Anda di halaman 1dari 27

PROSEDUR PERHITUNGAN

SOFTWARE EMERGENCY
RESTORATION SYSTEM
DAFTAR ISI

1. TEORI PROGRAM KOMPUTER ERS LINDSEY ....................................................... 4


1.1. Karakteristik Umum Lindsey ERS dan Batasan-batasan Strukturalnya ............... 4
1.1.1 Momen Tekukan Maksimum ........................................................................ 4
1.1.2 Karakteristik Defleksi Tiang .......................................................................... 4
1.1.3 Kekuatan Plat Skur ...................................................................................... 4
1.1.4 Berat Komponen .......................................................................................... 5
1.1.5 Area/Luas Proyeksi ...................................................................................... 6
2. TEORI UMUM TENTANG TIANG .............................................................................. 6
2.1 Perhitungan Kejanggalan Tiang ................................................................... 6
2.1.1 Kejanggalan karena Plat Skur dan Beban di atas Plat Skur (e1) .............. 6
2.1.2 Kejanggalan karena Beban Angin (e2) ..................................................... 8
2.1.3 Tambahan Kejanggalan berdasarkan asumsi (e3) ................................... 9
2.1.4 Kejanggalan Total (e) ............................................................................... 9
2.2 Perhitungan Tekukan pada Tiang ................................................................ 9
2.3 Perhitungan Pembengkokan Tiang ............................................................ 11
3. TEKNIK UMUM PROGRAM PEMECAHAN MASALAH............................................ 11
3.1 Perhitungan Awal .................................................................................. 11
3.1.1 Beban Melintang ............................................................................. 12
3.1.2 Beban Vertikal ................................................................................. 12
3.1.3 Beban Angin pada Tiang ................................................................. 13
3.1.4 Beban Tension Saluran Transmisi................................................... 13
3.2 Solusi Rutin ........................................................................................... 13
3.3 Skur Pengantara (Intermediate Guying) ................................................ 14
4. BEBAN PENGANGKATAN/PENDIRIAN .................................................................. 14
5. MENGANALISA KASUS TERTENTU ...................................................................... 15
6. CONTOH DARI PROGRAM P-CRITICAL ................................................................ 15
7. BEBAN KONSTRUKSI ............................................................................................. 20
8. UNIT KONVERSI ..................................................................................................... 25
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

Gambar 2.1-1 Rekomendasi ukuran untuk tambahan lubang 30.000 lb (134kN) pada plat
skur ...................................................................................................................................... 5
Table 2.1-1 Berat Komponen ERS ........................................................................................ 5
Tabel 2.1-2 Area Proyeksi .................................................................................................... 6
Gambar 2.2-1 Beban tension kawat skur (T) dan reaksi isolator (R) terjadi .......................... 7
Gambar 2.2-2 Kejanggalan kedua pada tiang akibat angin ................................................... 8
Gambar 2.2-3 Momen inersia dari rangka cross-section ..................................................... 10
Gambar 2.5-1 Analisa Tower ERS (1)................................................................................. 16
Gambar 2.5-2 Analisa Tower ERS (2)................................................................................. 17
Gambar 2.5-3 Analisa Tower ERS (3)................................................................................. 17
Gambar 2.5-4 Analisa Tower ERS (4)................................................................................. 18
Gambar 2.5-5 Analisa Tower ERS (5)................................................................................. 19
Gambar 2.5-6 Analisa Tower ERS (6)................................................................................. 19
Gambar 2.6-1 Model beban konstruksi pada fasa teratas tower tipe Herringbone ERS. ..... 20
Gambar 2.6-2 Beban, pada tower, disebabkan oleh pengangkatan konstruksi beban P ..... 21
Gambar 2.6-3 Kalkulasi Faktor Overload (contoh 1) ........................................................... 22
Gambar 2.6-4 Kalkulasi Faktor Overload (contoh 2) ........................................................... 24
PROSEDUR PERHITUNGAN SOFTWARE EMERGENCY RESTORATION SYSTEM

1. TEORI PROGRAM KOMPUTER ERS LINDSEY


Bagian ini menjelaskan teori komputer untuk Emergency Restoration Structures (ERS).
Desain dan informasinya telah diverifikasi melalui pengujian secara ekstensif.

1.1. Karakteristik Umum Lindsey ERS dan Batasan-batasan Strukturalnya


Karakteristik berikut ini menunjukan desain umum dari parameter-parameter Emergency
Restoration Structures. Nilai-nilai ini dimasukan ke dalam program komputer dan dapat juga
digunakan untuk menganalisa aplikasi struktur yang baru.

1.1.1 Momen Tekukan Maksimum

Momen tekukan maksimum pada setiap bagian baut pada plat sambungan adalah 245 kN-m
atau 180.000 ft-lbs.

