Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Spasial Vol 6. No.

1, 2019
ISSN 2442-3262
ANALISIS PENGEMBANGAN KAWASAN PERBATASAN DAN WILAYAH TERLUAR DI
PULAU MARAMPIT, KECAMATAN NANUSA KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

Egnia Manguwo1 Papia J.C Frangklin2 & Aristotulus E. Tungka3


1
Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Sam Ratulangi
2&3
Staf Pengajar Prodi S1 Perencanaan Wilayah & Kota, Jurusan Arsitektur, Universitas Sam Ratulangi

E-mail : Niamanguwo@gmail.com

Abstrak

Perkembangan wilayah yang tidak merata baik dari segi ekonomi maupun pembangunan merupakan satu
dari sekian banyak masalah yang dihadapi setiap negara, pada dasarnya ketimpangan ini disebabkan oleh
adanya perbedaan sumber daya alam dan perbedaan kondisi geografi yang terdapat pada masing-masing
wilayah. kawasan perbatasan merupakan wilayah yang sangat strategis bagi pertahanan dan keamanan
negara, Pulau terluar diistilakan sebagai pulua-pulau kecil terluar yang merupakan garis depan nusantara.
Berada pada kawasan paling utara Sulawesi utara Pulau Marampit merupakan salah satu kawasan
perbatasan dan pulau terluar yang dimiliki oleh Kabupaten Talaud. Letak pulau yang sangat strategis
karena berbatasan langsung dengan negara filipihina dan juga menjadi salah satu pulau kecil terluar.
Pulau ini umumnya berupa dataran rendah dengan hamparan pasir putih yang mengelilingi pulau ini
memiliki potensi alam yang beragam yaitu potensi perikanan, perkebunan dan pariwisata namun belum
dimnfaatkan secara maksimal. Minimnya infrastuktur seperti drainase dan akesesibilitas keluar masuk
yang sulit menjadikan suatu permasalahan yang terdapat pada Pulau Marampit. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat ketersediaan dan kebutuhan serta potensi-potensi paling potensial untuk
dikembangkan dan kemudian memberikan rekomendasi bagi pemerintah sekitar untuk memprioritaskan
pembangunan prasaranan sarana yang masih kurang dari pulau ini. Hasil analisis deskriptif menemukan
bahwa prasarana yang masih sangat kurang adalah drainase. Drainase hanya terdapat di desa laluhe
sedangkan di desa lainnya tidak tersedia. Selanjutnya alat analisis yang digunakan adalah analisis SWOT
dengan menggunakan matriks IFAS dan EFAS. Dari hasil scoring ditemukan bahwa potensi alam yang
paling potensial untuk dikembangkan adalah potensi perikanan. Matriks SWOT menunjukan arahan dan
strategi pengembangan potensi perikanan dengan penambahan prasarana dan sarana seperti tambatan
perahu, Bumdes dan SPBU mini untuk menunjang pengembangan potensi perikanan di Pulau Marampit.

Kata Kunci : Pengembangan Wilayah, Kawasan Perbatasan, Wilayah Terluar , Pulau-Pulau Kecil
Terluar

PENDAHULUAN merupakan garis terdapan dan posisisnya sangat


Perkembangan wilayah yang tidak merata strategis untuk menarik garis batas laut teritorial,
merupakan masalah historis yang dihadapi oleh zona tambahan, batas landas kontinen dan zona
setiap negara ketimpangan ini disebabkan oleh ekonomi ekslusif. Kabupaten Talaud memiliki
beberapa faktor diantaranya adalah perbedaan 19 kecamatan yang sudah ditetapkan sebagai
sumber daya alam dan kondisi geografi yang kawasan perbatasan dalam peraturan Presiden
berbeda pada masing-masing wilayah. Kawasan No 11 Tahun 2017 tentang rencana tata ruang
perbatasan adalah wilayah negara yang secara kawasan perbatasan negara di Provinsi Sulawesi
geografis berbatasan langsung dengan negara Utara, Tengah, Gorontalo, Provinsi Kalimantan
tetangga, pulau terluar juga diistilakan sebagai Utara dan Timur serta memiliki 5 pulau kecil
pulau-pulau kecil terluar (PPKT) yang terluar yang berbatasan secara langsung dengan

