Anda di halaman 1dari 12

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul MODUL 5 STRATEGI LAYANAN RESPONSIF


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. PENDEKATAN KONSELING BERORIENTASI
PSIKOANALISIS DAN HUMANISTIK
2. PENDEKATAN KONSELING BERORIENTASI KOGNITIF
DAN PERILAKU
3. PENDEKATAN KONSELING POSMODERN DAN
INTEGRATIF
4. LAYANAN REFERAL, KONSULTASI DAN ADVOKASI
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep 1. Pendekatan konseling berorientasi psikoanalisa dan
(istilah dan definisi) di humanistik diuraikan materi tentang pendekatan
modul ini konseling psikoanalisa, pendekatan konseling person
centered dan pendekatan konseling gestalt
2. Konseling profesional merupakan layanan terhadap
konselor yang dilaksanakan dengan sungguh-sungguh
dan dapat dipertanggung jawabkan dasar keilmuan
dan teknologinya
3. Komprehensif yaitu dapat menjelaskan fenomena
secara menyeluruh
4. Eksplisit artinya setiap penjelasan didukung oleh bukti-
bukti yang dapat diuji
5. Parsimonius artinya menjelaskan data secara
sederhana dan jelas
6. Pendekatan psikoanalisis adalah peletak fondasi awal
sistem psikoterapi yang mempengaruhi munculnya
pendekatan-pendekatan konseling dan psikoterapi di
dunia
7. Psikoanalisis merupakan salah satufaktor yang
memberikan pengaruh dalam mengubah pendapat
tentang penyebab gangguan psikis
8. Kepribadian dipandang sebagai suatu struktur yang
terdiri dari tiga unsur dan sistem, yakni Id (das es), ego
(das ich) dan super ego (das uber ich)
9. Tahapan dalam pendekatan psikoanalisis meliputi
tahap pembukaan (the opening phase),
pengembangan transferensi (the development
transference), bekerja melalui transferensi (working
through), resolusi transferensi (the resolution of
transference)
10. Teknik konseling dapat diaplikasikan antara lain
asosiasi bebas, penafsiran, ananlisis mimpi analisis
resistensi analisis transferensi, analisis kepribadian
(case historis) dan hipnotis
11. Teknik keterampilan komunikasi konseling, teknik
konselingnya adalah keterampilan dasar konseling,
seperti acceptance (penerimaan), lead/ Open Question
(teknik bertanya), restatement dan paraphrasing
(Pengulangan penyataan dan Parafrase), reflection of
thoughts and feelings (pemantulan pikiran dan
perasaan), clarification (klarifikasi), confrontation
(Konfrontasi), reassurance (penguatan/ dukungan),
serta summary (merangkum).
12. Insting adalah sumber energi psikis yang dibawa sejak
lahir untuk mempertahankan hidup
13. Insting hidup (eros), fungsinya untuk melayani maksud
individu untuk tetaphidup, seperti insting makan,
minum
14. Insting mati/destruktif (thanatos), di mana setiap
orang tanpa disadariberkeinginan untuk mati atau
mencederai diri sendiri atau orang lain
15. Kepribadian dipandang sebagai suatu struktur yang
terdiri dari tiga unsur dan sistem, yakni Id (Das Es), Ego
(Das Ich), dan Superego (Das Uber Ich)
16. Id, komponen kepribadian yang menyimpan dorongan-
dorongan biologis manusia yang merupakan pusat
insting yang bergerak berdasarkan prinsip kesenangan
(pleasure principle) dan cenderung memenuhi
kebutuhannya.
17. Ego, berfungsi untuk menjembatani tuntutan Id
dengan realitas di dunia luar dan idealnya
merepresentasikan alasan dan akal sehat
18. Super ego, berfungsi sebagai wadah impuls Id, untuk
menghimbau ego agar menggantikan tujuan yang
realistik dengan yang moralistik, serta
memperjuangkan kesempurnaan
19. Mekanisme pertahanan ego adalah strategi psikologis
yang dilakukan seseorang untuk berhadapan dengan
kenyataan dan mempertahankan citra diri
20. Tahap pembukaan (the opening phase) merupakan
konselor membangun hubungan terapeutik dan
memperoleh pemahaman tentang konflik
ketidaksadaran konseli
21. Pengembangan Transferensi (the development of
transference) merupakan inti dalam konseling
psikoanalisis
22. Transferensi adalah perasaan konseli kepada konselor.
Pada fase ini perasaan yang sebenarnya dialami konseli
mulai ditujukan kepada konselor, yang dianggap
sebagai orang yang telah menguasainya di masa
lalunya (significant figure person).
23. Transferensi (working through merupakan proses
analisis atau eksplorasi ketidaksadaran yang
bersumber di masa kecil. Tahap ini tercapai melalui
pengulangan interpretasi dan eksplorasi bentuk-
bentuk resistensi yang menghasilkan perubahan
perasaan sehingga konseli dapat membuat pilihan baru
24. Resolusi Transferensi (the resolution of transference)
adalah memecahkan perilaku neurosis konseli yang
ditunjukkan kepada konselor sepanjang hubungan
konseling
25. Asosiasi bebas berarti konselor memerintahkan konseli
untuk menjernihkan pikiranya dari pemikiran sehari-
hari dan sebanyak mungkin untuk mengatakan apa
yang muncul dalam kesadarannya
26. Penafsiran adalah prosedur dasar yang digunakan
dalam analisis asosiasi bebas, analisis mimpi, analisis
resistensi dan analisis transferensi
27. Analisis mimpi adalah prosedur penting untuk
mengungkap ketidaksadaran dan memberi
pemahaman kepada konseli terhadap berbagai hal
yang terkait dengan masalah yang tidak terpecahkan
28. Analisis resistensi adalah melakukan analisis terhadap
sikap resisten konseli, resistansi dapat berbentuk
tingkah laku yang tidak memiliki komitmen pada
pertemuan konseling, tidak menepati janji, menolak
mengingat mimpi, menghalangi pikiran saat asosiasi
bebas, dan bentuk lainnya.
29. Analisis transferensi berarti ketika konseli memandang
konselor seperti orang lain.
30. Analisis Kepribadian (Case Historis), teknik ini dilakukan
dengan melihat dinamika dari dorongan primitive
(libido) terhadap ego dan bagaimana superego
menahan dorongan tersebut
31. Hipnotis bertujuan mengeksplorasi dan memahami
faktor ketidaksadaran (unconsciousness) yang menjadi
penyebab masalah
32. Pendekatan konseling person centered berarti
pendekatan konseling berpusat pribadi memiliki
pandangan bahwa individu pada dasarnya baik
33. Prmisif (membebaskan)
34. Client centered therapy berarti fokus pada unsur efeksi
individu dengan menghadirkan sejumlah kondisi
fasilitatif yang bisa membuat perubahan terapeutik
35. Aktualisasi diri(berkembang ke arah yang lebih baik)
36. Tendency toward self-actualization berarti memiliki
kapasitas dan hal untuk mengatur dirinya sendiri
37. Internal locus of self evaluation berarti dapat memilih
nilainya sendiri
38. Fully functioning person and satisfying berarti memiliki
potensi untuk berubah secara konstruktif dan dapat
berkembang ke arah hidup yang penuh dan
memuaskan
39. Peningkatan diri merupakan kebutuhan untuk menjadi
lebih baik, berkembang dan meraih perubahan
40. Manusia dipandang sebagai individu yang memiliki
tanggung jawab atas perkembangan pribadinya
(personal responsibility)
41. Manusia dalam konseling person centered dipandang
sebagai individu yang memiliki potensi, beraktualisasi
diri, memiliki kebaikan yang positif, memiliki kerangka
referensi perseptual (subjektif), serta
bertanggungjawab dan konstruktif
42. Inner directed (motivasi internal)
43. Organisme merupakan suatu kebulatan diri baik secara
pikiran, perasaan, tingkah laku, wadah fisik baik
disadari maupun tidak mereaksi sebagai kebulatan
terhadap medan fenomena untuk memuaskan
kebutuhannya dalam menghadapi pengalaman
44. Medan fenomena (phenomenal field), adalah semua
hal yang dialami individu (dunia pribadi) dan menjadi
sumber kerangka acuan internal dalam memandang
kehidupan
45. Self, adalah struktur kepribadian yang sebenarnya, self
dipandang sebagai interaksi antara organisme
(individu) dengan medan fenomena yang kemudian
membentuk self (“I”/”me”/”saya”).
46. Real self (keadaan diri individu saat ini)
47. Ideal self (keadaan individu yang ingin dilihat oleh
individu itu sendiri atau apa yang ingin dicapai oleh
individu itu)
48. Defensif (membela diri)
49. Conditions of worth (penghargaan bersyarat)
50. Kecemasan diartikan sebagai kondisi yang tidak
menyenangkan atau tekanan dari sumber yang tidak
diketahui
51. Ancaman merupakan kesadaran bahwa diri seseorang
tidak lagi utuh (kongruen)
52. Sikap defensif adalah perlindungan terhadap konsep
diri dari kecemasan dan ancaman dengan
penyangkalan atau distorsi dari pengalaman yang tidak
konsisten dengan konsep diri
53. Self actualizing/ karakterisitik pribadi yang
beraktualisasi diri
54. Memiliki keterbukaan terhadap pengalaman (opennes
to experience)
55. Memiliki kepercayaan pada diri sendiri (self-trust)
56. Mengevaluasi berdasar internalnya sendiri (internal
source evaluation)
57. Keinginan berkelanjutan untuk berkembang
(willingness to continue growing)
58. Sumber internal evaluasi berarti bahwa individu
mencari pada diri sendiri tentang jawaban atas
masalah eksistensi diri (introspeksi diri)
59. Inner (pikiran yang ada dalam dirinya)
60. Outer (tingkah laku yang diekspresikan)
61. Self disclosure (keterbukaan diri)
62. Unconditional positif regard berarti bahwa konselor
tidak melakukan penilaian dan penghakiman terhadap
perasaan, pikiran dan perilaku konseli berdasarkan
standar norma tertentu
63. Acceptance merupakan penghargaan yang spontan
terhadap konseli dan menerimanya sebagai individu
yang unik
64. Empathy atau deep understanding adalah kemampuan
konselor untuk memahami permasalahan konseli,
melihat melalui sudut pandang konseli, peka terhadap
perasaan konseli, sehingga konselor mengetahui
bagaimana konseli merasakan perasaannya
65. Pendekatan person centered adalah proses konseling
yang fleksibel dan tergantung dari proses komunikasi
antara konselor dan konseli memahami kerangka
acuan sudut pandang dalam diri konseli (internal frame
of reference) (penerimaan), adalah bentuk perilaku
konselor yang ditunjukkan pada konseli sebagai
penerapan sikap dasarnya yang ditunjukkan konselor
dengan: 1) menerima apa adanya konseli sebagai
pribadi yang unik, 2) tidak menolak (alih-alih
menyalahkan apa yang dikatakan konseli), dan 3) tidak
menyetujui apa yang dikatakan konseli
66. Lead/ Open Question (teknik bertanya), merupakan
tindakan konselor dengan mengajukan pertanyaan
kepada konselor agar memperoleh informasi yang
spesifik
67. Konseling gestalt adalah suatu pendekatan yang
eksistensial, fenomenologis, dan berpijak pada premis
bahwa individu harus mengerti konteks hubungan
dengan lingkungannya
68. Rigid (kepribadian yang kaku)
69. Proses konseling gestaltterdiri dari 5 (lima) fase yaitu
The Beginning Phase, Clearing the Ground, The
Existential Encounter, Integration, Ending
70. Teknik dalam pendekatan konselinggestalt antara lain
Kursi Kosong (Empty Chair), Top dog Versus Under
dog,Membuat Serial (making the rounds), “Saya
bertanggung jawab atas...” (“I TakeResponsibility
for....”), Bermain Proyeksi (Playing
Projection),Pembalikan (Reversal Technique), Latihan
Gladiresik (The RehearasalExperiment), Latihan
Melebih-Lebihkan (The Exaggeration Experiment),
Tetap pada Perasaan (Staying With the Feeling),
Bahasa “Saya” (“I” Language)
71. Pendekatan konseling berorientasi kognitif dan
perilaku diuraikan materi tentang pendekatan
konseling rational emotive behavior dan cognitive
behavior, pendekatan konseling behavior dan
pendekatan konseling realita
72. Pendekatan konseling perilaku pada dasarnya meliputi
empat area perkembangan utama yaitu classical
conditioning, operant conditioning, teori pembelajaran
sosial dan peningkatan perhatian terhadap faktor-
faktor kognitif yang mempengaruhi perilaku
73. Konseling rational emotive behavior lebih difokuskan
pada kerja berfikir (thinking) dan bertindak (acting)
74. Straight thinking merupakan strategi mengajarkan
berfikir lurus
75. Pandangan pendekatan rasional emotif, kepribadian
dikaji dari konsep kunci teori Ellis mencakup tiga pilar
yang membangun tingkah laku individu, yaitu
activating event, belief, emotional consequence,
disputing dan effect
76. Activating event yaitu peristiwa luar yang dialami
individu
77. Belief yaitu keyakinan, pandangan, nilai, atau
verbalisasi diri individu terhadap suatu peristiwa
78. Keyakinan seseorang ada dua macam yaitu keyakinan
rasional dan keyakinan yang tidak rasional
79. Keyakinan rasional adalah cara berfikir atau keyakinan
yang tepat, masuk akal, bijaksana dan produktif
80. Keyakinan yang tidak rasional merupakan keyakinan
atau sistem berfikir yang salah, tidak masuk
akal,emosional sehingga tidak produktif
81. Emotional consequence merupakan konsekuensi
emosional sebagai akibat atau reaksi individu dalam
bentuk perasaan senang atau hambatan emosi dalam
hubungannya dengan antecedent event
82. Konseli adalah individu yang memiliki sikap, persepsi,
cara berfikir, keyakinan serta pandangan-pandangan
irasional dan ilogis
83. Proses konseling rational emotive behavior memiliki
karakterisitik tahapan yaitu pembinaan hubungan
konseling, tahap pengelolaan pemikiran dan cara
pandang, tahap pengelolaan emosi atau afektif, tahap
pengelolaan tingkah laku.
84. Teknik konseling pendekatan rational emotive
behavior dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok
yaitu teknik kognitif, teknik emotif dan teknik behavior.
85. Beberapa teknik kognitif tersedia untuk konselor
adalah mempertanyakan keyakinan irasional,
pekerjaan rumah kognitif, mengubah gaya berbahasa
seseorang, dan metode pendidikan psikologi
86. Beberapa teknik konseling yang emotif adalah
imajinasi rasional emotif, penggunaan kekuatan dan
ketegaran, kartu kontrol emosional, proyeksi waktu
dan teknik melebih lebihkan
87. Teknik behavior terdiri dari teknik reinforcement,
teknik sosial modeling, dispute tingkah laku (behavioral
disputation, bermain peran (role playing), peran
rasional terbalik (rational role b=revesal),pengalaman
langsung (exposure),latihan menyerang rasa malu dan
teknik imitasi
88. Model model dalam social model antara lain live model
(digunakan untuk menggambarkan perilaku tertentu),
filmed models (suatu model perilaku yang difilmkan)
dan audio tape(konseli dapat mempelajari tingkah laku
dengan melihat dan mendengarkan orang lain)
89. Empat bidang pokok perkembangan konseling
behavior adalah classical conditioning, operant
conditioning, social learning theory dan cognitive
behavior counseling
90. Operant conditioning adalah jenis belajar dimana
perilaku semata-mata dipengaruhi oleh akibat yang
menyertainya
91. Hakikat manusia menurut pendekatan konseling
perilaku adalah manuasi bertingkah laku melalui
proses belajar, manusia berkembang melalui proses
kematangan dan belajar, manusia berinteraksi dengan
lingkungannya, manusia bersifat unik, manusia
memiliki kebutuhan bawaan dan yang dipelajari,
manusia bersifat reaktif dan manusia dipengaruhi oleh
aspek kognitifnya
92. Untuk memahami kepribadian manusia, dibagi menjadi
beberapa teori yaitu teori 1) pengkondisian
klasik(fungsi dari stimulus), 2) teori pengkondisian
operan(peran lingkungan dalam bentuk konsekuensi
yang mengikuti dari suatu tingkah laku),dan 3) teori
belajar sosial(tingkah laku dapat terbentuk melalui
observasi model secara langsung yang disebut dengan
imitasi dan melalui pengamatan tidak langsung yang
disebut dengan vicarious conditioning)
93. Belajar dengan asosiasi disebut dengan classical
conditioning
94. Lingkungan diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu
unconditioning stimulus (UCS) dan conditioning
stimulus(CS)
95. Unconditioning stimulus (UCS) adalah lingkungan yang
secara alamiah menimbulkan respon tertentu
96. Conditioning stimulus(CS) adalah tidak otomatis
menimbulkan respon bagi individu, kecuali ada
pengkondisian tertentu
97. Tujuan konseling perilaku adalah menciptakan kondisi
kondisi baru bagi konseli untuk belajar perilaku adaptif
98. Konseling perilaku kontenporer berarti menekankan
kepada peranan aktif konseli dalam memutuskan
tentang penanganan mereka
99. Konseling behavioral hakikatnya merupakan suatu
proses membantu individu untuk
“belajar”memecahkan masalah interpersonal,
emosional, dan keputusan tertentu
100. Tujuan konseling behavioraladalah mencapai
kehidupan tanpa mengalami tingkah laku simtomatik,
yaitukehidupan tanpa mengalami kesulitan atau
hambatan yang dapat menimbulkanketidakpuasan
dalam jangka panjang dan/atau mengalami konflik
dengankehidupan sosial
101. Tiga fungsi tujuan konseling behavioral, yaitu: (1)
sebagai refleksi masalah konseli dan dengandemikian
sebagai arah bagi proses konseling, (2) sebagai dasar
pemilihan danpenggunaan strategi konseling, dan (3)
sebagai kerangka untuk menilai konseling
102. Konseling behavioral merupakan suatu proses
membantu individu untuk belajar memecahkan
masalah interpersonal emosional, dan keputusan
tertentu
103. Prosedur konseling behavior adalah 1) pembinaan
hubungan baik, 2) identifikasi masalah (asesmen),
3)merumuskan tujuan (goal setting), implementasi
teknik (technique implementation), dan evaluasi dan
pengakhiran (evaluation dan termination).
104. Antecedent (pencetus perilaku)
105. Teknik konseling behavior terdiri dari 2 macam
yaitu teknik untuk meningkatkan tingkah laku dan
teknik untuk menurunkan tingkah laku
106. Shaping /pembentukan tingkah laku
107. Contingency contracting/ pembuatan kontrak
108. Extinction / penghapusan
109. Pembajiran/ flooding
110. Satiation/ penjenuhan
111. Punishment/ hukuman
112. Aversive terapy/ terapi aversi
113. Positive reinforcement/ penguatan positif yaitu
kejadian atau segala sesuatu yang dapat membuat
tingkah laku yang diinginkan berpeluang di ulang
karena bersifat disenangi
114. Langkah pemberian penguatan (reinforcement)
adalah: ident ifikasi masalah dengan analisis ABC,
memilih per ilaku target yang ingin diubah,
menetapkan data awal (baseline)
perilaku awal memilih reinforcement yang bermakna,
menentukan jadwal pember ian reinforcement dan
implementasi reinforcement positif
115. Token economy bertujuan mengembangkan
perilaku adaptif melalui pemberian reinforcement
dengan token
116. Langkah pengaplikasian token economy adalah:
mengidentifikasi masalah dengan analisis ABC,
menentukan perilaku target yang akan dicapai konseli,
menetapkan besaran harga/ poin token yang sesuai
perilaku target, menentukan waktu pemberian token
kepada konseli, menetapkan perilaku awal dari
program, memilih reinforcement yang sesuai bersama
konseli, memilih tipe token yang digunakan misalnya
bintang, stempel, kartu, mengidentifikasi pihak pihak
yang terlibat dalam program token economy,
menentukan jumlah dan frekuensi penukaran token,
membuat pedoman pelaksanakan token economy,
pedoman diberikan kepada konseli dan pihak yang
terlibat dan melakukan monitoring
117. Jenis meodeling dibagi menjadi tiga jenis yaitu live
models, symbolic models dan mutiple model
118. Modeling melibatkan empat proses yaitu
attentional, retention, production, motivational dan
vocarious learning
119. Teknik untuk menurunkan tingkah laku yaitu
penghapusan (extinction), time out, pembanjiran
(flooding),penjenuhan (satiation), hukuman
(punishment), terapi aversi, dan desensitisasi
sistematis
120. Penghapusan (extinction) adalah strategi
pengubahan perilaku dengancara menghentikan
reinforcement pada tingkah laku yang sebelumnya
diberireinforcement
121. Time out adalah strategi pengubahan perilaku
dengan cara menyisihkan peluang individu untuk
mendapatkan reinforcement positif
122. Flooding adalah teknik modifikasi perilaku dengan
cara membanjirikonseli dengan kondisi atau penyebab
kecemasan atau tingkah laku yangtidak dikehendaki
hingga konseli sadar bahwa sesuatu yang dicemaskan
tidakterjadi
123. Penjenuhan (satiation) adalah cara untuk
mengubah perilaku individudengan membuat konseli
jenuh terhadap suatu tingkah laku, sehingga tidak
bersedia melakukannya lagi
124. Hukuman (punishment) adalah intervensi operant
conditioning untuk mengurangi tingkah laku yang tidak
diinginkan
125. Terapi aversi digunakan untuk meredakan/
menghilangkan gangguanperilaku spesifik yang
melibatkan pengasosiasian tingkah laku
simtomatikdengan stimulus yang menyakitkan
sehingga tingkah laku yang tidakdiinginkan terhambat
kemunculannya
126. Desensitisasi sistematis merupakan teknik
konseling behavior yang memfokuskan bantuan untuk
menenangkan konseli dari ketegangan yang dialami
dengan cara mengajarkan konseli untuk rileks
127. Konseling realitas tentang hakekat manusia adalah
manusia terlahir dengan lima kebutuhan dasar,
perbedaan antara apa yang diinginkan dengan persepsi
tentang apa yang diperoleh merupakan sumber utama
dalam bertindak pada suatu peristiwa, semua perilaku
manusia dibentuk oleh tindakan, pikiran, perasaan,
kondisi fisiologis, perilaku manusia berasal dari dalam
diri, karenanya manusia harus bertanggungjawab atas
segala perilakunya dan manusia melihat dunia melalui
sistem perseptual
128. Teknik yang digunakan dalam pendekatan
konseling adalah metafora, konfrontasi, teknik
paradoksikal, pengembangan keterampilan,
renegosiasi, menggunakan kata kerja
129. Konseling singkat berfokus dapa solusi (solution
focused brief counseling) mempunyai asumsi bahwa
manusia itu sehat, mampu, memiliki kapasitas untuk
membangun, merancang ataupun mengkonstruksikan
solusi, sehingga individu tersebut tidak terus menerus
berkutat dalam problem yang sedang dihadapi
130. Tahapan konseling SFBC dimulai dari (1) pembinaan
hubungan kolaboratif antara konselor dan konseli, (2)
mengidentifikasi masalah yang memungkinkan adanya
solusi, (3) menetapkan tujuan konseling secara spesifik,
(4) menyusun alternatif solusi dengan melihat kondisi
pengecualian dan tindakan masa depan, dan (5)
evaluasi, tindak lanjut serta pemberian
motivasi(compliment)
131. Tahapan konseling naratif meliputi (1) membangun
hubungan baik; (2)berkolaborasi dengan konseli
membuat kesepakatan bersama untukmenyelesaikan
permasalahan; (3) mengeksplorasi masalah dan
strategipenyelesaiannya; (4) melakukan asesmen dan
mengidentifikasi bagaimana masalah tersebut