1.1.2 Karakteristik Defleksi Tiang

Perhitungan defleksi pada tiang berdasarkan pada elastisitas dari aluminium (E) dan momen
inersia (I) dari rangka tiang. Secara teori nilainya adalah:

E = 10,1 x 106 psi (69,7 x 106 kPa)


I = 1,204 in4 (501,1 x 106 mm4)
Memberikan nilai teori (EI) sebesar:
EI = 1,216 x 1010 lb-in2
= 34.850 kN-m2
Pengujian aktual beban defleksi memberikan hasil yang sedikit lebih kecil:
EI* = 1,170 x 1010 lb-in2
= 33.530 kN-m2
Perhintungan defleksi tiang menggunakan nilai pengujian, EI*.

1.1.3 Kekuatan Plat Skur

Ketahanan dari setiap lubang pada plat skur adalah 30.000lbs (134kN) ketika ditarik dengan
pin ukuran diameter minimum ¾ inch (19mm).
Tambahan lubang 30.000lb (134kN) dapat dibuat pada plat skur atau plat tiang asalkan tetap
mengikuti ketentuan jarak dan batas antar lubang seperti ditunjukan pada gambar 2.1-1.

Plat skur / column

1 in. (25mm) lubang baru

(2 in.) 1 1/16 in.

51mm (27mm)

Gambar 2.1-1 Rekomendasi ukuran untuk tambahan lubang 30.000 lb (134kN) pada plat
skur

1.1.4 Berat Komponen


Tabel 2.1-1 memberikan berat untuk masing-masing komponen struktur. Berat ini berguna
saat menggunakan helikopter untuk mengangkat dan menghitung beban pendirian.
Table 2.1-1 Berat Komponen ERS
Komponen Model 600H ERS
Lindsey Keterangan Berat Panjang
Part No.
kg m
7254 Foundation 60 0,15
7224 Rigid/Gimbal Joint 77 1,45
7263 1,45m Column Section 59 1,45
7262 2,90m Column Section 95 2,90
7260 Guy Plate (45°/45°) 12 0,01
7261 Guy Plate (0°/0°) 12 0,01
7268 Guy Plate 4-Way (45°/45° 4-way) 18 0,01
7267 Post Insulator Support 11 -
7264 Overhead Ground Wire Bracket 16 -
7250-210 M24 x 3 x 210 Bolt, grade 8.8 0,80 -
7249 M24 x 3 x 80 Bolt, grade 8.8 0,37 -
7249-1 M24 x 3 Hex Nut 0,10 -
7249-2 M24 Lockwasher 0,03 -
1.1.5 Area/Luas Proyeksi

Area/luas proyeksi satu muka dari struktur ERS tergantung pada komponen yang digunakan
untuk tower ERS tersebut. Tabel 2.1-2 menunjukan area/luas proyeksi untuk masing-masing
bagian tiang. Nilai untuk 1,45m bagian tiang (0,793 ft2/ft atau 0,242 m2/m) digunakan pada
program komputer untuk menghitung beban angin.

Tabel 2.1-2 Area Proyeksi


Area Proyeksi
Total Area/luas luas/satuan panjang
Keterangan
(ft2) (m2) (ft2/ft) (m2/m)
1,45m Tiang Section 3,77 0,350 0,793 0,242

2,90m Tiang Section 6,85 0,636 0,720 0,220

2. TEORI UMUM TENTANG TIANG

Dua hal utama keterbatasan desain dari struktur ERS adalah kapasitas pembengkokan dan
kapasitas tekukan. Umumnya, tiang yang tinggi dengan tiupan angin yang keras dibatasi
dengan kapasitas pembengkokan. Tiang yang pendek dengan beban vertikal yang berat
dibatasi dengan kapasitas tekukannya. Perhitungan pada kapasitas pembengkokan dan
tekukan tergantung pada kejanggalan tiangnya.

2.1 PERHITUNGAN KEJANGGALAN TIANG


Kejanggalan pada tiang disebabkan oleh tiga faktor utama, yaitu: pembebanan tidak
seimbang pada plat skur, defleksi angin dan variable yang tak dapat dikendalikan di lapangan.
Kejanggalan karena toleransi saat pabrikasi jauh lebih kecil dari ketiga hal tersebut dan dapat
diabaikan.