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 148


Jurnal Spasial Vol 6. No. 1, 2019
ISSN 2442-3262
negara filiphina. Dalam keputusan Keputusan TINJAUAN PUSTAKA
Presiden nomor 6 tahun 2017 Kawasan Perbatasan
Pulau Marampit berada di sebelah timur Perbatasan secara umum adalah sebuah
laut dari kabupaten Kepulauan Talaud dan garis demarkasi antara dua Negara yang
berbatasan secara langsung dengan negara berdaulat. Pada awalnya perbatasan sebuah
filiphina, selain sebagai kawasan perbatasan, negara atau state border dibentuk dengan
Pulau Marampit juga merupakan salah satu lahirnya negara. Namun dengan munculnya
pulau terluar yang dimiliki oleh Kabupaten Negara mereka terpisahkan dan dengan adanya
Kepulauan Talaud. Luas pulau ini 12 Km2 tuntutan Negara itu mereka mempunyai
dengan jumlah penduduk 1.273 jiwa dan kewarganegaraan yang berbeda. (Rijal
memiliki lima desa, yaitu Desa Marampit Timur, Darmaputera, 2009: 3).
Marampit Barat, Laluhe, Dampulis Selatan dan
Desa Dampulis. Dibatasi oleh laut yang tidak Karakteristik Kawasan Perbatasan
dapat dilayari secara bebas karena beberapa Karakteristik kawasan perbatasan dibagi
alasan diantaranya jarak yang jauh dan keaadaan kedalam bagian yaitu karakteristik fisik,
cuaca yang sering berganti ekstrim menjadi karakteristik infrastruktur pelayanan masyarakat,
hambatan bagi transportasi laut yang menjadi karakteristik penduduk, karakteristik ekonomi,
andalan keterhubungan pulau ini. Masalah lain karakteristik sumberdaya alam, karakteristik
yang dihadapi pulau ini adalah minimnya sarana pertahanan dan karakteristik fungsi dan
dan prasarana serta rendahnya tingkat pemanfaatan Ruang.
kesejateraan sosial. Dikelilingi lautan potensi Pulau-Pulau Kecil
yang dimiliki Pulau Marampit sangat beragam Definisi pulau menurut UNCLOS (1982)
diantaranya potensi sumber daya ikan, dalam Jaelani dkk (2012) adalah daratan yang
perkebunan, dan parawisata. Selain menjadi terbentuk secara alami, dikelilingi oleh air dan
kawasan perbatsan dna wilayah terluar Pulau selalu berada di atas permukaan air pada saat
Marampit serta beberapa pulau disebelahnya pasang tertinggi. Sementara pengertian pulau-
sudah ditetapkan sebagai kawasan strategis pulau kecil menurut Undang-Undang No. 27
nasionaldari sudut kepentingan pertahanan dan Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah
keamanan dalam dokumen rencana tata ruang Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Pulau Kecil
wilayah kebupaten kepulauan talaud tahun 2014- adalah pulau dengan luas lebih kecil atau sama
2034. Dari banyaknya permasalahan serta dengan 2.000 km2 beserta kesatuan
potensi yang dimiliki dan belum dikembangkan ekosistemnya.
dengan baik maka dari itu perlu dilakukan
analisis pengembangan kawasan perbatasan dan Pulau-Pulau Terluar
wilayah terluar di Pulau Marampit agar bisa Pulau terdepan/terluar merupakan suatu
menjadi acuan bagi pemerintah untuk pulau yang memiliki letak strategis yang
memprioritaskan pengembangan wilayah di berbatasan dan berhadapan langsung dengan
pulau ini. negara lain tanpa terhalangi oleh pulau-pulau
Berdasarkan uraian di atas berikut adalah lainnya. Pulau terdepan/terluar ini sangat
tujuan dari penelitian ini: 149ocal149ive dan dapat terancam
1. Mengidentifikasi dan menganalisis keberadaannya apabila kurang penanganan dan
ketersediaan prasarana sarana serta potensi perhatian dari pemerintah.
sumber daya alam di Pulau Marampit
Karakteristik Pulau-Pulau Kecil Terluar
2. Menganalisis pengembangan kawasan Berikut adalah karakteristik pulau-pulau
perbatasan dan wilayah terluar di Pulau kecil Terluar menurut Undang-Undang No.27
Marampit
Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil:
1. Terpisah dari pulau besar
2. Sangat rentan terhadap perubahan yang
disebabkan alam dan/atau disebabkan

