Anda di halaman 1dari 11

TUGAS FILSAFAT PANCASILA

ANALISIS KASUS YANG TERJADI DALAM KEHDUPAN SEHARI-HARI


DI INDONESIA

Disusun oleh:
Nama: Ruly Berliandika
NIM: 11418003

Program Studi Bimbingan dan Konseling


FKIP
Universitas Widya Mandala Madiun
2018
Abstrak

Penulisan Peper ini bertujuan untuk pemberi tahu pemerintah tentang


solusi penanganan kasus didaerah nduga Papua. ada pun latar belakang
penulisan ini karena permasalahan Papua mau memisahkan diri dari negara
kesatuan rebublik indonesia (NKRI). Dikarenakan tidak meratanya
kesejahteraan yang terkandung dalam Sila Ke-5 yang berbunyi “keadilan sosial
bagi seluruh rakyat indonesia”. Kasus pembantaian 31 pekerja PT Istaka karya
di Distrik yigi, kabupaten nduga, Papua. Kelompok Kriminal Bersenjata
(KKB) pimpinan Egianus kogoya adalah pihak yang bertanggung jawab atas
pembantaian 31 pekerja yang membangun jalan Trans papua.
A. Sebanyak 31 Pekerja Jembatan di Nduga Papua Diduga Dibunuh KKB
Karena Ambil Foto Upacara
Sumber:
https://regional.kompas.com/read/2018/12/03/22090051/sebanyak-31-pekerja-
jembatan-di-nduga-papua-diduga-dibunuh-kkb-karena-ambil?
fbclid=IwAR2GgOm0TAzhywttlslZ1qMr5UMdnvTCrA8bTCOW0EHSezO3
XCxNcbvSMAk

JAYAPURA, KOMPAS.com - Pembunuhan sangat sadis diduga dilakukan


Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB) di wilayah Nduga, Papua, terhadap 31
pekerja pembangunan jalan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten
Nduga, Minggu (2/12/2018).
Sebanyak 31 orang yang bekerja perusahaan milik BUMN PT Istaka Karya,
yang saat ini bekerja untuk membuka isolasi di wilayah pegunungan tengah itu,
sampai saat ini jenazahnya belum bisa diambil.

Sebab, lokasinya jauh dari ibukota Nduga dan Kabupaten Jayawijaya yang
terdekat dari wilayah pembangunan jembatan.

Informasi yang diterima dari berbagai sumber, para pekerja pembangunan


jembatan itu diduga dibunuh lantaran mengambil foto pada saat perayaan
HUT Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN/ OPM)
oleh KKB tak jauh dari lokasi kejadian.

Saat salah satu pekerja mengambil foto, hal itu kemudian diketahui oleh
kelompok KKB.

Hal itu membuat mereka marah dan mencari orang yang mengambil foto
hingga berimbas kepada pekerja lainnya yang ada di kamp pembangunan
jembatan.

Kapolres Jayawijaya, AKBP Yan Pieter Reba membenarkan informasi itu.


Dikatakannya, kalau salah satu pekerja mengambil foto pada saat kelompok ini
melakukan upacara.

“Ya. Saya terima informasinya seperti itu. Kalau kelompok KKB ada
melakukan upacara dan salah satu dari pekerja tak sengaja melihatnya dan
mengambil foto. Itu membuat mereka marah hingga kelompok ini pun
membunuh para pekerja yang ada di kamp,” katanya ketika dihubungi melalui
telepon selulernya, Senin (3/12/2018).

Disampaikannya, sampai saat ini, informasi yang diterima ada 31 orang pekerja
yang dikabarkan meninggal dunia atas ulah kelompok KKB.

“Informasinya 24 orang dibunuh di kamp. Lalu ada 8 orang yang sebelumnya


berhasil menyelamatkan diri ke salah satu rumah keluarga anggota DPRD
setempat. Kini informasinya 7 orang di antara mereka juga sudah meninggal
dunia dan 1 orang berhasil melarikan diri,” katanya.

Terkait informasi ini, ungkap Reba, malam ini pihaknya tengah berkoordinasi
dengan TNI yang berada di sana untuk melakukan evakuasi terhadap para
korban.

“Kami berencana segera ke sana dengan kekuatan penuh. Kalau benar


informasi itu, maka kami akan melakukan evakuasi dan juga menyelidiki para
pelaku, untuk diproses hukum lebih lanjut,” ujarnya.

Reba menaruh harapan besar, kalau ini hanya sekedar informasi yang tak
benar.

“Semoga saja informasi ini tak benar. Tapi kami masih belum bisa mendapat
kabar mereka sampai detik ini,” ujarnya.