2.1.1 Kejanggalan karena Plat Skur dan Beban di atas Plat Skur (e1)
Karena ketidak-seimbangan beban isolator dan kawat skur, sebuah kejanggalan terjadi pada
pembebanan tiang. Gambar 2.2-1 menunjukan bagaimana beban tension kawat skur (T) dan
reaksi isolator (R) berubah. Gimbal joint pada dasar tower mengurangi kejanggalan pada tiang
dengan faktor 2. Ketika menganalisa sebuah skur pengantara (intermediately guy) pada tiang,
kejanggalan tiang di atas lokasi skur pengantara tidak dibagi dengan 2. Bagian 3.1
menjelaskan tentang skur pengantara dengan lebih rinci.
P

a a
2e1
Tx Rx

Ry M Ry e1
Ty Ty
P

Gambar 2.2-1 Beban tension kawat skur (T) dan reaksi isolator (R) terjadi

Karena: 𝑇𝑥 ≅ 𝑅𝑥

maka:
M = a(Ty – Ry)
P = Ty + Ry
Sehingga:
𝑀 𝑎(𝑇𝑦 −𝑅𝑦 )
e1 ≡ 2𝑃 = 2(𝑇
𝑦 +𝑅𝑦 )

dimana:
a ≤ 17,75” (450mm) = ½ dari lebar plat skur.
Dimensi aktual plat skur lebih kecil dari 450mm; namun, nilai 450mm digunakan pada program
sebagai pendekatan konservatif.
Pada tower yang sederhana dengan satu plat skur pada puncaknya, kasus yang ekstrim
terjadi ketika Ry mendekati 0, seperti pada tower dead-end. Dalam hal ini, nilai maksimum
kejanggalan adalah:

e1max ≤ a/2 = 225mm

Pada banyak tower terjadi tambahan beban dan momen pada lokasi di atas plat skur
terendah. Momen M dan beban kompresif P dihitung dari persamaan keseimbangan pada plat
skur terendah, dan e1 dikomputasi berdasarkan:
𝑀
e1 ≡ 2𝑃

Perhitungan kejanggalan ini dilakukan secara otomatis dalam program komputer.

2.1.2 Kejanggalan karena Beban Angin (e2)

Defleksi karena beban angin merupakan tambahan kejanggalan kedua pada tiang (lihat
gambar 2.2-2).

Gambar 2.2-2 Kejanggalan kedua pada tiang akibat angin

5𝑊𝐿4
e2 = 384𝐸𝐼∗

dimana:
W = kesatuan beban angin tiang (lihat bagian 3.1.3)
L = tinggi tiang, dari gimbal ke plat skur di puncak tower
EI* = 0,900 x 1010 lb-in2 = 25.800 kN (lihat bagian 1.2)
Perhitungan kejanggalan ini dilakukan secara otomatis dalam program komputer.
2.1.3 Tambahan Kejanggalan berdasarkan asumsi (e3)

Untuk menghitung variable di lapangan yang tak dapat di kontrol, seperti pemasangan tiang
yang tidak sesuai, tension kawat skur pengantara yang tidak benar, maka tambahan untuk
nilai asumsi kejanggalan ditambahkan pada anlisa program. Biasanya digunakan nilai 6
inches (15cm) atau lebih kecil. Nilai yang lebih besar dari 6 inches (15cm) tidak diperlukan
karena keterbatasan struktural.

2.1.4 Kejanggalan Total (e)

Kejanggalan total dari tiang adalah jumlah dari ketiga kejanggalan di atas.
e = e1 + e2 + e3
Pada tower dimana asumsi terburuk untuk e1 dan e2 beraksi pada arah yang berlawanan,
maka masing-masing dianalisa secara terpisah:
Kasus1: e = e1 + e3
Kasus2: e = e2 + e3
Pendekatan ini memberikan solusi yang konservatif.

2.2 PERHITUNGAN TEKUKAN PADA TIANG

Rumus-rumus untuk kejanggalan beban pada tiang yang ramping, pada dasarnya adalah
Secant Formula [1], yaitu:

𝑃 𝑒𝑐 𝐿 𝑃
σmax = 𝐴 [1 + 𝑟2 𝑠𝑒𝑐( 2𝑟 √𝐴𝐸′)]

dimana:
σmax = 18.000 psi (124.000kPa), tekanan kompresif yang diperbolehkan sambungan las
6061-T6, berdasarkan verifikasi pengujian.
P = Beban kompresif maksimum pada tiang. Nilai ini harus ditentukan dengan metoda iterasi
A = 11,08 in2 (7.148mm2), Luas penampang dari empat rangka 3” x 3” x ½”
e = total kejanggalan. (lihat bagian 2.1.4)
c = 11,31 in (288mm), konstanta geometris dari 575mm x 575mm tiang cross section.
r = 10,12 in (264,2mm), radius kisaran dari cross section.
L = tinggi tower, dari gimbal joint ke plat skur di puncak tower
E’ = “Mengurangi Modulus Elastisitas” karena rangka tiang [2] [3],
Dimana:
1
E’ = E [1+(𝑃 ⁄𝑃 )]
𝑒 𝑑

Dimana:
E = 10,1 x 106 psi (69,7 x 106 kPa) modulus elastisitas dari 6061-T6 aluminum
Pe = π2EI/L2 = rumus Euler untuk tekukan
I = 1204 in4 (569,8 x 106 mm4), momen inersia (lihat gambar 2.2-3).
Pd = EAdsinφcos2φ
φ = 42º, sudut rangka tiang (lihat gambar 2.2-3).
Ad = 1,06 in2 (684mm2), luas penampang dari dua rangka diagonal 1,5”x 1,5” x 3/16”.

