Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. PENDEKATAN KONSELING BERORIENTASI PSIKOANALISIS DAN HUMANISTIK 2. PENDEKATAN KONSELING BERORIENTASI KOGNITIF DAN PERILAKU 3. PENDEKATAN KONSELING POSMODERN DAN INTEGRATIF 4. LAYANAN REFERAL, KONSULTASI DAN ADVOKASI No Butir Refleksi Respon/Jawaban 1 Daftar peta konsep 1. Pendekatan konseling berorientasi psikoanalisa dan (istilah dan definisi) di humanistik diuraikan materi tentang pendekatan modul ini konseling psikoanalisa, pendekatan konseling person centered dan pendekatan konseling gestalt 2. Konseling profesional merupakan layanan terhadap konselor yang dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan dapat dipertanggung jawabkan dasar keilmuan dan teknologinya 3. Komprehensif yaitu dapat menjelaskan fenomena secara menyeluruh 4. Eksplisit artinya setiap penjelasan didukung oleh bukti- bukti yang dapat diuji 5. Parsimonius artinya menjelaskan data secara sederhana dan jelas 6. Pendekatan psikoanalisis adalah peletak fondasi awal sistem psikoterapi yang mempengaruhi munculnya pendekatan-pendekatan konseling dan psikoterapi di dunia 7. Psikoanalisis merupakan salah satufaktor yang memberikan pengaruh dalam mengubah pendapat tentang penyebab gangguan psikis 8. Kepribadian dipandang sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga unsur dan sistem, yakni Id (das es), ego (das ich) dan super ego (das uber ich) 9. Tahapan dalam pendekatan psikoanalisis meliputi tahap pembukaan (the opening phase), pengembangan transferensi (the development transference), bekerja melalui transferensi (working through), resolusi transferensi (the resolution of transference) 10. Teknik konseling dapat diaplikasikan antara lain asosiasi bebas, penafsiran, ananlisis mimpi analisis resistensi analisis transferensi, analisis kepribadian (case historis) dan hipnotis 11. Teknik keterampilan komunikasi konseling, teknik konselingnya adalah keterampilan dasar konseling, seperti acceptance (penerimaan), lead/ Open Question (teknik bertanya), restatement dan paraphrasing (Pengulangan penyataan dan Parafrase), reflection of thoughts and feelings (pemantulan pikiran dan perasaan), clarification (klarifikasi), confrontation (Konfrontasi), reassurance (penguatan/ dukungan), serta summary (merangkum). 12. Insting adalah sumber energi psikis yang dibawa sejak lahir untuk mempertahankan hidup 13. Insting hidup (eros), fungsinya untuk melayani maksud individu untuk tetaphidup, seperti insting makan, minum 14. Insting mati/destruktif (thanatos), di mana setiap orang tanpa disadariberkeinginan untuk mati atau mencederai diri sendiri atau orang lain 15. Kepribadian dipandang sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga unsur dan sistem, yakni Id (Das Es), Ego (Das Ich), dan Superego (Das Uber Ich) 16. Id, komponen kepribadian yang menyimpan dorongan- dorongan biologis manusia yang merupakan pusat insting yang bergerak berdasarkan prinsip kesenangan (pleasure principle) dan cenderung memenuhi kebutuhannya. 17. Ego, berfungsi untuk menjembatani tuntutan Id dengan realitas di dunia luar dan idealnya merepresentasikan alasan dan akal sehat 18. Super ego, berfungsi sebagai wadah impuls Id, untuk menghimbau ego agar menggantikan tujuan yang realistik dengan yang moralistik, serta memperjuangkan kesempurnaan 19. Mekanisme pertahanan ego adalah strategi psikologis yang dilakukan seseorang untuk berhadapan dengan kenyataan dan mempertahankan citra diri 20. Tahap pembukaan (the opening phase) merupakan konselor membangun hubungan terapeutik dan memperoleh pemahaman tentang konflik ketidaksadaran konseli 21. Pengembangan Transferensi (the development of transference) merupakan inti dalam konseling psikoanalisis 22. Transferensi adalah perasaan konseli kepada konselor. Pada fase ini perasaan yang sebenarnya dialami konseli mulai ditujukan kepada konselor, yang dianggap sebagai orang yang telah menguasainya di masa lalunya (significant figure person). 