untuk Energi
Alternatif di
Indonesia
Indonesia
Kekurangan: Perlu ditambahkan pembatas buku, sehingga kertas buku tidak rusak karena
lipatan, untuk menandai batas bacaan
ISI BUKU:
Redaksional: tata bahasa yang digunakan sangat baik, karena template atau tatacara
penulisan menggunakan standar jurnal ilmiah, sehingga mudah dipahami isi nya.
Buku juga memiliki daftar isi, daftar gambar, daftar tabel serta daftar singkatan, yang
memudahkan pembaca untuk mencari bab/sub bab dari isi buku tersebut.
Subtansial: pembahasan cukup sistematis, aktual dan ditulis dengan sumber-sumber yang
terpercaya.
Pembahasan terbagi menjadi tiga bagian
Update dari BPS = 15,4% atau lebih dari 12 ribu desa dan kelurahan di Indonesia yang
belum teraliri listrik hingga akhir 2014
Salah satu penyebab krisis energi adalah kecenderungan terjadinya jumlah penduduk
yang berkorelasi positif dengan peningkatan konsumsi energi terutama bahan bakar
minyak dan listrik
Konsumsi energi terbesar termasuk biomassa (BOE)
Indonesia??
Menurut kementrian ESDM dan FAO dalam forest watch Indonesia 2001, Indonesia
diperkirakan memproduksi biomassa padat sebanyak 14 milliar ton per tahun, atau
setara 49.807,43 MW
Potensi Sumber Daya Biomassa
untuk Energi
Potensi Biomassa Sektor Pertanian,
Perkebunan, dan Sampah Kota
bioetanol,
gasifikasi,
briket,
Bahan bakar Tungku, rekayasa
LIMBAH JAGUNG 16.317.252 17.629.748 18.327.636 biodiesel,
pakan ternak bioproses,
pembangkit
biokonversi
listrik
pembangkit
LIMBAH PADI bahan bakar tungku,
18.031.689 listrik,
sekam 16.891.259
321.994.45
18.611.430 bahan kemasan, pakan gasifikasi
301.629.625 332.346.970 bioetanol,
jerami 0 ternak
briket
bioetanol,
likuifikasi,
kayu bakar, pakan biodiesel,
LIMBAH UBI KAYU 20.405.593 20.631.316 22.134.494 sakarifikasi,
ternak gasohol,
distilasi, dehidrasi
biofuel
Potensi Sumber Daya Biomassa
untuk Energi
Potensi Biomassa Sektor Pertanian,
Perkebunan, dan Sampah Kota
POTENSI LIMBAH
PERKEBUNAN
KELAPA SAWIT 17.539.788 19.324.294 20.783.017 CPO/bahan baku industri pangan dan kosmetik biodiesel, bioetanol
TEBU 2.668.428 2.517.374 2.290.116 bahan pangan, bumbu, molases bioetanol, biodiesel
1. Brasil
Negara Brasil membuat etanol generasi pertama dengan menggunakan sumber
material menggunakan jagung dan tebu. Namun memiliki banyak kekurangan, diantaranya
mengganggu keamanan pangan, penggunaan air yang berlebihan, tidak ada kontribusi
dalam pengurangan emisi gas karbon, harganya tidak kompetitif dibanding dengan energi
fosil.
2. Cina, Amerika dan beberapa Negara di Eropa
beberapa Negara tersebut mengembangkan generasi kedua yaitu pemanfaatan
selulosik untuk biodiesel. Namun masih memiliki beberapa kekurangan yaitu tidak
ekonomis, menghasilkan karbondioksida, membutuhkan lahan serta air yang banyak
1. Brasil
Negara Brasil membuat etanol generasi pertama dengan menggunakan sumber
material menggunakan jagung dan tebu. Namun memiliki banyak kekurangan, diantaranya
mengganggu keamanan pangan, penggunaan air yang berlebihan, tidak ada kontribusi
dalam pengurangan emisi gas karbon, harganya tidak kompetitif dibanding dengan energi
fosil.
2. Cina, Amerika dan beberapa Negara di Eropa
beberapa Negara tersebut mengembangkan generasi kedua yaitu pemanfaatan
selulosik untuk biodiesel. Namun masih memiliki beberapa kekurangan yaitu tidak
ekonomis, menghasilkan karbondioksida, membutuhkan lahan serta air yang banyak
Energi berbasis alga sangat potensi untuk dilakukan di Indonesia karena memiliki
kecukupan sinar matahari untuk berfotosintesis juga memiliki suhu yang relative
rentangnya tidak besar antara siang dan malam.
Kendala terbesar dari produk berbasis alga adalah harga bioproses yang belum ekonomis
untuk beberapa jenis alga yang potensial, penciptaan pasar multiproduk dan korelasi antar
sumber informasi kepada industri
Potensi Alga Tropikal untuk
Biofuel
Peran alga sebagai bahan bakar yang diharapkan merupakan sumber energi alternative
berkelanjutan, aman dan murah. Diantaranya:
- Biodiesel
- Bioavtur
- Biohidrogen
- Bioetanol
Penggunaan energi dari potensi alga, dapat diterapkan pada area-area tertentu seperti di
daerah-daerah pulau terisolasi dan area dekat laut serta dapat mendukung program energi
self-sufficient village (ESSF) yang dicangkan oleh pemerintah. Hal lain yang penting adalah
pemanfaatan teknologi mandiri dan original untuk pengembangan energi alga tersebut.
Implementasi teknik energi biomassa di tingkat Industri di Indonesia
Tindakan kebijakan yang diambil oleh pemerintah ternyata tidak hanya bersifat
penetapan pengaturan (regulatory) saja, tetapi sdah menyentuh pada tindakan
mempengaruhi atau mendorong terjadinya perubahan penggunaan bioenergy secara
nasional. Walaupun masih terdapat catatan dimana konsistensi tindakan kebijakan yang
diambil oleh pemerintah terkait dengan pengembangan bioenergy masih sangat kurang,
terlebih hanya terdapat enam kebijakan pengaturan yang level kebijakannya pun masih
setingkat peraturan menteri, sehingga daya atur dan daya tekan kebijakan kurang kuat
dibandingkan dalam bentuk peraturan pemerintah.
Angin segar dalam pengembangan bioenergy nasional dapat hadir apabila rancangan
peraturan pemerintah mengenai energi baru dan terbarukan dapat segera diterbitkan.
Rancangan peraturan pemerintah ini memberikan pengaturan dan penguat akan
pentingnya pengembangan bioenergy secara nasional.
BERITA KORAN KOMPAS (SENIN, 14 AGUSTUS 2017)
KASIH