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 149


Jurnal Spasial Vol 6. No. 1, 2019
ISSN 2442-3262
manusia literatur atau studi pustaka yang berkaitan
3. Memiliki keterbatasan daya dukung dengan wilayah penelitian.
pulau. Metode Analisis Data
4. Apabila berpenghuni, penduduknya Berdarkan rumusan masalah yang ada
mempunyai kondisi sosial dan budaya digunakan beberapa metode untuk
yang khas mengidentifikasi dan menganalasis data yang
5. Ketergantungan ekonomi 150local pada sudah didapatkan. Metode yang digunakan
perkembangan ekonomi luar pulau, baik diuraikan sebagi berikut :
pulau induk maupun kontinen. 1. Rumusan masalah yang pertama yaitu:
identifikasi ketersediaan prasarana sarana dan
METODE PENELITIAN potensi-potensi yang ada di lokasi penelitian.
Metode penelitian yang digunakan dalam Alat analisis yaitu berupa analisis desekriptif
penelitan ini adalah metode penelitian kualitatif kualitatif atau menggambarkan dan
deskriptif Menurut Taylor dalam Moleong (2006 menguraikan secara bagaimana ketersediaan
: 4), jenis penelitian ini berupaya untuk prasarana sarana serta potensi di Pulau
menggambarkan kejadian atau fenomena sesuai Marampit.
dengan apa yang terjadi di lapangan, dimana 2. Rumusan masalah yang kedua yaitu:
data yang dihasilkan berupa kata-kata tertulis menganalisis pengembangan kawasan
atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang perbatasan dan wilayah terluar di Pulau
dapat diamati. Marampit. alat analisis yang digunakan ada
Lokasi Penelitian dua jenis yaitu :
Lokasi penelitian mencakup keseluruhan 1 Analisis pengembangan prasarana dan
wilayah yang ada di Pulau Marampit. pulau ini sarana untuk melihat prasarana sarana
dibagi menjadi 5 desa yaitu : Desa Marampit apa saja yang masih kurang atau perlu
Timur dan Barat, Laluhe, Desa Dampulis dan ditambah agar kedepannya bisa menjadi
Dampulis Selatan. pedoman bagi pemerintah untuk
meningkatkan prasarana sarana yang ada
di Pulau Marampit.
2 Analisis pengembangan potensi sumber
daya alam yang potensial. Alat analisis
yang digunakan adalah S.W.O.T untuk
meminalsiir kelemahan dan ancaman
serta memperkuat Kekuatan dan
peluang. Serta memberikan strategi yang
paling cocok sesuai dengan yang terjadi
di lapangan.
HASIL PENELITIAN
Gambar 1 Peta Pulau Marampit Gambaran Umum Pulau Marampit
(Sumber RTRW Kab. Talaud)
Terletak antara 4° 46′18″ Lintang Utara
dan 127° 8′ 32″ Barat Timur. Secara
Metode Pengumpulan Data administrasi Pulau Marampit masuk kedalam
Metode pengumpulan data yang administrasi Kecamatan Nanusa, Kabupaten
digunakan dalam penelitian ini adalaha data Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara.
primer dan data sekunder untuk jelasnya sebagai Batas-batas wilayah Pulau Marampit yaitu:
berikut :
 Sebelah Utara : Samudera Pasifik
a. Data Primer, Teknik pengumpulan data
 Sebelah Selatan : Pulau Mangupung
primer adalah dengan cara survey langsung
pada lokasi penelitian yakni 5 desa yang ada  Sebalah Timur : Samudera Pasifik
di Pulau Marampit.  Sebalah barat : Pulau Karatung
b. Data Sekunder, Teknik pengumpulan data Jarak dari ibu kota kabupten
sekunder adalah data diperoleh melalui (Melonguane) 69 Mil, waktu tempuh untuk

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 150


Jurnal Spasial Vol 6. No. 1, 2019
ISSN 2442-3262
mencapai Pulau Marampit adalah 8-10 jam rata penduduk di pulau ini berprofesi sebagai
lewat jalur laut dengan kapal 2 minggu sekali petani. Dengan rata-rata pendapatan perbulan
trip. sebesar Rp 500.000- 1.000.000
 Jarak ke Ibukota Provinsi (Manado) :427Mil Tabel 2 Mata Pencaharian Penduduk

 ibu kota kecamatan (Karatung) :3Mil No Jenis pekerjaan Jumlah


 Jarak ke Filipina :78Mil 1
2
Nelayan
Petani
250
249
Lima desa yang ada di Pulau Marampit 3 Wiraswasta 42
merupakan desa tipe swadaya. Desa swadaya 4 PNS 53
5 TNI 5
adalah desa yang masih memiliki berbagai 6 POLRI 3
situasi yang terbatas seperti penduduk yang 7 Lainnya 462
8 Tidak ada pekerjaan 97
masih sangat sedikit mendiami desa. Peri
kehidupan yang masih terikat dengan adat- Pengunaan Lahan
istiadat, lembaga-lembaga masyarakatnya masih Penggunaan lahan di Pulau Marampit
sangat sederhana dan tingkat pendidikan terdiri atas empat jenis tutupan lahan yaitu:
warganya masih sangat rendah. Kegiatan lahan kering campuran, semak belukar, kebun
ekonomi penduduknya masih bergantung pada dan pemukiman.
alam. Lokasinya yang sangat jauh dan minimnya
ketersediaan infrastuktur menjadikan desa ini
seperti tertutup dengan dunia luar.

Kependudukan
Pulau ini merupakan pulau berpenghuni
dengan jumlah penduduk tahun 2017 sebanyak
1.548 jiwa dengan luas wilayah 26,65 km2 atau
sekitar 12 km2.

Tabel 1 Jumlah Penduduk Pulau Marampit


No Desa Jumlah Kepadatan
Gambar 3 Peta Penggunaan Lahan
Penduduk (Jiwa/Km2) Sumber. Penulis 2018
1. Marampit Timur 330 52,0
2. Marampit 287 34,1
3. Laluhe 259 39,0
Kondisi Prasarana Jalan
4. Dampulis Selatan 310 103,3 Jalan di Pulau Marampit tidak beraspal
5 Dampulis 351 143,2
Jumlah 1537 242,6
melainkan terbuat adri jenis perkerasan semen
Sumber: Penulis 2018 dan paving stone

Gambar 2 Peta Kepadatan Penduduk


Sumber : Penulis 2018

Memiliki luas laut yang lebih luas dari


luas daratan, menjadikan rata-rata mata
pencaharian penduduk Pulau Marampit adalah
Gambar 4 kondisi jalan
sebagai nelayan,. selain sebagai nelayan rata- Sumber : Penulis 2018

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 151


Jurnal Spasial Vol 6. No. 1, 2019
ISSN 2442-3262
Drainase Dermaga
Drainase yang ada di pulau ini hanya Ada dua demaga yang tersedia di pulau
terdapat di Desa Laluhe sedangkan di desa-desa ini, pertama dermaga untuk kapal yan biasa
lainnya tidak disediakan. Masyarakat yang ada datang 2 minggu sekali yang terletak di desa
hanya menggunakan drainase dari tanah marampit, dan dermaga untuk kapal fery.

Gambar 5 drainase di Desa Laluhe


Sumber : Penulis 2018 Gambar 8 Dermaga di Pulau Marampit
Sumber: Penulis 2018
Air Bersih
Terdapat sumber (mata air) yang tersedia
Kondisi Sarana
di setiap desa. Disediakan masing-masing per
Pendidikan
desa bak penampungan air, dan di distribusikan Terdapat 13 bangunan sekolah di Pulau
lewat pipa air kepada seluruh masyarakat yanag Marampit, terdiri dari 3 bangunan Paud, 4 TK, 4
ada. Setiap jam 6 pagi air dibuka dan SD, 1 SMP, dan 1bangunan SMA. Berikut
distribusikan kepada seluruh masyarakat, merupakan presentase anak sekolah di Pulau
danjam 17.30 air akan dimatikan oleh petugas Marampit tahun 2018
yang sudah bertugas untuk mematikan air
tersebut
Presentase Anak Sekolah
12% 6% 7% PAUD
6%
TK
SD
28% 41%
SMP
SMA

Gambar 9 Presentase anak Sekolah


Sumber : Penulis 2018
Gambar 6 Sumber air di Pulau Marampit
Sumber : Penulis 2018
Listrik Kesehatan
Listrik sudah menyala 24 jam per hari di Pulau Marampit memiliki 1 bangunan
pulau ini, lampu jalan juga sudah tersedia di puskesmas yang terletak di desa Marampit
desa Laluhe sudah ada kantor PLN, selain Barat, 2 bangunan puskesmas pembantu (pustu)
tenaga mesin Pulau Marampit juga memiliki yang masing-masing terletak di Desa Laluhe dan
listrik tenaga surya namun tidak difungsikan Desa Dampulis Selatan. Kondisi bangunan
masing-masing sarana kesehatan ini terbuat dari
beton dan sudah permanen.

Gambar 10 Puskesmas dan Puskesmas pembantu


Sumber: Penulis 2018

Gambar 7 Kantor PLN, Lampu Jalan, PLTS


Sumber : Penulis 2018

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 152


Jurnal Spasial Vol 6. No. 1, 2019
ISSN 2442-3262
Keagamaan lapangan, maka terdapat ± tiga potensi yang
Penduduk yang ada beragama kristen paling dominan di Pulau Marampit yaitu sebagai
berikut.

Gambar 11 Gereja di Pulau Marampit


Sumber : Penulis 2018
Gambar 14 sebaran Potensi Pulau Marampit
Sumber : Penulis 2018
Keamanan Dan Pertahanan
Pulau Marampit memiliki dua pos Potensi Perikanan Tangkap
perbatasan yaitu pos keamanan dari TNI dan Memiliki laut yang luas, sumber daya
POLRI, pos keamanan TNI berada di desa perikanan yang melimpah, dan terumbu karang
Marampit, memiliki bangunan yang sudah yang masih terjaga habitatnya dikarenakan
permanen dan sudah ditempati oleh petugas TNI masyarakat yang mendiami pulau ini masih
yang sudah ditugaskan. Sedangkan pos menggunakan alat tangkap yang sangat
keamanan untuk POLRI berada di desa tradisional (menangkap ikan dengan
Dampulis Selatan, belum ditempati oleh petugas jaring/soma, pancing cakalang dan bajubi)
POLRI tetapi kondisi bangunan sudah wilayah pencarian dan panangkapan ikan pun
permanen. tidak terlalu jauh dari wilayah Pulau Marampit
dan masih dalam perairan Indonesia. Hasil
tangkap perikanan biasanya di jual pada
masyarakat sekitar ataupun dijual pada pemasok
ikan yang ada di Pulau Karatung, biasanya juga
dipakai untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.

Gambar 12 Pos Keamanan


Sumber : Penulis 2018

Tugu Perbatasan
Tugu perbatasan NKRI terletak di laluhe
dengan kondisi bangunan masih berdiri kokoh Gambar 15 Potensi Perikanan
namun sudah tak terawat. Sumber : Penulis 2018

Potensi Perkebunan
Luas lahan yang tersedia merupakan salah
satu modal dalam kegiatan pertanian maupun
Gambar 13 Tugu Perbatasan perkebunan yang dimiliki oleh Pulau Marampit.
Sumber: Penulis 2018
Memiliki areal perkebunan yang sangat luas dan
Potensi-Potensi Pulau Marampit Lahan untuk berkebun. Lahan perkebunan pulau
Berdasarkan hasil survey observasi ini umumnya terletak di bagian lereng. Hasil

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 153


Jurnal Spasial Vol 6. No. 1, 2019
ISSN 2442-3262
perkebunan pulau ini dibagi beberapa jenis dan Desa Laluhe memiliki kondisi yang
yaitu: jenis umbi-umbian, sayur, buah, dan cukup baik, terbuat dari paving dengan
beberapa tanaman yang biasa dijual ke luar lebar badan jalan 5 Meter. Sedangkan untuk
daerah seperti: kelapa, cengkeh, pala, kopi dan ruas jalan yang ada di Desa Dampulis
kakao (coklat). Selatan dan Desa Dampulis memiliki
kondisi yang tidak terlalu baik dikarenakan
jalan yang ada di dua desa ini terbuat dari
beton dengan lebar jalan 5 Meter dan ada
sebagian jalan yang berlubang.
2. Dermaga
Gambar 15 Potensi Perkebunan
Sumber : Penulis 2018 Di lokasi penelitian sudah tersedia
prasarana dermaga. Yaitu prasarana
Potensi Pariwisata dermaga fery dan dermaga untuk kapal
Hamparan pasir putih yang mengelilingi umum, dengan kondisi dermaga yang layak
pulau ini menjadikan suatu nilai tambah untuk untuk digunakan. kapal yang masuk hanya
potensi parawisata di pulau marampit.. 2 minggu sekali mengakibatkan susahnya
Pulau garat termasuk dalam administari aksesbilitas keluar masuk dari penduduk
Pulau Marampit, kecamatan Nanuusa dengan yang ada di desa Marampit
luas sekitar 1,45 Km2. Pulau ini tidak 3. Drainase
berpenghuni dan didiami oleh satwa yakni Sistem jaringan drainase yang ada di Pulau
burung Maleo yang berkembang biak cukup Marampit belum memadai, sistem drainase
pesat di pulau ini. Selain Maleo satwa lainnya yang disediakan hanya di Desa Laluhe dan
yang dilindungi dan mendiami pulau ini adalah kondisi drainase juga tersumbat. Di desa-
ketam kenari (arungu = bahasa lokal). Selain desa lainnya tidak disediakan masyarakat
beberapa satwa yang dilindungi terdapat di yang ada hanya menggunakan drainase dari
pulau ini, Pulau Garat juga mimiliki keindahan tanah.
bawah laut terumbu karang yang beragam dan 4. Air Bersih
berwarna warni spesies ikan yang ada di pulau lokasi penelitian sudah memiliki sistem
ini sangat beragam dan menawan. jaringan air bersih yang memadai. Di desa
Marampit Timur dan desa Marampit Barat
sistem jaringan air bersih ini diambil dari
Matane atau mata air. Pemerintah setempat
juga membuat bak penanpungan dan
dialirkan langsung kepada masyarakat
sekitar lewat pipa-pipa air.
Gambar 16 Pulau Garat
5. Persampahan
Sumber : Penulis 2018 Sampah yang ada di semua desa di pulau
Marampit pengelolaanya dibakar, di Pulau
Analisis Pengembangan Prasarana dan Marampit belum
Sarana Sarana
Berdasarkan hasil observasi lapangan yang 1. Pulau Marampit memiliki sarana
sudah dilakukan oleh peneliti, ketersediaan pendidikan yang cukup memadai untuk
prasarana dan sarana di Pulau Marampit akan skala keluarahan/desa, sarana pendidikan
dijelaskan secara satu-persatu berikut adalah yang dimiliki pulau ini ada 3Paud, 4TK,
kondisi dan ketersediaan prasarana sarana 4Sd, 1 SMP, 1 SMA.
Prasarana 2. Di Lokasi Penelitian sarana kesehatan
1. Ruas jalan yang ada di Pulau Marampit sudah memadai, karena sudah memiliki 1
memiliki berbagai jenis kondisi, ada terbuat puskesmas dan 2 pustu
dari aspal, paving, dan tanah. Jalan yang 3. Pulau Marampit memiliki empat bangunan
ada di Desa Marampit Timur, Marampit gereja, dengan kondisi bangunan yang

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 154


Jurnal Spasial Vol 6. No. 1, 2019
ISSN 2442-3262
layak dan permanen, Tabel faktor Strategi Eksternal (EFAS) di
4. Pos keamanan yang disediakan di Pulau Pulau Marampit
Marampit terdiri dari dua pos keamanan
No Potensi Faktor-faktor strategis Bob Nil Skor
yaitu pos keamanan TNI dan pos keamanan Sumber ot ai (B x N
Daya Alam )
Polisi. Terletak di Desa Marampit Timur, Pulau
Marampit
dengan kondisi bangunan yang sudah 1. Perikanan Kekuatan (Strengths)
permanen dan pos TNI ini juga sudah Potensi sumber daya laut yang
sangat melimpah
0,3 4 1,2

difungsikan dan sudah ditempati oleh 20 Kondisi laut yang masih sangat 0,2 4 0,8
terjaga dikarenakan nelayan yang
Anggtota TNI Sedangkan untuk pos ada di dua desa ini masih
merupakan nelayan yang tradisonal
keamanan Polisi yang ada di lokasi dan masih menggunakan alat
penelitian terletak di desa Dampulis tangkap yang sederhana untuk
menangkap ikan.
Selatan. Dengan kondisi bangunan yang Pekerjaan masyarakat yang ada di
Pulau Marampit didominasi oleh
0,2 4 0,8

sudah permanen dan layak huni, tapi pos nelayan


Masyarakat yang ada di lokasi 0,3 4 1,2
Keamanan ini belum penelitian memiliki hobi melaut
Jumlah 1,0 4
Berdasarkan hasil observasi lapangan Kelemahan (Weakness)
yang sudah dilakukan oleh peneliti dapat dilihat Perahu yang digunakan nelayan
tergolong perahu kecil
0,2 1 0,2

bahwa ketersediaan prasarana dan sarana yang Alat tangkap ikan yang sering 0,2 1 0,2
digunakan nelayan masih sangat
ada di Pulau Marampit umumnya telah tradisional
Tingkat pengetahuan atau sumber 0,3 1 0,6
memadai. Namun untuk prasarana ketersediaan daya manusia masih sangat rendah
drainase belum memadai dikarenakan drainase 2. Perkebunan
Jumlah
Kekuatan (Strengths)
1,0 1,6

yang disediakan hanya di Desa Laluhe dengan Sebagian besar mata pencaharian 0,3 4 1,2
masyarakat adalah sebagai petani
kondisi drainase yang tersumbat, sedangkan di Memiliki lahan yang cukup untuk 0,2 4 0,8
aktivitas tanam.
desa-desa lainnya tidak terdapat saluran Masyarakat memiliki hobi untuk 0,2 4 0,6
drainase. Berikut disediakan peta pengembangan menanam
Permintaan pasar akan produk 0,3 3 1,2
Prasarana dan sarana di Pulau Marampit. olahan kelapa
Jumlah 1,0 3,8
Kelemahan (Weakness)
Stukutur tanah dari karang dan 0,2 1 0,2
berkapur
Kurangnya ketersediaan fasilitas 0,2 2 0,4
pendukung untuk mengembangkan
potensi perkebunan
Skala usaha tani yang relative kecil 0,3 1 0,3
Tingkat pendidikan masyarakat 0,3 2 0,6
petani relative rendah
Jumlah 1.0 1,5
Pariwisata Kekuatan (Strengths)
Pasir putih mengelilingi bibir pantai 0,3 3 0,9
keindahan bawah laut dan 0,3 3 0,9
keanekragaman jenis ikan maupun
terumbu karang
Gambar 17 Peta Pengembangan Prasarana sarana di Pulau Pemandangan laut lepas yang sangat 0,2 2 0,4
indah
Marampit Masyarakat yang ramah 0,2 1 0,2
Sumber : Penulis 2018
Jumlah 1,0 2,4
Kelemahan (Weakness)
Lokasi pulau garat sangat jauh 0,5 4 2
Tidak tersedianya infrastuktur dasar 0,2 4 0,8
Tingkatan pendidikan masyrakat 0,3 1 0,3
Analisis SWOT masih sangat rendah
Analisis S.W.O.T. akan digunakan dalam Jumlah 1,0 3,1
Hasil analisis Penulis 2018
penelitian ini untuk mengetahui strategi
pengembangan yang dapat diterapkan pada lima
Dari tabel di atas bisa dilihat bahwa hasil
lokasi penelitian. Penetuan Bobot dan nilai pada
nilai scoring pada potensi-potensi sumber daya
scoring potensi yang ada sebagai berikut :
alam di Pulau Marampit, potensi perikanan
4 : kekuatan besar
memiliki nilai scoring tertinggi dibanding
3 :kekuatan kecil
potensi-potensi lainya yaitu 4 dan 1,6
2 :kelemahan Kecil
1 :kelemahan besar