23. Transferensi (working through merupakan proses analisis atau eksplorasi ketidaksadaran yang bersumber di masa kecil. Tahap ini tercapai melalui pengulangan interpretasi dan eksplorasi bentuk- bentuk resistensi yang menghasilkan perubahan perasaan sehingga konseli dapat membuat pilihan baru 24. Resolusi Transferensi (the resolution of transference) adalah memecahkan perilaku neurosis konseli yang ditunjukkan kepada konselor sepanjang hubungan konseling 25. Asosiasi bebas berarti konselor memerintahkan konseli untuk menjernihkan pikiranya dari pemikiran sehari- hari dan sebanyak mungkin untuk mengatakan apa yang muncul dalam kesadarannya 26. Penafsiran adalah prosedur dasar yang digunakan dalam analisis asosiasi bebas, analisis mimpi, analisis resistensi dan analisis transferensi 27. Analisis mimpi adalah prosedur penting untuk mengungkap ketidaksadaran dan memberi pemahaman kepada konseli terhadap berbagai hal yang terkait dengan masalah yang tidak terpecahkan 28. Analisis resistensi adalah melakukan analisis terhadap sikap resisten konseli, resistansi dapat berbentuk tingkah laku yang tidak memiliki komitmen pada pertemuan konseling, tidak menepati janji, menolak mengingat mimpi, menghalangi pikiran saat asosiasi bebas, dan bentuk lainnya. 29. Analisis transferensi berarti ketika konseli memandang konselor seperti orang lain. 30. Analisis Kepribadian (Case Historis), teknik ini dilakukan dengan melihat dinamika dari dorongan primitive (libido) terhadap ego dan bagaimana superego menahan dorongan tersebut 31. Hipnotis bertujuan mengeksplorasi dan memahami faktor ketidaksadaran (unconsciousness) yang menjadi penyebab masalah 32. Pendekatan konseling person centered berarti pendekatan konseling berpusat pribadi memiliki pandangan bahwa individu pada dasarnya baik 33. Prmisif (membebaskan) 34. Client centered therapy berarti fokus pada unsur efeksi individu dengan menghadirkan sejumlah kondisi fasilitatif yang bisa membuat perubahan terapeutik 35. Aktualisasi diri(berkembang ke arah yang lebih baik) 36. Tendency toward self-actualization berarti memiliki kapasitas dan hal untuk mengatur dirinya sendiri 37. Internal locus of self evaluation berarti dapat memilih nilainya sendiri 38. Fully functioning person and satisfying berarti memiliki potensi untuk berubah secara konstruktif dan dapat berkembang ke arah hidup yang penuh dan memuaskan 39. Peningkatan diri merupakan kebutuhan untuk menjadi lebih baik, berkembang dan meraih perubahan 40. Manusia dipandang sebagai individu yang memiliki tanggung jawab atas perkembangan pribadinya (personal responsibility) 41. Manusia dalam konseling person centered dipandang sebagai individu yang memiliki potensi, beraktualisasi diri, memiliki kebaikan yang positif, memiliki kerangka referensi perseptual (subjektif), serta bertanggungjawab dan konstruktif 42. Inner directed (motivasi internal) 43. Organisme merupakan suatu kebulatan diri baik secara pikiran, perasaan, tingkah laku, wadah fisik baik disadari maupun tidak mereaksi sebagai kebulatan terhadap medan fenomena untuk memuaskan kebutuhannya dalam menghadapi pengalaman 44. Medan fenomena (phenomenal field), adalah semua hal yang dialami individu (dunia pribadi) dan menjadi sumber kerangka acuan internal dalam memandang kehidupan 45. Self, adalah struktur kepribadian yang sebenarnya, self dipandang sebagai interaksi antara organisme (individu) dengan medan fenomena yang kemudian membentuk self (“I”/”me”/”saya”). 