
yang jaraknya sekitar 20 km dari rumah Dina. Pas ditengah-tengah jalan
moto yang dikendarai Dina bannya bocor, dan tidak ada tempat
penambalan ban disekitar situ.

Dhussss... bunyi ban motor Dina

Dina:
Aduh.. gimana nih, bannya bocor? kayaknya pecah nih ban!

Winda:
Gimana ya.. nggak ada bengkel tambal ban  lagi disini.

Mereka bedua pun mendorong motor tersebut sambil keringat membasahi


tubuh mereka. Setelah hampir 30 menit mendorong motor, tiba-tiba ada
sebuah mobil box yang menghampiri mereka. Pengendara mobil box itu
menawarkan jasa pengangkutan motor hingag ke bengkel tedekat kepada
Dina.

Sopir mobil box:


Kenapa non? bannya bocor ya?

Dina:
Iya. bisa minta tolong angkutin motor aku sampai bengkel nggak?

Sopir mobil box:


bisa saja, tapi kasih ongkos 100 ribu ya?

Dina:
Kok mahal amat, bang? 50 ribu ya?

Sopir mobil box itu menolak, alhasil Dina dan Winda harus meneruskan
mendorong motor mereka.

Sopir mobil box:


Murah amat non.. ya sudah kalau nggak mau.

Setelah mendorong moto selama 45 menit, tiba-tiba ada salah seorang


sahabat Winda, yaitu Astrid yang kebetulan lewat di jalan itu. Astrid
bersama adiknya bernama Hesti.

Astrid:
Stop.. stop, hes...

Hesti:
Kenapa kak? ada apa?

Astrid:
Itu kayknya Winda deh.. Win... Win...

Winda:
Eh itu Astrid..

Astrid:
Motor kamu bocor bannya? kasihan sekali.. kamu mau kemana nih?

Winda:
Nih aku mau nganterin Dina kerumah tantenya. Nggak tahu nih, bengkel
kayaknya masih jauh.. aku udah capek banget dorong motor dari tadi.

Astrid berusaha memberi pertolongan kepada sahabatnya itu, namun dia


juga tidak bisa berbuat banyak karena disekitar itu memang cukup sepi.

Astrid:
Aduh.. gimana ya.. ok, gini aja.. kalian kan sudah capek banget nih.
Sekarang biar aku yang dorong moto kamu, terus kamu bawa motor aku
sambil ngikutin dari belakang.

Winda:
Emang kamu nggak kecapekan entar? berat lo dorong motor ini..

Astrid:
Ya tentu saja kau bakal capek, makanya kita gantian gitu..

Motor tersebut didorong oleh mereka berempat secara bergantian hingga


akhirnya mereka tiba diasalah satu bengkel tambal ban.
Pesan sosial dari drama diatas adalah tentang kepedulian seorang
sahabat. Jika ada sahabat kita yang sedang dalam masalah atau kesulitan,
maka kita harus menolongnya.

contoh naskah DRAMA untuk 4 orang


Tentang PERSAHABATAN
Judul Nasehat Dari Sahabat
Tema: Sosial (persahabatan)
Jumlah pemeran: 4 orang
Karakter:
Ani: Baik (suka menasehati)
Nani: Baik (suka dengan kebaikan)
Jordi: Jahat (suka menjahili orang)
Dendi: Baik (suka menegur temannya ketika salah)

Alur Drama

Pada pagi hari itu tepatnya di depan rumah Ani, Nani, Jordi dan Dendi
sedang berkumpul. Tidak lama kemudian si Ani keluar dari rumahnya
mendengar ketiga temannya itu sedang ngobrol didepan halaman
rumahnya.

Naskah Dialog Drama

Ani:
Hai, ada apa ini? Kok tumben kalian pada gerumpi didepan rumah akau.. 
nggak manggil aku lagi?!

Nani:
Aku tadinya sih mau manggil kamu, tapi kamunya aja yang sudah keburu
nongol. Nggak ada acara kamu hari ini, An?

Ani:
Nggak ada tuh.. emang mau ngajak kemana kok kayaknya mau ngajak aku
jalan gitu?

Nani:
Nggak kok, aku cuman nanya aja.. ya, sapa tahu aja kamu mau kemana
gitu, kan biasanya kamu padat acara.

Ani:
Nggak ada kok, hari ini aku stay dirumah aja.

Tiba-tiba Jordi menyampaikan idenya kepada teman-temannya untuk


ngejahilin Lela yang biasanya lewat didepan rumah Ani.

Jordi:
Eh teman-teman, aku ada ide nih!

Dendi:
Ide apaan tu?

Jordi:
Bisanya jam sgini kan Lela pasti lewat sini, gimana kalau kita kerjain dia.
Setuju nggak kalian?

Dendi:
Ngerjain Lela?! Ah.. kamu ini jahat amat sih jadi orang!

Ani:
Iya tuh.. kenapa sih dari dulu kamu tuh nggak pernah berubah, Di. Dari
dulu kerjaannya pengen ngejahilin orang terus!

Jordi:
Biarin.. kan itu emang hobiku.

Nani berusaha untuk menyadarkan Jordi yang diusianya sudah menginjak


17 tahun, tapi sikapnya masih saja seperti anak-anak.

Nani:
Jordi, kamu tu kan udah dewasa, mestinya tabiat buruk yang selama ini
melekat pada diri kamu itu sudah beransur menghilang, ini nggak malah
sepertinya makin menjadi.

Ani:
Tuh.. dengerin kata si Nani, harusnya kamu tuh bisa bersikap lebih
dewasa, dan kebiasaan kamu yang suka ngejahilin orang itu sedikit demi
sedikut harus kamu hilangin.

Karena Jordi anaknya memang keras kepala dan suka menganggu orang
lain, maka dia tidak mengedahkan nasehat teman-temannya.

Jordi:
Ah,,, masa bodoh kalian!
Melihat sikap si Jordi yang tidak juga sadar diri tentang kebiasaan
buruknya, Dendi pun berusaha menyadarkan Jordi.

Dendi:
Iseng itu emang boleh aja sih, Jordi. Tapi, kalau berlebihan kan nggak baik
juga. Lela tu anaknya baik dan pendiam, terus kenapa tega amat kamu
mau ngerjain dia. Emang salah dia apa?

Ani:
Bener banget apa yang Dendi bilang. Justru kalau aku pas ngelihat Lela itu
yang ada dihati ini malah rasa hiba.

Jordi:
Iba? Emang kenapa kok harus ngerasa iba?

Ani:
Lela itu kan sudah nggak punya Ibu. Dia sehar-hari menghabiskan
waktunya untuk membantu ayahnya dagangan di pasar.

Jordi baru tahu kalau ternyata Lela sudah tidak memiliki ibu. Mendengar
kabar tersebut, keinginan Jordi untuk menjahili Lela pun pupus.

Jordi:
Oh.. begitu ya.. kasihan ya si Lela! Ya sudah deh, aku janji nggak bakalan
ngejahilin atau ngerjain Lela lagi.

Nani:
Bagus itu, tapi jangan hanya sama Lela dong! Sama siapapun kamu nggak
boleh bersikap jahil. Itu kan perbuatan dosa.

Ani:
Bener itu!

Jordi:
Ah.. kalian dikit-dikit dosa!

Semenjak itu, Jordi sudah tidak pernah menganggu Lela lagi, namun
perangai buruknya masih saja tidak berubah. Jordi sering membuat onar
dikampungnya dan juga disekolahan. 

Sumber http://www.jatikom.com/2016/03/contoh-naskah-drama-untuk-4-
orang.html#ixzz4YNzSMlDK 
Follow us: jatikom on Facebook
Contoh naskah drama sekolah berikut akan menceritakan tentang sekelompok siswa SMA yang
baru saja menerima pengumuman kelulusan dan berencana untuk melakukan konvoi di jalan-jalan.
Namun dari beberapa orang di kelompok tersebut tidak menyetujui dan lebih mengusulkan untuk
melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat dan tidak membuat rusuh. Akhirnya mereka memutuskan
untuk melakukan pentas seni bersama teman lainnya di sekolah.

Skenario Drama

1. Tema Drama : Nilai Persahabatan


2. Ritme cerita

I. Exposisi

        Nadine
        Avin
        Anabel
        Raka
        Vino
        Zendi
        Aiska
        Inka
        Bryan
        Rusel

II. Permasalahan
Bryan, Zendi, dan Aiska mengusulkan untuk melakukan konvoi seusai pengumuman kelulusan,
namun teman yang lain tidak menyetujuinya.

