Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.

A DENGAN
GANGGUAN NYERI AKUT PADA DIAGNOSA MEDIS POST
APPENDIKTOMI DI LANTAI 5 RUANG BEDAH RS CITRA
ARAFIQ TANGGAL 05 – 06 APRIL 2021

Disusun oleh :

Nama : Ariviana
Kelas : XI A
NIS : 192007208010
Keahlian : Keperawatan

SMK KEPERAWATAN PUSPITA MEDIKA

Jl. Masjid Al-Ikhlas No. 268 RT 003 RW 010, Kel. Cilangkap, Kec. Tapos,
Depok

1
HALAMAN PERSETUJUAN

Makalah ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Klien Tn. A dengan
Gangguan Nyeri Akut pada Diagnosa Medis Post Appendiktomi di Lantai 5
Ruang Bedah RS Citra Arafiq pada Tanggal 05 – 06 April 2021” telah disetujui
untuk diujikan pada sidang prakerin.

Depok, 21 April 2021

PEMBIMBING

Ns. Aulia Finaryati,S.Kep.

HALAMAN PENGESAHAN

Makalah ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Klien Tn. A dengan
Gangguan Nyeri Akut pada Diagnosa Medis Post Appendiktomi di Lantai 5

i
Ruang Bedah RS Citra Arafiq pada Tanggal 05 – 06 April 2021” telah disetujui
untuk diujikan dan dinyatakan “Lulus”.

Depok, 21 April 2021

PENGUJI PEMBIMBING

Ns. Selvi Widianingsih,S.Kep. Ns. Aulia Finaryati,S.Kep.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan kasih-Nya yang senantiasa menyertai dalam penyelesaian Studi Kasus
dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Klien Tn. A dengan Gangguan Nyeri

ii
Akut pada Diagnosa Medis Post Appendiktomi di Lantai 5 Ruang Bedah RS Citra
Arafiq pada Tanggal 05 - 06 April 2021”.

Selama proses penulisan Studi Kasus, penulis mendapat bimbingan dan


dukungan dari berbagai pihak. Maka perkenankan paada saat ini penulis
menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak dr. H. Rifky Fadilah, M.M. selaku Kepala Sekolah SMK Puspita
Medika.
2. Bapak Dr. Rickiko Hardi selaku Direktur RS Citra Arafiq.
3. Ibu Aulia Finaryati, S.Kep., Ns. Selaku pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu dan pikiran untuk membantu penulis dalam menyelesaikan
Studi Kasus ini.
4. Bapak Ns. Dedi Suryadi S.Kep. Selaku pembimbing Rumah Sakit
5. Ibu Selvi Widianingsih, S.Kep., Ns. Selaku Penguji sidang di SMK Puspita
Medika.
6. Guru – guru produktif.
7. Guru – guru SMK Puspita Medika.
8. Karyawan RS Citra Arafiq.
Penulis menyadari sepenuhnya Studi Kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun sangat dibutuhksn oleh penulis. Akhir kata, semoga Studi Kasus ini
dapat digunakan dalam proses pembelajaran dalam dunia pendidikan.

Depok, 21 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul....................................................................................................i
Halaman Persetujuan dan Pengesahan.............................................................. ii
Kata Pengantar..................................................................................................iii

iii
Daftar isi............................................................................................................iv
Bab I Pendahuluan :
A. Latar Belakang........................................................................................1
Pengertian Asuhan Keperawatan............................................................2
B. Tujuan......................................................................................................2
1. Tujuan Umum.....................................................................................2
2. Tujuan Khusus....................................................................................3
C. Ruang Lingkup........................................................................................3
D. Sistematika Penulisan..............................................................................4
Bab II Konsep Dasar :
A. Konsep Dasar Penyakit........................................................................5-8
1. Definisi dan Etiologi..................... ....................................................5
2. Tanda dan gejala.................................................................................6
3. Operasi Appendiktomi.......................................................................6
B. Konsep Dasar Kebutuhan.......................................................................6
1. Nyeri Akut..........................................................................................6
2. Nutrisi.................................................................................................9
Bab III Laporan Kasus :
A. Pengkajian...............................................................................................11
B. Diagnosa Keperawatan...........................................................................23
C. Intervensi................................................................................................24
D. Implementasi dan Evaluasi.....................................................................26
Bab IV Penutup :
A. Kesimpulan.............................................................................................31
B. Saran.......................................................................................................32
Daftar Pustaka....................................................................................................33

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Appendiktomi adalah pembedahan operasi pengangkatn apendiks
( Haryono, 2012 ). Appendiktomi merupupakan pengobatan melalui prosedur
tindakan operasi hanya untuk peyakit appendicitis atau penyingkiran /
pegangkatan usus buntu yang terinfeksi. Appendiktomi dilakukan sesegera
mungkin untuk menurunkan risiko perforasi lebih lanjut seperti peritonitis
atau abses ( Marijata dalam Pristahayuningtyas, 2015 ).