Kapolda Papua Irjen Pol. Martuani Sormin menyampaikan, kalau informasi itu
sudah diterima kepolisian.

“Kami masih baru mendapat informasinya. Untuk kebenarannya sedang kami


cek,” ungkapnya ketika dikonfirmasi melalui pesan singkat telepon selulernya,
Senin (3/12/2018)  malam.
B. TEORI PANCASILA

1) Pancasila sebagai Filsafat

Pancasila adalah filsafat negara yang lahir sebagai ideologi kolektif (cita-
cita bersama) seluruh bangsa Indonesia. pancasila dikatakan sebagai filsafat
karena merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh
para pendahulu kita, yang kemudian dituangkan dalam suatu sistem yang tepat.
Notonagoro berpendapat bahwa filsafat pancasila ini memberikan pengetahuan
dan pengertian ilmiah yaitu tentang hakikat pancasila.

Jika ditilik dari soal tempat, filsafat pancasila merupakan bagian dari
Filsafat Timur (karena Indonesia kerap digolongkan sebagai Negara yang ada
di belahan bagian Timur). Sebenarnya, ada banyak nilai ketimuran yang
termuat dalam Pancasila, misalnya soal pengakuan akan adanya Tuhan,
kerakyatan, keadilan yang diidentikan dengan paham mengenai ‘ratu adil’ dan
seterusnya. Pancasila juga memuat paham-paham Barat, seperti :
Kemanusiaan, demokrasi, dan seterusnya. Sebagai sistem filsafat, Filsafat
Pancasila ternyata juga harus tunduk dalam formulasi Barat yang sudah mapan
sejak dulu. Jika Pancasila mau dipertanggungjawabkan secara salih, logis,
koheren, dan sistematis, di dalamnya harus memuat kaidah-kaidah filosofis.
Pancasila harus memuat juga dimensi metafisis, (ontologis), epistomologis, dan
aksiologis.

2) Masyarakat: Suatu Keteraturan atau Konflik?

Masyarakat kerap dipandang sebagai keteraturan. Ia dimengerti sebagai


satu system social yang terdiri dari individu-individu dan kelompok-kelompok
yang berinteraksi secara harmonis. Masyarakat yang baik dan ideal dengan
demikian adalah masyarakat yang dicirikhasi oleh equilibrium (keseimbangan)
dan jauh dari guncangan. Bagaimana dengan Indonesia?
Selama beberapa tahun terakhir segenap rakyat Indonesia dihadapkan
kepada situasi yang kian hari kian memburuk. Krisis moneter yang
berkepanjangan membuat sebagian besar rakyat Indonesia menderita. Jumlah
penduduk miskin terus bertambah dari hari ke hari, bahkan banyak dari antara
mereka tidak lagi bias mengembangkan kemanusiannya secara optimal.

3) Masyarakat Ditinjau dari Teori Konflik

Analisis masyarakat dengan memakai teori konflik ini bertitik tolak dari
kenyataan bahwa ada paling tidak dua golongan besar di dalamnya, yaitu
golongan berkuasa dan golongan yang dikuasai. Inilah yang kemudian
memunculkan konflik. Mengapa? Karena dua golongan besar ini pasti
menimbulkan pula kepentingan yang berbeda. Jika kepentingannya berbeda
maka lahirlah pula benturan (Konflik), karena masing-masing golongan pasti
ingin memperjuangkan kepentingannya.

4) Teori Struktural-Fungsional Sebagai Pembanding Teori Konflik

Untuk memahami bagaimana teori konflik bekerja, perlu ditampilkan


pula sedikit panorama mengenai apa dan bagaimana teori struktural fungsional
memahami masyarakat. Pandangan struktural fungsional (atau kerap disebut
fungsionalisme) diusung oleh Talcot Parsons, yang sebelumnya terlebih dahulu
diawali oleh Auguste Conte, sang bapak sosiologi. Sejak awal permulaan
kariernya sebagai sosiologi, Parsons dikesankan oleh keadaan teratur yang
disebut sebagai masyarakat.

Keteraturan masyarakat disebabkan oleh adanya nilai-nilai budaya yang


dibagi bersama. Nilai-nilai inilah yang kemudian dilembagakan menjadi
norma-norma social,dan kemudian dibatinkan oleh masing-masing individu
menjadi motivasi-motivasi (Parsons, The Structure of Social Action,1938).
C. MENGANALISA KASUS DENGAN MENEROPONG TEORI
FILSAFAT PANCASILA

Pembunuhan sangat sadis diduga dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata


(KKB) di wilayah Nduga, Papua, terhadap 31 pekerja pembangunan jalan di
Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga. Sebanyak 31 orang
yang bekerja perusahaan milik BUMN PT Istaka Karya, yang saat ini bekerja
untuk membuka isolasi di wilayah pegunungan tengah itu, sampai saat ini
jenazahnya belum bisa diambil.