III. Komplikasi
Rusel dan yang lain mengusulkan untuk diadakan pentas seni untuk kegiatan perpisahan akhir.

IV. Catatan I
Mereka sempat bertengkar karena saling berbeda pendapat.

V. Kesimpulan
Mereka semua akhirnya setuju untuk tidak melakukan konvoi dan memilih mengadakan pentas seni

3. Karakter Pemain
Antagonis  : Bryan, Zendi, Aiska
Protagonis  : Rusel
Tritagonis : Nadine, Avin, Anabel, Raka, Inka, Vino

4. Latar
Tempat  : Gazebo halaman sekolah
Waktu  : siang hari, beberapa hari sebelum pengumuman kelulusan

Naskah Drama

Nadine  : Aduh, panas sekali ya siang ini. Aku rasanya ingin masuk ke kulkas saja.. (sambil kipas-
kipas dengan bukunya)

Raka  : Iya nih Din, panas banget. Sepertinya minum es kelapa muda enak nih ya.

Anabel  : ide bagus, tapi kamu yang bayarin ya Ka.. haha..

Raka  : mana uangnya Bel? Nanti aku bayarin semua deh.. (sambil meminta uang ke Anabel)

Anabel  : itu tinggal ambil aja di dompetmu. Kan banyak uangmu Ka.. wekk
Avin  : ah sudah kalian ini, kata anak kecil saja. Kita pindah duduk di gazebo saja yuk

Vino  : boleh juga tuh, kan gazebo deket sama kantin, jadi bisa sambil jajan.

Inka  : ayo lah, dari pada bingung di sini..

( Avin, Vino, Inka, Zendi, Rusel sudah beranjak dari tempat duduk mereka dan bergegas pergi ke
gazebo)

Anabel  : Hey, tunggu aku sebentar, aku belum pakai sepatuku.

Zendy  : siapa suruh kamu lepas itu sepatu, sudah tahu baunya tidak enak begitu

Anabel  : eh, enak saja. Punyamu itu yang bau, setahun tidak pernah dicuci.

Bryan  : Ais, ada ide ga buat acara kelulusan nanti? Ngapain gitu biar asik..

Aiska  : emm, ngapain ya, emang kapan sih pengumuman kelulusan?

Bryan  : 2 minggu lagi Ais… pelupa banget sih.. (sambil menjitak kepala Ais pelan)

Aiska  : hehe,, maklum…

Vino  : faktor usia nih yee.. haha..

Rusel  : kita buat acara yang sederhana aja..

Zendy  : ah, jangan yang biasa-biasa aja dong, ga seru. Gimana kalau konvoi aja? Kan rame tuh?
Gimana gimana?

(sekelompok teman sudah sampai di gazebo)

Anabel  : pesen makan sama minum dulu sih,

Raka  : perut terus sih Bel yang dipikirin

Anabel  : biarin sih, sirik deh.

Vino  : gimana rencana acara buat perpisahan Bry?

Bryan  : hm, aku suka sama idenya Zendy. Kayaknya bakal seru kalau kita konvoi. Gimana menurut
kalian?

Raka  : konvoi? Emangnya boleh acara begituan?

Inka  : iya, emang boleh Bry? Biasanya kan kita ga boleh tuh main konvoi-konvoi gitu.

Anabel  : kita makan-makan aja..

Raka  : eh enduuuuttt, makanan lagi makanan lagi. Ga ada ide selain makanan apa? Hhrrr…

Anabel  : hehe.. (nyengir santai)

Rusel  : aku kurang setuju, lagian ngapain sih, pakai konvoi-konvoi gitu. Bikin macet jalan aja.

Nadine  : iya, ngapain coba konvoi gitu, ga ah, ga mau aku.

Zendy  : tapi kan asik Sel, rame gitu. Bener-bener bisa ngrasain bebas dari bangku sekolah.
Aiska  : Iya Sel, lagian juga kan kita konvoinya di daerah deket-deket sini aja, ga usah jauh-jauh. .

Avin  : emm, aku ngikut aja deh, tapi kalau konvoi gitu, apa ga bahaya?

Bryan  : bahaya kenapa coba? Kan udah lancar naik motor semua kan?

Zendy  : iya, kalian takut banget sih. Seru tau, kalau aku lihat di TV itu, konvoi rame-rame sehabis
pengumuman, corat-coret baju..wuuwww..

Rusel  : tapi, apa manfaatnya buat kita coba? Udah bikin kotor pakaian, bikin macet, ntar ujung-
ujungnya kena razia polisi. Nah loh..

Nadine  : nah iya, betuk kata Rusel. Lagian lebih bermanfaat kita ngadain tasyakuran di sekolah gitu.
Lebih bermanfaat..

Inka  : he’em.. bagusan gitu..

Aiska  : ah tapi kalo gotu udah bosen. Kemarin aja waktu mauujian kita udah ngadain doa bersama
dan segala macemnya, masa mau kaya gitu lagi sih. Yang bener aja?

Zendy  : iya, kaya anak culun banget kalian deh..

Inka  : eh, ya bukan gitu juga Zen, lagian bener kata Rusel, acara konvoi gitu ga ada gunanya.

Bryan  : oke,kalau emang gam au, kalian punya ide apa emangnya? Ga ada kan?

Nadine  : emm..

Raka  : udah Bel, kamu ga usah kasih ide makanan lagi deh ya..

Anabel  : hisshh, belum juga aku ngomong Ka…!!

Aiska  : yang penting asik dan gak ngebosenin deh.

Rusel  : gimana kalo buat acara pensi aja. Kan kita bisa mengekspresikan hobi kita disitu, bisa main
music, nyanyi, musikalisasi puisi, atau apa gitu..

Nadine  : nah, bisa-bisa. Inka kan jago nari tuh, kan dia juga bisa tampil.

Inka  : oke ga masalah, oh iya kan Bryan juga jago main gitar, Rusel jago ngedrum, Zendy jago main
bass, tinggal buat band, jadi kan?

Zendy  : em, ada yang bisa main gitar ga?

Vino  : aku bisa, tapi lama sih gak main gitar..

Zendy  : ah gampang, nantilagian bareng-bareng aja Vin..

Vino  : boleh boleh deeeh…

Aiska  : lha ntar aku tampil apa? Aku kan punya ketrampilan apa-apa.. heeuu..

Rusel  : kamu buat drama aja Ais sama anakanak yang lain. Gimana? Kamu kan jago buat script.

Aiska  : oh iya ya, aku bisa jadi sutradaranya aja tuh.. hehe..

Rusel  : nah, gimana? Dari pada kita konvoi ga jelas, kan mending buat pensi aja. Nanti adik
angkatan yang mau ikut pentas juga boleh, biar tambah seru.
Bryan  : gimana kalo nanti kita pakai dresscode, biar unik gitu..

Rusel  : boleh, ide bagus itu.

Vino  : jadi kapan kita mulai konsepan acaranya?

Rusel  : aku coba ijin ke wakasek dulu deh, nanti kalo diijinkan baru kita konsep, gimana?

Semuanya  : siaaaap bosss…

Anabel  : ngantin yuk, laper banget..

Raka  : tuh kan, makan lagi. Haduuh..

Nadine  : ayok deh ayok ngantin, kasian gajah bengkak ini ntar kelaparan..hehe..

(semua pergi menuju kantin yang tidak jauh dari gazebo tadi)

Baca juga:  contoh naskah drama percintaan, naskah drama komedi, naskah drama kelas

Nah, di atas tadi adalah contoh naskah drama sekolah untuk anak SMA. Drama tersebut masih bisa
dikembangkan lebih jauh hingga munculkonflik yang lebih kompleks, dan percakapannya pun lebih
berisi. Inti dari percakapan di atas adalah, bahwa melakukan sesuatu haruslah yang bermanfaat bagi
banyak pihak, dan tidak merugikan orang lain. Jika mereka jadi melakukan konvoi, bisa jadi akan
menyebabkan kemacetan, dan mengganggu kenyamanan orang banyak. Dengan diadakannya
pentas seni, maka mereka justru bisa menyalurkan bakat seni mereka, dan dapat menghibur banyak
orang.