Pots Appendiktomi merupakan peristiwa setelah dilakukannya


tindakan pembedahan apendik yang mengalami inflamasi. Kondisi post
operasi dimulai saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan dan berakhir
sampai evaluasi selanjutnya. Pasien yang telah menjalani pembedahan
dipindahkan ke ruang perawatan untuk pemulihan post pembedahan
( memperroleh istirahat dan kenyamanan ) ( Muttaqin, 2009 ).

Aktivitas keperawatan post operasi berfokus pada peningkatan


penyembuhan pasien dan melakukan penyuluhan. Peran perawat yang
mendukung proses kesembuhan pasien yaitu dengan memberikan dorongan
kepada pasien untuk melakukan mobilisasi setelah operasi ( Potter & Perry,
2010 ). Mobilisasi penting dilakukan karena selain mempercepat proses
kesembuhan juga mencegah komplikasi yang mungkin muncul ( Muttaqin,
2008 ).

Asuhan Keperawatan meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan,


intervensi, implementasi dan evaluasi keperwatan.
Asuhan keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan secara langsung pada klien di berbagai tatanan
pelayanan kesehatan.
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis
untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi pasien baik fisik, mental, sosial, maupun spiritual dapat ditentukan.
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga,
atau masyarakat kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau
potensional. Intervensi keperawatan adalah panduan untuk perilaku spesifik
yang diharapkan klien atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat.
Intervensi dilakukan untuk membantu klien mencapai hasil yang diharapkan.
Implementasi keperawatan adalah penerapan atau pelaksanaan, tindakan
untuk menjalankan rencana yang telah dibuat. Evaluasi keperawatan adalah
proses menentukan objek atau suatu hal yang berdasarkan pada acuan-acuan
tertentu untuk menentukan tujuan tertentu.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Siswi mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Klien Tn. A
dengan Gangguan nyari akut pada Diagnosa Medis Post Appendiktomi di
Lantai 5 Ruang rawat bedah RS Citra Arafiq pada Tanggal 05 – 06 April
2021.

2. Tujuan Khusus
a. Siswi mampu melakukan pemeriksaan fisik Keperawatan pada Klien
Tn. A dengan Gangguan Nyeri Akut pada Diagnosa Medis Post
Appendiktomi di Lantai 5 Ruang Bedah RS Citra Arafiq pada Tanggal
05 – 06 April 2021.
b. Siswi mampu melakukan pengkajian Keperawatan pada Klien Tn. A
dengan Gangguan Nyeri Akut pada Diagnosa Medis Post
Appendiktomi di Lantai 5 Ruang Bedah RS Citra Arafiq pada Tanggal
05 – 06 April 2021.
c. Siswi mampu merumuskan diagnosa Keperawatan pada Klien Tn. A
dengan Gangguan Nyeri Akut pada Diagnosa Medis Post

2
Appendiktomi di Lantai 5 Ruang Bedah RS Citra Arafiq pada Tanggal
05 – 06 April 2021.
d. Siswi mampu membuat intervensi Keperawatan pada Klien Tn. A
dengan Gangguan Nyeri Akut pada Diagnosa Medis Post
Appendiktomi di Lantai 5 Ruang Bedah RS Citra Arafiq pada Tanggal
05 – 06 April 2021.
e. Siswi mampu membuat implementasi Keperawatan pada Klien Tn. A
dengan Gangguan Nyeri Akut pada Diagnosa Medis Post
Appendiktomi di Lantai 5 Ruang Bedah RS Citra Arafiq pada Tanggal
05 – 06 April 2021.
f. Siswi mampu membuat evaluasi Keperawatan pada Klien Tn. A
dengan Gangguan Nyeri Akut pada Diagnosa Medis Post
Appendiktomi di Lantai 5 Ruang Bedah RS Citra Arafiq pada Tanggal
05 – 06 April 2021.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan pada pemberian Asuhan Keperawatan pada Klien Tn.
A dengan Gangguan Nyeri Akut pada Diagnosa Medis Post Appendiktomi di
Lantai 5 Ruang Bedah RS Citra Arafiq pada Tanggal 05 – 06 April 2021.
Meliputi tahap pengkajian, keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang,
riwayat kesehatan dahulu, pola fungsi kesehatan, pengkajian fisik, data
penunjang, therapy saat ini, data fokus, analisa data, diagnosa keperawatan,
rencana keperawatan, implementasi dan evaluasi keperawatan.

D. Sistematika Penulisan
1. Bab 1 Pendahuluan :
a. Latar Belakang
b. Tujuan
c. Ruang Lingkup
d. Sistematika Penulisan
2. Bab 2 Konsep Dasar :

3
a. Konsep Dasar Penyakit
b. Konsep Dasar Kebutuhan
3. Bab 3 Laporan Kasus :
a. Pengajian
b. Diagnosa Keperawatan
c. Intervensi
d. Implementasi
e. Evaluasi
4. Bab 4 Penutup :
a. Kesimpulan
b. Saran
c. Daftar Pustaka

4
BAB II
KONSEP DASAR
A. Konsep Dasar Penyakit Apendicitis
1. Definisi Apendicitis
Apendisitis adalah suatu proses obstruksi yang disebabkan oleh benda
asing batu feses kemudian terjadi proses infeksi dan disusul oleh
peradangan dari apendiks verivormis (Nugroho, 2011). Apendisitis
merupakan peradangan yang berbahaya jika tidak ditangani segera bisa
menyebabkan pecahnya lumen usus (Williams & Wilkins, 2011).
Apendisitis adalah suatu peradangan yang berbentuk cacing yang
berlokasi dekat ileosekal (Reksoprojo, 2010).Apendisitis adalah
peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing. Infeksi ini
bisa mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan tindakan
bedah segera untuk mencegah komplikasi yang umumnya berbahaya
(Sjamsuhidajat, 2010).

