Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU AGENDA 3

PELATIHAN DASAR CPNS TAHUN 2021


Angkatan II Kelompok 4

Oleh :

Nama : Tasya Auliadina, S.E

NIP : 199706192020122013

Tutor Agenda 3 : Drs. Muhammad Kahfi, M.Si

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI SUMATERA UTARA
VIDEO TENTANG “ RAZIA APARATUR SIPIL NEGARA YANG KELUYURAN
SAAT JAM KERJA”

1. CERMATI VIDEO DIATAS, link video :


https://drive.google.com/file/d/1geaTEoIdKWVqewSVr0Y5Vbr6I1xPhpu-
/view?usp=sharing

2. JELASKAN APA YANG TERJADI DAN MENGAPA INI SERING DILAKUKAN


OLEH PNS ? KAITKAN DENGAN MANAJEMEN ASN DAN PELAYANAN
PUBLIK .

Video tersebut menunjukkan adanya upaya pendisiplin dalam bentuk razia oleh Satuan Polisi
Pamong Praja (Sat Pol PP) Banjarmasin kepada Aparatur Sipil Negara yang berada diluar
kantor saat jam kerja. Dari 70 orang ASN yang dirazia, hanya ada 10 orang yang membawa
surat izin. Sedangkan sisanya terdata berada diluar kantor tanpa dibekali surat izin dengan
alasan lupa membawa dan ketinggalan karena terburu-buru. Hal ini terjadi karena rendahnya
kedisiplinan yang tidak diterapkan ASN.

Terdapat stigma di masyarakat dimana pemerintahan daerah secara garis besar


dikategorikan atas dua bentuk yaitu: pertama, ASN yang memberikan pelayanan secara
langsung terhadap masyarakat banyak, misalnya pada Rumah Sakit Umum Pemerintah. Dan
yang kedua, PNS yang secara tidak langsung memberikan pelayanan langsung. Bagi PNS
dalam bentuk pertama memang sangat sibuk, namun bentuk kedua tidaklah terlalu sibuk.
Prediksi santai, banyak yang datang ke kantor hanya untuk ngobrol-ngobrol, ada yang main
game, dan ada yang keluyuran saat jam kerja sangat sering terjadi. Hal ini dapat terjadi
karena situasi lingkungan kerja yang tidak kondusif dan belum adanya transparansi
dalam proses pemberian hukuman disiplin dengan melibatkan pengawasan dari berbagai
unsur yang menangani proses disiplin pegawai.
A. Keterkaitan dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara

Pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 pasal 55 tentang Manajemen ASN, isu
ASN yang keluyuran saat jam kerja berkaitan dengan disiplin ASN , penyusunan dan
penetapan kebutuhan ASN serta Penilaian Kinerja. Adapun penjelasannya sebagai
berikut :

1. Disiplin

Isu ASN yang keluyuran saat jam kerja sangat berkaitan dengan pelanggaran
terhadap ketentuan manajemen ASN khususnya disiplin pegawai. Disiplin
merupakan suatu budaya kerja yang signifikan bagi kelancaran penyelenggaran
administrasi publik, pelayanan publik maupun peningkatan kinerja ASN. Terbentuknya
budaya kerja disiplin dapat berasal dari karakter diri, budaya etnik yang terdapat dalam
lingkungan pergaulan sehari maupun budaya organisasi tempat seseorang melakukan
aktifitas sehari-hari.
Penerapan nilai-nilai disiplin dapat berkembang apabila didukung oleh situasi
lingkungan yang kondusif yaitu situasi yang diwarnai perlakuan yang konsisten dari
lingkungan kerja atau pimpinan. Selain itu, lingkungan kerja dan pimpinan yang
berdisiplin tinggi merupakan model peran yang efektif bagi berkembangnya disiplin diri.
Disiplin diri sangat besar perannya dalam mencapai tujuan organisasi. Melalui disiplin
diri seorang pegawai selain menghargai dirinya sendiri juga menghargai orang lain.
Di sisi lain, dengan diterapkannya disiplin diri, akan memperlancar kegiatan
pelayanan masyarakat. Ketidakdisiplinan dalam satu bidang kerja, akan menghambat
bidang kerja lain.