Read more: http://www.contohdramakomedi.click/2014/06/contoh-naskah-drama-
sekolah.html#ixzz4YNzpuI00
Naskah pada drama komedi sebaiknya bukan hanya bisa menghasilkan tawa saja, tetapi juga
memberikan selipan-selipan edukasi agar drama menjadi lebih bermanfaat dan bisa dikonsumsi siapa
saja dari semua kalangan usia. Untuk mengetahui seperti apa contoh naskah drama komedi yang
dimaksud, berikut ini naskah komedi yang bisa anda jadikan panduan dalam menyusun
sebuah drama yang lucu dan kocak.

Judul

“Reuni SMA”

Tokoh dan karakter

• Nina : Pintar
• Clara : Supel
• Susi : Pelupa
• Robi : Cerdas
• Pelayan Restoran: Tampan

Latar utama

• Tempat : Restoran
• Suasana         : Seru
• Waktu : Malam minggu, acara reuni SMA

Naskah drama

“Reuni SMA”

Akhir pekan ini, seluruh alumni kelas 12 A angkatan 2010 dari SMA Bakti Negara mengadakan acara
reuni yang rencananya berlangsung di sebuah restoran tempat muda-mudi yang tersohor seantero
jagad raya. Acara reuni dipelopori oleh Nina, murid tercerdas di kelas. Tapi ternyata banyak kendala
yang terjadi sebelum reuni dilaksanakan dan berpengaruh pada pelaksanaan hari H…

Baca juga: contoh naskah drama persahabatan

Clara : Nin, kamu gimana sih katanya anak-anak bisa datang, tapi kenapa cuma aku, kamu, Susi
sama Robi yang ada di sini?

Sebelum Nina menjawab, Susi bertanya terlebih dahulu.

Susi : Anak-anak siapa? Siapa yang udah nikah? Kok aku gak diundang? Ih kalian jahat banget sama
aku! Jahat jahat jahat!
Robi : Aduh Sus, maksud Clara itu, temen-temen kita semua waktu SMA dulu, bukan anak-anak
dalam artian sebenarnya.
Susi : Oh gitu, memangnya ada apa kamu nanyain temen-temen SMA kita, Ra? (masih kebingungan)
Clara : Susi similikiti cimit-cimit sayangku, aku nanyain mereka karena hari ini acara reuni, masa
kamu lupa sih? Ampuuun…

Susi masih berpikir dan baru ingat tentang acara reuni yang dimaksud. Nina : Oh iya maaf, Ra.
Ternyata banyak yang batal datang. Jadi yang bisa hadir sekarang ya cuma Aku, kamu, Susi dan
Robi.
Clara : Yaudah deh mau gimana lagi, langsung pesan makanan aja yuk!
Clara melambaikan tangan kepada pelayan restoran. Tak lama kemudian, pelayan tampanpun
datang menghampiri meja dan menawarkan berbagai menu andalan.

Pelayan : Ada yang bisa saya bantu, mba, mas? (menebarkan senyuman)
Susi : Wah ganteng banget masnya, namanya siapa? Ciko ya? Atau Bimo? Boleh kenalan gak?
Robi : Ih kamu centil Sus, masih sama kayak dulu!
Nina : Ciye Robi ternyata perhatian ya sama Susi? Switswiw.
Clara : Iya Nin, gak nyangka nih jangan-jangan Robi secret admirernya Susi yaa? Hahaha ayo ngaku!
Robi : Ah bukan ko, bukan. Masa laki-laki seperti saya naksir sama cewek pelupa kayak dia sih.
(muka merah karena malu)
Susi : Laki-laki? Kamu yakin Rob? Hehehe.

Nina : Hush, udah ah sesama perempuan dan laki-laki setengah tulen jangan saling mendahului. Ayo
pesan makanannya, nanti mas gantengnya kabur loh.

Pelayan tadi tersipu malu dan kembali bertanya.


Pelayan : Maaf jadi pesan apa mba, mas?
Clara : Pesan hati kamu aja deh mas. (mengikuti gaya bicara Susi)
Susi : Ih kamu jangan nyalip dong Ra, mas ini kan inceran aku.
Nina : Balap motor kali, nyalip-nyalip segala. Hahaha.

Semua ikut tertawa sambil memesan berbagai macam menu makanan berikut minumannya. Sambil
menunggu pesanan datang, merekapun bernostalgia tentang masa-masa lucu ketika SMA.

Clara : Nin, kamu inget gak waktu itu aku seriiiing banget nyontek ke kamu waktu ujian?
Nina : Iyalah, aku gak mungkin lupa sama Ratu Rajin Sedunia kayak kamu, Ra.
Clara : Ah kamu bisa aja nyindirnya, Nin. Aku kan jadi malu. Eh tapi aku makasih banget loh sama
kamu, soalnya kalo gak ada kamu, aku gak akan pedekate sama Bobi. Kamu inget kan?
Nina : Iya-iya inget, Bobi yang ganteng itu ya? Haha Apa kabar ya dia sekarang?
Clara : Gak tau nih mungkin dia udah ditelan bumi.
Susi : Loh memangnya bumi bisa nelen orang ya? Ih aku jadi takut. (sambil menaikkan kaki ke atas
kursi)
Robi : Eh kamu ngapain Sus?
Susi : Aku takut, aku gak mau ditelan bumi.
Clara : Hahaha Susi, Kamu bener-bener gak berubah, tetep lola!
Susi : Lola? Lola itu bukannya yang dipake buat nendang-nendang ya?
Nina : Itu bola, Sus.
Robi : Bola itu bukannya nama penyanyi ya?
Clara : Itu Nola, Rob.
Susi : Nola itu kalo gak nerima pemberian orang ya?
Nina : Kalo itu, nolak, Sus. Bukan Nola. Ih apa sih kalian masih aja becanda kayak gini. Inget umur
hey ingeeet!
Robi : Iya iya, Nin. Oh iya by the way untung kamu pilih kumpul di restoran ini, soalnya rumah aku
deket dari sini.
Nina : Iya sama-sama. Eh di sebelah resto ini juga bekas SD kamu kan Rob?
Robi : Iya Nin, aku SD di sini, terus SMP sempat di Bengkulu.
Susi : Terus SMA nya di mana?
Semua : …. (padahal mereka sekolah di SMA yang sama)

Pelayan tampan datang membawa pesanan yang siap disantap.

Susi : Eh masnya datang lagi. Kangen sama aku ya?


Clara : Sus, udah dong. Untung mas ini gak mual digodain sama kamu, kalo dia gak kuat, pasti
langsung muntah deh.
Susi : Hehe iya saya cuma becanda kok.
Pelayan : Iya, silahkan dinikmati.
Pelayan tadi pergi dan sigap melayani pelanggan lain.

Clara : Haha aku gak nyangka reuninya bakal seseru ini. Thanks ya Nin, walaupun cuma berempat,
rasanya kayak se RT! Hahaha.
Nina : Iya sama-sama. Semoga lain kali lebih seru dan rame, ya.
Susi : Iya, kalo kumpul lagi aku mau ngundang ah.
Robi : Oke, nanti aku dan Susi undang kalian kok. Ups keceplosan.

Semua tertawa dan keseruan terus berlanjut hingga reuni hari itu selesai.

Itulah salah satu contoh naskah drama komedi yang cukup mengocok perut dan bisa dijadikan
pedoman bila anda ingin membuat sebuah naskah yang bergendre komedi. Contoh tadi juga
merupakan drama komedi yang sifatnya umum sehingga bisa dinikmati oleh semua usia.

Contoh Naskah Drama Tentang Cinta dan Persahabatan 4 Orang


Naskah Drama Tentang Cinta dan Persahabatan 4 Orang Pemeran - Persahabatan seringkali
dikaitkan dengan cinta lantaran bisa saja cinta terjadi karena sebelumnya diawali dengan
persahabatan. Diistilahkan dengan sahabat jadi cinta. Ada yang menganggap, sahabat jadi cinta itu
hal yang amat manis, tapi ada juga yang menaggapi sebagai cobaan dari persahabatan itu sendiri.
Oleh karenanya, terkadang ada orang yang menghindari atau memungkiri cinta yang bersemi dari
persahabatan. Berikut ini merupakan contoh naskah drama tentang cinta dan persahabatan.

Tema: Cinta dan Persahabatan


Judul:Ini Cinta
Pemeran:
1. Intan
2. Angga
3. Sandy
4. Yuda

SINOPSIS DRAMA
Intan, Angga, Sandy dan Yuda adalah 4 bersahabat sejak masuk bangku SMA. Meskipun Angga dan
Sandy bukan sekelas dengan Intan dan Yuda, keempatnya sering menghabiskan waktu bersama.
Mulai ke kantin, belanja buku, belajar, hingga hang out ke kafe atau mall. Semakin hari nampaknya
ada bibit cinta yang tumbuh di antara Intan dan Angga. Keduanya sama-sama saling jatuh cinta, tapi
Intan memungkirinya karena takut persahabatannya ternoda. Suatu saat, Angga minta bantuan sama
Sandy dan Yuga agar Intan terjebak dan mau mengakui perasaannya pada Angga. Akankah
keduanya benar-benar jadian? Ataukah Intan tetap memungkirinya?”

NASKAH DRAMA
Berkali-kali Angga mencuri pandang ke arah Intan yang sedari tadi asyik makan bakso. Intan, Angga,
Sandy, dan Yuda sedang berada di kantin. Sesekali Intan juga mencuri pandang ke arah Angga.
Dengan iseng, Angga pun mengirim pesan BBM ke Intan, tanpa sepengetahuan Sandy dan Yuda.

Angga : “Eh lu makan kayak orang kelaperan aja. Belom sarapan?”


Intan : “Belom. Pembokat lagi liburan ke kampung. Mama buru-buru berangkat kerja.”
Angga : “Kasihan. Makan yang banyak, kalo udah habis mangkok kedua, gue bayarin.”
Intan : “Beneran?”
Angga : “Yoi.”

Intan pun mengambil bakso lagi dan menghabiskan semangkok lagi. Sesuai kesepakatan, Angga
yang membayarnya.

Saat balik dari kantin, mereka berempat berjalan di sepanjang koridor sekolah. Sandy dan Yuda
berjalan lebih dulu. Intan terlihat menyenggol lengan Angga. Dengan setengah berbisik, ia
mengucapkan terimakasih pada Angga.

Intan : “Ngga, thanks ya.”

Angga tidak menjawab, ia justru mengangkat jempolnya, seolah berkata ‘ok’.


Sebelum Intan belok ke kelasnya, Angga menarik tangan Intan.

Angga : “Tunggu sebentar Tan.”


Intan : “Iya?”
Angga : “Ntar sore gue jemput ke rumah ya, gue pengen nonton sama loe.”

Dengan senyum malu-malu, Intan mengangguk mengiyakan.

Pukul setengah 4 sore, Angga dan Intan sudah mengantre tiket film. Sambil menunggu film diputar,
keduanya seru-seruan dengan foto selfi dan bercanda ketawa-ketiwi tampak akrab. Angga dan Intan
sangat menikmati kebersamaan tersebut. Secara refkels, Angga sesekali juga menggenggam tangan
Intan, dan Intan tidak menolak.

Di perjalanan pulan, Angga mencoba mengungkapkan perasaannya. Mereka berhenti di sebuah


kedai es krim dekat rumah Intan.

Angga : “Tan...”
Intan : “Hmmm...”

Intan sambil menikmati es krimnya tidak memperhatikan Angga yang mulai serius.
Angga : “Gue suka sama loe.”

Mendengar pernyataan Angga, Intan langsung tersedak es krimnya. Lalu meneruskan lagi
menyendok es krim.

Intan : “Jangan bercanda Ngga.”

Angga menatap Intan serius, ia lalu menggenggam tangan Intan yang berada di atas meja.
Angga : “Gue serius, dan gue pengen kita jadian.”

Dan deg... tiba-tiba Intan merasa tidak dapat bergerak. Ia nampak kaku menghadapi situasi asing
tersebut.
Intan : “Tapi kita kan sahabat Ngga?”
Angga : “Gue tahu. Tapi aku yakin ini cinta. Keseringan gue ketemu sama loe bikin gue tertarik sama
loe.”

Intan berusaha melepas genggaman Angga.


Intan : “Nggak bisa! Apa kata anak-anak ntar?”
Angga : “Itu ntar gue yang ngurus. Loe suka nggak sama gue?”

Intan diam sejenak, dan menggeleng kemudian. Tapi Angga tak mudah percaya. Karena sangat
terlihat bahwa Inta juga menyukainya.

Angga : “Gue yakin anak-anak akan mengerti.”


Intan : “Masalahnya nggak cuman anak-anak Ngga. Udah deh jangan merusak persahabatan kita.
Terlalu banuak resikonya. Aku nggak mau kita berpisah karena cinta.”
Angga : “Jadi loe pikir, semua kisah cinta akan memisahkan sebuah persahabatan? Loe tau
darimana?”
Intan : “Udah ah, udah malem, gue pengen pulang.”

Angga diam dan menurut untuk mengantar Intan pulang. Selama perjalanan tidak ada percakapan.
Sampai keduanya tiba di depan rumah Intan.

Angga : “Gue sayang sama loe, dan gue yakin loe juga sayang sama gue.”

Intan diam dan hanya beranjak masuk rumah tanpa mengindahkan apa yang tengah diucapkan
Angga. Setelah menutup gerbang, Intan merasa pengen berteriak kencang. Selama bersahabat
dengan Angga, ia merasa hari itu adalah hari terbaik untuknya. Bahkan Angga juga mengutarakan
perasaannya. Sebenarnya ia tak ingin jika hari itu cepat berakhir. Tapi...

Intan tiba-tiba menghentikan langkahnya dan termenung sesaat.


Intan : “Tapi aku nggak bisa melanjutkan kisah ini.”

Sementara itu, keesokan harinya tanpa sepengetahuan Intan, Angga menemui Sandy dan Yuda.
Angga : “Sorryguys, gue ngumpulin kalian tanpa si Intan.”
Sandy : “Kenapa? Kalian ada masalah?”
Angga : “Jangan kaget. Kemaren aku nembak Intan.”
Sandy : “What?”
Yuda : “Hah?”
Angga : “Nggak tahu kenapa tiba-tiba gue pengen sama dia terus. Gue yakin ini cinta.”
Yuda : “Loe yakin sob?”
Sandy : “Oh...ceritanya ini sahabat jadi cinta. Terus-terus, si Intan gimana? Loe diterima nggak?”
Angga : “Dia bilang dia nggak suka sama gue. Tapu gue beneran yakin dia juga suka sama gue.”
Yuda : “Iya gue juga sering ngeliat pandangan Intan ke loe. Beda banget. Lebih perhatian.”
Angga : “Sayangnya dia takut sama kalian. Dia alasan gimana kalau kalian nggak terima, atau
gimana dengan persahabatan kita selanjutnya.”

Sandy dan Yuda saling berpandangan.


Sandy : “Gue sih oke-oke aja.”
Yuda : “Gue juga.”

Angga menatap kedua sahabatnya itu dengan pandangan penuh terimakasih.


Angga : “Thanks guys. Bagus kalau gitu. Aku bisa minta bantuan?”

Yuda mengekspresikan hormat.


Yuda : “Siap!!!”

Angga kemudian mendiskusikan cara untuk menjebak Intan agar mau mengakui perasaannya pada
Angga.

Siang harinya, sepulang sekolah. Mereka menjalankan aksinya. Sandy dan Yuda mengajak Intan
makan di kantin tanpa Angga. Sementara Angga menguping di kejauhan. Setelah sekitar 10 menit
berlalu, Sandy menyinggung tentang perasaan Intan.
Sandy : “Semisal diantara persahabatan kita ada bibit cinta, gue setuju-setuju aja. Nggak masalah, ya
kan Yud?”
Yuda : “Yoi... Jangan-jangan suatu saat, loe suka sama gue San?”
Sandy : “Ya kali aja. Atau malah gue sukanya sama Angga.”
Intan : “Emangnya loe suka sama Angga San?”
Sandy : “Gue kan cuman bilang seandainya. Tapi kalo emang kejadian ya it’s oke-lah gue lanjutin aja.
Si Angga juga nggak jelek-jelek amat.”

Intan diam sejenak.


Intan : “Lalu gimana kalau aku yang suka sama Angga?”
Yuda : “Never mind.”
Sandy : “Oke oke aja.”