2. Etiologi Appendicitis
Apendisitis akut merupakan infeksi bakteria. Berbagai hal menjadi faktor
penyebabnya. Sumbatan lumen apendiks merupakan faktor pencetus
disamping hyperplasia jaringan limfe, batu feses, tumor apendiks, dan
cacing askaris dapat juga menyebabkan sumbatan. Penyebab lain yang
diduga menimbulkan apendisitis yaitu erosimukosa apendiks karena
parasit seperti E.Histolytica.

Banyak faktor yang diduga membuat seseorang mengalami radang usus


buntu, di antaranya:

a. Hambatan pada pintu rongga usus buntu.


b. Penebalan atau pembengkakan jaringan dinding usus buntu karena
infeksi di saluran pencernaan atau di bagian tubuh lainnya.
c. Tinja atau pertumbuhan parasit yang menyumbat rongga usus buntu.
d. Cedera pada perut.

5
3. Tanda dan Gejala Apendicitis
a. Nyari perut mendadak yang dimulai di sisi kanan perut bagian bawah.
b. Nyeri perut yang bermula di sekitar pusar. Lalu berpindah e perut
bagian kanan bawah.
c. Nyeri perut kanan bawah yang terasa semakin buruk saat batuk,
berjalan, atau, bergerak.
d. Mual dan muntah.
e. Kehilangan nafsu makan.
f. Demam.
g. Konstipasi atau diare.
h. Kembung.
4. Operasi Appendiktomi
Operasi usus buntu atau apendektomi adalah operasi untuk
mengangkat usus buntu atau umbai cacing (appendix) yang telah
terinfeksi (apendisitis). Usus buntu merupakan organ berbentuk kantung
kecil yang menonjol keluar dari usus besar. Operasi usus buntu termasuk
salah satu tindakan darurat medis.

B. Konsep Dasar Kebutuhan Dasar Manusia


1. Gangguan Nyeri Akut
a. Definisi Nyeri Akut
Nyeri akut adalah kondisi sakit dan tidak nyaman yang  biasanya
muncul tiba-tiba dan hanya terjadi sebentar. Kondisi nyeri akut
umumnya terjadi akibat ada cedera di jaringan tubuh seperti tulang,
otot, maupun organ dalam.

b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Nyeri Akut


1) Tahap perkembangan
Usia dan tahap perkembangan seseorang merupakan variable penting
yang akan memengaruhi reaksi dan ekspresi terhadap nyeri. Dalam
hal ini, anak – anak cenderung kurang mampu mengungkapkan nyeri

6
yang mereka rasakan dibandingkan orang dewasa, dan kondisi ini
dapat menghambat penanganan nyeri untuk mereka. Di sisi lain,
prevalensi nyeri ada individu lansia lebih tinggi karena penyakit akut
atau kronis dan degenerativeyang diderita. Walaupun ambang batas
nyeri tidak berubah karena penuaan, efek analgesik yang diberikan
menurun karena perubahan fisiologis yang terjadi (Mubarak et al.,
2015).
2) Jenis kelamin
Beberapa kebudayaan yang memengaruhi jenis kelamin misalnya
menganggap bahwa seorang anak laki –laki harus berani dan tidak
boleh menangis, sedangkan anak perempuan boleh menangis dalam
situasi yang sama. Namun, secara umum, pria dan wanita tidak
berbeda secara bermakna dalam berespon terhadap nyeri (Mubarak
et al., 2015).
3) Keletihan
Keletihan atau kelelahan dapat meningkatkan persepsi nyeri.Rasa
kelelahan menyebabkan sensasi nyeri semakin intensif dan
menurunkan kemampuan koping.Hal ini dapat menjadi masalah
umum pada setiap individu yang menderita penyakit dalam jangka
waktu lama.Apabila keletihan disertai kesulitan tidur, maka persepsi
nyeri bahkan dapat terasa lebih berat lagi. Nyeri seringkali lebih
berkurang setelah individu mengalami suatu periode tidur yang lelap
diabandingkan pada akhir hari yang melelahkan (Perry & Potter,
2009).
4) Lingkungan dan keluarga
Lingkungan yang asing, tingkat kebisingan yang tinggi, pencahayaan
dan aktivitas yang tinggi di lingkungan tersebut dapat memerberat
nyeri.Selain itu, dukungan dari keluarga dan orang terdekat menjadi
salah satu faktor penting yang memengaruhi persepsi nyeri individu.
Sebagai contoh, individu yang sendiriaan, tanpa keluarga atau teman
–temang yang mendukungnya, cenderung merasakan nyeri yang

