Anda di halaman 1dari 5

SOLUSI MASALAH LIMBAH WC DI KAWASAN TANJUNG DUREN UTARA

JAKARTA BARAT
Untuk memenuhi tugas 2 mata kuliah teknik penyehatan
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Henita Rahmayanti, M.Si

Disusun Oleh :
Nur Afifah 1503619078

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2021
A. PERMASALAHAN
Dari data Dinas Kesehatan DKI
DATA DINAS KESEHATAN DKI
Jakarta pada November 2018, masyarakat
JAKARTA (NOVEMBER, 2018)
yang Buang Air Besar Sembarangan
BABS
(BABS) sebanyak 4,74% dari total
masyarakat DKI Jakarta. Atau dengan kata
4,74%
lain, hampir 500.000 orang masih buang air
besar sembarangan.

Ditambah dengan sebagian besar


95,26%
warga DKI Jakarta yang masih belum
memiliki septic tank yang memenuhi
standar sanitasi, dengan mengalirkan limbah tinja langsung ke saluran air seperti kali atau
sungai tanpa septic tank memperparah keadaan pengelolaan limbah cair di DKI Jakarta.

Apalagi keadaan sebagian besar


septic tank warga DKI Jakarta masih
Septic Tank DKI Jakarta
belum memenuhi standar sanitasi. Hal ini
dapat terlihat dari data PD PAL
20%
(Pengelolaan Air Limbah) Jakarta seperti Memenuhi
Standar
data disamping. Dari total kurang lebih
Rembesan
200.000.000 septic tank yang ada di
80%
Jakarta, 80% masih merupakan septic tank
rembesan, yang mana bakteri seperti E-
coli penyebab diare dapat mencemari
tanah dan sungai banyak terdapat disana.
Provinsi DKI Jakarta dibagi menjadi 5 (lima) kota administrasi dan 1 (satu) kabupaten
administrasi dengan data per-2018 sebagai berikut :

Dari data diatas, kita fokuskan pada wilayah Kota Jakarta Barat.
Lebih tepatnya di Kelurahan Tanjung Duren Utara. Tanjung Duren
Utara merupakan kelurahan yang terletak di kecamatan Grogol
Petamburan, Jakarta Barat, DKI Jakarta, Indonesia.

Kelurahan ini berbatasan dengan Kelurahan Jelambar di sebelah


utara, Kebon Jeruk di sebelah barat, Grogol di sebelah timur dan
Kelurahan Tanjung Duren Selatan di sebelah selatan. Dengan jumlah
penduduk lebih dari 19.000 jiwa.

Bila diperkecil lagi skalanya, penduduk di RT.015 RW.007, Kelurahan Tanjung


Duren Utara memiliki 20-30 kepala keluarga yang tidak memiliki jamban (WC). Rata-rata,
mereka menggunakan WC Bersama yang akan dialirkan langsung ke Kali Sekretaris.

Gambar 1 : Jamban yang langsung ke Kali


Gambar 2 : Kali Gang Sekretaris
Sedangkan tidak sedikit juga
warga sekitar yang memiliki jamban
(WC) dirumah tetapi tidak memiliki
septic tank. Mereka mengalirkan
limbah WC ke saluran air langsung
seperti kali.
Hal ini berdampak pada
lingkungan sekitar seperti terciumnya
bau menyengat ketika memasuki gang
Sekretaris, Tanjung Duren Utara,
Grogol, Jakarta Barat. Hal ini dikarenakan limbah tinja yang dialirkan ke saluran air atau sungai
mengakibatkan sungai tersebut tersumbat.

B. SOLUSI
Menurut permasalahan diatas, dapat diambil solusi dengan pembuatan atau dibangun
septic tank komunal untuk solusi permasalahan pada warga yang memiliki jamban (WC) tetapi
tidak memiliki septic tank. Septic tank komunal merupakan septic tank yang digunakan
Bersama-sama.

Biaya ditanggung bersama dan lebih ringan, menghemat lahan serta septik tank yang
dibangun bersama akan ditanggung bersama untuk pemeliharaan ataupun jika ada kerusakan.
Komponen IPAL komunal terdiri dari unit pengolah limbah, jaringan perpipaan (bak kontrol
& lubang perawatan) dan sambungan rumah tangga. Unit pengolah limbah ada yang terletak
jauh dari lokasi warga pengguna IPAL Komunal ada juga yang berlokasi di lokasi pemukiman
warga.
Gambar 3 : Skema IPAL Komunal (SANIMAS)

Jadi, limbah tinja dari setiap rumah akan dikumpulkan di pembuangan IPAL menjadi
satu, dan diolah di septic tank komunal tersebut. Limbah yang telah dibersihkan, baru akan
melalui proses pembuangan ke aliran sungai. Sehingga sungai tidak tersumbat oleh limbah
tinja, ataupun tersemar.

Kedua ialah dengan subsidi rehabilitasi septic tank milik warga. Warga daerah sekitar
yang memiliki WC namun septic tanknya tidak memenuhi standar akan diberikan subsidi untuk
merevitalisasi septic tank. Sehingga warga bisa membayar dengan lebih murah saat septic tank
tersebut diperbaiki.

Ketiga, yaitu dengan memberikan sosialisasi kepada warga tentang sanitasi. Hal ini
adalah upaya untuk meningkatkan kesadaran pada warga bahwa sanitasi ini penting untuk
kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai