Anda di halaman 1dari 6

Kuliah Penyaluran Air Buangan- PAB , Elly Yuliani, 2021

KULIAH PAB ON LINE KE 1


TGL 7/9 MARET 2021. – Ir.Elly Yuliani, MT

SISTEM PENGELOLAAN AIR BUANGAN


Kita akan membicarakan dulu system Pengelolaan Air Buangan secara umum, karena
Penyaluran Air Buangan (PAB), judul kuliah kita sekarang adalah bagian dari Sistem
Pengelolaan Air Buangan.

Penyediaan sarana dan prasarana pembuangan air limbah merupakan upaya dalam
memenuhi salah satu kebutuhan dasar manusia yaitu melalui upaya peningkatan
derajat kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan permukiman. Kebutuhan dasar
pelayanan sistem pembangunan air limbah tersebut akan terus berkembang. Tingkat
perkembangannya pun semakin pesat karena kecenderungan peningkatan arus
urbanisasi yang berdampak terhadap kepadatan hunian di pusat-pusat kegiatan.

Program perbaikan lingkungan perkotaan dengan menitikberatkan pada pemantapan


institusi daerah dan menunjang sumberdaya manusia setempat sebagai penanggung
jawab pembangunan fisik, baik sarana maupun prasarana, salah satunya dapat
dilakukan melalui pengelolaan air limbah. Untuk itu dibutuhkan adanya suatu penyiapan
dokumen perencanaan rinci tentang pengelolaan air limbah, agar pengelolaan air
limbah dapat dilakukan secara lebih baik, terarah, dan efisien.

Penanggulangan pencemaran akan membutuhkan biaya yang semakin besar dalam


tahapan pengelolaannya, semakin tinggi tingkat pengolahannya akan semakin besar
biaya yang dibutuhkan, oleh karena itu upaya-upaya pengelolaan dan penanggulangan
pencemaran air harus dilakukan sedini mungkin dimulai dari pengelolaan sumber-
sumber pencemar.

Sebagian besar kota di indonesia sampai saat ini dapat dikatakan belum memiliki
sistem Pengelolaan Air Limbah Kota, umumnya fasilitas yang dimiliki saat ini masih
bersifat individu , yang dimiliki oleh kota adalah unit IPLT ( Instalasi Pengolahan
Lumpur Tinja). Unit ini berfungsi untuk mengolah Lumpur keluaran dari septic tank, dan

1
Kuliah Penyaluran Air Buangan- PAB , Elly Yuliani, 2021

tak dapat mengolah air limbah secara langsung. Tetapi sampai saat ini IPLT pun belum
difungsikan dengan baik karena :

a) Sebagian besar Septik Tank yang ada di rumah rumah , ternyata bukan septik
tank, tetapi cubluk, sehingga air dan lumpur di dalam reactor ini, langsung
berinfiltrasi kedalam tanah, sehingga tidak diperlukan penyedotan lumpur.
b) Septik tank yang konstruksinya sudah benar, lumpurnya disedot oleh Truk
Penyedot Tinja. Seharusnya lumpur ini dibuang ke IPLT untuk diolah lebih lanjut,
tetapi Truk penyedot Tinja yang jumlahnya tertbatas dan umumnya sudah
berusia tua , tidak sanggup untuk menempuh perjalanan ke IPLT, yang rata-rata
jaraknya jauh dan ditempat yang tinggi elevasinya.(karena saat
pembangunannya dulu merupakan program darurat, sehingga untuk biaya
pengadaan lahannya sangat terbatas, karenanya dipilih tanah yang harganya
murah, tetapi jaraknya jauh) membuang lumpurnya langsung ke sungai terdekat,
untuk menghemat biaya bahan bakar dan harus melayani panggilan selanjutnya.

Sebagian besar pengelolaan air limbah kota masih bersifat individual atau insite
sanitation yaitu pengelolaan limbah yang dilakukan secara individu di lokasi
sumbernya.

Secara umum Pengelolaan limbah individu dapat digambarkan sebagai berikut :

Diolah Pada Unit


Pengolahan Air
Limbah individu (34%)
Sumber Air Limbah :
 Jamban/Closet
 Urinoir Perpipaan Pengumpul
 Wastavel
 Bak Cuci

Tidak diolah, dibuang


langsung ke :
Sungai, Laut, Saluran
drainase,,kebun dll
(66%)
2
Kuliah Penyaluran Air Buangan- PAB , Elly Yuliani, 2021

Pengolahan limbah individu yang banyak digunakan adalah :

 Septik Tank (dinding kedap air, dilengkapi dengan ruang pengolahan lumpur)
sedangkan dasarnya diberi lantai kedap air.

 Cubluk.(sumuran tanpa dinding dan tanpa alas kedap air, sehingga air dapat
berinfiltrasi ke dinding disekelilingnya, dan mencemari air tanah dangkal)

 Kolam oksidasi sederhana (balong) yang banyak digunakan masyarakat


pedesaan.