7
lebih berat dibandingkan mereka yang mendapat dukungan dari
keluarga dan orang –orang terdekat (Mubarak et al., 2015).
5) Ansietas (kecemasan)
Hubungan antara nyeri dengan kecemasan bersifat kompleks.
Kecemasan terkadang meningkatkan persepsi terhadap nyeri, tetapi
nyeri juga menyebabkan perasaan cemas. Dalam teorinyamelaporkan
bahwa stimulus nyeri yang mengaktivasi bagiandari sistem limbic
dipercaya dapat mengontrol emosi, terutama kecemasan. Sistem
limbik memproses reaksi emosional terhadap nyeri, apakah dirasa
mengganggu atau berusaha untuk mengurangi nyeri.
6) Suku bangsa
Nilai-nilai dan kepercayaan terhadap budaya mempengaruhi
bagaimana seseorang individu mengatasi rasa sakitnya. Individu
belajar tentang apa yang diharapkan dan diterima oleh budayanya,
termasuk bagaimana reaksi terhadap nyeri. Beberapabudaya percaya
bahwa menunjukan rasa sakit adalah suatu hal yang wajar.
Sementara budaya yang lain lebih cenderung untuk tertutup. Ada
perbedaan makna dan perilaku yang berhubungan dengan nyeri
antara beragam kelompok budaya. Suatu pemahaman yang baik
tentang makna nyeri berdasarkan budaya seseorang akan membantu
perawat dalam membuat rencana asuhan keperawatan yang lebih
relevan untuk nyeri yang dialami.

c. Penyebab Nyeri akut


1) Peradangan sendi dan masalah sendi lainnya.
2) Masalah tulang belakang.
3) Cedera berulang akibat aktivitas rutin, misalnya pada atlet yang
melempar bola terus-menerus.
4) Patah tulang.
5) Luka pada lambung.
6) Habis dioperasi.

8
2. Kurangnya Pemasukan Kebutuhan Nutrisi
a. Definisi Nutrisi
Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh.
Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti: karbohidrat,
protein, lemak, air, vitamin, dan mineral (A. P. Potter & Perry, 2010).

b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Nutrisi


1) Pengetahuan
Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergizi dapat
mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan
oleh kurangnya informasi, sehingga dapat terjadi kesalahan dalam
pemenuhan kebutuhan gizi (Hidayat, 2008).

2) Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan yang bernilai
gizi tinggi, dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di
beberapa daerah tempe yang merupakan sumber protein yang baik dan
murah, tetapi tidak digunakan sebagai makanan sehari-hari karena
masyarakat menganggap bahwa mengkonsumsi tempe dapat
merendahkan status derajat (Hidayat, 2008).

3) Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan
tertentu dapat juga mempengaruhi status gizi. Misalnya, di beberapa
daerah terdapat larngan makan pisang dan papaya bagi para gadis
remaja. Padahal makanan itu merupakan sumber vitamin yang baik
(Hidayat, 2008).

4) Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak

9
memperoleh zat-zat gizi yang dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat
mengakibatkan banyak terjadi kasus malnutrisi pada remaja karena
asupan gizinya tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh
(Hidayat, 2008).

5) Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi. Penyediaan
makanan bergizi membutuhkan dana yang tidak sedikit, sehingga
perubahan status gizi dipengaruhi oleh status ekonomi. Dengan kata
lain, orang dengan status ekonomi kurang biasanya kesulitan dalam
penyediaan makanan bergizi dan sebaliknya (Hidayat, 2008).

10
BAB III

LAPORAN KASUS

FORMAT PENGKAJIAN RUMAH SAKIT

Tanggal masuk : Sabtu, 3 April 2021

Jam : 16. 30

No RM : 094166

Tanggal pengkajian : 05 – 06 April 2021

Jam : 14. 30

Diagnosa medis : Post operasi Appendiktomi

A. Pengkajian
1. Identitas pasien dan penanggung jawab

Identitas pasien Identitas penanggung jawab


Nama : Tn. A Nama : Ny. S
Umur : 25 tahun Umur : 24 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Jenis kelamin : Laki - laki Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jl BBD VI 163 Alamat : JL BBD VI 163

Suku / bangsa : Jawa Suku / bangsa : Jawa


Pekerjaan : Karyawan swasta Pekerjaan : Karyawan
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Status : Sudah kawin Status : Sudah kawin
Hub dgn klien : Istri klien