mengganggu konseli; (5) menetapkan tujuan dan
menemukan saat-saat ketika konseli tidak didominasi
atau berkecil hati oleh masalah dengan
132. mencari pengecualian untuk masalah ini; (6)
menemukan bukti historis untuk mendukung
pandangan baru konseli sebagai orang yang cukup
kompeten untukmenantang, mengalahkan, atau keluar
dari dominasi atau tekanan masalah; (7)meminta
konseli berspekulasi mengenai harapan masa depan
berdasarkan kekuatannya serta membebaskan konseli
menceritakan masalah masa lalunyayang menjenuhkan
agar dapat membayangkan dan merencanakan untuk
masadepan; (8) menciptakan dukungan untuk
memahami dan mendukung cerita baru;(9)
mengevaluasi perubahan pada diri konseli; (10)
mengakhiri kegiatankonseling
133. Teknik konseling naratif antara lain (1) pertanyaan
dan pertanyaanlagi; (2) eksternalisasi dan
dekonstruksi; (3) mencari hasil unik; (4) ceritaalternatif
dan penulisan ulang; serta (5) mendokumentasikan
bukti
134. Pendekatan konseling kreatif memiliki empat teori
konseling umum yang merujuk pada teoriRational
Emotive Behavior Therapy (REBT), Transactional
Analysis (TA),Reality Therapy, dan Gestalt Therapy
135. Impact therapy adalah pendekatan multi-indera
yang mengakui bahwa perubahanatau dampak tidak
hanya berasal dari pertukaran verbal, tetapi juga visual
dankinestetik
136. Impact therapy adalah pendekatan multi-indera
yang mengakui bahwa perubahan atau dampak tidak
hanya berasal dari pertukaran verbal, tetapi juga visual
dan kinestetik
137. Tahapan konseling meliputi lima tahap yaitu
diakronimkan dengan RCFF-C yaitu Rapport, Contract,
Focus, Funnel andClosing
138. Referal/alih tangan kasus dapat diartikan apabila
konselor telah mengerahkan segenap tenaga dan
kemampuannya untuk memecahkan masalah konseli,
tetapi belum berhasil, maka konselor yang
bersangkutan harus memindahkan tanggung jawab
pemberian bimbingan dan konseling kepada
pembimbing atau konselor lain/ orang lain yang lebih
mengetahui
139. Layanan konsultasi berarti sebuah proses berbagi
informasi dan ide kepada individu untuk
menggabungkan pengetahuan menjadi pola, membuat
kesepakatan menjadi keputusan dan yang menjadi
langkah berikutnya yang perlu dilakukan
140. Tujuh tahap dalam layanan konsultasi adalah
mengidentifikasi masalah, mengklarifikasi situasi
konsulti, mengidentifikasi tujuan, mengobservasi dan
merekam perilaku, mengembangkan rencana aksi,
konsulti melaksanakan rencana aksi, tindak lanjut
141. Enam langkah dalam layanan konsultasi adalah
masa sebelum masuk (pre entry), masuk (entry),
mengumpulkan informasi (gathering information),
pencarian solusi dan pemilihan intervensi
(implementation), penghentian(disengagement).
142. Lima tahap konsultasi menurut scott, royal dan
kissinger konsultasi adalah tahap awal (preliminary
stage), tahap ekslporasi dan penetapan tujuan
(exploration and goal setting stage), tahap intervensi
dan implementasi (intervention and implementation
stage, tahap hasil (outcome stage) dan tahap
pengakhiran (termination stage).
143. Layanan advokasi berarti menghilangkan kendala
perkembangan siswa, dan menciptakan peluang
belajar bagi semua siswa

2 Daftar materi yang sulit 1. Pendekatan konseling person centered


dipahami di modul ini 2. Pendekatan konseling gestalt
3. Pendekatan konseling Rational Emotive Behavior dan
Cognitive Behavior
4. Pendekatan konseling posmodern dan integratif
5. Layanan Advokasi

3 Daftar materi yang Layanan Referal, Konsultasi dan Advokasi


sering mengalami
miskonsepsi

Anda mungkin juga menyukai