2. Penyusunan dan penetapan kebutuhan


BerdasarkanUndang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 56 bahwa “Penyusunan
kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS yang dilakukan untuk jangka waktu 5 (lima)
tahun yang diperinci per 1 (satu) tahun berdasarkan prioritas kebutuhan” dan Pasal 58
bahwa “Pengadaan PNS di Instansi Pemerintah dilakukan berdasarkan penetapan
kebutuhan.” Maka masalah terkait adanya OPD yang mempunyai kelebihan jumlah
ASN daripada volume pekerjaan yang diperlukan dapat direduksi. Sehingga tidak ada
alasan ASN tidak memiliki pekerjaan yang dapat dikerjakan di kantor, yang membuat
ASN tersebut dapat meninggalkan kantor dengan alasan tertentu pada jam kerja untuk
mengisi waktu.

3. Penilaian Kinerja
Penilaian Kinerja bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara menurut Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 merupakan kegiatan yang dilakukan oleh atasan/pimpinan instansi
baik secara langsung maupun dengan menggunakan bantuan lembaga-lembaga penyedia
untuk menilai kinerja pegawainya. Tujuan dan fungsi dari penilaian tersebut adalah untuk
mengetahui dan mengukur sejauh mana kinerja pegawai pada suatu lembaga dalam
rangka mencapai tujuan dari pegawai Aparatur Sipil Negara.
Pada pasal 76 ayat 1 juga dijelaskan bahwa “Penilaian kinerja PNS dilakukan
berdasarkan perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi,
dengan memperhatikan target, capaian, hasil, dan manfaat yang dicapai, serta perilaku
PNS”. Perilaku ASN yang kurang disiplin yang ditunjukkan dengan tidak membawa surat
izin saat berada di luar kantor merupakan salah satu tindakan yang berdampak pada
penilaian kinerja dimana ASN tidak disiplin.
Penilaian kinerja PNS terdiri atas unsur sasaran kerja pegawai (SKP) dan perilaku
kerja. Tujuan dilakukannya penilaian kinerja PNS agar objektivitas pembinaan PNS dapat
terjamin yang didasarkan pada sistem prestasi dan sistem karier. Selain itu digunakan
juga sistem merit dalam manajemen Pegawai ASN yang didasarkan pada kualifikasi,
kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tidak membeda-bedakan latar
belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal-usul, jenis kelamin, status pernikahan,
umur, atau kondisi kecacatan.

B. Keterkaitan dengan Pelayanan Publik


Pelayanan publik merupakan bagian yang krusial dalam praktek negara demokrasi,
bahkan banyak ahli mengatakan bahwa pelayanan publik sebagai demokrasi dalam artian
yang sebenarnya karena demokrasi sebagai konsep hanya dapat dirasakan dalam kualitas
layanan yang diberikan oleh pemerintah kepada rakyatnya.

Dalam rangka menyelenggarakan pelayanan publik kepada masyarakat secara efektif


dan efisien, diperlukan kinerja andal dari penyelenggara pelayanan publik. Untuk
mencapai kinerja andal, dibutuhkan adanya integritas, profesional, netral dan bebas dari
tekanan apapun serta bersih dari adanya Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme dalam
penyelenggaraan pelayanan publik. Dengan demikian penyelenggara pelayanan publik dapat
menjalankan tugas dan fungsinya sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa
berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945.

Penyelenggara pelayanan publik, menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014


tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), adalah pelayan masyarakat/abdi negara yang
memiliki tanggung jawab terhadap pelayanan publik dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan masyarakat. Terkait isu ASN yang keluyuran saat jam kerja menunjukkan
masih adanya Aparatur Sipil Negara yang tidak melaksanakan tugas dengan baik dan tidak
bertanggung jawab.
3. BAGAIMANA MENURUT SAUDARA LANGKAH-LANGKAH MAUPUN
SARAN YANG PERLU DIAMBIL TERHADAP PNS YANG BERSANGKUTAN.