11
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri sehabis operasi, nyeri terjadi dimulai
setelah klien menjalani perawatan post op hari pertama. Nyeri
dibagian perut kanan bawah. ia mengatakan nyeri nya hilang
timbul.
b. Riwayat kesehatan sekarang
1) Waktu terjadinya sakit
Klien mengatakan sudah sakit sejak 5 hari yang lalu.
2) Proses terjadinya sakit
Klien mengatakan, saat sakit ia langsung meminum obat
warung agar sakitnya hilang. Namun karna sakit yang tak
kunjung hilang, klien memutuskan untuk berobat di klinik
dekat rumahnya. Setelah sampai disana, ternyata dokter
menyarankan untuk melakukan operasi di rumah sakit.
Akhirnya klien dirujuk dari klinik tersebut ke rumah sakit
Citra Arafiq. Di Arafiq, klien terlibih dahulu melakukan
pemeriksaan laboratorium. Setelahnya barulah klien
menunggu jadwalnya untuk di operasi.
3) Upaya yang telah dilakukan
Klien awalnya meminum obat warung, dan meminum obat
yang diberikan di klinik.
4) Hasil pemeriksaan sementara / sekarang
Klien tampak meringis. Ttv : TD : 90/70 mmHg.
S : 36,5 ° C. RR : 27x/menit. N : 90x/menit.
Skala nyeri : 4 - 6

3. Riwayat kesehatan dahulu


a. Penyakit dahulu
Klien mengatakan dahulu pernah mengalami penyakit di buah
zakar nya.

12
b. Dirawat di RS
Klien mengatakan sebelumnya pernah dirawat di rumah sakit.
c. Alergi obat / makanan
Klien mengatakan tidak mengalami riwayat alergi obat maupn
makanan.
d. Obat-obatan sekarang
1) Promag
2) Polysilane

e. Riwayat kesehatan keluarga


Klien mengatakan kedua orang tua nya tidak memiliki riwayat
penyakit, klien juga mengatakan istri serta anaknya tidak memiliki
riwayat penyakit.
f. Genogram

Keterangan :

1) : Laki – laki

2) : Klien

3) : Perempuan

13
4. Pola fungsi kesehatan
a. Pola manajemen kesehatan – persepsi kesehatan
1) Tingkat pengetahuan kesehatan / penyakit
Klien tidak mengetahui penyakit yang di deritanya, namun
melakukan upaya berobat ke dokter praktek dekat rumahnya.
2) Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan
Klien mengatakan kalau ia sakit ia terlebih dahulu meminum
obat warung, jika tak ada perubahan barulah ia pergi ke klinik /
puskesmas.
3) Faktor – faktor resiko sehubungan dengan kesehatan
Klien mengatakan suka memakan makanan pedas.

b. Pola aktivitas dan latihan


1) Sebelum sakit

Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan 
Mandi 
Berpakaian 
Eliminasi 
Mobilisasi di tempat tidur 
Berpindah 
Ambulansi 
Naik tangga 

2) Saat sakit

Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan 
Mandi 
Berpakaian 
Eliminasi 
Mobilisasi di tempat tidur 
Berpindah 
Ambulansi 
Naik tangga 

14
Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Di bantu sebagian
2 : Di bantu orang lain
3 : Di bantu orang dan perawatan
4 : Ketergantungan / tidak mampu
Ketergantungan aktivitas karna nyeri di perut.

c. Pola istirahat dan tidur


1) Sebelum sakit
Klien mengatakan tidur nya normal 8 – 10 jam.
2) Saat sakit
Klien mengatakan tidur nya normal tapi sering terbangun karna
nyeri di perut nya.

d. Pola nutrisi dan metabolik


1) Sebelum sakit
Klien mengatakan makan nya normal 3x / hari.
2) Saat sakit
Klien mengatakan tidak nafsu makan, makan ¼ porsi. Klien
mengeluh mual, tampak lemas.

e. Pola eliminasi
1) Sebelum sakit
Klien mengatakan BAB dan BAK sebelumnya normal.

2) Saat sakit
Klien mengatakan semenjak sakit BAB dan BAK nya masih
normal.

f. Pola kognitif dan perceptual

15
1) Sebelum sakit
Klien tidak mengalami masalah dalam konsep fikir dan
presepsinya.
2) Saat sakit
Klien tidak mengalami masalah dalam konsep fikir dan
presepsinya.

g. Pola konsep diri


1) Sebelum sakit
Klien mengatakan selalu bersyukur dan dapat menerima kondisi
fisik nya.
2) Saat sakit
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan kembali beraktifitas
seperti biasanya.

h. Pola toleransi stress-koping


1) Sebelum sakit
Klien mengatakan saat ada masalah ia selalu bercerita dengan
keluarganya.
2) Saat sakit
Klien mengatakan saat ini ia hanya bisa bercerita / mengeluh
hanya dengan istri dan ibu nya saja.

i. Pola reproduksi-seksualitas
1) Sebelum sakit
Klien mengatakan sudah menikah dan memiliki 1 anak.

2) Saat sakit
Klien mengatakan saat sakit ia tidak ada masalah pada
reproduksi dan seksualitasnya.

16
j. Pola hubungan peran
1) Sebelum sakit
Klien mengatakan anak pertama dari 2 bersaudara dan sudah
punya istri dan 1 anak.
2) Saat sakit
Klien mengatakan anak pertama dari 2 bersaudara dan sudah
punya istri dan 1 anak.

k. Pola nilai dan keyakinan


1) Sebelum sakit
Klien beragama islam dan selalu melaksanakan sholat 5 waktu.
2) Saat sakit
Klien mengatakan selalu sholat 5 waktu kecuali saat post op
hari pertama.