Gambar 2.2-3 Momen inersia dari rangka cross-section

Prosedur iterasi digunakan untuk memecahkan Secant Formula untuk mencari beban tekukan
kritis, P. Program akan menghitung sampai diperoleh nilai sekitar 1 lb (0.004kN) dari nilai
aktualnya. Nilai ini akan digunakan untuk menentukan maximum span untuk ketinggian tower
yang ditentukan atau untuk menentukan tinggi tower untuk jarak span yang ditentukan,
tergantung dari program. Bagian 3 akan menjelaskan lebih lanjut bagaimana prosedur ini
digunakan pada program.
2.3 PERHITUNGAN PEMBENGKOKAN TIANG

Momen tarikan maksimum disebabkan kejanggalan akibat beban kompresif dan beban angin
pada tiang dihitung sebagai:
Mmax = eP + Wl2/8
Dimana:
P = Beban tekukan kritis (lihat bagian 2.2)
e = total kejanggalan (lihat bagian 2.1.4)
W = keseragaman beban angin pada tiang (lihat bagian 3.1.3)
l = tinggi tower, dari gimbal ke plat skur tertinggi
Momen pembengkokan maksimum, seperti dijelaskan bagian 1.1, adalah 245 kN-m atau
180.000 ft-lbs. Bila batasan ini dilampaui, beban pembengkokan kritis, P, dihitung dengan
rumus ini untuk mendapatkan momen sama dengan 245 kN-m atau180.000 ft-lbs. Bagian 3
akan menjelaskan lebih lanjut bagaimana prosedur ini digunakan pada program.

3. TEKNIK UMUM PROGRAM PEMECAHAN MASALAH

Program komputer untuk menganalisa struktur telah disiapkan untuk menganalisa semua tipe
tower yang ditunjukan pada gambar 2. Program-program tersebut pada dasarnya memulai
dan menyelesaikan dengan cara yang sama. Tampilan awal akan memberikan nama program
dan tanggal revisi terakhir. Tanggal revisi harus diperiksa untuk meyakinkan bahwa revisi
terakhirlah yang digunakan. Setiap program kemudian akan menanyakan beragam geometri
dan informasi pembebanan sesuai dengan tipe tower yang dipilih. Selanjutnya, program akan
menanyakan apakah user ingin solusi hanya dalam tampilan atau mencetaknya juga. Pada
saat ini program akan memulai perhitungan awalnya.

3.1 Perhitungan Awal

Setiap program akan menggunakan informasi yang dimasukan untuk menghitung beban pada
struktur. Program akan menghitung tiga macam beban: beban melintang dan beban vertikal
pada konduktor dan kawat tanah.; dan beban karena tiupan angin pada struktur. Pada
program dengan input sudut saluran, maka beban tension konduktor dan kawat tanah juga
dihitung. Beban melintang dan vertikal dihitung berdasarkan per unit dari weight span. Beban
angin pada tiang dihitung berdasarkan per unit dari tinggi tower. Ketika data wind span, weight
span dan tinggi tower diberikan atau diasumsikan pada solusi rutin, maka beban aktual akan
dihitung.
3.1.1 Beban Melintang

Beban melintang konduktor (Tc) dihitung sebagai berikut:


Tc = (Dc + 2*RI)*Wcond*Nc*WDWT*Sh
dimana:
Dc = diameter konduktor
RI = es radial
Wcond = tekanan angin pada konduktor
Nc = jumlah konduktor per fasa
WDWT =rasio dari wind span ke weight span
Sh = faktor horizontal overload

Satuan-satuan unit harus konsisten untuk panjang, tekanan dan gaya. Beban melintang pada
kawat tanah dihitung dengan cara yang sama sesuai dengan nilai yang dimasukan.

3.1.2 Beban Vertikal

Beban vertikal konduktor (Vc) dihitung sebagai berikut:


Vc = ((π*((RI + Rc)2 - Rc2)*d) + Wc)*Nc*Sv
dimana:
RI = radial es
Rc = Dc/2 = radius konduktor
d = densitas air (57 lbs/ft3 atau 913kg/m3 = 1000kg/m3 relative density dari 0.913)
Wc = berat konduktor per satuan panjang
Nc = jumlah konduktor per fasa
Sv = faktor vertikal overload

Satuan-satuan unit harus konsisten untuk panjang, tekanan dan gaya. Beban melintang pada
kawat tanah dihitung dengan cara yang sama sesuai dengan nilai yang dimasukan.
.
3.1.3 Beban Angin pada Tiang

Beban angin pada tiang (W) dihitung sebagai berikut:


W = Ap*SF*w
dimana:
Ap = area proyeksi/satuan panjang (0.341m2/m atau 1.12ft2/ft) (Bagian 1.5)
SF = shape faktor atau koefisien tarikan (lihat bagian 3 mata pelajaran 2).
w = tekanan angin pada tiang

Satuan-satuan unit harus konsisten untuk panjang, tekanan dan gaya.