Barulah Intan mengakui semua perasaannya pada Angga. Lalu setelah mendengar pengungkapan
perasaan Intan, Angga muncul. Membuat Intan malu bercampur aduk perasaannya. Tapi suasana
kaku itu cepat berubah, karena Sandy dan Yuda segera membuat guyonan yang intinya merestui
hubungan Angga dan Intan

Read more: http://dramascriptexample.blogspot.com/2016/01/contoh-naskah-drama-tentang-cinta-
dan.html#ixzz4YO0IaS13
Cinta Segitiga di SMA

Cinta Segitiga di SMA

Malam itu langit kota Jakarta tampak cerah, penuh bintang dan semakin indah dengan hiasan
cahaya yang temaram. Seakan alam pun ingin turut memberikan partisipasinya pada malam
perayaan ulang tahunku.

Yah, malam ulang tahunku yang menyontakkan seluruh siswa di sekolahku. Siapa yang tidak
kenal denganku? Clara, ya itu namaku. Anak tunggal dari orang kaya dan terpandang, terkenal
sebagai primadona sekolah. Bukan hanya kaya, aku juga cantik, baik dan pintar. Walaupun tak
sepintar kawan baikku yang bernama Laras. Aku dan Laras adalah dua orang gadis yang menjadi
primadona sekolah. Kami sudah menjadi teman baik sejak awal pertemuan kami di SMA, jika di SMA
aku punya Laras, di SMP aku punya Reza sebagai sahabat. Persahabatan kami masih berjalan sampai
sekarang meskipun kami berbeda sekolah. Reza bersekolah disekolah negeri biasa, Sedangkan aku
bersekolah di salah satu sekolah elit yang ada di Jakarta.Biasa perbedaan status social orang tua
yang membuat kami sedikit berbeda. Reza cowok yang baik, pintar dan ganteng namun dari keluarga
sederhana. Reza sudah dianggap sebagai anak angkat di keluargaku tak ada jarak maupun
perbedaan status social.

Awalnya aku hanya menganggap Reza sehabat sekaligus  abangku sendiri, namun tak bias aku
bohongi, seiring waktu perasaan ini berubah menjadi CINTA.

Awalnya aku tak menyadari namun dimalam ulang tahunku ini menjadi awal terjadinya Cinta
segitiga antara aku (Clara), Reza dan Laras.

Dimalam ulang tahunku itu, karena terlau banyak tamu yang diundang jadi akuk sibuk
menyambut kedatangan mereka yang memberi ucapan selamat, sehinnga Reza terabaikan. Aku
perhatikan dari kejauhan Reza berdiri bersama yang lain dan mengikuti suasa pesta, dan dari arah
yang berlawanan terlihat Laras yang berjalan terburu-buru sengaja atau tak sengaja ia menabrak
Reza yang membuat minuman yang ada dalam gelas Reza seketika tumpah membasahi dada
sebelelah kiri baju Reza.

Laras          : Maafkan aku, aku tidak melihat

Reza           : Taka pa, ini juga salahku

Laras          : Ini salahku,pakaianmu menjadi kotor karena aku

Reza           : Tak apa


Aku yang melihat kejadian itu pun menghampiri mereka

Clara           : Ada apa ini? Pakaianmu kenapa?

Laras          : Ini salahku Clara, aku tak sengaja menabrak dia dan membuat pakaiannya basah

Clara           : Ooo, suadahlah taka pa,  mari aku bersihkan bajumu

Laras          : Maafkan aku, aku telah berlaku salah

Reza           ; Iya taka pa (Reza tersenyum memandang Laras)

Clara           : Hei, jangan terus tersenyum. Sini biar aku bershkan

Reza           : Baiklah

( Aku dan Reza berlalu kebelakang untuk membersihkan baju Reza )

Clara           : Diamlah, biar aku bersihkan. Kamu dari dulu selalu saja merepotkanku

Reza           : Hahaha, ini bukan salahku. Clara bolehkah aku bertanya?

Clara           : Tentu saja

Reza           : Siapa nama gadis yang menabrakku tadi?

Clara           : Laras, kenapa kau bertanya? Cantik bukan?

Reza           : Tidak apa-apa, hanya ingin tau saja

Clara           : Baiklah aku percaya

Reza           : Apa Laras sudah punya pacar?

Clara           : Kau ini… Kalau suka jujur saja masih saja berbohong

Reza           : Mana mungkin aku suka, dia pasti keluarga kaya mana mungkin dia mau denganku yang hanya anak
sederhana.

Clara           : Sudahlah jangan merendah begitu, Ayo kembali kedepan ini ulang tahunku, jangan kau kacaukan lagi.
Janji

Reza           : Ok
Kami pun ke depan untuk ikut berpesta.Masih saja dipikiran aku apa reza menyukai Laras? Jika
ia bagaimana dengan aku? Apa yang harus aku lakukan?

Laras          : Hai Clara, maaf ya aku sempat membuat repot, karena kejadian tadi

Clara           : Taka pa, aku tak merasa direpotkan

Laras          : Clara, apa itu Reza sahabatmu yang selalu kau ceritakan itu?

Clara           : Iya, Bagaimana? Tampan bukan? Hahaha

Laras          : Banyak yang bilang sih begitu, Hahaha

Clara           : Jujur saja padaku kau suka kan?

Laras          : Tidak sudahlah jangan terus menggodaku, Mungkin kau sendiri Clara yang menyukainya.

Clara           : Mana mungkin kami sudah dari dulu berteman,tidak mungkin suka

Laras          : kita liat saja nanti

Aku mencoba berbohong pada Laras, Aku tidak ingin Laras tau yang sebenarnya.

Esoknya di Sekolah…

Laras          : Hai cantik, sudah siap tugas?

Clara           : PR? Tentu siap… kenapa?

Laras          : Ooo baguslah, karena ada hal yang ingin aku tanyakan

Clara           : Tanya apa?

Laras          : Tentang sahabatmu, Reza

Clara           : Reza??? Benarkan kataku, kalau kamu suka pada dia

Laras          : Jangan salah paham dulu. Aku bertanya bukan karena suka.

Clara           : jadi ?

Laras          : Sudahlah tak jadi.

Clara           : Baiklah. Mau Tanya apa ? cepat, aku sibuk


Laras          : Apa kau menyukai Reza ?

Clara           : Aduh Laras, Aku dan Reza hanya sahabat tak ada hal lain di hati kami. Kenapa ?

Laras          : tak ada aku lihat kalian sangat dekat.

Clara           :jelas dekat, sudah sangat lama kami berteman.

Jam istirahat,  Reza menelpon ku……..

Reza           : Pulang sekolah bias kita bertemu ?

Clara           : dimana? Untuk apa ?

Reza           : di taman ada yang ingin kukatakan pada kamu.

Clara           : Baiklah,

Reza           :Datanglah sendiri

Clara           : Iya iya iya tenang saja,tunggu saja, tunggu saja aku disana.

Reza           :iya, aku tunggu.

Saat di taman…

Clara           : Sudah lama menunggu ?

Reza           : Sangat lama.

Clara           : Hahaha aku suka membuat mu menunggu.

Reza           : Kau ini memang tak pernah baik padaku

Clara           : Hahaha Maafkan aku. Apa yang ingin Kau, katakan ?

Reza           : Janji jaga rahasia ku ?

Clara           : iya. Kan tak ada rahasia mu yang terbongkar ?

Reza           : iya aku percaya, kau memang sahabat terbaik (mengelus kepala Clara)

Clara           : Cepat Ceritaka.

Reza           : Clara, seprti nya aku menyukai ……. (terbata-bata)


Clara           : apa ? kau menyukai ku ?

Reza           : Ngawur kamu !. tentu tidak, kau kan sahabat dan juga adikku, yang aku sukai itu,

Clara           : Laras maksud mu ?

Reza           : Bagaimana kau tau ?

Clara           : Jadi benar Laras ?

Reza           : Kau memang gadis kecil ku yang pintar, iya aku menyukai Laras sejak iya menabrakku.

Aku terdiam, mendengar ucapa Reza…

Reza           : Clara ? kau kenapa ? kenapa kau terdiam ?

Clara           : tak ada. Aku hanya kaget saja. Lantas mengapa kemarin malam kau berbohong padaku ?

Reza           : Kemarin aku masih ragu, makanya tak aku katakana dulu

Clara           : Oo baiklah, bolehkah sekarang aku pulang

Reza           : Mengapa cepat sekali? tak seperti biasanya…

Clara           : Aku hanya sangat lelah sekarang

Reza           : Ya sudahlah taka pa, hati-hati dijalan ya…

Aku tak menjawab, bias dikatakan aku patah hati pad hari itu. Sebelum aku pergi aku sempat
berbalik dan bertanya.

