Penyediaan sarana dan prasarana pembuangan air limbah merupakan upaya dalam
memenuhi salah satu kebutuhan dasar manusia yaitu melalui upaya peningkatan
derajat kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan permukiman. Kebutuhan dasar
pelayanan sistem pembangunan air limbah tersebut akan terus berkembang. Tingkat
perkembangannya pun semakin pesat karena kecenderungan peningkatan arus
urbanisasi yang berdampak terhadap kepadatan hunian di pusat-pusat kegiatan.
Sebagian besar kota di indonesia sampai saat ini dapat dikatakan belum memiliki
sistem Pengelolaan Air Limbah Kota, umumnya fasilitas yang dimiliki saat ini masih
bersifat individu , yang dimiliki oleh kota adalah unit IPLT ( Instalasi Pengolahan
Lumpur Tinja). Unit ini berfungsi untuk mengolah Lumpur keluaran dari septic tank, dan
1
Kuliah Penyaluran Air Buangan- PAB , Elly Yuliani, 2021
tak dapat mengolah air limbah secara langsung. Tetapi sampai saat ini IPLT pun belum
difungsikan dengan baik karena :
a) Sebagian besar Septik Tank yang ada di rumah rumah , ternyata bukan septik
tank, tetapi cubluk, sehingga air dan lumpur di dalam reactor ini, langsung
berinfiltrasi kedalam tanah, sehingga tidak diperlukan penyedotan lumpur.
b) Septik tank yang konstruksinya sudah benar, lumpurnya disedot oleh Truk
Penyedot Tinja. Seharusnya lumpur ini dibuang ke IPLT untuk diolah lebih lanjut,
tetapi Truk penyedot Tinja yang jumlahnya tertbatas dan umumnya sudah
berusia tua , tidak sanggup untuk menempuh perjalanan ke IPLT, yang rata-rata
jaraknya jauh dan ditempat yang tinggi elevasinya.(karena saat
pembangunannya dulu merupakan program darurat, sehingga untuk biaya
pengadaan lahannya sangat terbatas, karenanya dipilih tanah yang harganya
murah, tetapi jaraknya jauh) membuang lumpurnya langsung ke sungai terdekat,
untuk menghemat biaya bahan bakar dan harus melayani panggilan selanjutnya.
Sebagian besar pengelolaan air limbah kota masih bersifat individual atau insite
sanitation yaitu pengelolaan limbah yang dilakukan secara individu di lokasi
sumbernya.
Septik Tank (dinding kedap air, dilengkapi dengan ruang pengolahan lumpur)
sedangkan dasarnya diberi lantai kedap air.
Cubluk.(sumuran tanpa dinding dan tanpa alas kedap air, sehingga air dapat
berinfiltrasi ke dinding disekelilingnya, dan mencemari air tanah dangkal)
Dari gambaran di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penduduk, air limbah
domestiknya dibuang secara langsung kelingkungan, yaitu ke sungai, saluran atau ke
kebun. Bila timbulan air limbah adalah 80% dari air bersih yang dikonsumsi dan
konsumsi air bersih rata-rata adalah 150 L/orang/hari maka jumlah air limbah yang
dibuang ke lingkungan dapat diperkirakan besarnya.
Tinja dan zat organik lainnya yang dibawa oleh air limbah ke lingkungan, akan
mengalami penguraian secara biologis oleh mikroba aerobic, berlimpahnya zat organic
yang merupakan makanan bagi mikroba tersebut mengakibatkan terjadinya
peningkatan populasi mikroba secara drastis yang secara otomatis meningkatkan pula
kebutuhan oksigen biologis.
Sumber oksigen tedekat adalah dari lingkungannya , yaitu air, dengan demikian terjadi
penurunan oksigen Terlarut (Disolved Oksigen = DO ) dalam air sungai dan laut yang
dijadikan sebagai tempat pembuangan limbah.
Pada saat kadar oksigen terlarut mendekati 0, terbentuklah kondisi anaerobic dalam air,
sehingga populasi mikroba dalam air akan berganti menjadi populasi mikroba anaerob.
Selanjutnya penguraian zat organic dalam air akan diambil alih oleh mikroba
anaerob.Hasil penguraian zat organic oleh mikroba anaerob, akan menghasilkan
berbagai gas yang berbau busuk seperti : H2S, CH4, PO4 dan lain lain, warna air
berubah kehitaman dan terdapat gelembung-gelembung gas dipemukaan air. Bila hal
3
Kuliah Penyaluran Air Buangan- PAB , Elly Yuliani, 2021
ini berlanjut dalam waktu lama maka dapat mengancam kehidupan mahluk air seperi
ikan dan hilangnya nilai estetis lingkungan kota.
PERMASALAHAN
Masalah utama yang menyebabkan rendahnya kualitas sanitasi kota adalah
Meningkatnya pencemaran laut terutama di kota kota pantai, pencemaran
tanah/air tanah dan pencemaran air permukaan, sebagai akibat dari
pembuangan langsung limbah tinja ke lingkungan. Pencemaran ini
mengakibatkan timbulnya bau dan turunnya kualitas lingkungan terutama
disebabkan oleh meningkatnya BOD, COD dan Bakteri e-coli pada air sungai
dan air laut.
Master Plan Pengelolaan Air Limbah yang dapat menghambat kerusakan
lingkungan yang sedang terjadi saat ini, baru dimiliki oleh ibu kota Provinsi,
kota besar dan metropolitan, itui pun belum semua dilaksanakan
pembangunannya
IPLT yang ada di beberapa kota sampai saat ini belum dimanfaatkan/
dioperasikan sehingga mengakibatkan terjadinya pencemaran air permukaan
karena Truk Penyedot Septik Tank membuang langsung lumpur Septik Tank
yan sudah disedot ke sungai/laut terdekat
Kondisi topografi yang terjal kearah pantai dan jaringan jalan yang belum
merata, menyebabkan tidak cocoknya penggunaan Pengolahan Limbah
terpusat, karena sulitnya merencanakan jaringan pipa pengumpul.
Septik Tank individu yang ada saat ini hanya dimiliki oleh 34% penduduk,
66% penduduk membuang langsung limbahnya ke lingkungan, sehingga
beban pencemaran dari limbah tinja terhadap badan air dan tanah sangat
tinggi
Lebih dari 20% penduduk masih melakukan aktivitas BAB di sembarang
tempat, sehuingga mengakibatkan peningkatan beban pencemaran terhadap
lingkungan, diare dan morbiditas penduduk.
4
Kuliah Penyaluran Air Buangan- PAB , Elly Yuliani, 2021
Jadi dengan demikian, Jaringan pengumpul Air Buangan yangkita pelajari pada mata
kuliah PAB, merupakan bagian dari Sistem Pengelolaan Air buangan.
Air Buangan
Fasilitas Umum Instalasi
Pengolahan
Air Buangan Air Buangan
Industri
Infiltrasi
5
Kuliah Penyaluran Air Buangan- PAB , Elly Yuliani, 2021