.
3.1.4 Beban Tension Saluran Transmisi

Beban tension pada konduktor (TCc) dihitung sebagai berikut:


TCc = 2*Tcon*Nc**sin(α/2)*St
dimana:
Tcon = tension sub-konduktor (lihat bagian 4 mata pelajaran 2)
Nc = jumlah konduktor per fasa
α = total sudut saluran
St = faktor overload tension konduktor

Satuan-satuan unit harus konsisten untuk panjang, tekanan dan gaya. Beban melintang pada
kawat tanah dihitung dengan cara yang sama sesuai dengan nilai yang dimasukan.

3.2 Solusi Rutin

Ketika beban telah dihitung, program akan memasuki solusi rutin. Setiap program sedikit
berbeda dalam format dan tampilan solusi rutinnya; namun, sebagian besar program
mengunakan masukan-masukan yang sama dari pengguna, seperti panjang span dan tinggi
tower yang diperlukan, dan akan menghitung bila tower dapat menanggung beban.
Pada semua teknik pemecahan masalah, hasil akhir ditemukan dengan metoda iterasi,
program akan mengiterasi untuk beban pembengkokan kritis (lihat bagian 2.2).
Program akan menganalisa bermacam struktur tiang, seperti 4 Tiang, atau struktur dimana
arah kritis angin tergantung pada kondisi beban, seperti Horizontal Vee, akan menganalisa
beberapa tiang atau kasus untuk mendapatkan solusi pengaturannya.
3.3 Skur Pengantara (Intermediate Guying)

Skur pengantara (Intermediately guy) dianalisa dengan memecahkan solusi untuk dua bagian
tower. Tower pertama yang dianalisa adalah bagian di atas skur pengantara (intermediate
guy). Bagian ini tidak mempunyai gimbal, sehingga kejanggalan e1 tidak dibagi dengan 2 (lihat
bagian 2.1.1). Ketika bagian atas ini dianalisa, tambahan beban vertikal karena adanya skur
pengantara ditambahkan dan tiang di bawahnya dianalisa. Solusi pada bagian skur
pengantara akan memberikan lokasi yang diperlukan untuk pemasangan skur pengantara ini.
Penambahan skur pengantara ini secara nyata meningkatkan kapasitas tower ketika hal
tersebut dibatasi oleh tekukan atau defleksi angin (e2). Pada kasus dimana faktor
pembengkokan disebabkan karena kejanggalan plat skur (e1), penambahan skur pengantara
secara nyata akan membatasi tower karena gimbal dihilangkan dari analisa pada struktur di
atas lokasi skur pengantara, penggandaan kejanggalan (lihat bagian 2.1.1).
Teori untuk menekuk tiang dengan pemasangan skur pengantara, dalam hal ini skur, harus
cukup kaku untuk memulai simpul tekuk pada tiang. Selama solusi rutin, program
mengasumsikan bahwa skur perantara cukup kaku untuk pada simpul ini. Dalam prakteknya,
ukuran kawat skur yang sama dengan skur di bagian atas kolom harus digunakan untuk skur
pengantara. Skur pengantara juga harus menahan gerakan tiang di semua arah.
Pada tower yang tinggi, kekakuan yang diperlukan pada skur pengantara untuk menghasilkan
tarikan pada titik tower adalah kecil, sehingga berat per meter kawat skur yang diperlukan
juga kecil. Sebaliknya, pada tower yang pendek kekakuan dari skur pengantara dapat menjadi
besar, dan berat per meter yang diperlukanpun menjadi besar juga.
Acuan [2] berisi tambahan informasi mengenai teori skur pengantara (intermediate guy).

4. BEBAN PENGANGKATAN/PENDIRIAN

Ada beberapa macam teknik pendirian tower ERS yang dapat digunakan. Setiap perusahaan
dapat menentukan sendiri teknik yang akan digunakan tergantung pada peralatan yang
tersedia, lokasi tanah/lapangan, praktek-praktek kerja dan tipe tower yang akan dibangun.
Pada akhirnya, bagaimanapun juga pembangunan tower ERS merupakan proses
pengangkatan komponen (pondasi, gimbal, isolator, dsb.) atau satu bagian ujung tower untuk
mendirikan tower tersebut. Pada semua kasus tersebut, pengetahuan mengenai beban
diperlukan untuk memastikan peralatan-peralatan yang sesuai yang akan digunakan.
Jika semua bagian-bagian komponen akan diangkat, maka berat total dapat dengan mudah
dihitung berdasarkan informasi pada tabel 2.1-1. Berat dari isolator, perangkat lainya dan
kawat skur juga harus dimasukan dalam perhitungan.
Jika tower akan didirikan dengan crane, atau menggunakan mesin derek,beban dapat
dihitung dengan menentukan pusat gravitasi tower di atas gimbal dan kemudian
menggunakan analisa statis.
Perhitungan ini dapat dilakukan pada program dengan menu “Utilities” dan bagian sub-menu
“Erection”.
5. MENGANALISA KASUS TERTENTU