Tabel faktor Strategi Internal (IFAS) di

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 155


Jurnal Spasial Vol 6. No. 1, 2019
ISSN 2442-3262
Pulau Marampit memaksimalkan dan meningkatkan tingkat
No Potensi Faktor-faktor strategis Bobot Nil Skor
Sumber ai (B x N pengetahuan nelayan lebih khusunya
Daya
Alam
) dengan melakukan pemberdayaan dan
Pulau
Marampi
melakukan sosialisasi dan pemberdayaan kepada
t seluruh nelayan bagaiamana cara penangkapan
1. Perikanan Peluang (Opportunities)
Kebijakan tentang pemberdayaan 0,5 4 2 ikan yang baik dan benar serta penggunaan alat
masyarakat di kawasan
Kebijakan tentang pengembangan 0,5 4 2
tangkap dan cara pengelohan hasil tangkap ikan
ekonomi di kawasan perbatasan
Jumlah 1,0 4
selain dijual langsung pada para pembeli dan
Ancaman (Threats) pengembangan prasarana dasar perikanan seperti
Keadaan cuaca yang tidak menentu 1,0 2 2
dan sering berganti menjadi ektrim dermaga dan tambatan perahu
Jumlah 1,0 2
2. Perkebun Peluang (Opportunities)
Pemberdayaan masyarakat yang bisa di
an Komoditas lahan kering seperti
kelapa, cengkeh, pala, kakao adalah
0,5 3 1,5 terapakan di lokasi penelitian yaitu dengan
komoditas yang memberikan pendekatan Intregated Coastal Zone
kontribusi terhadap PDRB
Tujuan penatan ruang Kabupaten 0,5 4 2 Management (ICZM), adalah suatu pendekatan
Talaud bertujuan untuk menjadikan
sebagai beranda depan Indonesia yang menyeluruh yang dikenal dalam
timur yang berbasis pada sektor
pertanian
pengelolaan wilayah pesisir. ICZM merupakan
Jumlah
Ancaman (Threats)
1,0 -0,5 suatu pedoman untuk mengelola kawasan pesisir
Faktor cuaca 0,5 2 1 secara terpadu. Pesisir sebagi zona transisi
Serangan hama 0,5 1 0,5
Jumlah 1,0 1,5 antara lingkungan darat dan laut, wilayah pesisir
3. Pariwisat
a
Peluang (Opportunities)
Penaatan ruang kabupaten 0,5 2 1
dipengaruhi oleh perubahan dan tekanan dari
Kepulauan Talaud bertujuan sebagai darat dan laut. Pengelolaan pesisir yang
beranda depan Indonesia timur yang
berbasis pada pariwisata berkelanjutan dapat tercapai dengan
Rencana pengembangan kawasan 0,5 2 1
wisata kelutan pesisir di Pulau Garat menggunakan pendekatan dan penelitian terpadu
Jumlah 1,0 2
Ancaman (Threats)
dengan ekosistem, dengan melibatkan
Faktor cuaca 0,5 3 1,5 masyarakat global maupun regional dengan
Masih ada m asyarakat yang 0,5 1 0,5
membuang sampah di pantai mempertimbangkan keadaan sosial ekonomi.
Jumlah 1 2
Adapun tujuan dari pembentukan ICZM
Hasil scoring dari matriks IFAS pada
sendiri antara lain :
potensi-potensi yang ada di Pulau Marampit,
1. Mengatasi permasalahan pembangunan
menunjukan bahwa potensi perikanan memiliki
pesisir dan lautan yang berlangsung saat ini
nilai tertinggi yaitu: +2,4. sehingga berdasarkan
dan masa mendatang.
nilai tersebut dalam grafik penentuan letak
2. Memberdayakan masyarakat pesisir (para
kuadran berada pada kuadran I.
pengguna wilayah pesisir dan lautan atau
Dengan demikian dapat disimpulkan
biasa disebut stakeholder) agar dapat
bahwa berdasarkan matriks IFAS dan EFAS
menikmati keuntungan yang diperoleh secara
potensi sumber daya alam yang berpeluang
berkesinambungan.
untuk dikembangakan di Pulau Marampit adalah
potensi perikanan

Gambar 19 Peta Pengembangan Potensi Perikanan Di Pulau


Marampit
Gambar 18 Model posisi perkembangan Potensi perikanan Sumber : Penulis 2018
Strategi yang dapat diambil adalah