Clara           : Reza…

Reza           : Ia, ada apa?

Clara           : Benar kau menyukai Laras?

Reza           : Benar,

Clara           : Apa yang membuatmu menyukainya?

Reza           : Ntah? Tapi, aku merasa nyaman didekat dia

Clara           : didekatku apa kau merasa nyaman/


Reza           : Kau adikku dan sahabatku tentu aku merasa nyaman didekatmu…

Clara           : Jadi, mengapa kau tak menyukaiku?

                     Kau selalu bilang kalau aku cantik.

Reza           : Clara mengapa kau bertanya seperti itu/

Clara           : Tak ad, lupakan saja aku hanya bercanda

Reza           : Ooo, Clara bisakah kau memberikan ku no Hp nya Laras?

Clara           : Baiklah, 08xxxxxxxxxx

Reza           : Terima kasih, mari aku antar pulang

Clara           : Tak usah, biar aku pulang sendiri saja

Reza           : Benar?

Clara           : Ia, aku duluan

Reza           : Berhati-hatilah dijalan

Clara           : ya

Aku tak langsung pulang kerumah, seusai berjumpa dengan Reza, aku pergi kerumah sahabat
kecilku yaitu Rania, aku tak bias menyimpan rasa sakit hati sendiri jadi, aku putuskan untuk
menceritakannya pada Rania

Rania          : Clara ada apa?

Clara           : Rania, ada hal yang ingin aku ceritakan kepadamu

Rania          : Apa itu?

Clara           : Reza

Rania          : Baru kemarin kau ceritakan bahwa kau menyukainya memangnya kenapa lagi?

Clara           : Memang aku menyukai Reza, tapi cintaku bertepuk sebelah tangan, dia memilih Laras

Rania          : Laras??? Darimana kau tau?

Clara           : Reza yang menceritakanya

Rania          : lantas bagaimana dengan Laras?

Clara           : entahlah Rania, aku tak tau. Sudahlah aku pulang dulu
Rania          : Iya, tenang Clara

Clara           : Iya ( Berlau pergi)

Esoknya…..

Laras          : Claraaaa….!!!

Clara           : Kenapa/

Laras          : Semalam Reza menelfon aku

Clara           : memeng aku yang member nomormu pada Reza

Laras          : Benarkah? Kenapa kau tak ceritakan padaku?

Clara           : Aku sibuk! Tak punya waktu untuk menceritakan semua itu padamu

Laras          : Kau kenapa?

Clara           : Tak ada, memangnya dia bilang apa?

Laras          : Kami hanya ngobrol biasa saja

Clara           : Laras, kau suka pada Reza?

Laras          : Ooo…oh ia, Laras kau suka pada Reza/

Clara           : Aku tak tau sepertinya iya

Laras          : Suka? Aku sudah tau

Sorenya..

Reza           : Assalmu’alaikum

Clara           : Ngapain kamu kesini?

Reza           : Clara aku ingin minta tolong

Clara           : Apa?

Reza           : bisakah kau menolongku? Aku ingin bertemu dengan Laras

Clara           : Kenapa harus aku?


Reza           : karena kau teman baikku

Clara           : Gak bias, aku tak punya waktu

Reza           : Aku mohon Clara Cuma kami yang bias menolong aku

Clara           : Itu aku tau.. tapi, itu bukan urusanku! Itu urusan kalian berdua, apa hubungannya dengan aku?

Reza           : Iya aku tau Clara tapi,…

Clara           : Entahlahlah nanti aku pikirkan lagi sekrang aku tak punya waktu

Reza           : Iya, aku pergi dulu

Clara           : iya

Tak lama setelah Reza pulang, Rania datang kerumahku, saat itu aku masih mematung didepan
pintu pagar sambil melamun.

Rania          : Claraa!!

Clara           : Rania, ada apa?

Rania          : Hanya ingin mampir saja, sambil mau mengambil cerpenku yang kau pinjam

Clara           : Oh ia, aku lupa mengembalikannya maafkan aku

Rania          : Taka apa, Clara bukannya tadi itu Reza?

Clara           : Iya itu memang Reza

Rania          : Mau apa dia menemmuimu?

Clara           : Ia mau minta untuk mempertemmukan dia dengan Laras. Ternyata Ran Laras juga menyukai Reza,
Bagaimana ini?

Rania          : Clara… mungkin Reza memang untuk Laras, dank au ditakdirkan hanya sebatas sahabat dengan Reza

Clara           : Tidak ada yang salah kan jikalau sahabat jadi cinta?

Rania          : Iya.. tapi kan, …. Sudahlah terserah kamu saja, aku pulang dulu

Clara           : Iya, hati-hati Ran

Semalaman aku memikirkan perkataan Rania apakah benar seperti perkataan Rania, jika aku ini
hanya ditakdirkan sebatas sahabat denga Reza? Sudahkah aku putuskan untuk jujur kepada Reza
semuanya???
Keesokan harinya, Sepulang sekolah

Disekolah pun aku langsung menelfon Reza..

Clara           : Reza, apa nanti kau punya waktu sebentar?

Reza           : Kenapa Clara?

Clara           : Hanya ada keperluan saja, bagaimana/

Reza           : Baiklah, pulang sekolah ditamankan?

Clara           : Iya, datanglah cepat

Reza           : Baik

Ditaman……

Clara           : Maaf Reza aku terlambat

Reza           : Tak apa, aku harus terbiasa menunggu, kau selalu saja membuatku menunnggu, apa yang ingin kau
bicarakan?

Clara           : Laras menyukaimu…

Reza           :Apa??? Kau tau darimana?

Clara           : Laras yang menceritakannya padaku

Reza           : Syukurlah kalau begitu terima kasih Clara

Clara           : Tapi,….

Reza           : Kenapa?

Clara           : Aku juga menyukaimu…..

Reza           : Claraaa???

Clara           :  Iya aku menyukaimu, sangat  menyukaimu, sudah lama aku menyukaimu, jauh sebelum kamu
mengenal Laras!!

Reza           : Kau sahabatku juga adikku, tak seharusnya kau menyukaiku Clara!!

Clara           : jika itu salah, jangan anggap akuk sahabat apalagi adikmu

Reza           : Tapi, aku menyukai Laras


Clara           : Kenapa harus Laras??? Kenapa bukan aku???kenapa bukan aku Reza???

Reza hanya diam seolah tak percaya

Clara           : Kamu sudah mengenalku bertahun-tahun, sedangkan Laras tak lebih dari seminggu, tapi kenapa bias
secepat itu kamu menyukainya?? Kurangnya aku apa???

Reza           : Maafkan aku Claraaa…

Tanpa aku sadari ternyata Laras sudahl\ lama dibelakangku, dia mendengar semua ucapanku tadi

Reza           : Laras…???

Clara           : (Aku pun menoleh kebelakang), Laras ??

Laras          :  Kenapa kamu harus berbohong padaku Clara?

Clara           : (hanya terdiam)

Laras          : Mungkin kamu benar Clara Reza, baru mengenalku  tak sampai seminggu, tak seharusnya menyukaiku.
Seharysnya kau Clara, karena kalian sudah bertahu-tahun bersama, kehadiranku diantara kalian
mungkin suatu hal yang salah, Maafkan aku Clara….( sambil berjalan pergi)

Reza           : Laras… Tungu aku!!!

Laras          : Jauhi aku !!

       Aku sempat melihat Laras yang menahan air matanya untuk melihat Reza yang seakan takut
kehilangan Laras, Tuhan……. Apakah kehadiran aku diantara mereka berdua yang salah????

       Reza  seolah tak memperdulikan aku, dia terus saj mengejar Laras yangterlihat terus pergi
menghindari Reza, sontak aku pun terus mengejar Laras.

Clara           : Laras berhenti!! Tunggu aku …

Laras pun berhenti, begitu juga Reza. Mereka berdua memandangiku


Clara           : Laras mungkin kehadiranku yang salah, kamulah yang dicintai Reza, maafkan aku karena aku egois,
mungkin kami hanya sebatas teman, kamulah yang dia cintai

Reza           : Claraa…

Clara           : Kenapa? Sudahlah taka pa… kau sendiri yang bilang aku cantik, pasti banyak pria yang ingin denganku,
kau saja yang aneh menolakku ( aku mencoba mencairkan suasana).