Bagian ini akan menjelaskan 5 langkah prosedur yang digunakan untuk menganalisa tower
bila hal tersebut tidak terdapat pada program komputer.
Langkah 1: Analisa beban pada tower dan carilah besar momen dan beban kompresifnya,
sama seperti gambar 2.2-1. Jika momen lebih dari 245kN-n atau 180.000 ft-lbs, maka tower
tidak bisa digunakan.
Langkah 2: Hitung beban kawat skur untuk menjaga tower tetap lurus.
Langkah 3: Hitung besarnya kejangglan e1 seperti dijelaskan pada bagian 2.1.1.
Langkah 4: Gunakan program “P-Critical” (pada menu “Utilities”) untuk menentukan beban
kompresif kritis pada ketinggian tower yang diinginkan. (Lihat bagian 2.2 dan 2.3). Nilai input
untuk program ini adalah kejanggalan e1, diperoleh dari langkah 1, beban angin pada tower
dan shape factor, dimana program akan menghitung kejanggalan e2, dan asumsi tambahan
kejanggalan e3. Lihat tambahan informasi untuk P-Critical pada program.
Langlah 5: Bandingkan resultan beban P-Critical dengan beban kompresif aktual yang
dihitung pada langkah 1. Jika P-Critical lebih besar dari beban aktual, maka tower dapat
digunakan.
Teknik penyelesaian ini juga dapat digunakan untuk menganalisa skur pengantara tower
dengan cara mengubah perhitungan kejanggalan e1, pada langkah 2, pada sebuah nilai
pemindahan gimbal joint. Juga, ketika bagian puncak tower telah dipecahkan perhitungannya,
tambahan beban kompresif pada tower karena adanya skur pengantara juga harus
ditambahkan pada perhitungan tower bagian bawah.

6. CONTOH DARI PROGRAM P-CRITICAL

Perhitungan dengan tangan pada gambar 2.5-1 sampai 2.5-6 di bawah ini, menunjukan
analisa untuk tower ERS yang tidak standar.
Gambar 2.5-1 Analisa
Tower ERS (1)
Tower ini sedikit
berbeda dengan tipe
standar horizontal-
vee satu fasa atau
Delta Horizontal-vee.
Hanya ada dua fasa
atau dua pole (untuk
transmisi DC) yang
ditopang tower.
Gambar 2.5-2 Analisa
Tower ERS (2)
Langkah 1: Analisa
beban pada tower dan
besar momen dan beban
kompresifnya seperti
pada gambar 2.2-1. Jika
momen lebih besar dari
245kN-n atau 180.000 ft-
lbs, tower tidak akan
dapat digunakan.
Pada contoh ini momen
maksimum OK, dan
beban kompresif Q1
=60kN

Gambar 2.5-3 Analisa


Tower ERS (3)
Langkah 2:
Selanjutnya cari
besarnya tension
kawat skur agar tower
seimbang. Besarnya
tension ini tidak boleh
lebih besar dari
kemampuan tarikan
dari plat skur, lihat
bagian 1.3.
Gambar 2.5-4 Analisa Tower ERS (4)
Langkah 3: Atasi semua beban sampai bagian bawah pelat skur

Langkah 4: Hitung kejanggalan e1 seperti dijelaskan pada bagian


2.1.1.

Beban total konfrehensif Q2 pada tower adalah 128 kN. Maksimum


momen M2 juga diperiksa untuk memastikan tidak melampaui
moment pembengkokan.

Dengan nilai ini, kejanggalan e1 dihitung sekitar 6,3cm.


Gambar 2.5-5 Analisa
Tower ERS (5)
Gunakan program “P-
Critical” (pada menu
“Utilities”) untuk
menentukan beban
kompresif kritis pada
ketinggian tower yang
diinginkan. (Lihat bagian
2.2 dan 2.3). Nilai input
untuk program ini adalah
kejanggalan e1, diperoleh
dari langkah 4, beban
angin pada tower dan
shape factor, dimana
program akan menghitung
kejanggalan e2, dan
asumsi tambahan
kejanggalan e3. Lihat
tambahan informasi untuk
P-Critical pada program.