5. Pengkajian fisik
a. Penampakan umum

Keadaan umum Sedang

Kesadaran Compos mentis


BB 47 kg
TB 163 cm
IMT 17,6 (kurang)
TTV TD : 90/70 mmHg RR : 27x/menit
Suhu : 36,5 ° C N : 90x/menit

b. Kepala dan leher


1) Rambut
Rata, tidak kotor, berwarna hitam pekat, rambut lurus, tidak
berminyak.
2) Mata

17
Konjungtiva tidak anemis dan sklera tidak ikterik. penglihatan
tidak kabur, pupil refleks terhadap cahaya, kedua bola mata
bergerak simetris.
3) Telinga
Bentuk telinga simetris, ukuran telinga sama, lubang telinga
bersih, tidak menggunakan alat bantu dengar.
4) Hidung
Hidung simetris, tidak terjadi sumbatan, lubang hidung bersih,
tidak ada sinus.
5) Mulut
Mulut bersih, bibir pucat dan kering, gigi bersih, gusi berwarna
normal.
6) Leher
Tidak ada benjolan, simetris, tidak ada penonjolan vena
jugularis, tidak ada penonjolan gondok.
7) Dada
Frekuensi nafas 27x/menit
Bentuk dada simetris, bunyi nafas vesikuler.
8) Abdomen
Bentuk simetris, terdapat luka operasi, luka bersih, tidak ada
infeksi, panjang luka kurang lebih 5 cm. Mengeluh nyeri pada
luka operasi. Tidak ada tanda – tanda infeksi. Tampak selalu
memegangi perutnya. Skala nyeri 4 – 6.
9) Inguinal dan gnitalia
Genitalia tampak bersih, BAB, BAK normal.
10) Ekstremitas
Tangan terpasang infus
a) Kekuatan otot

5 5
5 5

18
Keterangan :
1 : Tidak ada pergerakan otot
2 : Pergerakan otot yang dapat terlihat namun tidak
ada pergerakan sendi
3 : Pergerakan sendi namun tidak dapat melawan
gravitasi
4 : Pergerakan melawan gravitasi namun tidak
melawan tahanan
5 : Pergerakan melawan tahanan namun kurang dari
normal
6 : Kekuatan normal

6. Data penunjang
a. Hemoglobin : 14,0
b. Hematokrit : 41
c. Trombosit : 285.000
d. Rdw-Cv : 12
e. Neutrofil : 84
f. Lymphosit : 10
g. Monosit :5
h. Eosinofil :1
i. Swab antigen covid-19 : Negatif

7. Therapy saat ini

Jenis therapy Dosis Cara pemberian


Cefatoxime 1x 500 gr Injeksi
Infus rl 20 tpm Injeksi
Metronidazole 1x 500 gr Injeksi
Ondansetron 8 mg Oral

19
DATA FOKUS

Data subyektif Data obyektif

Klien mengatakan nyeri dibagian Klien nampak meringis


luka oprasinya. N : 90x/menit.

20
Klien mengatakan jika ia Klien hanya mengabiskan ¼
kehilangan nafsu makan nya. makanan nya.

Klien mengatakan tidak nyaman Klien terlihat selalu memegangi


karna ada luka operasi di perut nya. perut nya.

Klien mengatakan perut nya nyeri Klien nampak kesakitan saat ia


apabila badannya bergerak atau menggerakkan tubuhnya.
tersenggol. Skala nyeri 4 - 6

Klien mengatakan merasa mual saat Saat di kaji klien beberapa kali
makanan masuk ke dalam terlihat mual, dan klien terlhat
mulutnya. lemas.

ANALISA DATA

No Symtom Etiology Problem


.
1. Ds : Agen injuri Nyeri akut
a. Klien
biologis
mengatakan

21
nyeri
dibagian luka
operasinya
b. Klien
mengatakan
tidak nyaman
karna luka
operasi di
perutnya
c. Klien
mengatakan
perut nya
nyeri apabila
badannya
bergerak atu
tersenggol
Do :
a. Klien nampak
meringis
b. Klien terlihat
selalu
memegangi
perut nya
c. Klien nampak
kesakitan saat
ia mencoba
merubah
posisinya.
Skala nyeri 4 -
6

2. Ds : Intake yang Gangguan


a. Klien kurang adanya ketidakseimbangan
mengtakan
gangguan mual nutrisi kurang dari
jika ia
kehilangan kebutuhan tubuh
nafsu makan
nya
b. Klien
mengatakan
merasa mual
saat makanan
masuk ke
dalam mulut
nya
Do :

22
a. Klien hanya
menghaiskan
¼
makanannya
b. Saat di kaji,
klien beberapa
kali terlihat
mual

A. PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis ditandai
dengan skala nyeri 4-6
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis ditandai
dengan skala nyeri 4-6.
2. Gangguan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan Intake yang kurang adanya gangguan
mual.

