Tugas Individu Agenda 3
Tugas Individu Agenda 3
Oleh :
NIP : 199706192020122013
Video tersebut menunjukkan adanya upaya pendisiplin dalam bentuk razia oleh Satuan Polisi
Pamong Praja (Sat Pol PP) Banjarmasin kepada Aparatur Sipil Negara yang berada diluar
kantor saat jam kerja. Dari 70 orang ASN yang dirazia, hanya ada 10 orang yang membawa
surat izin. Sedangkan sisanya terdata berada diluar kantor tanpa dibekali surat izin dengan
alasan lupa membawa dan ketinggalan karena terburu-buru. Hal ini terjadi karena rendahnya
kedisiplinan yang tidak diterapkan ASN.
Pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 pasal 55 tentang Manajemen ASN, isu
ASN yang keluyuran saat jam kerja berkaitan dengan disiplin ASN , penyusunan dan
penetapan kebutuhan ASN serta Penilaian Kinerja. Adapun penjelasannya sebagai
berikut :
1. Disiplin
Isu ASN yang keluyuran saat jam kerja sangat berkaitan dengan pelanggaran
terhadap ketentuan manajemen ASN khususnya disiplin pegawai. Disiplin
merupakan suatu budaya kerja yang signifikan bagi kelancaran penyelenggaran
administrasi publik, pelayanan publik maupun peningkatan kinerja ASN. Terbentuknya
budaya kerja disiplin dapat berasal dari karakter diri, budaya etnik yang terdapat dalam
lingkungan pergaulan sehari maupun budaya organisasi tempat seseorang melakukan
aktifitas sehari-hari.
Penerapan nilai-nilai disiplin dapat berkembang apabila didukung oleh situasi
lingkungan yang kondusif yaitu situasi yang diwarnai perlakuan yang konsisten dari
lingkungan kerja atau pimpinan. Selain itu, lingkungan kerja dan pimpinan yang
berdisiplin tinggi merupakan model peran yang efektif bagi berkembangnya disiplin diri.
Disiplin diri sangat besar perannya dalam mencapai tujuan organisasi. Melalui disiplin
diri seorang pegawai selain menghargai dirinya sendiri juga menghargai orang lain.
Di sisi lain, dengan diterapkannya disiplin diri, akan memperlancar kegiatan
pelayanan masyarakat. Ketidakdisiplinan dalam satu bidang kerja, akan menghambat
bidang kerja lain.
3. Penilaian Kinerja
Penilaian Kinerja bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara menurut Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 merupakan kegiatan yang dilakukan oleh atasan/pimpinan instansi
baik secara langsung maupun dengan menggunakan bantuan lembaga-lembaga penyedia
untuk menilai kinerja pegawainya. Tujuan dan fungsi dari penilaian tersebut adalah untuk
mengetahui dan mengukur sejauh mana kinerja pegawai pada suatu lembaga dalam
rangka mencapai tujuan dari pegawai Aparatur Sipil Negara.
Pada pasal 76 ayat 1 juga dijelaskan bahwa “Penilaian kinerja PNS dilakukan
berdasarkan perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi,
dengan memperhatikan target, capaian, hasil, dan manfaat yang dicapai, serta perilaku
PNS”. Perilaku ASN yang kurang disiplin yang ditunjukkan dengan tidak membawa surat
izin saat berada di luar kantor merupakan salah satu tindakan yang berdampak pada
penilaian kinerja dimana ASN tidak disiplin.
Penilaian kinerja PNS terdiri atas unsur sasaran kerja pegawai (SKP) dan perilaku
kerja. Tujuan dilakukannya penilaian kinerja PNS agar objektivitas pembinaan PNS dapat
terjamin yang didasarkan pada sistem prestasi dan sistem karier. Selain itu digunakan
juga sistem merit dalam manajemen Pegawai ASN yang didasarkan pada kualifikasi,
kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tidak membeda-bedakan latar
belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal-usul, jenis kelamin, status pernikahan,
umur, atau kondisi kecacatan.
b) Motivasi yang bersumber dari luar diri PNS, berupa suatu kondisi yang
mengharuskan untuk melaksanakan pekerjaan secara maksimal. Misalnya
berdedikasi tinggi dalam bekerja karena upah atau gaji yang tinggi, jabatan,
penghargaan, persaingan dan menghindari hukuman dari atasan.
3) Adanya Waskat
Waskat (pengawas melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam
mewujudkan kedisiplinan pegawai. Dengan waksat berarti atasan harus aktif dan
langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja dan prestasi kerja
bawahannya. Waskat efektif merangsang kedisiplinan dan moral kerja pegawai.
Pegawai merasa mendapat perhatian, bimbingan, petunjuk, pengarahan dan
pengawasan dari atasan.
4. KESIMPULAN
Rendahnya kedisiplinan yang tidak diterapkan ASN dapat terjadi karena situasi
lingkungan kerja yang tidak kondusif dan belum adanya transparansi dalam proses pemberian
hukuman disiplin dengan melibatkan pengawasan dari berbagai unsur yang menangani proses
disiplin pegawai. Untuk itu, diperlukan lingkungan kerja dan pimpinan yang berdisiplin
\tinggi menjadi model peran yang efektif bagi berkembangnya disiplin diri. Penegakkan
hukum terhadap budaya kerja disiplin juga harus diiikuti dengan tindakan punishment dan
reward yang nyata sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
TUGAS
LAYANAN PUBLIK YANG ADA DI RSU HAJI MEDAN
PROVINSI SUMATERA UTARA