Langkah-langkah yang perlu diambil PNS agar dapat disiplin yaitu :


1) Membangun motivasi dalam bekerja
a) Motivasi yang bersumber dari dalam diri PNS, berupa kesadaran
mengenai pentingnya atau manfaat dan makna pekerjaan yang
dilaksanakan. Dengan kata lain motivasi ini bersumber dari ketertarikan
kepada pekerjaan, keinginan untuk berkembang, senang dan menikmati
pekerjaan.

b) Motivasi yang bersumber dari luar diri PNS, berupa suatu kondisi yang
mengharuskan untuk melaksanakan pekerjaan secara maksimal. Misalnya
berdedikasi tinggi dalam bekerja karena upah atau gaji yang tinggi, jabatan,
penghargaan, persaingan dan menghindari hukuman dari atasan.

2) Situasi lingkungan yang kondusif


Penerapan nilai-nilai disiplin dapat berkembang apabila didukung oleh situasi
lingkungan yang kondusif yaitu situasi yang diwarnai perlakuan yang konsisten dari
lingkungan kerja atau pimpinan. Selain itu, lingkungan kerja dan pimpinan yang
berdisiplin tinggi merupakan model peran yang efektif bagi berkembangnya
disiplin diri. Teladan pimpinan berperan penting untuk membentuk kedisiplinan
pegawai mengingat pimpinan sebagai teladan dan panutan oleh para bawahannya.

3) Adanya Waskat
Waskat (pengawas melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam
mewujudkan kedisiplinan pegawai. Dengan waksat berarti atasan harus aktif dan
langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja dan prestasi kerja
bawahannya. Waskat efektif merangsang kedisiplinan dan moral kerja pegawai.
Pegawai merasa mendapat perhatian, bimbingan, petunjuk, pengarahan dan
pengawasan dari atasan.

4) Adanya transparansi dalam proses pemberian hukuman disiplin


Dengan melibatkan pengawasan dari berbagai unsur yang menangani proses
indisipliner pegawai diharapkan tindakan punishment dan reward yang sesuai dengan
peraturan perundangundangan yang berlaku dapat berperan strategis dalam
kedisiplinan pegawai. Dengan punishment yang sepadan, pegawai akan semakin takut
melanggar peraturan-peraturan, sehingga sikap dan perilaku indisipliner pegawai akan
berkurang.

5) Adanya hubungan kemanusiaan (Human Relationship)


Terciptanya human relationship yang serasi akan mewujudkan lingkungan dan
suasana kerja yang nyaman. Hal ini jelas akan memotivasi kedisiplinan yang baik
pada suatu instansi karena suasana hubungan kemanusiaan yang serasi akan mengikat
semua pegawainya.

4. KESIMPULAN

Rendahnya kedisiplinan yang tidak diterapkan ASN dapat terjadi karena situasi
lingkungan kerja yang tidak kondusif dan belum adanya transparansi dalam proses pemberian
hukuman disiplin dengan melibatkan pengawasan dari berbagai unsur yang menangani proses
disiplin pegawai. Untuk itu, diperlukan lingkungan kerja dan pimpinan yang berdisiplin
\tinggi menjadi model peran yang efektif bagi berkembangnya disiplin diri. Penegakkan
hukum terhadap budaya kerja disiplin juga harus diiikuti dengan tindakan punishment dan
reward yang nyata sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
TUGAS
LAYANAN PUBLIK YANG ADA DI RSU HAJI MEDAN
PROVINSI SUMATERA UTARA

No. Pelayanan Administrasi Pelayanan Jasa Pelayanan Barang


1. Pendaftaran Swab Test Instalasi Farmasi
2. Kasir Sport Injury Centre Instalasi Rawat Inap
3. Rekam Medik Poliklinik Sub Spesialis Ruang Isolasi Covid-19
Urologi Shafa-Marwa
4. Administrasi Pasien Cathlab (Kateterisasi Ruang ICU Covid-19
BPJS Rawat Jalan Jantung)
5. Pengklaiman Covid-19 Poliklinik Sub Spesialis Instalasi Rehabilitasi Medik
Neurologi Anak

Anda mungkin juga menyukai