23
C. RENCANA KEPERAWATAN

Hari / Jam No Tujuan dan Intervensi Ttd


Tgl Dx Kriteria
Hasil
Senin / 14.10 1. Tujuan : -Kaji karakteristik
- Mampu
5 nyeri
mengontrol
April nyeri -Monitor luka/perban
- Melaporkan
2021 klien
bahwa nyeri

24
berkurang -Anjurkan pasien
dengan
untuk relaksasi nafas
menggunakan
manajemen dalam
nyeri
-Bantu klien belajar
- Mampu
15.30 mengenali nyeri mobilisasi ringan dan
(skala,
bertahap.
intensitas,
15.45 frekuensi, dan -Berikan obat pereda
tanda nyeri )
nyeri : cefotaxime
- Mengatakan
rasa nyaman
setelah nyeri
berkurang
- Tanda vital
dalam rentang
normal
16.00
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
2×24 jam
gangguan nyeri
akut pasien
teratasi.
K/H :
-Skala nyeri
klien 0-3
-Klien
mengatakan
sudah lebih
nyaman
-Klien
mengatakan
nyeri sedikit
berkurang
-Klien
mengatakan
sudah lebih
rileks
-Nadi 80x/menit
-Klien
mengatakan
sudah sering

25
bergerak

17. 30 2. Tujuan : -Kaji pola makan


- Berat badan
klien
ideal sesuai
dengan tinggi -Monitor mual klien
badan
-Anjurkan klien
- Tidak ada
tanda malnutrisi makan sedikit tapi
- Tidak terjadi
sering, dan anjurkan
penurunan berat
badan yang untuk makan selagi
berarti
hangat
Setelah - Colaborasi untuk
dilakukan
berikan obat pereda
tindakan
keperawatan mual : Ondansetron
2×24 jam
gangguan nyeri
akut pasien
teratasi.
K/H :
-Klien
mengatakan
bahwa mual nya
berkurang
-Klien
menghabiskan
3/4 makanannya
-Klien terlihat
lebih segar

D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari / Jam No Implementasi Evaluasi Tgl


Tgl Dx

Senin 14.10 1. -Mengkaji karasteristik S : Skala nyeri


pasien 4-6.
5 nyeri
April R/H : O : - P : nyeri

26
2021 Skala nyeri 4-6, klien abdomen
masih terlihat meringis post
-Memonitor oprasi.
15.30 - Q : nyeri
luka/perban klien
terasa
R/H : sakit
seperti
Luka tidak terjadi
ditusuk
infeksi, bersih atau kaku.
- R : rasa
-Menganjurkan klien
sakitnya
15.45
untuk relaksasi nafas terfokus
pada satu
dalam
titik.
R/H : - S : skala
nyeri 4-6.
Klien jauh lebih
- T : nyeri
rileks,denyut nadi muncul
secara
klien kembali normal
terus-
-Membantu klien menerus.
mobilisasi ringan dan
A : Tujuan
16.00
bertahap sedikit
tercapai,
R/H :
masalah
-klien sudah dapat belum
teratasi.
mobilisasi sedikit demi
sedikit, klien nampak P : Tindakan
dilanjutkan
lebih rileks
.
-Memberikan obat
pereda nyeri :
16.10
cefatoxime melalui
injeksi intravena
R/H :
-Nyeri klien hilang
timbul
17.30 2. -Mengkaji pola makan S : Klien
klien mengatakan
R/H : jika ia masih

27
Klien hanya memakan tak nafsu
¼ makan nya makan,
-Memonitor mual tetapi mual
R/H : nya sedikit
Beberapa kali merasa berkurang,
mual klien
-Menganjurkan klien mengatakan
makan sedikit tapi sedikit-
sering, anjurkan juga sedikit
untu makan selagi makan tetapi
hangat. ia masih tak
R/H : nafsu makan
Klien mengatakan
sedikit-sedikit makan O : Klien hanya
tetapi ia masih tak memakan ¼
nafsu makan makanan
-Memberikan obat nya,klien
mual : Ondansetron mengatakan
R/H : beberapa
Klien mengatakan kali mual
mual nya berkurang
sedikit A : Tujuan
sedikit
tercapai.
masalah
belum
teratasi

P : Tindakan
dilanjutkan

28
Hari / Jam No Implementasi Evaluasi
Tgl Dx
Selasa 09.00 1. -Memonitor luka / P : Klien
6 perban klien mengatakan
April R/H : jika ia sudah
2021 Luka tidak ada lumayan
infeksi,bersih, tidak sering
ada kemerahan mengubah
disekitar luka posisinya
09.15 -Membantu klien (miring
mobilisasi ringan kanan,kiri),
dan bertahap klien juga
R/H : sudah merasa
Klien mengatakan nyaman, skala
jika ia sudah nyeri 0-3
lumayan sering
mengubah posisinya O : - P : sudah
tidak nyeri
menjadi miring,klien
abdomen post
juga sudah merasa oprasi.
- Q : nyeri
nyaman
sudah tidak
10.00 -Memonitor TTV terasa sakit.
- R : tidak
R/H :
ada rasa yang
TD : 110/80 mmhg terfokus
sakitnya pada
S : 36,4
satu titik.
N : 83x/menit - S : skala
nyeri 0-3.
RR : 25x/menit
- T : tidak
11.00 -Memberikan obat terdapat nyeri
yg muncul
injeksi :
secara kadang-
Metronidazole kadang bila
bergerak.
R/H :

29
Skala nyeri 0-3
Wajah klien terlihat A : Masalah
lebih segar teratasi, tujuan
tercapai

P : Tindakan
dihentikan

07.30 2. -Mengkaji pola S : Klien


makan klien mengatakan
R/H : mual nya
Klien terlihat berangsur
menghabiskan 3/4 angsur hilang
makanan nya namun
-Memonitor mual beberapa kali
klien ia masih mual,
R/H : Klien
Klien mengatakan mengatakan
mual nya berangsur nafsu makan
angsur hilang namun nya
beberapa kali ia meningkat,
masih mual Klien
-Menganjurkan klien mengatakan
untuk makan sedikit sudah tidak
tapi sering, dan merasa mual
makan selagi hangat lagi
R/H :
Klien mengatakan O : Klien terlihat
nafsu makan nya menghabiskan
meningkat 3/4 makanan

30
-Memberikan obat nya
mual : ondansetron
R/H : A : Masalah
Klien mengatakan teratasi, tujuan
sudah tidak merasa tercapai
mual lagi
P : Tindakan
dihentikan

BAB IV

PENUTUP

Demikian berdasarkan tujuan asuhan keperawatan yang dilakukan


penulis pada pasien dengan dengan gangguan nyeri akut pada diagnosa medis
Post Appendiktomi di lantai 5 ruang bedah RS Citra Arafiq, maka penulis
memberikan kesimpulan serta saran untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan
asuhan keperawatan antara lain :

31
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pada tujuan laporan kasus yang penulis buat, maka penulis
menyimpulkan beberapa hal antara lain :
1. Pengkajian pada pasien dengan gangguan nyeri akut pada diagnosa medis
apendicitis terfokus pada kaji karakteristik nyeri, observasi luka post
operasi, pemberian obat dan kaji pola makan pasien. Pengetahuan pasien
mengenai penyakit. Semua pengkajian diperoleh langsung dari pasien serta
keluarga pasien mengguanakan metode wawancara.
2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada laporan kasus ini ada dua yaitu
Gangguan nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis ditandai
dengan skala nyeri 4-6, Kedua yaitu Gangguan ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan dalam
pemasukan atau mencerna makanan di tandai dengan nafsu makan
berkurang.
3. Dalam perencanaan keperawatan laporan kasus asuhan keperawatan pada
pasien dengan Gangguan nyeri akut pada diagnosa medis Post
Appendiktomi, mengidentifikasi tanda dan gejala nyeri, melakukan
perawatan kaji karakteristik nyeri dan observasi luka post operasi.
4. Implementasi keperawatan yang dimulai dari tanggal 05 – 06 April 2021
untuk mengatasi masalah – masalah keperawatan yang muncul pada kasus
ini dengan fasilitas yang berada di ruangan mendukung penulis dalam
melakukan tindakan – tindakan kepada pasien.
5. Evaluasi keperawatan merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan
dimana terdapat catatan SOAP merupakan singkatan dari Subjektif,
Objektif, Assesment/penilaian dan Plan/perencanaan.

B. SARAN
Berdasarkan kasus yang diambil penulis dengan judul asuhan keperawatan
pada pasien dengan Gangguan nyeri akut pada diagnosa medis Post

32
Appendiktomi di lantai 5 ruang bedah RS Citra Arafiq, demi kebaikan
selanjutnya maka penulis menyarankan kepada :

1. Bagi perawat
Peran perawat sangat penting dalam proses penyembuhan pasien, oleh
karena itu asuhan keperawatan yang di berikan kepada pasien harus
optimal

2. Bagi pasien
Pasien disarankan untuk selalu memantau kesehatan nya,karena
kesehatan sangatlah penting dalam kehidupan. Seperti melakukan
olahraga teratur, menjaga pola makan dan menjaga pola istirahat dan
tidur

3. Bagi keluarga pasien


Keluarga pasien disarankan lebih memperhatikan kesehatan pasien dan
menjaga kesehatan pasien dengan pola makan yang teratur, berolahraga
sesuai kemampuan

DAFTAR PUSTAKA

Dewi Puspitasari, dkk. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi, Surakarta, Juni 2018.


Dewi Puspitasari, dkk. Penanganan Nyeri, Surakarta, Juni 2018.
Dewi Puspitasari, dkk. Proses Keperawatan, Surakarta, Juni 2018.
Buku Dokumentasi keperawatan, Tri Prabowo S. Kp., M.Sc.,

33
Buku tulis KDM, Format PQRST.
Buku tulis KDM, Tingkat Kesadaran Pasien.
Buku tulis KDTK, LKS KDTK jilid 5 Prosedur Pemeriksaan Fisik
Diagnosa Keperawatan, NANDA.
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id

34

Anda mungkin juga menyukai