46. Real self (keadaan diri individu saat ini) 47. Ideal self (keadaan individu yang ingin dilihat oleh individu itu sendiri atau apa yang ingin dicapai oleh individu itu) 48. Defensif (membela diri) 49. Conditions of worth (penghargaan bersyarat) 50. Kecemasan diartikan sebagai kondisi yang tidak menyenangkan atau tekanan dari sumber yang tidak diketahui 51. Ancaman merupakan kesadaran bahwa diri seseorang tidak lagi utuh (kongruen) 52. Sikap defensif adalah perlindungan terhadap konsep diri dari kecemasan dan ancaman dengan penyangkalan atau distorsi dari pengalaman yang tidak konsisten dengan konsep diri 53. Self actualizing/ karakterisitik pribadi yang beraktualisasi diri 54. Memiliki keterbukaan terhadap pengalaman (opennes to experience) 55. Memiliki kepercayaan pada diri sendiri (self-trust) 56. Mengevaluasi berdasar internalnya sendiri (internal source evaluation) 57. Keinginan berkelanjutan untuk berkembang (willingness to continue growing) 58. Sumber internal evaluasi berarti bahwa individu mencari pada diri sendiri tentang jawaban atas masalah eksistensi diri (introspeksi diri) 59. Inner (pikiran yang ada dalam dirinya) 60. Outer (tingkah laku yang diekspresikan) 61. Self disclosure (keterbukaan diri) 62. Unconditional positif regard berarti bahwa konselor tidak melakukan penilaian dan penghakiman terhadap perasaan, pikiran dan perilaku konseli berdasarkan standar norma tertentu 63. Acceptance merupakan penghargaan yang spontan terhadap konseli dan menerimanya sebagai individu yang unik 64. Empathy atau deep understanding adalah kemampuan konselor untuk memahami permasalahan konseli, melihat melalui sudut pandang konseli, peka terhadap perasaan konseli, sehingga konselor mengetahui bagaimana konseli merasakan perasaannya 65. Pendekatan person centered adalah proses konseling yang fleksibel dan tergantung dari proses komunikasi antara konselor dan konseli memahami kerangka acuan sudut pandang dalam diri konseli (internal frame of reference) (penerimaan), adalah bentuk perilaku konselor yang ditunjukkan pada konseli sebagai penerapan sikap dasarnya yang ditunjukkan konselor dengan: 1) menerima apa adanya konseli sebagai pribadi yang unik, 2) tidak menolak (alih-alih menyalahkan apa yang dikatakan konseli), dan 3) tidak menyetujui apa yang dikatakan konseli 66. Lead/ Open Question (teknik bertanya), merupakan tindakan konselor dengan mengajukan pertanyaan kepada konselor agar memperoleh informasi yang spesifik 67. Konseling gestalt adalah suatu pendekatan yang eksistensial, fenomenologis, dan berpijak pada premis bahwa individu harus mengerti konteks hubungan dengan lingkungannya 68. Rigid (kepribadian yang kaku) 69. Proses konseling gestaltterdiri dari 5 (lima) fase yaitu The Beginning Phase, Clearing the Ground, The Existential Encounter, Integration, Ending 70. Teknik dalam pendekatan konselinggestalt antara lain Kursi Kosong (Empty Chair), Top dog Versus Under dog,Membuat Serial (making the rounds), “Saya bertanggung jawab atas...” (“I TakeResponsibility for....”), Bermain Proyeksi (Playing Projection),Pembalikan (Reversal Technique), Latihan Gladiresik (The RehearasalExperiment), Latihan Melebih-Lebihkan (The Exaggeration Experiment), Tetap pada Perasaan (Staying With the Feeling), Bahasa “Saya” (“I” Language) 71. Pendekatan konseling berorientasi kognitif dan perilaku diuraikan materi tentang pendekatan konseling rational emotive behavior dan cognitive behavior, pendekatan konseling behavior dan pendekatan konseling realita 72. Pendekatan konseling perilaku pada dasarnya meliputi empat area perkembangan utama yaitu classical conditioning, operant conditioning, teori pembelajaran sosial dan peningkatan perhatian terhadap faktor- faktor kognitif yang mempengaruhi perilaku 73. Konseling rational emotive behavior lebih difokuskan pada kerja berfikir (thinking) dan bertindak (acting) 74. Straight thinking merupakan strategi mengajarkan berfikir lurus 75. Pandangan pendekatan rasional emotif, kepribadian dikaji dari konsep kunci teori Ellis mencakup tiga pilar yang membangun tingkah laku individu, yaitu activating event, belief, emotional consequence, disputing dan effect 76. Activating event yaitu peristiwa luar yang dialami individu 77. Belief yaitu keyakinan, pandangan, nilai, atau verbalisasi diri individu terhadap suatu peristiwa 78. Keyakinan seseorang ada dua macam yaitu keyakinan rasional dan keyakinan yang tidak rasional 79. Keyakinan rasional adalah cara berfikir atau keyakinan yang tepat, masuk akal, bijaksana dan produktif 80. Keyakinan yang tidak rasional merupakan keyakinan atau sistem berfikir yang salah, tidak masuk akal,emosional sehingga tidak produktif 81. Emotional consequence merupakan konsekuensi emosional sebagai akibat atau reaksi individu dalam bentuk perasaan senang atau hambatan emosi dalam hubungannya dengan antecedent event 82. Konseli adalah individu yang memiliki sikap, persepsi, cara berfikir, keyakinan serta pandangan-pandangan irasional dan ilogis 83. Proses konseling rational emotive behavior memiliki karakterisitik tahapan yaitu pembinaan hubungan konseling, tahap pengelolaan pemikiran dan cara pandang, tahap pengelolaan emosi atau afektif, tahap pengelolaan tingkah laku. 84. Teknik konseling pendekatan rational emotive behavior dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu teknik kognitif, teknik emotif dan teknik behavior. 85. Beberapa teknik kognitif tersedia untuk konselor adalah mempertanyakan keyakinan irasional, pekerjaan rumah kognitif, mengubah gaya berbahasa seseorang, dan metode pendidikan psikologi 86. Beberapa teknik konseling yang emotif adalah imajinasi rasional emotif, penggunaan kekuatan dan ketegaran, kartu kontrol emosional, proyeksi waktu dan teknik melebih lebihkan 87. Teknik behavior terdiri dari teknik reinforcement, teknik sosial modeling, dispute tingkah laku (behavioral disputation, bermain peran (role playing), peran rasional terbalik (rational role b=revesal),pengalaman langsung (exposure),latihan menyerang rasa malu dan teknik imitasi 88. Model model dalam social model antara lain live model (digunakan untuk menggambarkan perilaku tertentu), filmed models (suatu model perilaku yang difilmkan) dan audio tape(konseli dapat mempelajari tingkah laku dengan melihat dan mendengarkan orang lain) 89. Empat bidang pokok perkembangan konseling behavior adalah classical conditioning, operant conditioning, social learning theory dan cognitive behavior counseling 90. Operant conditioning adalah jenis belajar dimana perilaku semata-mata dipengaruhi oleh akibat yang menyertainya 91. Hakikat manusia menurut pendekatan konseling perilaku adalah manuasi bertingkah laku melalui proses belajar, manusia berkembang melalui proses kematangan dan belajar, manusia berinteraksi dengan lingkungannya, manusia bersifat unik, manusia