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 156


Jurnal Spasial Vol 6. No. 1, 2019
ISSN 2442-3262
Matriks Swot nelayan yang digolongkan rendah karena
SW STRENGHT (S)
1. Potensi sumber daya laut yang 1.
WEAKNESS (S)
Perahu yang digunakan nelayan memakai alat tangkap yang masih digolongkan
sangat melimpah tergolong perahu kecil
2. Kondisi laut yang masih sangat 2. Alat tangkap ikan yang sering tradisional dalam menangkap ikan.
terjaga dikarenakan nelayan yang digunakan nelayan masih sangat
ada di dua desa ini masih merupakan tradisional
nelayan yang tradisonal dan masih 3. Tidak tersedianya prasarana dasar
menggunakan alat tangkap yang
sederhana untuk menangkap ikan
seperti dermaga dan tambatan perahu
dan sarana penunjang lainnya yang
SARAN
3. Pekerjaan masyarakat yang ada di
desa Dampulis Selatan dan desa 4.
menunjang aktifitas nelayan
Tingkat pengetahuan atau sumber daya
Strategi yang dapat diterapkan adalah
OP
Dampulis didominasi oleh nelayan
4. Masyarakat yang ada di lokasi
manusia masih sangat rendah
memaksimalkan dan meningkatkan tingkat
penelitian memiliki hobi melaut
OPPORTUNITY Strategi SO Strategi WO pengetahuan nelayan lebih khusunya dengan
(O)
1. Kebijakan tentang 1. Kerjasama di bidang penangkapan 1. Pengadaan prasarana dan sarana untuk melakukan pemberdayaan dan melakukan
pemberdayaan ikan mengelola hasil produksi ikan dan
masyarakat di 2. Kerjasama di bidang pemasaran dapat di distribusi keluar daerah sosialisasi dan pemberdayaan kepada seluruh
kawasan 3. Peningkatan ekonomi wilayah 2. Pengadaan bantuan berupa fasilitas
perbatasan
2. Kebijakan tentang
melalui peningkatan industry
pengelolahan hasil perikanan
penangkapan ikan
3. Melakukan pendidikan dan sosialisasi
nelayan bagaiamana cara penangkapan ikan
pengembangan
ekonomi di
pengakapan ikan
4. Pengadaan badan usaha milik desa
yang baik dan benar serta penggunaan alat
kawasan
perbatasan
(BUMDES) unutk membantu
peminjaman modal. tangkap dan cara pengelohan hasil tangkap ikan
THRET (T)
1. Keadaan cuaca
Strategi ST
1. Pengadaan kapal patroli milik
Strategi WT
1. Pengadaan dan pembangunan industry selain dijual langsung pada para pembeli dan
yang tidak pemda distribusi hasil produksi perikanan
menentu dan 2. Penambahan anggota TNI dan tangkap pengembangan prasarana dasar perikanan seperti
sering berganti POLRI untuk mengontrol dan 2. Penambahan fasilitas pengakapan ikan
menjadi ektrim mengantisipasi illegal fisihing serta melakukan sosialisasi pelatihan dermaga dan tambatan perahu.
2. Belum tegasnya 3. Membangun sistem informasi pengkapan ikan, dan pengelolahan ikan
batas Negara
antara Indonesia
peramalan cuaca dalam kaitan
dengan musim penangkapan ikan.
serta pemasaran.
3. Sosialisasi peraturan dan perundang-
Pemberdayaan masyarakat yang bisa di
dan filipina tidak
menutup
4. Pembangunan industry perikanan
tangkap untuk Peningkatan
undangan yang berkaitan dengan
illegal fishing
terapakan di lokasi penelitian yaitu dengan
kemungkinan
terjadinya illegal
kesejateraan masyarakat local
5. Pembangunan dan pengadaan
4. Penambahan kapal patrol untuk
mengurangi illegal fishing. pendekatan Intregated Coastal Zone
Fishing. SPBU mini 5. Pengadaan mini SPBU dengan harga
yang bisa dijangkau masyarakat Management (ICZM).
sekitar.
Hasil Analisis Penulis 2018
KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan
mengenai Analisis Pengembangan Kawasan Anonimus, 2005. Kesekretariatan Negara
Perbatasan dan wilayah terluar di Pulau Jakarta
Marampit, Kecamatan Nanusa Kabupaten Darmaputera Rizal, 2009. Manajemen
Kepulauan Talaud, dapat disimpulkan bahwa : perbatasan dan reformasi sektor
1 Tingkat ketersediaan prasarana dan sarana keamanan, panduan pelatihan tata
di Pulau Marampit digolongkan cukup. kelola sektor keamanan untuk
prasarana drainase belum digolongkan organisasi masyarakat sipil: sebuah
cukup. Drainase yang disediakan di pulau Toolkit, Institute for Defense,
ini hanya terdapat pada Desa Laluhe security and Peace studies (IDSPS)-
sedangkan di desa-desa lainnya belum Geneva centre for Democratic
disediakan. control of Armed forces (DCAF),
2 Potensi yang dimiliki Pulau Marampit IDSPS Press, Jakarta,
terbagi atas tiga yaitu : Huisman, Henk, 1987. Perencanaan Pelayanan
 Potensi Sumber Daya Alam Perikanan dan Pusat Pelayanan, RRDP Series
Tangkap Number VII. Yogyakarta: Fak.
 Potensi Sumber Daya Alam Pariwisata Geografi UGM
 Potensi Sumber Daya Alam Perkebunan Listiyah Miniarti, 1996. Peranan Potensi
Prasarana dan Sarana Sosial dan
Berdasarkan observasi lapangan dan hasil Ekonomi dalam Pengembangan
analisis yang sudah dilakukan oleh penulis dapat Wilayah Perbatasan di Kab. Gunung
dilihat bahwa potensi sumber daya alam yang Kidul Provinsi D.I. Yogyakarta,
paling potensial dan dapat dikembangkan adalah Skripsi S1. Yogyakarta: Fak.
potensi sumber daya alam perikanan tangkap. Geografi UGM
Kendala yang dihadapi dalam mengembangakan Suryo Sakti Hadiwijoyo, 2017. Perbatasan
potensi perikanan yaitu: terbatasnya prasarana Negara Dalam Dimensi Hukum
dan sarana untuk aktivitas nelayan menangkap Internasional, Graha
ikan, cuaca yang buruk dan tingkat pengetahuan Ilmu,Yogyakarta,

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 157


Jurnal Spasial Vol 6. No. 1, 2019
ISSN 2442-3262
Soegijoko, 1994, Percepatan Pembangunan
Daerah Perbatasan, Jurnal PWK
Surakhmad, Winarno. 1985. Pengantar
penelitian ilmiah dasar metode
teknik. Bandung: Transito.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 6 Tahun
2017 Tentang Penetapan Pulau-Pulau
Kecil Terluar
Monintja D. 2001. Pemanfaatan Sumberdaya
Pesisir dalam Bidang Perikanan
Tangkap. Prosiding Pelatihan
Pengelolaan Wilayah Pesisir
Terpadu. Pusat Kajian Sumberdaya
Pesisir dan Lautan. Bogor: Institut
Pertanian Bogor. Hal 12

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 158

Anda mungkin juga menyukai