Reza           : Kau memang adikku, terima kasih Clara, aku juga ingin meminta maaf kepadamu

Laras          : Apa kau serius Clara?

Clara           : Iya, aku tak apa

Laras          : Maafkan aku Clara

Clara           : sudah sudah, jangan terus meminta maaf aku ingin pulang

Laras dan Reza hanya mamandangiku saja sambil tersenyum

Reza           : Hati-hati Clara…

Aku tak menjawab, aku hanya menoleh kebelakang untuk sekilas memandangi mereka. Aku
rasa ini  memang pilihan yang tepat, memang b enar yang dikatakan Rania aku hanya sebagai
sahabat dan adik Reza, Laras lah yang Reza cintai aku harus menerima kenyataan itu.

Rania          : Taka apa Clara….. Laki-laki tak hanya Reza, banyak diluar sana yang mencintaimu

Clara           : Aaahhh….. kau hanya sok tau Rania

Rania          : Persahabatan adalah pilihan yang tepat, sudah cari yang lain saja, ikhlaskan Reza buat Laras.

Clara           : Hahahaha…… aku sudah ikhlas kok, Terima kasih Rania.

.……..The End……..
Nasehat Dari Sahabat

Sebenarnya ada 5 orang sih namun karena kurang pemain jadi yang satu tidak saya ikutin.
Judul: Nasehat Dari Sahabat
Tema: Sosial (persahabatan)
Jumlah pemeran: 4 orang
Karakter:
                  Vina: Baik (suka menasehati)
                  Nani: Baik (suka dengan kebaikan)
                  Brian: Jahat (suka menjahili orang)
                  Revo: Baik (suka menegur temannya ketika salah)
Alur Drama
Pada pagi hari itu tepatnya di depan rumah Vina, Nani, Brian dan Revo sedang berkumpul.
Tidak lama kemudian si Vina keluar dari rumahnya mendengar ketiga temannya itu sedang
ngobrol didepan halaman rumahnya.
Naskah Dialog Drama
Vina:Hai, ada apa ini? Kok tumben kalian pada gerumpi didepan rumah akau..  nggak
manggil aku lagi?!
Nani:Aku tadinya sih mau manggil kamu, tapi kamunya aja yang sudah keburu nongol.
Nggak ada acara kamu hari ini, An?
Vina:Nggak ada tuh.. emang mau ngajak kemana kok kayaknya mau ngajak aku jalan gitu?
Nani:Nggak kok, aku cuman nanya aja.. ya, sapa tahu aja kamu mau kemana gitu, kan
biasanya kamu padat acara.
Vina:Nggak ada kok, hari ini aku stay dirumah aja.
Tiba-tiba Brian menyampaikan idenya kepada teman-temannya untuk ngejahilin Tina yang
biasanya lewat didepan rumah Vina.
Brian:Eh teman-teman, aku ada ide nih!
Revo:Ide apaan tu?
Brian:Bisanya jam sgini kan Tina pasti lewat sini, gimana kalau kita kerjain dia. Setuju nggak
kalian?
Revo:Ngerjain Tina?! Ah.. kamu ini jahat amat sih jadi orang!
Vina:Iya tuh.. kenapa sih dari dulu kamu tuh nggak pernah berubah, Di. Dari dulu kerjaannya
pengen ngejahilin orang terus!
Brian:Biarin.. kan itu emang hobiku.
Nani berusaha untuk menyadarkan Brian yang diusianya sudah menginjak 17 tahun, tapi
sikapnya masih saja seperti anak-anak.
Nani:Brian, kamu tu kan udah dewasa, mestinya tabiat buruk yang selama ini melekat pada
diri kamu itu sudah beransur menghilang, ini nggak malah sepertinya makin menjadi.
Vina:Tuh.. dengerin kata si Nani, harusnya kamu tuh bisa bersikap lebih dewasa, dan
kebiasaan kamu yang suka ngejahilin orang itu sedikit demi sedikut harus kamu hilangin.
Karena Brian anaknya memang keras kepala dan suka menganggu orang lain, maka dia
tidak mengedahkan nasehat teman-temannya.
Brian:Ah,,, masa bodoh kalian!
Melihat sikap si Brian yang tidak juga sadar diri tentang kebiasaan buruknya, Revo pun
berusaha menyadarkan Brian.
Revo:Iseng itu emang boleh aja sih, Brian. Tapi, kalau berlebihan kan nggak baik juga. Tina
tu anaknya baik dan pendiam, terus kenapa tega amat kamu mau ngerjain dia. Emang salah
dia apa?
Vina: Bener banget apa yang Revo bilang. Justru kalau aku pas ngelihat Tina itu yang ada
dihati ini malah rasa hiba.
Brian: Iba? Emang kenapa kok harus ngerasa iba?
Vina: Tina itu kan sudah nggak punya Ibu. Dia sehar-hari menghabiskan waktunya untuk
membantu ayahnya dagangan di pasar.
Brian baru tahu kalau ternyata Tina sudah tidak memiliki ibu. Mendengar kabar tersebut,
keinginan Brian untuk menjahili Tina pun pupus.
Brian: Oh.. begitu ya.. kasihan ya si Tina! Ya sudah deh, aku janji nggak bakalan ngejahilin
atau ngerjain Tina lagi.
Nani: Bagus itu, tapi jangan hanya sama Tina dong! Sama siapapun kamu nggak boleh
bersikap jahil. Itu kan perbuatan dosa.
Vina: Bener itu!
Brian: Ah.. kalian dikit-dikit dosa!
Semenjak itu, Brian sudah tidak pernah menganggu Tina lagi, namun perangai buruknya
masih saja tidak berubah. Brian sering membuat onar dikampungnya dan juga disekolahan.
Naskah Drama 4 Orang Tentang Persahabatan - SELESAI
Drama Komedi