memiliki kebutuhan bawaan dan yang dipelajari, manusia bersifat reaktif dan manusia dipengaruhi oleh aspek kognitifnya 92. Untuk memahami kepribadian manusia, dibagi menjadi beberapa teori yaitu teori 1) pengkondisian klasik(fungsi dari stimulus), 2) teori pengkondisian operan(peran lingkungan dalam bentuk konsekuensi yang mengikuti dari suatu tingkah laku),dan 3) teori belajar sosial(tingkah laku dapat terbentuk melalui observasi model secara langsung yang disebut dengan imitasi dan melalui pengamatan tidak langsung yang disebut dengan vicarious conditioning) 93. Belajar dengan asosiasi disebut dengan classical conditioning 94. Lingkungan diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu unconditioning stimulus (UCS) dan conditioning stimulus(CS) 95. Unconditioning stimulus (UCS) adalah lingkungan yang secara alamiah menimbulkan respon tertentu 96. Conditioning stimulus(CS) adalah tidak otomatis menimbulkan respon bagi individu, kecuali ada pengkondisian tertentu 97. Tujuan konseling perilaku adalah menciptakan kondisi kondisi baru bagi konseli untuk belajar perilaku adaptif 98. Konseling perilaku kontenporer berarti menekankan kepada peranan aktif konseli dalam memutuskan tentang penanganan mereka 99. Konseling behavioral hakikatnya merupakan suatu proses membantu individu untuk “belajar”memecahkan masalah interpersonal, emosional, dan keputusan tertentu 100. Tujuan konseling behavioraladalah mencapai kehidupan tanpa mengalami tingkah laku simtomatik, yaitukehidupan tanpa mengalami kesulitan atau hambatan yang dapat menimbulkanketidakpuasan dalam jangka panjang dan/atau mengalami konflik dengankehidupan sosial 101. Tiga fungsi tujuan konseling behavioral, yaitu: (1) sebagai refleksi masalah konseli dan dengandemikian sebagai arah bagi proses konseling, (2) sebagai dasar pemilihan danpenggunaan strategi konseling, dan (3) sebagai kerangka untuk menilai konseling 102. Konseling behavioral merupakan suatu proses membantu individu untuk belajar memecahkan masalah interpersonal emosional, dan keputusan tertentu 103. Prosedur konseling behavior adalah 1) pembinaan hubungan baik, 2) identifikasi masalah (asesmen), 3)merumuskan tujuan (goal setting), implementasi teknik (technique implementation), dan evaluasi dan pengakhiran (evaluation dan termination). 104. Antecedent (pencetus perilaku) 105. Teknik konseling behavior terdiri dari 2 macam yaitu teknik untuk meningkatkan tingkah laku dan teknik untuk menurunkan tingkah laku 106. Shaping /pembentukan tingkah laku 107. Contingency contracting/ pembuatan kontrak 108. Extinction / penghapusan 109. Pembajiran/ flooding 110. Satiation/ penjenuhan 111. Punishment/ hukuman 112. Aversive terapy/ terapi aversi 113. Positive reinforcement/ penguatan positif yaitu kejadian atau segala sesuatu yang dapat membuat tingkah laku yang diinginkan berpeluang di ulang karena bersifat disenangi 114. Langkah pemberian penguatan (reinforcement) adalah: ident ifikasi masalah dengan analisis ABC, memilih per ilaku target yang ingin diubah, menetapkan data awal (baseline) perilaku awal memilih reinforcement yang bermakna, menentukan jadwal pember ian reinforcement dan implementasi reinforcement positif 115. Token economy bertujuan mengembangkan perilaku adaptif melalui pemberian reinforcement dengan token 116. Langkah pengaplikasian token economy adalah: mengidentifikasi masalah dengan analisis ABC, menentukan perilaku target yang akan dicapai konseli, menetapkan besaran harga/ poin token yang sesuai perilaku target, menentukan waktu pemberian token kepada