Karakteristik Termal Briket Arang Sekam Padi Dengan Variasi Bahan Perekat
(Daud Patabang)
Daud Patabang
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tadulako
Jl. Soekarno Hatta Km. 9 Tondo, Palu 94119
Abstract
The aim of this research is to find out of thermal characteristics of husk briquette with glue
materials that is made of tapioca powder with content variations; 7%, 10% and 15%.This research
used experiment method to find out of thermal characteristic consists of: High Heating Value HHV,
Moisture content M, Ash content A, Volatile Matters content VM, Fixed Carbon Content FC and
combustions efficiency. The result of investigations are; HHV = 2789 cal/g, M = 2.67%, A = 39.06 %,
VM = 42.92%, FC= 15.53% and combustions efficiency 59.07%. All of them are find out from 7% of
glue content materials.
286
Jurnal Mekanikal, Vol. 3 No. 2: Juli 2012: 286-292 ISSN 2086-3403
287
Karakteristik Termal Briket Arang Sekam Padi Dengan Variasi Bahan Perekat
(Daud Patabang)
288
Jurnal Mekanikal, Vol. 3 No. 2: Juli 2012: 286-292 ISSN 2086-3403
briket arang kulit kemiri sebagai eS adalah koreksi sulfur yang ada
barikut. dalam bahan bakar (cal/g)
Nilai kalor m adalah berat contoh (g)
Pengukuran nilai kalor menggunakan
bomb kalorimeter PARR 1261 Volatile matters (VM)
Prosedur pengukuran :
Prosedur pengukuran nilai kalor :
Sampel ditimbang sebanyak 1 g
Sampel ditimbang 1 g dan dan dimasukkan ke dalam cawan
dimasukkan ke dalam cawan, porselin kemudian ditutup.
Hubungkan ke dua kutub bomb Selanjutnya sampel tersebut
kalorimeter dengan 10 cm kawat dimasukkan ke dalam furnace dan
pembakar nikel krom, dipanasi pada suhu 815 oC selama
Isi bomb kalorimeter dengan 7 menit
oksigen, pada tekanan 30 atmosfir, Sampel tersebut dikeluarkan dan
Masukkan bomb kalorimeter tersebut didinginkan dalam desikator kemudian
ke dalam vessel yang beisi 2 kg air, ditimbang kembali.
selanjutnya masukkan vessel ke Perhitungan :
dalam water jacket,
Jalankan aliran listrik pemanas dan Volatile matters (%) =
alat pendingin, atur skala dari ”initial A D
balance” sampai lampu dan x 100 % F (%)
C
amperemeter dari pemanas berjalan
secara otomatis (suhu vessel dan
dengan :
jacket sama)
Pengukuran secara otomatis dilakukan A adalah berat sampel dan cawan (g)
untuk mengukur suhu awal, kenaikan
suhu dan nilai kalor ekivalen dari hasil C = A-B
penembakan dalam bom kalorimeter.
B adalah berat cawan (g)
Perhitungan
D adalah berat cawan dan residu (g)
Nilai kalor contoh briket dapat dihitung
dengan persamaan sebagai berikut : F adalah moisture dalam analisis
sampel (%)
Nilai kalor HHV (cal/g) =
t x EEV (e1 e2 )
eS Abu (Ash)
m Prosedur pengukuran :
dengan :
Timbang 1 g sampel ke dalam cawan
t adalah kenaikan suhu pembakaran di yang telah diketahui beratnya
dalam bom kalorimeter(oC) Panaskan sampel tersebut dalam
muffle furnace dimulai dari suhu
EEV adalah energi ekivalen saat rendah, kemudian dinaikkan sampai
terjadi pembakaran (cal/oC) 250 oC sampai 500 oC selama 30
menit, kemudian dari 500 oC sampai
e1 adalah koreksi panas karena 815 oC selama 60 menit.
pembentukan asam (cal) Angkat cawan dari dalam furnace,
letakkan di dalam lempengan logam
e2 adalah koreksi panas pembakaran kemudian tutup
dari kawat pembakar (cal) Dinginkan selama 10 menit kemudian
masukkan ke dalam desikator
289
Karakteristik Termal Briket Arang Sekam Padi Dengan Variasi Bahan Perekat
(Daud Patabang)
290
Jurnal Mekanikal, Vol. 3 No. 2: Juli 2012: 286-292 ISSN 2086-3403
2.6
2.55
2.5
Nilai Kalor (Calori/gram)
2750 DISKUSI
2700
2650 2650.2 Dari kurva hubungan antara
2600 kandungan moiusture dengan kandungan
2550 2539.3 bahan perekat terlihat bahwa makin tinggi
2500
6 11 16 campuran bahan perekat menyebabkan
menurunnya kandungan Moisture.
Bahan Perekat (%)
Dari kurva kandungan Volatile Matters
Gambar 2. Kandungan Ash Vs bahan perekat dengan bahan perekat terlihat bahwa
291
Karakteristik Termal Briket Arang Sekam Padi Dengan Variasi Bahan Perekat
(Daud Patabang)
292
Jurnal Mekanikal, Vol. 3 No. 2: Juli 2012: 286-292 ISSN 2086-3403
293