Tokoh
Sherin : Perempuan manja, dan agak sombong
Mila : Perempuan pemimpin, meskipun gak ada yang milih dia memimpin
Reza : Pria yang dijuluki orang terlamas
Dicky : Ahlinya melempar pertanyaan
Samsudin : Kakek baik hati
? (Rahaia) : ..........
            Liburan adalah saat yang dinanti-nanti, tidak terkecuali 4 orang remaja Dicky, Reza,
Mila, dan Sherin. Mereka baru saja sampai di kastril untuk menikmati hari libur mereka.
Mila : “ Dick, tolong simpen tas ini, ya. Sher, kamu bantuin aku bersih-bersih ruang tengah
sama kamar, ya. Reza, kamu jangan tiduran di teras dong!”
Reza : “ Yaelah, tiduran aja mesti punya izin,”
Dicky : “ Gue udah bawa tasnya ke dalam, tapi pas gue ke dalem, gue dapet berita buruk,”
Mila : “ Apa tuh Dick?”
Dicky : “ Di dalam bersih banget,”
Sherin : “ Bagus dong, berarti gue ga usah repot-repot bersihin,”
Mila : “ Sherin,” (nada kesel)
Dicky : “ Kan curang tuh, masa Sherin sama Mila ga kerja,”
Mila : “ Dicky,” (nada kesal)
Sherin : “ Yaelah, si Reza juga enggak kerja,”
Reza : “ Gue juga kerja tahu, dengan diamnya gue disini dan gak ngeganggu, itu udah
mempermudah kerja kalian,”
Mila : “ Udah-udah! Jika kastil ini bersih, ya berarti ada yang tinggal di ini kastil, tapi siapa?
Lo enggak punya sodara yang tinggal di kastil inikan Sher?”
Sherin : “ Enggak, keluarga gue bilang kastil ini kosong. Mereka juga udah bertahun-tahun
enggak datang kesini,”
Dicky : “ Jadi keluarga Sherin malas mengurus kastil ini dan akhirnya menelantarkannya
begitu saja. Kastil yang terlupakan, sungguh kasihan,”
Reza : “ Hahahahaha,” (ketawa)
Dicky : “ Kenapa lu Za?”
Reza : “ Ternyata di dunia ini ada yang lebih malas dari gue. Senang rasanya bisa tahu,”
Mila : “ Oke, gimana kalau kita sekarang check siapa yang tinggal di kastil ini,”
Dicky : “ Siapa yang mau masuk duluan?”
Sherin : “ Terserah, tapi jangan gue,” (Reza lewat mau masuk kastil)
Sherin : “ Wih, Reza yang selama ini difonis orang termalas mau menjadi pahlawan dengan
menjadi orang yang pertama kali masuk,”
Reza : “ Haah? Gue cuma mau ke kamar. Gue ngantuk banget,”
Mila : “ Yudahlah, yang penting ada yang mau masuk duluan.”
            Akhirnya mereka pun memasuki kastil itu tanpa tahu apa yang menunggu mereka di
dalam. Sampai pada suatu ketika ...
Sherin : “ Aaaa!!!” (teriak)
Mila : “ Ada apa Sher?”
(Gemetaran ) Sherin : “ Tadi ada bayangan hitam gitu, kayanya itu hantu. Tuh!” (nunjuk)
Reza : “ Itu bayangan gue Sher,”
Dicky : “ ckckck,” (cekikikan)
Sherin : “ Diem lu!”
? : “ Ada apa kalian ribut-ribut?” (muncul dari belakang)
Sherin : “ Aaaa!!!” (ngumpet di belakang Reza)
Mila : “ Bapak siapa, ya?”
Reza : “ Samsudin,”
Dicky : “ Kok lu bisa tahu?”
Reza : “ Dia pake name tag,”
Samsudin : “ Kalian kenapa datang ke kastil ini? Kastil ini sudah lama ditinggalkan
pemiliknya,”
Sherin : “ Kami kesini mau liburan. Saya anak dari pemilik kastil ini,”
Samsudin : “ Oh begitu, ya. Kamu anak dari orang sibuk itu,”
Sherin : “ Orang sibuk?”
Samsudin : “ Iya orang sibuk. Dia sangat sibuk sampai tidak mengangkat telephone saya
berkali-kali. Saya mau memberitahukan kepada beliau kalau sudah terjadi pembunuhan
berantai di kastil ini,”
Sherin : “ Pe-pembunuhan berantai?”
Samsudin : “ Iya, lima orang pemuda seperti kalian sudah dibunuh disini,”
Dicky : “ Apa arwah mereka bergentayangan disini,”
Mila : “ Ya enggaklah. Iya, ‘kan kek?”
Samsudin : “ Arwah mereka tidak bergentayangan,”
Mila : “ Tuhkan,”
Samsudin : “ Tapi arwah pembunuhnya bergentayangan disini,”
Dicky : “ Kenapa bisa?”
Samsudin : “ Kakek juga tidak tahu, tapi menurut orang-orang disini. Dia memburu orang-
orang yang memiliki sifat lima dosa besar,”
Dicky : “ Lima dosa besar?”
Samsudin : “ Iya, serakah, sombong, egois, , dan . Juga katanya hanya orang yang tidak
memiliki sifat itu yang bisa menyelamatkan orang dengan dosa besar itu,”
Sherin : “ Ouh, kalau gitu kalian enggak usah khawatir, kan disini ada Sherin yang baik hati,
dan cantik ini,”
Reza : “ Sombong juga dengan ekstra serakah,”
Mila : “ Yaudah, sekarang gue pergi dari kastil ini. Gue gak mau jadi korban,”
Reza : “ Egois. 3 dosa sudah komplit, jadi kapan dia akan datang dan kenapa kakek ada
disini?”
Samsudin : “ Kakek sedang mencari anak-anak yang sudah seminggu terkebak di kastil ini.
Oh iya, arwah itu punya wajah yang putih pucat dan memakai kaos hitam,”
Reza : “ Kayak dia,” (nunjuk arwahnya)
Samsudin : “ Iya, dia orangnya,”
Reza : “ Ouh, kami izin lari dulu, kek,” (kabur)
            Karena ketakutan yang bukan main, akhirnya mereka berpencar. Sherin yang entah
lari kemana, sampai di sebuah ruangan kosong dan hal yang mengejutkan dia dapatkan.
(Sherin membelakangi Reza dan mereka berdua jalan mundur dan bertabrakan) Sherin : “
Aaaa!!!”
Reza : “ Lebay amat,”
Sherin : “ Eh! Kemana yang lain?” (Reza geleng kepala)
Reza : “ Itu Dicky datang tuh,”
Dicky : “ Mi-mila diculik hantu itu,”
Sherin : “ Apa?!”
Reza : “ Mila siapa?” (Sherin + Dicky langsung natap Reza tajam)
Reza : “ Oh iya, Aaaa,” (teriak dengan wajah datar)
Reza : “ Sudahlah, kenapa kalian menatapku begitu? Oh iya, aku menemukan pintu keluar,”
Sherin : “ Beneran? Dimana?” (Reza nunjuk pintu keluar)
Dicky : “ Darimana lu tahu itu pintu keluar?”
Reza : “ Itukan ada tulisannya ‘Exit’,”
Dicky : “ Oh iya, tulisannya kecil jadi gak keliatan. Yuk keluar, nanti hantu itu keburu datang,”
Sherin : “ Tapi, mila ...,”
Dicky : “ Yaelah, lagian emangnya apa yang bisa kita lakuin? Cari hantu itu terus lawan pake
kamehameha terus nyelametin Mila? Enggak, ‘kan? Lebih baik kita keluar dulu, terus cari
bantuan. Ayok Za,”
Reza : “ Gue setuju sama Sherin. Kita harus selametin dia,”
Dicky : “ Hah? Lu ngomong apa sih Za? Jangan giladeh. Atau jangan-jangan lu naksir lagi
sama dia? Tenang aja, kita cari bantuan terus selametin dia,”
Sherin : “ Udah! Jangan berantem, seenggaknya Reza yang keliatannya gak peduli sama
temen, lebih ngehargain temen dari lo!”
Dicky : “ Oke, oke, jadi kalian mau sok pahlawan. Kali ini yang kita bicarain realita, kita gak
mungkin bisa selametin dia, kita lebih baik cari bantuan sebelum hantu itu datang,”
Reza : “ Ada 2 kesalahan dari kalimat yang barusan lo ucapkan. Pertama, kita bisa aja
selametin Mila. Kedua, hantu itu udah ada di belakang lo,”
Dicky : “ Buset!” (jalan mundur)
Sherin : “ Sekarang gimana Za?”
Reza : “ Gue punya rencana,”
Dicky : “ Apatuh?”
Reza : “ Berdo’a,”
Sherin :  “ Lu di keadaan kayak gini masih sempet bercanda! Lu itu orangnya bisa serius
enggak sih?! Tapi, meskipun lo gitu orangnya gue ...,”
Reza : “ Hm?”
Sherin : “ Gue tetep suka sama lo Za,”
Reza : “ Maaf Sher. Gue LDR,”
Sherin : “ LDR?”
Reza : “ Lain Dimensi Relashionship,”
Sherin : “ Reza!”
Reza : “ Iya-iya, gue bercanda kok, gue juga suka sama lo,”
Dicky : “ Maaf nganggu,”
Reza : “ Oh iya, maaf lo dianggurin,”
Dicky : “ Gue sih ga masalah kalau dianggurin, tapi kayaknya hantu itu masalah kalau
dianggurin,”
Mila : “Ah kayaknyasih enggak,”
Dicky : “ Mila?”
Mila : “ Emangnya siapa lagi?”
Dicky : “ Tapi tadi gue liat lo dibawa hantu ini, terus ...,”
Mila : “ Tadi gue cuma pura-pura,”
Samsudin : “ Hantu ini juga sebenarnya hanya pura-pura,”
Hantu : “ Jadi, ini udah selesaikan? Make up ini ganggu banget,”
Sherin : “ Tunggu-tunggu, ini sebenernya ada apasih?”
Mila : “ Jadi gini Sher, gue sebenernya agak bingung, kalian itu setia sahabat atau enggak,
ya akhirnya gue rancang skenario ini dan ternyata kalian emang sahabat sejati. Maaf ya,
udah ngerjain kalian,”
Dicky : “ Gak papa, berkat skenario lo, jadi ada yang jadian nih. Cie,”
Mila : “ PJnya,”
Reza : “ Iya-iya,”
Hantu : “ Gue juga dapet dong, meskipun kita kutang kenal, tapi berkat akting gue yang
meyakinkan kalian dajian,”
Mila : “ Yaelah, akting apanya, lu cuma berdiri doang.”
            Begitulah akhir dari kisah menegangkan dari liburan mereka. Semenjak saat itu
persahabatan mereka semakin kuat.

Anda mungkin juga menyukai