Dari gambaran di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penduduk, air limbah
domestiknya dibuang secara langsung kelingkungan, yaitu ke sungai, saluran atau ke
kebun. Bila timbulan air limbah adalah 80% dari air bersih yang dikonsumsi dan
konsumsi air bersih rata-rata adalah 150 L/orang/hari maka jumlah air limbah yang
dibuang ke lingkungan dapat diperkirakan besarnya.

Tinja dan zat organik lainnya yang dibawa oleh air limbah ke lingkungan, akan
mengalami penguraian secara biologis oleh mikroba aerobic, berlimpahnya zat organic
yang merupakan makanan bagi mikroba tersebut mengakibatkan terjadinya
peningkatan populasi mikroba secara drastis yang secara otomatis meningkatkan pula
kebutuhan oksigen biologis.
Sumber oksigen tedekat adalah dari lingkungannya , yaitu air, dengan demikian terjadi
penurunan oksigen Terlarut (Disolved Oksigen = DO ) dalam air sungai dan laut yang
dijadikan sebagai tempat pembuangan limbah.
Pada saat kadar oksigen terlarut mendekati 0, terbentuklah kondisi anaerobic dalam air,
sehingga populasi mikroba dalam air akan berganti menjadi populasi mikroba anaerob.
Selanjutnya penguraian zat organic dalam air akan diambil alih oleh mikroba
anaerob.Hasil penguraian zat organic oleh mikroba anaerob, akan menghasilkan
berbagai gas yang berbau busuk seperti : H2S, CH4, PO4 dan lain lain, warna air
berubah kehitaman dan terdapat gelembung-gelembung gas dipemukaan air. Bila hal

3
Kuliah Penyaluran Air Buangan- PAB , Elly Yuliani, 2021

ini berlanjut dalam waktu lama maka dapat mengancam kehidupan mahluk air seperi
ikan dan hilangnya nilai estetis lingkungan kota.

PERMASALAHAN
Masalah utama yang menyebabkan rendahnya kualitas sanitasi kota adalah
 Meningkatnya pencemaran laut terutama di kota kota pantai, pencemaran
tanah/air tanah dan pencemaran air permukaan, sebagai akibat dari
pembuangan langsung limbah tinja ke lingkungan. Pencemaran ini
mengakibatkan timbulnya bau dan turunnya kualitas lingkungan terutama
disebabkan oleh meningkatnya BOD, COD dan Bakteri e-coli pada air sungai
dan air laut.
 Master Plan Pengelolaan Air Limbah yang dapat menghambat kerusakan
lingkungan yang sedang terjadi saat ini, baru dimiliki oleh ibu kota Provinsi,
kota besar dan metropolitan, itui pun belum semua dilaksanakan
pembangunannya
 IPLT yang ada di beberapa kota sampai saat ini belum dimanfaatkan/
dioperasikan sehingga mengakibatkan terjadinya pencemaran air permukaan
karena Truk Penyedot Septik Tank membuang langsung lumpur Septik Tank
yan sudah disedot ke sungai/laut terdekat
 Kondisi topografi yang terjal kearah pantai dan jaringan jalan yang belum
merata, menyebabkan tidak cocoknya penggunaan Pengolahan Limbah
terpusat, karena sulitnya merencanakan jaringan pipa pengumpul.
 Septik Tank individu yang ada saat ini hanya dimiliki oleh 34% penduduk,
66% penduduk membuang langsung limbahnya ke lingkungan, sehingga
beban pencemaran dari limbah tinja terhadap badan air dan tanah sangat
tinggi
 Lebih dari 20% penduduk masih melakukan aktivitas BAB di sembarang
tempat, sehuingga mengakibatkan peningkatan beban pencemaran terhadap
lingkungan, diare dan morbiditas penduduk.

4
Kuliah Penyaluran Air Buangan- PAB , Elly Yuliani, 2021

Sistem Pengelolaan Air Limbah, terdiri dari 3 komponen yaitu :

1. Jaringan Pipa Pengumpul ( Sewer System/ Rioolering ).


2. Instalasi Pengolahan Air Limbah ( IPAL )
3. Pembuangan (disposal ) dari hasil pengolahan IPAL

Jadi dengan demikian, Jaringan pengumpul Air Buangan yangkita pelajari pada mata
kuliah PAB, merupakan bagian dari Sistem Pengelolaan Air buangan.

Air Buangan Rmh


Tangga ( Domestik)

Air Buangan
Fasilitas Umum Instalasi
Pengolahan
Air Buangan Air Buangan
Industri

Infiltrasi

Sumber-sumber Jaringan Pengumpul dan Penyalur IPAL Pembuangan


Air Buangan Akhir

5
Kuliah Penyaluran Air Buangan- PAB , Elly Yuliani, 2021

Anda mungkin juga menyukai