konseli, menetapkan perilaku awal dari program, memilih reinforcement yang sesuai bersama konseli, memilih tipe token yang digunakan misalnya bintang, stempel, kartu, mengidentifikasi pihak pihak yang terlibat dalam program token economy, menentukan jumlah dan frekuensi penukaran token, membuat pedoman pelaksanakan token economy, pedoman diberikan kepada konseli dan pihak yang terlibat dan melakukan monitoring 117. Jenis meodeling dibagi menjadi tiga jenis yaitu live models, symbolic models dan mutiple model 118. Modeling melibatkan empat proses yaitu attentional, retention, production, motivational dan vocarious learning 119. Teknik untuk menurunkan tingkah laku yaitu penghapusan (extinction), time out, pembanjiran (flooding),penjenuhan (satiation), hukuman (punishment), terapi aversi, dan desensitisasi sistematis 120. Penghapusan (extinction) adalah strategi pengubahan perilaku dengancara menghentikan reinforcement pada tingkah laku yang sebelumnya diberireinforcement 121. Time out adalah strategi pengubahan perilaku dengan cara menyisihkan peluang individu untuk mendapatkan reinforcement positif 122. Flooding adalah teknik modifikasi perilaku dengan cara membanjirikonseli dengan kondisi atau penyebab kecemasan atau tingkah laku yangtidak dikehendaki hingga konseli sadar bahwa sesuatu yang dicemaskan tidakterjadi 123. Penjenuhan (satiation) adalah cara untuk mengubah perilaku individudengan membuat konseli jenuh terhadap suatu tingkah laku, sehingga tidak bersedia melakukannya lagi 124. Hukuman (punishment) adalah intervensi operant conditioning untuk mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan 125. Terapi aversi digunakan untuk meredakan/ menghilangkan gangguanperilaku spesifik yang melibatkan pengasosiasian tingkah laku simtomatikdengan stimulus yang menyakitkan sehingga tingkah laku yang tidakdiinginkan terhambat kemunculannya 126. Desensitisasi sistematis merupakan teknik konseling behavior yang memfokuskan bantuan untuk menenangkan konseli dari ketegangan yang dialami dengan cara mengajarkan konseli untuk rileks 127. Konseling realitas tentang hakekat manusia adalah manusia terlahir dengan lima kebutuhan dasar, perbedaan antara apa yang diinginkan dengan persepsi tentang apa yang diperoleh merupakan sumber utama dalam bertindak pada suatu peristiwa, semua perilaku manusia dibentuk oleh tindakan, pikiran, perasaan, kondisi fisiologis, perilaku manusia berasal dari dalam diri, karenanya manusia harus bertanggungjawab atas segala perilakunya dan manusia melihat dunia melalui sistem perseptual 128. Teknik yang digunakan dalam pendekatan konseling adalah metafora, konfrontasi, teknik paradoksikal, pengembangan keterampilan, renegosiasi, menggunakan kata kerja 129. Konseling singkat berfokus dapa solusi (solution focused brief counseling) mempunyai asumsi bahwa manusia itu sehat, mampu, memiliki kapasitas untuk membangun, merancang ataupun mengkonstruksikan solusi, sehingga individu tersebut tidak terus menerus berkutat dalam problem yang sedang dihadapi 130. Tahapan konseling SFBC dimulai dari (1) pembinaan hubungan kolaboratif antara konselor dan konseli, (2) mengidentifikasi masalah yang memungkinkan adanya solusi, (3) menetapkan tujuan konseling secara spesifik, (4) menyusun alternatif solusi dengan melihat kondisi pengecualian dan tindakan masa depan, dan (5) evaluasi, tindak lanjut serta pemberian motivasi(compliment) 131. Tahapan konseling naratif meliputi (1) membangun hubungan baik; (2)berkolaborasi dengan konseli membuat kesepakatan bersama untukmenyelesaikan permasalahan; (3) mengeksplorasi