Gambar 2.5-6 Analisa


Tower ERS (6)
Langkah 5: Bandingkan
resultan beban P-
Critical dengan beban
kompresif actual yang
dihitung pada langkah 4.
Jika P-Critical lebih
besar dari beban aktual,
maka tower dapat
digunakan.
Pada kasus ini tower
7. BEBAN KONSTRUKSI

Selama proses konstruksi, tower ERS mungkin akan mengalami beban terberatnya karena
adanya keperluan untuk tali-temali. Namun, sisi positif dari konstruksi ini adalah biasanya tidak
dilakukan saat terjadinya pembebanan maksimum angin dan es yang menyebabkan awal
terjadinya kegagalan pada tower permanen.
Program komputer dapat digunakan untuk menganalisa tower ERS dan menentukan faktor
kapasitas overload dari tower selama proses konstruksi, ketika personel-personel akan
memanjat tower, mengangkat konduktor dan memasang tali-temali pada tower. Untuk
menentukan faktor kapasitas overload (atau faktor keamanan) dari tower ERS, sebuah
prosedur iterasi biasanya digunakan pada program komputer ERS.
Contoh di bawah ini akan menunjukan bagaimana program komputer ERS digunakan untuk
menganalisa beban konstruksi.
Sebuah tower single circuit tipe herringbone akan dibangun dan konduktor (yang berada di
tanah di antara tower) akan diangkat ke posisi fasa teratas sebelum memasang kawat skur
antar tower (cross guying). Bentuk dasar tower ditunjukan pada gambar 2.6-1. Catatan: beban
vertikal dari konduktor diketahui yaitu P. Juga kerekan akan digunakan untuk mengangkat
konduktor ke posisi fasa teratas. Pengaruh dari kerekan dan talinya pada tower adalah
meningkatkan beban vertikal menjadi 2.414xP (lihat gambar 2.6-2).

6.6m

36 mph Wind
1

40.8m 1
P T

Gambar 2.6-1 Model beban konstruksi pada fasa teratas tower tipe Herringbone ERS.
Beban vertikal maksimum “P” yang akan diangkat adalah:
Dua bundle konduktor dengan span 400 meter
Berat tiap konduktor adalah 2.42kg/m
Beban vertikal P harus termasuk pengaruh ganda dari pengangkatan beban konduktor. Jika
digunakan sebuah kerekan tunggal pada setiap sisi dari Insulator Vee-string, maka perkiraan
beban total vertikal adalah (1.0+0.707+0.707)P = 2.414P.

900

0.707P P 0.707P

Gambar 2.6-2 Beban, pada tower, disebabkan oleh pengangkatan konstruksi beban P
Catatan: beban meningkat karena beban diangkat di atas titik ini.
Sebuah pendekatan adalah dengan mengalikan berat per satuan panjang dari konduktor
dengan factor pengangkatan 2.414. Jika hal ini dilakukan, program komputer ERS untuk
tower single circuit, single phase tipe herringbone dapat dijalankan dengan semua factor
kapasitas overload ditingkatkan sampai tower gagal. Untuk contoh ini, gunakan data-data
sebagai berikut:
Data Konduktor:
Jumlah Konduktor = 2
Diameter konduktor = 3.73cm
Berat konduktor = 5.818kg/m (= 2.414*2.41kg/m)
Tension konduktor = 1kN (tidak masalah)
Tanpa kawat tanah
Data pembebanan:
Angin pada konduktor = 160Pa (36mph)
Angin pada tower = 160Pa (36mph)
Beban es = 0
Shape Factor = 2.1
Faktor Overload = ? Iterasi dengan metoda trial and error
sampai tower ERS berhasil.
2,4 adalah nilai yang sesuai (lihat gambar 2.6-3).
Tambahan kejanggalan= 15.2cm (6 in)

Data Profil saluran:


Sudut saluran = 0 derajat
Span spesifik:
Wind Span = 400m
Ratio wind ke wt span = 1 (sehingga weight span = 400m)
Tinggi konduktor yang diinginkan = 36m (39,3m-3.1m approx)
Data Struktur:
Dimensi A = 0.0
Dimensi B = 3.12m
Dimensi C = 3.3m
Metoda skur (Guy Method) = A
Slope skur (Guy Slope) X = 1
Jumlah kawat skur utama = 2
Slope skur horizontal Slope Y = 2
Skur pengantara (Intermediate Guy) = N

Gambar 2.6-3 Kalkulasi Faktor Overload (contoh 1)