Sebab, lokasinya jauh dari ibukota Nduga dan Kabupaten Jayawijaya yang
terdekat dari wilayah pembangunan jembatan. Permasalahan dipicu karena
Saat salah satu pekerja mengambil foto, hal itu kemudian diketahui oleh
kelompok KKB. Hal itu membuat mereka marah dan mencari orang yang
mengambil foto hingga berimbas kepada pekerja lainnya yang ada di kamp
pembangunan jembatan. Disampaikannya, sampai saat ini, informasi yang
diterima ada 31 orang pekerja yang dikabarkan meninggal dunia atas ulah
kelompok KKB.

“Informasinya 24 orang dibunuh di kamp. Lalu ada 8 orang yang sebelumnya


berhasil menyelamatkan diri ke salah satu rumah keluarga anggota DPRD
setempat. Kini informasinya 7 orang di antara mereka juga sudah meninggal
dunia dan 1 orang berhasil melarikan diri,”

Masyarakat Ditinjau dari Teori Konflik. Analisis masyarakat dengan memakai


teori konflik ini bertitik tolak dari kenyataan bahwa ada paling tidak dua
golongan besar di dalamnya, yaitu golongan berkuasa dan golongan yang
dikuasai. Inilah yang kemudian memunculkan konflik. Mengapa? Karena dua
golongan besar ini pasti menimbulkan pula kepentingan yang berbeda. Jika
kepentingannya berbeda maka lahirlah pula benturan (Konflik), karena masing-
masing golongan pasti ingin memperjuangkan kepentingannya
D. KESIMPULAN
Menurut saya kasus didaerah nduga harus segera di selesaikan, TNI dan
POLRI harus kerjasama untuk memburu kelompok kriminal bersenjata (KKB)
yang dipimpin oleh Egianus Kogoya, otak penyerangan 31 pekerja di Distrik
yigi, kabupaten nduga Papua. Seharusnya daerah perbatasan atau daerah
terpencil harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Contohnya papua,
papua jarang sekali diperhatikan oleh pemerintah imbasnya segala bahan
pokok, bbm, pendidikan, dan sebagainya menjadi langka di papua. banyak
orang dipapua berpikiran untuk memisahkan dari negara kesatuan republik
indonesia (NKRI) mungkin kurangnya pendidikan tentang pancasila. Karena
pancasila adalah pondasi negara indonesia dan tidak semua masyarakat
indonesia mengenal pancasila dengan baik.
REFERENSI

https://regional.kompas.com/read/2018/12/03/22090051/sebanyak-31-
pekerja-jembatan-di-nduga-papua-diduga-dibunuh-kkb-karena-ambil?
fbclid=IwAR2GgOm0TAzhywttlslZ1qMr5UMdnvTCrA8bTCOW0EHSezO3
XCxNcbvSMAk

(Diakses tanggal 17 November 2018)

Dewantara, Agustinus W. 2017. Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini.


Yogyakarta: PT. Kanisius.

Dewantara, A. (2017). Alangkah Hebatnya Negara Gotong Royong


(Indonesia dalam Kacamata Soekarno).

Dewantara, A. (2017). Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini.

Dewantara, A. (2017). Filsafat Moral (Pergumulan Etis Keseharian Hidup


Manusia).

Dewantara, A. W. (2015). PANCASILA SEBAGAI PONDASI


PENDIDIKAN AGAMA DI INDONESIA. CIVIS, 5(1/Januari).

Dewantara, A. (2012). Belajar sebagai Aktivitas Remaja Mempersiapkan


Masa Depan.

Dewantara, A. W. (2013). Merefleksikan Hubungan antara Etika Aristotelian


dan Bisnis dengan Studi Kasus Lumpur Lapindo. Arete, 2(1), 23-40.

Dewantara, A. (2014). Filosofi Pendidikan Katolik dalam Perspektif Filsafat


Aristotelian.

Dewantara, A. (2017). Kerasulan Awam di Bidang Politik (Sosial


Kemasyarakatan) dan Relevansinya bagi Multikulturalisme Indonesia.

Dewantara, A. (2015). Filosofi Pendidikan yang Integral dan Humanis dalam


Perspektif Mangunwijaya.

Dewantara, A. (2017). Multikulturalsme Indonesia (Studi Perbandingan


antara Konsep Madani Nurcholish Madjid dan Konsep Civil Society).

Anda mungkin juga menyukai