masalah dan strategipenyelesaiannya; (4) melakukan asesmen dan mengidentifikasi bagaimana masalah tersebut mengganggu konseli; (5) menetapkan tujuan dan menemukan saat-saat ketika konseli tidak didominasi atau berkecil hati oleh masalah dengan 132. mencari pengecualian untuk masalah ini; (6) menemukan bukti historis untuk mendukung pandangan baru konseli sebagai orang yang cukup kompeten untukmenantang, mengalahkan, atau keluar dari dominasi atau tekanan masalah; (7)meminta konseli berspekulasi mengenai harapan masa depan berdasarkan kekuatannya serta membebaskan konseli menceritakan masalah masa lalunyayang menjenuhkan agar dapat membayangkan dan merencanakan untuk masadepan; (8) menciptakan dukungan untuk memahami dan mendukung cerita baru;(9) mengevaluasi perubahan pada diri konseli; (10) mengakhiri kegiatankonseling 133. Teknik konseling naratif antara lain (1) pertanyaan dan pertanyaanlagi; (2) eksternalisasi dan dekonstruksi; (3) mencari hasil unik; (4) ceritaalternatif dan penulisan ulang; serta (5) mendokumentasikan bukti 134. Pendekatan konseling kreatif memiliki empat teori konseling umum yang merujuk pada teoriRational Emotive Behavior Therapy (REBT), Transactional Analysis (TA),Reality Therapy, dan Gestalt Therapy 135. Impact therapy adalah pendekatan multi-indera yang mengakui bahwa perubahanatau dampak tidak hanya berasal dari pertukaran verbal, tetapi juga visual dankinestetik 136. Impact therapy adalah pendekatan multi-indera yang mengakui bahwa perubahan atau dampak tidak hanya berasal dari pertukaran verbal, tetapi juga visual dan kinestetik 137. Tahapan konseling meliputi lima tahap yaitu diakronimkan dengan RCFF-C yaitu Rapport, Contract, Focus, Funnel andClosing 138. Referal/alih tangan kasus dapat diartikan apabila konselor telah mengerahkan segenap tenaga dan kemampuannya untuk memecahkan masalah konseli, tetapi belum berhasil, maka konselor yang bersangkutan harus memindahkan tanggung jawab pemberian bimbingan dan konseling kepada pembimbing atau konselor lain/ orang lain yang lebih mengetahui 139. Layanan konsultasi berarti sebuah proses berbagi informasi dan ide kepada individu untuk menggabungkan pengetahuan menjadi pola, membuat kesepakatan menjadi keputusan dan yang menjadi langkah berikutnya yang perlu dilakukan 140. Tujuh tahap dalam layanan konsultasi adalah mengidentifikasi masalah, mengklarifikasi situasi konsulti, mengidentifikasi tujuan, mengobservasi dan merekam perilaku, mengembangkan rencana aksi, konsulti melaksanakan rencana aksi, tindak lanjut 141. Enam langkah dalam layanan konsultasi adalah masa sebelum masuk (pre entry), masuk (entry), mengumpulkan informasi (gathering information), pencarian solusi dan pemilihan intervensi (implementation), penghentian(disengagement). 142. Lima tahap konsultasi menurut scott, royal dan kissinger konsultasi adalah tahap awal (preliminary stage), tahap ekslporasi dan penetapan tujuan (exploration and goal setting stage), tahap intervensi dan implementasi (intervention and implementation stage, tahap hasil (outcome stage) dan tahap pengakhiran (termination stage). 143. Layanan advokasi berarti menghilangkan kendala perkembangan siswa, dan menciptakan peluang belajar bagi semua siswa
2 Daftar materi yang sulit 1. Pendekatan konseling person centered
dipahami di modul ini 2. Pendekatan konseling gestalt 3. Pendekatan konseling Rational Emotive Behavior dan Cognitive Behavior 4. Pendekatan konseling posmodern dan integratif 5. Layanan Advokasi
3 Daftar materi yang Layanan Referal, Konsultasi dan Advokasi