Jika hanya beban vertikal P dan beban melintang T yang diberikan (sebagai tambahan beban
angin), program komputer masih dapat menganalisa beban konstruksi. Dalam hal untuk
mengerjakan konduktor khayalan ini, beban angin dan span dapat dihitung dan dimasukan ke
dalam program komputer. Sebagai contoh, jika:
P = 46,84kN = 4654kg (2,41kg/m*400m*2 konduktor*2.414)
T = 4,774kN (0,0373m*400m*2 konduktor *160Pa)
Span sepanjang 1m dan satu konduktor dengan diameter 1m dapat dimasukan ke dalam
program komputer ERS dengan parameter sebagai berikut:
Data Konduktor:
Jumlah Konduktor = 1
Dia. konduktor = 100 cm (1,000m Dia)
Berat konduktor = 4654kg/m (= 46.84kN/m)
Tension konduktor = 1kN (tidak masalah)
Data pembebanan:
Angin pada konduktor = 4774Pa (4774Pa*1sqm = 4,774kN)
Angin pada tower = 160Pa (36mph)
Beban es = 0
Shape Factor = 2.1
Faktor Overload = ? Iterasi dengan metoda trial and error
sampai tower ERS berhasil.
2,4 adalah nilai yang sesuai.(lihat gambar 2.6-4)
Tambahan kejanggalan= 15.2cm (6 in)

Data Profil saluran:


Sudut saluran = 0 derajat
Span spesifik:
Wind Span = 1m
Ratio wind ke weight span = 1 (sehingga weight span = 1m)
Tinggi konduktor yang diinginkan = 36m (39,3m-3.12m approx)
Data Struktur: (sama seperti sebelumnya)
Metoda yang sama dapat digunakan pada tipe-tipe struktur lainnya.
Gambar 2.6-4 Kalkulasi Faktor Overload (contoh 2)
8. UNIT KONVERSI

Tabel-tabel berikut memberikan unit konversi yang digunakan pada program ERS.

Konversi Umum

Panjang dan Luas

1 in = 25.4 mm

1 km = 0.621 mi

1m = 3.2808 ft

1 mm2 = 0.001535 in2

1 ft2 = 0.0929 m2

25 ft2 = 2.32 m2

Gaya

1N = 0.102 kg = 0.225 lb

1 kg = 9.81 N = 2.205 lb

1 lb = 4.45 N = 0.4535 kg

1 ft-lb = 1.356 N-m = 0.138 kg-m

1 lb/ft = 1.4879 kg/m

Tekanan

1 kg/m2 = 9.81 Pa = 9.81 N/m2

1 kg/mm2 = 1422.6 psi

1 kPa = 0.145 psi = 1 kN/m2

1 bar = 14.5038 psi = 0.01 h bar

1 lb/ft2 = 4.88 kg/m2

Kecepatan

1 km/jam = 0.278 m/detik = 0.621 mph

1 m/detik = 2.24 mph


KONVERSI KETINGGIAN TIANG
Jumlah Tinggi dari Tinggi dari
Tiang tanah tanah
2.90m m ft
20 59.6 195.5
Tiang Sections
19 56.7 186.0
18 53.8 176.5
17 50.9 167.0
16 48.0 157.5
15 45.1 148.0
14 42.2 138.4
13 39.3 128.9
12 36.4 119.4
11 33.5 109.9
10 30.6 100.4
9 27.7 90.9
8 24.8 81.4
7 21.9 71.8
6 19.0 62.3
5 16.1 52.8
4 13.2 43.3
3 10.3 33.8
2 7.4 24.3
1 4.5 14.8
Gimbal 1.6 5.2
Foundation 0.15 0.5
WIND SPEED AND PRESSURE
km/hr mph m/s Pa lb/ft2 kg/m2
10 6.2 2.8 5 0.1 0.5
20 12.4 5.6 19 0.4 1.9

30 18.6 8.3 43 0.9 4.4

40 24.9 11.1 76 1.6 7.8

50 31.1 13.9 119 2.5 12.1

60 37.3 16.7 172 3.6 17.5

70 43.5 19.4 234 4.8 23.8

80 49.7 22.2 305 6.3 31.1

90 55.9 25.0 386 8.0 39.3

100 62.2 27.8 477 9.9 48.6

110 68.4 30.6 577 12.0 58.8

120 74.6 33.3 686 14.2 69.9

130 80.8 36.1 806 16.7 82.1

140 87.0 38.9 934 19.4 95.2


Catatan Referensi:
150 93.2 41.7 1,073 22.2 109.3
[1] S. Timoshenko and D. H. Young, “Elements of Strength of Materials”, D. Van Nostrand
Company, Inc. 1962.99.4
160 44.4 1,220 25.3 124.4

[2] 170 105.7


S. Timoshenko 47.2 “Theory1,378
and J. M. Gere, 28.6 McGraw-Hill,
of Elastic Stability”, 140.4 1961.

[3] 180
R. J. Roark,111.9
“Formulas for 50.0 32.0 1965. 157.4
1,545McGraw-Hill,
Stress and Strain”,
190 118.1 52.8 1,721 35.7 175.4
REFERENSI
200 124.3 55.6 1,907 39.6 194.3
LINDSEY Modular Emergency Structure Section 2 (LINDSEY ERS COMPUTER PROGRAMS
- THEORY SERIES 600H)

Anda mungkin juga menyukai